Efektivitas model pembelajaran reciprocal teaching ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok.

(1)

Monika Mahastri Deasyanti. 2015. Efektivitas Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Ditinjau dari Hasil Belajar Dan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 2 Yogyakarta Pada Materi Luas Permukaan Serta Volume Kubus Dan Balok. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui keterlaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching pada materi pokok luas permukaan serta volume kubus dan balok di SMP N 2 Yogyakarta. (2) Mengetahui efektivitas model pembelajaran reciprocal teaching ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Yogyakarta pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan pretest-posttest control group design yang terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta, dan sampel penelitian adalah siswa kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei 2015. Data diperoleh dari data keterlaksanaan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching, data hasil belajar siswa dan data aktivitas belajar siswa berupa data observasi aktivitas belajar serta data angket aktivitas belajar.

Hasil dari penelitian ini yaitu (1) Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching yaitu 95,84; (2) Efektivitas pembelajaran menggunakan reciprocal teaching ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok antara lain (a) presentase hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 56,25%, dan 41,94% pada kelas kontrol yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM). Dari uji independent sample t test dengan taraf signifikasi sebesar 5% diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,045 sehingga H0 ditolak; (b) aktivitas belajar diperoleh dari observasi aktivitas belajar yaitu presentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen adalah 67%, sedangkan presentase aktivitas belajar siswa kelas kontrol adalah 53%. Dari hasil uji Mann-Whitney U Test diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,000 sehingga H0 ditolak. Selanjutnya dari angket aktivitas belajar siswa diperoleh presentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen adalah 80%, sedangkan presentase aktivitas belajar siswa kelas kontrol adalah 79%. Dari hasil uji independent sample t test diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,620 sehingga H0 gagal ditolak. Ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan reciprocal teaching belum efektif dibandingkan pembelajaran matematika secara konvensional.

Kata Kunci : aktivitas belajar, efektivitas, hasil belajar, luas permukaan kubus dan balok, model pembelajaran, reciprocal teaching, volume kubus dan balok.


(2)

Monika Mahastri Deasyanti. 2015. The Effectiveness of Reciprocal Teaching Model Approach on Learning Result and Mathematic Learning Activity Grade VIII SMP N 2 Yogyakarta on The Topic of Surface Area and Volume of Cube and Cuboid. Thesis. Mathematics Education Program.Department of Mathematics and Sciences. Faculty of Teacher Training and Education.Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aims to: (1) Determine the feasibility of mathematics learning that is using reciprocal teaching model with the subject matter that is the topic of surface area and volume of cube and cuboid in SMP N 2 Yogyakarta. (2) Determine the effectiveness of reciprocal teaching model approach on learning outcomes and learning activities of students grade VIII SMP N 2 Yogyakarta with the topic of surface area and volume of cube and cuboid.

This research is a quasi-experiment with pretest-posttest control group design consist of one independent variable and two dependent variables. The independent variable is mathematics learning use the reciprocal teaching, while the dependent variables are the result of learning and student learning activities. The population of the study are students grade VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta, and the sample is students grade VIII D as an experimental class, and students grade VIII F as the control class. Retrieval of data held in May 2015. Data were obtained from the observation of learning using reciprocal teaching, student learning result data and student learning activities as a learning activity observation and learning activities questionnaire.

The result of this study are (1) The accomplishing of learning using reciprocal teaching is 95.84%; (2) The effectiveness of learning using reciprocal teaching approach of learning result and learning activities of students with the topic of surface area and volume of cube and cuboid; (a) the results of students in the experimental class is 56.25% and in the control class is 41.94% of students already meet the minimum completeness criteria. Based on the test of independent sample t test with significance level 5% was obtained Sig. (2-tailed) is 0.045 so H0

is rejected; (b) learning activities derived from the observation of learning activities, namely the percentage of student learning activities in experimental class is 67%, while the percentage of students learning activity control class is 53%. From the results of Mann-Whitney U Test obtained value Sig. (2-tailed) is 0.000 so H0 is rejected. Furthermore, from the students' learning activity

questionnaire obtained the percentage of student learning activities in experimental class is 80%, while the percentage of students learning activity in control class is 79%. From the test results of independent sample t test obtained value Sig. (2-tailed) is 0.620 so H0 fail rejected. Approach of learning outcomes

and students learning activities can be concluded that the use of reciprocal teaching model in learning math is not effective than the use of conventional model.

Keywords: students' learning activities, effectiveness, student learning result, surface area of cube and cuboid, teaching models, reciprocal teaching, volume of cube and cuboid.


(3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA MATERI LUAS

PERMUKAAN SERTA VOLUME KUBUS DAN BALOK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Monika Mahastri Deasyanti NIM : 111414082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA MATERI LUAS

PERMUKAAN SERTA VOLUME KUBUS DAN BALOK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Monika Mahastri Deasyanti NIM : 111414082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO

“Jangan menyerah ketika harapan belum bisa diwujudkan,

Karena

Sesuatu yang berharga tidak mudah untuk diraih”

Karya ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Bapakku Demitrius Muhadi yang di surga dan Ibuku tercinta MG Suyatmi,

Kakakku Marcelinus Widananta, dan keponakanku dek Shanna yang manis,

Wilda Heru Subakti sertaSahabat-sahabatku yang selalu mendukungku,


(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 September 2015

Peneliti


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Monika Mahastri Deasyanti

Nomor Mahasiswa : 111414082

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING

DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 YOGYAKARTA PADA

MATERI LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME KUBUS DAN BALOK”

Dengan demikian saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal : 21 September 2015 Yang menyatakan


(10)

vii ABSTRAK

Monika Mahastri Deasyanti. 2015. Efektivitas Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Ditinjau dari Hasil Belajar Dan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 2 Yogyakarta Pada Materi Luas Permukaan Serta Volume Kubus Dan Balok. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui keterlaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching pada materi pokok luas permukaan serta volume kubus dan balok di SMP N 2 Yogyakarta. (2) Mengetahui efektivitas model pembelajaran reciprocal teaching ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Yogyakarta pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan pretest-posttest control group design yang terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta, dan sampel penelitian adalah siswa kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei 2015. Data diperoleh dari data keterlaksanaan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching, data hasil belajar siswa dan data aktivitas belajar siswa berupa data observasi aktivitas belajar serta data angket aktivitas belajar.

Hasil dari penelitian ini yaitu (1) Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching yaitu 95,84; (2) Efektivitas pembelajaran menggunakan reciprocal teaching ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok antara lain (a) presentase hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 56,25%, dan 41,94% pada kelas kontrol yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM). Dari uji independent sample t test dengan taraf signifikasi sebesar 5% diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,045 sehingga H0 ditolak; (b) aktivitas belajar diperoleh dari observasi aktivitas belajar yaitu presentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen adalah 67%, sedangkan presentase aktivitas belajar siswa kelas kontrol adalah 53%. Dari hasil uji Mann-Whitney U Test diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,000 sehingga H0 ditolak. Selanjutnya dari angket aktivitas belajar siswa diperoleh presentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen adalah 80%, sedangkan presentase aktivitas belajar siswa kelas kontrol adalah 79%. Dari hasil uji independent sample t test diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,620 sehingga H0 gagal ditolak. Ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan reciprocal teaching belum efektif dibandingkan pembelajaran matematika secara konvensional.

Kata Kunci : aktivitas belajar, efektivitas, hasil belajar, luas permukaan kubus dan balok, model pembelajaran, reciprocal teaching, volume kubus dan balok.


