STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN MANIFESTASI HEMATEMESIS (Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang)

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sirosis merupakan suatu penyakit hati kronis yang menggambarkan stadium akhir dari fibrosis hepatik, peradangan, nekrosis atau kematian sel-sel hati, dan terbentuknya benjolan-benjolan kecil (nodul). Fibrosis atau jaringan parut adalah usaha regenerasi jaringan oleh hati untuk memperbaiki diri, namun regenerasi jaringan bersifat berlebihan dan tidak terkontrol sehingga merusak tekstur hati (Cahyono, 2010).

Dalam Hepatology and The Principles, disebutkan bahwa sirosis menempati urutan kesembilan sebagai penyebab kematian, bahkan menjadi urutan kelima pada kelompok usia 45-65 tahun (Kuntz and Kuntz, 2006). Data prevalensi sirosis hati belum ada di Indonesia, hanya terdapat laporan-laporan dari beberapa pusat pendidikan saja, seperti penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2006-2010 ditemukan jumlah penderita sirosis yang semakin meningkat di tahun 2010 yaitu 43,4% dari seluruh kasus sirosis dalam lima tahun tersebut (Malau, 2011).

Etiologi sirosis yang telah diketahui diantaranya adalah virus hepatitis B dan C, hepatitis alkoholik, hemokromatosis, penyakit hepatolentikular, defisiensi alfa-1 antitripsin, gagal jantung kronis yang berat, dan beberapa jenis obat seperti isoniazid dan metildopa (Rubenstein et al, 2007). Di negara Barat, hepatitis alkoholik merupakan penyebab utama sirosis dengan angka kejadian 60-70% (Mithcell et al, 2009). Namun, penyebab utama di negara Barat ini berbeda dengan kasus sirosis di Indonesia. Hepatitis B kronis merupakan penyebab terbanyak kasus sirosis di Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan virus hepatitis B menyebabkan sirosis sebesar 40-50% dan hepatitis C sebesar 30-40% (Tambunan et al, 2013).

Pasien yang menderita sirosis dapat mengalami berbagai manifestasi klinik, antara lain adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, ensefalopati hepatik, karsinoma hepatoselular, spontan bakterial peritonitis, dan sindrom hepatorenal (Tambunan et al, 2013). Umumnya penyebab dari perdarahan saluran cerna


(2)

2

bagian atas ini adalah akibat pecahnya varises esofagus dan lambung (Kim et al, 2012).

Timbulnya varises di esofagus dan lambung merupakan akibat dari meningkatnya tekanan portal. Tekanan portal yang meningkat menyebabkan inflamasi pembuluh darah kecil di esofagus, pembesaran dan menipisnya pembuluh darah ini disebut sebagai varises. Saat pembuluh darah di esofagus atau lambung sudah tidak mampu lagi menahan tekanan vena portal yang semakin meningkat, maka varises dapat pecah dan terjadi perdarahan (Cahyono, 2010). Perdarahan varises dapat terjadi ketika tekanan portal meningkat hingga lebih dari 12 mmHg (Kim and Park, 2013).

Perdarahan varises merupakan penyebab terbesar dari mortalitas pasien sirosis. Dari seluruh pasien sirosis, sepertiganya dapat mengalami perdarahan varises yang diprediksi dari ukuran varises tersebut (Rajoriya et al, 2010). Dalam satu tahun dapat terjadi perdarahan awal sekitar 12% (5% pada varises dengan ukuran kecil dan 15% pada varises dengan ukuran besar). Perdarahan ulang juga dapat terjadi sekitar 60% kasus dalam satu tahun dan angka mortalitas pada minggu keenam tiap episode perdarahannya terjadi sekitar 15 hingga 20% (Tsao and Bosch, 2010).

Tingginya resiko kematian ini dapat disebabkan karena perdarahan yang tidak terkontrol, infeksi, gagal ginjal yang terjadi dalam minggu pertama perdarahan. Resiko kematian yang tinggi pada pasien sirosis hati yang mengalami manifestasi perdarahan saluran cerna mendasari pentingnya tindakan untuk mencegah maupun mengatasi terjadinya manifestasi ini (Puspasari, 2013).

Manifestasi sirosis yang dapat memperburuk perdarahan varises yang terjadi adalah hiperfibrinolisis (Pluta et al, 2010). Hiperfibrinolisis merupakan sindrom fibrinolisis yang berlebihan karena adanya enzim fibrinolitik di dalam sirkulasi seperti plasmin dan tissue plasminogen activator (t-PA). Hal ini disebabkan karena zat-zat aktivator fibrinolisis tersebut beredar di dalam darah melebihi daya bersihan hati pada pasien sirosis (Boediwarsono, 2009). Sehingga antifibrinolitik merupakan salah satu pilihan terapi untuk mengontrol perdarahan pada sirosis (Reust et al, 2010).


(3)

3

Antifibrinolitik telah menjadi terapi farmakologis utama karena telah terbukti dalam mengurangi kehilangan darah dan mengurangi kebutuhan transfusi darah. Terdapat dua golongan antifibrinolitik yaitu penghambat serin protease (aprotinin) dan analog lisin (asam traneksamat). Aprotinin dapat menghambat fibrinolisis secara signifikan, namun obat ini telah dihapus dari penggunaan klinis (Reust et al, 2010). Hal ini disebabkan karena efek samping yang berbahaya dari aprotinin, seperti trombosis, syok anafilaktik, dan terutama gagal ginjal (Tempe and Hasija, 2012). Akan tetapi efek negatif yang ditemukan pada penggunaan aprotinin ini tidak ditemukan pada penggunaan asam traneksamat (Gluud et al, 2012). Oleh karena itu, asam traneksamat menjadi pilihan utama untuk terapi hiperfibrinolisis (Reust et al, 2010)

Asam traneksamat termasuk dalam hemostatik agent yang diberikan pada penatalaksanaan perdarahan saluran cerna bagian atas. Pemberian hemostatik ini merupakan salah satu tindakan darurat. Selain asam traneksamat, Vitamin K juga merupakan hemostatik agent yang dapat diberikan untuk mengatasi hematemesis (Suharjono et al, 2010). Namun pemberian vitamin K biasanya tidak memberikan hasil yang baik pada pasien sirosis yang berat karena hati sudah tidak mampu distimulasi oleh vitamin K untuk membentuk faktor-faktor pembekuan darah (Dewoto, 2009).

Dalam penelitian Suharjono di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, penggunaan asam traneksamat dalam mengatasi keluhan hematemesis sebesar 18,18% (Suharjono et al, 2010). Secara uji klinis, terapi asam traneksamat telah disarankan karena dapat mengurangi angka mortalitas pada kasus perdarahan saluran cerna bagian atas (Gluud et al, 2012). Dalam meta analisis dari enam penelitian pada pasien perdarahan saluran cerna bagian atas, asam traneksamat dilaporkan dapat menurunkan kasus perdarahan ulang sebanyak 20-30%, kebutuhan untuk operasi sebesar 30-40%, dan menurunkan mortalitas 40% (Martindale, 2009). Bukti lain yang lebih meyakinkan terkait manfaat penggunaan asam traneksamat pada pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas ditunjukkan dalam meta analisis dari beberapa Randomised Controlled Trials (RCTs). Dengan membandingkan asam traneksamat dengan plasebo pada 1754 pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian atas, ditemukan pengurangan


(4)

4

angka mortalitas sebesar 39% pada terapi asam traneksamat (Jairath and Barkun, 2012).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Jombang untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana pola penggunaan obat antifibrinolitik yaitu asam traneksamat pada penderita sirosis dengan komplikasi hematemesis. Penelitian dilakukan pada pasien dengan komplikasi hematemesis yang merupakan tanda adanya perdarahan saluran cerna bagian atas. Perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan komplikasi paling umum yang ditemukan pada penderita sirosis.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pola penggunaan asam traneksamat pada pasien sirosis dengan manifestasi hematemesis di RSUD Kabupaten Jombang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pola penggunaan obat yang diterima pasien sirosis dengan manifestasi hematemesis di RSUD Kabupaten Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

(1) Mengetahui pola penggunaan asam traneksamat terkait dosis, rute, frekuensi, dan lama penggunaan terapi.

(2) Mengkaji keterkaitan terapi asam traneksamat dengan data laboratorium dan data klinik pasien.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

(1) Mengetahui penatalaksanaan terapi pengobatan terhadap outcomes pada pasien sirosis dengan manifestasi hematemesis sehingga farmasis dapat memberikan asuhan kefarmasian dengan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.


(5)

5

(2) Studi pendahuluan dan sumber informasi bagi peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan dengan melakukan penelitian sejenis dengan mengikut sertakan variabel yang lain.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit

(1) Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan baik klinisi maupun farmasis terutama berkaitan dengan pelayanan farmasi klinik.

(2) Sebagai bahan masukan bagi Komite Medik Farmasi dan Terapi dalam merekomendasikan penggunaan obat di RSUD Kabupaten Jombang.


