Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC

VALUE ADDED (EVA) PADA PT. ADHI KARYA (PERSERO), Tbk DAN PT. TOTAL

BANGUN PERSADA, Tbk

OLEH

IDARNIATY BANJARNAHOR 110522061

PROGRAM STUDI STRATA-1 EKSTENSI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC

VALUE ADDED (EVA) PADA PT. ADHI KARYA (PERSERO), Tbk DAN PT. TOTAL

BANGUN PERSADA, Tbk OLEH

Idarniaty Banjarnahor 110522061 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan EVA serta untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara penerapan analisis rasio keuangan dan metode EVA sebagai pengukur kinerja keuangan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Obyek penelitian ini adalah PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk yang terdaftar di BEI periode 2008 – 2012. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa hasil kinerja keuangan perusahaan diukur dengan analisis rasio keuangan secara keseluruhan dapat dikatakan cukup baik, walaupun masih terdapat beberapa rasio yang berfluktuatif. Sedangkan hasil dari metode EVA didapatkan hasil yang positif (EVA > 0) setiap tahunnya, yang berarti bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis. Hasil perbandingan kedua metode menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang diakibatkan oleh diabaikannya biaya modal pada analisis rasio keuangan, walaupun demikian pada metode EVA yang memperhitungkan harapan – harapan para shareholder, dapat digunakan untuk mendukung analisis rasio keuangan karena keduanya menunjukkan hasil yang baik, dan mempunyai konsep yang sama.


(3)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the company’s financial performance with using financial ratio analysis and EVA as well as knowing how the comparison between the financial ratio analysis and application of the method of EVA as a measure of financial performance. The type of research used in this research is descriptive using a quantitative approach. The object of the resea rch was PT. Adhi Karya (Persero), Tbk and PT. Total Bangun Persada, Tbk registered in BEI period 2008 2012. Result from the study explained that the result of the company’s financial performance as measured by the overall financial ratio analysis can be said to be quite good, although there are still some fluctuation ratio. While the results of the methods of EVA obtained a positive result (EVA > 0) every year, which means that the company has succeeded in creating Economic Value Addded. Results of the comparison of the two methods explained that there were differences caused by the waiver of cost of capital on financial ratio analysis, however on the method of EVA that takes into account the shareholder expectations, can be used to support analysis of financial ratios as both showed good results, and has the same concept.


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik . Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk” yang merupakan salah satu syarat kelulusan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluarga tersayang yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Teruntuk mama tercinta Rosdiana Br. Lubis dan Bapak Asman Banjarnahor yang telah memberikan kasih saying penuh kepada penulis, kepada abang tercinta Dedi Banjarnahor yang tak pernah berhenti memberikan semangat kepada penulis, dan kepada ketiga orang adik penulis, Corry Tri Suci Banjarnahor, Nelly Curie Banjarnahor dan Riri Magdalena Banjarnahor.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec.,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM,

Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku dosen pembimbing yang telah berkenan dan berbaik hati memberikan waktu, arahan, dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si selaku dosen pembaca sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

6. Kepada Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu memberikan informasi yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

7. Dan kepada teman terbaik saya Efca Dwiyanta Pasaribu, Sarah Samosir, Juliana Simanjuntak, Antoni Tambunan, dan seluruh teman yang banyak membantu dalam memberikan dukungan dan informasi dalam penulisan skripsi ini serta memberikan dukungan, doa dan motivasi agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak ada yang sempurna demikian juga halnya dalam penulisan skripsi ini, hal ini semata karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis.


(6)

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi penulis maupun pihak lain.

Medan, Juli 2015

Idarniaty Banjarnahor NIM. 110522061


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kinerja Keuangan ... 8

2.2 Laporan Keuangan ... 8

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 8

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 9

2.2.3 Manfaat Laporan Keuangan ... 10

2.2.4 Analisis Laporan Keuangan ... 11

2.2.5 Sifat dan keterbatasan Laporan Keuangan ... 12

2.2.6 Komponen Laporan Keuangan ... 12

2.2.7 Pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan ... 14

2.3 Rasio Keuangan ... 15

2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 15

2.3.2 Keunggulan dan kelemahan Rasio Keuangan ... 16

2.3.3 Jenis – jenis Analisa Rasio Keuangan ... 17

2.4 Economic Value Added ... 25

2.4.1 Pengertian Economic Value Added ... 25

2.4.2 Manfaat Economic Value Added ... 29

2.4.3 Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added ... 30

2.4.4 Strategi meningkatkan Economic Value Added ... 31

2.4.5 Langkah menentukan Economic Value Added ... 31


(8)

2.6 Kerangka Konseptual ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Tempat dan waktu penelitian ... 38

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Defenisi Operasional ... 39

3.5 Populasi dan sampel penelitian ... 43

3.6 Jenis dan sumber data ... 43

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.8 Metode Analisa Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Adhi Karya (Persero), Tbk 45 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Adhi Karya (Persero), Tbk ... 45

4.1.2 Struktur Organisasi PT. Adhi Karya (Persero), Tbk ... 48

4.2 Gambaran Umum Perusahaan PT. Total Bangun Persada, Tbk 50 4.2.1 Sejarah Singkat PT. Total Bangun Persada, Tbk ... 50

4.2.2 Struktur Organisasi PT. Total Bangun Persada, Tbk ... 51

4.3 Analisis Rasio Keuangan ... 53

4.3.1 Current Ratio ... 53

4.3.2 Cash Ratio ... 54

4.3.3 Return on Investment ... 56

4.3.4 Return on Equity ... 57

4.3.5 Debt to Asset Ratio ... 58

4.3.6 Debt to Equity Ratio ... 60

4.4 Analisis Economic Value Added ... 61

4.5 Analisis perbandingan Rasio Keuangan dan Economic Added ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 32 3.1 Defenisi Operasional ………. ... 39 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Current Ratio)

PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 53 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Cash Ratio) PT. Adhi

Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 54 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Return On Investment) PT.

Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 56 4.4 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Return On Equity) PT. Adhi

Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 57 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Debt to Asset Ratio) PT. Adhi

Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 59 4.6 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Debt to Equity Ratio) PT. Adhi

Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 60 4.7 Hasil Perhitungan EVA (NOPAT)PT. Adhi Karya (Persero), Tbk

dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 62 4.8 Hasil Perhitungan EVA (WACC)PT. Adhi Karya (Persero), Tbk

dan PT. Total Bangun Persada, Tbk Tahun 2008, 2009, 2010,

2011, 2012 ... 63 4.9 Hasil Perhitungan EVA (Invested Capital)PT. Adhi Karya

(Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 64 4.10 Hasil Perhitungan EVA PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT.

Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011,

2012 ... 66 4.11 Hasil Perbandingan Analisis Kinerja Berdasarkan Konsep Rasio

Keuangan dan Konsep Economic Value Added pada PT. Adhi

Karya (Persero), Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 67 4.12 Hasil Perbandingan Analisis Kinerja Berdasarkan Konsep Rasio

Keuangan dan Konsep Economic Value Added pada PT. Total


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 35 4.1 Struktur Organisasi PT. Adhi Karya (Persero), Tbk ... 47 4.2 Struktur Organisasi PT. Total Bangun Persada, Tbk ... 50


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Current Ratio)

PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 82 Lampiran 2 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Cash Ratio) PT. Adhi

Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 83 Lampiran 3 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Return On Investment) PT.

Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 84 Lampiran 4 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Return On Equity) PT. Adhi

Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 85 Lampiran 5 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Debt to Asset Ratio) PT. Adhi

Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada,Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 86 Lampiran 6 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Debt to Equity Ratio) PT.

Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 87 Lampiran 7 Hasil Perhitungan EVA (NOPAT)PT. Adhi Karya (Persero), Tbk

dan PT. Total Bangun Persada, Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 88 Lampiran 8 Hasil Perhitungan EVA (WACC)PT. Adhi Karya (Persero), Tbk

dan PT. Total Bangun Persada, TbkTahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 89 Lampiran 9 Hasil Perhitungan EVA (Invested Capital)PT. Adhi Karya

(Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 ... 90 Lampiran 10 Hasil Perhitungan EVA PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT.

Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011,

2012 ... 91


(12)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC

VALUE ADDED (EVA) PADA PT. ADHI KARYA (PERSERO), Tbk DAN PT. TOTAL

BANGUN PERSADA, Tbk OLEH

Idarniaty Banjarnahor 110522061 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan EVA serta untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara penerapan analisis rasio keuangan dan metode EVA sebagai pengukur kinerja keuangan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Obyek penelitian ini adalah PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk yang terdaftar di BEI periode 2008 – 2012. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa hasil kinerja keuangan perusahaan diukur dengan analisis rasio keuangan secara keseluruhan dapat dikatakan cukup baik, walaupun masih terdapat beberapa rasio yang berfluktuatif. Sedangkan hasil dari metode EVA didapatkan hasil yang positif (EVA > 0) setiap tahunnya, yang berarti bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis. Hasil perbandingan kedua metode menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang diakibatkan oleh diabaikannya biaya modal pada analisis rasio keuangan, walaupun demikian pada metode EVA yang memperhitungkan harapan – harapan para shareholder, dapat digunakan untuk mendukung analisis rasio keuangan karena keduanya menunjukkan hasil yang baik, dan mempunyai konsep yang sama.


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the company’s financial performance with using financial ratio analysis and EVA as well as knowing how the comparison between the financial ratio analysis and application of the method of EVA as a measure of financial performance. The type of research used in this research is descriptive using a quantitative approach. The object of the resea rch was PT. Adhi Karya (Persero), Tbk and PT. Total Bangun Persada, Tbk registered in BEI period 2008 2012. Result from the study explained that the result of the company’s financial performance as measured by the overall financial ratio analysis can be said to be quite good, although there are still some fluctuation ratio. While the results of the methods of EVA obtained a positive result (EVA > 0) every year, which means that the company has succeeded in creating Economic Value Addded. Results of the comparison of the two methods explained that there were differences caused by the waiver of cost of capital on financial ratio analysis, however on the method of EVA that takes into account the shareholder expectations, can be used to support analysis of financial ratios as both showed good results, and has the same concept.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lainnya seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya dalam hal untuk mengukur kinerja suatu perusahaan.

Analisis kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan laporan keuangan. Informasi laporan keuangan digunakan dan memiliki fungsi sebagai dasar pengambilan keputusan baik oleh investor maupun calon investor.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan), karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Selain laba perusahaan para investor juga seringkali melihat kemampuan aset perusahaan. Semakin besar aset perusahaan menandakan perusahaan dalam keadaan sehat dan stabil untuk diberikan tambahan dana.


(15)

Teknik fundamental terdiri dari beberapa alat ukur kinerja perusahaan internal seperti menggunakan rasio dan pengukuran keuangan lainnya dan analisis fundamental untuk pasar uang yang meliputi kondisi perekonomian secara umum. Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada variabel analisis fundamental yang bersifat internal untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, seperti rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas.

Untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dalam mengukur kemampuannya untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset atau aktivanya adalah menggunakan rasio likuiditas. Alat ukur utama untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dalam kegiatan investasi yang umum digunakan oleh para investor adalah rasio profitabilitas sedangkan rasio untuk menunjukkan proporsi hutang dalam membiayai aktiva perusahaan dengan menggunakan rasio solvabilitas. Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan pemegang saham terletak pada rasio profitabilitas, yang menunjukkan hasil pengelolaan manajemen perusahaan atas dana yang diinvestasikan. Rasio profitabilitas atau rasio keuntungan berkaitan erat dengan kemampuan perusahaan dan efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio likuiditas sendiri berkaitan dengan kemampuan aktivitas perusahaan. Dan rasio solvabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban.

Investor dalam melakukan investasi tentunya perlu melihat apakah perusahaan yang akan dijadikan tempat kegiatan investasi memiliki kinerja yang baik atau tidak, karena hanya perusahaan yang berkinerja baik yang dapat


(16)

memberikan tingkat pengembalian saham yang diharapkan. Untuk dapat mengetahui kinerja sebuah perusahaan diperlukan metode penilaian kerja yang mampu mengukur seberapa baik kinerja yang dimiliki sebuah perusahaan.

Metode analisis kinerja ada 2 macam yaitu metode Rasio Keuangan yang terdiri dari Current Ratio (CuR), Cash Ratio (CR), Return on Investment (ROI),

Return on Equity (ROE), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) dan metode Value Based yaitu Economic Value Added (EVA).

Metode Rasio Keuangan sering menggunakan laba dan arus kas serta aktivitas perusahaan sebagai indikator utama keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Metode Value Based dinilai lebih baik karena mempertimbangkan resiko biaya modal yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam metode Rasio Keuangan pengukuran kinerja lebih menekankan pada laba perusahaan dan arus kasnya. Perusahaan yang memiliki Return on Investment yang tinggi atau

Operating Cash Flow yang tinggi, dianggap menghasilkan kinerja yang baik, demikian pula sebaliknya. Kekuatan kas perusahaan juga menjadi perhitungan perusahaan. Namun, sebenarnya tidak semudah itu sebab pengukuran dengan metode Rasio Keuangan memiliki kelemahan yang berasal dari metode pencatatan akuntansi.

Semakin banyaknya kritikan atas pengukuran kinerja Rasio Keuangan menyebabkan munculnya berbagai metode penilaian kinerja baru, yang dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan pada metode penelitian kinerja tradisional yang menggunakan pengukuran akuntansi. Salah satunya adalah metode pengukuran kinerja berdasarkan Value Based Matrics.


(17)

Metode ini yang paling dikenal adalah EVA (Economic Value Added). EVA mencoba mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan biaya modal (cost of capital), dimana biaya modal mencerminkan tingkat resiko perusahaan. EVA (Economic Value Added) merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. EVA (Economic Value Added) sebagai alat ukur kinerja perusahaan, tidak hanya memperhatikan pengembalian, tetapi juga mempertimbangkan tingkat resiko perusahaan. EVA yang positif menandakan perusahaan telah menciptakan kekayaan atau berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal, karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modal.

Untuk mengetahui tentang kepastian yang akan dilakukan terhadap perusahaan yang dinilai termasuk dalam kategori perusahaan yang memiliki kinerja baik, sangatlah penting untuk memperhatikan metode – metode penilaian kinerja dan pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian investasi.

PT. Adhi Karya (Persero), Tbk merupakan perusahaan milik pemerintah yang bergerak di bidang konstruksi ke-2 (dua) terbesar di Indonesia dan PT. Total Bangun Persada, Tbk merupakan perusahaan milik swasta yang juga bergerak dalam bidang konstruksi ke-3 (tiga) terbesar di Indonesia, namun keduanya masih membutuhkan pertambahan investasi dari para investor.