(11)

viii ABSTRACT

Monika Mahastri Deasyanti. 2015. The Effectiveness of Reciprocal Teaching Model Approach on Learning Result and Mathematic Learning Activity Grade VIII SMP N 2 Yogyakarta on The Topic of Surface Area and Volume of Cube and Cuboid. Thesis. Mathematics Education Program.Department of Mathematics and Sciences. Faculty of Teacher Training and Education.Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aims to: (1) Determine the feasibility of mathematics learning that is using reciprocal teaching model with the subject matter that is the topic of surface area and volume of cube and cuboid in SMP N 2 Yogyakarta. (2) Determine the effectiveness of reciprocal teaching model approach on learning outcomes and learning activities of students grade VIII SMP N 2 Yogyakarta with the topic of surface area and volume of cube and cuboid.

This research is a quasi-experiment with pretest-posttest control group design consist of one independent variable and two dependent variables. The independent variable is mathematics learning use the reciprocal teaching, while the dependent variables are the result of learning and student learning activities. The population of the study are students grade VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta, and the sample is students grade VIII D as an experimental class, and students grade VIII F as the control class. Retrieval of data held in May 2015. Data were obtained from the observation of learning using reciprocal teaching, student learning result data and student learning activities as a learning activity observation and learning activities questionnaire.

The result of this study are (1) The accomplishing of learning using reciprocal teaching is 95.84%; (2) The effectiveness of learning using reciprocal teaching approach of learning result and learning activities of students with the topic of surface area and volume of cube and cuboid; (a) the results of students in the experimental class is 56.25% and in the control class is 41.94% of students already meet the minimum completeness criteria. Based on the test of independent sample t test with significance level 5% was obtained Sig. (2-tailed) is 0.045 so H0

is rejected; (b) learning activities derived from the observation of learning activities, namely the percentage of student learning activities in experimental class is 67%, while the percentage of students learning activity control class is 53%. From the results of Mann-Whitney U Test obtained value Sig. (2-tailed) is 0.000 so H0 is rejected. Furthermore, from the students' learning activity

questionnaire obtained the percentage of student learning activities in experimental class is 80%, while the percentage of students learning activity in control class is 79%. From the test results of independent sample t test obtained value Sig. (2-tailed) is 0.620 so H0 fail rejected. Approach of learning outcomes

and students learning activities can be concluded that the use of reciprocal teaching model in learning math is not effective than the use of conventional model.

Keywords: students' learning activities, effectiveness, student learning result, surface area of cube and cuboid, teaching models, reciprocal teaching, volume of cube and cuboid.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Bapa di surga yang telah melimpahkan kasih dan karuniannya sehingga dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Reciprocal Teaching ditinjau dari Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas VIII pada Materi Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok”.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada:

1. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi dengan sabar dan waktu yang telah diberikan serta segala arahan dan masukan yang sangat membantu peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Beni Utomo, M.Sc. dan Ibu Maria Suci Apriani, M.Sc. sebagai dosen

penguji skripsi yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 4. Bapak Dr. Hongki Julie, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika.

5. Segenap dosen pendidikan matematika dan staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu saya selama saya kuliah di Sanata Dharma.

6. Bapak Drs. Emed Heryana selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian kepada saya.

7. Ibu Karsiah, S.Pd. selaku guru matematika yang telah memberikan waktu, dukungan, dan masukan kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

8. Siswa SMP Negeri 2 Yogyakarta khususnya siswa kelas VIII D dan VIII F atas segala kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

9. Ayahku Alm. Demitrius Muhadi yang di surga serta Ibu Maria Goreti Suyatmi yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada saya.


(13)

x

10.Kakak saya Marcelinus Widananta yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya.

11.Wilda Heru Subakti yang selalu menemani saya selama ini dan atas segala dukungan, doa, dan kesabaran yang selalu diberikan kepada saya.

12.Keluarga besar saya khususnya kakak-kakak sepupu saya, mbak Betzi, mbak Vero, mbak Dewi , mbak Ita atas segala dukungan dan doanya.

13.Sahabat – sahabat saya yaitu, Ima, mbak Dewi, Elis, Desyka, Ade, Iva, Lidia, Arlin, Maria, Siwi, Yoga, dan yang lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

14.Teman-teman pendidikan matematika angkatan 2011 atas segala yang pernah dilalui selama proses perkuliahan.

Penulis berharap semoga apa yang telah penulis paparkan dalam skripsi ini dapat berguna. Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam skripsi ini.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan masukan, kritik, ataupun saran untuk lebih baiknya skripsi ini.

Yogyakarta, 11 September 2015 Peneliti


(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Perumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E.Batasan Istilah ... 6

F.Manfaat Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 10

1. Pengertian Belajar ... 10


(15)

xii

a. Pengertian Hasil Belajar ... 12

b. Klasifikasi Hasil Belajar ... 15

3. Aktivitas Belajar... 16

a. Pengertian Aktivitas Belajar ... 16

b. Jenis – jenis Aktivitas Belajar ... 17

4. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching ... 24

a. Pengertian Model Pembelajaran Reciprocal Teaching ... 24

b. Langkah – langkah Model Pembelajaran Reciprocal Teaching ... 27

5. Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching ... 33

a. Pengertian Evektifitas ... 33

b. Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching ... 33

6. Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok ... 35

a. Definisi Kubus dan Balok ... 35

b. Luas Permukaan Kubus dan Balok ... 35

c. Volume Kubus dan Balok ... 38

B. Kerangka Berfikir... 40

C. Hipotesis ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

1. Populasi Penelitian ... 45

2. Sampel Penelitian ... 45

D. Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 46

E.Data Penelitian ... 46

1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching ... 46

2. Data Hasil Belajar Siswa ... 47


(16)

xiii

F.Instrumen Penelitian ... 47

1. Instrumen Pembelajaran ... 48

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 48

b. Lembar Kerja Siswa ... 48

2. Instrumen Penelitian... 48

a. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching ... 49

b. Lembar Tes... 49

c. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa... 51

d. Lembar Angket Aktivitas Belajar Siswa ... 51

G. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Pemberian Tes ... 52

2. Observasi atau Pengamatan... 53

a. Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching ... 53

b. Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 53

3. Pemberian Angket ... 54

H. Teknik Analisis Data ... 54

1. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching ... 54

2. Analisis Data Pre Test dan Post Test ... 55

3. Analisis Data Aktivitas Belajar ... 65

a. Analisis Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 65

b. Analisis Data Angket Aktivitas Belajar Siswa... 68

I. Kriteria Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching 72

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembelajaran ... 73

1. Sebelum Pembelajaran ... 73

2. Selama Pembelajaran ... 78


(17)

xiv

1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Reciprocal

Teaching ... 94

2. Data Hasil Belajar Siswa ... 95

3. Data Aktivitas Belajar Siswa ... 99

a. Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 99

b. Data Angket Aktivitas Belajar Siswa ... 103

C. Analisis Data ... 106

1. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching ... 106

2. Analisis Data Hasil Belajar ... 108

3. Analisis Data Aktivitas Belajar ... 122

a. Analisis Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 122

b. Analisis Data Angket Aktivitas Belajar Siswa... 131

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 143

E.Keterbatasan Penelitian ... 149

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil Penelitian ... 151

B. Saran ... 154


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran

reciprocal teaching ... 49

Tabel 3.2 Kisi – kisi Soal Pre test ... 49

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Post test ... 50

Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 51

Tabel 3.5 Angket Aktivitas Belajar Siswa ... 51

Tabel 3.6 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran Reciprocal Teaching ... 54