(6)

SKRIPSI

RIZKI NUR AZMI

STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT

PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN

MANIFESTASI HEMATEMESIS

(Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(7)

(8)

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarga dan para sahabatnya.

Dengan terselesaikannya skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN MANIFESTASI HEMATEMESIS ini, tidak lupa penulis menyampaikan rasa terimakasih yang luar biasa dan tulus kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi ini.

2. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Nailis Syifa, S.Farm, M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan motivasi dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk selalu belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Drs. Didik Hasmono, MS., Apt. selaku pembimbing I dan Dra. Lilik Yusetyani, Apt. Sp.FRS. selaku pembimbing II yang selalu menyediakan waktunya untuk membimbing dalam memberikan arahan-arahan dan masukan yang terbaik kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. dan Nailis Syifa, S.Farm, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku dosen wali yang selalu memberikan arahan dan nasehat selama penulis menuntut ilmu di Program Studi Farmasi.


(10)

7. Bapak Ibu Dosen Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan penulis banyak sekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.

8. Orang tua penulis, Bapak Dr. H. Khairul Anam, S.E., M.M. dan Ibu Hj. Emi Ariyani yang selalu mendoakan, memberikan support, dan memberikan segalanya kepada penulis.

9. Saudara dan keluarga penulis, Fibyani Nur Khairin, S.E., M.Sa., Ak., Rika Dewi Agustiyani, S.Pd., M.Pd., Rahmat Haryo Wibowo, S.E., M.Sa., Ak., Nabila Nur Fajrina, Indah Purnama Khairani, Razqa, Elfida Hilda, yang memberikan warna dan kebersamaan serta memberikan support yang luar biasa selama penulis menempuh pendidikan.

10. Dita Febyana dan Wa Ode Wona, yang menjadikan keseharian penulis lebih absurd dari sebelumnya, dan menjadi penyemangat penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi sesuai target.

11. Muhammad Badarudin, seseorang yang istimewa, yang luar biasa sabar dan tidak pernah bosan memberikan support kepada penulis dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

12. Seluruh teman-teman Farmasi A dan Farmasi Angkatan 2010, terimakasih atas semua keceriaan yang ditularkan kepada penulis, semoga kita selalu bersama-sama dalam kebaikan.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuan dan dukungannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian.

Malang, 24 Mei 2014


(11)

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN MANIFESTASI HEMATEMESIS

(Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang)

Sirosis merupakan suatu penyakit hati kronis yang menggambarkan stadium akhir dari fibrosis hepatik, peradangan, nekrosis atau kematian sel-sel hati, dan terbentuknya benjolan-benjolan kecil (nodul). Fibrosis atau jaringan parut adalah usaha regenerasi jaringan oleh hati untuk memperbaiki diri, namun regenerasi jaringan bersifat berlebihan dan tidak terkontrol sehingga merusak tekstur hati.

Pasien yang menderita sirosis dapat mengalami berbagai manifestasi klinik, antara lain adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, ensefalopati hepatik, karsinoma hepatoselular, spontan bakterial peritonitis, dan sindrom hepatorenal. Dari seluruh manifestasi tersebut, perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan penyebab terbesar dari mortalitas pasien sirosis. Umumnya penyebab dari perdarahan saluran cerna bagian atas ini adalah akibat pecahnya varises esofagus yang dapat mengakibatkan hematemesis dan atau melena.

Tujuan utama terapi pada varises esofagus adalah mencegah terjadinya perdarahan, mengatasi perdarahan akut, dan mencegah terjadinya perdarahan ulang. Terapi pada perdarahan akut meliputi pemberian vasoaktif, antibiotik, dan hemostatik agen. Pemberian hemostatik agen penting dalam mengatasi perdarahan varises karena seringkali terjadi gangguan koagulasi yang kompleks pada pasien sirosis hati sehingga memperberat perdarahan yang terjadi. Asam traneksamat merupakan salah satu terapi hemostatik agen yang termasuk golongan antifibrinolitik yang bekerja dengan mencegah lisisnya fibrin.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan asam traneksamat meliputi dosis, rute, frekuensi, dan lama penggunaan terapi yang diterima oleh pasien sirosis hati di RSUD Kabupaten Jombang yang juga dikaitkan dengan data laboratorium dan data klinik pasien.

Penelitian ini merupakan penelitan observasional atau non-eksperimental karena tidak ada perlakuan yang diberikan kepada objek penelitian dan keadaan objek dalam penelitian berjalan seperti apa adanya. Penelitian dilakukan secara retrospektif karena penelitian menggunakan pengolahan data rekam medik kesehatan (RMK) pasien sirosis hati pada periode 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2013.

Hasil penelitian ini didapatkan 119 pasien sebagai populasi dan pasien yang masuk dalam kriteria inklusi sebanyak 68 pasien yaitu 37% perempuan dan 63% laki-laki. Jenis kelamin laki-laki yang lebih dominan ini dapat dikaitkan dengan etiologi yang mendasari terjadinya sirosis hati, yaitu virus hepatitis B yang merupakan etiologi terbanyak yang dapat diketahui, sebanyak 38%. Terapi utama yang didapatkan pasien adalah golongan agen hemostatik, vasoaktif, dan antibiotik. Terapi asam traneksamat sebagai agen hemostatik didapatkan 7% terapi tunggal dan 93% terapi kombinasi. Kombinasi terbanyak yang didapatkan pasien adalah asam traneksamat + vitamin K yaitu sebanyak 98%. Asam traneksamat diberikan melalui rute iv dengan dosis 500 mg sebanyak 99% dan kombinasi iv dan oral dengan dosis yang sama yaitu 500 mg sebanyak 1%.


(12)

Durasi pemberian asam traneksamat dominan selama 3-7 hari sebanyak 76%. Durasi pemberian asam traneksamat ini disesuaikan dengan kondisi pasien. Asam traneksamat merupakan derivat asam amino lisin, yang secara reversibel berikatan dengan sisi pengikat lisin pada plasminogen. Hal ini mencegah plasminogen berikatan pada permukaan fibrin dan menghambat terjadinya fibrinolisis, sehingga dapat mengontrol perdarahan yang terjadi. Asam traneksamat memang telah digunakan secara luas untuk mengontrol kasus perdarahan dalam berbagai kondisi dan terapi ini memiliki beberapa outcome yang diantaranya adalah menurunkan kehilangan darah dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien. Penggunaan dosis, rute, frekuensi, dan lama pemberian asam traneksamat pada pasien sirosis hati di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Jombang sudah sesuai dengan guideline yang ada.

Saran yang dapat disampaikan penulis adalah diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan asam traneksamat pada pasien sirosis hati dengan menggunakan metode prospektif agar peneliti bisa berinteraksi dengan pasien, maupun tenaga medis lainnya sehingga dapat mengamati permasalah terkait terapi obat secara langsung dan bisa diperoleh profil penggunaan obat yang lebih representatif.


(13)

ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN MANIFESTASI HEMATEMESIS

(Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang)

Latar Belakang: Pasien sirosis hati dapat mengalami berbagai manifestasi klinik, salah satunya adalah hematemesis, yang menandakan adanya perdarahan saluran cerna bagian atas. Perdarahan saluran cerna bagian atas terjadi akibat rupturnya varises esofagus atau lambung. Asam traneksamat merupakan salah satu pilihan terapi untuk mengontrol perdarahan pada sirosis hati.

Tujuan: Mengetahui pola penggunaan asam traneksamat meliputi dosis, rute, frekuensi, dan lama penggunaan terapi yang diterima oleh pasien sirosis hati di RSUD Kabupaten Jombang dan dikaitkan dengan data laboratorium serta data klinik pasien.

Metode: Penelitian ini bersifat observational dan dilakukan secara retrospektif pada pasien sirosis hati dengan manifestasi hematemesis periode Januari 2012 sampai Desember 2013 di RSUD Kabupaten Jombang.

Hasil dan Kesimpulan: Penggunaan asam traneksamat tunggal sebanyak 7% dan 93% terapi kombinasi. Kombinasi yang paling dominan adalah asam traneksamat + vitamin K sebanyak 98%. Asam traneksamat diberikan melalui rute iv dengan dosis 500 mg sebanyak 99% dan kombinasi iv dan oral dengan dosis yang sama yaitu 500 mg sebanyak 1%. Durasi pemberian asam traneksamat dominan selama 3-7 hari sebanyak 76%. Penggunaan dosis, rute, frekuensi, dan lama pemberian asam traneksamat pada pasien sirosis hati di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Jombang sudah sesuai dengan guideline yang ada.


(14)

ABSTRACT

DRUG UTILIZATION STUDY OF TRANEXAMIC ACID ON CIRRHOTIC PATIENTS WITH HEMATEMESIS

(Research at Hospital of Jombang Regency)

Background: Cirrhotic patients may experience a variety of clinical manifestations, such as hematemesis, which indicate the presence of upper gastrointestinal bleeding. Upper gastrointestinal bleeding caused by rupture of esophageal or gastric varices. Tranexamic acid is one of treatment to control bleeding in cirrhotic.

