BAB 2. ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE COMMON SIZE PERCENTAGE, COST OF CAPITAL DAN PERCENTAGE OF SALES PADA PT ADHI KARYA. Tbk PERIODE 2010-2015.pdf

(1)

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan posisi perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan intern perusahaan dan adapun untuk laporan lebih luas dilakukan 1 tahun sekali. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang dimiliki perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi atau menghindari ancaman yang mungkin timbul sekarang dan dimasa yang akan datang.

Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Hery (2014:3) Laporan keuangan (financial statements) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis.

Pengertian lain tentang laporan keuangan yaitu merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data yang keuangan perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan, antara lain : para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, investor dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomilisi, serta pihak-pihak lainnya.

Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Horngren (2013:2)

Financial statements are the business documents that companies use to report the results of their activities to various user groups, which can include managers,


(2)

investors, creditors, and regulatory agencies. In turn, these parties use the reported information to make a variety of decisions, such as whether to invest in or loan money to the company, yang artinya (Laporan keuangan adalah dokumen bisnis yang digunakan perusahaan untuk melaporkan hasil kegiatan mereka ke berbagai kelompok pengguna yang dapat mencakup manajer, investor, kreditor, dan badan pengatur. Pada gilirannya pihak ketiga ini menggunakan informasi yang dilaporkan untuk membuat berbagai keputusan, seperti apakah yang akan berinvestasi atau pinjaman uang kepada perusahaan)

Sedangkan menurut Kasmir (2014:7) mendefinisikan pengertian laporan keuangan adalah: ―Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu‖.

Dan menurut Berk (2012:25) financial statements Accounting reports issued by a firm quarterly and/or annually that present past performance information and a snapshot of the firm’s assets and the financing of those assets, yang artinya (Laporan keuangan adalah Akuntansi laporan yang dikeluarkan oleh informasi perusahaan kuartalan dan / atau tahunan yang hadir masa lalu kinerja dan snapshot dari aset perusahaan dan pembiayaan aset tersebut).

Dengan melihat laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan, dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, struktur modal perusahaan, ke efektifan pengunaan aktiva, hasil usaha untuk pendapatan yang diperoleh, dan beban yang dibayar perusahaan yang bersangkutan.

Dari penelitian para ahli diatas maka dapat disimpulkan laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan dari periode ke periode tertentu yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan manajemen puncak perusahaan ataupun investor yang ingin menanamkan investasi pada suatu perusahaan.

2.1.1 Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Artinya, dari suatu neraca akan tergambar berapa jumlah harta, kewajiban, dan modal suatu perusahaan. Neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta, utang dan modal perusahaan pada tanggal


(3)

tertentu, maksudnya neraca dibuat dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan, namun yang pasti, biasanya akhir tahun atau kuartal.

Menurut Horne yang dikutip oleh Kasmir (2014:30), pengertian neraca adalah sebagai berikut:

―Neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik‖.

Menurut Keown (2005:36) jenis jenis aktiva perusahaan dimasukkan dalam tiga kategori: (1) aktiva lancar, (2) aktiva tetap, dan (3) aktiva lain. Aktiva dalam neraca dibukukan menurut lamanya waktu yang dibutuhkan, untuk diubah menjadi bentuk kas dalam 12 bulan, dengan piutang usaha dikonversikan ke kas lebih cepat dibandingkan persediaan. Aktiva tetap, seperti peralatan, digunakan dalam hitungan tahun, dan seperti halnya piutang, peralatan tidak akan diubah menjadi kas dalam siklus operasional bisnis yang normal.

1) Current Assets (Aktiva Lancar) Aktiva lancar, atau modal kerja kotor. Aktiva lancar (modal kerja kotor) Aktiva lancar adalah berisi kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan, dan beban yang dibayar di muka. meliputi aset-aset yang relatif mudah untuk dicairkan, yaitu yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dalam satu tahun. Aktiva lancar terutama meliputi kas, piutang usaha, persediaan, dan beban dibayar di muka.

a) Kas. Setiap perusahaan harus mempunyai kas untuk operasional bisnis. Cadangan kas diperlukan karena tidak samanya aliran dana yang masuk (kas dari saldo kas ditentukan tidak hanya oleh volume penjualan, tetapi juga oleh kemungkinan penerimaan kas dan pembayaran kas.

b) Piutang usaha

Piutang usaha perusahan terdiri dari pembayaran pelanggan yang membeli dengan kredit.

c) Persediaan

Persediaan terdiri dari bahan baku, bahan yang sedang dikerjakan, dan produk akhir yang ada dalam perusahaan yang siap untuk dijual.


(4)

d) Biaya dibayar di muka. Perusahaan sering harus membayar di muka sebagian bebannya. Sebagai contoh, premi asuransi yang mungkin harus dibayar sebelum memperoleh jaminan asuransi, atau sewa yang dibayar di muka. Jadi, biaya-biaya yang dibayar di muka adalah pembayaran tunai yang dicatar pada nefaca sebagai aktiva lancar dan dinyatakan sebagai beban dalam laporan iaba rugi jika telah digunakan. 2) Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah Mencakup peralatan, bangunari, dan tanah Aktiva tetap meliputi peralatan dan perlengkapan, bangunan, dan tanah. Beberapa usaha membutuhkan lebih banyak modal tambahan; sebagai contoh, sebuah pabrik akan lebih membutuhkan banyak modal dibandingkan operasi perdagangan besar dan oleh karena itu, mempunyai aktiva tetap yang lebih besar.

3) Aktiva Lain

Aktiva lain adalah semua aktiva yang bukan termasuk aktiva lancar atau aktiva tetap, sebagai contoh aset tidak berwujud seperti hak paten, hak cipta, dan good will. Dalam melaporkan jumlah uang atas berbagai aktiva ini, berlaku praktik konvensional pelaporan nilai aktiva dan kewajiban yang dilakukan atas dasar beban historis. Jadi, neraca tidak dimaksudkan untuk menyajikan nilai pasar perusahaan, tetapi melaporkan transaksi berdasarkan beban historisnya, atau apa yang kita sebut sebagai nilai pembukuan akuntansi perusahaan. Menentukan nilai yang wajar dari perusahaan adalah hal yang beda.

4) Jenis Pembiayaan

kewajiban ekuitas pemegang saham, yang menunjukkan bagaimana perusahaan terbiayai aktiva-aktivanya. Pembiayaan datang dari dua sumber utama: hutang :Kewajiban-kewajiban) dan ekuitas. Hutang adalah uang yang telah dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan. Ekuitas, di sisi lain, ditunjukan investasi pemegang saham dalam perusahaan.


