Perancangan kWh Meter dengan Sistem Prabayar

(1)

PERANCANGAN KWH METER DENGAN SISTEM

PRABAYAR

TUGAS AKHIR

LASHINER OTNIEL ANDERSON BATUBARA

122411002

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERANCANGAN KWH METER DENGAN SISTEM

PRABAYAR

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

LASHINER OTNIEL ANDERSON BATUBARA

122411002

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

PERSETUJUAN

Judul : Perancangan kWh Meter dengan Sistem Prabayar Kategori : Tugas Akhir

Nama : Lashiner Otniel Anderson Batubara NomorIndukMahasiswa : 122411002

Program Studi : D3 Metrologi dan Instrumentasi Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di Medan, 2015

Ketua Program Studi DosenPembimbing D3 MetrologidanInstrumentasi TugasAkhir

Dr. Diana AleminBarus, M.Sc

NIP. 196607291992032002 NIP. 195510301980031003 Dr. MarhaposanSitumorang


(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN KWH METER DENGAN SISTEM PRABAYAR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2015

Lashiner Batubara 122411002


(5)

ABSTRAK

KWh-meter merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengukur dan mencatat pemakaian energi listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan. Sebagian besar kWh-meter yang ada saat ini khususnya pada lingkungan perumahan masih merupakan kWh-meter konvensional. Masyarakat pada umumnya tidak paham cara pembacaan konsumsi daya listrik yang tertera pada kWh-meter konvensional tersebut. Alat ukur kWh-meter ini sudah mengalami perkembangan beberapa tahun terakhir. Ini didukung karena adanya perkembangan pada dunia teknologi digital. Dari keterbatasan kWh-meter konvensional dan pesatnya teknologi informasi digital, serta untuk lebih mendayagunakan kWh-meter konvensional yang sudah ada timbul suatu ide untuk merancang suatu pengembangan kWh-meter konvensional yaitu pada sisi tampilannya dengan menambahkan beberapa unit sistem. Penambahan beberapa unit sistem tersebut berupa mikrokontroler ATmega8 sebagaipusatkendalisistem, sensor arus ACS712 untukmendeteksiarus yang masuk, dan LCD sebagai tampilan digital.

Tampilan digital kWh-meter akan memudahkan dalam pembacaannya dan kemungkinan timbulnya kesalahan pembacaan/pencatatan nilai kWh-meter tidak akan terjadi lagi. Pengujian sistem dilakukan dengan cara memberi beban pada kWh-meter sehinggapiringanpada kWh-meter berputardanterjadipenguranganjumlahpulsa kWh-meter. Pengurangan jumlah pulsa kWh-meter berlangsung terus menerus sampai habis sesuai dengan besar beban yang dipakai.


(6)

ABSTRACT

KWh-meter is a tool that serves to measure and record the energy consumption of electricity consumed by the customer. Most kWh-meter available today, especially in the residential neighborhood is still a conventional kWh-meter. Society in general does not understand how the reading of the electrical power consumption stated on the kWh-meter conventional. KWh-meter measuring instrument has been experiencing growth in recent years. It was supported because of the developments in the world of digital technology. From kWh-meter limitation of conventional and rapid digital information technology, as well as to more efficiently utilize meter existing conventional raised an idea to design a kWh-meter conventional development is on the side of zoom by adding multiple unit system. The addition of multiple units of the system in the form of a microcontroller ATmega8 as the central control system, ACS712 current sensor to detect the incoming flow, and the LCD as a digital display.

KWh-meter digital display will facilitate the reading and the possibility of errors reading / recording kWh-meter value will not happen again. System testing is done by giving the load on kWh-meter so kWh-meter dish on a rotating and a reduction in the number of pulses kWh-meter. Reduction of the number of pulses kWh-meter continues to run out in accordance with a load that is used.


(7)

PENGHARGAAN

Puji syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Project Akhir 2 ini.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III pada program studi Metrologi dan Instrumentasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Pada project akhir 2 ini Penulis mengambil judul perancangan kwh meter dengan system prabayar.

Penulis sangat menyadari keterbatasan yang dimiliki, karena terselesaikannya penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak kepada Penulis. Untuk itu, izinkanlah Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang Tua dan keluarga, yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis.

2. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Diana Alemin Barus M.Sc, selaku Ketua Program Studi D-III Metrologi dan Instrumentasi FMIPA USU yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian laporan ini.

5. Teman-teman Jurusan Metrologi, yang telah membantu dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa dengan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki, penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu dengan senang hati penulis menerima segala saran dan kritik yang sifatnya membangun demi lebih baiknya laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2015


(8)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PERNYATAAN ABSTRAK

PENGHARGAAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang 1.2Permasalahan 1.3Batasan Masalah 1.4Tujuan

1.5Metodologi Penelitian 1.6Sistematika Penulisan BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1Pengertian kWh

2.2Mikrokontroler ATMega8 2.3Relay

2.4Sensor Arus ACS712 2.5Keypad

BAB 3 PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANKAIAN 3.1Perancangan Alat

3.1.1 Diagram Blok Rangkaian

3.1.2 Rangkaian Power Supplay (PSA) 3.1.3 Rangkaian Sensor Arus ACS712 3.1.4 Rangkaian Keypad untuk ATMega8 3.2Perancangan Program

BAB 4 PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM 4.1Hasil pengukuran

4.2Menghitung ketelitian alat 4.3Program rangkaian

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan


(9)

5.2Saran Daftar Pustaka Lampiran:


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 susunan pin microcontroller ATmega8 Gambar 2.2 Relay Elektromekanis

Gambar 2.3 sensor arus ACS712 Gambar 2.4 Keypad 4x4

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian Sistem Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA) Gambar 3.3 Rangkaian sensor arus ACS712 Gambar 3.4 Skematik rangkaian keypad Gambar 3.5 Flow Chart Program Sistem


(11)

DAFTAR TABEL


(12)

ABSTRAK

KWh-meter merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengukur dan mencatat pemakaian energi listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan. Sebagian besar kWh-meter yang ada saat ini khususnya pada lingkungan perumahan masih merupakan kWh-meter konvensional. Masyarakat pada umumnya tidak paham cara pembacaan konsumsi daya listrik yang tertera pada kWh-meter konvensional tersebut. Alat ukur kWh-meter ini sudah mengalami perkembangan beberapa tahun terakhir. Ini didukung karena adanya perkembangan pada dunia teknologi digital. Dari keterbatasan kWh-meter konvensional dan pesatnya teknologi informasi digital, serta untuk lebih mendayagunakan kWh-meter konvensional yang sudah ada timbul suatu ide untuk merancang suatu pengembangan kWh-meter konvensional yaitu pada sisi tampilannya dengan menambahkan beberapa unit sistem. Penambahan beberapa unit sistem tersebut berupa mikrokontroler ATmega8 sebagaipusatkendalisistem, sensor arus ACS712 untukmendeteksiarus yang masuk, dan LCD sebagai tampilan digital.