Objective: Knowing the utilization of tranexamic acid include dose, route, frequency, and duration of therapy that received by cirrhotic patients at hospital of Jombang Regency, and also associated with laboratory and clinical data of patients.

Methods: This study is observational and retrospective in liver cirrhosis patients with hematemesis manifestation on period from January 2012 to December 2013 at hospital of Jombang Regency.

Result and Conclusion: Utilization of tranexamic acid as 7% single and 93% combination therapy. The most dominant of combination is tranexamic acid + vitamin K as 98%. Tranexamic acid was given by iv with dose of 500 mg as 99% and a combination of iv and oral with the same dose of 500 mg as 1%. The duration of administration tranexamic acid for 3-7 days as a dominant 76%. The dose, route, frequency, and duration of administration tranexamic acid in cirrhotic patients in inpatient hospital of Jombang Regency was appropriate according to some existing guidelines.


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ASBTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1. Bagi Peneliti ... 4

1.4.2. Bagi Rumah Sakit ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Hati ... 6

2.1.1. Struktur Hati ... 6

2.1.2. Aliran Darah pada Hati ... 8

2.1.3. Fungsi Hati ... 9

2.1.3.1. Sekresi empedu ... 9

2.1.3.2. Metabolisme Karbohidrat, Protein, dan Lemak ... 10

2.1.3.2.1. Metabolisme Karbohidrat ... 10


(16)

2.1.3.2.3. Metabolisme Lemak ... 10

2.1.3.3. Penyimpanan Vitamin dan Mineral ... 11

2.1.3.4. Detoksifikasi ... 11

2.1.3.5. Pembentukan Faktor Pembekuan ... 11

2.2. Sirosis Hati ... 12

2.2.1. Definisi Sirosis Hati ... 12

2.2.2. Epidemiologi Sirosis Hati ... 13

2.2.3. Etiologi Sirosis Hati ... 14

2.2.4. Patofisiologi Sirosis Hati ... 14

2.2.5. Klasifikasi Sirosis Hati ... 15

2.2.5.1. Klasifikasi Morfologi ... 15

2.2.5.2. Klasifikasi Fungsional ... 16

2.2.5.2.1. Sirosis Kompensata ... 16

2.2.5.2.2. Sirosis Dekompensata ... 16

2.2.6. Manifestasi Klinis Sirosis Hati ... 16

2.2.6.1. Hipertensi Portal ... 17

2.2.6.2. Perdarahan Varises ... 18

2.2.6.3. Asites ... 19

2.2.6.4. Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) ... 19

2.2.6.5. Ensefalopati Hepatik ... 20

2.2.6.6. Defek Koagulopati ... 21

2.2.6.7. Manifestasi Lainnya ... 23

2.2.7. Tingkat Keparahan Sirosis hati ... 23

2.2.8. Pemeriksaan Laboratorium ... 25

2.2.8.1. Protein Total ... 25

2.2.8.2. Protrombin ... 25

2.2.8.3. Bilirubin ... 26

2.2.8.4. SGOT ... 26

2.2.8.5. SGPT ... 26

2.3. Hematemesis ... 26

2.3.1. Definisi Hematemesis ... 26


(17)

2.3.3. Etiologi Hematemesis ... 27

2.3.4. Patofisiologi Hematemesis ... 28

2.3.5. Faktor Resiko Perdarahan Varises ... 30

2.3.6. Penatalaksanaan Hematemesis ... 32

2.3.6.1. Profilaksis Primer ... 32

2.3.6.2. Terapi Perdarahan Varises Akut pada Sirosis Hati ... 33

2.3.6.2.1. Hemostatik ... 33

2.3.6.2.1.1. Asam Traneksamat ... 33

2.3.6.2.1.2. Vitamin K ... 33

2.3.6.2.2. Vasoaktif ... 34

2.3.6.2.2.1. Somatostatin dan Octreotide ... 34

2.3.6.2.2.2. Vasopresin dan Terlipresin ... 34

2.3.6.2.3. Antibiotik ... 35

2.3.6.3. Profilaksis Sekunder ... 35

2.3.6.4. Terapi Non Farmakologi ... 36

2.4. Asam Traneksamat ... 36

2.4.1. Indikasi ... 36

2.4.2. Mekanisme Kerja ... 38

2.4.3. Farmakokinetik ... 39

2.4.4. Dosis dan Rute Pemberian ... 39

2.4.5. Efek Samping ... 40

2.4.6. Nama Dagang di Indonesia ... 41

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 43

3.1. Kerangka Konseptual ... 43

3.1. Kerangka Operasional ... 44

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 45

4.1. Rancangan Penelitian ... 45

4.2. Populasi dan Sampel ... 45

4.2.1. Populasi ... 45

4.2.2. Sampel ... 45

4.2.3. Kriteria Inklusi ... 45


(18)

4.3. Bahan Penelitian ... 46

4.4. Instrumen Penelitian ... 46

4.5. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

4.6. Definisi Operasional Penelitian ... 46

4.7. Metode Pengumpulan Data ... 47

4.8. Analisa Data ... 48

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 49

5.1. Data Demografi Pasien ... 50

5.1.1. Jenis Kelamin Pasien ... 50

5.1.2. Usia Pasien ... 50

5.1.3. Status Pasien ... 50

5.2. Etiologi Sirosis Hati ... 51

5.3. Diagnosis Penyerta Pasien ... 51

5.4 Penggunaan Asam Traneksamat ... 52

5.4.1. Distribusi Terapi Tunggal dan Kombinasi Asam Traneksamat ... 52

5.4.2. Terapi Kombinasi Asam Traneksamat ... 52

5.4.3. Pola Terapi Asam Traneksamat ... 53

5.5. Distribusi Terapi Khusus Pasien Sirosis Hati dengan Hematemesis... 54

5.6. Lama Pasien Masuk Rumah Sakit (MRS) ... 54

5.7. Kondisi Pasien Keluar Rumah Sakit (KRS) ... 55

5.8. Profil Pasien KRS dengan Kondisi Meninggal ... 55

BAB 6 PEMBAHASAN ... 57

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 73


(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Faktor pembekuan darah pada proses koagulasi ... 12

Tabel II.2. Kategori Hipertensi Portal ... 18

Tabel II.3. Sistem Child-Pugh pada Sirosis ... 24

Tabel II.4. Resiko Perdarahan Berdasarkan Nilai HVPG ... 31

Tabel II.5. Faktor Resiko Perdarahan Varises ... 31

Tabel II.6. Terapi Antibiotik ... 35

Tabel II.7. Dosis dan Indikasi Asam Traneksamat ... 40

Table II.8. Nama Dagang, Kandungan, dan Bentuk Sediaan Asam Traneksamat di Indonesia ... 41

Tabel V.1. Jenis kelamin Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis ... 50

Tabel V.2. Usia Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis ... 50

Tabel V.3. Status Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis ... 51

Tabel V.4. Etiologi Sirosis Hati pada Pasien Sirosis Hati dengan Hematemesis .... 51

Tabel V.5. Diagnosis Penyerta Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis ... 52

Tabel V.6. Distribusi Terapi Tunggal dan Kombinasi Asam Traneksamat ... 52

Tabel V.7. Terapi Kombinasi Asam Traneksamat ... 53

Tabel V.8. Dosis dan Rute Terapi Asam Traneksamat pada Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis ... 53

Tabel V.9. Durasi Terapi Asam Traneksamat pada Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis ... 53

Tabel V.10. Terapi Khusus Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis .. 54

Tabel V.11. Lama MRS Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis ... 55

Tabel V.12. Kondisi KRS Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis .... 55

Tabel V.13. Profil Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis dengan Kondisi KRS Meninggal ... 55


(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur Hati ... 7

Gambar 2.2. Lobulus Hati ... 7

Gambar 2.3. Skema Aliran Darah Melalui Hati ... 9

Gambar 2.4. Tekstur Hati pada Sirosis ... 13

Gambar 2.5. Patofisiologi Sirosis Hati ... 15

Gambar 2.6. Klasifikasi Sirosis Berdasarkan Ukuran Nodul ... 16

Gambar 2.7. Manifestasi Klinis pada Sirosis ... 17

Gambar 2.8. Proses Koagulasi dalam Pembentukan Fibrin ... 21

Gambar 2.9. Sistem Fibrinolisis ... 22

Gambar 2.10. Varises Esofagus Sebelum dan Saat Terjadinya Perdarahan ... 28

Gambar 2.11. Varises Esofagus akibat Hipertensi Portal ... 29

Gambar 2.12. Skema Patofisiologi Terjadinya Perdarahan Varises ... 30

Gambar 2.13. Mekanisme Kerja Asam Traneksamat ... 38

Gambar 5.1. Skema Inklusi dan Eksklusi Pasien Sirosis Hati dengan Manifestasi Hematemesis Periode Januari 2012 - Desember 2013 ... 49


