Pembinaan Tehadap Narapidana Remaja Program-program Pembinaan

cerdas cermat Alkitab, katekisasi, pastoral. Legiatan ini merumakan bentuk dari pembinaan ketaqwaan terhadp Tuhan Yang Maha Esa. 2. Kesadaran berbangsa dan bernegara, jenis kegiatan kepramukaan latihan beris-berbaris, upacara bendera hari besar nasional. 3. Intelektual, pendidikan forml diberikan pada sekolah berjenjang SD, SMP dan SMA pendidikan kesetaraan paket A, B dan C, pendidikan pesatren 4. Sikap dan perilaku, memberikan contoh bersikap dan berperilaku yang baik dengan menghormati orang yang lebih dewasa. 5. Kesehatan jasmani dan rohani, jasmani bentuk kegiatan yang dilakukan berbagai jenis olah raga, baik bagi kebugaran maupun prestasi, seperti bola voly, basket, futsal. 6. Kesadaran hukum, penyuluhan, sosialisasi hukum dan HAM serta ketertiban masyarakat sosialisasi instrumen hukum tentang remaja. 7. Reintegrasi sehat dengan masyarakat, pelaksanaan hak integrasi, asimilasi dengan pihak ketiga, pertisipasi pada berbagai event yang melibatkan masyarakat luar. 8. Keterampilan kerja, kegiatan lifeskill seperti kursus ataupun keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat setiap orang. 9. Latihan kerja dan produksi. Remaja merupakan individu yang masih dalam proses tumbuh menjadi dewasa sehingga penanganan yang di bedakan dengan pembinaan dewasa akan lebih baik. pelaksanaan program-program pembinaan di masing-masinga lapas belum memiliki keragaman. Pelaksanaan berjalan masing-masing disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan. Situasi tersebut harus segera ditinjaklanjuti mengingat jumlah narapidana remaja maningkat dan umumnya ditempat dilapas dewasa. Keberadaan remaja dilapas dewasa lebih rentan terpengaruhi lingkungan dan pola perilaku serta kehidupan di dalam. Umumnya remaja yang ditempatkan di lapas dewasa tidak mengikuti kegiatan yang berbasisi pendidikan, karena harus berbagi fasilitas dan perhatian dengan penghuni dewasa.

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang tujuannya bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisisnya. 31 Pendektan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama atau mempergunakan data sekunder yang diantaranya adalah dengan memperlajari dan menelaah perundang-undangan, asas-asas mempelajari kaedah hukum, teori, doktrin hukum. pendekatan ini dikenal dengan nama pendekatan kepustakaan atau studi dokumentasi, yaitu mempelajari buku-buku, peraturan, surat keputusan serta dokumen resmi yang berhubungan dengan penelitian ini. Pendekan empiris adalah dengan mengadakan penelitian lapangan, yaitu dengan melihat fakta-fakta yang ada dalam praktek dan pelaksanaannya. Pendekatan tersebut dengan cara mempelajari kenyataan yang terjadi pada praktek lapangan, dimana pendekatan ini dilakukan dengan wawancara langsung terhadap pihak- pihak yang bersangkutan dan ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas dengan cara mengunjungi lokasi penelitian. 31 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia, Jakarta 1986 hlm 13

B. Sumber dan Jenis Data

Jenis data dilihat dari sudut sumbernya dibedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakatn dan dari bahan pustaka. 32 Adapun didalam mendapatkan data atau jawaban yang tepat didalam membahas skripsi ini, serta sesuai dengan pendekatan masalah yang digunakan didalam penelitian ini maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan manjadi dua, yaitu: 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh dari respon secara langsung. Yaitu dari pihak yang terkait dengan permasalahan yang diteliti dalam hal ini adalah petugas Lembaga Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Metro. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan bahan-bahan hukum, sejenis data sekunder yang digunakan dalam penulisan ini terdiri dari: a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, terdapat dalam peraturan perundang-undangan: 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tantang Sistem Peradilan Pidana Anak 3 Undang-Undangan Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia 4 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan hukum primer dan dapat membantu dalam menganalisis serta memahami 32 Op.Cit, 1985, hlm 10 bahan hukum primer, seperti media masa seperti koran, majalah, buku-buku, artikel, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas didalam skripsi ini. c. Bahan hukum tersier, yaitu bakan-bahan yang memberikan informasi, petunjuk maupun penjelasan tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, antara lain berupa kamur besar bahasa Indonesia, wikipedia yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas atau diteliti.

C. Penentuan Narasumber

Narasumber adalah pihak-pihak yang dijadikan sumber informasi didalam suatu penelitian dan memiliki pengertahuan serta informasi yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Narasumber dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kasi Binadik : 1 orang 2. Kapas : 1 orang 3. Narapidana Remaja : 1 orang 4. Akademisi Bagian Hukum Pidana : 1 orang + Jumlah : 4 orang