Uji Autokorelasi Modal Produksi

regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. Lebih jelasnya pola scatterplot dari hasil perhitungan diperlihatkan dibawah ini : Gambar 4.8 Scatter plot pada Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil analisis dengan program SPSS for Windows release 16.0 diperoleh scatterplot yang tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi tidak memiliki gejala heterokedastisitas.

4.1.5.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota dalam data runtun waktu time series atau antara space untuk data crossection. Menurut Imam Ghozali 2001: 99 uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dalam data yang dianalisis dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson Test, dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 4.11 Tabel Kriteria Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tolak No desicison Tolak No desicison Tidak ditolak 0 d dl dl Dari Tabel 4.32 diketahui nilai Durbin Watson sebesar 1,782. Berdasarkan Durbin Watson test nilai DW terletak pada du DW 4

4.2.1.2 Modal

Terdapat beberapa penemuan berdasarkan penelitian yaitu : · Modal terbanyak yang dikeluarkan petani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yaitu antara 1.000.000

4.2.1.4 Produksi

Hasil penelitian deskripsi untuk variabel produksi petani terlihat bahwa: · Sudah 4 tahun terakhir hasil pertanian petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati mengalami penurunan. Pada tahun 2010 berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa hasil pertanian padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yaitu sebesar 7-10 kw dengan rata-rata harga jual sebesar Rp 225.000kw. · Saat ini kenyataan yang terjadi adalah kebanyakan hasil produksi padi yang diperoleh tidak sebanding dengan semua yang dikeluarkan. Sehingga bisa dikatakan petani mengalami kerugian dan hasil pertaniannya tidak dijual tetapi untuk dikonsumsi sendiri yang terkadang juga masih kekurangan. 4.2.2 Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja terhadap Hasil Produksi Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: LnY = -4,202 + 0,310LnX1 + 0,237LnX2+ 1,324LnX3. Variabel luas lahan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati karena nilai probabilitasnya 0,0000,05 dengan hasil uji t sebesar 4,561. Dalam model regresi koefisien X 1 Luas Lahan diperoleh nilai 0,310 dimana setiap penambahan luas lahan sebesar 1 maka akan terjadi kenaikan hasil produksi sebesar 0,310 dengan asumsi jumlah modal dan tenaga kerja tetap. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati tidaklah begitu besar karena rata-rata para petani hanya memiliki luas lahan yang berukuran 1-1,5 kotak 0,1333 - 0,2665 ha karena habis dibagi kepada anak-anaknya serta tidak mampu untuk membeli tanah lagi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukron Munzid terhadap petani kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun 2009, dengan hasil yang menyatakan bahwa Luas Lahan kurang berpengaruh terhadap hasil produksi kedelai. Itu dikarenakan luas lahan yang dimiliki petani disana berukuran sedang-sedang saja yaitu 0,25 ha 14ha dan tidak mampu membeli tanah lagi untuk menambah hasil produksinya karena harganya yang sangat mahal. Selain itu juga sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa, semakin luas lahan yang digarapditanami, semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Abd. Rahim, 2007:36. Hal ini juga berarti semakin sempit lahan yang digarap atau ditanami semakin kecil pula jumlah produksi yang dihasilkan lahan tersebut. Secara parsial modal berpengaruh secara signifikan terhadap produksi petani padi, ini dibuktikan dari hasil uji t sebesar 2,831 dengan nilai probabilitas 0,006. Koefisien X 2 Modal M sebesar 0,237 yang berarti setiap penambahan modal sebesar 1 maka akan terjadi kenaikan hasil produksi sebesar 0,237, dengan asumsi luas lahan dan tenaga kerja tetap. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh modal sangat kecil terhadap produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Fakta tersebut dikarenakan dengan modal yang dikelurkan hanya cukup untuk membeli bahan-bahan produksi dan membayar tenaga kerja sehingga tingkat dan teknologi yang digunakan sangat rendah sehingga hasil produksinyapun ikut rendah. Ini sesuai dengan pendapat Moehar Daniel yang menyatakan bahwa Modal adalah faktor terpenting dalam pertanian khususnya terkait bahan produksi dan biaya tenaga kerja. Dengan kata lain, keberadaan modal sangat menentukan tingkat atau macam teknologi yang diterapkan. Kekurangan modal bisa menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan pada proses pertanian sehingga menimbulkan resiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima Moehar Daniel, 2004:21. Selain itu penelitian ini juga memperkuat penelitian Dian Kartikasari terhadap petani padi di Kecamatan Keling Kabupaten Jepara pada musim tanam 2010, dengan hasil bahwa modal petani padi disana termasuk dalam kriteria cukup rendah dan dibuktikan juga dengan hasil regresi dimana besarnya koefisien modal hanya 0,134 satuan. Untuk variabel tenaga kerja, secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi petani padi ditunjukkan dari hasil uji t sebesar 7,708 dengan nilai probabilitas 0,000. Koefisien X 3 Tenaga Kerja TK sebesar 1,324 dimana setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1 maka akan terjadi kenaikan hasil produksi sebesar 1,324, dengan asumsi luas lahan dan modal tetap. Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati sangat besar karena kebanyakan petani disana menggunakan tambahan tenaga kerja hampir disetiap tahap pertanian mulai dari pengolahan tanah sampai pemanenan. Dimana jika menggunakan tenaga kerja tambahan diluar tenaga si pemilik lahan, maka setiap tahapan pertanian tersebut akan mendapatkan hasil yang lebih optimal yang akhirnya berpengaruh dalam peningkatan produksi pertanian. Berdasarkan keterangan diatas sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa yang dimaksud tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana diperlukan Soekartawi, 1993:26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel yaitu luas lahan, modal dan tenaga kerja yang digunakan petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ternyata hanya sebagian kecil yang bisa menghasilkan produksi padi yang tinggi. Hal tersebut memperkuat pendapat Soekartawi yang menyatakan untuk menghasilkan produksi output yang optimal maka penggunaan faktor produksi dapat digabungkan. Dalam praktek, faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi ini dibedakan atas dua kelompok Soekartawi, 1991:48: a Faktor biologis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan lain sebagainya. b Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa rendahnya produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati selain disebabkan oleh rendahnya faktor-faktor produksi tetapi juga oleh faktor biologis dan faktor sosial ekonomi. Faktor tersebut seperti bencana banjir, serangan hama tikus, serangan hama keong emas dan lain-lain. Dari ketiga variabel yang dikaji, pengaruh paling dominan terhadap produksi padi petani di desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati adalah oleh variabel tenaga kerja sebesar 1,324. Pengaruh terbesar kedua adalah variabel luas lahan sebesar 0,310. Sedangkan yang memberikan pengaruh paling kecil terhadap produksi padi petani Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati adalah variabel modal sebesar 0,237. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama luas lahan, modal, dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati dibuktikan dari hasil uji F sebesar 166,983 yang memperoleh signifikansi 0,000. Bentuk pengaruh antara luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati adalah pengaruh positif dan signifikan yang ditunjukkan dari koefisien regresi dan koefisien korelasi yang bertanda positif. Didalam produksi pertanian, faktor produksi memang menentukan besar kecilnya produksi yang akan diperoleh. Untuk menghasilkan produksi output yang optimal maka penggunaan faktor produksi tersebut dapat digabungkan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika variabel luas lahan, modal, dan tenaga kerja ditingkatkan maka akan diikuti dengan meningkatnya produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Sebaliknya, jika variabel luas lahan, modal dan tenaga kerja menurun maka akan diikuti dengan menurunnya produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1 Berdasarkan analisis deskriptif usaha tani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati pada tahun 2010 diperoleh hasil yaitu : variabel luas lahan yang paling banyak dimiliki oleh 38 petani 50 adalah antara 0,1333