memberikan perlindungan dapat melalui cara-cara tertentu, antara lain yaitu dengan:
1 Membuat peraturan by giving regulation, bertujuan untuk:
a Memberikan hak dan kewajiban;
b Menjamin hak-hak para subyek hukum.
2 Menegakkan peraturan by law enforcement melalui:
a Hukum Administrasi Negara yang berfungsi untuk mencegah
preventive terjadinya pelanggaran hak-hak konsumen, dengan perjanjian dan pengawasan;
b Hukum Pidana yang berfungsi untuk menanggulangi repressive
pelanggaran UUPK, dengan mengenakan sanksi pidana dan hukuman; c
Hukum Perdata yang berfungsi untuk memulihkan hak curative; recovery; remedy, dengan membayar kompensasi atau ganti kerugian.
9
2. Pengertian Perlindungan Konsumen
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Perlindungan konsumen
merupakan perangkat hukum yang diciptakan untuk melindungi konsumen demi terpenuhinya hak konsumen. Sebagai contoh, para penjual diwajibkan
menunjukkan tanda harga sebagai tanda pemberitahuan kepada konsumen.
9
Wahyu Sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, Unila, Bandar Lampung, 2007, hlm.31.
3. Hubungan Hukum Antara Rumah Pemberi Jasa dan Pengguna Jasa
Hubungan hukum lahir karena adanya perikatan. Perikatan adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda Verbintenis. Perikatan artinya hal yang
mengikat antara orang yang satu dan orang yang lain. Hal yang mengikat itu adalah peristiwa hukum. Peristiwa hukum tersebut menciptakan hubungan hukum.
Dalam hubungan hukum tiap pihak mempunyai hak untuk menuntut sesuatu dari pihak yang lain, dan pihak yang lain itu wajib memenuhi tuntutan itu, dan
sebaliknya. Sesuatu yang dituntut disebut prestasi yang merupakan objek perikatan.
10
Perikatan itu adalah hubungan hukum. Hubungan hukum timbul karena adanya peristiwa hukum yang dapat berupa perbuatan, kejadian, keadaan.
Pengaturan hukum perikatan dilakukan dengan system terbuka, artinya setiap
orang boleh mengadakan perikatan apa saja baik yang sudah ditentukan namanya maupun yang belum ditentukan namanya dalam undang-undang. Tetapi,
keterbukaan itu dibatasi oleh tiga hal, yaitu tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan, dan tidak bertentangan dengan ketertiban
umum. Sesuai dengan penggunaan system terbuka, maka Pasal 1233 KUH Perdata
menentukan bahwa perikatan dapat timbul baik karena perjanjian maupun karena undang-undang. Dengan kata lain, sumber perikatan itu ialah perjanjian dan
undang-undang. Perikatan yang timbul karena perjanjian, kedua pihak dengan sengaja bersepakat saling mengikatkan diri, dalam perikatan mana kedua pihak
mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Perjanjian dirumuskan dalam
10
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm.198.