Tampilan digital kWh-meter akan memudahkan dalam pembacaannya dan kemungkinan timbulnya kesalahan pembacaan/pencatatan nilai kWh-meter tidak akan terjadi lagi. Pengujian sistem dilakukan dengan cara memberi beban pada kWh-meter sehinggapiringanpada kWh-meter berputardanterjadipenguranganjumlahpulsa kWh-meter. Pengurangan jumlah pulsa kWh-meter berlangsung terus menerus sampai habis sesuai dengan besar beban yang dipakai.


(13)

ABSTRACT

KWh-meter is a tool that serves to measure and record the energy consumption of electricity consumed by the customer. Most kWh-meter available today, especially in the residential neighborhood is still a conventional kWh-meter. Society in general does not understand how the reading of the electrical power consumption stated on the kWh-meter conventional. KWh-meter measuring instrument has been experiencing growth in recent years. It was supported because of the developments in the world of digital technology. From kWh-meter limitation of conventional and rapid digital information technology, as well as to more efficiently utilize meter existing conventional raised an idea to design a kWh-meter conventional development is on the side of zoom by adding multiple unit system. The addition of multiple units of the system in the form of a microcontroller ATmega8 as the central control system, ACS712 current sensor to detect the incoming flow, and the LCD as a digital display.

KWh-meter digital display will facilitate the reading and the possibility of errors reading / recording kWh-meter value will not happen again. System testing is done by giving the load on kWh-meter so kWh-meter dish on a rotating and a reduction in the number of pulses kWh-meter. Reduction of the number of pulses kWh-meter continues to run out in accordance with a load that is used.


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

KWH ( Kilo Watt Hour ) meter merupakan alat ukur untuk menghitung dan mengetahui pemakaian energi listrik yang biasa dipakai baik dilingkungan perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini sudah mengalami perkembangan yang begitu luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini. Dalam perkembangan teknologi sekarang ini kWh meter menjadi suatu alat otomatis yang bisa mengirimkan hasil pengukuran kepada perusahaan listrik yang bersangkutan. Akan tetapi perusahaan tersebut belum menyediakan meteran otomatis yang bisa dipakai diseluruh rumah-rumah karena biaya yang terhitung mahal. Masalah yang sering terjadi dalam pencatatan tagihan tidak akurat karena kekeliruan pencatatan.

Saat ini KWH meter yang dikenal umum oleh masyarakat adalah KWH meter analog. Sistem pembayaran listrik umumnya dilakukan dengan menghitung energi listrik yang dipakai berdasarkan nilai yang tertera pada KWH meter konvensional, dimana petugaslah yang mencatat secara periodik. Ketika pengguna listrik ingin mengetahui besaran konsumsi listriknya maka pengguna harus mengeceknya ke tempat biasa membayar listrik. Sistem ini memungkinkan konsumen mengalami tunggakan listrik, kesalahan pembacaan atau pencatatan KWH meter oleh petugas serta tidak dapat mengetahui besar pemakaian konsumsi energi listrik setiap waktu. Sistem ini sering disebut sistem pascabayar. Perkembangan teknologi memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemajuan teknologi, banyak peralatan yang dialihkan dari bentuk manual ke bentuk otomatis. Hal ini dikarenakan peralatan otomatis lebih mudah dalam penggunaanya, sehingga peralatan manual tidak dapat diandalkan lagi dan mulai dialihkan menjadi peralatan yang lebih otomatis. Sebagai contoh dalam hal ini adalah meteran listrik. Meteran listrik atau KW H Meter sangat umum dijumpai pada setiap rumah pelanggan listrik. Fungsi dari alat ini adalah menghitung seberapa besar pemakaian energi listrik suatu bangunan entah itu di rumah, kantor maupun pabrik. Nilai tersebut yang dihitung dalam satuan KWH ( Kilo Watt Hour ) setiap bulannya akan dikalikan dengan harga satuan tarif dasar listrik ( TDL ) dan ditambahkan dengan nilai abonemen plus pajak yang akan menghasilkan tagihan yang kita terima setiap bulannya.

Dengan sistem prabayar diharapkan dapat mengontrol jumlah pemakaian energi listrik serta pengendalian penggunaan listrik dapat lebih baik, karena pembayaran yang dilakukan


(15)

diawal dapat digunakan untuk membatasi konsumsi. Manfaat lain dari sistem ini yaitu perbaikan system pengukuran dan memudahkan konsumen memantau keluaran daya karena perangkat elektronik yang digunakan adalah elektronis digital dengan tampilan digital.

1.2Permasalahan

Untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen dalam pebayaran listrik tanpa mengantri dikarenakan pembelian dengan uang tunai yang memerlukan waktu lebih lama jika operator harus memberi uang kembali dan sikap operator yang terkadang tidak bersahabat, pada tugas akhir ini permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana merancang sebuah kWh meter sebagai prabayar.

1.3Batasan masalah

Perlu diberikan beberapa batasan permasalahan dengan tujuan agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari tujuan. Adapun batasan permasalahan dari sistem yang dirancang ini adalah :

1. Sistem ini dirancang dan dijalankan pada miniplant.

2. Tampilan pada display meliputi sisa pulsa dan besar daya yang dipakai.

1.4Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :

1. Merancang dan membuat sebuah alat yang dapat membatasi pemakaian beban listrik dan menampilkan nilai KWH dalam data digital

2. Mendalami cara kerja dan perlakuan dari alat yang dibuat.

1.5Metodologi Penelitian

Untuk mencapai tujuan penyelesaian tugas akhir yang direncanakan, maka perlu dilakukan suatu langkah-langkah dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Merancang sistem yang dibutuhkan dalam pembuatan alat kwh meter digital prabayar. 2. Mendesain semua komponen – komponen dari sistem yang ada.