Tabel 3.7 Tabel Pedoman Pemberian Skor ... 58

Tabel 3.8 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pre Test ... 58

Tabel 3.9 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Post Test ... 61

Tabel 3.10 Tabel Skor Observasi Aktivitas Belajar menurut Skala Likert ... 65

Tabel 3.11 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa ... 65

Tabel 3.12 Skor Pilihan Jawaban Angket menurut Skala Likert ... 68

Tabel 3.13 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa ... 69

Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Uji Coba Pre test dan Post test ... 75

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Soal Pre test ... 76

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Pre test... 77

Tabel 4.4 Hasil Validitas Post test ... 77

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Post test ... 78

Tabel 4.6 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran ... 79

Tabel 4.7 Data Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching ... 95

Tabel 4.8 Daftar Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 96

Tabel 4.9 Daftar Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 97

Tabel 4.10 Data Observasi Aktivitas Belajar pada Pertemuan I ... 99

Tabel 4.11 Data Observasi Aktivitas Belajar pada Pertemuan II... 100

Tabel 4.12 Data Observasi Aktivitas Belajar pada Pertemuan I ... 101

Tabel 4.13 Data Observasi Aktivitas Belajar pada Pertemuan II... 102


(19)

xvi

Tabel 4.15 Hasil Data Angket Aktivitas Belajar Kelas Kontrol ... 105

Tabel 4.16 Kriteria Ketuntasan Nilai Pre test ... 108

Tabel 4.17 Kriteria Ketuntasan Nilai Post test... 110

Tabel 4.18 Test of Normality Pre test Kelas Eskperimen ... 112

Tabel 4.19 Tests of Normality Pre test Kelas Kontrol ... 113

Tabel 4.20 Test of Homogeneity of Variances Pre test ... 114

Tabel 4.21Group Statistic Pre test ... 115

Tabel 4.22 Independent Sample Test Pre test ... 116

Tabel 4.23 Tests of Normality Post test Kelas Eksperimen ... 117

Tabel 4.24 Tests of Normality Post test Kelas Kontrol ... 118

Tabel 4.25 Test of Homogeneity of Variances Post test ... 119

Tabel 4.26 Group Statistics Post test ... 121

Tabel 4.27 Independent Samples Test Post test ... 121

Tabel 4.28 Rangkuman Data Observasi Aktivitas Belajar di Kelas Eksperimen ... 122

Tabel 4.29 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Eksperimen ... 124

Tabel 4.30 Rangkuman Kriteria Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Eksperimen ... 125

Tabel 4.31 Rangkuman Data Observasi Aktivitas Belajar di Kelas Kontrol ... 126

Tabel 4.32 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Kontrol ... 128

Tabel 4.33 Rangkuman Kriteria Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Kontrol .... 129

Tabel 4.34 Test Statisticsa Data Observasi Aktivitas Belajar ... 131

Tabel 4.35 Rangkuman Data Angket Aktivitas Belajar di Kelas Eksperimen ... 131

Tabel 4.36 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 133

Tabel 4.37 Rangkuman Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 134

Tabel 4.38 Rangkuman Data Angket Aktivitas Belajar di Kelas Kontrol ... 134

Tabel 4.39 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 136

Tabel 4.40 Rangkuman Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol... 137


(20)

xvii

Tabel 4.42 Tests of Normality Angket Aktivitas Belajar Kelas Kontrol ... 139

Tabel 4.43 Test of Homogeneity of Variances Angket Aktivitas Belajar ... 140

Tabel 4.44 Group Statistis Angket Aktivitas Belajar ... 142


(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Kubus dan Balok ... 36

Gambar 2.2 Kubus dan Jaring – jaring Kubus ... 37

Gambar 2.3 Balok dan Jaring – jaring Balok ... 38

Gambar 2.4 Kubus dan Balok ... 39

Gambar 2.5 Kubus Satuan dan Kubus (a) ... 39


(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Perhitungan Validasi Pre test ... 159 Lampiran A.2 Perhitungan Validasi Post test ... 161 Lampiran B.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Pertemuan I ... 163 Lampiran B.2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Pertemuan II ... 165 Lampiran B.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol

Pertemuan I ... 167 Lampiran B.4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol

Pertemuan II ... 169 Lampiran B.5 Tabel Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa Kelas

Eksperimen ... 171 Lampiran B.6 Tabel Hasil Angket Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 173 Lampiran B.7 Hasil Pre Test Kelas Eksperimen ... 175 Lampiran B.8 Hasil Pre Test Kelas Kontrol ... 176 Lampiran B.9 Hasil Post Test Kelas Eksperimen ... 177 Lampiran B.10 Hasil Post Test Kelas Kontrol ... 178 Lampiran C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas

Eksperimen ... 179 Lampiran C.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 186 Lampiran C.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan I ... 192 Lampiran C.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan II ... 195 Lampiran D.1 Soal Pre Test ... 198 Lampiran D.2 Soal Post Test ... 200 Lampiran D.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Reciprocal Teaching ... 202 Lampiran D.4 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa dalam


(23)

xx

Lampiran D.5 Angket Aktivitas Belajar Matematika ... 206 Lampiran E.1 Contoh Hasil Pre Test Siswa Kelas Eksperimen ... 208 Lampiran E.2 Contoh Hasil Pre Test Siswa Kelas Kontrol ... 214 Lampiran E.3 Contoh Hasil Post Test Kelas Eksperimen ... 220 Lampiran E.4 Contoh Hasil Post Test Kelas Kontrol ... 226 Lampiran E.5 Contoh Hasil Jawaban Lembar Kerja Siswa pada

Pertemuan I ... 233 Lampiran E.6 Contoh Hasil Jawaban Lembar Kerja Siswa pada

Pertemuan II ... 237 Lampiran E.7 Contoh Hasil Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran

Menggunakan Reciprocal Teaching pada Pertemuan I ... 245 Lampiran E.8 Contoh Hasil Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran

Menggunakan Reciprocal Teaching pada Pertemuan II ... 247 Lampiran E.9 Contoh Hasil Observasi Aktivitas Belajar di Kelas

Eksperimen ... 249 Lampiran E.10 Contoh Hasil Observasi Aktivitas Belajar di Kelas Kontrol ... 253 Lampiran E.11 Contoh Hasil Angket Aktivitas Belajar di Kelas

Eksperimen ... 257 Lampiran E.12 Contoh Hasil Angket Aktivitas Belajar di Kelas Kontrol ... 261 Lampiran F.1 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 265 Lampiran F.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 266


(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika memiliki peranan yang sangat penting, yaitu untuk memberi bekal kemampuan berhitung, kemampuan menalar atau berfikir logis. Matematika juga banyak digunakan untuk pengembangan berbagai ilmu dan pengetahuan, seperti fisika, kimia, ekonomi, dan sebagainya. Hal

ini sesuai dengan pendapat, R.Soedjadi (2000:138) yaitu “Matematika

sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan

ilmu dan teknologi”. Daniel dan David (2008:333) juga mengungkapkan bahwa matematika lebih penting dibanding penerapan keterampilan

numerasi dasar semata. Matematika juga merupakan “kendaraan’ utama

untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada anak-anak.

Menurut pengalaman selama ini, mata pelajaran matematika dianggap sulit oleh kebanyakan siswa. Matematika juga dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan, sehingga banyak siswa yang enggan mempelajari matematika. Hal tersebut membuat pada proses pembelajaran matematika, siswa cenderung pasif dan hasil belajarnya masih rendah. Pada pembelajaran matematika membutuhkan pemahaman konsep bukan hanya menghafal rumus saja, namun pada kenyataanya, siswa biasanya


(25)

hanya menghafal rumus saja, tanpa mengetahui konsep dari materi yang dibahas tersebut. Hal tersebut juga dialami oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta.

