Prinsip-Prinsip Pemakaian Tes Lisan

2.5. Konstruksi Tes Lisan

Dalam tes lisan konstruksi bentuk tes lisan tidak sukar, guru haruslah menyisihkan waktu untuk mempersiapkan tujuan dari suatu tes lisan. Dua prinsip yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam pembuatan tes lisan diantaranya: 1 pertanyaan haruslah dituliskan lebih dahulu 2 jawaban yang dapat diterima harus dituliskan untuk tiap pertanyaan yang dibuat. Tes lisan mempunyai bagian- bagian yang sesuai dengan jenis dan tujuan ujian, metode pemberian nilai harus ditentukan sebelum pertanyaan-pertanyaan dibuat oleh seorang guru, dan bobot relatif nilai harus ditetapkan untuk tiap-tiap pertanyaan seperti halnya dengan tes tertulis. Pra perencanaan seiring dengan ketelitian dalam penulisan butir tes, dan akan menguatkan guru dalam menghadapi kritik yang sering mengatakan bahwa ujian lisan hanya sedikit gunanya dalam pengukuran. Pertanyaan-pertanyaan lisan yang dibuat haruslah dapat menggambarkan keberadaaan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan bentuk yang lebih sederhana dan bermanfaat.

2.6. Prinsip-Prinsip Pemakaian Tes Lisan

Berbagai prinsip yang harus dilakukan dalam pemakaian tes lisan antara lain: a Pelaksanaan tes lisan yang trampil perlu mencapai pengukuran yang baik. Siswa-siswa harus mendengar dan mengerti pertanyaan jika mereka diharapkan dapat memberi respon dengan baik. Oleh sebab itu guru harus membacakan pertanyaan dengan lambat-lambat dan dengan suara yang kuat serta mengucapkan dengan hati-hati. Jika tes itu dilaksanakan kepada siswa secara individual, guru harus memberikan dengan baik kepada siswa-siswa. Batas waktu yang harus diperhatikan dan kondisi tes individual harus dipelihara pada tingkat standar jika hasilnya diharapkan dapat dipertanggung jawabkan. b Jika tes lisan dipakai untuk tujuan pengajaran atau reviu, tidak ada atau sedikit saja nilai yang diberikan pada ujian tersebut. Tes lisan yang dipakai untuk ujian merupakan alat yang baik untuk mendorong belajar, mereviu 9 topik yang baru diajarkan dan memberikan kepada guru kesan bagaimana baiknya siswa-siswa menguasai konsep-konsep, ide-ide, dan fakta-fakta yang telah diajarkan. c Jika hanya satu pertanyaan diberikan kepada seorang individu, guru harus hati-hati menjaga agar tingkat kesukaran pertanyaan itu sama, atau setidak- tidaknya menyesuaikan kesukaran tes kepada kemampuan siswa. Pertanyaan tes lisan ditujukan kepada tiap orang siswa tidak mengandung reabilitas, sebab sampel tidak cukup tajam dan reabilitas sering dikurangi oleh variasi kesukaran tes yang tiba-tiba berubah-rubah. d Walaupun penilaian tes lisan sering subyektif, guru harus berusaha menghindarkan faktor-faktor luar yang tidak perlu seperti favoritisme. Pemakain daftar cek atau skala penilaian di mana mungkin akan menambah reabilitas penilaian, dan jawaban yang sebelumnya sudah ditulis akan menyajikan kriteria untuk menilai ke komprehensifan jawaban siswa Dirjen PT, 1989.

2.7. Keuntungan-Keuntungan Tes Lisan