3. Pembuatan sistem dari rancang bangun kwh meter digital prabayar: • Membuat mekanik dari perancangan hardware.

• Membuat rangkaian pembentuk sistem keseluruhan dari perancangan penulis. • Membuat software aplikasi sebagai display dan record data dari sistem


(16)

4. Pengujian sistem dari rancang bangun kwh meter digital prabayar. Menguji rangkaian dari perancangan alat untuk mengetahui performasi alat, baik keakuratan dan keefisienan alat. 5. Penyusunan Laporan.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika laporan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, metodologi dan sistematika laporan.

Bab 2 TNJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori-teori sistem komunikasi data secara serial, sistem transmisi data, dan Prinsip kerja Mikrokontroller

Bab 3 PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

Berisi tentang konsep perancangan alat dengan diagram blok, flowcart dan merangkai rangkaian yang digunakan serta pembuatan alat.

Bab 4 PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

Berisi tentang analisa hasil desain kwh meter digital prabayar, pengujian alat dan data yang diukur.

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang hasil yang diperoleh dari analisis sistem, analisa data dan saran. Lampiran beserta daftar pustaka


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian kWh

kWh Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari alumunium. Pengukur Watt atau Kwatt, yang pada umumnya disebut Watt-meter/Kwatt meter disusun sedemikian rupa, sehingga kumparan tegangan dapat berputar dengan bebasnya, dengan jalan demikian tenaga listrik dapat diukur, baik dalam satuan WH (watt Jam) ataupun dalam kWh (kilowatt Hour).

Pemakaian energi listrik di industri maupun rumah tangga menggunakan satuan kilowatt- hour (KWH), dimana 1 KWH sama dengan 3.6 MJ. Karena itulah alat yang digunakan untuk mengukur energi pada industri dan rumah tangga dikenal dengan watthourmeters. Besar tagihan listrik biasanya berdasarkan pada angka-angka yang tertera pada kWh meter setiap bulannya. kWh meter induksi adalah satu- satunya tipe yang digunakan pada perhitungan daya listrik rumah tangga.

Bagian-bagian utama dari sebuah kWh meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus,sebuah piringan aluminium, sebuah magnet tetap, dan sebuah gir mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan. Jika meter dihubungkan ke daya satu fasa, maka piringan mendapat torsi yang membuatnya berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Semakin besar daya yang terpakai, mengakibatkan kecepatan piringan semakin besar; demikian pula sebaliknya

Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik paskabar, yaitu Pelanggan menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar Pelanggan, melakukan penagihan kepada Pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekaning listrik setelah waktu tertentu.

Pada jaman modern seperti saat ini kehidupan manusia tidak bisa lepas dari energi listrik. Di Indonesia yang berwenang untuk menyediakan energi listrik adalah perusahaan listrik negara (PLN). Untuk mengetahui besaran energi listrik yang digunakan dibutuhkan sebuah alat yang disebut kWh meter. Pada umumnya kWh meter yang digunakan oleh PLN adalah kWh meter analog. Tetapi kWh ini mempunyai kelemahan, salah satunya adalah dengan sistem pembayaran paskabayar, dapat memungkinkan pelanggan menunggak tagihan


(18)

listrik. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibuat sebuah kWh meter digital dengan sistem prabayar. Sehingga pelanggan harus membeli voucher khusus untuk dapat menggunakan listrik dari PLN. Nilai voucher ini akan terus berkurang seiring dengan pemakaian listrik. Apabila nilai voucher hampir habis akan diberi indikator pemberitahuan dan sistem akan memutus daya apabila nilai voucher habis. Agar dapat menggunakan kembali listrik, maka pelanggan harus membeli voucher khusus lagi.

Sedangkan pada pembuatan voucher diperlukan sebuah algoritma enkripsi supaya kode voucher tidak mudah ditebak, dalam hal ini metode enkripsi yang digunakan adalah metode enkripsi enigma. Enigma sendiri pada dasarnya menggunakan logika paling sederhana dalam penyandian yaitu subtitusi, mengganti sebuah huruf asal menjadi tepat satu huruf yang berbeda. Namun, semua bisa menjadi berbeda apabila subtitusi satu ke satu itu dilakukan oleh 3 (atau lebih) rotor dengan 26 node yang masing-masing berputar layaknya odometer. Di sinilah keindahan enigma, tanpa mesin yang sama, pengaturan posisi rotor yang sama, dan tipe subtitusi yang sama, sebuah kode yang dibuat dengan mesin enigma akan sangat sulit untuk dipecahkan.

Mekanisme tersebut di atas tidak dilaksanakan pada sistem listrik pintar (prabayar). Pada sistem listrik pintar, pelanggan mengeluarkan uang/biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya. Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang dilokasi Pelanggan melalui sistem ‘token’ (pulsa) atau stroom.

Meter Prabayar MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih bisa dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan Pelanggan. Dengan demikian, Pelanggan bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan mengatur sendiri jadwal dan jumlah pembelian listrik. Dengan menggunakan Listrik Pintar, pelanggan tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter yang biasanya dilakukan setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan jadual pembayaran listrik bulanan.

Listrik Prabayar (LPB) Adalah layanan terbaru dari PLN dengan berbagai kelebihan dalam mengatur penggunaan energi listrik melalui meter elektronik prabayar. Inovasi termutakhir yang berorientasi pada kenyamanan pelanggan ini merupakan wujud penghargaan kepada Anda pelanggan PLN. Lewat Prabayar, Anda lebih leluasa dalam mengendalikan pemakaian listrik, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Dengan Stroom Steer Listrik Prabayar, menggunakan listrik menjadi Lebih Nyaman dan Lebih Terkendali.