Dari proses pengamatan yang peneliti lakukan saat pembelajaran matematika kelas VIII di SMP Negeri 2 Yogyakarta, pembelajaran di kelas umumnya berpusat pada guru, artinya guru menjadi sumber ilmu yang tunggal saat di kelas. Siswa hanya mengandalkan penjelasan dari guru dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa cenderung hanya mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. Jika guru memberikan pertanyaan, seringkali siswa hanya diam saja dan menunggu jawaban dari guru. Kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, menyebabkan rendahnya respon siswa terhadap pelajaran matematika.

Berdasarkan informasi dari guru matematika yang mengajar di kelas VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta, bahwa proses pembelajaran matematika yang berlangsung di sana menggunakan model konvensional, yaitu guru lebih sering menjelaskan materi dengan metode ceramah, membuat rangkuman dan menuliskan di papan tulis, kemudian memberikan soal dan pekerjaan rumah (PR). Hal tersebut membuat siswa mudah jenuh dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Pada akhirnya siswa cenderung kurang aktif selama pembelajaran matematika di kelas sehingga hasil belajar siswa kurang baik pula.

Dari informasi yang peneliti peroleh dari guru matematika SMP Negeri 2 Yogyakarta bahwa materi luas permukaan serta volume kubus


(26)

dan balok merupakan materi yang cukup sulit bagi siswa. Pada umumnya siswa hanya menghafal rumus mencari luas permukaan serta volume kubus dan balok saja, tanpa mengetahui konsepnya. Hal tersebut berakibat tingkat pemahaman siswa akan materi tersebut sangat rendah, sehingga hasil belajar siswa juga masih rendah. Saat mempelajari materi tersebut siswa cenderung hanya menerima materi dari guru saja, tanpa ikut andil bagian dalam menemukan rumus luas permukaan serta volume kubus dan balok, sehingga aktivitas belajar siswa pada materi tersebut masih sangat rendah.

Mengajarkan matematika memerlukan model atau pendekatan pembelajaran agar siswa dapat mudah menerima materi pelajaran yang disampaikan. Seiring berjalannya waktu, model pembelajaran terus mengalami perkembangan dan perubahan, salah satunya ada sebuah model pembelajaran yaitu reciprocal teaching. Menurut Trianto (2007:96) pembelajaran reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang didasarkan pada prinsip-prinsip membuat pertanyaan, mengajarakan keterampilan kognitif melalui pengajaran dan pemodelan.

Metode pembelajaran reciprocal teaching merupakan suatu metode yang memandirikan siswa untuk belajar dengan menerapkan empat strategi, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan, menyelesaikan soal-soal, dan menjelaskan kembali pengetahuan yang diperolehnya. Pembelajaran terbalik merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai


(27)

melalui kegiatan belajar mandiri sehingga siswa mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri. Oleh karena itu, diharapkan aktivitas belajar siswa dapat meningkat sehingga hasil belajar siswa juga dapat meningkat.

Guna membuktikan hal tersebut, maka diperlukan studi penelitian lebih lanjut. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran reciprocal teaching ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar matematika dengan mengangkatnya menjadi bahan kajian dalam skripsi yang berjudul:

“Efektivitas Model Pembelajaran Reciprocal Teaching ditinjau dari Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta

pada Materi Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok”

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, peneliti melakukan identifikasi masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Model pembelajaran konvensional yang cenderung monoton membuat siswa mudah jenuh saat pembelajaran matematika

2. Pada pembelajaran matematika siswa cenderung hanya menghafal rumus-rumusnya saja tanpa memahami konsepnya.

3. Pada pembelajaran matematika siswa cenderung pasif, pembelajaran matematika hanya berpusat pada guru saja, sehingga aktivitas belajar saat pembelajaran matematika di kelas masih rendah.


(28)

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah.

C. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian, yaitu:

1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching pada materi pokok luas permukaan serta volume kubus dan balok pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Yogyakarta?

2. Bagaimana efektivitas model pembelajaran reciprocal teaching ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Yogyakarta pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui keterlaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching pada materi pokok luas permukaan serta volume kubus dan balok pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Yogyakarta.

2. Mengetahui efektivitas model pembelajaran reciprocal teaching ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP


(29)

Negeri 2 Yogyakarta pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok.

E. Batasan Istilah

Setelah peneliti mengemukakan latar belakang masalah di atas, dapat dilihat bahwa luasnya permasalahan yang didapat. Adanya keterbatasan waktu dan pengetahuan yang peneliti miliki serta untuk memperjelas dan memberikan arah yang tepat dalam penyusunan skripsi, maka penulis berusaha memberikan batasan sesuai dengan judul, yaitu sebagai berikut:

1. Efektivitas

Model pembelajaran dikatakan efektif jika model pembelajaran tersebut dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh peneliti yaitu ditinjau dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.

2. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Model pembelajaran reciprocal teaching ini merupakan model yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu: menggunakan pengetahuan yang sudah didapat untuk menyelesaikan suatu masalah, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, membuat rangkuman dan menyimpulkan materi yang dipelajari, dan menjelaskan kembali pengetahuan/informasi yang telah diperolehnya.


(30)

3. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar yang diobservasi adalah jenis-jenis aktivitas belajar berdasarkan teori Paul D. Dierich. Penulis membatasi 5 jenis aktivitas belajar yaitu:

a. Visual activities; memperhatikan penjelasan guru atau teman. b. Oral activities; menjelaskan, bertanya, dan mengajukan pendapat. c. Writing activities; merangkum bahan diskusi atau bahan ajar lain

dan menyimpulkannya.

d. Mental activities; memecahkan masalah, menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki untuk menyelesaikan maslalah. 4. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar terdiri dari tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Pada penelitian ini, peneliti membatasi hasil belajar pada ranah kognitif saja. Ranah kognitif paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru dan sekolah, dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai alternatif model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar matematika siswa di sekolah.


(31)

2. Bagi siswa, dengan diterapkannya model pembelajaran reciprocal teaching memberikan manfaat dalam membangun motivasi belajar siswa dalam pelajaran matematika serta meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar matematika siswa.

3. Bagi peneliti, sebagai sarana bagi peneliti untuk menambah pengetahuan serta pengalaman dalam proses belajar mengajar pada bidang studi matematika.

4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih lanjut.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan di uraikan kajian teori mengenai pengertian belajar, hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, model pembelajaran reciprocal teaching, efektivitas pembelajaran matematika, materi pelajaran mengenai luas


(32)

permukaan serta volume kubus dan balok, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab 3 ini, peneliti melakukan persiapan sebelum melakukan penelitian meliputi peneliti memilih jenis penelitian yang digunakan, mencari tempat waktu dilaksanakan penelitian, menentukan populasi dan sampel penelitian serta mempersiapkan instrumen penelitian dan pembelajaran. Setelah instrumen pengambilan data sudah siap, peneliti mengumpulkan data penelitian kemudian mengolah data tersebut secara deskriptif dan statistika inferensial.

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN,

ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang uraian pelaksanaan penelitian meliputi persiapan sebelum pengumpulan data dan proses pengumpulan data penelitian, lalu hasil uji coba instrumen penelitian berupa validitas serta reliabilitas pre test dan post test, hasil penelitian, uraian analisis data, dan yang terakhir adalah pembahasan.

