3 pemilihan kata yang baik,4 isyarat yang pantas, 5 kehadiran dipanggung yang baik, 6 hubungan baik dengan pendengar.
Thoha 2003:61 dalam Vivi 2010 menjelaskan bahwa tes lisan termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.
Dari segi persiapan dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua yakni:
a. Tes lisan bebas. Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis
b. Tes lisan berpedoman. Yaitu pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta didik.
2.4. Merencanakan Tes Lisan
Banyak dari penggunaan tes lisan yang salah, hal ini disebabkan oleh perencanaan yang lemah. Sebagaimana dengan bentuk tes yang lain, suksesnya
pengukuran tes lisan sebanding dengan kehati-hatian dalam perencanaannya. Jelaslah bahwa hanya sedikit nilai pengukuran yang diperoleh dari tes yang dibuat
dengan tergesa-gesa. Dalam mempersiapkan tes lisan seorang guru harus mengutamakan ketelitian dengan mengikuti langkah-langkah perencanaan.
Pertama, tujuan pengajaran dan bidang isi arus didaftarkan untuk membuat garis-garis besar. Garis-garis besar ini perlu dirancang secara detail,
karena tes ini hanya dipakai untuk mengukur tujuan dan isi yang terbatas jumlahnya. Dalam hal ini tujuan eksplisit yang mungkin diperoleh, hanya satu
bidang isi yang luas yang mencakup bidang-bidang yang dipecahkan secara terperinci.
Kedua, tes lisan harus dipilih berdasarkan tabel spesifikasi. Guru-guru harus ingat, bahwa tes lisan paling baik disesuaikan dengan jawaban seperti yang
diminta oleh tes essai, tetapi jawaban yang luas ini dapat disajikan jauh lebih cepat dengan lisan dari pada dengan tulisan dan jawaban itu tidak harus dibaca
untuk memberi nilainya. Di pihak lain, fakta-fakta khusus dengan mudah dapat diuji dengan tes obyektif dan tes lisan tidak boleh diboboti berlebihan dengan
butir-butir pertanyaan.
8
2.5. Konstruksi Tes Lisan
Dalam tes lisan konstruksi bentuk tes lisan tidak sukar, guru haruslah menyisihkan waktu untuk mempersiapkan tujuan dari suatu tes lisan. Dua prinsip
yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam pembuatan tes lisan diantaranya: 1 pertanyaan haruslah dituliskan lebih dahulu 2 jawaban yang dapat diterima
harus dituliskan untuk tiap pertanyaan yang dibuat. Tes lisan mempunyai bagian- bagian yang sesuai dengan jenis dan tujuan ujian, metode pemberian nilai harus
ditentukan sebelum pertanyaan-pertanyaan dibuat oleh seorang guru, dan bobot relatif nilai harus ditetapkan untuk tiap-tiap pertanyaan seperti halnya dengan tes
tertulis. Pra perencanaan seiring dengan ketelitian dalam penulisan butir tes, dan akan menguatkan guru dalam menghadapi kritik yang sering mengatakan bahwa
ujian lisan hanya sedikit gunanya dalam pengukuran. Pertanyaan-pertanyaan lisan yang dibuat haruslah dapat menggambarkan
keberadaaan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan bentuk yang lebih sederhana dan bermanfaat.
2.6. Prinsip-Prinsip Pemakaian Tes Lisan