(19)

Keuntungan Listrik Pintar (Prabayar)

1. Pelanggan lebih mudah mengendalikan pemakaian listrik.Melalui meter elektronik prabayar pelanggan dapat memantau pemakaian listrik sehari-hari dan setiap saat. Di meter tersebut tertera angka sisa pemakaian kWh terakhir. Bila dirasa boros, pelanggan dapat mengerem pemakaian listriknya.

2. Pemakaian listrik dapat disesuaikan dengan anggaran belanja.Dengan nilai Pulsa Listrik (voucher) bervariasi mulai Rp 20.000,0 s.d. Rp 1.000.000,- memberikan keleluasaan bagi pelanggan dalam membeli listrik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan (lebih terkontrol dalam mengatur anggaran belanja keluarga).

3. Tidak akan terkena biaya keterlambatan Tidak ada lagi biaya tambahan bayar listrik dikarenakan terbebani biaya keterlambatan akibat lupa bayar tagihan listrik.

4. Privasi lebih terjagaUntuk pelanggan yang menginginkan kenyamanan lebih, dengan menggunakan Listrik Pintar tidak perlu menunggu dan membukakan pintu untuk petugas pencatatan meter karena meter prabayar secara otomatis mencatat pemakaian listrik anda (akurat dan tidak ada kesalahan pencatatan meter).

5. Jaringan luas pembelian listrik isi ulang Saat ini pembelian Pulsa Listrik (voucher) Pintar sudah bisa didapatkan di lebih dari 30.000 ATM di seluruh Indonesia. Selain itu bisa juga didapatkan di loket pembayaran listrik online.

6. Tepat digunakan bagi Anda yang memiliki usaha rumah kontrakan atau kamar sewa (kos). Sebagai pemilik rumah atau kamar sewa, Anda tidak perlu khawatir lagi dengan tagihan listrik yang tidak dibayar oleh penghuni rumah kontrakan karena pemakaian listrik sudah menjadi tanggung jawab dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan penyewa.

Penghitungan kWh Meter LPB sama saja dengan kWh Meter Analog karena telah melalui tahap standarisasi Tera (tidak lebih mahal) dan harga Rp/kWh Listrik Prabayar sudah diatur dalam TDL 2010 yang dikeluarkan oleh menteri ESDM No. : 07 Tahun 2010. Yang akan menentukan hemat atau boros adalah 100 % perilaku pengunaan peralatan listrik oleh pelanggan. Serupa dengan telepon, dengan Prabayar cenderung orang akan berhemat, sebaliknya dengan Pascabayar cenderung orang lebih boros karena kurang terkendali.

Manfaat Listrik Prabayar :

1. Pemakaian listrik lebih terkendali 2. Tanpa ada sanksi pemutusan

3. Tanpa dikenakan denda keterlambatan 4. Tanpa Uang Jaminan Pelanggan 5. Tanpa ada pencatatan meter


(20)

6. Privasi tidak terganggu

7. Tidak dikenakan biaya beban bulanan 8. Kemudahan pembelian Token / STROOM 9. Pembelian disesuaikan kemampuan.

10.Tidak ada batas masa aktif (aktif selama kWH masih tersisa). Prinsip Kerja Kwh Meter Prabayar Chip Card :

Chip card dapat digunakan sebagai alat pembayaran rekening listrik dengan mengembangkan Kwh meter Elektronik Digital yang dilengkapi dengan perangkat pembaca kartu serta perangkat transaksi lunak berbasis smart card. Kwh meter akan beroperasi berdasarkan nilai kredit yang dimasukkan (download) dari chip card kedalam register Kwh, dan selanjutnya nilai kredit tersebut dijadikan acuan untuk mengontrol bekerjanya Kwh meter. Nilai kredit didalam register akan dikurangi secara bertahap sebanding dengan nilai energi listrik yang telah dikonsumsi (digunakan). Jika isi register telah habis maka Kwh meter harus segera diisi kembali (register sisa pulsa sama dengan 10%) maka ada alarm (LED ON), dan jika setelah jangka waktu yang telah ditetapkan belum juga diisi nilai kreditnya maka Kwh meter akan memutus saklar pemutus atau Internal Contactor sehingga supply daya terputus. Pengisian pulsa listrik kedalam smart card menggunakan Portable Terminal yang koneksi dengan Perangkat Lunak Sinkronisasi Dan Billing Sistem yang telah diinstal di Komputer (Master Station).

2.2Mikrokontroler ATMEGA8

AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial USART, Programmable Watchdog Timer, dan mode power saving. Beberapa diantaranya mempunyai ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI. ATMEGA 8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya rendah berbasis arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMEGA 8 mempunyai throughput mendekati 1 MPS per MHz membuat disain dari sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.


(21)

Gambar 2.1 susunan pin microcontroller ATmega8

ATMega8 memiliki 28 pin yang masing – masing pin – nya memiliki fungsi yang berbeda – beda baik sebagai port ataupun sebagai fungsi yang lain. Berikut akan dijelaskan tentang kegunaan dari masing – masing kaki pada ATMega8.

1. VCC : Merupakan supply tegangan untuk digital

2. GND : Merupakan ground untuk smua komponen yang membutuhkan grounding

3. Port B : Adalah 8 buah pin mulai dari pin B.0 sampai dengan pin B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input dan juga output. Port B merupakan sebuah 8-bit bit-directional I/O port dengan inernal pull-up resistor. Sebagai input, pin – pin yang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Jika ingin menggunakan tambahan kristal, maka cukup untuk menghubungkan kaki dari kristal ke keki pada pin port B. Namun jika tidak digunakan, maka cukup untuk dibiarkan saja. Pengguna kegunaan dari masing – masing kaki ditentukan dari clock fuse setting-nya.

4. Port C : Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O yang di dalam masing – masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin-nya hanya 7 buah mulai dari C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran / output, port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal kemampuan menyarap arus ( sink ) ataupun mengeluarkan arus ( source).

5. Reset / PC6 : Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O. Untuk diperhatikan juga bahwa pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin – pin yang tedapat pada port C. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak deprogram, maka


(22)

pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa minimum,

6. Port D : Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port – port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.