(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup ... 84

Lampiran 2. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ... 85

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian di RSUD Kabupaten Jombang ... 86

Lampiran 4. Keterangan Kelaikan Etik ... 87


(22)

DAFTAR SINGKATAN

ACCP : American College of Chest Physicians ALT : Alanin Aminotransferase

Askes : Asuransi Kesehatan AST : Aspartat Aminotransferase

BART : Blood Conservation Using Antifibrinolytics in a Randomised Trials

CRASH : Clinical Randomisation of an Antifibrinolytic in Significant Haemorrhage

CTP : Child-Turcotte-Pugh EH : Ensefalopati Hepatik FDP : Fibrin Degrdation Product

Hb : Hemoglobin

HBsag : Hepatitis B Surface Antigen

Hct : Hematokrit

HIV : Human Immunodeficiency Virus HVPG : Hepatic Venous Pressure Gradient INR : International Normalized Ratio

iv : Intravena

Jamkesda : Jaminan Kesehatan Daerah Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat

KL : Kumbah Lambung

KRS : Keluar Rumah Sakit

Lav : Lavement

LVE : Ligasi Varises Endoskopik

MELD : Model for End-Stage Liver Disease

Mg : Magnesium

MRS : Masuk Rumah Sakit

O2 : Oksigen

PMN : Polimorfonuklear


(23)

PT : Protrombin Time

RCTs : Randomised Controlled Trials Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RMK : Rekam Medik Kesehatan

ROS : Reactive Oxygen Species RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah SBP : Spontaneous Bacterial Peritonitis SCCM : Society of Critical Care Medicine

SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase SGPT : Serum Glutamic Pyruvic Transaminase SIRS : Systemic Inflammatory Response Syndrome SPM : Surat Pernyataan Miskin

SSP : Sistem Saraf Pusat STE : Skleroterapi Endoskopik

TD : Tekanan darah

TIPS : Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt t-PA : Tissue Plasminogen Activator

USG : Ultrasonografi

WB : Whole Blood


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, P., 2012. Cirrhosis of The Liver. In: Y.P. Munjal (Ed.). Textbook of Medicine, Ninth edition. New Delhi: The Association of Physicians of India, p. 878.

Anindita, H., 2013. Penggunaan Obat untuk Mengatasi Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas pada Pasien Sirosis Hati: Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Medik Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Asaki, T., Matsumoto, T., Suzuki, N., Sagara, C., Koizumi, Y., Katakura, Y., Fukita, Y., Shimizu, I., 2012. Estrogen Reduces Hepatic Fibrosis. In: S. Ichiro (Ed). Preventive Female Sex Factors Against the Development of Chronic Liver Disease. Kanagawa: Bentham Science Publisher, p. 82. Astera, I.W.M., Wibawa, I.D.N., 1999. Tatalaksana Perdarahan Saluran Makanan

Bagian Atas. Dalam: I.M. Bakta, I.K. Suastika (ed). Gawat Darurat di Bidang Penyakit dalam. Jakarta : EGC, hal. 54.

Baig, S. 2009. Gender Disparity in Infections of Hepatitis B Virus. J. Coll. Physicians Surg. Pak., Vol. 19 No. 9, p. 598-600.

Balsara, K., Pickett, L., 2010. Management of Esophageal Variceal Bleeding. In: A.D. Pryor, M.S. Branch, T.N. Pappas (Ed.). Gastrointestinal Bleeding: A Practical Approach to Diagnosis and Management. New York: Springer, p.23.

Baradero, M., Dayrit, M.W., Siswadi, Y., 2008. Klien Gangguan Hati: Seri Asuhan Keperwatan. Dalam: M. Ester (Ed.). Jakarta: EGC, hal 2.

Bastiansyah, E., 2008. Panduan Lengkap Membaca Hasil Tes Kesehatan. Jakarta: Penebar Plus, hal. 53-55.

Biecker, E., 2013. Gastrointestinal Bleeding in Cirrhotic Patients with Portal Hypertension. ISRN Hepatology, p. 1-20.

Britto, J. A. and Hay, M.J.R., 2005. Kisi-kisi Menembus Masalah Bedah. Dalam: Valleria, D.P. Jaya, J. Suyono (Ed). Jakarta : EGC, hal 22.

Boediwarsono., 2009. Fibrinolisis Primer. Dalam: A.W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata (Ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid dua, Edisi kelima. Jakarta : Interna Publishing, hal 1325.

Bolan, C.D., Klein, H.G., 2013. Therapy for Hemostatic Disorders. In: C.S. Kitchens, C.M. Kessler, B.A. Konkle (Ed.). Consultative Hemostasis and Thrombosis, Third Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders, p.510.


(25)

Bosch, J., Abraldes, J.G., Berziqotti, A., Gacia, P.J.C., 2009. The Clinical Use of HVPG Measurements in Chronic Liver Disease. Nat. Rev. Gastroenterol. Hepatol., p. 573-582.

Brooker, 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Dalam: E. Tiar (Ed.). Jakarta: EGC, hal. 174.

Cahyono, S.B., 2010. Hepatitis B: Cegah Kanker Hati. Yogyakarta: Kanisius, hal. 92.

Casas, G., Jones, E.A., Moreno, O.R., 2009. Spectrum of Anemia Associated with Chronic Liver Disease. World. J. Gastroenterol., Vol. 15 No. 37, p. 4653-4658.

Chelvaratnam, U., 2013. Hepatology. In: C. Rutter, L. Griffiths, T. Mehta, C. Probert (Ed.). Best of Five MCQS for The Gastroenterology SCE. British: Oxford University Press, p. 177.

Chen, Y.I., Ghali, P., 2012. Prevention and Management of Gastroesophageal Varices in Cirrhosis. Int J Hepatol., Vol. 2012, p. 1-6.

Collins, D., Worthley, L.I.G., 2001. Acute Gastrointestinal Bleeding: Part I. Crit. Care Resusc., Vol. 3 No. 2, p. 105-116.

Corley, D.A., Cello, J.P., Adkisson, W., Ko, W.F., Kerlikowske, K., 2001. Octreotide for Acute Esophageal Variceal Bleeding: A Meta-analysis. Gastroenterology, Vol. 120 No. 4, p. 946-954.

Corwin, E.J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Dalam: E.K. Yudha, E. Wahyuni, P.E. Karyuni (Ed). Jakarta : EGC, hal 406, 654-664.

Dalmau, A., Sabate, A., Acosta, F., Garcia, H.L., Koo, M., Sansano, T., Figueras, J., Jaurrieta, E., Parilla, P., 2000. Tranexamic Acid Reduces Red Cell Transfusion Better Than Epsilon-Aminocaproic Acid or Placebo in Liver Transplantation. Anaesth. Analg., Vol. 91 No. 1, p. 29-34.

Dancygier, H., 2010. Clinical Hepatology: Principles and Practice of Hepatobiliary Diseases. Berlin: Springer-Verlag, p. 289-290, 1028.

Davey, P., 2002. At A Glance Medicine. Dalam: A. Safitri (Ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga, hal. 81.

Dewoto, H.R., 2009. Antikoagulan, Antitrombotik, Trombolitik, dan Hemostatik. Dalam: S.G. Gunawan, R.Setiabudy, Nafrialdi (Ed.). Farmakologi dan Terapi, Edisi kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal. 819.

Dietrich, W., 2011. Antifibrinolytics in Open-Heart Surgery. In: A. Maniatis, P.V. Linden, J.F. Hardy (Ed.). Alternatives to Blood Transfusion in Transfusion Medicine, Second edition. West Sussex: Blackwell Publishing.


(26)

Doubaty, A.C., 2009. Perbandingan Validitas Skor Mayo End Stage Liver Disease dan Skor Child-Pugh dalam Memprediksi Ketahanan Hidup 12 Minggu pada Pasien Sirosis Hepatis. Semarang: Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Estridge, B.H., Reynolds, A.P., 2012. Basic Clinical Laboratory Techniques, Sixth edition. Clifton Park: Delmar, p.372.

Fernandez, J., Acevedo, J., Castro, M., Garcia, O., Lope, C.R., Roca, D., Pravesi, M., Sola, E., Moreira, L., Silva, A., Pereira, T.S., Corradi, F., Mensa, J., Gines, P., Arroyo, V., 2012. Prevalence and Risk Factors of Infections by Multiresistant Bacteria in Cirrhosis: A Prospective Study. Hepatology, Vol. 55 No. 5, p. 1551-1561.

Fernandez, J., Arroyo, V., 2013. Bacterial Infections in Cirrhosis: A Growing Problem with Significant Implications. Clinical Liver Disease, Vol. 2 No.3, p. 102-105.

Foley, S., 2010. Emergency-Bleeding Esophageal Varices, http://ajnoffthecharts.com/2010/02/01/emergency%E2%80%94bleeding-eso phageal-varices-what-nurses-need-to-know/, diakses tanggal 2 Juni 2014. Gatta, A., Bolognesi, M., 2000. Pathophysiology of Portal Hypertension. In: P.