BAB V PENUTUP

Pada bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran dari peneliti.


(33)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami atau tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti (Aunurrahman, 2012:33).

Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedaan didalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya (dikutip dalam Aunurrahman, 2012:33).

a. Burton dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Activities”, merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan


(34)

individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Dalam buku Educational Psychologi, H.C. Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

c. James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulakn atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang diakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksi dengan lingkungannya.

d. Dalam sebuah situs tentang pengertian belajar, Abdillah (2002) belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Dari beberapa pengertian belajar menurut para ahli, penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan usaha yang dengan sadar dilakukan seseorang dalam perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh sebagai hasil latihan atau pengalaman didalam


(35)

interaksi dengan lingkungannya. Interaksi yang terjadi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Belajar merupakan usaha yang dengan sadar dilakukan seseorang dalam perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh sebagai hasil latihan atau pengalaman di dalam interaksi dengan lingkungannya. Nana Sudjana (2001:22) berpendapat bahwa hasil belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajar. Sedangkan menurut Syaiful Bahri (2002:141), hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh individu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara menyeluruh sebagai akibat dari kegiatan belajar atau setelah memperoleh pengalaman belajar.

Secara ideal hasil belajar ditandai oleh munculnya pengalaman-pengalaman psikologis baru yang positif. Pengalaman-pengalaman yang bersifat kejiwaan tersebut diharapkan dapat mengembangkan aneka ragam sifat, sikap, dan


(36)

kecakapan yang konstruktif, bukan kecakapan yang destruktif (merusak) (Muhibbin, 2009:63).

Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan suatu perubahan yang dapat diamati (observable). Akan tetapi tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati. Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek emosional. Perubahan-perubahan pada aspek tersebut umunya tidak mudah diliat dalam waktu singkat, akan tetapi seringkali dalam rentang waktu yang relatif lama (Aunurrahman, 2012:37)

Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berfikir. Seorang guru yang mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang terarah pada latihan-latihan berpikir kritis siswa, misalnya model-model pembelajaran dimana guru tidak terlalu banyak memberikan petunjuk atau arahan (nondirect teaching) akan tetapi lebih banyak menekankan keaktifan berpikir siswa akan mampu mendorong


(37)

percepatan perubahan kemampuan berpikir seseorang (Aunurrahman, 2012:38). Selain itu, ada model pembelajaran reciprocal teaching yang juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa serta hasil belajar siswa.

Gagne (dalam Aunurrahman, 2012:142) menyimpulkan ada lima kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, yaitu: 1) Keterampilan intelektual, yakni sejumlah pengetahuan mulai

dari kemampuan baca, tulis, hitung sampai kepada pemikiran yang rumit. Kemampuan ini sangat bergantung pada kapasitas intelektual, kecerdasan sosial seseorang dan kesempatan belajar yang tersedia

2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan mengatur cara belajar dan berpikir seseorang dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah

3) Informasi verbal, yakni pengetahuan dalam arti informasi dan fakta

4) Keterampilan motorik, yakni kemampuan dalam bentuk keterampilan menggunakan sesuatu, keterampilan gerak.

5) Sikap dan nilai, yakni hasil belajar yang berhubungan dengan sikap, intensitas emosional.


(38)

b. Klasifikasi Hasil Belajar

Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 2001:22) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:

a) Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi .

b) Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c) Ranah psikomotoris

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar, keterampilan, dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan personal, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Nana Sudjana, 2001:23).


(39)

Hasil belajar siswa dapat dilihat melalui tes akhir maupun pengamatan selama proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini, peneliti dapat mengetahui hasil belajar matematika siswa dengan membuat tes akhir serta mengamati proses belajar mengajar matematika di dalam kelas.

3. Aktivitas Belajar

a. Pengertian Aktivitas Belajar

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas (Sardiman, 2008:100). Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dengan adanya aktivitas dapat mewujudkan siswa yang aktif dan bukan pasif. Berikut ini beberapa pengertian aktivitas belajar menurut para ahli: 1) Menurut Mulyono (2000:26), aktivitas artinya

“kegiatan/keaktifan”. Segala kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.

2) Menurut Sriyono (dalam Rosalia, 2005:2), aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.


(40)

3) Menurut Gie (dalam Wawan, 2010:1), aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada banyaknya perubahan.

4) Menurut Sardiman (dalam Saminanto, 2010:97), aktivitas belajar adalah keaktifan yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan pembelajaran, kedua aktivitas tersebut harus saling menunjang agar diperoleh hasil yang maksimal.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segenap rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dapat mengakibatkan perubahan pengetahuan atau kemahiran pada siswa tersebut.

b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas (Sardiman, 2008:100). Oleh sebab itu, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2008:101) membuat suatu daftar yang berisi 117 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:


(41)

1) Visual activities

Membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pendapat orang lain.

2) Oral activities

Menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3) Listening activities

Mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities

Menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin. 5) Drawing activities

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, dan pola. 6) Motor activities

Melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

7) Mental activities

Menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan dan membuat keputusan.

8) Emotional activities

Minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.


(42)

Syaiful (2002:38) menguraikan aktivitas belajar dengan lebih sederhana. Adapun jenis-jenis aktivitas belajar yang diuraikan meliputi:

1) Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. 2) Memandang

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting.

3) Meraba, membau, mencicipi/mengecap

Aktivitas meraba, membau, mencicipi adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. 4) Menulis atau mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar.

5) Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyakdilakukan selama belajar di sekolah.


(43)

6) Membuat ikhtisiar atau ringkasan dan menggarisbawahi Ikhtisiar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.

7) Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak termasuk dalam penjelasan malalui tulisan. 8) Menyusun paper atau kertas kerja

Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistematis.

9) Mengingat

Mengingat merupakan gejala psikologis. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.

10)Berfikir

Berfikir termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.

11)Latihan atau praktik

Latihan merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih


(44)

fungsional. Dengan demikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.

Dari contoh-contoh di atas, perlu diperhatikan bahwa peserta didik belajar dengan gaya mereka masing-masing. Sehingga kepekaan dan keahlian guru dalam menentukan strategi pembelajaran sangat penting agar aktivitas belajar siswa dapat optimal. Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas berdasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengarkan, melihat, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri.

Jenis-jenis aktivitas yang akan diamati peneliti dalam menerapkan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) antara lain:

1) Visual activities

Memperhatikan. Aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa di dalam diskusi kelompok turut berpartisipasi baik selama menjadi guru ataupun siswa, karena di dalam model pembelajaran reciprocal teaching terdapat tahapan memperhatikan yaitu siswa diharuskan memperhatikan guru dan siswa pada saat guru menjelaskan atau saat diskusi berlangsung dalam kelompok.


(45)

2) Oral activities

Memberi penjelasan. Aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa secara lisan menjawab pertanyaan guru atau pertanyaan siswa lain atau menyarankan atau memberi komentar dan tanggapan suatu penyelesaian masalah. Hal tersebut dilakukan karena di dalam proses pembelajaran reciprocal teaching pada saat guru yang diperankan oleh siswa mempresentasikan hasil dari bahan diskusinya, kelompok tersebut diharuskan memberi penjelasan kepada kelompok yang lain. Sedangkan siswa lain memberi masukan, tanggapan, atau kritikan.

Mengajukan pertanyaan. Aktivitas siswa yang dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa mengajukan pertanyaan tentang materi ajar atau mencari bantuan untuk memecahkan suatu masalah karena dalam pembelajaran reciprocal teaching terdapat tahapan mengajukan pertanyaan.