7. AVC : Pada pin ini memiliki fungsi sebagai power supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkanjika ACD pada AVR tidak digunakan, tetap saja disarankan untuk menghubungkan secara terpisah dengan VCC. Cara menghubungkan AVCC adalah melewati low-pass filter setelah itu dihubungkan dengan VCC.

8. AREF : Merupakan pin referensi analog jika menggunakan ADC. Pada AVR status Register mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari kebanyakan hasil eksekusi intruksi aritmatik. Informasi ini dapat digunakan untuk altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian. Perlu diketahui bahwa register ini di-update setelah semua operasi ALU ( Arithmetic Logic Unit ). Hal tersebut seperti yang telah tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Intruction Set Reference. Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang kebutuhan penggunaan instruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat. Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun hal iini harus dilakukan melalui software.

9. Bit 7 (1) : Merupakan bit Global Interrupt Enable. Bit ini harus di-set supaya semua perintah interupsi dapat dijalankan. Untuk fungsi interupsi individual akan dijelaskan pada bagian yang lain. Jika bit ini di-reset, maka semua perintah interupsi baik yang secara individual maupun yang secara umum akan diabaikan. Bit ini akan dibersihkan atau cleared oleh hardware setelah sebuah interupsi dijalankan dan akan di-set kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat di-set dan di-reset melalui aplikasi dengan instruksi SEI dan CLI.

10.Bit 6 (T) : Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instruction BLD ( Bit LoaD ) dan BST ( Bit Store ) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang telah dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dan Register File dapat disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan intruksi BST, dan sebuah bit di dalam bit ini dapat disalin ke dalam sebuah bit di register pada Register File dengan menggunakan perintah BLD


(23)

11.Bit 5 (H) : Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatik BCD

12.Bit 4 (S) : Merupakan Sign bit. Bit ini selalu merupakan sebuah eksklusif di antara Negative Flag (N) dan Two’s Complement Overflow Flag (V).

13.Bit 3 (V) : Merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi aritmatika dua komplemen.

14.Bit 2 (N) : Merupakan bit Negative Flag. Bit ini menyediakan sebuah hasil negative di dalam sebuah fugnsi logika atau aritmatika.

15.Bit 1 (Z) : Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil nol “ 0 ” dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.

16.Bit 0 (C) : Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sisa dalam sebuah fugnsi aritmatika atau logika.

2.3RELAY

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut.

• Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak saklar.

• Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.

Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat berfungsi sebagai pengaman.

Prinsip Kerja Relay

Kontak Normally Open akan membuka ketika tidak ada arus mengalir pada kumparan, tetapi tertutup secepatnya setelah kumparan menghantarkan arus atau diberi tenaga. Kontak


(24)

Pin Sensor ACS712 Fungsi

IP + Terminal yang mendeteksi arus, terdapat sekring di dalamnya IP - Terminal yang mendeteksi arus, terdapat sekring di dalamnya GND Terminal sinyal ground

FILTER Terminal untuk kapasitor eksternal yang berfungsi sebagai pembatasa bandwith

Vout Terminal keluaran sinyal analog Vcc Terminal masukan catudaya

normally Close akan tertutup apabila kumparan tidak diberi tenaga dan membuka ketika kumparan diberi daya. Masing-masing kontak biasanya digambarkan sebagai kontak yang tampak dengan kumparan tidak diberi tanaga atau daya.

Gambar 2.2 Relay Elektromekanis

2.4Sensor Arus ACS712

ACS712 merupakan IC yang berfungsi sebagai sensor arus dan menggantikan trafo arus yang relatif besar dalam bentuk fisiknya. Sensor ACS712 adalah produksi Allegro untuk solusi ekonomis dalam pangukuran arus AC maupun DC. Pada prinsipnya sensor arus ACS712 adalah sama dengan sensor efek hall lainnya yaitu memanfaatkan medan magnetik yang ada disekitar arus yang akan dikonversi menjadi tegangan yang linier dengan perubahan arus. Tegangan yang dihasilkan oleh sensor arus hasil dari pengukuran arus berupa tegangan yang variabel. Nilai tegangan yang bervariabel inilah yang akan masuk ke mikrokontroler. Sebelum masuk ke mikrokontroler tagangan yang dihasilkan oleh sensor yang mengukur arus harus dikonversi menjadi tegangan DC, hal ini karena tegangan yang dihasilkan oleh sensor arus tersebut adalah teganan AC. ACS712 merupakan sensor persisi sebagai sensor arus AC maupun DC pada pembacaan arus didalam dunia industry, pengukuran, sistem komunikasi. Umumnya sensor ini digunakan sebagai pengontrol motor, penghitung beban, dan proteksi arus lebih.


(25)

Gambar 2.3 sensor arus ACS712 2.5Keypad

Dasarnya keypad adalah sejumlah tombol yang disusun sedemikian rupa sehingga pembentukan bentuk tombol angka dan beberapa menu yang lain. Berikut ini adalah contoh konfigurasi keypad 4 × 4. Keypad diperlukan untuk interaksi dengan sistem, misalnya kita membuat pengaturan dengan titik setel akan kontrol umpan balik pada saat program masih berjalan. Sebenarnya setiap programmer mempunyai cara interaksi yang berbeda dengan sistem. Bahkan untuk keypad di hardware setiap programmer bisa berbeda. Hal ini lebih karena kebutuhan yang berbeda.

Gambar 2.4 Keypad 4x4

Keypad 4×4 sangat sering digunakan oleh programmer. Selain kemudahannya dengan perangkat keras dan perangkat lunak. Dasarnya keypad 4×4 adalah 16 tombol push-button dalam matriks. Interfacing keypad 4×4 dengan pemindaian pola tidak mudah dilakukan. Selain harus memiliki keypad 4×4, kita hanya membutuhkan sebuah dioda sebagai komponen pendukung. Dioda 1N4001 yang diterapkan terikat oleh seri dengan K1, K2, K3 dan K4 dengan bagian dari Anoda.