Rossi, P. Ricci, L. Broglia. Portal Hypertension: Diagnostic Imaging and Imaging-Guided Therapy. Berlin: Springer-Verlag, p. 1.

Gillette, H., 2013. Hispanics at Highest Risk for Diabetes Related Hepatocellular Carcinoma,

http://voxxi.com/2013/12/12/hispanic-risk-hepatocellular-carcinoma/, diakses tanggal 8 Januari 2014.

Gluud, L.L., Klingerberg, S.L., Langholz, S.E., 2008. Systematic Review: Tranexamic Acid for Upper Gastrointestinal Bleeding. Aliment. Pharmacol. Ther., Vol. 27, p. 752-758.

Gluud L.L., Klingenberg, S.L., Langholz, E., 2012. Tranexamic Acid for Upper Gastrointestinal Bleeding. The Cochrane Library, p. 10-13

Goulis, J., 2001. Bacterial Infection in the Pathogenesis of Variceal Bleeding: Is There Any Role for Antibiotic Prophylaxis in the Cirrhotic Patient?. Ann. Gastroenterol., Vol. 14 No. 3, p. 205-211.

Guyton, A.C., Hall, J.E., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi sebelas. Jakarta: EGC, hal. 903-905

Hardisman, 2013. Memahami Patofisiologi dan Aspek Klinis Syok Hipovolemik. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 2 No. 3, p. 178-182.

Holt, A. and Smith, A., 2008. An Introduction to The Anatomy of The Liver. In: P.N. Lewis (Ed). Drugs and The Liver. London: Pharmaceutical Press, p. 3.


(27)

Jairath, V., Barkun, A.N., 2012. Improving Outcomes from Acute Upper Gastrointestinal Bleeding. Gut, Vol. 61 Issue 9, p. 1246.

John, T.M., 2004. Women and Hepatitis: The Etrogen Connection. Hepatitis Magazine,

http://www.hepcchallenge.org/pdf/women%20and%20hepatitis_hepmag_t ms_reformat1006.pdf, diakses tanggal 18 April 2014.

Jonker, J.W., Stedman, C.A.M., Liddle, C., Downes, M., 2009. Hepatobiliary ABC Transporters: Physiology, Regulation and Implications for Disease.

Front. Biosci., Vol. 14,

http://www.bioscience.org/2009/v14/af/3576/fulltext.php?bframe=figures.h tm, diakses tanggal 2 Mei 2014.

Jun, C.H., Park, C.H., Lee, W.S., Joo, Y.E, Kim, H.S., Choi, S.K., Rew, H.S., Kim, S.,J., Kim, Y.D., 2006. Antibiotic Prophylaxis USing Third Generation Cephalosporins Can Reduce the Risk of Early Rebleeding in the First Acute Gastroesophageal Variceal Hemorrhage: A Prospective Randomized Study. J. Korean Med. Sci., Vol. 21 No. 5, p. 883-890.

Khan, F., Shams, S., Qureshi, I.D., Israr, M., Khan, H., Sarwar, M.T., Ilyas, M., 2011. Hepatitis B Virus Infection Among Different Sex and Age Groups in Pakistani Punjab. Virol. J., p. 1-5.

Kahn, M.A., 2008. Hepatobiliary System Part I: Basic Human Pathology II, http://ocw.tufts.edu/data/51/673763.pdf, diakses tanggal 2 Juni 2014.

Kim, D.H., Park, J.Y., 2013. Review Article Prevention and Management of Variceal Hemorrhage. Int. J. Hepatol., p 1.

Kim, Y.D., Cheon, G.J., Kim, M.Y., Suk, K.T, Baik, S.K., and Kim, D.J., 2012. Changes in The Clinical Outcomes of Variceal Bleeding in Cirrhotic Patients: a 10-year Experience in Gangwon Province, South Korea. Gut and Liver, Vol. 6 No. 4, p.476.

Kinirons, M., 2011. Melaena. In: M. Kinirons, H. Ellis (Ed.). French’s Index of Differential Diagnosis, 15th edition. Boca Raton: CRC Press, p. 397.

Kochhar, R., Noor, M.T., 2012. Gastrointestinal Bleeding. In: Y.P. Munjal (Ed.). Textbook of Medicine, Ninth edition. New Delhi: The Association of Physicians of India, p.791.

Kollef, M.H., 2012. Hypovolemic Shock. In: M.H. Kollef, W. Isakow (Ed.). The Washington Manual of Critical Care, second edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p. 4-7.

Kuntz, E., Kuntz, H.D., 2006. Hepatology: Principles and Practice. Germany : Springer, p. 716.


(28)

Kusumobroto, H.O., 2001. Penatalaksanaan Perdarahan Varises Esofagus. Dalam: S. Waspadji, L. Lesmana, I. Alwi, S. Setiati, H. Sundaru, D. Djojoningrat, H. Suhardjono, A.W. Sudoyo, A. Bahar, H.E. Mudjadid (Ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid dua, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal 160-161. Leminen, H., Hurskainen, R., 2012. Tranexamic Acid for the Treatment of Heavy

Menstrual Bleeding: Efficacy and Safety. Int. J. Womens Health, Vol. 4, p. 413-421.

Lu, M.C., 2013. Antithrombotics, Thrombolytics, Antiplatelets, and Coagulants. In: T.L. Lemke, D.A. Williams, V.F. Roche, S.W. Zito (Ed.). Foye’s Principles of Medicinal Chemistry, Seventh edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p.871.

Makhija, S., Burak, K., Beck, P.L., 2006. Portal Hypertensive Gastropathy and Gastric Antral Vasculura Ectasia. In: A. Helmy (Ed.). Portal Hypertension: Pathogenesis and Management. New York:Nova Science Publisher, p. 156. Malau, A.S., 2011. Karakteristik Penderita Sirosis Hati yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2006-2010. Medan: Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Malau, D.L., 2012. Karakteristik Penderita Sirosis Hati yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011. Medan: Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Mannuci, P.M., Levi, M., 2007. Prevention and Treatment of Major Blood Loss. N. Engl. J. Med., Vol. 356 No. 22, p. 2301-2311.

Martindale, 2009. Martindale: The Complete Drug Reference, Ed. 36th, London: Pharmaceutical Press, p. 1081.

Means, R.T., 2014. Anemias Secondary to Chronic Disease and Systemic Disorders. In: J.P. Greer, D.A. Arber, A.F. List, R.T. Means, F. Paraskevas, G.M. Rodgers (Ed.). Wintrobe’s Clinical Hematology, thirteenth edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p. 1006.

Mills, A.M., 2008. Gastrointestinal Bleeding. In: D.M. Cline, L.G.. Stead (Ed.). Abdominal Emergencies. New York : McGraw-Hill, p. 82.

Mitchell, R.N., Kumar, Abbas, Fausto, 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Dalam: I. Tania, H. Muttaqin, L. Dwijayanti, A.A. Mahode, F. Dany, D. Susanto, A.W. Nugroho (Ed). Jakarta : EGC, hal 512.

Moradpour, D., Blum, H.E., 2007. Chronic or Recurring Abdominal Pain. In: W. Siegenthaler (Ed.). Differential Diagnosis in Internal Medicine: from Symptom to Diagnosis. Stuttgart: Thieme, p. 281.

Nduka, O.O., Parrillo, J.E., 2009. The Pathophysiology of Septic Shock. Crit. Care Clin., Vol 25 No.4, p. 677-702.


(29)

Pallister, C.J., Watson, M.S., 2010. Haematology. UK: Scion Publishing, p. 336–347.

Parsian, H., Nouri, M., Rahimipour, A., Somi, M.H., Qujeq, D., 2011. Comparison of Five Liver Fibrosis Indexes with Serum Levels of Laminin and N Terminal Peptide of Procollagen Type III in Chronic Hepatitis Patients,

http://www.intechopen.com/books/liver-biopsy/comparison-of-five-liver-fibr osis-indexes-with-serum-levels-of-laminin-and-n-terminal-peptide-of-pro, diakses tanggal 7 Januari 2014.

Pearce, E.C., 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Dalam: K. Mohamad (Ed.). Jakarta : Gramedia, hal 243-245.

Plevkova, J., 2011. Systemic Inflammatory Response Syndrome. http://www.jfmed.uniba.sk/fileadmin/user_upload/editors/PatFyz_Files/Han douty/angl/Systemic_inflammatory_response_syndrome_2011.pdf, diakses tanggal 23 April 2014.

Plumer, A.L., 2007. Plumer’s Principles and Practice of Intravenous Therapy, 8th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p. 422.

Pluta, A., Gutkowski K., Hartleb, M., 2010. Coagulopathy in Liver Disease. Adv. Med. Sci., Vol. 55(1), p. 17.

Poordad, F., 2007. Review Article: Thrombocytopenia in Chronic Liver Disease. Aliment. Pharmacol. Ther., Vol. 26 Suppl. 1, p. 5-11.