Sebagian besar perusahaan pada dasarnya menggunakan metode penilaian kinerja yang berorientasi pada masa lalu (metode Rasio Keuangan) yang mana penilaian kinerja seseorang dari pekerjaan yang telah dilakukannya. Karena dengan demikian akan jelas dan mudah diukur secara kuantitatif.


(18)

Namun masih terdapat kelemahan terhadap metode tersebut karena kinerja yang diukur tidak dapat diubah sehingga kadang - kadang justru salah menunjukkan seberapa besar potensi yang dimiliki oleh seseorang. Metode ini subjektif. Sedangkan untuk mendapatkan bantuan dari para investor maka pihak perusahaan yang bersangkutan harus dapat membuktikan kinerja yang baik dengan menggunakan metode – metode kinerja yang paling sesuai dengan perusahaan bersangkutan sehingga dapat berpengaruh baik untuk tingkat pengembalian investasi.

Melihat latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti berminat untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : “Analisis perbandingan

kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (PERSERO), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka yang akan menjadi perumusan masalah yang akan dibahas yaitu :

1. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk dengan menggunakan indikator – indikator berdasarkan rasio keuangan (Current Ratio, Cash Ratio, Return on Investment, Return on Equity,


(19)

2. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk dengan menggunakan indikator – indikator berdasarkan metode Value Based

yaitu Economic Value Added

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk dengan menggunakan indikator – indikator berdasarkan rasio keuangan Current Ratio, Cash Ratio, Return on Investment, Return on Equity, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan metode Value Based yaitu

Economic Value Added

2. Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk dengan menggunakan indikator – indikator berdasarkan metode Value Based

yaitu Economic Value Added

1.4 Manfaat Penelitian


(20)

Memberikan informasi bagi perusahaan tentang kinerjanya dan memberikan masukan indikator berdasarkan metode apakah yang lebih baik digunakan untuk perusahaannya.

2. Bagi Peneliti

Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menerapkan teori yang telah di dapatkan di bangku kuliah dan menambah wawasan peneliti dalam bidang keuangan khususnya tentang rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas) dan Economic Value Added sebagai alat ukur penilaian kinerja keuangan perusahaan.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai rasio keuangan dan Economic Value Added sebagai alat ukur penilaian keuangan perusahaan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Keuangan

Dalam Ikatan Akuntan Indonesia ( 2000 : 332 ) istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran keuangan. Tolak ukur yang digunakan dalam kinerja keuangan tergantung pada posisi perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan harus diketahui outputnya maupun inputnya. Output adalah hasil dari suatu kinerja karyawan sedangkan input adalah hasil dari suatu ketrampilan yang digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut.

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan


(22)

atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir 1995 : 2)

Laporan keuangan merupakan informasi yang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak – pihak yang berkepentingan. (Hanafi 2003 : 69)

Laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba – rugi serta laporan perubahan modal. (Munawir 1995 : 5). Dimana Neraca menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan laporan laba – rugi memperlihatkan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan – alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang penting bagi perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data – data yang terdiri dari Neraca dan perhitungan laba rugi serta keterangan yang dimuat dalam lampiran – lampirannya.


(23)

Ikatan Akuntansi Indonesia ( 2004 : 34 ) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber – sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan meliputi :

a. Aktiva. b. Kewajiban. c. Ekuitas.

d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan. e. Arus kas

Informasi tersebut di atas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

2.2.3 Manfaat Laporan Keuangan

Laporan Keuangan merupakan alat yang sangat penting utnuk mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang dicapai oleh perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti jika diperbandingkan dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat


(24)

diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang diambil. Dalam

Statement of Financial Accounting Concept No. 1 (1998 : 76 ), manfaat laporan keuangan adalah :

a. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lainnya yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional.

b. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan.

c. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal.

d. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.

2.2.4 Analisis Laporan Keuangan

Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya analisis terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Hanafi ( 2003 : 75 ), suatu analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Sedangkan Munawir ( 1995 : 8 ) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi tentang posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga data yang telah diperoleh dapat diperbandingkan atau dianalisa lebih lanjut agar memperoleh data untuk mendukung keputusan yang diambil.


(25)

Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan perhitungan dan kemungkinan di masa depan untuk dijadikan dasar pertimbangan keputusan oleh pihak – pihak yang berkepentingan.

2.2.5 Sifat dan keterbatasan Laporan Keuangan

Riyanto (2007 : 6) menyatakan adapun yang menjadi sifat dan keterbatasan Laporan Keuangan yaitu :

1. Laporan keuangan bersifat historis yang merupakan laporan kejadian yang telah lewat.

2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu

3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan pertimbangan

4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material, demikian pula penerapan prinsip akuntansi terdapat pos tertentu yang mungkin tidak dilaksanakan jika tidak menimbulkan pengaruh material terhadap kelayakan laporan keuangan.

5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, yang lazim dipilih adalah alternatif yang menghasilkan laba atau nilai aktiva yang kecil.

6. Laporan keuangan lebih menekankan makna ekonomi suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya.

7. Laporan keuangan diasumsikan dengan menggunakan istilah – istilah teknis dan pemakainya diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi yang dilaporkan.

8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan perusahaan.

9. Informasi yang bersifat kumulatif dan faktual yang tidak dapat diidentifikasikan umumnya diabaikan.

2.2.6 Komponen Laporan Keuangan

Ada 3 macam komponen Laporan Keuangan : 1. Neraca


(26)

Munawir ( 1995 : 13 ) menyatakan neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku – buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kelender sehingga Neraca sering disebut

Balance Sheet.

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (assets), kewajiban ekonomis (hutang), moda saham dan hubungan antar item tersebut. Dengan demikian Neraca dapat meringkaskan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu.

Neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu. ( Hanafi 2003 : 80 )

2. Laporan L/R

Munawir ( 1995 : 26 ) menyatakan laporan laba rugi merupakan laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup aktivitas rutin atau operasional, dan aktivitas – aktivitas ini perlu dilaporkan dengan


(27)

semestinya agar pembaca laporan keuangan memperoleh informasi yang relevan.

Hanafi ( 2003 : 82 ) menyatakan ada beberapa elemen pokok dalam laporan laba rugi antara lain : pendapatan operasional, beban operasional dan untung atau rugi (gain or loss). Pendapatan ini didefenisikan sebagai

asset masuk selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang yang merupakan operasi pokok perusahaan. Beban operasional didefenisikan sebagai asset keluar selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang. Untung (gain) didefenisikan sebagai kenaikan modal saham dari transaksi yang bersifat insidental. Rugi (loss) didefenisikan sebagai penurunan modal saham dari transaksi yang bersifat insidental.

3. Laporan arus kas

Hanafi ( 2003 : 83 ) menyatakan bahwa laporan arus kas digunakan untuk menganalisa dan memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas bertujuan untuk memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Tujuan utama dari analisis laporan arus kas adalah menaksir kemampuan perusahaan menghasilkan kas.

2.2.7 Pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2006 : 308 ) pihak – pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan :


(28)

1. Pemilik perusahaan

Laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai dan untuk menilai kemungkinan hasil – hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang dan perkembangan harga saham.

2. Manajer atau pimpinan perusahaan 3. Para investor

2.3 Rasio Keuangan

2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan

“Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standart” (Munawir, 2000 : 64 ).

