Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

tidak bertanggung jawab. Penempatan reklame yang tidak sesuai dengan tepat yang telah disediakan dan tanpa izin tentu saja mengganggu hak masyarakat untuk menikmati ruang publik yang bersih, nyaman, dan aman. Salah satu kerugian nyata akibat keberadaan reklame liar atau yang berdiri tanpa izin terjadi di Kota Bandar Lampung yang diberitakan oleh koran Lampung Post. Dinas Tata Kota Bandar Lampung menebang 5 lima reklame tidak berizin. Lima reklame tersebut berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim sebanyak 2 dua buah, Jalan Morotai 1 satu buah, dan Jalan Ratu Dibalau sebanyak 3 tiga buah. Selain tidak berizin reklame tersebut tidak di ketahui siapa pemiliknya dan kondisi kontruksinya yang sudah buruk. Menurut informasi Dinas Tata Kota Bandar Lampung juga telah mengirim surat teguran kepada perusahaan advertising yang mendirikan reklame di Jalan Teuku Umar, karena reklame tersebut berdiri di tengah median jalan, dan dinilai melanggar 4 . Kasus ini merupakan bukti jelas bahwa penempatan reklame masih tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Tidak adanya suatu pengawasan pemasangan reklame dan tanpa adanya izin pendirian atau pemasangan reklame berdampak pada tidak tertatanya kota dan kurangnnya keindahan kota, serta dapat membahayakan keselamatan masyarakat apabila dari kontruksi tiang reklame tidak terpelihara dengan baik. Seharusnya, penempatan reklame pada titik-titik tertentu dalam rencana tata ruang kota harus sesuai dengan mekanisme perizinan yang sudah diatur, pemerintah dan aparat yang berkaitan juga harus lebih tegas dalam menangani masalah reklame liar ini. 4 Roy baskara Pratama, Pemkot Tertibkan Reklame liar,Lampung post, 16 September 2014, hlm.6. Berdasarkan pemaparan di atas dan kondisi di lapangan, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengaturan penentuan titik reklame di Kota Bandar Lampung yang dimaksudkan untuk mengurangi danatau menertibkan titik-titik peletakan reklame yang bertebaran di kota Bandar Lampung yang bisa dikatakan tidak layak tampil dan penempatannya menyalahi aturan yang berlaku sehingga menyebabkan polusi visual. Oleh karena itu, maka penulis akan melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam judul skripsi yaitu Peletakan Titik Reklame di Bagian Wilayah Kota Bandar Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a Bagaimana pengaturan dan pelaksanaan peletakan titik reklame di bagian wilayah Kota Bandar Lampung? b Apakah faktor penghambat dalam peletakan titik reklame di bagian wilayah Kota Bandar Lampung?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitan Penelitian ini bertujuan untuk deskripsi lengkap, rinci, jelas, dan sistematis mengenai a Pengaturan dan pelaksanaan peletakan titik reklame di bagian wilayah Kota Bandar Lampung. b Faktor penghambat dalam peletakan titik reklame di bagian wilayah Kota Bandar Lampung.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

a Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas juga memperdalam ilmu hukum administrasi negara dan memberikan kontribusi pada hukum tata lingkungan khususnya mengenai peran sentral pemerintah dalam Pengendalian terhadap penentuan titik reklame. b Kegunaan Praktis Secara praktis, kegunaan dari penelitian ini adalah: 1 Memberikan masukan mengenai usaha dalam mengoptimalkan peran Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam pengendalian terhadap penentuan titik reklame serta faktor-faktor penghambat dalam dalam pengendalian terhadap penentuan titik reklame agar dapat bermanfaat bagi masyarakat Bandar Lampung dan mengetahui dengan lebih jelas bagaimana bentuk pengendalian Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam penentuan titik reklame. 2 Sebagai rekomendasi strategis kepada Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam pengendalian terhadap penentuan titik reklame melalui pemberian sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh undang-undang. 3 Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung bagian Hukum Administrasi Negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reklame

2.1.1 Pengertian Reklame Menurut kamus umum Bahasa Indonesia reklame adalah pemberitahuan kepada umum tentang barang dagangan, dengan pujian atau gambar dan sebagainya, dengan tujuan agar dagangan tersebut lebih laku. Pengertian reklame menurut Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Tata Cara Perizinan Reklame menyatakan bahwa, reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, danatau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintahan. Dari pengertian reklame diatas, maka definisi izin reklame secara sederhana adalah izin yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk penyelenggaraan reklame 1 . 1 Marihot P. Siahaan. 2005. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. hlm.324. Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Daerah Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Tata Cara Perizinan Reklame, menurut jenisnya, reklame dapat dibedakan menurut sifatnya, yaitu : a. Reklame Biasa adalah memperlihatkan daya tarik dari barang-barang yang telah terwujud dan dapat dirasakan. b. Propaganda adalah bersifat saran, petunjuk, ajakan, penerangan dan sebagainya. c. Reklame kecil adalah reklame yang berukuran luas sampai dengan 12 m 2 . d. Reklame sedang adalah reklame yang berukuran luas lebih dari 12 sampai dengan 24 m 2 . e. Reklame besar adalah reklame yang berukuran luas di atas 24 m 2 . f. Reklame sementara adalah reklame yang di selenggarakan untuk kegiatan tertentu dan berjangka waktu maksimal 3 tiga bulan dengan bahan yang digunakan berupa kain, triplek, dan sejenisnya. Penyelenggaraan reklame dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan usaha atau perusahaan periklanan, baik untuk dan di atas nama sendiri atau nama orang lain. Seperti penyelenggaraan kampanye yang dilakukan oleh partai politik yang dilakukan serentak, artinya dengan menggunakan setiap media reklame dengan tujuan mempromosikan penjualan barang-barang, jadi sifatnya menyeluruh. Pemasangan reklame juga harus memperhatikan estetika kota agar keserasian antara luas bentuk, jenis dan cara pemasangan reklame sesuai dengan kawasannya yang ada, juga memperhatikan tempat dimana reklame tersebut di tempatkan di tempat yang seharusnya.