(5)

5) Modal pinjaman

Modal pinjaman adalah pembiayaan yang diberikan oleh kreditur. modal pinjaman ini dibagi Menjadi dua (1) hutang lancar, atau kewajiban jangka pendek, dan (2) hutang jangka panjang. Hutang lancar, atau hutang jangka pendek meliputi uang yang dipinjam ysng harus dibayar kembali dalam 12 bulan berikutnya. Sumber hutang lancer Adalah sebagai berikut:

a) Hutang usaha menunjukkan perpanjangan kredit oleh para pemasok kepada perusahaan ketika perusahaan tersebut mengadakan pembelian persediaan. Pembayaran perusahaan 30 atau 60 hari sebelum pembayaran untuk persediaan yang sudah dibeli. Kredit ini juga disebut hutang dagang.

b) Kewajiban lain meliputi hutang bunga dan pembayaran pajak pendapatan yang uterima dan akan diterima dalam tahun tersebut. c) Beban yang masih harus dibayar adalah hutang-hutang jangka pendek

yang terjadi dalam operasi perusahaan, tetapi belum dibayar. Sebagai contoh, caryawan melaksanakan pekerjaan yang tidak mungkin dibayar sampai bulan atau minggu berikutnya yang dicatat sebagai gaji tambahan.

d) Wesel jangka pendek menunjukkan sejumlah pinjam dari bank atau sumber pinjaman lain yang ada dan dibayar dalam 12 bulan.

6) Hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang meliputi pinjaman dari bank atau sumber lain yang meminjamkan uang untuk waktu jangka panjang lebih dari 12 bulan. 7) Ekuitas meliputi investasi pemegang saham—pemegang saham preferen

pemegang saham biasa dalam perusahaan:

a) Pemegang saham preferen menerima suatu dividen yang ditetapkan dalam umlah tertentu. Ketika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham ini dibayar setelah kreditur perusahaan, tetapi sebelum pemegang saham biasa.

b) Pemegang saham biasa adalah pemegang perusahaan di luar pemegang saham preferen dari suatu bisnis. Mereka menerima apa pun yang terjadi, baik atau buruk, setelah kreditor dan pemegang saham preferen


(6)

dibayar. Jumlah dari ekuitas biasa perusahaan, seperti yang dilaporkan pada neraca laba rugi adalah (1) jumlah yang diterima perusahaan dari penjualan saham ke investor ditambah dengan, (2) saldo laba perusahaan. Jumlah yang diterima perusahaan dari penjualan saham dicatat dalam hak kekayaan bagian umum dalam perhitungan nilai nominal dan agio saham. Jumlah ini akan diimbangi oleh saham yang telah dibeli kembali oleh perusahaan, khususnya ditunjukkan oleh saham perbendaharaan. Saldo laba adalah total kumulatif dari semua pendapatan bersih pada perusahaan dikurangi dengan dividen saham biasa yang telah dibayar dari tahun ke tahun. Jadi, ekuitas saham umum tediri dari:

Ekuitas saham biasa = saham biasa yang dikeluarkan (dikurangi saham treasury yang dibeli kembali yang ditarik kembali) + pendapatan bersih kumulatif selama masa hidup - total dividen yang dibayar selama masa hidup.

Laporan laba rugi dimaksudkan untuk menunjukkan seberapa baik perusahaan telah dilakukan. Jika perusahaan menjabarkan sejumlah besar uang pada proyek modal besar , perusahaan tidak akan menyimpulkan bahwa perusahaan tampil buruk tahun itu , meskipun banyak uang akan keluar. Oleh karena itu , perusahaan tidak mengurangi belanja modal saat menghitung pendapatan tahun ini tapi malah terdepresiasi itu selama beberapa tahun. Neraca memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu, ekuitas pemegang saham dari pemilik, kewajiban, dan modal yang disediakan pemilik.

Sedangkan menurut Berk (2012:26) The balance sheet, or statement of

financial position,2 lists the firm’s assets and liabilities, providing a snapshot of the firm’s financial position at a given point in time, yang artinya (Neraca , atau laporan posisi keuangan, 2 daftar aset dan kewajiban perusahaan , memberikan snapshot dari posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu).


(7)

Dan menurut Kasmir (2010:67) Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.

Neraca menyatakan apa asset yang dimiliki perusahaan dan bagaimana perusahaan dibiayai .

Lalu Ross (2011:21) The balance sheet is an accountant’s snapshot of the firm’s accounting value on a particular date, as though the firm stood momentarily still. The balance sheet has two sides: On the left are the assets and on the right are the liabilities and stockholders’ equity,yang artinya (Neraca adalah snapshot akuntan nilai akuntansi perusahaan pada tanggal tertentu pada waktu perusahaan berdiri. Neraca memiliki dua sisi : Di sebelah kiri adalah aset dan di sebelah kanan adalah kewajiban dan ekuitas) .

Definisi yang mendasari neraca dan menggambarkan keseimbangan adalah

Assets = Liabilities +Stockholders’ equity

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Dalam neraca jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu terhadap pihak luar yang disebut hutang dan kewajiban terhadap pemilik modal yaitu yang disebut modal sehingga neraca berisi tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang, dan modal yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

2.1.2 Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.Artinya, laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan (penjualan) dan biaya yang telah dikeluarkan, sehingga dapat diketahui, perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.


(8)

Menurut Farah (2011:14 ), Laporan laba rugi adalah merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi atau laba yang diperoleh organisasi selama periode terntentu.

Sedangkan menurut Berk (2012:33) income statement A list of a firm’s revenues and expenses over a period of time, yang artinya (laporan laba rugi adalah Daftar dari pendapatan perusahaan dan biaya selama periode waktu).

Dan menurut Kasmir (2014:45), menyatakan pengertian laporan laba rugi ialah:―Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu‖.

Dan menurut Bradford (2013.25) income statement Financial statement summarizing a firm’s performance over a period of time, yang artinya( laporan laba rugi laporan keuangan meringkas kinerja perusahaan selama periode waktu) .

Menurut Bodie (2008:443) The income statement is a summary of the profitability of the firm over a period of time, such as a year. It presents revenues generated during the operating period, the expenses incurred during that same period, and the company’s net earnings or profits, which are simply the difference between revenues and expenses, yang artinnya (Laporan laba rugi adalah ringkasan dari profitabilitas perusahaan selama periode waktu , setahun . Hal ini menyajikan pendapatan yang dihasilkan selama periode operasi, biaya yang dikeluarkan selama periode yang sama, dan laba bersih perseroan atau laba, yang hanya perbedaan antara pendapatan dan beban).

Menurut Kasmir (2010:81) Seperti halnya necara, laporan laba rugi juga memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi:

1. Jenis-jenis pendapatan (penjualan) yang diperoleh dalam suatu periode. 2. Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan.

3. Jumlah keseluruhan pendapatan.

4. Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode.

5. Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan dan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan.


(9)

6. Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini disebut laba atau rugi.

Laporan laba rugi terdiri dari penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk 1 tahun atau tiap semester 6 bulan atau 3 bulan.

Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terdiri dua jenis yaitu:

1. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan.

2. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan.

Untuk komponen pengeluaran atau biaya-biaya dalam laporan laba rugi juga terdiri dua jenis, yaitu:

1. Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan.

2. Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari luar usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan.