Analisis rasio (ratio analysis) menunjukkan hubungan diantara pos – pos yang terpilih dari data laporan keuangan, rasio memperlihatkan hubungan matematis diantara satu kuantitas dan kuantitas lainnya ( John 2005 : 87 )

Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ke tahun.

Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik dalam menganalisa laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menilai


(29)

kinerja perusahaan karena penggunaannya relatif mudah. (Sinuraya, 2008 : 247 ).

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisa rasio keuangan adalah salah satu teknik analisa laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menunjukkan hubungan diantara pos – pos dari data laporan keuangan secara matematis.

2.3.2 Keunggulan dan kelemahan Rasio Keuangan a. Keunggulan Rasio Keuangan

Harahap ( 2006 : 310 ) menyatakan rasio keuangan memiliki keunggulan antara lain adalah :

1. Rasio merupakan angka – angka atau iktisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit

3. Mengetahui posisi perusahaan dengan industri lain

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model untuk pengambilan keputusan

5. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik 6. Lebih mudah melihat trend perusahaan saat melakukan prediksi

di masa yang akan datang. b. Kelemahan Rasio Keuangan

Menurut Syahyunan ( 2004 : 81 ) rasio keuangan memiliki kelemahan antara lain adalah :

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan bergerak di beberapa bidang usaha.

2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan


(30)

3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

4. Informasi rata – rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

2.3.3 Jenis – jenis Analisa Rasio Keuangan

Munawir ( 2007 : 70) menyatakan bahwa analisis rasio dibedakan menjadi :

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

3. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) 5. Rasio Pasar (Market Ratio)

Dalam penelitian ini hanya dibahas 3 rasio yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas.

A. Likuiditas

Tidak hanya bank atau kreditor jangka pendek saja yang tertarik terhadap angka – angka rasio modal kerja, yaitu rasio yang digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, juga penting bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidak – tidaknya ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga di masa yang akan datang.


(31)

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban (utang) jangka pendek. Likuiditas berhubungan erat dengan masalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo. Perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan mempunyai aktiva lancar lebih besar dari kewajiban lancar ( Syamsudin, 2001 : 70 )

Rasio likuiditas menggambarkan atau mengukur kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos – pos aktiva lancar dan utang lancar. Aktiva lancar antara lain berupa kas, wesel tagih, investasi jangka pendek, piutang, persediaan persekot biaya sedangkan utang lancar antara lain utang usaha, utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, wesel bayar dan utang gaji.

Rasio likuiditas digunakan unuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber jangka pendek untuk memenuhi kewajiban tersebut. Dari rasio ini dapat diperoleh pandangan tentang keadaan solvabilitas kas pada saat ini dan kemampuan perusahaan untuk tetap mempertahankan solvabilitas (Horne, 1997 : 135 ).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi obligasi (kewajiban) yang jatuh tempo. Rasio ini berfungsi untuk mengukur


(32)

kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban jangka pendek (kurang dari satu tahun) dari sisi likuiditas keuangan.

Horne (1997 : 136) menyatakan suatu perusahaan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu:

1. Memenuhi kewajiban – kewajibannya tepat pada waktunya, yaitu pada waktu ditagih (kewajiban keuangan pada pihak ekstern)

2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan pada pihak ekstern)

3. Membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan 4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan

Horne (1997 : 136) menyatakan bahwa kriteria likuiditas perusahaan terbagi menjadi :

a. Illiquid : jika nilai likuiditasnya kurang dari 100 % ( < 100%)

b. Liquid : jika nilai likuiditasnya 100% ( = 100% )

c. Over liquid : jika nilai likuiditasnya lebih dari 100% ( > 100% ) Perusahaan yang nilai likuidnya tinggi akan memungkinkan memiliki laba yang tinggi. Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) ada beberapa rasio yang digunakan. Riyanto (2007 : 70) menyatakan rasio likuiditas terdiri dari :

1. Rasio Lancar (Current Ratio) 2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

3. Working Capital to total asset ratio

4. Kas Rasio (Cash Ratio)

Dalam penelitian ini hanya dibahas pada rasio lancar dan kas rasio : 1. Rasio Lancar (Current Ratio)


(33)

Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan adalah rasio lancar (current ratio). Current Ratio

adalah perbandingan antar jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar (Munawir, 2007 : 72 ).

Rasio lancar adalah ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban lancar. (Suhadimanto, 2004 : 70 ).

Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban untuk jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Hasil rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentase. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih baik / aman adalah jika berada diatas 1 atau di atas 100%, artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar.

Current Ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang. Adapun rumus untuk menghitung Current Ratio yaitu :


(34)

2. Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash Ratio adalah kas yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Ada penganalisa yang mengeluarkan piutang dan persediaan sehingga rasionya antara kas dan efek yang segera dapat direalisasi bila diperlukan dengan total hutang jangka pendek. Rasio ini lebih tajam dibanding dengan rasio lancar. Rumus mencari Cash Ratio sebagai berikut :

CR

B. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. (Raharjaputra, 2011 : 68)

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. (Raharjaputra, 2011 : 68)


(35)

Jenis-jenis rasio profitabilitas menurut (Raharjaputra, 2011 : 69 ) 1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) 3. Basic Earning Power (Daya lebih besar) 4. Return on Investment

5. Return on Equity

Dalam penelitian ini hanya dibahas pada Return on Investment dan

Return on Equity

1. Return on Investment

Return on Investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on Investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsudin 2009 : 63 ).

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. ROI merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Adapun yang menjadi kelebihan ROI dinyatakan (Syamsudin 2009 : 64 ) :

a. Merupakan pendekatan yang paling popular dalam menggambarkan ukuran kinerja dari keseluruhan investasi yang dilakukan

b. Merupakan pengukuran komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dalam rasio ini. c. Mudah dipahami, dihitung dan sangat berarti dalam arti absolut.

Sebagai contoh, ROI di bawah 10% dikatakan rendah dalam skala absolut dan ROI di atas 30% dikatakan tinggi.


(36)

d. Merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap pofitabilitas diluar besar dan jenis usaha.

e. Memiliki pendekatan konseptual karena dapat menggabungkan semua unsur profitabilitas (revenue, costs, investment) dalam suatu persentase.

f. Selain itu data ROI dapat diketahui oleh pesaing dan dapat dijadikan dasar perbandingan.

g. ROI berguna untuk kepentingan perencanaan, misalnya ROI digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan jika perusahaan akan melakukan ekspansi

Adapun kelemahan ROI menurut (Syamsudin 2009 : 65 ) :

a. ROI mendorong manajer untuk melakukan investasi, meskipun dalam proyek yang akan berakibat menurunkan kembalian investasi, meskipun proyek tersebut dapat menaikkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.

b. ROI mengakibatkan manajer memusatkan perhatiannya pada sasaran jangka pendek dengan mengorbankan sasaran jangka panjang.

c. Keputusan – keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan keseluruhan labanya.

d. ROI memiliki korelasi yang negatif terhadap perubahan – perubahan nilai pasar perusahaan.

e. Kesulitan membandingkan Rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, karena praktek akuntansi yang digunakan oleh perusahaan berbeda – beda.

Adapun rumus Return on Investment yaitu :

ROI

2. Return on Equity

Return on Equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegaang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan (Syafri, 2008 : 305 )


(37)

ROE adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009 : 20 ).

