PENGARUH KADAR HPMC 2910 3 CPS TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica L)

(1)

i

SKRIPSI

GUNAWAN WAHYUDI UTOMO

PENGARUH KADAR HPMC 2910 3 CPS

TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK

PEGAGAN (

Centella asiatica

L)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KADAR HPMC 2910 3 CPS

TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK

PEGAGAN (

Centella asiatica

L)

SKRIPSI

Dibuat untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh:

GUNAWAN WAHYUDI UTOMO 09040007

Disetujui Oleh

Pembimbing I

Dr. H. Achmad Radjaram, Apt NIP.194908281978021001

Pembimbing II

Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt NIP-UMM : 114.0704.00448


(3)

iii

LEMBAR PENGUJIAN

PENGARUH KADAR HPMC 2910 3 CPS

TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK

PEGAGAN (

Centella asiatica

L)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 26 Juni 2013

Oleh:

GUNAWAN WAHYUDI UTOMO 09040007

Tim Penguji:

Penguji II

Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. NIP-UMM : 114.0704.00448 Penguji I

Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. NIP. 194908281978021001

Penguji IV

Arina Swastika M, S.Farm., Apt. NIP-UMM : -

Penguji III

Drs. H. Achmad Inoni, Apt. NIP : 020124205


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kadar HPMC 2910 3 cps Terhadap Mutu Fisik Tablet Ekstrak Pegagan (Centella asiatica L)”.

Pada kesempatan yang berharga ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. selaku dosen pembimbing I dan Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. selaku dosen pembimbing II atas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

2. Drs. Achmad Inoni, Apt. selaku penguji I dan Arina Swastika M., S.Farm., Apt. selaku penguji II atas saran dan kritik yang diberikan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Ika Ratna Hidayati, S.Farm., Apt. selaku dosen wali yang membimbing serta mengarahkan studi akademik selama 4 tahun.

4. Tri Lestari H.,M.Kep.Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 6. Sovia Aprina Basuki, S.Farm., Apt. selaku kepala Laboratorium Program

Studi Farmasi yang memberikan arahan dan memudahkan segala urusan penelitian skripsi.

7. Kepada Bapak, Ibu serta keluarga tercinta yang telah banyak memberikan do’a, dukungan secara materil dan non materil, kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik, serta adik (Dinda Wijayanti) yang banyak memberikan semangat luar biasa kepada penulis. 8. Kepada Paramudita Dwi Sulistyaningsih yang selalu bersedia membantu


(5)

v

9. Teman kelompok seperjuangan : Nabilah Nadhif (Bulaho) dan Santi Putri Pertiwi (Santiho) yang saling memberikan ide, diskusi dan kerjasamanya dalam melakukan penelitian.

10. Kepada teman – teman kontrakan Joyo Grand L/140 ( Nggopek dan Khair) yang dapat memberikan ketenangan disaat penulis menyelesaikan skripsi. 11. Kepada para laboran : Mas Ferdy, Mbak Susi, dan Mas Bowo yang

senantiasa menemani penulis dalam menjalankan penelitian di Laboratorium.

12. Teman-taman angkatan 2009 Farmasi UMM atas suka dukanya menjalani kuliah selama 4 tahun.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.


(6)

vi

RINGKASAN

PENGARUH KADAR HPMC 2910 3 CPS TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica L)

Indonesia, sudah terkenal merupakan negara yang kaya bahan alam. Salah satu tanaman yang sering digunakan untuk obat tradisional adalah pegagan

(Centella asiatica L) yang berasal dari famili Apiaceae. Di dalam herba pegagan,

selain asiatikosida terkandung glikosida triterpen. Di dalam herba pegagan, selain asiatikosida terkandung glikosida triterpen yang lain yaitu madekosida, serta aglikon asam asiatat dan asam madekasat. Korean Journal of gastroenterology

menyatakan herba pegagan telah teruji klinik sebagai obat antiulcer yang menyatakan lima belas pasien dengan ulkus peptikum yang diobati dengan ekstrak dititrasi dari Herba Centellae (60mg / orang) dan sekitar 93% dari pasien menunjukkan peningkatan yang pasti dalam gejala subyektif dan 73% pasien dari ulkus peptikum dapat disembuhkan yang diukur dengan pengamatan endoskopi dan radiologi.