Bentuk laporan laba rugi dapat disusun biasanya sesuai dengan keinginan dan tujuan perusahaan dan bentuk umum yang sering digunakan. Namun penyusunan tidak dibuat dalam bentuk yang sembarangan akan tetapi sesuai dengan standar yang telah ditentukan Mengenai bentuk laporan rugi laba, menurut Kasmir (2010:84-85) terdapat dua macam bentuk yaitu :

1. Bentuk tunggal (single step).

2. Bentuk majemuk (multiple step).

Bentuk tunggal atau dikenal dengan nama single step, merupakan gabungan dari jumlah seluruh penghasilan baik pokok (operasional) maupun di luar pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan di luar pokok juga dijadikan satu. Sehingga faktor pengurangnya adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya. Artinya, dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan di luar usaha.


(10)

Selanjutnya bentuk multiple step, merupakan pemisahan antara komponen usaha pokok (operasional) dengan di luar pokok (non operasional). Artinya, terlebih dahulu dikurangi antara penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambahkan dengan hasil pengurangan penghasilan di luar pokok dengan biaya di luar pokok.

Bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang dikehendaki nampak jelas, misalnya besarnya modal kerja netto (net working capital) atau jumlah modal perusahaan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi berisi tentang penghasilan dan biaya serta merupakan gambaran keadaan (laba/rugi) yang dihadapi perusahaan dalam periode tertentu biasanya dalam kurun waktu satu tahun.

2.1.3 Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal kerja disebut juga dengan Statement of fund

atau statement of financial changes. Menurut Kasmir (2010:68) Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini.Laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal.

Perubahan yang terjadi dalam modal kerja harus dibuatkan laporannya yang sering disebut dengan nama laporan perubahan modal kerja. Secara umum laporan perubahan modal kerja menggambarkan:

a. Posisi modal kerja per periode b. Perubahan modal kerja

c. Komposisi modal kerja

d. Jumlah modal kerja yang berasal dari penjualan saham e. Jumlah modal kerja yang berasal dari utang jangka panjang f. Jumlah modal kerja yang digunakan untuk aktiva tetap g. Jumlah aktiva tetap yang telah dijual

Perusahaan umumnya menyajikan laporan rugi laba dalam format atau susunan dan bentuk yang berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain karena belum adanya keseragaman tentang susunan laporan rugi laba bagi tiap-tiap perusahaan. Sedangkan menurut Munawir


(11)

(2014:129) Laporan perubahan modal kerja adalah merupakan ringkasan tentang hasil-hasil aktivitas keuangan suatu perusahaan dalam satu periode tertentu menyajikan sebab-sebab perubahan – perubahan posisi keuangan perusahaan tersebut.

2.1.4 Laporan Laba Ditahan

Sebagian dari laba bersih ini akan ditahan atau diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Pada setiap akhir periode akuntansi, laba bersih yang dihasilkan selama periode berjalan akan ditutup ke akun laba ditahan. Peristiwa pengumuman dividen (baik dividen tunai maupun dividen saham) kepada pemegang saham juga akan ditutup ke akun laba ditahan. Laba bersih yang dihasilkan selama periode berjalan akan menambah jumlah laba ditahan yang ada pada awal periode, sedangkan dividen yang diumumkan selama periode berjalan akan mengurangi atau memperkecil laba ditahan. Pada akhir periode biasanya juga disusun laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal perusahaan.Perusahaan dengan bentuk perseroan, perubahan modalnya ditunjukkan dalam laporan laba ditahan. Perusahaan menahan laba untuk berbagai kepentingan, perubahan laba ditahan terjadi karena pemegang saham biasa mengijinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali dana tetapi tidak sebagai deviden.

Menurut Hery (2014:43), Laba ditahan timbul sebagai hasil dari kegiatan perusahaan, yaitu laba bersih.

Demikian berarti laporan laba ditahan merupakan laporan laba yang diperoleh perusahaan yang sebagian keuntungannya dapat dibayarkan sebagai dividen dan sebagian lagi ditahan oleh perusahaan.Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan (retained earning).Dalam laporan dicantumkan pendapatan yang diperoleh pada tahun tertentu, deviden kas dibagikan dengan perubahan saldo laba yang ditahan pada awal dan akhir tahun tersebut.


(12)

2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Hasil akhir dari suatu proses pencatatan keuangan diantaranya adalah laporan keuangan, laporan keuangan ini merupakan pencerminan dari prestasi manajemen prusahaan pada suatu periode tertentu. Selain sebagai suatu alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.

Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat mengevaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut.Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

Selanjutnya Menurut Kasmir (2014:11) tujuan pembuatan laporan keuangan yaitu:

1) memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

2) memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

3) memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;

4) memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode teretntu;

5) memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,pasiva dan modal perusahaan;

6) memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;

7) memeberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan 8) informasi keuangan lainnya.


(13)

Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode pelaporan.Selain berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), informasi ini juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau menggambarkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Sedangkan menurut Prastowo (2011:5) Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut.

Jadi tujuan utama laporan keuangan dalah memberikan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan ekonomi.Selain itu laporan keuangan juga bertujuan untuk melaporkan kegiatan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat yang dapat ditentukan, dijelaskan dan diukur dan penting bagi peran perusahaan dalam lingkungan masyarakat.

2.3 Sifat Dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan.

Menurut Kasmir (2014:12) laporan keuangan bersifat historis serta menyuluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :

1) fakta yang telah dicatat (recorded fact),

2) prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting conversation and postulate),


(14)

3) pendapat pribadi (personal judgement).

Fakta yang dicatat artinya laporan keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. Fakta – fakta yang tercatat pada masa lalu tersebut adalah

1) Jumlah uang kas; 2) Jumlah uang di Bank; 3) Jumlah persediaan; 4) Jumlah piutang; 5) Jumlah tanah; 6) Jumlah utang;

7) Jumlah komponen laporan keuangan lainnya.

Segala sesuatu yang tercermin dalam laporan keuangan merupakan fakta historis. Dengan mengingat atau memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu menurut Kasmir (2014.15) mempunyai beberapa keterbatasan antara lain :

1) laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang diambil dari data masa lalu,

2) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja.

3) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

4) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi suatu ketidakpastian.

2.4 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Secara harafiah, analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu, analisis dan laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka dapat dilihat dari arti masing-masing kata. Hery (2015:132) Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.


(15)

Selanjutnya menurut Kasmir (2014:66) mendefinisikan analisis laporan keuangan adalah melakukan penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan selama perode tertentu.

Menurut Parrino (2012.82.) financial statement analysis the use of fi nancial statements to evaluate a company’s overall performance and assess its strengths and shortcomings, yang artinya ( analisis laporan keuangan adalah penggunaan laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan dan menilai kekuatan dan kekurangan).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah membedah dan menguraikan pos-pos laporan keuangan untuk mencari hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan sehingga informasi tersebut dapat digunakan dalam membuat keputusan bisnis dan investasi.

2.4.1 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang cukup penting untuk pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuagan menyajikan informasi mengenai apa yang telah terjadi, sementara para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi mengenai apa yang mungkin terjadi di masa datang.

Menurut Hery (2015:133) tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik asset,liabilitas,ekuitas,maupun hasil usaha yang telah dicapai selama beberapa periode

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keuanggulan perusahaan.