Rumus untuk menghitung ROE adalah sbb :

ROE

C. Solvabilitas

Husnan (1998 : 560) menyatakan, Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban – kewajiban jangka panjangnya. Kriteria solvabilitas perusahaan terbagi menjadi :

a. Insolve : jika nilai solvabilitasnya kurang dari 100% ( < 100%)

b. Solvable : jika nilai solvabilitasnya 100% ( = 100% ) c. Over Solvable : jika nilai solvabilitasnya lebih dari 100% ( >

100% )

Macam – macam Rasio Solvabilitas : 1. Debt to Asset Ratio

2. Debt to Equity Ratio

3. Times interest Earned Ratio


(38)

Dalam penelitian ini hanya dibahas pada Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio

1. Debt to Asset Ratio

Rasio total hutang terhadap total aset = total kewajiban / total aktiva. Digunakan untuk menghitung seberapa besar porsi dana yang disediakan kreditur untuk investasi asset (Husnan, 1998 : 561). Rumus menghitungnya adalah :

2. Debt to Equity Ratio

Adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri (Husnan, 1998 : 561). Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menutup sebagian atau seluruh hutang – hutangnya dengan dana yang berasal dari modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini maka semakin kecil kemampuan membayar hutang dari modal sendiri. Rumusnya adalah :

2.4 Economic Value Added

2.4.1 Pengertian Economic Value Added

Young dan O’Byrne ( 2001:17 ), menyatakan pengertian EVA adalah

didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis, yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya


(39)

operasional dan modal. Dalam arti sempit ini, EVA benar-benar hanya merupakan cara alternatif untuk menilai kinerja perusahaan.

Ide dasar dari EVA adalah pengemasan ulang dari manajemen perusahaan yang dapat dipercaya dan prinsip keuangan yang pernah ada. Namun EVA merupakan inovasi terpenting karena ia membuat teori keuntungan moderen. Implikasi manajerial dari teori ini adalah mudah diakses oleh manejer perusahaan yang tidak terlatih dengan baik dalam keuangan atau tidak pernah memikirkannya. EVA membantu para manejer untuk lebih memahami tujuan keuangan, dan dengan demikian membantu mereka untuk mencapai tujuan.

EVA tidak memerlukan adanya sesuatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam industri dan tidak pula membuat suatu analisa kecenderungan dengan tahun-tahun sebelumnya. Konsep ini lebih menekankan pada penentuan besarnya cost of capital. Diperhitungkannya biaya modal atas ekuitas merupakan keunggulan pendekatan EVA dibandingkan pendekatan akuntansi tradisional dalam mengukur kinerja perusahaan.

Economic value added (EVA) atau disebut juga dengan nilai tambah ekonomis (NITAMI) diartikan sebagai suatu konsep yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam pengukuran laba operasi perusahaan harus dengan adil mempertimbangkan harapan-harapan setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang saham). Derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang dan struktur modal yang ada (Wijantini, 2003 : 51).

Economic value added adalah keuntungan operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal untuk menghasilkan laba.


(40)

Laba operasional setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai (value) didalam perusahaan, sedangkan biaya modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan nilai tersebut.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Economic Value Added adalah keuntungan operasi setelah pajak, dikurangi biaya modal yang yang di gunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan-harapan para pemegang saham dan kreditur. Economic Value Added merupakan perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata perusahaan. Hal ini membuat perhitungan Economic Value Added lain dengan perhitungan analisis rasio keuangan lainya. Perbedaan tersebut dikarenakan pada perhitungan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added dilibatkannya biaya modal operasi setelah laba bersih, dimana hal tersebut tidak dilakukan dalam perhitungan konvensional.

Setiap perusahaan tentunya menginginkan nilai Economic Value Added akan naik terus menerus, karena Economic Value Added adalah tolak ukur fundamental dari tingkat pengembalian modal (return of capital). Young (2001 : 30 ) menyatakan bahwa ada beberapa cara untuk meningkatkan nilai Economic Value Added perusahaan yaitu :

1. Meningkatkan keuntungan (profit) tanpa menambah modal 2. Mengurangi pemakaian modal.

3. Melakukan investasi pada proyek-proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.


(41)

Konsep ini tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam industri dan tidak perlu membuat analisis kecenderungan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Konsep ini lebih menekankan pada seberapa besar laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan biaya modal rata-rata tertimbang.

Metode Economic Value Added sebagai alat ukur kinerja perusahaan konsep Economic Value Added ini tidaklah dimaksudkan untuk mengganti laporan rugi laba yang telah ada. Namun pendekatan ini hanyalah alat analisis yang digunakan sebagai tambahan informasi keuangan yang sangat berguna bagi pihak kreditur dan penyediaan dana dalam menentukan hubungannya dengan perusahaan. Bagi eksekutif hasil pengukuran kinerja dengan dengan metode Economic Value Added seringkali digunakan untuk pengendalian serta sebagai alat yang sangat berguna didalam pengambilan keputusan-keputusan strategi.

EVA dilandasi pada konsep bahwa dalam pengukuran laba suatu perusahaan harus adil dengan mempertimbangkan harapan-harapan setiap penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Young dan O’Bryne (2001 : 32) memformulasikan EVA sebagai berikut:

EVA = Laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) – Biaya modal NOPAT = Laba operasi + Penghasilan bunga – Pajak penghasilan Pembebasan pajak atas bunga

Biaya Modal = Modal yang diinvestasikan x Biaya modal rata-rata tertimbang


(42)

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan sisa laba setelah penyedia modal memberikan kompensasi sesuai tingkat pengembalian yang dibutuhkan atau setelah semua biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan laba. Laba yang dimaksud disini adalah Net Operating Profit After Tax (NOPAT). Biaya modal adalah biaya bunga pinjaman dari biaya ekuitas yang digunakan untuk menghasilkan NOPAT yang dihitung secara rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital

= WACC).

EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal, konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menandakan nilai perusahaan berkurang sebagai akibat penurunan dari tingkat pengembalian investasi.

2.4.2 Manfaat Economic Value Added

Manfaat dari penerapan EVA menurut Young (2001 : 33) antara lain : 1. Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus

pada penciptaan nilai (value creation)

2. Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta nilai pemegang saham. 3. Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti

halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.

4 EVA membuat para manajer agar memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria maksimum nilai perusahaan. 5. EVA menyebabkan perusahan untuk lebih memperhatikan struktur

modalnya.

6. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi, daripada biaya modalnya.


(43)

2.4.3 Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added

Kegunaan model EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan, sebab inilah salah satu fungsi penggunaan EVA. Kelebihan lain dari EVA yang diungkapkan oleh Warsono ( 2003 : 134 ) :

1. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya modal sebagai risiko investasi.

2. EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan lain maupun standar industri sebagaimana konsep analisis rasio keuangan.

3. Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia dana secara adil dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted) struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku.

4. Penerapan konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi pebisnis untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan permodalan.

5. EVA dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada karyawan

6. Konsep EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari

unit usaha yang mempunyai negatif value added.

Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian yang akurat dan komperhensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. Melihat berbagai kelebihan EVA, ternyata juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang diungkapkan Mulia ( 2002: 134 ) sebagai berikut:

1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak megukur aktivitas penentu seperti loyalitas dan referensi konsumen tidak diperhatikan.

2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu.