Berdasarkan khasiat tersebut, maka pada penelitian ini dipilih ekstrak pegagan untuk dikembangkan menjadi sebuah tablet, namun pada penelitian ini menggunakan dosis 100mg/tablet untuk mengatasi perbedaan varietas. Tablet yang dibuat menggunakan metode granulasi basah yang dalam pembuatannya selain membutuhkan bahan pengisi, juga membutuhkan bahan pengikat. Bahan pengikat menjadi bahan yang sangat penting dalam metode ini, karena berfungsi untuk menyatukan partikel bahan-bahan lain menjadi granul dan dapat meningkatkan kompaktibilitas serta kekerasan tablet. Maka pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap pengaruh kadar HPMC 2910 3 cps sebagai bahan pengikat terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L). Pemberian kadar bahan pengikat yang berbeda diharapkan dapat memberikan mutu fisik tablet yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar HPMC 2910 3 cps sebagai bahan pengikat yang dapat menghasilkan tablet dengan mutu fisik yang memenuhi persyaratan meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet.

Penelitian dimulai dengan pembuatan ekstrak pegagan dengan metode maserasi dan dilanjutkan dengan uji identifikasi senyawa asiaticoside yang terkandung dalam ekstrak. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ekstrak pegagan benar mengandung asiaticoside. Kemudian dilakukan uji identifikasi bahan tambahan tablet dengan menggunakan metode spektrofotometri inframerah dan secara mikroskopik. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa bahan yang


(7)

vii

diperiksa adalah benar merupakan HPMC 2910 3 cps, laktosa, avicel PH 102 dan amylum manihot.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel adalah kadar HPMC 2910 3 cps dengan kadar 1% (F2), 2% (F3), 3% (F4) dan F1 tanpa bahan pengikat sebagai kontrol. Pembuatan tablet ekstrak pegagan ini menggunakan metode granulasi basah dengan menggunakan aquadest. Granul yang dihasilkan diuji kandungan lembab, sifat alir, sudut diam, jumlah fines, kompresibilitas, dan kompaktibilitas. Kemudian dicetak menjadi tablet dengan kekuatan kempa 1 ton lalu dilakukan pemeriksaan mutu fisik tablet meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.

Dari uji yang dilakukan diketahui bahwa kandungan lembab untuk F1 kurang memenuhi persyaratan sedangkan untuk F2, F3 dan F4 sudah memenuhi persyaratan yaitu 1-2%. Jumlah fines keempat formula telah memenuhi persyaratan yaitu < 20%. Untuk kecepatan alir granul semua formula memiliki karakteristik granul yang mudah mengalir (4-10 gram/detik) dan untuk sudut diam keempat formula memiliki sudut diam yang baik (20-30o). Untuk persentase kompresibilitas, semua formula menunjukkan memiliki sifat alir partikel granul yang baik dengan rentang persentase kompresibilitas dari semua formula yaitu 5– 21%. Hasil uji kompaktibilitas menunjukkan bahwa antara tekanan 1 ton dan 2 ton menghasilkan kekerasan yang semakin meningkat. Untuk mutu fisik tablet, kekerasan yang dihasilkan F1, F2 dan F3 memenuhi persyaratan yaitu 4-8 kg, sedangkan F4 kekerasannya semakin meningkat dan kurang memenuhi persyaratan. Pada uji kerapuhan keempat formula memenuhi persyaratan yaitu <1 %. Untuk waktu hancur tablet semua formula memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 menit.

Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari masing-masing formula terhadap peningkatan kadar HPMC 2910 3 cps. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi kadar pengikat yang ditambahkan akan meningkatkan kekerasan, memperlama waktu hancur tablet dan menurunkan kerapuhan tablet ekstrak pegagan.