(16)

4. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan dimasa mendatang,khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen. 2.4.2 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Banyak metode dan teknik yang dipakai dalam analisis laporan keuangan. Metode dan teknik ini merupakan cara bagaimana melakukan analisis. Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana metode dan teknik yang dilakukan dalam menganalisis laporan keuangan.

Secara umum menurut Hery (2015:134-135) metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu :

1. metode analisis horizontal (ini disebut analisis trend)

2. metode analisis vertikal (ini disebut analisis Common Size Perecentage) Kedua metode analisis laporan keuangan dapat diuraikan sebagai berikut 1. Metode analisis horizontal (analisis trend)

Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode). Dengan kata lain,perbandingan dilakukan dengan informasi serupa dari perusahaan yang sama tetapi untuk periode waktu yang berbeda

2. Metode analisis Vertikal (analisis Common Size Perecentage)

metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun yang sama. Oleh karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama, maka disebut vertikal. Disebut metode statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun (periode) pada tahun itu saja sehingga tidak dapat mengetahui perkembangan kondisi perusahaan dari periode yang satu ke periode berikutnya.


(17)

Dan lebih jelasnya Munawir menjelaskan (2014:36) ada dua metode analisis laporan keuangan:

1. Analisis Horizontal (Perbandingan laporan keuangan)

Analisis horizontal adalah analisis dengan cara membandingkan neraca dan laba rugi beberapa tahun terakhir secara berurutan. 2. Analisis Vertikal (Per komponen)

Analisis vertical adalah analisis yang dilakukan dengan jalan menghitung proporsi pos-pos dalam neraca dengan suatu jumlah tertentu dari laporan laba rugi.

2.4.3 Analisis Common Size Percentage

Analisis common size Percentage disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan rugi-laba dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).

Lebih jelasnya Walter (2013:779) On a common-size income statement, each item is expressed as a percentage of the revenue (net sales) amount. Total revenue is therefore the common size . In the balance sheet, the common size is total assets. A common-size financial statement aids the comparison of diff erent companies because all amounts are stated in percentages, thus expressing the financial results of each comparative company in terms of a common denominator, yang artinya (Pada laporan laba rugi common- size , setiap item dinyatakan sebagai persentase dari pendapatan ( penjualan bersih ) jumlah . Oleh karena itu total pendapatan adalah ukuran umum . Di neraca , ukuran umum adalah total aset . Sebuah pernyataan umum ukuran keuangan bantu perbandingan perusahaan karena semua jumlah dinyatakan dalam persentase , sehingga mengungkapkan hasil keuangan dari masing-masing perusahaan komparatif dalam hal common denominator).

Selanjutnya Kidwell (2012:84) Common-size financial statements financial statement in which each number is expressed as a percent of a base number, such as total assets or total evenues, yang artinya (Laporan umum ukuran keuangan pernyataan keuangan di mana setiap nomor dinyatakan sebagai persen dari sejumlah pos , seperti total aset atau total evenues).


(18)

Dalam laporan common size, seluruh akun dinyatakan dalam presentase dan tidak ditunjukkan jumlah moneternya. Dalam laporan keuangan common size (laporan yang berukuran sama) adalah karena total jumlah akun-akun dalam kelompok yang bersangkutan adalah 100%.

Prosedur dalam analisis common size disebut sebagai analisis vertikal karena melakukan evaluasi akun dari atas ke bawah (atau dari bawah ke atas)

Analisis laporan keuangan common size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan. Menurut Kasmir (2014:71) Analisis ini dilakukan untuk mengetahui :

a) Persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap total aktiva

b) Struktur permodalan

c) Komposisi biaya terhadap penjualan

Laporan laba rugi common size dapat memberikan perspektif yang lebih baik untuk mengevaluasi upaya pemangkasan biaya. Pengecualian berlaku untuk pajak penghasilan yang terkait dengan laba sebelum pajak, bukan penjualan. Laporan keuangan common size juga berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common size.

Untuk menghitung Common size digunakan rumus sebagai berikut:

Total Aset = (item−item dalam Total Aset )

Total Aset � 100%

Total Kewajiban dan Modal = (item−item Kewajiban dan Modal)

Total Kewajiban dan Modal � 100% Laba/Rugi = (item−item Lap Laba/Rugi)

Tot. Penjualan � 100%

2.5 Cost of Capital

Salah satu kunci fungi keuangan perusahaan dalam perusahaan adalah melakukan investasi dan memperoleh asset agar perusahaan terus berkembang dalam jangka panjang perusahaan yang menginvestasikan pendapatan pada pengembalian yang cukup yang disebut biaya modal.


(19)

Menurut Harmono (2009:65) Biaya modal didefinisikan sebagai rate of minimum return suatu perusahaan yang diukur berdasarkan proporsi ekuitas dari seluruh investasi agar dapat mempertahankan harga pasar sekuritasnya,

Menurut pendapat ahli Handono (2009:234) Biaya modal adalah tingkat imbal hasil minimum yang harus diterima investor sehingga investor bersedia mendanai suatu proyek pada tingkat resiko tertentu

Definisi biaya modal diatas sesuatu hal yang tepat, karena biaya modal merupakan tingkat minimum hasil investasi total perusahaan yang menghasilkan tingkat pengembalian yang disyaratkan dari semua sumber pembelanjaannya.

Ini berarti biaya modal dalam konteks ini merupakan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital), yang melibatkan semua komponen sumber pembelanjaan yaitu kombinasi dari biaya hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan.

Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu berberda-beda, makan untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung biaya rata-rata tertimbang (weighted average) dari berbagai sumber dana tersebut.Kombinasi pemilihan struktur modal merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena kombinasi pemilihan struktur modal tersebut juga akan mempengaruhi biaya modal (cost of capital) yang dikeluarkan perusahaan. Setiap perusahaan yang memiliki struktur modal yang optimal berarti adanya bauran utang, saham preferen dan ekuitas saham biasa yang menyebabkan harga saham menjadi maksimal. Tingkat biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan dana guna membiayai investasinya. Apabila suatu perusahaan bermaksud untuk melakukan kombinasi atas struktur modal yang ada, maka tingkat biaya modal dari struktur modal tersebut dapat dihitung dengan menggunakan metode biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital).

Selanjutnya menurut DeMarzo (2013:189) equity cost of , The expected rate of return available in the market on other investments that have equivalent risk to

the risk associated with the firm’s shares, yang artinya (biaya ekuitas modal adalah tingkat pengembalian yang diharapkan tersedia di pasar pada investasi lain yang memiliki setara risiko untuk risiko yang terkait dengan saham perusahaan) .


(20)

Biaya modal sering dibedakan menjadi dua macam, yaitu biaya modal perusahaan (the firm’s cost of capital) dan biaya modal proyek khusus (spesific project’s cost of capital). Dimana besar kecilnya biaya modal, baik untuk perusahaan maupun proyek khusus diperoleh oleh empat macam faktor yakni kondisi ekonomi umum, kondisi pasar, keputusan operasi dan pembelanjaan, serta jumlah pembelanjaan.

Menurut Kidwell (2012.305) The cost of capital is the rate of return that a capital project must earn to be accepted by management, yang artinya (Biaya modal adalah tingkat pengembalian yang proyek modal harus didapatkan untuk diterima oleh manajemen).