Menanggapi. Aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa dapat berpartisipasi aktif di dalam diskusi kelompok. Pada pembelajaran reciprocal teaching pada saat guru atau siswa menjelaskan atau presentasi, maka siswa yang lainnya bisa menanggapi apa yang dijelaskan oleh guru atau siswa tersebut.


(46)

3) Writing activities

Membuat catatn tertulis (membuat rangkuman). Aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa mampu membuat rangkuman dari pembelajaran atau rangkuman penyelesaian masalah yang diberikan guru tentang materi ajar yang sedang dipelajari dengan mencatat hal-hal yang penting dalam bahan diskusi dan menyimpulkannya. Pada pembelajaran reciprocal teaching terdapat tahapan merangkum.

4) Mental activities

Memecahkan masalah. Aktivitas siswa yang masuk ke dalam kategori ini, jika mereka secara nyata terlibat dalam mencari penyelesaian suatu masalah yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa dapat menggunakan semua pengetahuan yang sudah diperolehnya untuk menyelesaikan masalah yang diberiken oleh guru. Hal tersebut berarti siswa telah dapat melakukan aktivitas mental yang kemudian secara langsung akan diamati peneliti. Pembelajaran reciprocal teaching menuntut siswa dapat memecahkan masalah yang terdapat dalam bahan diskusi atau dari pertanyaan teman yang lain.


(47)

Memprediksi. Aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa dapat memprediksi penyelesaian dari masalah yang diberikan oleh guru menggunakan pengetahuan yang sudah diperolehnya atau dengan mencari informasi yang berikaitan dengan materi misalnya dari buku paket matematika. Pembelajaran reciprocal teaching terdapat tahapan dimana siswa diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya.

4. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

a. Pengertian Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Palincsar dan Brown (1986) mendeskripsikan konsep pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) yaitu:

Reciprocal teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a dialogue between teachers and students regarding segments of text. The dialogue is structured by the use of four strategies: summarizing, question generating, clarifying, and predicting. The teacher and students take turns assuming the role of teacher in leading this dialogue.


(48)

Maksud dari konsep di atas ialah, pembelajaran reciprocal teaching adalah pembelajaran yang mengacu pada kegiatan pembelajaran yang terjadi dalam bentuk dialog antara guru dan siswa. Dialog yang terjadi antara guru dan siswa menggunakan empat strategi yaitu, meringkas, menghasilkan pertanyaan, mengklarifikasi, dan memprediksi. Guru dan siswa dapat secara bergiliran berperan sebagai guru. Namun dapat juga siswa bergiliran dalam kelompok belajarnya secara bergantian atau bergiliran berperan sebagai guru dalam kelompoknya. Maksud dari memprediksi diatas adalah siswa dapat menggunakan pengetahuan yang sudah diperolehnya untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah.

Ann Brown dan Annemarie Palincsar mengemukakan bahwa, dengan pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding. Scaffolding adalah memberikan sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian anak tersebut mengambil alih tangng-jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan,


(49)

menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, ataupun yang lain sehingga memungkinkan siswa tumbuh mandiri (Slavin dalam Trianto, 2012:76).

Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil (dalam Rusman, 2014:133) adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.

Aunurrahman (2012:146) berpendapat bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perangcang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.

Arends (dalam Trianto, 2012:51) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelasmatau pembelajaran dalam tutorial.model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran reciprocal teaching adalah suatu model


(50)

pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran reciprocal teaching menggunakan empat strategi yaitu, merangkum (summarizing), membuat pertanyaan (question generating), mengklarifikasi (clrarifying), dan memprediksi (predicting). Guru dan siswa dapat secara bergiliran berperan sebagai guru. Namun dapat juga siswa bergiliran dalam kelompok belajarnya secara bergantian atau bergiliran berperan sebagai guru dalam kelompoknya.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Menurut Palincsar dan Brown (1986), model pembelajaran reciprocal teaching terdiri dari empat strategi yaitu merangkum (summarizing), membuat pertanyaan (question generating), mengklarifikasi (clrarifying), dan memprediksi (predicting). Keempat strategi tersebut dapat bertukar urutan. Adapun tujuan dari setiap strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Merangkum (summarizing)

Strategi merangkum ini bertujuan untuk menentukan intisari dari teks bacaan, memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi yang paling penting dalam teks.


(51)

2) Membuat pertanyaan (question generating)

Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauh mana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri atau dalam bentuk self-test untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka dengan baik, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif.

3) Memprediksi (predicting)

Pada tahap ini siswa diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya.

4) Menjelaskan kembali (clarifying)

Strategi menjelaskan kembali merupakan kegiatan yang penting terutama ketika belajar dengan siswa yang memiliki sejarah kesulitan yang berbeda. Strategi ini memberikan penekanan kepada siswa untuk menjadi guru dihadapan teman-temannya.

Peranan (tugas) guru dalam pembelajaran terbalik menurut Palinscar dan Brown (1986) adalah sebagai berikut:


(52)

1) Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab dan melaksanakan keempat strategi pembelajaran terbalik yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi.

2) Guru memperagakan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi setelah selesai membaca.

3) Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan strategi pembelajaran reciprocal teaching, guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan berdasarkan tingkat kepandaian siswa.

4) Selanjutnya, siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru, dan berperan sebagai guru. 5) Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan

penilaian berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.

Menurut Nur (dalam Trianto, 2010:173) prosedur pengajaran terbalik meliputi:

1) Prosedur pengajaran reciprocal teaching dilakukan pertama-tama dengan guru menugaskan siswa membaca bacaan dalam kelompok-kelompok kecil


(53)

2) Guru memodelkan empat keterampilan yaitu mengajukan pertanyaan yang bisa diajukan, merangkum bacaan, mengklarifikasi poin-poin yang sulit, berat ataupun salah, dan meramalkan apa yang akan di tulis pada bagian bacaan berikutnya

3) Guru menunjuk seorang siswa untuk menggantikan peranannya sebagai guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi dalam kelompok tersebut

4) Guru beralih peran dalam kelompok tersebut sebagai motivator, mediator, pelatih, dan memberi dukungan, umpan balik, serta semangat bagi siswa

5) Secara bertahap dan berangsur-angsur guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran yang lebih banyak kepada siswa dalam kelompok, serta membantu memonitor berpikir dan strategi yang digunakan.

Menurut Nur dan Wikandari (dalam Trianto, 2010:174) langkah-langkah pembelajaran terbalik meliputi:

1) Pada awal penerapan pengajaran reciprocal teaching guru

memberitahukan akan memperkenalkan suatu

pendekatan/strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat, dan prosedurnya


(54)

2) Guru mengawali pemodelan dengan membaca satu paragraf suatu bacaan.

3) Kemudian Guru menjelaskan dan mengajarkan bahwa pada saat atau selesai membaca terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan yaitu memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca; berkenaaan dengan wacana, dan memastikan bisa menjawabnya;

a) Membuat ikhtisiar/rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana;

b) Memprediksi/meramalkan apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya; dan

c) Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari suatu bagian, selanjutnya memeriksa apakah kita bisa berhasil membuat hal-hal itu masuk akal. 4) Setelah siswa memahami keterampilan di atas, guru akan

menunjuk seorang siswa untuk menggantikan perannya dalam kelompok tersebut.

5) Mula-mula ditunjuk siswa yang memiliki kemampuan memimpin diskusi, selanjutnya secara bergilir setiap siswa merasakan/melakukan peran sebagai guru.