(26)

BAB 3

PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

3.1 Perancangan Alat

3.1.1 Diagram Blok Rangkaian

Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini :

PLN

SENSOR ARUS ACS712

BEBAN

POWER SUPPLY MIKROKONTROLLER

ATMega8 KEYPAD LCD

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian Sistem

Mikrokontroller akan mengirimkan perhitungan beban yang dipakai ke LCD, selanjutnya mikrokontroller akan melakukan pengurangan nilai jumlah rekening awal sesuai dengan pemakaian listrik sampai pada sisa rekening sama dengan nol. Apabila mikro membaca data sisa jumlah rekening sama dengan nol maka mikro langsung memberikan perintah untuk mengaktifkan coil relay. dan relay akan membuka kontak hubungan power dari Kwh meter ke beban. Maka hal ini akan menyebabkan seluruh sambungan power listrik dari kWh ke beban akan terputus sampai dilakukan kembali pengisian data (voucher rekening listrik).

3.1.2 Rangkaian Power Supplay (PSA)

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke relay 12 V DC. Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar berikut ini :


(27)

Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA)

Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 µF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk memasok arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah

3.1.3 Rangkaian Sensor Arus ACS712

Pengukuran arus biasanya membutuhkan sebuah resistor shunt yaitu resistor yang dihubungkan secara seri pada beban dan mengubah aliran arus menjadi tegangan. Tegangan tersebut biasanya diumpankan ke current transformer terlebih dahulu sebelum masuk ke rangkaian pengkondisi signal.

Teknologi Hall effect yang diterapkan oleh Allegro menggantikan fungsi resistor shunt dan current transformer menjadi sebuah sensor dengan ukuran yang relatif jauh lebih kecil. Aliran arus listrik yang mengakibatkan medan magnet yang menginduksi bagian dynamic

offset cancellation dari ACS712. bagian ini akan dikuatkan oleh amplifier dan melalui filter

sebelum dikeluarkan melalui kaki 6 dan 7, modul tersebut membantu penggunaan untuk mempermudah instalasi arus ini ke dalam sistem.

ACS712 adalah Hall Effect current sensor. Hall effect allegro ACS712 merupakan sensor yang presisi sebagai sensor arus AC atau DC dalam pembacaan arus didalam dunia industri, otomotif, komersil dan sistem-sistem komunikasi. Pada umumnya aplikasi sensor ini biasanya digunakan untuk mengontrol motor, deteksi beban listrik, switched-mode power supplies dan proteksi beban berlebih.


(28)

Sensor ini memiliki pembacaan dengan ketepatan yang tinggi, karena didalamnya terdapat rangkaian low-offset linear Hall dengan satu lintasan yang terbuat dari tembaga. cara kerja sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang terdapat didalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di tangkap oleh integrated Hall IC dan diubah menjadi tegangan proporsional. Ketelitian dalam pembacaan sensor dioptimalkan dengan cara pemasangan komponen yang ada didalamnya antara penghantar yang menghasilkan medan magnet dengan hall transducer secara berdekatan. Persisnya, tegangan proporsional yang rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall IC yang didalamnya yang telah dibuat untuk ketelitian yang tinggi oleh pabrik.

Gambar 3.3 Rangkaian sensor arus ACS712

Output/keluaran dari sensor ini sebesar (>VIOUT(Q)) saat peningkatan arus pada penghantar arus (dari pin 1 dan pin 2 ke pin 3 dan 4), yang digunakan untuk pendeteksian atau perasa arus. Hambatan dalam penghantar sensor sebesar 1,2 mΩ dengan daya yang rendah. Jalur terminal konduktif secara kelistrikan diisolasi dari sensor leads/mengarah (pin 5 sampai pin 8). Hal ini menjadikan sensor arus ACS712 dapat digunakan pada aplikasi-aplikasi yang membutuhkan isolasi listrik tanpa menggunakan opto-isolator atau teknik isolasi lainnya yang mahal. Ketebalan penghantar arus didalam sensor sebesar 3x kondisi overcurrent. Sensor ini telah dikalibrasi oleh pabrik.

3.1.4 Rangkaian Keypad untuk ATMega8

Keypad disini menggunakan sistem matrik dimana kolom dan baris yang sama diserikan satu sama lainnya. Perancangannya menggunakan saklar Push Button di setiap tombolnya, Push Button disini mempunyai tiga masukan yakni untuk kolom, baris, dan kommon (pada perancangan disini kommon dihubungkan ke ground). Dengan disetnya kommon dengan ground, apabila menekan tombol otomatis ketiga masukan terhubung, dengan kata lain kolom


(29)

dan baris berlogika ‘0’ perubahan logika inilah yang diproses oleh mikrokontroler. Skematik dari keypad dibawah ini:

Gambar 3.4 Skematik rangkaian keypad

3.2 Perancangan Program

Diagram alir pemrogramannya adalah sebagai berikut : START

INIISIALISASI DAN NILAI AWAL

BACA SISA KWH

KWH = 0 ?

TAMPILKAN PADA LCD DAYA YANG DIGUNAKAN BACA ARUS BEBAN

AKUMULASIKAN DAYA PADA SISA

KWH

INIISIALISASI DAN NILAI AWAL

ADA INPUT KEYPAD ?

VERIFIKASI KODE PASSWORD

PASSWORD SESUAI ? TAMBAHKAN KWH PADA

MEMORI START TIDAK YA YA TIDAK YA TIDAK

Gambar 3.5 Flow Chart Program Sistem

Pada saat rangkaian dinyalakan maka LCD akan menampilkan daya yang digunakan dan sisa kWh. Apabila sisa kWh akan habis maka di LCDS akan muncul peringantan pulsa akan


(30)

habis dan meminta untuk memasukkan angka yang telah program didalamnya, jika angka yang dimasukkan sesuai maka LCD akan menampilkan jumlah kWh yang diisi.