Biaya modal yang digunakan, baik untuk perusahaan maupun proyek khusus adalah biaya modal rata-rata tertimbang. Biaya modal rata-rata tertimbang ini mempunyai, beberapa komponen, yaitu biaya utang (cost of debt), biaya saham preferen (cost of preferred stock), dan biaya ekuitas biasa (cost of common equity). Setelah komponen- komponen biaya modal ini dihitung, dengan memasukkan unsur proporsi sumber dana dalam struktur modal sebagai penimbang, biaya modal rata-rata tertimbang dapat dihitung (weighted average cost of capital).

Menurut Farah (2011:96) menjelasakan weighted average cost of capitalI

adalah rata-rata berbagai sumber dana yang digunakan oleh perusahaan, sumber dana ini yang disebut ―komponen modal‖,

Dan pendapat ahli lain menjelaskan Horngren (2013:658) weighted-average cost of capital The combined rate of return expected for a company by its creditors and investors. In general, the higher the risk associated with the company, the greater the expected returns by creditors and investors, yang artinya Rata tertimbang biaya modal tingkat gabungan keuntungan yang diharapkan untuk sebuah perusahaan dengan kreditur dan investor . Secara umum , semakin tinggi risiko yang terkait dengan perusahaan , semakin besar pengembalian yang diharapkan oleh kreditor dan investor.

WACC diukur berdasarkan perhitungan setelah pajak. Bobot WACC adalah memperkirakan target struktur modal suatu perusahaan, menurut Myers (2001:443) dasar perhitungan WACC adalah:


(21)

WACC = (D / V x rD) + (E / V x rE) Dimana :

D = Total Hutang E = Total Ekuitas V= D+E

rD = Cost of Debt rE = Cost of Equity

Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian, di mana menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham, namun di sisi lain menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.

Dari definisi para ahli diatas maka dapat disimpulkan biaya modal adalah tingkat pengembalian tingkat hasil investasi total perusahaan yang menghasilkan tingkat pengembalian yang disyaratkan dari semua sumber pembelanjaannya.

2.6 Metode Percentage Of Sales

Metode yang biasa digunakan untuk membuat perhitungan tingkat biaya ini adalah metode persentase penjualan. Metode persentase penjualan mencakup suatu perkiraan tingkat biaya, aktiva, atau kewajiban untuk periode waktu yang akan datang sebagai persentase ramalan penjualan. Persentase yang digunakan bisa berasal dairi laporan memperkirakan tingkat biaya, keuangan terbaru sebagai persentase penjualan penjualan sekarang, dari perhitungan rata-rata beberapa tahun ini menurut Berk (2012:537) percent of sales method A forecasting method that assumes that as sales grow, manyincome statement and balance sheet items will grow, remaining the same percent of sales.yang artinya (metode persen penjualan adalah Sebuah metode peramalan yang mengasumsikan bahwa penjualan tumbuh, banyak laporan laba rugi dan neraca barang akan tumbuh , tetap sama persen penjualan).

Dan menurut Keown (2005:113) metode persentase penjualan adalah memperkirakan tingkat biaya, asset atau hutang untuk periode yang akan datang sebagai persentase ramalan penjualan.


(22)

Selanjutnya menurut Horngren (2013:295)The percent-of-sales method computes uncollectible-account expense as a percent of revenue. Th is method takes an income-statement approach because it focuses on the amount of expense to be reported on the income statement, yang artinya metode persentase penjualan adalah menghitung beban - akun tidak tertagihnya sebagai persen dari pendapatan. Metode ini mengambil pendekatan pendapatan - pernyataan karena berfokus pada jumlah beban yang harus dilaporkan dalam laporan laba rugi menggunakan

percent of sales method untuk memproyeksikan kebutuhan pembiayaan di tahun yang akan dating.

Metode Presentase Penjualan (Percentage of sales method), merupakan metode peramalan yang relatif mudah jika di bandikan dengan metode lainnya, terutama untuk melihat kebutuhan permodalan.Pendekatan Pertimbangan (Judgemental)

2.6.1 Penganggaran Modal

Dalam suatu perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut dalam pencapaian laba yang dihasilkan sudah efisien dengan modal yang digunakan dalam menghasilkan laba, kita harus mengetahui berapa jumlah modal yang dianggarkan oleh perusahaan pada saat melakukan perencanaan anggaran. Untuk lebih jelasnya mengenai penganggaran modal, berikut ini penulis mengemukakan pendapat beberapa pakar ekonomi tentang penganggaran modal, antara lain : Menurut Farah (2011:2) Penganggaran Modal adalah proses perencanaan dan pengelolaan investasi jangka panjang sebuah perusahaan.

Penganggaran Modal meliputi :

a) Pembuatan proposal proyek investasi yang konsisten dengan tujuan strategis perusahaan.

b) Perkiraan arus kas operasi tambahan bagi proyek investasi. c) Pengevaluasian arus kas tambahan proyek.

d) Pemilihan proyek berdasarkan kriteria penerimaan maksimal nilai. e) Pengevaluasian kembali proyek investasi yang diterapkan secara


(23)

Karena pentingnya penganggaran modal dalam suatu perusahaan menyebabkan penganggaran modal merupakan pengambilan keputusan terpenting dengan melibatkan manajemen keuangan. Lebih lanjut, semua departemen di suatu perusahaan, yaitu departemen produksi, departemen pemasaran, dan sebagainya secara vital dipengaruhi oleh keputusan penganggaran modal, sehingga semua eksekutif tanpa memandang apa bidang tanggung jawabnya, harus menyadari tentang bagaimana proses keputusan penganggaran modal diambil.

Selanjutnya menurut Hansen (2009:798) capital budgeting the process of making capital investment decisions, yang artinya (penganggaran modal proses pembuatan keputusan investasi modal).

Menurut Brigham (2011.381) capital budgeting is the whole process of analyzing projects and deciding which ones to accept and thus include in the capital budget, yang artinya (penganggaran modal adalah keseluruhan proses menganalisis proyek dan memutuskan mana yang untuk menerima dan dengan demikian termasuk dalam anggaran modal).

Menurut Edmonds (2012:502) The capital budget describes the company’s intermediate-range plans for investments in facilities,equipment, new products,store outlets,and lines of business, yang artinya (Anggaran modal menjelaskan rencana jarak menengah perusahaan untuk investasi di fasilitas, peralatan , produk baru , toko outlet , dan lini bisnis).

Kriteria penerimaan investasi modal merupakan hal yang penting dalam keuangan. Alasan lain yang menyebabkan pentingnya penganggaran modal adalah bahwa perluasan aktiva biasanya melibatkan investasi yang cukup besar. Sebelum perusahaan mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar, perusahaan harus menyusun perencanaan yang matang karena sejumlah dana yang besar tidak akan tersedia secara otomatis.

Lalu Blocher mendefinisikan (2010:477) Capital Budgeting is the process of identifying,evaluating,selecting, and controlling capital investment, yang artinya (Penganggaran Modal adalah proses identifikasi , evaluasi , memilih , dan mengendalikan investasi modal).


