0,40 D ≤ 0,70 : baik
0,71 DP ≤ 1,00 : baik sekali Suharsimi, 2010: 213-218.
Hasil dari 30 butir soal yang di ujicobakan, klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Hasil Uji Coba Daya Pembeda Soal Kriteria
Nomor soal Jumlah
Keterangan
Baik sekali 3, 13, 30
3 Dipakai
Baik 6, 15, 19, 20, 21, 24
6 Dipakai
Cukup 2, 4, 8, 9, 10, 11, 12,
16, 17, 23, 25, 26, 29 13
Dipakai
Jelek 1, 5, 7, 14, 18, 22,
27, 28 8
Nomor soal 1, 5, 7, 14, 18, 22, 27, 28
dan nomor 10, 11 dibuang
3.6.2 Analisis Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan membandingkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta aktivitas guru sebelum
tindakan dengan aktivitas dan hasil belajar siswa serta aktivitas guru setelah tindakan. Data dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3.6.2.1 Hasil belajar siswa
Menghitung nilai rata-rata atau presentase hasil belajar sebelum dilakukan tindakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar.
1. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : = nilai rata-rata
= Jumlah nilai seluruh siswa = Banyaknya siswa yang mengikuti tes Suharsimi, 2010:264
2. Menghitung ketuntasan belajar
Keterangan: n = nilai yang diperoleh
N = jumlah nilai total skor ideal = presentase yang diperoleh Ali,1993:43
3. Menghitung data tuntas nilai belajar siswa
Slameto dalam Mahfudoh 2009:55
3.6.2.2 Aktivitas Siswa dan Guru
1. Data aktivitas siswa dihitung dengan rumus:
Kriteria Skor: Skor 1 : jika jumlah siswa yang melakukan kurang dari 25
Skor 2 : jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 25 - 50 Skor 3 : jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 50 - 75
Skor 4 : jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 75 - 100
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Nilai
Kriteria
31 - 40 Amat baik
21 – 30
Baik 11
– 20 Kurang
1 – 10
Amat kurang
2. Data aktivitas kinerja guru
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Aktivitas Guru Nilai
Kriteria
23 - 28 Amat baik
15 - 22 Baik
8 - 14 Kurang
1 – 7
Amat kurang
3. Indikator keberhasilan
1. Menulis yang relevan dengan KBM 2. Bekerja sama dengan kelompoknya
3. Menghargai pendapat orang lain 4. Keaktifan saat proses bermain peran
5. Berdiskusi dan bertanya antar siswa 6. Berdiskusi dan bertanya antar siswa
7. Menjalankan tugasnya pada setiap sesi dengan baik pemain dan pengamat
8. Bertanya pada guru 9. Menyampaikan dan mendengarkan hasil diskusi dengan baik
10. Aktivitas siswa dalam mencatat materi ajar atau hasil presentasi
83
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran role
playing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada nilai tes siswa mulai dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami
peningkatan. Adapun pencapaian rata-rata nilai evaluasi kelas yaitu pada siklus I rata-rata nilai 78,75 dan pada siklus II meningkat menjadi 86,67.
Ketuntasan klasikal kelas pada siklus I yaitu 72 dan pada siklus II meningkat manjadi 94. Hasil ini telah mencapai indikator keberhasilan
secara klasikal yaitu 75 siswa tuntas. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan model pembelajaran role playing mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebesar 8 atau 21. 2.
Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan lembar pengamatan guru. Pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran role playing aktivitas siswa mencapai 72 pada siklus I dan 95 pada siklus II. Sedangkan prosentase peningkatan aktivitas guru yaitu
75 pada siklus I meningkat menjadi 95,83 pada siklus II.