(31)

BAB 4

PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

4.1 Hasil pengukuran

Jumlah lampu Jumlah watt pada lampu Pengukuran menggunakan multimeter Pengukuran menggunakan alat (Watt) Arus (ampere) Tegangan (volt)

Daya = I*V (Watt)

1 100 0,42 209 87,78 65

2 100 0,84 209 175,56 143

3 100 1,29 209 261,25 226

4.2 Menghitung ketelitian alat • Ketelitian 1 = 87,78 ���� −65 ����

87,78 ���� × 100% = 25,95% • Ketelitian 2 =175,56 ���� −143 ����

175,56 ���� × 100% = 18,55% • Ketelitian 3 = 261,25 ���� −226 ����

261,25 ���� × 100% = 13,49% Rata – rata ketelitian = 25,95% + 18,55% + 13,49%

3 = 19,33%

4.3 Program rangkaian #include <mega8.h> #include <delay.h> #include <stdio.h> #include <alcd.h>

#define ADC_VREF_TYPE 0x00

unsigned int read_adc(unsigned char adc_input) {

ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);

// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage delay_us(10);


(32)

// Start the AD conversion ADCSRA|=0x40;

// Wait for the AD conversion to complete while ((ADCSRA & 0x10)==0);

ADCSRA|=0x10; return ADCW; }

void Read_key(void); void Passkey(void); unsigned char dt, dtkey,j; unsigned int X;

void Display(void); void Rset(void);

unsigned char eeprom *addr_eeprom; unsigned int P,k,I,KWH,X;

unsigned int DATA,W; unsigned char V,j,Batas; char buf[33];

char Password[9];

void main(void) {

// Input/Output Ports initialization // Port B initialization

PORTB=0xFF; DDRB=0x38; PORTC=0x00; DDRC=0x01; PORTD=0x02; DDRD=0x00;

// ADC initialization

ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff; ADCSRA=0x82;


(33)

lcd_init(16); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf(" DIGITAL "); lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf(" KWH METER "); delay_ms(2000);

lcd_clear(); Batas = 200; //Passkey(); QZ:

addr_eeprom = 0;delay_ms(5); W = *addr_eeprom ;delay_ms(5); Display();

if (W<200) {PORTC.0 = 1;}

while (1) {

for (j=0;j<10;j++){

I = read_adc(4);

if (I < 40) {k = 0;} if (I >= 40) {k = 9;}

P = (I * k)/10;

sprintf(buf,"DAYA : %i W ",P); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_puts(buf); X = P/100;


(34)

while (W >= Batas) {PORTC.0 = 0;lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" KUOTA HABIS ");lcd_gotoxy(0,1);lcd_putsf(" SISTEM CUTOFF ");delay_ms(1000);Passkey();goto QZ;}

if (W >= (Batas - 2)) {lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" PERINGATAN! ");lcd_gotoxy(0,1);lcd_putsf("KUOTA AKAN HABIS");delay_ms(1000);}

} W = W + X;

addr_eeprom = 0;delay_ms(5); *addr_eeprom = W;delay_ms(5); Display();

} }

void Rset(void) { PORTC.0 = 1;

addr_eeprom = 0;delay_ms(5); *addr_eeprom = 0;delay_ms(5); delay_ms(2000);

}

void Display(void) {

if (W < 10){

lcd_gotoxy(0,1);lcd_putsf("KWH : 0. WH"); lcd_gotoxy(8,1);

lcd_putchar(W %10 + 0x30);}

if (W >= 10){


(35)

lcd_gotoxy(6,1);

lcd_putchar(W/10 %10 + 0x30); lcd_putchar('.');

lcd_putchar(W %10 + 0x30);}

if (W >= 100){

lcd_gotoxy(0,1);lcd_putsf("KWH : WH"); lcd_gotoxy(6,1);

lcd_putchar(W/100 %10 + 0x30); lcd_putchar(W/10 %10 + 0x30); lcd_putchar('.');

lcd_putchar(W %10 + 0x30);} }

void Passkey(void) {

Ret:

j=1;lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("INPUT PASS KEY "); lcd_gotoxy(4,1);

lcd_putsf("N : "); while (j !=9 ){

while (PIND.1 == 1) { Read_key(); X = dtkey; lcd_gotoxy(9,1); sprintf(buf,"%i ",X); lcd_puts(buf); lcd_gotoxy(5,1); sprintf(buf,"%i ",j); lcd_puts(buf);

delay_ms(200); }


(36)

while (PIND.1 == 0){}

Password[j] = X;j++;delay_ms(200); }

if (Password[1] == 3){ if (Password[2] == 7){if (Password[3] == 9){if (Password[4] == 2){if (Password[5] == 4){if (Password[6] == 2){if (Password[7] == 8){if (Password[8] == 6){lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD SUCCESS ");Rset();goto ex;}}}}}}}} if (Password[1] == 4){ if (Password[2] == 2){if (Password[3] == 7){if (Password[4] == 5){if (Password[5] == 9){if (Password[6] == 7){if (Password[7] == 2){if (Password[8] == 4){lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD SUCCESS ");Rset();goto ex;}}}}}}}} if (Password[1] == 8){ if (Password[2] == 6){if (Password[3] == 5){if (Password[4] == 7){if (Password[5] == 4){if (Password[6] == 6){if (Password[7] == 5){if (Password[8] == 3){lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD SUCCESS ");Rset();goto ex;}}}}}}}} if (Password[1] == 2){ if (Password[2] == 8){if (Password[3] == 4){if (Password[4] == 2){if (Password[5] == 3){if (Password[6] == 5){if (Password[7] == 7){if (Password[8] == 1){lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD SUCCESS ");Rset();goto ex;}}}}}}}} if (Password[1] == 1){ if (Password[2] == 2){if (Password[3] == 3){if (Password[4] == 4){if (Password[5] == 5){if (Password[6] == 6){if (Password[7] == 7){if (Password[8] == 8){lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD SUCCESS ");Rset();goto ex;}}}}}}}}

lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD FAIL ");lcd_gotoxy(0,1);lcd_putsf(" PLEASE RETRY ");delay_ms(2000);

goto Ret;

ex: }

void Read_key(void) { PORTB.3=0;

dt=(~PINB & 0x07); switch (dt) {

case 1: dtkey=1; break;

case 2: dtkey=4; break;


(37)

break; };

PORTB.3=1; PORTB.4=0; dt=(~PINB & 0x07); switch (dt) {

case 1: dtkey=2; break;

case 2: dtkey=5; break;

case 4: dtkey=8; break;

};

PORTB.4=1; PORTB.5=0; dt=(~PINB & 0x07); switch (dt) {

case 1: dtkey=3; break;

case 2: dtkey=6; break;

case 4: dtkey=9; break;

}; PORTB.5=1; }


(38)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain :

1. KWH Meter dengan sistem prabayar ini telah mampu bekerja dengan baik, KWH mampu mendeteksi beban yang terpakai dan mampu melakukan pemotongan jumlah unit KWH sesuai dengan beban pemakaian daya listrik.