(24)

Menurut Liby (2009:920) Capital Budgeting is Decision-making approach aimed at helping managers make decisions about investments in major capital assets, yang artinya (Penganggaran Modal adalah pendekatan Pengambilan keputusan yang bertujuan membantu manajer membuat keputusan tentang investasi di aset modal utama).

Sebuah perusahaan yang mempertimbangkan program pengeluaran investasi yang besar perlu merencanakan pembiayaan beberapa tahun sebelumnya, untuk memastikan ketersediaan dana yang diperlukan dalam program perluasan ekspansi perusahaan.

Adapun manfaat dari penganggaran modal yaitu :

1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terkait jangka waktunya lebih dari satu tahun.

2. Agar tidak terjadi over investment atau underv investment.

3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.

4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making ( pengambilan keputusan).

Dari definisi para ahli diatas maka dapat disimpulkan Anggaran modal adalah pengambilan keputusan manajemen perusahaan tentang pengelolaan modal untuk kepentingan investasi.

2.7 Penelitian Terdahulu

Berikut ini dideskripsikan dalam table 2.1 tentang beberapa penelitian terdahulu sebagai pendukung dalam penelitian ini.

1. Menurut Devi Mutiana (2007) Analisis Kinerja Keuangan Dengan Common Size Dan Rasiorasio Keuangan Pada PT. Sapta Prima Adikarya Palembang Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dianalisis menggunakan metode Common size dan rasio keuangan secara time series dan cross section, dengan hasil pengukuran rasio yang relative dan tidak tetap

2. Menurut Etty Murwaningsari (2012) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cost Of Capital.(Pendekatan: Structural Equation Model). penelitian ini adalah untuk


(25)

mengidentifikasi pengaruh asimetri informasi dan manajemen laba terhadap pengungkapan dan biaya penelitian capital. Penelitian ini meneliti 53 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan laporan keuangan yang telah di audit sejak 2006-2008 karena itu pengamatan total terdiri dari 159 perusahaan. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Structural Equation Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga hipotesis yang memiliki pengaruh signifikan: asimetri informasi dengan pengungkapan, asimetri informasi dengan biaya modal dan manajemen laba dengan biaya modal. Dua variable independen lainnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Test subsequent menunjukkan bahwa ada tiga hipotesis yang memiliki pengaruh signifikan: ukuran dengan pengungkapan, beta dengan biaya modal, dan pengaruh kualitas audit dengan biaya modal. Variabel kontrol lainnya tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3. Menurut I Ketut Suwetja Darsana and Erman Sumirat (2013) dalam Jurnal Optimizing The Capital Structure Using Cost Of Capital Approach A Case Study A PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. The objective of this study is to examine Telkom’s optimal debt ratio, using cost of capital approach based on the condition as of December 31, 2012. Rating consideration, share repurchase program and high dividend are root causes that must be taken into consideration to maintain the company’s growth in the long run. A simulation applied to estimates the weighted cost of capital at different debt ratios. Some constraints, including debt rating and earnings before interest and tax (EBIT) volatility against debt ratio, are considered in order to reduce the risk of default. With current debt ratio of 14%, Telkom is still under levered. The optimum debt ratio is 17% after considering the constraints. Historical investments showed good performances with return on capital no less than 25%, which was higher than the current cost of capital of 9.31%. Considering the issuance cost, interest paid and macroeconomic conditions, it is recommended for the company to take new debt of Rp.7 trillions.( Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji rasio utang yang optimal Telkom, menggunakan biaya pendekatan modal berdasarkan kondisi pada tanggal 31 Desember 2012. Penilaian pertimbangan, Program pembelian kembali saham dan dividen tinggi adalah akar penyebab yang harus dipertimbangkan untuk


(26)

mempertahankan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Sebuah simulasi diterapkan perkiraan biaya tertimbang modal pada rasio utang yang berbeda. Beberapa kendala, termasuk peringkat utang dan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) volatilitas terhadap rasio utang, dianggap untuk mengurangi risiko default. Dengan rasio utang saat ini 14%, Telkom masih di bawah leverage. Rasio utang yang optimal adalah 17% setelah mempertimbangkan kendala. investasi sejarah menunjukkan kinerja yang baik dengan pengembalian modal tidak kurang dari 25%, lebih tinggi daripada biaya saat ini modal dari 9,31%. Mengingat kondisi biaya emisi, bunga yang dibayarkan dan makroekonomi, dianjurkan bagi perusahaan untuk mengambil utang baru dari Rp.7 triliun)

4. Menurut Sri Pujiningsih (2009) Kajian Hasil Penelitian Empiris Hubungan Kinerja Keuangan, Strategi Inovasi, Biaya Modal Dan Kinerja Pasar Terhadap Corporate Social Performance, This article aims to review empirical research results of corporate social performance (CSP) themes. This article will discuss, firstly, the relationship of financial performance and CSP, the relationships of both are negative, positive and no correlation, based on difference theories. Secondly, the correlation of innovation strategy and CSP are explained by signaling theory. Thirdly, the correlation of cost of capital and CSP can be illuminated by good management theory. Fourth, correlation of market performance and CSP can be

explained by signaling and good management theory.( Artikel ini bertujuan untuk

meninjau hasil penelitian empiris dari kinerja sosial perusahaan ( CSP ) Tema . Artikel ini akan membahas, pertama, hubungan kinerja keuangan dan CSP , hubungan keduanya negatif , positif dan tidak ada korelasi , berdasarkan teori perbedaan . Kedua, korelasi strategi inovasi dan CSP dijelaskan oleh teori sinyal . Ketiga, korelasi biaya modal dan CSP dapat diterangi oleh teori manajemen yang baik . Keempat, korelasi kinerja pasar dan CSP dapat dijelaskan oleh sinyal dan teori manajemen yang baik).

5. Robert Pius Pardede, Triandi dan Egi Febriani (2006) dalam jurnal Analisis Net Profit Margin, Total Assets Turn Over Dan Equity Multiplier Dengan Metode Common Size Terhadap Upaya Meningkatakan Kemampulabaan. Studi Kasus Pada Pt (Persero) Angkasa Pura II, The purpose of this research is to find out


(27)

the influence of net profit margin, total assets turn over, and equity multiplier to profitability. The result of research showed that finance performance of Angkasa Pura II Ltd. has not been efficient yet. If one of variables comes to decrease, the management has to make the effort to increase other variables. When net profit margin decreases, the company has to make the effort to increase the value of total asset turn over by increasing the value of equity multiplier by decreasing leverage from the outside and maximizing self-funding for operational activities of the company.(Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh margin laba bersih , total aset berbalik, dan multiplier ekuitas ke profitabilitas . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Angkasa Pura II Ltd belum efisien belum. Jika salah satu variabel datang menurun, manajemen harus membuat upaya untuk meningkatkan variabel lain . Ketika margin laba bersih menurun , perusahaan harus melakukan upaya untuk meningkatkan nilai total aset menyerahkan dengan meningkatkan nilai multiplier ekuitas dengan mengurangi pengaruh dari luar dan memaksimalkan diri pendanaan untuk kegiatan operasional perusahaan).