(8)

viii

ABSTRAK

PENGARUH KADAR HPMC 2910 3 cps TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica L)

Ekstrak pegagan merupakan salah satu tanaman obat yang dilaporkan memiliki aktivitas sebagai anti ulcer karena terdapat glikosida triterpenoid yang terkandung di dalamnya. Kelebihan obat yang berasal dari tanaman yaitu dapat memberikan efek terapi dengan efek samping yang lebih rendah karena produk berbasis tanaman lebih sehat dan aman.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan konsentrasi HPMC 2910 3 cps sebagai bahan pengikat terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dengan berbagai konsentrasi bahan pengikat HPMC 2910 3 cps (0%, 1%, 2%, dan 3%). Kemudian dilakukan evaluasi mutu fisik tablet ekstrak pegagan, antara lain kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Berdasarkan analisis statistik, terdapat perbedaan yang signifikan pada kerapuhan dan waktu hancur tablet, tetapi untuk kekerasan tablet tidak selalu memberikan perbedaan yang bermakna. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan kekerasan, penurunan kerapuhan dan memperlambat waktu hancur tablet. Formula yang terpilih dalam penelitian ini ialah formula tanpa penambahan HPMC 2910 3 cps, karena tanpa penambahan bahan pengikat HPMC 2910 3 cps sudah memberikan kerapuhan yang memenuhi syarat dan memiliki kekerasan dan waktu hancur yang baik.


(9)

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF HPMC 2910 3 CPS CONCENTRATION TO PHYSICAL CHARACTERISTICS TABLETS OF Centella asiatica EXTRACT

Centella asiatica extract is one of herbal medicine which are reported to

have anti ulcer activities because of glycosides triterpenoid. The excees of herbal medicines are can give therapeutuc effect with lower side because herbal products are more safety and healty. The objective of this study was to determine the effect of HPMC 2910 3 cps concentration as binder on physical performance tablet of

Centella asiatica Extract. The tablet was prepared by wet granulation method with

different concentration of HPMC 2910 3 cps (0%, 1%, 2%, and 3%). Physical quality test of Centella asiatica Extract tablet had been evaluated, including hardness, friability, and disintregation time. From statistical analysis, there were significant different among the formulas for the friability and disintregation time, but hardness test is not always showed significant differences. The results showed that hardness of Centella asiatica Extract Tablets were increased, disintregation time of Centella asiatica Extract Tablets were increased, and friability of Centella

asiatica Extract Tablets were decreased by increasing HPMC 2910 3 cps

concentration. From this observation, it could be concluded that HPMC 2910 3 cps with 0 % concentration was the chosen formula for Centella asiatica Extract Tablets.


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Hipotesis ... 3

1.5Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Pegagan ... 4

2.2 Tinjauan Peptic Ulcer ... 6

2.3 Tinjauan Tentang Ekstrak ... 8

2.3.1 Metode Ekstraksi ... 8

2.3.2 Ekstrak ... 9

2.4 Tinjauan Tentang Tablet ... 10

2.4.1 Bahan Pembantu Pembuatan Tablet ... 11

2.4.2 Metode Pembuatan Tablet ... 13

2.5 Tinjauan Tentang Bahan Penelitian ... 14

2.5.1 Laktosa ... 14


(11)

xi

2.5.3 Avicel PH 102 ... 15

2.5.4 HPMC 2910 3 cps ... 16

2.5.5 Primogel ... 17

2.5.6 Magnesium Stearat... 17

2.6 Tinjauan Mutu Fisik Granul... 18

2.6.1 Kecepatan Alir Granul dan Sudut Diam ... 18

2.6.2 Kandungan Lengas (Moisture Content) ... 19

2.6.3 Distribusi Ukuran Granul ... 20

2.6.4 Penentuan % Kompresibilitas ... 20

2.6.5 Uji Kompaktibilitas ... 21

2.7 Tinjauan Mutu Fisik Tablet ... 22

2.7.1 Keseragaman Bobot ... 22

2.7.2 Kekerasan Tablet ... 22

2.7.3 Kerapuhan Tablet ... 23

2.7.4 Waktu Hancur Tablet ... 23

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Bahan Penelitian ... 26

4.2 Alat Penelitian ... 26

4.3 Rancangan Penelitian ... 26

4.3.1 Metode Penelitian ... 27

4.3.2 Pembuatan dan Pemeriksaan Ekstrak Pegagan ... 30

4.3.3 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Tambahan ... 30

4.3.4 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul (Massa Cetak) ... 31