(55)

6) Setelah sesi perkenalan berakhir, guru menjelaskan kepada siswa mengapa, kapan, dan bagaimana strategi tersebut digunakan.

Berdasarkan pada uraian di atas, langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran reciprocal teaching yang akan dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pada awal penerapan pengajaran reciprocal teaching, guru

memberitahukan akan memperkenalkan suatu model pembelajaran, menjelaskan tujuan, manfaat, dan prosedurnya. 2) Guru memberikan suatu masalah matematika kepada siswa dan

meminta siswa untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah tersebut dengan berdiskusi secara berkelompok.

3) Guru meminta siswa mencari informasi yang berkaitan dengan materi yang dipelajari di buku paket matematika atau sumber lainnya, digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan guru.

4) Guru mengarahkan siswa untuk menggunakan pengetahuan yang sudah diperolehnya dan digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.

5) Guru mengarahkan siswa untuk membuat pertanyaan beserta jawabannya guna mengevaluasi pemahaman siswa akan materi yang dipelajari.


(56)

6) Guru mengarahkan siswa untuk merangkum intisari dari apa yang sudah dipelajari.

7) Setelah siswa selesai berdiskusi, guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa yang lain memperhatikan dan memberi tanggapan atau masukan untuk kelompok yang maju presentasi.

8) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan sekaligus guru membetulkan jika terdapat konsep yang salah.

5. Efektifitas Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching a. Pengertian Efektifitas

Berikut ini beberapa pengertian efektif menurut beberapa ahli, yaitu:

1) S. Nasution (1989:110) mengemukakan bahwa efektifitas yaitu guru mengajarkan nyata yang terlihat dari keberhasilan siswa dalam menguasai apa yang diajarkan guru.

2) Ridwan (1998:40) mengemukakan bahwa pelayanan efektif adalah suatu layanan yang dapat memberikan hasil nyata. Oleh karena itu, yang dimaksud efektifitas adalah suatu usaha pencapaian hasil nyata yang telah ditargetkan.

3) Efektif adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya suatu keberhasilan atau tercapainya tujuan yang telah direncanakan (Depdikbud, 2007).


(57)

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah usaha untuk mencapai keberhasilan siswa dalam pembelajaran sesuai yang telah direncanakan oleh guru.

b. Efektifitas Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai yang direncanakan oleh guru. Tujuan pembelajaran tersebut misalnya adalah siswa dapat mencapat kriteria ketuntasan minimum, siswa merasa senang dan antusias selama pembelajaran, aktivitas belajar juga tinggi dan lain sebagainya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurgana (1985:63) mengemukakan kriteria keefektifan yaitu:

1) Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang - kurangnya 75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai=65 dalam peningkatan prestasi belajar. 2) Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil

belajar siswa apabila hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran.

3) Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil


(58)

belajar yang lebih baik, serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan.

Dari uraian di atas, dapat diperoleh bahwa efektifitas pembelajaran menggunakan reciprocal teaching ialah usaha untuk mencapai keberhasilan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching guna mendapatkan hasil belajar dan aktivitas belajar yang tinggi. Adapun kriteria efektifitas pembelajaran menggunakan reciprocal teaching yaitu apabila hasil belajar siswa lebih dari atau sama dengan 75% dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) dan presentase aktivitas belajar siswa lebih dari atau sama dengan 75% atau hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan reciprocal teaching berbeda secara signifikan yaitu lebih dari hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan pembelajaran secara konvensional.

6. Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok

Materi pelajaran diperoleh dari buku Matematika Kelas VIII Semester 2, karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono, Penerbit Erlangga Tahun 2007.

a. Definisi Kubus dan Balok

Bangun ruang merupakan bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi dan disebut juga dengan bangun tiga dimensi (Marsigit, 2009:176), sedangkan bangun ruang sisi


(59)

datar adalah bangun ruang yang memiliki sisi datar saja (Dudeja dan Madhavi, 2014:167). Sisi merupakan bidang yang membatasi suatu bangun ruang. Rusuk merupakan garis potong antara sisi-sisi pada suatu bangun ruang.

1) Definisi Kubus

Kubus adalah suatu bangun ruang sisi datar yang tertutup dan dibatasi oleh enam buah sisi berbentuk persegi. 2) Definisi Balok

Balok adalah suatu bangun ruang sisi datar yang tertutup dan dibatasi oleh enam buah sisi berbentuk persegi panjang.

b. Luas Permukaan Kubus dan Balok

Luas permukaan kubus atau balok adalah jumlah seluruh luas permukaan (bidang) bangun ruang tersebut. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menemukan konsep luas permukaan kubus dan balok :

Di bawah ini merupakan gambar kubus dan balok.

Kubus Balok


(60)

1) Luas Permukaan Kubus

Luas permukaan kubus adalah jumlah seluruh luas permukaan atau bidang yang membentuk kubus. Kubus terdiri dari 6 buah persegi, sehingga luas permukaan kubus dapat diperoleh dari luas semua persegi yang menyusun kubus.

Gambar 2.2 Kubus dan Jaring – jaring Kubus

Untuk menentukan luas permukaan kubus, perhatikan gambar kubus dan jaring-jaring diatas.

Jaring-jaring kubus terdiri dari 6 buah bangun datar berbentuk persegi.

Misalkan panjang rusuk kubus adalah r, maka luas permuakaan kubus adalah

= 6 × luas persegi = 6 × (r × r) = 6 r2

Jadi untuk kubus dengan panjang rusuk-rusuknya adalah r, maka luas permukaan kubus adalah 6 × (r × r) =6 r2


(61)

2) Luas Permukaan Balok

Luas permukaan balok adalah jumlah seluruh luas permukaan atau bidang yang membentuk balok. Balok terdiri dari 6 buah persegi panjang, sehingga luas permukaan balok dapat diperoleh dari luas semua persegi panjang yang menyusun balok.

Gambar 2.3 Balok dan Jaring – jaring Balok

Untuk menentukan luas permukaan balok, perhatikan gambar kubus dan jaring-jaring diatas.

Jaring-jaring balok terdiri dari 6 buah bangun datar berbentuk persegi persegi panjang.

Misalkan balok mempunyai panjang p, lebar l, dan tinggi t. Jaring-jaring balok terdiri dari 6 buah bangun datar berbentuk persegi panjang.

Balok mempunyai panjang p, lebar l, dan tinggi t, maka luas permuakaan balok adalah = p.l + p.l + p.t + p.t + l.t + l.t

= 2.p.l + 2.p.t + 2.l.t = 2(p.l + p.t + l.t)

Jadi untuk balok dengan panjang p, lebar l, dan tinggi t, maka luas permukaan balok tersebut adalah 2(p.l + p.t + l.t)


(62)

c. Volume Kubus dan Balok 1. Volume Kubus

Volume kubus adalah banyaknya kubus satuan yang dapat tepat mengisi kubus tersebut.

Di bawah ini merupakan gambar kubus dan balok.

Kubus Balok

Gambar 2.4 Kubus dan Balok

Di bawah ini merupakan gambar kubus satuan, yaitu kubus yang memiliki panjang rusuk 1 satuan panjang. Volume kubus satuan = (1 x 1 x 1) satuan volume = 1 satuan volume.

Kubus satuan (a)

Gambar 2.5 Kubus Satuan dan Kubus (a)

Beberapa kubus satuan di susun menjadi kubus seperti pada gambar (a).

Pada kubus (a) terdapat 2 lapisan.