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Metode

Analisis

Hasil

01 Devi Mutiana

(2007)

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Common Size Dan Rasio-rasio Keuangan Pada PT. Sapta Prima Adikarya Palembang

Metode Common size dan rasio keuangan secara time series dan cross section

Dengan hasil pengukuran rasio yang relative dan tidak tetap.

02 Etty

Murwaningsari (2012) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cost Of Capital.(Pendekatan: Structural Equation Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Structural Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada tiga hipotesis yang memiliki pengaruh signifikan: asimetri


(28)

Model) Equation Model informasi dengan pengungkapan, asimetri informasi dengan biaya modal dan manajemen laba dengan biaya modal. Dua variable independen lainnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. 03 I Ketut

Suwetja Darsana and Erman Sumirat (2013) Optimizing The Capital Structure Using Cost Of Capital Approach A Case Study A PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Metode

pendekatan Cost Of Capital dan

Debt ratio

Beberapa kendala, termasuk peringkat utang dan laba sebelum bunga Pajak (EBIT) volatilitas terhadap rasio utang, dianggap untuk mengurangi risiko default.

04 Sri Pujiningsih (2009)

Kajian Hasil Penelitian Empiris Hubungan Kinerja Keuangan, Strategi Inovasi, Biaya Modal Dan Kinerja Pasar Terhadap Corporate Social Performance

Analisis Korelasi

hubungan kinerja keuangan dan CSP , hubungan keduanya negatif , positif dan tidak ada korelasi , berdasarkan teori perbedaan . Kedua ,

korelasi strategi inovasi dan CSP dijelaskan oleh teori sinyal . Ketiga, korelasi biaya modal dan CSP dapat diterangi oleh teori

manajemen yang baik . Keempat , korelasi kinerja pasar dan CSP dapat dijelaskan oleh sinyal dan teori manajemen yang baik


(29)

05 Robert Pius Pardede, Triandi dan Egi Febriani (2006)

Analisis Net Profit Margin, Total Assets Turn Over Dan Equity Multiplier Dengan Metode Common Size Terhadap Upaya Meningkatakan Kemampulabaan. Studi Kasus Pada Pt (Persero) Angkasa Pura II

Metode Common Size

penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Angkasa Pura II Ltd belum efisien. Jika salah satu variabel datang menurun, manajemen harus membuat upaya untuk meningkatkan variabel lain. Ketika margin laba bersih menurun , perusahaan harus melakukan upaya untuk meningkatkan nilai total aset

2.8 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Laporan Keuangan

Metode Analisis

Metode Percetage of

Sales Common

Size Percentage

Metode Cost of Capital

Kesimpulan PT. ADHI KARYA,Tbk


(30)

Keterangan :

1. PT. Adhi karya Tbk merupakan sebuah badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang dalam menjalankan aktifitas usahanya mangeluarkan laporan keuangan setiap akhir periode keuangan yang akan berbentuk Neraca dan Laporan Laba-Rugi.

2. Berdasarkan laporan keuangan tersebut penulis melakukan penilaian efisiensi modal kerja agar dapat diketahui capaian Return on Total Assets

dari perusahaan. Penilaian efisiensi ini menggunakan beberapa analisis yang menghubungkan kaitan antara tingkat efisiensi perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang akan dicapai. Penilaian ini menggunakan analisis Common Size Percentage digunakan untuk menetapkan standard besaran perusahaan dalam pengambilan keputusan, Weighted Average Cost of Capital untuk menilai kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba dan untuk mengetahui biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan dan Percentage of sales untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan mencakup suatu perkiraan tingkat biaya, aktiva, atau kewajiban untuk periode waktu yang akan datang sebagai persentase ramalan penjualan. Sehingga dengan penilaian tersebut, maka dapat diketahui apakah penggunaan modal telah efisien dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.

3. Hasil dari analisis ini kemudian kembali kepada perusahaan dalam bentuk feedback atau umpan balik dan dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan usahanya di kemudian hari.


(1)

mengidentifikasi pengaruh asimetri informasi dan manajemen laba terhadap pengungkapan dan biaya penelitian capital. Penelitian ini meneliti 53 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan laporan keuangan yang telah di audit sejak 2006-2008 karena itu pengamatan total terdiri dari 159 perusahaan. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Structural Equation Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga hipotesis yang memiliki pengaruh signifikan: asimetri informasi dengan pengungkapan, asimetri informasi dengan biaya modal dan manajemen laba dengan biaya modal. Dua variable independen lainnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Test subsequent menunjukkan bahwa ada tiga hipotesis yang memiliki pengaruh signifikan: ukuran dengan pengungkapan, beta dengan biaya modal, dan pengaruh kualitas audit dengan biaya modal. Variabel kontrol lainnya tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3. Menurut I Ketut Suwetja Darsana and Erman Sumirat (2013) dalam Jurnal Optimizing The Capital Structure Using Cost Of Capital Approach A Case Study A PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. The objective of this study is to examine Telkom’s optimal debt ratio, using cost of capital approach based on the condition as of December 31, 2012. Rating consideration, share repurchase program and high dividend are root causes that must be taken into consideration to maintain the company’s growth in the long run. A simulation applied to estimates the weighted cost of capital at different debt ratios. Some constraints, including debt rating and earnings before interest and tax (EBIT) volatility against debt ratio, are considered in order to reduce the risk of default. With current debt ratio of 14%, Telkom is still under levered. The optimum debt ratio is 17% after considering the constraints. Historical investments showed good performances with return on capital no less than 25%, which was higher than the current cost of capital of 9.31%. Considering the issuance cost, interest paid and macroeconomic conditions, it is recommended for the company to take new debt of Rp.7 trillions.( Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji rasio utang yang optimal Telkom, menggunakan biaya pendekatan modal berdasarkan kondisi pada tanggal 31 Desember 2012. Penilaian pertimbangan, Program pembelian kembali saham dan dividen tinggi adalah akar penyebab yang harus dipertimbangkan untuk


(2)

mempertahankan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Sebuah simulasi diterapkan perkiraan biaya tertimbang modal pada rasio utang yang berbeda. Beberapa kendala, termasuk peringkat utang dan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) volatilitas terhadap rasio utang, dianggap untuk mengurangi risiko default. Dengan rasio utang saat ini 14%, Telkom masih di bawah leverage. Rasio utang yang optimal adalah 17% setelah mempertimbangkan kendala. investasi sejarah menunjukkan kinerja yang baik dengan pengembalian modal tidak kurang dari 25%, lebih tinggi daripada biaya saat ini modal dari 9,31%. Mengingat kondisi biaya emisi, bunga yang dibayarkan dan makroekonomi, dianjurkan bagi perusahaan untuk mengambil utang baru dari Rp.7 triliun)

4. Menurut Sri Pujiningsih (2009) Kajian Hasil Penelitian Empiris Hubungan Kinerja Keuangan, Strategi Inovasi, Biaya Modal Dan Kinerja Pasar Terhadap Corporate Social Performance, This article aims to review empirical research results of corporate social performance (CSP) themes. This article will discuss, firstly, the relationship of financial performance and CSP, the relationships of both are negative, positive and no correlation, based on difference theories. Secondly, the correlation of innovation strategy and CSP are explained by signaling theory. Thirdly, the correlation of cost of capital and CSP can be illuminated by good management theory. Fourth, correlation of market performance and CSP can be explained by signaling and good management theory.( Artikel ini bertujuan untuk meninjau hasil penelitian empiris dari kinerja sosial perusahaan ( CSP ) Tema . Artikel ini akan membahas, pertama, hubungan kinerja keuangan dan CSP , hubungan keduanya negatif , positif dan tidak ada korelasi , berdasarkan teori perbedaan . Kedua, korelasi strategi inovasi dan CSP dijelaskan oleh teori sinyal . Ketiga, korelasi biaya modal dan CSP dapat diterangi oleh teori manajemen yang baik . Keempat, korelasi kinerja pasar dan CSP dapat dijelaskan oleh sinyal dan teori manajemen yang baik).