3. Konsep ini sangat tergantung pada transnparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat.


(44)

Walaupun terdapat kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan acuan. Mengingat EVA memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap investasi mereka. Pengambilan dari suatu investasi baru akan berarti apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut.

2.4.4 Strategi meningkatkan Economic Value Added

Sofiarini ( 2004 : 14 ) menyatakan ada beberapa strategi untuk meningkatkan EVA :

1. Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan (Profitable Growth). Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi. 2. Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi dalam

hal ini menaikkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal 3. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis

yang tidak menjanjikan (rationalize and exit unrewarding businessi) Hal ini berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktivitas yang menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil.

2.4.5 Langkah menentukan Economic Value Added

Langkah – langkah yang dilakukan menentukan EVA menurut Sofiarini (2004: 17) :

a. Menghitung biaya hutang (cost of debt) b. Menghitung biaya laba ditahan (cost of equity)

c. Menghitung struktur permodalan dari neraca tertimbang (Weighted Average Cost of Capital)

Struktur modal biasanya terdiri dari utang dan ekuitas sehingga dicari : Komposisi utang : rasio utang terhadap jumlah modal

Komposisi ekuitas : rasio modal saham terhadap jumlah modal d. Menghitung biaya modal rata - rata

e. Menghitung EVA


(45)

Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan :

1. Jika EVA > 0 maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, sehingga terjadi proses penambahan nilai ekonomisnya.

2. Jika EVA = 0 maka kinerja keuangan perusahaan secara ekonomis dalam keadaan impas

3. Jika EVA < 0 maka kinerja keuangan perusahaan tersebut dikatakan kurang bagus karena laba yang diperoleh tidak memenuhi penyandang dana, sehingga tidak terjadi penambahan nilai ekonomis pada perusahaan.

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil

1 Yolanda (2013)

Perbandingan Kinerja Keuangan pada PT. Telkom, Tbk dan PT. Indosat, Tbk

1. Current Ratio 2. Debt to

equity Ratio 3. Return on

Equity 4. Return on

Asset 5. Net Profit

Margin 6. Total asset

turnover 7. Economic

Value Added

1. Nilai Current Ratio dari tahun 2006 – 2008 PT. Indosat, Tbk lebih unggul sedangkan tahun 2009 – 2011 PT. Telkom, Tbk lebih unggul

2. Debt to Equity ratio pada PT. Indosat, Tbk lebih besar daripada PT. Telkom, Tbk 3. Return on Equity pada

PT. Telkom, Tbk jauh lebih baik daripada PT. Indosat, Tbk 4. Return on Asset pada


(46)

diatas rata – rata dari PT. Indosat, Tbk 5. Net Profit Margin

pada PT. Telkom, Tbk jauh lebih baik dari PT. Indosat, Tbk 6. Total asset turnover

PT. Telkom dari tahun

2006 – 2010

mengalami

peningkatan namun di tahun 2011 PT. Indosat, Tbk lebih unggul

7. Economic Value Added pada PT. Telkom, Tbk lebih unggul daripada PT. Indosat, Tbk

8. Diduga terdapat perbedaan kinerja keuangan pada PT. Telkom, Tbk dan PT. Indosat, Tbk

2 Cendy (2013) Analisis perbandingan Kinerja Keuangan perusahaan dengan menggunakan Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added

pada perusahaan yang tergabung

1.Net Profit Margin 2.Return on

Equity 3.Return on

Investment 4.Earning per share 5.Economic Value Added

1. Hasil yang didapatkan menggunakan rasio yang ada dalam rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin, Return on Equity, Return on Investment dan Earning per share pada 9 perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 menunjukkan kenaikan dan penurunan pada tahun tertentu

2. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan


(47)

dalam LQ 45 dengan menggunakan metode Economic Value Added pada 9 perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 menunjukkan hasil yang baik karena didapat hasil yang selalu positif di setiap tahunnya.

3. Hasil perbandingan antara analisis rasio profitabilitas

khususnya Return on Equity dengan Economic Value Added bahwa dalam pengukuran kinerja keuangan lebih baik menggunakan metode Economic Value Added dibanding Return On Equity karena Economic Value Added. memperhitungkan biaya ekuitas sedangkan Return On Equity tidak

4. Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan

menggunakan .rasio profitabilitas dan Economic Value Added

3 Irianti (2014) Analisis perbandingan antara Rasio Keuangan

1. Current Ratio 2. Quick

Ratio

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio Likuiditas, Rasio


(48)

dan Metode

Economic Value Added

sebagai pengukur kinerja keuangan pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dan anak perusahaan yang terdaftar di BEI

3. Cash Ratio 4. Debt Asset

Ratio 5. Debt Equity Ratio 6. Fixed Assets Turn Over 7. Total Assets Turn Over 8. Gross Profit Margin 9. Operating Profit Margin 10.Net Profit

Margin 11.Return on

Investment 12.Return on

Equity

Profitabilitas, Rasio Aktivitas mengalami peningkatan dan hasil

Economic Value Added

juga mengalami kenaikan berturut – turut yang artinya mampu menciptakan nilai EVA positif 2. Metode EVA menjadi

lebih unggul daripada metode analisis Rasio Keuangan.

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka berpikir merupakan gambaran tentang hubungan antara variabel yang akan diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2006 : 49). Alat untuk mengukur kinerja keuangan yang diperlukan di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk.


(49)

Rasio – rasio keuangan yang dipergunakan untuk menganalisis kinerja keuangan pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk adalah dengan menggunakan Analysis Time Series yaitu nilai – nilai suatu variabel yang berurutan menurut waktu atau dengan kata lain suatu peramalan nilai – nilai masa depan yang didasarkan pada nilai – nilai masa lampau suatu variabel (Yulianto, 2010 : 67). Rasio keuangan yang dipakai dalam penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan ini yakni : rasio likuiditas (current ratio, cash ratio), rasio profitabilitas (return on investment, return on equity) dan rasio solvabilitas (debt to asset ratio dan debt to equity ratio). Menurut Keown (2004 : 70), Economic Value Added adalah laba yang melebihi kewajiban / hutang dan biaya modal (cost of capital) dalam suatu perusahaan. Secara lebih rinci dapat didefenisikan sebagai laba usaha dikurangi dengan pajak dan biaya bunga atas hutang (Net Operating After Tax) serta dikurangi dengan biaya modal (cost of capital).

Selisih antara laba setelah pajak dengan biaya modal disebut spread EVA, selisih yang dipergunakan perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, yaitu ketika investasi yang diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengembalian lebih besar dari biaya modal (cost of capital) yang diciptakan oleh perusahaan.

Setelah di dapat hasil Rasio Keuangan dan Economic Value Added dari 2 perusahaan sejenis menurut Analisa Time Series ini maka dibandingkan manakah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang terbaik diantara 2 perusahaan tersebut.