4.3.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 33

4.4 Analisis Statistik ... 35

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Pembuatan dan Pemeriksaan Ekstrak Pegagan ... 36

5.1.1 Pembuatan Ekstrak Pegagan ... 36

5.1.2 Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis ... 37

5.2 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Tambahan ... 37

5.2.1 Pemeriksaan Kualitatif Laktosa ... 37

5.2.2 Pemeriksaan Kualitatif Avicel PH 102 ... 38


(12)

xii

5.2.4 Pemeriksaan Kualitatif HPMC 2910 3 cps ... 39

5.3 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Ekstrak Pegagan... 39

5.4 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Ekstrak Pegagan ... 42

5.4.1 Hasil Uji Kekerasan Tablet Ekstrak Pegagan ... 43

5.4.2 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Ekstrak Pegagan ... 44

5.4.3 Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Ekstrak Pegagan ... 45

5.5 Studi Komposisi Bahan Pengisis ... 47

5.5.1 Hasil Uji Kekerasan Tablet Placebo dan Tablet Kontrol ... 47

5.5.2 Hasil Uji Kekerasan Tablet Placebo ... 49

5.5.3 Hasil Uji Kekerasan F1 dan F Tanpa Avicel PH 102 ... 50

5.5.4 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Placebo ... 52

5.5.5 Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Placebo ... 53

BAB VI PEMBAHASAN ... 54

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 61

7.2 Saran ... 61


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Hubungan antara Kecepatan Alir dengan Sifat Aliran

Granul ... 19

II.2 Hubungan Sudut Diam dan Daya Alir ... 19

II.3 Hubungan Indeks Kompresibilitas dan Kemampuan Alir ... 21

II.4 Persyaratan Penyimpangan Bobot ... 22

II.5 Sifat Gelatin Berdasarkan Jenisnya ... 25

IV.1 Rancangan Formula Tablet Hisap Ekstrak Pegagan ... 27

V.1 Hasil Pemeriksaan Senyawa Aktif (asiaticoside) Ekstrak pegagan ... 37

V.2 pemeriksaan Spektra Inframerah Laktosa ... 38

V.3 pemeriksaan Spektra Inframerah Avicel PH 102... 38

V.4 pemeriksaan Spektra Inframerah Amilum Manihot ... 39

V.5 pemeriksaan Spektra Inframerah HPMC 2910 3 cps ... 39

V.6 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisisk Granul Dengan Bahan Pengikat HPMC 2910 3 cps ... 40

V.7 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Ekstrak Pegagan dengan Bahan Pengikat HPMC 2910 3 cps ... 42

V.8 Kekerasan Tablet Ekstrak Pegagan ... 43

V.9 Kerapuhan Tablet Ekstrak Pegagan ... 44

V.10 Waktu Hancur Tablet Ekstrak Pegagan ... 46

V.11 Perbandingan Tablet Placebo dengan Tablet Kontrol ... 48

V.12 Kekerasan Tablet placebo ... 49

V.13 Kekerasan Tablet Tanpa Avicel PH 102 dan F1 ... 51

V.14 Kerapuhan Tablet Placebo ... 52


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Pegagan (Centella asiatica L) ... 4