Puspasari, R.M., 2013. Terapi Cairan pada Pasien Sirosis Hati dengan Komplikasi Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas: Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Medik Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Putz, R., Pabst, R., 2000. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid dua. Dalam: Y.J. Suyono (Ed.). Jakarta: EGC, hal, 142.

Rajoriya, N., Forrest, E.H., Gray, J., Stuart, R.C., Carter, R.C., Mckay, C.J., Gaya, D.R., Morris, A.J., Stanley, A.J., 2010. Long-term Follow Up of Endoscopic Histoacryl Glue Injection for The Management of Gastric Variceal Bleeding. QJM, p. 41.

Reksodiputro, A.H., Prayogo, N., 2001. Gangguan Hemostasis pada Penyakit Hati. Dalam: S. Waspadji, L. Lesmana, I. Alwi, S. Setiati, H. Sundaru, D. Djojoningrat, H. Suhardjono, A.W. Sudoyo, A. Bahar, H.E. Mudjadid (Ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid dua, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal 571-575.


(30)

Reust, D.L., Reeves, S.T., Abernathy, J.H., Dixon, J.A., Gaillard, W.F., Mukherjee, R., Koval, C.N., Stroud, R.E., and Spinale, F.G., 2010. Temporally and Regionally Disparate Differences in Plasmin Activity by

Tranexamix Acid. Anesth Analg,

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2880532/pdf/nihms201375. pdf, diakses tanggal 15 Oktober 2013.

Reynaert, H., Geerts, A., 2003. Review Article: Pharmacological Rationale for the Use of Somatostatin and Analogues in Portal Hypertension. Aliment. Pharmacol. Ther., Vol. 18, p. 375-386.

Richter, J.M., Isselbacher, K.J., 1999. Harrison: Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Dalam: A.H. Asdie (ed). Jakarta : EGC, hal 259.

RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar), 2013. Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Deparetemen Kesehatan, Republik Indonesia. Roberts, I., Kawahara, T., 2010. Proposal for The Inclusion of Tranexamic Acid

(Anti-fibrinolytic-lysine Analogue) in The WHO Model List of Essential Medicines.

http://www.who.int/selection_medicines/committees/expert/18/applications/t ranexamic/en/, diakses tanggal 20 Oktober 2013.

Rubenstein, D., Wayne, D., Bradley J., 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis, Edisi keenam, Jakarta: Erlangga, hal 247.

Sacher, R.A., McPherson, R.A., 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Dalam: H. Hartanto. Jakarta: EGC, hal. 26, 168, 311, 372. Saja, M.F., Abdo, A.A., Sanai, F.M., Shaikh, S.A., Gader, A.G.M.A., 2013. The

Coagulopathy of Liver Disease: Does Vitamin K Help. Blood Coagul. Fibrinolysis, Vol. 24 No. 1, p. 10-17.

Sari, W., Indrawati, L., Djing, O.G., 2008. Care Yourself, Hepatitis. Jakarta: Penebar Plus, hal. 11-12.

Scaife, C., 2008. Liver. In: J.A. Norton, P.S. Barie, R.R. Bollinger, A.E. Chang, S.F. Lowry, S.J. Mulvihill, H.I. Pass, R.W. Thopson (Ed.). Surgery: Basic Science and Clinical Evidence, Second edition. New York: Springer, p. 955.

Schwartz, S.I., 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi keenam. Jakarta: EGC, hal. 481.

Sease, J.M., Timm, E.G., Stragand, J.J., 2008. Portal Hypertension and Cirrhosis. In: J.T. Dipiro, R.L. Talbert, G.C. Yess, G.R. Matzke, B.G. Wells, LM. Posey (Ed.). Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach, Seventh edition. New York: The McGraw-Hill Companies, p. 633-642.


(31)

Setyoboedi, B., Arief, S., Hidajat, B., 2006. Tatalaksana Perdarahan Hipertensi Portal pada Anak, http://old.pediatrik.com/pkb/061022023254-toqn142.pdf, diakses tanggal 22 September 2013.

Sharma, V., Fan, J., Jerath, A., Pang, K.S., Pawliszyn, J., Yau, T., McCluskey, S., Wasowicz, M., 2012. Pharmacokinetics of Tranexamic Acid in Patients Undergoing Cardiac Surgery with Use of Cardiopulmonary Bypass. Anaesthesia, Vol. 67 Issue 11, p. 1242-1250.

Sheeber, P., Shander, A., 2013. Basics of Blood Management, Second edition. West Sussex: Blackwell Publishing, p. 83.

Silbernagl, S., Lang, F., 2006. Fibrosis dan Sirosis Hati. Dalam: T. Resmisari, Liena (Ed.). Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC, hal 172. Slonane, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Dalam: P. Widyastuti

(ed). Jakarta : EGC, hal 291.

Soemoharjo, S., Gunawan, S., 2008. Hepatitis Virus B. Edisi kedua. Jakarta: EGC, 2008, hal 69.

Stewart, D., Marder, V.J., 2006. Therapy with Antifibrinolytic Agents. In: R.W. Colman, V.J. Marder, A.W. Clowes, J.N. George, S.Z. Goldhaber (Ed.). Hemostasis and Thrombosis: Basic Principles and Clinical Pratice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p. 1177

Stiphany, M., 2012. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat Inap di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011. Jurnal Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi, Vol.1 No. 1.

Suharjono, Rusdiana, S., Lestiono, Bagiyo, H., 2010. Penggunaan Obat pada Pasien Sirosis Hepatik Ensefalopati di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal Farmasi Indonesia, Vol. 5 No. 1, hal 1-8.

Sung, J.J.Y., Kuipers, E., Barkun, A., 2012. Gastrointestinal Bleeding, Second edition. West Sussex: Blackwell Publishing.

Tambayong, J., 2000. Perubahan Fungsi Sistem Hematologis. Dalam: M. Ester (Ed.). Patofisiologi Keperawatan. Jakarta: EGC, hal. 85.

Tambunan, A., Mulyadi, Y., Kahtan, M.I., 2013. Karakteristik Pasien Sirosis Hati di RSUD Dr. Soedarso Pontianak Periode Januari 2008 - Desember 2010. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, Vol. 2 No. 1, http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/view/3042, diakses tanggal 10 Oktober 2013.


(32)

Tambunan, K.L. 2009. Gangguan Hemostasis pada Sirosis Hati. Dalam: A.W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata (Ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid dua, Edisi kelima, Jakarta: Interna Publishing, hal 1327-1329.

Taneja, S.K., Dhiman, R.K., 2011. Prevention and Management of Bacterial Infections in Cirrhosis. Int. J. Hepatol., Vol. 2011, p. 1-7.

Tasnif, Y.O., Hebert, M.F., 2009. Complication of End-stage Liver Disease. In: K. Kimble, M. Anne, Young, L. Yee, Alldredge, Brian, Corelli, Robin, Guglielmo, Joseph, Wayne, Williams, Bradley (Ed.). Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, ninth edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p. 28.

Tempe, D.K., Hasija, S., 2012. Are Tranexamic Acid and E-aminocaproic Acid Adequate Substitutes for Aprotinin?. Ann. Card. Anaesth., Vol. 15:1, p. 4. Tengborn, L., 2012. Fibrinolytic Inhibitors in the Management of Bleeding

Disorders. Treatment of Hemophilia, No. 42, p. 1-10.

Timm, E.G., Stragand, J.J., 2005. Portal Hypertension and Cirrhosis. In: J.T. Dipiro, R.L. Talbert, G.C. Yess, G.R. Matzke, B.G. Wells, LM. Posey (Ed.). Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach, sixth edition. New York: The McGraw-Hill Companies, p. 694-701.

Towsend, C.M., Beauchamp, R.D., Evers, B.M., Mattox, K.L., 2008. Sabiston Textbook of Surgery, http://www.elsevierimages.com/image/24686.htm, diakses tanggal 2 Juni 2014.

Tozun, N., 2009. Cirrhosis of Liver. In: M.A. Mahtab, S. Rahman (Ed). Liver: A Complete Book on Hepao-Pancreato-Biliary Diseases. Noida: Elsevier, p. 344.

Triadafilopoulos, G., 2004. Cirrhosis and Liver Failure. In: N. Marquardt (Ed.). Medicine, Fifth edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins, p. 305. Tripodi, A., Mannucci, P.M., 2011. The Coagulopathy of Chronic Liver Disease.

N. Engl. J. Med., Vol. 365 No. 2, p. 147-156.

Tsao, G.G., Bosch, J., 2010. Management of Varices and Variceal Hemorrhage in Cirrhosis. N. Engl. J. Med., p. 823.

Tsao, G.G., Sanyal, A.J., Grace, N.D., Carey, W., 2007. American Association for The Study of Liver Disease Practice Guidelines: Prevention and Management of Gastroesophageal Varices and Variceal Hemorrhage in Cirrhosis. Hepatology, Vol. 46, No. 3, p. 922-930.