Banyak kubus satuan pada lapisan pertama adalah =(2 × 2)= 4 Jadi, banyaknya kubus satuan dalam kubus (a)= 2 × (2 × 2)= 4 volume kubus = banyaknya kubus satuan dalam kubus (a) = 2 × ( 2 × 2 ) satuan volume.


(63)

Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa volume kubus (V) yang memiliki panjang rusuk r adalah:

V = r × r ×r = r3 2. Volume Balok

Volume balok adalah banyaknya kubus satuan yang dapat tepat mengisi balok tersebut.

Beberapa kubus satuan disusun seperti balok pada gambar (b).

Kubus satuan (b)

Gambar 2.6 Kubus Satuan dan Balok (b) Pada balok (b) terdapat 2 lapisan.

Banyak balok satuan pada lapisan pertama adalah =( 4 × 2)= 8 Jadi, banyaknya kubus satuan dalam balok (b)= 2 × (4×2)= 16 volume balok = banyaknya kubus satuan dalam balok (b) = 2 × ( 4 × 2 ) satuan volume.

Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa volume balok (V) yang memiliki panjang p, lebar l, dan tinggi t adalah:

V = p × l × t

7. Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerangka berfikir dalam penelitian ini


(64)

adalah dilatarbelakangi oleh masalah yaitu rendahnya hasil belajar siswa dan kurangnya aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar yang dimaksudkan saat proses belajar mengajar di kelas, yaitu siswa memperhatikan saat pelajaran, siswa dapat memberi penjelasan, siswa dapat mengajukan pertanyaan, siswa dapat menanggapi pendapat dari guru atau siswa lainnya, siswa dapat membuat rangkuman, siswa dapat menyelesaikan masalah yang diberikan. Hasil dari proses belajar bermacam-macam, namun hasil belajar yang digunakan oleh peneliti adalah pada ranah kognitif karena pada ranah tersebut yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Hasil belajar siswa dapat dilihat melalui tes akhir, sedangkan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dengan proses pengamatan saat pembelajaran matematika berlangsung. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong aktivitas belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Banyak jenis model-model pembelajaran yang ada, namun ada sebuah model pembelajaran yaitu model pembelajaran reciprocal teaching. Model pembelajaran reciprocal teaching efektif meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa karena dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa saat mengikuti


(65)

pembelajaran di kelas seperti aktivitas visual, aktivitas menulis, aktivitas berbicara, aktivitas mental. Selain juga dapat meningkatkan aktivitas belajar, juga dapat meningkatkan pemahaman siswa, dapat meningkatkan dialog di antara siswa saat proses diskusi, dan dapat melatih kepercayaan diri siswa karena siswa dapat menjelaskan atau melakukan presentasi di depan guru dan teman-temannya.

8. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori di atas maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching lebih efektif dibandingkan pembelajaran secara konvensional di kelas VIII semester 2 materi pokok luas permukaan serta volume pada kubus dan balok.


(66)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan desain penelitian quasi-experimental atau desain eksperimental semu. Menurut Emzir (2010:102) desain eksperimental semu lebih baik dibandingkan desain pra-eksperimental, karena melakukan suatu cara untuk membandingkan kelompok. Alasan peneliti memilih desain penelitian eksperimental semu karena peneliti tidak bisa mengambil sampel siswa secara random. Hal tersebut dikarenakan siswa-siswa tersebut sudah terbagi dalam beberapa kelas, sehingga peneliti mengambil sampel yakni dua kelas. Alasan lain peneliti memilih desain penelitian eksperimental semu karena ada variabel yang tidak bisa dikendalikan oleh peneliti, misalnya waktu pelaksanaan penelitian, faktor-faktor lain yang mempengaruhi penelitian yaitu tingkat kecerdasan siswa yang berbeda-beda, dan lain sebagainya.

Desain eksperimental semu yang digunakan adalah the nonequivalent control group design. Dengan desain tersebut, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa randomisasi. Dua kelompok yaitu kelompok eksperimental dan kelompok kontrol diberi pre test kemudian diberi perlakuan, dan terakhir diberi post test (Emzir, 2010


(67)

:102). Berikut ini merupakan ilustrasi non equivalent control group design.

R1 O1R1 (X) O2R1

R2 O1R2 O2R2

Keterangan:

R1 : kelas eksperimen

R2 : kelas kontrol

X : model pembelajaran reciprocal teaching

O1R1 : hasil penilaian pre test terhadap kelompok eksperimen

O1R2 : hasil penilaian pre test terhadap kelompok kontrol

O2R1 : hasil penilaian post test terhadap kelompok eksperimen

O2R2 : hasil penilaian post test terhadap kelompok kontrol

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Panembahan Senopati No. 28-30 Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Juni 2015.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti (Sulistyo-Basuki 2006:182). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D, VIII E, VIII F, dan VIII G di SMP Negeri 2 Yogyakarta yang


(68)

berjumlah 124 siswa. Alasan mengapa populasi dalam penelitian ini adalah keempat kelas tersebut dikarenakan oleh arahan dari wakil kepala sekolah untuk menggunakan kelas-kelas tersebut sebagai populasi penelitian sesuai dengan Guru matematika yang mengampu yaitu Ibu Karsiah.

2. Sampel

Sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan objek yang akan diteliti (Sulistyo-Basuki 2006:182). Setiap kelas VIII di SMP Negeri 2 Yogyakarta tidak digolongkan berdasarkan kemampuan akademiknya. Pada penelitian ini, pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan random dan diperoleh dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan VIII F sebagai kelas kontrol. Untuk penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan membuat undian sehingga diperoleh bahwa yang bertindak sebagai kelas eksperimen adalah kelas VIII D sedangkan yang bertindak sebagai kelas kontrol adalah kelas VIII F. Kelas VIII D dan VIII F masing-masing terdiri dari 32 siswa.

D. Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2011:61) variabel bebas merupakan sesuatu yang mempengaruhi perubahan dari variabel terikat, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Adapun pada penelitian ini, yang bertindak sebagai


(69)

variabel bebas adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching sedangkan yang bertindak sebagai variabel terikat adalah hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.

E. Data Penelitian

Data penelitian dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif meliputi:

1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Reciprocal Teaching Data keterlaksanaan pembelajaran berupa lembar pengamatan untuk mengamati keberhasilan dari kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran reciprocal teaching.Data ini diperoleh dari kelas eksperimen saja karena kelas tersebut adalah kelas yang menggunakan reciprocal teaching sebagai model pembelajaran.Data keterlaksanaan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching berupa data kualitatif.

2. Data hasil belajar siswa

Hasil belajar terdiri dari 3 ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar pada penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif, sehingga data hasil belajar siswa yang dilihat pada penelitian ini yaituberupa daftar nilai pre testdan post testsiswa dari masing-masing kelas eksperimen maupunkelas kontrol. Data hasil belajar siswa berupa data kuantitatif.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran Ips

0 7 107

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI POKOK LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER 2

0 85 209

PENDAHULUAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Strategi Numbered Heads Together Dengan Bantuan Macromedia Flash Pada Sub Pokok Bahasan Luas Permukaan Dan Volume Kubus Dan Balok Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII Semester 2 S

0 0 7

Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ditinjau dari hasil belajar dan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII-C SMP Negeri 2 Yogyakarta pada materi keliling dan luas lingkaran.

0 0 231

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME DARI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 18 PALU | Muzdalivah | AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika 8632 28316 1 PB

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 16 PALU | Khaeri | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 8306 27243 1 PB

0 3 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII F SMP NEGERI 7 PALU

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

0 0 8

PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V

0 0 19

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 SIGI Debi Susilawati

0 0 14