2.2 Struktur Asiaticoside ... 6

2.3 Peptic Ulcer ... 7

2.4 Rumus Struktur Laktosa ... 15

2.5 Rumus Struktur HPMC 2910 3 cps ... 17

2.6 Metode Pengukuran Sifat Alir dan Sudut Diam ... 18

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 26

4.1 Bagan Kerja Penelitian ... 29

5.1 Ekstrak Pegagan ... 36

5.2 Kurva Distribusi Ukuran Granul ... .41

5.3 Grafik Pengaruh Tekanan dan Kadar Bahan Pengikat Terhadap Kompaktibilitas Tablet ... 41

5.4 Hubungan Kadar HPMC 2910 3 cps Terhadap Kekerasan Tablet Ekstrak Pegagan ... 44

5.5 Hubungan kadar HPMC 2910 3 cps Terhadap Kerapuhan Tablet Ekstrak Pegagan ... 45

5.6 Hubungan kadar HPMC 2910 3 cps terhadap Waktu Hancur Tablet Ekstrak Pegagan ... 47

5.7 Perbandingan Uji Kekerasan antara Formula Placebo dengan Formula Kontrol ... 48

5.8 Hubungan Kadar HPMC 2910 3 cps Terhadap Kekerasan Tablet Placebo ... 50

5.9 Perbandingan Uji Kekerasan antara Formula Tanpa Avicel PH 102 dengan F1 ... 51

5.10 Hubungan Peningkatan Kadar HPMC 2910 3 cps Terhadap Kerapuhan Tablet Placebo ... 52

5.11 Hubungan kadar HPMC 2910 3 cps terhadap Waktu Habcur Tablet Placebo ... 53


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 66

2. Surat Pernyataan ... 67

3. Determinasi Tanaman Pegagan ... 68

4. Surat Keterangan Ekatraksi Tanaman Pegagan ... 69

5. Skema Pembuatan Ekstrak Pegagan ... 70

6. Sertifikat Analisis Laktosa ... 71

7. Sertifikat Analisis Avicel PH 102 ... 72

8. Sertifikat Analisis Amilum Manihot ... 73

9. Sertifikat Analisis Primogel ... 74

10. Sertifikat Analisi Magnesium Stearat ... 75

11. Hasil Kromatografi Lapis Tipis Senyawa Asiaticoside Pada Tanaman Pegagan ... 76

12. Hasil FT-IR Laktosa ... 77

13. Hasil FT-IR Avicel PH 102 ... 80

14. Hasil FT-IR HPMC 2910 3 cps ... 83

15. Hasil Mikroskopik Amilum Manihot ... 86

16. Tabel Gugus Fungsi FT-IR ... 87

17. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 88

18. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Ekstrak Pegagan ... 91

19. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Ekstrak Pegagan ... 96

20. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Placebo ... 98

21. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Antara Tablet Placebo dengan Tablet Ekstrak Pegagan Kontrol ... 100

22. Hasil Analisis Statistik Kekerasan antara Tablet Tanpa Avicel PH 102 dengan Formula 1 ... 101

23. Hasil Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Ekstrak Pegagan ... 102

24. Hasil Analisis Statistik Waktu Hancur Tablet Ekstrak Pegagan ... 104

25. Foto Tablet Ekstrak Pegagan ... 106

26. Tabel distribusi harga F pada α = 0,05 ... 107


(16)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

MC : Moisture Content

Kg : Kilogram

Mg : Milligram

Cm : Centimeter

ml : Milliliter

FTIR : Fourier Transform Infra Red KLT : Kromatografi Lapis Tipis

KBr : Kalium Bromida

SPSS : Statistical Product and Service Solution HSD : Honestly Significant Difference

µg : microgram

G : gram

Tg α : tangent alfa


(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Perluasan, Bandung; Penerbit ITB

Anief, M., 2000. Ilmu Meracik Obat. Edisi Revisi. Cetakan ke 9. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal 168-169.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, EdisiKeempat. UI – Press: Jakarta, pp. 300, 607-608

Ansel, Howard C. Nicholas G. Popovich and Layd V. Allen Jr. 1995. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Diliverry Sistems. Six Edition, 194-202, Lea and Febiger, USA.

Arisandi Y, Andriani Y.2008. Khasiat Tanaman Obat. Pustaka Buku Murah, hal 251-52

Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Churchill Livingstone : Philadelphia,pp. 397-439

Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H. A., andKanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd., Lea and Febiger : Philadelphia,pp. 293-343.

