7
Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 184 KUHAP terdapat lima alat bukti yang sah untuk dijadikan dasar terhadap pembuktian adanya suatu tindak pidana. Berkaitan dengan
hal tersebut, alat bukti yang paling paling mudah dan paling sering dipergunakan adalah keterangan saksi. Dalam prakteknya, hampir semua pembuktian perkara pidana
membutuhkan alat bukti berupa keterangan saksi dan pada umumnya alat bukti keterangan saksi merupakan alat bukti yang paling utama dalam perkara pidana. Boleh dikatakan, tidak
ada perkara pidana yang luput dari pembuktian alat bukti keterangan saksi. Hampir semua pembuktian perkara pidana, selalu bersandar kepada pemeriksaan keterangan.
Berdasarkan uraian di atas, maka terlihat pemecahan perkara pidana splitsing sangat diperlukan sekali oleh jaksa penuntut umum bila menemui kesulitan untuk
membuktikan kesalahan terdakwa, yang bisa mengakibatkan bebasnya terdakwa. Dari
uraian tersebut
maka peneliti
tertarik untuk
mengambil judul:
“PELAKSANAAN PEMECAHAN PERKARA PIDANA SPLITSING SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT PROSES PEMBUKTIAN: Studi di Kejaksaan Negeri
Semarang.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut:
1. Proses peradilan kurang efisien terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh beberapa
orang. 2.
Pemecahan perkara dapat membantu keefektifan proses peradilan.
8
3. Ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan Indonesia yang mengacu sebuah
perkara dilakukan splitsing. 4.
Kriteria sebuah perkara dilakukan splitsing. 5.
Hal-hal yang mendasari jaksa penuntut umum melakukan splitsing. 6.
Pengaruh pelaksanaan pemecahan perkara pidana splitsing terhadap proses pembuktian.
C. PEMBATASAN MASALAH
Permasalahan yang akan diteliti terkait dengan pelaksanaan pemecahan perkara pidana splitsing sebagai upaya mempercepat proses pembuktian, untuk memperoleh
gambaran jelas maka diperlukan pembatasan masalah yang akan dibahas. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kriteria sebuah perkara pidana dilakukan splitsing atau pemecahan perkara pidana.
2. Hal-hal yang mendasari jaksa penuntut umum melakukan splitsing atau pemecahan
perkara pidana. 3.
Pengaruh pelaksanaan splitsing atau pemecahan perkara pidana terhadap proses pembuktian.
D. RUMUSAN MASALAH
Jaksa sebagai aparat penegak hukum mempunyai peran yang sangat penting dalam penuntutan, peranan tersebut antara lain adalah jaksa penuntut umum dapat melakukan
pemecahan perkara pidana splitsing untuk mempercepat proses pembuktian. Pemecahan
9
perkara tersebut sangat diperlukan sekali oleh jaksa penuntut umum, bila menemui kesulitan untuk membuktikan kesalahan terdakwa yang bisa mengakibatkan bebasnya terdakwa.
Permasalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Apa yang menjadi kriteria sebuah perkara dilakukan splitsing? 2.
Hal-hal apa yang mendasari jaksa penuntut umum melakukan splitsing atau pemecahan perkara pidana?
3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan splitsing atau pemecahan perkara pidana terhadap
proses pembuktian?
E. TUJUAN PENELITIAN