B. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana sistem komunikasi siswa tunarungu di sekolah khususnya pada
kelas lanjutan 2 di SLB-B YP3ATR 1 Cicendo?” Selanjutnya fokus masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa
pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah penggunaan sistem komunikasi siswa tunarungu di dalam pembelajaran di kelas?
2. Bagaimanakah pemahaman dan penguasaan siswa tunarungu dan guru
dalam penggunaan sistem komunikasi? 3.
Bagaimanakah permasalahan dan upaya mengatasi yang dilakukan siswa tunarungu dan guru berkaitan dengan sistem komunikasi yang
digunakan? 4.
Bagaimanakah kebijakan Kepala Sekolah menyangkut penggunaan dan peningkatan sistem komunikasi yang digunakan di sekolah?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk melihat gambaran tentang sistem komunikasi yang digunakan oleh siswa
tunarungu di sekolah pada kelas lanjutan 2 di SLB-B YP3ATR 1 Cicendo, khususnya untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang:
a. Penggunaan sistem komunikasi siswa tunarungu di dalam
pembelajaran di kelas.
b. Pemahaman dan penguasaan siswa tunarungu dan guru dalam
penggunaan sistem komunikasi. c.
Permasalahan dan upaya mengatasi yang dilakukan siswa tunarungu dan guru berkaitan dengan sistem komunikasi yang digunakan.
d. Kebijakan Kepala Sekolah menyangkut penggunaan dan peningkatan
sistem komunikasi yang digunakan di sekolah.
2. Kegunaan
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teroritis maupun praktis.
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, diharapkan bahwa dengan mengetahui gambaran mengenai sistem komunikasi siswa tunarungu di sekolah
khususnya pada kelas lanjutan 2 di SLB-B 1 Cicendo, maka dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan dalam
meningkatkan sistem komunikasi yang lebih baik bagi siswa tunarungu baik di sekolah reguler maupun sekolah-sekolah luar
biasa.
b. Kegunaan Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1 Dunia pendidikan, yaitu sebagai masukan dalam pemberian
fasilitas layanan pendidikan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi bagi siswa berkebutuhan khusus, yaitu siswa
tunarungu. 2
Sekolah dan guru, yaitu adanya penyeragaman penggunaan sistem komunikasi antara guru dan siswa tunarungu sehingga
informasi yang akan disampaikan dapat ditangkap dan dimengerti oleh siswa secara lebih utuh dan menyeluruh.
3 Peneliti sendiri, yaitu sebagai masukkan ilmu dalam
berkomunikasi yang berharga sehingga dapat menambah wawasan dan keterampilan yang diperoleh selama penelitian
berlangsung.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Tunarungu