(50)

Kerangka konseptual penelitian ini dirumuskan berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu yang digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kinerja Keuangan

Economic Value Added (EVA) 1. NOPAT

2. WACC

3. Invested Capital Rasio rasio Keuangan : 1. Current Ratio (CuR) 2. Cash Ratio (CR)

3. Return on Investment (ROI) 4. Return on Equity (ROE) 5. Debt to Asset Ratio (DAR) 6. Debt to Equity Ratio (DER)


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dimulai dengan mengadakan pengumpulan fakta tentang faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya suatu gejala tertentu, kemudian dibandingkan. Penelitian ini membandingkan pengukuran Rasio Keuangan (Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas) dengan Economic Value Added

pada kinerja keuangan PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Tempat di dalam penelitian ini, penulis tidak langsung datang ke PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk melainkan dengan mengunjungi situs Bursa Efek Indonesia (BEI) sedangkan waktu penelitian dimulai pada Maret 2015 sampai dengan penyusunan penelitian ini selesai dilakukan.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi penelitian pada hal – hal sebagai berikut :


(52)

a. Data laporan keuangan yang dipergunakan adalah laporan keuangan pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk yang terdaftar di BEI dari periode 2008 – 2012

b. Menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur kinerja keuangan pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk. Rasio keuangan yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari Rasio Likuiditas (Current Ratio dan Cash Ratio), Ratio Profitabilitas (Return on Investment

dan Return on Equity), Ratio Solvabilitas (Debt to total Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio)

c. Menggunakan Economic Value Added sebagai alat ukur kinerja keuangan pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk yang variabel – variabelnya terdiri dari Net Operating After Taxes

(NOPAT), Weighted Average Cost of Capital (WACC) dan Invested Capital.

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah : A. Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan perusahaan. Jenis – jenis rasio keuangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah :


(53)

Menurut Darsono dan Ashari ( 2005 : 51), rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Perusahaan yang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar.

2. Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir ( 2009 : 329 ) rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

3. Rasio Solvabilitas

Menurut Munawir ( 2004 : 81), rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini disebut juga Leverage, yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang.

B. Economic Value Added

Economic Value Added adalah laba usaha dikurangi dengan pajak dan biaya bunga atas hutang (Net Operating After Tax) serta dikurangi dengan biaya modal. (Warsono, 2003 : 70 )

Secara garis besar definisi operasional variabel di atas digambarkan pada tabel sebagai berikut :


(54)

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Skala Pengukuran

Current Ratio Rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan

(Darsono dan Ashari, 2005 : 52 )

Rasio

Cash Ratio Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang likuid/kas atau setara kas. (Pasaman dan Rusliaman, 2010 : 88) Rasio Return on Investment Rasio yang digunakan untuk mengukur Kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk

menghasilkan


(55)

keuntungan (Husnan 1998 : 562)

Return on Equity Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Horne 1997 : 301)

Rasio

Debt to Asset Ratio

Rasio yang menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang

(Munawir 2004 : 82)

Rasio

Debt to Equity Ratio Rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman (Munawir 2004 : 83)

Rasio

NOPAT Laba usaha adalah laba operasi perusahaan dari suatu current operating yang merupakan laba sebelum bunga (Amin, 2001 : 178 )

Rasio NOPAT = Earning Before Tax – Pajak

WACC Biaya Modal Rata – Rata Tertimbang. Rusliaman (2010 : 175 )

Rasio WACC = (Proporsi biaya hutang x Biaya Hutang) + (Proporsi biaya Ekuitas x Biaya


(56)

Ekuitas) Invested Capital Total hutang dan

ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang

(Amin, 2001 :180 )

Rasio Invested Capital = Hutang Jangka Panjang + Ekuitas

3.5 Populasi dan sampel penelitian

Arikunto ( 2006 : 130 ), menyatakan bahwa “ populasi adalah keseluruhan objek penelitian Sedangkan pengertian sampel, Arikunto ( 2006 : 131 ) menyatakan bahwa sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Konstruksi di Indonesia, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sementara untuk sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk.

3.6 Jenis dan sumber data

Jenis dan sumber data di dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang merupakan data yang diperoleh dari situs internet. Adapun data yang diperoleh adalah :

a. Sejarah berdirinya PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk


(57)

b. Struktur organisasi PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

c. Laporan keuangan PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk yang terdiri dari :

1. Laporan Neraca PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008 - 2012

2. Laporan Laba – Rugi PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008 - 2012

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data sebagai bahan penelitian, maka peneliti menggunakan metode sebagai berikut :

1. Peneliti Kepustakaan (Library Research) yakni peneliti mempelajari bahan kuliah, literature, artikel serta dokumen perusahaan yang berkaitan dengan pembahasan pada penelitian ini.

2. Mengakses website dan situs – situs yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.

3.8 Metode Analisa Data

Penulis menggunakan analisis komparatif dalam menganalisis data laporan keuangan perusahaan PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk guna untuk membandingkan pos – pos dalam laporan keuangan dengan menggunakan konsep Rasio Keuangan dan Value Based.


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Adhi Karya (Persero), Tbk

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Adhi Karya (Persero), Tbk

Sejarah PT. Adhi Karya, Tbk dimulai dengan berdirinya perusahaan industri milik pemerintah Belanda yang bernama Associate N. V. (Architects, Ingenieurs en Aanemer Bedrif Associate Selle en De Brujn, Reserye en De Vries). Pada tanggal 3 Desember 1957, pemerintah Indonesia mengambil alih perusahaan ini berdasarkan No. KPTS. 160/ PKMDR/ 1957. Pada tahun 1960 dengan PP No. 2 tahun 1960 perusahaan tersebut dinyatakan sebagai perusahaan nasional dan kemudian dengan PP No. 65 tahun 1961 dirubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Adhi Karya. Empat tahun kemudian berdasarkan SK Menteri Cipta Karya dan Konstruksi No. 016 tahun 1965 tanggal 17 Agustus 1965, unit produksi bangunan ex Tikind (N.V. Tiedeman en Van Kerehen Indonesie) dilebur ke dalam PN Adhi Karya.

PN Adhi Karya sampai tahun 1965 telah berkembang menjadi industri konstruksi yang besar, terutama dalam bidang highrise building. Pada tahun 1966 mulai terasa kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh Adhi Karya seperti proyek – proyek yang macet keuangannya serta masalah nasional seperti Gerakan 30 September atau G30S PKI yang membuat harus dibersihkannya perusahaan dari karyawan – karyawan yang diindikasi


(59)

terlibat dalam gerakan komunis tersebut. Awal tahun 1972 dengan diperbesarnya anggaran belanja pembangunan sejak PELITA I, Adhi Karya mulai bangkit kembali dan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, terutama cabang di Jawa Tengah dan Jawa Timur..

Untuk memberikan konsultasi dalam perbaikan - perbaikan dalam tubuh Adhi Karya keluarlah SK Menteri P.U.T.L No. 93/KPTS/1972 dan pada tanggal 5 April dibentuklah tim asisten yang terdiri dari Ir. S. Danunegoro sebagai ketua, dengan P. H Jacon dan Drs. Herman Rusdi sebagai anggotanya. Dari tim asisten ini akhirnya Adhi Karya berubah status menjadi persero. Pada tanggal 1 Juni 1974 berdasarkan PP No. 41 tahun 1971 terbentuklah PT. Adhi Karya (Persero), Tbk disahkan dengan akta notaris Kartini Mulyadi, SH No. 1 tanggal 1 Juni 1974.

Sebagai bagian dari langkah pengembangan perusahaan dan untuk memenuhi standar internasional, pada tahun 1995, PT. Adhi Karya meraih sertifikat ISO 9000 dari Llyod’s Register Quality Assurance. Pada sertifikat tanggal 5 November 2001, PT. Adhi Karya dinyatakan sesuai dengan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 yang diperuntukkan perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi.