Bonte, F., 1994, Influence of asiatic acid, madecassic acid, and asiaticoside on human collagen I synthesis, Planta Medica, Vol. 60, 133-135.

Brinkhaus, B.; Lindner, M.; Schuppan, D.; Hahn, E.G. 2000. Chemical, pharmacological and clinical profile of the East Asian medicinal plant

Centella asiatica. Phytomedicine,pp. 7, 427-448.

Brooks, G. F., Butel, J. S ., Morse, S. A., 2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick, dan Adelberg Edisi 23. Jakarta: EGC pp. 640

Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. John Wiley &Sons : New York,pp. 132-243.

Chatterjee TK, Chakraborty A, Pathak M. 1992. Effects of plant extract Centella

asiatica L. on cold restraint stress ulcer in rats. Indian journal of

experimental biology, pp. 30:889–891.

Cronquist, A., 1981, An Intergrated System of Classification of Flowering Plants, New York, Columbia University Press, 477.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.


(18)

xviii

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen KesehatanRI : Jakarta.

Duke, 2003, Phytochemical and Ethnobotanical Databases, http:/www.ars grin.gov/duke, Diakses tanggal 10 Januari 2013.

Hutapea, JR. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (II). Jakarta: Depkes RI.

Inamdar, P. K., Teola, R. D., Ghogare, A. B. and de Souza, N. J. 1996. Determination of biologically active constituents in Centella asiatica. Journal of Chromatography A 742: 127-130.

James, J. T. and Dubery, I. A. 2009. Pentacyclic triterpenoids from the medicinal herb, Centella asiatica (L.) Urban. Molecules 14: 3922-3941.

Kartnig, T., 1988, Clinical applications of Centella asiatica (L.) Urb. In : Craker, L.E. Simon, J.E., Eds., Herbs, spices, and medicinal plants : recent

advances in botany, horticulture, and pharmacology, Vol. 3, Phoenix,

AZ, Oryx Press, 145- 173.

King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Mack Publishing Company : Easton. Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri – untuk Industri Makanan,

Kosmetik, dan Aromaterapi. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. Hal. 1. Lachman, C.L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J,L., 1994. Teori dan Praktek

Farmasi Industri. Edisi II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press, pp. 160-161, 713-714.

Lieberman M.A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume I, Marcel Dekker, Inc.

Loiseau, A. and Mercier, M. 2000. Centella asiatica and skin care. Cosmetics and Toiletries Magazine 115: 63-67.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar - Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.

Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds.,Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp :339-463. Pramono S. 1992. Profil Kromatogram Ekstrak Herba Pegagan yang Berefek


(19)

xix

Pramono S. D, Ajiastuti. 2004. Standarisasi Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica L) Berdasarkan Kadar Asiaticosida Secara KLT-Desnsitometri. Majalah Farmasi Indonesia 15 (3), hal 118-123.

Qin, L. P., Ling, R. X., Zhang, W. D. et al. 1998. Essential oil from Centella

asiatica and its antidepressant activity. Di Er Jun Yi Da Xue Xue Bao

(Second Military Medical University) 19: 186-187.

Rahardja, Kirana. 2008. Obat Obat Penting. Edisi Keenam Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Robinson, T., 1991, Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi, 132-138, Penerbit ITB, Bandung.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition. The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association : London,pp. 581-585

Shin Etsu Chemical Company. 1997. Product Bulletin., Cellulose Division. Japan

Shin HS et al. Clinical trials of madecassol (Centella asiatica) on gastrointestinal ulcer patients. Korean journal of gastroenterology, 1982, 14:49–56

Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis. Jakarta: EGC.

Sheth, B. B., Bandelin F, J., Shangraw r.,F., 1980, Compressed Tablet., in Lieberman M.A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume I, Marcel Dekker, Inc., New York and Basel, 105-115.

Suntornsuk, L. and Anurukvorakun, O. 2005. Precision improvement for theanalysis of flavonoids in selected Thai plants by capillary zone electrophoresis. Electrophoresis 26: 648-660.