(33)

Vidyani, A., Vianto, D., Budi, W., Kholili, U., Maimunah, U., Sugihartono, T., Purbayu, H., Setiawan, P.B., Nusi, I.A., Adi, P., 2011. Faktor Resiko Terkait Perdarahan Varises Esofagus Berulang pada Penderita Sirosis Hati. J. Peny. Dalam, Vol. 12 No. 3, hal. 169-174.

Waugh, A., Grant, A., 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Dalam: E. Nurachmah, R. Angriani (Ed.). Jakarta: Penerbit Salemba Medika, hal. 194-196.

Wellington, K., Wagstaff, A.J., 2003. Tranexamic Acid. Drug, Vol. 63 Issue 13, http://link.springer.com/article/10.2165/00003495-200363130-00008,

diakses tanggal 25 April 2013.

Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Hamilton, C.W., 2006. Pharmacotherapy Handbook, Sixth edition. New York: McGraw-Hill, p. 210-212.

Wibowo, D.S. 2008. Anatomi Tubuh Manusia. Dalam: R.M.S. Putra, S. Darwin (Ed.). Jakarta : Gramedia, hal 93.

Wicklund, B.M., 2011. Bleeding and Clotting disorders in Pediatric Liver Disease. Hematology, p. 170-177.

Widjaja, F.F., Karjadi, T., 2011. Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien

Sirosis Hati.

http://www.budilukmanto.org/index.php/sirosis-hepatis/41-sirosis-hepatis/25 0-pencegahan-pendarahan, diakses tanggal 9 Desember 2013.

Widjaja, I.H. 2008. Anatomi Abdomen. Jakarta: EGC, hal 68.

Williams, Lippincott and Wilkins, Lippincott. 2004. Rapid Assessment: A Flowchart Guide to Evaluating Signs and Symptoms. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins, p. 196.

Wong, F., Bernardi, M., Balk, R., Christman, B., Moreau, R., Tsao, G.C., Patch, D., Soriano, G., Hoefs, J., Navasa, M., 2005. Sepsis in CIrrhosis: Report on the 7th Meeting of the International Ascites Club. Gut., Vol. 54 No. 5, p. 718-725.

Zohar, E., Ellis, M., Ifrach, N., Stern, A., Sapir, O., Fredman, B., 2004. The Postoperative Blood-Sparing Efficacy of Oral Versus Intravenous Tranexamic Acid After Total Knee Replacement. Anaesth. Analg., Vol. 99, p. 1679-1683.


(1)

Kusumobroto, H.O., 2001. Penatalaksanaan Perdarahan Varises Esofagus. Dalam: S. Waspadji, L. Lesmana, I. Alwi, S. Setiati, H. Sundaru, D. Djojoningrat, H. Suhardjono, A.W. Sudoyo, A. Bahar, H.E. Mudjadid (Ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid dua, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal 160-161. Leminen, H., Hurskainen, R., 2012. Tranexamic Acid for the Treatment of Heavy

Menstrual Bleeding: Efficacy and Safety. Int. J. Womens Health, Vol. 4, p. 413-421.

Lu, M.C., 2013. Antithrombotics, Thrombolytics, Antiplatelets, and Coagulants. In: T.L. Lemke, D.A. Williams, V.F. Roche, S.W. Zito (Ed.). Foye’s Principles of Medicinal Chemistry, Seventh edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p.871.

Makhija, S., Burak, K., Beck, P.L., 2006. Portal Hypertensive Gastropathy and Gastric Antral Vasculura Ectasia. In: A. Helmy (Ed.). Portal Hypertension: Pathogenesis and Management. New York:Nova Science Publisher, p. 156. Malau, A.S., 2011. Karakteristik Penderita Sirosis Hati yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2006-2010. Medan: Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Malau, D.L., 2012. Karakteristik Penderita Sirosis Hati yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011. Medan: Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Mannuci, P.M., Levi, M., 2007. Prevention and Treatment of Major Blood Loss. N. Engl. J. Med., Vol. 356 No. 22, p. 2301-2311.

Martindale, 2009. Martindale: The Complete Drug Reference, Ed. 36th, London: Pharmaceutical Press, p. 1081.

Means, R.T., 2014. Anemias Secondary to Chronic Disease and Systemic Disorders. In: J.P. Greer, D.A. Arber, A.F. List, R.T. Means, F. Paraskevas, G.M. Rodgers (Ed.). Wintrobe’s Clinical Hematology, thirteenth edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p. 1006.

Mills, A.M., 2008. Gastrointestinal Bleeding. In: D.M. Cline, L.G.. Stead (Ed.). Abdominal Emergencies. New York : McGraw-Hill, p. 82.

Mitchell, R.N., Kumar, Abbas, Fausto, 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Dalam: I. Tania, H. Muttaqin, L. Dwijayanti, A.A. Mahode, F. Dany, D. Susanto, A.W. Nugroho (Ed). Jakarta : EGC, hal 512.

Moradpour, D., Blum, H.E., 2007. Chronic or Recurring Abdominal Pain. In: W. Siegenthaler (Ed.). Differential Diagnosis in Internal Medicine: from Symptom to Diagnosis. Stuttgart: Thieme, p. 281.


(2)

Pallister, C.J., Watson, M.S., 2010. Haematology. UK: Scion Publishing, p. 336–347.

Parsian, H., Nouri, M., Rahimipour, A., Somi, M.H., Qujeq, D., 2011. Comparison of Five Liver Fibrosis Indexes with Serum Levels of Laminin and N Terminal Peptide of Procollagen Type III in Chronic Hepatitis Patients,

http://www.intechopen.com/books/liver-biopsy/comparison-of-five-liver-fibr osis-indexes-with-serum-levels-of-laminin-and-n-terminal-peptide-of-pro,

diakses tanggal 7 Januari 2014.

Pearce, E.C., 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Dalam: K. Mohamad (Ed.). Jakarta : Gramedia, hal 243-245.

Plevkova, J., 2011. Systemic Inflammatory Response Syndrome.

http://www.jfmed.uniba.sk/fileadmin/user_upload/editors/PatFyz_Files/Han

douty/angl/Systemic_inflammatory_response_syndrome_2011.pdf, diakses

tanggal 23 April 2014.

Plumer, A.L., 2007. Plumer’s Principles and Practice of Intravenous Therapy, 8th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p. 422.

Pluta, A., Gutkowski K., Hartleb, M., 2010. Coagulopathy in Liver Disease. Adv. Med. Sci., Vol. 55(1), p. 17.

Poordad, F., 2007. Review Article: Thrombocytopenia in Chronic Liver Disease. Aliment. Pharmacol. Ther., Vol. 26 Suppl. 1, p. 5-11.

Puspasari, R.M., 2013. Terapi Cairan pada Pasien Sirosis Hati dengan Komplikasi Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas: Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Medik Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Putz, R., Pabst, R., 2000. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid dua. Dalam: Y.J. Suyono (Ed.). Jakarta: EGC, hal, 142.

Rajoriya, N., Forrest, E.H., Gray, J., Stuart, R.C., Carter, R.C., Mckay, C.J., Gaya, D.R., Morris, A.J., Stanley, A.J., 2010. Long-term Follow Up of Endoscopic Histoacryl Glue Injection for The Management of Gastric Variceal Bleeding. QJM, p. 41.

Reksodiputro, A.H., Prayogo, N., 2001. Gangguan Hemostasis pada Penyakit Hati. Dalam: S. Waspadji, L. Lesmana, I. Alwi, S. Setiati, H. Sundaru, D. Djojoningrat, H. Suhardjono, A.W. Sudoyo, A. Bahar, H.E. Mudjadid (Ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid dua, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal 571-575.


(3)

Reust, D.L., Reeves, S.T., Abernathy, J.H., Dixon, J.A., Gaillard, W.F., Mukherjee, R., Koval, C.N., Stroud, R.E., and Spinale, F.G., 2010. Temporally and Regionally Disparate Differences in Plasmin Activity by

Tranexamix Acid. Anesth Analg,

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2880532/pdf/nihms201375. pdf, diakses tanggal 15 Oktober 2013.

Reynaert, H., Geerts, A., 2003. Review Article: Pharmacological Rationale for the Use of Somatostatin and Analogues in Portal Hypertension. Aliment. Pharmacol. Ther., Vol. 18, p. 375-386.

Richter, J.M., Isselbacher, K.J., 1999. Harrison: Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Dalam: A.H. Asdie (ed). Jakarta : EGC, hal 259.

RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar), 2013. Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Deparetemen Kesehatan, Republik Indonesia. Roberts, I., Kawahara, T., 2010. Proposal for The Inclusion of Tranexamic Acid

(Anti-fibrinolytic-lysine Analogue) in The WHO Model List of Essential Medicines.

http://www.who.int/selection_medicines/committees/expert/18/applications/t

ranexamic/en/, diakses tanggal 20 Oktober 2013.

Rubenstein, D., Wayne, D., Bradley J., 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis, Edisi keenam, Jakarta: Erlangga, hal 247.