PT. Adhi Karya terus berkembang sebagai salah satu perusahaan jasa konstruksi terbesar di Indonesia. Proyek – proyek besar yang pernah ditangani sangatlah banyak, beberapa diantaranya adalah pembangunan Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, Stadion Senayan, Gedung


(1)

LAMPIRAN 5

Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Debt to Asset Ratio) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

Total Kewajiban (Rp)

1

Total Aktiva (Rp)

2

Debt to Asset Ratio (1/2 x 100%)

2008 4.525.468.985.337 5.125.368.541.520 0,88% 2009 4.888.581.325.142 5.629.454.335.393 0,87% 2010 4.059.941.228.781 4.927.696.202.275 0,82% 2011 5.122.585.800.538 6.112.953.591.126 0,84% 2012 6.691.154.665.776 7.872.073.635.468 0,85%

Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Debt to Asset Ratio) PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

Total Kewajiban (Rp)

1

Total Aktiva (Rp)

2

Debt to Asset Ratio (1/2 x 100%)

2008 892.452.166.610 1.337.630.638.957 0,67% 2009 797.569.689.843 1.289.548.788.907 0,62% 2010 989.120.637.434 1.589.349.600.405 0,62% 2011 1.223.699.818.123 1.897.418.630.991 0,64% 2012 1.358.232.358.052 2.064.069.415.848 0,66%


(2)

LAMPIRAN 6

Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Debt to Equity Ratio) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

Total Kewajiban

(Rp)

1

Total Ekuitas

(Rp)

2

Debt to Equity Ratio

(1/2 x 100 %)

2008 4.525.468.985.337 584.279.189.639 7,75% 2009 4.888.581.325.142 731.199.659.939 6,69% 2010 4.059.941.228.781 861.113.484.045 4,71% 2011 5.122.585.800.538 990.367.790.588 5,17% 2012 6.691.154.665.776 1.180.918.969.692 5,67%

Tabel 4.12

Hasil Perhitungan Rasio Keuangan (Debt to Equity Ratio) PT. Total Bangun Persada, Tbk tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

Total Kewajiban (Rp)

1

Total Ekuitas (Rp)

2

Debt to Equity Ratio (1/2 x 100%)

2008 892.452.166.610 445.178.472.347 2,00% 2009 797.569.689.843 491.832.010.501 1,62% 2010 989.120.637.434 558.420.313.453 1,77% 2011 1.223.699.818.123 673.718.812.868 1,82% 2012 1.358.232.358.052 705.837.057.796 1,92%


(3)

LAMPIRAN 7

Hasil Perhitungan EVA (NOPAT) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

EBIT (Rp)

1

Pajak (Rp)

2

NOPAT (Rp) (1-2) 2008 122.539.138.264 52.691.829.454 69.847.308.810 2009 331.773.348.809 162.568.940.916 169.204.407.893 2010 320.820.350.738 189.284.006.935 131.536.343.803 2011 326.379.673.475 182.772.617.146 143.607.056.329 2012 423.315.053.973 211.657.526.986 211.657.526.986

Hasil Perhitungan EVA (NOPAT) PT. Total Bangun Persada, Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

EBIT (Rp)

1

Pajak (Rp)

2

NOPAT (Rp) (1-2) 2008 52.547.319.965 19.442.508.387 33.104.811.578 2009 104.105.293.475 52.052.646.738 52.052.646.737 2010 126.664.752.386 81.065.441.527 45.599.310.859 2011 172.235.740.993 124.009.733.515 48.226.007.478 2012 240.948.445.765 180.711.334.324 60.237.111.441


(4)

LAMPIRAN 8

Hasil Perhitungan EVA (WACC) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

Kd 1

Wd 2

Ke 3

We 4

WACC ((1x2)+(3x4)) 2008 0,08% 0,757% 0,104% 0,243% 0,051% 2009 0,10% 0,749% 0,038% 0,251% 0,046% 2010 0,10% 0,772% 0,034% 0,228% 0,053% 2011 0,20% 0,578% 0,066% 0,422% 0,093% 2012 0,05% 0,823% 0,083% 0,177% 0,035%

Hasil Perhitungan EVA (WACC) PT. Total Bangun Persada, Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

Kd 1

Wd 2

Ke 3

We 4

WACC ((1x2)+(3x4)) 2008 0,04% 0,196% 0,085% 0,804% 0,071% 2009 0,08% 0,206% -0,029% 0,794% -0,015% 2010 0,20% 0,194% -0,044% 0,806% -0,011% 2011 0,12% 0,191% 0,064% 0,809% 0,068% 2012 0,01% 0,265% 0,049% 0,735% 0,038%


(5)

LAMPIRAN 9

Hasil Perhitungan EVA (Invested Capital) PT. Adhi Karya (Persero), Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

Ht.Jk panjang (Rp)

1

Ekuitas (Rp)

2

Invested Capital (Rp) (1+2) 2008 562.418.088.475 180.132.000.000 742.550.088.475 2009 536.312.892.751 180.132.000.000 716.444.892.751 2010 609.238.056.719 180.132.000.000 789.370.056.719 2011 247.098.000.816 180.132.000.000 427.230.000.816 2012 838.580.545.389 180.132.000.000 1.018.712.545.389

Hasil Perhitungan EVA (Invested Capital) PT. Total Bangun Persada, Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

Ht. Jangka panjang (Rp)

1

Ekuitas (Rp)

2

Invested Capital (Rp) (1+2) 2008 66.916.848.273 275.000.000.000 341.916.848.273 2009 71.293.365.761 275.000.000.000 346.293.365.761 2010 82.047.702.752 341.000.000.000 423.047.702.752 2011 80.259.848.678 341.000.000.000 421.259.848.678 2012 122.930.891.474 341.000.000.000 463.930.891.474


(6)

LAMPIRAN 10

Hasil Perhitungan EVA PT. Adhi Karya (Persero), Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun NOPAT

(Rp) 1

WACC 2

Invested Capital (Rp)

3

EVA (Rp) (1-(2x3)) 2008 69.847.308.810 0,051% 742.550.088.475 31.766.398.566

2009 169.204.407.893 0,046% 716.444.892.751 136.080.060.148

2010 131.536.343.803 0,053% 789.370.056.719 89.466.810.457

2011 143.607.056.329 0,093% 427.230.000.816 104.043.368.238

2012 211.657.526.986 0,035% 1.018.712.545.389 175.742.057.351

Hasil Perhitungan EVA PT. Total Bangun Persada, Tbk Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

Tahun

NOPAT (Rp)

1

WACC 2

Invested Capital (Rp)

3

EVA (Rp) (1-(2x3)) 2008 33.104.811.578 0,071% 341.916.848.273 8.739.442.224 2009 52.052.646.737 -0,015% 346.293.365.761 57.175.912.107 2010 45.599.310.859 -0,011% 423.047.702.752 50.101.204.907 2011 48.226.007.478 0,068 421.259.848.678 19.467.556.552 2012 60.237.111.441 0,038 463.930.891.474 42.606.129.755


Dokumen yang terkait

Analisis Economic Value Added (EVA) Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Indosat, Tbk

6 60 100

Analisis Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

15 102 104

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added Dan Market Value Added (Studi pada PT Telkom Tbk dan PT BRI Tbk)

3 42 74

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Dan Economic Value Added (EVA) Pada PT. Metrodata Electronics Tbk Dan PT. Centrin Online Tbk

3 84 126

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

0 0 11

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

0 0 2

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

0 0 7

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

0 0 30

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

0 0 4

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk dan PT. Total Bangun Persada, Tbk

0 0 10