“objektif” dan “subjektif” dalam menentukan salah atau tidaknya terdakwa, tidak  ada yang paling dominan diantara kedua unsur tersebut.
Terdakwa  dapat  dinyatakan  bersalah  apabila  kesalahan  yang  didakwakan kepadanya  dapat  dibuktikan  dengan  cara  dan  dengan  alat-alat  bukti  yang  sah  menurut
undang- undang  serta  sekaligus  keterbuktian  kesalahan  itu  “dibarengi”  dengan
keyakinan hakim.
3. Asas-asas Pembuktian
a Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan
Dasar  hukum  bagi  berlakunya  asas  ini  terdapat  dalam  Pasal  184  ayat  2 KUHAP yang isinya:
“hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan”. Maksud dari pasal ini adalah sesuatu yang sudah diketahui umum bahwa sesuatu atau
peristiwa  tersebut  memang  sudah  demikian  halnya  atau  sudah  semestinya  demikian. Dan suatu pengalaman yang selamanya sah selalu mengakibatkan demikian.
“Lazimnya  bunyi  rumusan  Pasal  184  ayat  2  KUHAP  ini  selalu  disebut dengan istilah notoir feiten yang berarti setiap hal
yang “sudah umum diketahui” tidak lagi perlu dibuktikan dalam pemeriksaan sidang pengadilan
”. Yahya Harahap, 2000: 276.
b Menjadi saksi adalah kewajiban
Diatur dalam Pasal 159 ayat 2  yang isinya: “menjadi saksi adalah salah satu
kewajiban setiap orang ”. Orang yang menjadi saksi setelah dipanggil ke suatu siding
pengadilan  untuk  memberikan  keterangan  tetapi  dengan  menolak  kewajiban  itu  ia dapat  dikenakan  pidana  berdasarkan  ketentuan  Undang-undang  yang  berlaku.
Demikian pula halnya dengan ahli.
c Satu saksi bukan saksi  unus testis nullus testis
Pengaturan  dari  asas  ini  terdapat  dalam  Pasal  185  ayat  2  KUHAP  yang menerangkan  bahwa  keterangan  seorang  saksi  saja  tidak  cukup  untuk  membuktikan
bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya. d
Pengakuan terdakwa tidak melenyapkan kewajiban pembuktian Pengaturannya terdapat  dalam Pasal  189  ayat  4 KUHAP  yang menerangkan
bahwa  keterangan  terdakwa  saja  tidak  cukup  untuk  membuktikan  bahwa  ia  bersalah melakukan  perbuatan  yang  didakwakan  kepadanya,  melainkan  harus  disertai  dengan
alat bukti yang lain. e
Keterangann terdakwa hanya mengikat pada dirinya sendiri Diatur dalam Pasal 189 ayat 3 KUHAP yang menerangkan bahwa keterangan
terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri.
4. Alat Bukti
Alat bukti adalah “segala sesuatu yang ada hubungannya dengan suatu perbuatan,
dimana  dengan  ala-alat  tersebut  dapat  digunakan  sebagai  bahan  pembuktian  guna menimbulkan  keyakinan  hakim  atas  kebenaran  adanya  suatu  tindak  pidana  yang  telah
dilakukan terdakwa ” Hari Sasangka dan Lily Rosita, 2003: 11.
Macam  alat  bukti  yang  sah  dan  boleh  dipergunakan  untuk  membuktikan  yang telah ditentukan dalam Pasal 184 ayat 1 KUHAP adalah :
a Keterangan saksi
Pengertian  saksi  yang  diatur  dalam  Pasal  1  butir  26,  saksi  adalah  orang  yang dapat  memberikan  keterangan  guna  kepentingan  penyidik  penuntutan  dan  peradilan
tentang  suatu  perkara  pidana  yang  ia  dengar  sendiri,  ia  lihat  sendiri  dan  ia  alami sendiri. Sedangkan keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana
yang berupa keterangan dari saksi  mengenai  sesuatu  peristiwa pidana  yang ia dengar sendiri,  ia  lihat  sendiri  dan  ia  alami  sendiri  dengan  menyebutkan  alasan  dari
pengetahuannya itu. b
Keterangan ahli Pengertian  ketetangan  ahli  terdapat  dalam  Pasal  1mbutir  28,  keterangan  ahli
adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal  yang  diperlukan  untuk  membuat  terang  suatu  perkara  pidana  guna  kepentingan
pemeriksaan. c
Surat Definisi surat menurut Asser-Aneme seperti dikutip oleh Andi Hamzah 2008:
276.  surat-surat  adalah “segala  sesuatu  yang  mengandung  tanda-tanda  baca  yang
dapat  dimengerti,  dimaksud  untuk  mengeluarkan  isi  pemikiran ”.  Surat  yang  dapat
dijadikan  sebagai  alat  bukti  adalah  surat  atau  akta  otentik  dan  surat  di  bawah  tangan dalam hal jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain.
d Petunjuk
Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik  antara  yang  satu  dengan  yang  lain,  maupun  dengan  tindak  pidana  itu  sendiri,
menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. e
Keterangan terdakwa
Keterangan  terdakwa  adalah  apa  yang  terdakwa  nyatakan  di  sidang  tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.
D. Tinjauan Macam-Macam Perkara