Sacher, R.A., McPherson, R.A., 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Dalam: H. Hartanto. Jakarta: EGC, hal. 26, 168, 311, 372. Saja, M.F., Abdo, A.A., Sanai, F.M., Shaikh, S.A., Gader, A.G.M.A., 2013. The

Coagulopathy of Liver Disease: Does Vitamin K Help. Blood Coagul. Fibrinolysis, Vol. 24 No. 1, p. 10-17.

Sari, W., Indrawati, L., Djing, O.G., 2008. Care Yourself, Hepatitis. Jakarta: Penebar Plus, hal. 11-12.

Scaife, C., 2008. Liver. In: J.A. Norton, P.S. Barie, R.R. Bollinger, A.E. Chang, S.F. Lowry, S.J. Mulvihill, H.I. Pass, R.W. Thopson (Ed.). Surgery: Basic Science and Clinical Evidence, Second edition. New York: Springer, p. 955.

Schwartz, S.I., 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi keenam. Jakarta: EGC, hal. 481.

Sease, J.M., Timm, E.G., Stragand, J.J., 2008. Portal Hypertension and Cirrhosis. In: J.T. Dipiro, R.L. Talbert, G.C. Yess, G.R. Matzke, B.G. Wells, LM. Posey (Ed.). Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach, Seventh edition.


(4)

Setyoboedi, B., Arief, S., Hidajat, B., 2006. Tatalaksana Perdarahan Hipertensi Portal pada Anak, http://old.pediatrik.com/pkb/061022023254-toqn142.pdf,

diakses tanggal 22 September 2013.

Sharma, V., Fan, J., Jerath, A., Pang, K.S., Pawliszyn, J., Yau, T., McCluskey, S., Wasowicz, M., 2012. Pharmacokinetics of Tranexamic Acid in Patients Undergoing Cardiac Surgery with Use of Cardiopulmonary Bypass. Anaesthesia, Vol. 67 Issue 11, p. 1242-1250.

Sheeber, P., Shander, A., 2013. Basics of Blood Management, Second edition. West Sussex: Blackwell Publishing, p. 83.

Silbernagl, S., Lang, F., 2006. Fibrosis dan Sirosis Hati. Dalam: T. Resmisari, Liena (Ed.). Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC, hal 172. Slonane, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Dalam: P. Widyastuti

(ed). Jakarta : EGC, hal 291.

Soemoharjo, S., Gunawan, S., 2008. Hepatitis Virus B. Edisi kedua. Jakarta: EGC, 2008, hal 69.

Stewart, D., Marder, V.J., 2006. Therapy with Antifibrinolytic Agents. In: R.W. Colman, V.J. Marder, A.W. Clowes, J.N. George, S.Z. Goldhaber (Ed.). Hemostasis and Thrombosis: Basic Principles and Clinical Pratice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p. 1177

Stiphany, M., 2012. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat Inap di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011. Jurnal Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi, Vol.1 No. 1.

Suharjono, Rusdiana, S., Lestiono, Bagiyo, H., 2010. Penggunaan Obat pada Pasien Sirosis Hepatik Ensefalopati di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal Farmasi Indonesia, Vol. 5 No. 1, hal 1-8.

Sung, J.J.Y., Kuipers, E., Barkun, A., 2012. Gastrointestinal Bleeding, Second edition. West Sussex: Blackwell Publishing.

Tambayong, J., 2000. Perubahan Fungsi Sistem Hematologis. Dalam: M. Ester (Ed.). Patofisiologi Keperawatan. Jakarta: EGC, hal. 85.

Tambunan, A., Mulyadi, Y., Kahtan, M.I., 2013. Karakteristik Pasien Sirosis Hati di RSUD Dr. Soedarso Pontianak Periode Januari 2008 - Desember 2010. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, Vol. 2 No. 1,

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/view/3042, diakses tanggal 10 Oktober 2013.


(5)

Tambunan, K.L. 2009. Gangguan Hemostasis pada Sirosis Hati. Dalam: A.W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata (Ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid dua, Edisi kelima, Jakarta: Interna Publishing, hal 1327-1329.

Taneja, S.K., Dhiman, R.K., 2011. Prevention and Management of Bacterial Infections in Cirrhosis. Int. J. Hepatol., Vol. 2011, p. 1-7.

Tasnif, Y.O., Hebert, M.F., 2009. Complication of End-stage Liver Disease. In: K. Kimble, M. Anne, Young, L. Yee, Alldredge, Brian, Corelli, Robin, Guglielmo, Joseph, Wayne, Williams, Bradley (Ed.). Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, ninth edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p. 28.

Tempe, D.K., Hasija, S., 2012. Are Tranexamic Acid and E-aminocaproic Acid Adequate Substitutes for Aprotinin?. Ann. Card. Anaesth., Vol. 15:1, p. 4. Tengborn, L., 2012. Fibrinolytic Inhibitors in the Management of Bleeding

Disorders. Treatment of Hemophilia, No. 42, p. 1-10.

Timm, E.G., Stragand, J.J., 2005. Portal Hypertension and Cirrhosis. In: J.T. Dipiro, R.L. Talbert, G.C. Yess, G.R. Matzke, B.G. Wells, LM. Posey (Ed.). Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach, sixth edition. New York: The McGraw-Hill Companies, p. 694-701.

Towsend, C.M., Beauchamp, R.D., Evers, B.M., Mattox, K.L., 2008. Sabiston Textbook of Surgery, http://www.elsevierimages.com/image/24686.htm,

diakses tanggal 2 Juni 2014.

Tozun, N., 2009. Cirrhosis of Liver. In: M.A. Mahtab, S. Rahman (Ed). Liver: A Complete Book on Hepao-Pancreato-Biliary Diseases. Noida: Elsevier, p. 344.

Triadafilopoulos, G., 2004. Cirrhosis and Liver Failure. In: N. Marquardt (Ed.). Medicine, Fifth edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins, p. 305. Tripodi, A., Mannucci, P.M., 2011. The Coagulopathy of Chronic Liver Disease.

N. Engl. J. Med., Vol. 365 No. 2, p. 147-156.

Tsao, G.G., Bosch, J., 2010. Management of Varices and Variceal Hemorrhage in Cirrhosis. N. Engl. J. Med., p. 823.

Tsao, G.G., Sanyal, A.J., Grace, N.D., Carey, W., 2007. American Association for The Study of Liver Disease Practice Guidelines: Prevention and Management of Gastroesophageal Varices and Variceal Hemorrhage in Cirrhosis. Hepatology, Vol. 46, No. 3, p. 922-930.


(6)

Vidyani, A., Vianto, D., Budi, W., Kholili, U., Maimunah, U., Sugihartono, T., Purbayu, H., Setiawan, P.B., Nusi, I.A., Adi, P., 2011. Faktor Resiko Terkait Perdarahan Varises Esofagus Berulang pada Penderita Sirosis Hati. J. Peny. Dalam, Vol. 12 No. 3, hal. 169-174.

Waugh, A., Grant, A., 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Dalam: E. Nurachmah, R. Angriani (Ed.). Jakarta: Penerbit Salemba Medika, hal. 194-196.

Wellington, K., Wagstaff, A.J., 2003. Tranexamic Acid. Drug, Vol. 63 Issue 13,

http://link.springer.com/article/10.2165/00003495-200363130-00008,

diakses tanggal 25 April 2013.

Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Hamilton, C.W., 2006. Pharmacotherapy Handbook, Sixth edition. New York: McGraw-Hill, p. 210-212.

Wibowo, D.S. 2008. Anatomi Tubuh Manusia. Dalam: R.M.S. Putra, S. Darwin (Ed.). Jakarta : Gramedia, hal 93.

Wicklund, B.M., 2011. Bleeding and Clotting disorders in Pediatric Liver Disease. Hematology, p. 170-177.

Widjaja, F.F., Karjadi, T., 2011. Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien

Sirosis Hati.

http://www.budilukmanto.org/index.php/sirosis-hepatis/41-sirosis-hepatis/25

0-pencegahan-pendarahan, diakses tanggal 9 Desember 2013.

Widjaja, I.H. 2008. Anatomi Abdomen. Jakarta: EGC, hal 68.

Williams, Lippincott and Wilkins, Lippincott. 2004. Rapid Assessment: A Flowchart Guide to Evaluating Signs and Symptoms. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins, p. 196.

Wong, F., Bernardi, M., Balk, R., Christman, B., Moreau, R., Tsao, G.C., Patch, D., Soriano, G., Hoefs, J., Navasa, M., 2005. Sepsis in CIrrhosis: Report on the 7th Meeting of the International Ascites Club. Gut., Vol. 54 No. 5, p. 718-725.

Zohar, E., Ellis, M., Ifrach, N., Stern, A., Sapir, O., Fredman, B., 2004. The Postoperative Blood-Sparing Efficacy of Oral Versus Intravenous Tranexamic Acid After Total Knee Replacement. Anaesth. Analg., Vol. 99, p. 1679-1683.