2. Kwh Meter Listrik dengan Sistem Prabayar dirancang dan dibuat dengan menggunakan mikroprosessor EEPROM yang dapat mempertahankan data meskipun terjadi pemutusan catu daya. Sensor arus acs712 dipakai untuk menghitung jumlah arus yang terpakai, kemudian akan dikirimkan ke Mikrokontroller. Selanjutnya Mikrokontroller Akan melakukan pengurangan jumlah unit KWH yang dimasukkan sesuai dengan pemakaian. Apabila Mikrokontroller membaca data unit KWH sama dengan nol, maka relay akan diaktifkan dan memutus daya ke beban. Dan relay akan kembali menghubungkan daya ke beban apabila Mikrokontroller telah membaca penambahan unit KWH (sesuai dengan kebutuhan konsumen/pelanggan listrik).

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian, diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu :

1. Sebaiknya digunakan Smart Card untuk sistem pembayaran, sehingga alat yang dibuat bisa lebih efisien dalam sistem pengisian ulang Voucher Rekening Listrik.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Malvino. 1985. Prinsip – prinsip elektronika, Edisi III, Jilid 1. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum

(Diakses pada 1 juni 2015)

http://elektronika-dasar.web.id/artikel-elektronika/matrix-keypad-4x4-untuk-mikrokontroler/ (Diakses pada 1 juni 2015)

(Diakses pada 2 juni 2015)

http://mikron123.com/index.php/Tutorial - AVR / Arsitektur - Mikrokontroler - AVR.html.

(Diakses pada 1 juni 2015)

(Diakses pada 2 juni 2015)


(40)

(41)

(1)

while (PIND.1 == 0){}

Password[j] = X;j++;delay_ms(200); }

if (Password[1] == 3){ if (Password[2] == 7){if (Password[3] == 9){if (Password[4] == 2){if (Password[5] == 4){if (Password[6] == 2){if (Password[7] == 8){if (Password[8] == 6){lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD SUCCESS ");Rset();goto ex;}}}}}}}} if (Password[1] == 4){ if (Password[2] == 2){if (Password[3] == 7){if (Password[4] == 5){if (Password[5] == 9){if (Password[6] == 7){if (Password[7] == 2){if (Password[8] == 4){lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD SUCCESS ");Rset();goto ex;}}}}}}}} if (Password[1] == 8){ if (Password[2] == 6){if (Password[3] == 5){if (Password[4] == 7){if (Password[5] == 4){if (Password[6] == 6){if (Password[7] == 5){if (Password[8] == 3){lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD SUCCESS ");Rset();goto ex;}}}}}}}} if (Password[1] == 2){ if (Password[2] == 8){if (Password[3] == 4){if (Password[4] == 2){if (Password[5] == 3){if (Password[6] == 5){if (Password[7] == 7){if (Password[8] == 1){lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD SUCCESS ");Rset();goto ex;}}}}}}}} if (Password[1] == 1){ if (Password[2] == 2){if (Password[3] == 3){if (Password[4] == 4){if (Password[5] == 5){if (Password[6] == 6){if (Password[7] == 7){if (Password[8] == 8){lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD SUCCESS ");Rset();goto ex;}}}}}}}}

lcd_clear();lcd_gotoxy(0,0);lcd_putsf(" RELOAD FAIL ");lcd_gotoxy(0,1);lcd_putsf(" PLEASE RETRY ");delay_ms(2000);

goto Ret;

ex: }

void Read_key(void) { PORTB.3=0;

dt=(~PINB & 0x07); switch (dt) {

case 1: dtkey=1; break;

case 2: dtkey=4; break;


(2)

break; };

PORTB.3=1; PORTB.4=0; dt=(~PINB & 0x07); switch (dt) {

case 1: dtkey=2; break;

case 2: dtkey=5; break;

case 4: dtkey=8; break;

};

PORTB.4=1; PORTB.5=0; dt=(~PINB & 0x07); switch (dt) {

case 1: dtkey=3; break;

case 2: dtkey=6; break;

case 4: dtkey=9; break;

}; PORTB.5=1; }


(3)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain :

1. KWH Meter dengan sistem prabayar ini telah mampu bekerja dengan baik, KWH mampu mendeteksi beban yang terpakai dan mampu melakukan pemotongan jumlah unit KWH sesuai dengan beban pemakaian daya listrik.

2. Kwh Meter Listrik dengan Sistem Prabayar dirancang dan dibuat dengan menggunakan mikroprosessor EEPROM yang dapat mempertahankan data meskipun terjadi pemutusan catu daya. Sensor arus acs712 dipakai untuk menghitung jumlah arus yang terpakai, kemudian akan dikirimkan ke Mikrokontroller. Selanjutnya Mikrokontroller Akan melakukan pengurangan jumlah unit KWH yang dimasukkan sesuai dengan pemakaian. Apabila Mikrokontroller membaca data unit KWH sama dengan nol, maka relay akan diaktifkan dan memutus daya ke beban. Dan relay akan kembali menghubungkan daya ke beban apabila Mikrokontroller telah membaca penambahan unit KWH (sesuai dengan kebutuhan konsumen/pelanggan listrik).

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian, diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu :

1. Sebaiknya digunakan Smart Card untuk sistem pembayaran, sehingga alat yang dibuat bisa lebih efisien dalam sistem pengisian ulang Voucher Rekening Listrik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Malvino. 1985. Prinsip – prinsip elektronika, Edisi III, Jilid 1. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum

(Diakses pada 1 juni 2015)

http://elektronika-dasar.web.id/artikel-elektronika/matrix-keypad-4x4-untuk-mikrokontroler/ (Diakses pada 1 juni 2015)

(Diakses pada 2 juni 2015)

http://mikron123.com/index.php/Tutorial - AVR / Arsitektur - Mikrokontroler - AVR.html.

(Diakses pada 1 juni 2015)

(Diakses pada 2 juni 2015)


(5)

(6)