Voigh, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani NoeronoSoewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Gajah Mada University press : Jogjakarta. Wahyuningtyas Ika. 2010. Formulasi Sediaan Tablet Fast Disintegrating

Antasida Dengan Primojel® Sebagai Bahan Penghancur Dan Manitol

Sebagai Bahan Pengisi. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah

Surakarta .

Winarto, W.P., dan Surbakti, 2003, Khasiat dan Manfaat Pegagan Tanaman Penambah Daya Ingat,1,5-9,39, Agromedia Pustaka, Jakarta.


(20)

xx

Zainol, M. K. M. 2004. Determination of flavonoids in Centella asiatica (L.) Urban and their utilization in herbal noodles. Serdang, Malaysia: Universiti Putra Malaysia, MSc Thesis.

Zheng, C. J. and Qin, L.P. 2007. Chemical components of Centella asiatica and their bioactives. Journal of Chinese Integrative Medicine 5: 348-351.


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia, sudah terkenal merupakan negara yang kaya bahan alam. Salah satu tanaman yang sering digunakan untuk obat tradisional adalah pegagan

(Centella asiatica L) yang berasal dari famili Apiaceae. Di dalam herba pegagan,

selain asiatikosida terkandung glikosida triterpen yang lain yaitu madekosida, serta aglikon asam asiatat dan asam madekasat (Bonte, 1994).

Penggunaan ekstrak pegagan dalam industri obat alami yang telah didasari pengujian klinik adalah untuk pengobatan luka, luka bakar, borok pada kulit, dan pencegahan keloid serta hipertrofi. Secara oral ekstrak pegagan digunakan untuk pengobatan ulkus lambung dan usus (Kartnig, 1988). Aktivitas antiulcer dari pegagan dikarenakan kandungan glikosida triterpenoid terutama asiaticoside

(Brinkhaus et al, 2000).

Untuk meningkatkan aseptabilitas dari ektrak pegagan maka pada penelitian ini akan dibiuat sediaan tablet dari pegagan sebagai obat antiulcer yang mengacu pada penelitian sebelumnya. yang menyatakan lima belas pasien dengan ulkus peptikum yang diobati dengan ekstrak dititrasi dari Herba Centellae (60mg / orang) dan sekitar 93% dari pasien menunjukkan peningkatan yang pasti dalam gejala subyektif dan 73% pasien dari ulkus peptikum dapat disembuhkan yang diukur dengan pengamatan endoskopi dan radiologi (Shin HS, 1982), namun pada penelitian ini akan dibuat dengan dosis 100mg/tablet untuk menghindari perbedaan varietas pada penelitian sebelumnya.

Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat antilekat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Sifat ekstrak pegagan yang didapat lengket, tidak mengalir dan tidak kompaktibel. Sedangkan sifat komponen zat aktif dalam ekstrak stabil terhadap lembab dan panas sehingga dapat di proses dengan metode granulasi basah untuk


(22)

2

memperbaiki sifat ekstrak, memperbaiki sefat granul, memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas bahan ekstrak tersebut. Faktor-faktor dalam proses granulasi basah dapat mempengaruhi sifat tehnologi yang dapat mempengaruhi sifat tablet dan karakteristik tablet, oleh karena itu evaluasi sifat granul memiliki peran penting dalam memprediksi karakteristik tablet.

Dalam pembuatan tablet selain bahan aktif juga diperlukan bahan tambahan, yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran dan lubrikan. Berdasarkan uji pendahuluan, bahan pengisi yang digunakan adalah laktosa, avicel PH 102 dan amylum manihot. Sedangkan bahan pengikat yang umum digunakan adalah

Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC), gelatin, PVP, CMC-Na dan metil

selulosa. Pada penelitian ini dipilih Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) 2910 3 cps. Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) memiliki macam-macam tipe yaitu 1828, 2208, 2906 dan 2910. Perbedaannya pada gugus metoksi dan gugus hidroksipropil, serta viskositasnya. Semakin tinggi viskositasnya maka kemampuannya sebagai bahan pengikat semakin tinggi. HPMC tipe 2910 adalah tipe yang sering digunakan sebagai bahan pengikat karena larut dalam pelarut organik, bersifat inert, stabil terhadap panas, cahaya, udara, serta mempunyai rantai panjang yang membentuk tablet dengan kekerasan tinggi dan kerapuhan rendah (Rowe, et al, 2009). Sedangkan untuk kadar bahan pengikat yang paling sering digunakan berkisar antara 1% - 5% (Agoes, 2010).

