2.2.3.4 Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, Perlokusi
Berkenaan dengan tuturan ada tiga jenis tindakan yang hendaknya mendapatkan perhatian, yaitu : 1 tindak tutur lokusi, 2 tindak tutur ilokusi, 3
tindak tutur perlokusi. 1
Lokusi Lokusi adalah tindak tutur yang dimaksud untuk menyatakan
sesuatu. Lokusi semata-mata merupakan tindak tutur atau tindak bertutur, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan makna
kalimat sesuai dengan makna kata itu di dalam kamus dan makna kalimat itu menurut kaidah sintaksisnya Gunarwan dalam Rustono
1999:35. Tuturan berikut merupakan tuturan lokusi.
KONTEKS : KETIKA X BERTEMU DENGAN Y Y :
“...Aku arep maring Jl. Indrakila kang....”
„...Aku mau ke Jl. Indrakila mas....‟ Radio In Fm Kebumen Mei 2010
Tuturan di atas merupakan tuturan lokusi karena bertujuan untuk menginformasikan atau memberitahukan sesuatu tanpa ada maksud
untuk mempengaruhi mitra tutur.
2 Ilokusi
Sebuah tuturan selain berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan
sesuatu. Berbeda dengan lokusi, tindak ilokusi merupakan tindak tutur
yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan Rustono 1999:35. Misalnya :
KONTEKS : SAAT X MEMANGGIL Y TETAPI Y MENOLAK KARENA SEDANG SAKIT AMBEIEN
X : “Heh yu ngeneh omongi Ngeneh-ngeneh kiye karo njagong.” „Heh mba kesini tak bilangin Sini-sini sambil duduk.‟
Y : “Arep diomongi apa kang? Enyong agi ora bisa njagong ambeienku agi kumat kiye....
” „Mau dibilangi apa mas? aku sedang tidak bisa duduk
ambeienku sedang kambuh ini.... ‟
Radio In Fm Kebumen Januari 2015
Tuturan Y termasuk tindak tutur ilokusi, tuturan Y selain berfungsi memberi tahu bahwa Y sedang tidak bisa duduk karena
sedang ambeien juga berfungsi untuk meminta maaf kepada X.
3 Perlokusi
Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya.
Perlokusi adalah tuturan yang dimaksud untuk membuat efek pada mitra tutur supaya mitra tutur terpengaruh oleh tuturan pengujarnya.
Efek tersebut dapat dapat ditimbulkan oleh penutur secara sengaja maupun tidak sengaja. Rustono 1999:37. Berikut adalah contoh
tuturan perlokusi.
KONTEKS : KETIKA X BERTEMU DENGAN Y Y :
“...Kiye tek omongi, siki neng Kebumen wis ana toko klambi sing lengkap jenenge Karunia. Pokoke kebutuhan sandang,
batik, fashion ana kabeh Modele up to date ora kalah karo sing neng Jogja, regane terjangkau maning....”
„Saya kasih tau, sekarang di Kebumen sudah ada toko baju
yang lengkap namanya Karunia. Pokoknya kebutuhan pakaian, batik, fashion ada semua Modelnya up to date tidak
kalah dengan yang di Jogja, harganya terjangkau lagi‟ Radio In Fm Kebumen Agustus 2010
Tuturan Y menimbulkan efek menyenangkan karena diucapkan kepada mitra tuturnya yang gemar berbelanja pakaian tapi harus pergi jauh
ke Jogja. Tuturan Y tersebut termasuk tindak tutur perlokusi karena menimbulkan efek menyenangkan bagi mitra tuturnya.
2.2.3.5 Representatif, Direktif, Ekspresif, Komisif, dan Deklaratif