Strategi Bertanya Lisan TES LISAN

7. Sekalipun acapkali sulit untuk dapat diwujudkan, namun sebaiknya guru mempunyai pedoman yang pasti, berapa lama waktu yang disediakan. 8. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam tes lisan hendaknya dibuat bervariasi. 9. Sejauh mungkin dapat diusahakan agar tes lisan itu berlangsung secara individual satu demi satu, agar tidak mempengaruhi mental testee yang lain Sudjiono, 2008. Zainul 2005 menambahkan beberapa hal yang diperlukan dalam tes lisan, yaitu: guru atau pengetes terlebih dahulu merencanakan pokok-pokok yang akan dipertanyakan; sampaikan pertanyaan dengan cara yang baik; ciptakan raport sebelum memulai ujian lisan yang sebenarnya, karena umumnya setiap yang diuji sebelum ujian sudah dihinggapi rasa was-was dan takut; dahulukan pertanyaan yang mudah dan diperkirakan dapat dijawab, sebaiknya penilaian diberikan segera setelah ujian dilaksanakan; formasi tempat duduk antara sipenguji dan siteruji sebaiknya tidak berhadapan langsung secara vertikal. Dalam tes lisan terdapat beberapa hal yang harus kita perhatikan, antara lain : A. strategi bertanya lisan. B. jenis-jenis tes lisan. C. merencanakan tes lisan. D. konstruksi tes lisan. E. prinsip-prinsip pemakaian tes lisan. F. keuntungan - keuntungan khusus tes lisan. Dalam hal ini akan dibahas satu persatu dalam pembahasan.

2.2. Strategi Bertanya Lisan

Baru-baru ini pendekatan strategi bertanya yang dikemukakan oleh Taba dab Suchman dalam pengajaran telah menjurus kearah munculnya kembali perhatian guru terhadap pertanyaan-pertanyaan lisan baik sebagai teknik mengajar maupun sebagai teknik menguji. Oleh karena strategi ini mempunyai berbagai hubungan dengan tes lisan, maka beberapa hal akan dibahas kembali di bawah ini. Strategi bertanya yang dikemukakan oleh Taba berhubungan dengan taksonomi kognitif dan pertanyaan-pertanyaan guru, yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 4 Kognitif 1 : Pertanyaan membentuk konsep pertanyaan yang menanyakan “apa?” Kognitif 2 : Pertanyaan tentang interpretasi data pertanyaan menanyakan “mengapa?” Kognitif 3 : Pertanyaan tentang aplikasi prinsip, pertanyaan yang menanyakan “apa arti……..?” Bertentangan dengan pendapat di atas, terlihat bahwa guru mengarahkan siswa-siswa terhadap empat macam pertanyaan untuk menjelaskan cara berpikir siswa dan memperbaiki belajar siswa. Keempat kelompok pertanyaan itu antara lain: 1. Pertanyaan verifikasi: dengan pertanyaan ini siswa-siswa mencari dasar informasi, fakta-fakta dan data untuk pertanyaan. 2. Pertanyaan eksperimentasi: dengan pertanyaan ini siswa-siswa memanipulasi secara verbal informasi yang dikumpulkan pada tahapan verifikasi. Siswa menggali dan mengetes ide-ide untuk menentukan akibat-akibatnya. 3. Pertanyaan kebutuhan: dengan pertanyaan ini siswa-siswa mensortir data dan menentukan mana yang relevan dan tidak relevan bagi pertanyaan. 4. Pertanyaan sintesis: dengan pertanyaan ini siswa-siswa mengecek validitas dari intuisi, teori atau kesimpulannya sebagai penjelasan atau jalan keluar dari masalah atau fenomena yang diselidiki. Dalam menanyakan tiap pertanyaan tersebut di atas, siswa-siswa mencari data tentang 1 peristiwa, 2 obyek, 3 kondisi, 4 milik. Peristiwa berarti situasi yang ada atau terjadi. Obyek yang terdapat disini adalah elemen dalam peristiwa. Kondisi merupakan karateristik yang tidak dapat diubah Dirjen PT, 1989.

2.3. Jenis-Jenis Tes lisan