5. Robert Pius Pardede, Triandi dan Egi Febriani (2006) dalam jurnal Analisis Net Profit Margin, Total Assets Turn Over Dan Equity Multiplier Dengan Metode Common Size Terhadap Upaya Meningkatakan Kemampulabaan. Studi Kasus Pada Pt (Persero) Angkasa Pura II, The purpose of this research is to find out


(3)

the influence of net profit margin, total assets turn over, and equity multiplier to profitability. The result of research showed that finance performance of Angkasa Pura II Ltd. has not been efficient yet. If one of variables comes to decrease, the management has to make the effort to increase other variables. When net profit margin decreases, the company has to make the effort to increase the value of total asset turn over by increasing the value of equity multiplier by decreasing leverage from the outside and maximizing self-funding for operational activities of the company.(Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh margin laba bersih , total aset berbalik, dan multiplier ekuitas ke profitabilitas . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Angkasa Pura II Ltd belum efisien belum. Jika salah satu variabel datang menurun, manajemen harus membuat upaya untuk meningkatkan variabel lain . Ketika margin laba bersih menurun , perusahaan harus melakukan upaya untuk meningkatkan nilai total aset menyerahkan dengan meningkatkan nilai multiplier ekuitas dengan mengurangi pengaruh dari luar dan memaksimalkan diri pendanaan untuk kegiatan operasional perusahaan).

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Metode

Analisis

Hasil

01 Devi Mutiana (2007)

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Common Size Dan Rasio-rasio Keuangan Pada PT. Sapta Prima Adikarya Palembang

Metode Common size dan rasio keuangan secara time series dan cross section

Dengan hasil pengukuran rasio yang relative dan tidak tetap.

02 Etty

Murwaningsari (2012)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cost Of

Capital.(Pendekatan: Structural Equation

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Structural

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada tiga hipotesis yang memiliki pengaruh signifikan: asimetri


(4)

Model) Equation Model informasi dengan pengungkapan, asimetri informasi dengan biaya modal dan manajemen laba dengan biaya modal. Dua variable independen lainnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. 03 I Ketut

Suwetja Darsana and Erman Sumirat (2013)

Optimizing The Capital Structure Using Cost Of Capital Approach A Case Study A PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Metode

pendekatan Cost Of Capital dan Debt ratio

Beberapa kendala, termasuk peringkat utang dan laba sebelum bunga Pajak (EBIT) volatilitas terhadap rasio utang, dianggap untuk mengurangi risiko default.

04 Sri Pujiningsih (2009)

Kajian Hasil Penelitian Empiris Hubungan Kinerja Keuangan, Strategi Inovasi, Biaya Modal Dan Kinerja Pasar Terhadap Corporate Social Performance

Analisis Korelasi

hubungan kinerja keuangan dan CSP , hubungan keduanya negatif , positif dan tidak ada korelasi , berdasarkan teori perbedaan . Kedua ,

korelasi strategi inovasi dan CSP dijelaskan oleh teori sinyal . Ketiga, korelasi biaya modal dan CSP dapat diterangi oleh teori

manajemen yang baik . Keempat , korelasi kinerja pasar dan CSP dapat dijelaskan oleh sinyal dan teori manajemen yang baik


(5)

05 Robert Pius Pardede, Triandi dan Egi Febriani (2006)

Analisis Net Profit Margin, Total Assets Turn Over Dan Equity Multiplier Dengan Metode Common Size Terhadap Upaya Meningkatakan Kemampulabaan. Studi Kasus Pada Pt (Persero) Angkasa Pura II

Metode Common Size

penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Angkasa Pura II Ltd belum efisien. Jika salah satu variabel datang menurun, manajemen harus membuat upaya untuk meningkatkan variabel lain. Ketika margin laba bersih menurun , perusahaan harus melakukan upaya untuk meningkatkan nilai total aset

2.8 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Laporan Keuangan

Metode Analisis

Metode Percetage of

Sales Common

Size Percentage

Metode Cost of Capital

Kesimpulan PT. ADHI KARYA,Tbk


(6)

Keterangan :

1. PT. Adhi karya Tbk merupakan sebuah badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang dalam menjalankan aktifitas usahanya mangeluarkan laporan keuangan setiap akhir periode keuangan yang akan berbentuk Neraca dan Laporan Laba-Rugi.

2. Berdasarkan laporan keuangan tersebut penulis melakukan penilaian efisiensi modal kerja agar dapat diketahui capaian Return on Total Assets dari perusahaan. Penilaian efisiensi ini menggunakan beberapa analisis yang menghubungkan kaitan antara tingkat efisiensi perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang akan dicapai. Penilaian ini menggunakan analisis Common Size Percentage digunakan untuk menetapkan standard besaran perusahaan dalam pengambilan keputusan, Weighted Average Cost of Capital untuk menilai kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba dan untuk mengetahui biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan dan Percentage of sales untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan mencakup suatu perkiraan tingkat biaya, aktiva, atau kewajiban untuk periode waktu yang akan datang sebagai persentase ramalan penjualan. Sehingga dengan penilaian tersebut, maka dapat diketahui apakah penggunaan modal telah efisien dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.

3. Hasil dari analisis ini kemudian kembali kepada perusahaan dalam bentuk feedback atau umpan balik dan dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan usahanya di kemudian hari.


Dokumen yang terkait

Factors that influence the ranking of student by using discriminant analysis (case study SMK Cinta Rakyat Pematangsiantar)

4 42 94

Analisis Kinerja Intellectual Capital Terhadap Estimasi Ranking Bank Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 37 74

Analisis Kinerja Intellectual Capital Terhadap Estimasi Ranking Bank Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 33 90

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

16 191 104

BAB 1. ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE COMMON SIZE PERCENTAGE, COST OF CAPITAL DAN PERCENTAGE OF SALES PADA PT ADHI KARYA. Tbk PERIODE 2010-2015pdf

1 3 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. ADHI KARYA(PERSERO)TBK. BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. Adhi Karya (Persero)Tbk. Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No:100/MBU/2002.

1 3 19

Supporting students’ understanding of percentage.

0 0 12

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

0 0 2

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

0 0 10

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK DENGAN RASIO KEUANGAN TAHUN 2013-2015

0 0 18