Hasil Penelitian dan Pembahasan Penutup
6 Moeljatno
Perbuatan Pidana didefinisikan sebagai perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana
tertentu, bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut.
26
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa pengertian pidana
dan tindak pidana pada hakekatnya pidana merupakan suatu pengenaan atau nestapa akibat-akibat lain yang tidak menyenangkan sedangkan tindak pidana
adalah suatu perbuatan yang dilakukan seseorang sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawaban atas tindakan yang
dilakukannya. Adapun jenis-jenis yang termasuk dalam tindak pidana adalah sebagai berikut:
a. Kejahatan
Kejahatan adalah perbuatan yang melanggar dan bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam kaidah dan tegasnya, perbuatan yang melanggar larangan
yang ditetapkan dalam kaidah hukum dan tidak memenuhi atau melawan perintah yang telah ditetapkan dalam kaidah hukum yang berlaku dalam
masyarakat.
27
Dalam kaitan ini, pelaku tindak pidana kejahatan dapat dikatakan telah mempunyai latar belakang yang ikut mendukung terjadinya kriminalitas
tersebut, sebagai contoh seorang yang hidup dilingkungan yang rawan akan tindak kriminal, maka secara sosiologis jiwanya akan terpengaruh oleh keadaan
tempat tinggalnya.
26
Moeljatno. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta. Rineka Cipta. 1993. hlm.54.
27
Ninik Widiyanti. Perkembangan Kejahatan dan Masalahnya Ditinjau dari Segi Kriminologi dan Sosial. Jakarta. PT. Pradnya Paramita. 1987. hlm. 147.
b. Pelanggaran Dalam KUHP yang mengatur tentang pelanggaran adalah Pasal 489-569BAB
I- IX. Pelanggaran adalah “Wetsdelichten” yaitu perbuatan-perbuatan yang
didasari oleh masyarakat sebagai suatu tindak pidana karena undang-undang menyebutkan sebagai delik.
2. Pengertian dan Dasar Hukum Tindak Pidana Penipuan
Penipuan berasal dari kata tipu yang berarti perbuatan atau perkataan yang tidak
jujur atau bohong, palsu dan sebagainya dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali atau mencari keuntungan. Tindakan penipuan merupakan suatu
tindakan yang mrugikan orang lain sehingga termasuk kedalam tindakan yang dapat dikenakan hukuman pidana. Kejahatan penipuan atau bedrog itu diatur
didalam Pasal 378 sampai dengan Pasal 395 KUHP, Buku II Bab ke XXV. Di dalam Bab ke XXV tersebut dipergunakan perkataan “Penipuan” atau “Bedrog”,
“karena sesungguhnya didalam bab tersebut diatur sejumlah perbuatan-perbuatan yang ditujukan terhadap harta benda, dalam mana oleh si pelaku telah
dipergunakan perbuatan-perbuatan yang bersifat menipu atau dipergunakan tipu muslihat.”
28
Tindak pidana penipuan dalam bentuk pokok diatur dalam Pasal 378 KUHP.
Mengenai Delik Penipuan, KUHP mengaturnya secara luas dan terperinci dalam Buku II Bab XXV dari Pasal 378 sampai dengan Pasal 395 KUHP. Namun
ketentuan mengenai delik genus penipuan tindak pidana pokoknya terdapat dalam Pasal 378 KUHP yang berbunyi sebagai berikut :
28
Lamintang. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Sinar Baru. Bandung. 1984, hlm.262.