Pada penelitian ini digunakan kadar HPMC 2910 3 cps 1%, 2% dan 3% sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak pegagan (Centella

asiatica L) sehingga diperoleh formulasi tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica


(23)

3

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh kadar bahan pengikat HPMC 2910 3 cps dengan kadar 1%, 2% dan 3% terhadap mutu fisik tablet ektrak pegagan

(Centella asiatica L) ?

2. Berapa kadar HPMC 2910 3 cps yang dapat membentuk tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) yang memenuhi persyaratan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan pengaruh dan berapa kadar bahan pengikat HPMC 2910 3 cps 1%, 2% dan 3% terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan

(Centella asiatica L)

2. Menentukan kadar HPMC 2910 3 cps berapa sehingga disapatkan mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) yang memenuhi persyaratan

1.4 Hipotesis

Semakin meningkatnya kadar pengikat HPMC 2910 3 cps pada formulasi tablet ekstrak pegagan menyebabkan kekerasan tablet meningkat, kerapuhan tablet berkurang dan waktu hancur menjadi lebih lambat. Pada penelitian ini nantinya dipilih formula tablet ekstrak pegagan yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet yang baik.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai optimasi formulasi tablet ekstrak pegagan yang memenuhi syarat farmasetika tablet.


(1)

xviii

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen KesehatanRI : Jakarta.

Duke, 2003, Phytochemical and Ethnobotanical Databases, http:/www.ars grin.gov/duke, Diakses tanggal 10 Januari 2013.

Hutapea, JR. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (II). Jakarta: Depkes RI.

Inamdar, P. K., Teola, R. D., Ghogare, A. B. and de Souza, N. J. 1996. Determination of biologically active constituents in Centella asiatica. Journal of Chromatography A 742: 127-130.

James, J. T. and Dubery, I. A. 2009. Pentacyclic triterpenoids from the medicinal herb, Centella asiatica (L.) Urban. Molecules 14: 3922-3941.

Kartnig, T., 1988, Clinical applications of Centella asiatica (L.) Urb. In : Craker, L.E. Simon, J.E., Eds., Herbs, spices, and medicinal plants : recent advances in botany, horticulture, and pharmacology, Vol. 3, Phoenix, AZ, Oryx Press, 145- 173.

King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Mack Publishing Company : Easton.

Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri – untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan Aromaterapi. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. Hal. 1.

Lachman, C.L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J,L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press, pp. 160-161, 713-714.

Lieberman M.A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume I, Marcel Dekker, Inc.

Loiseau, A. and Mercier, M. 2000. Centella asiatica and skin care. Cosmetics and Toiletries Magazine 115: 63-67.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar - Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.

Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds.,Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp :339-463.

Pramono S. 1992. Profil Kromatogram Ekstrak Herba Pegagan yang Berefek Antihipertensi. Warta Tumbuhan Obat Indonesia I, hal (2): 37-39.


(2)

xix

Pramono S. D, Ajiastuti. 2004. Standarisasi Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica L) Berdasarkan Kadar Asiaticosida Secara KLT-Desnsitometri. Majalah Farmasi Indonesia 15 (3), hal 118-123.

Qin, L. P., Ling, R. X., Zhang, W. D. et al. 1998. Essential oil from Centella asiatica and its antidepressant activity. Di Er Jun Yi Da Xue Xue Bao (Second Military Medical University) 19: 186-187.

Rahardja, Kirana. 2008. Obat Obat Penting. Edisi Keenam Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Robinson, T., 1991, Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi, 132-138, Penerbit ITB, Bandung.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition. The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association : London,pp. 581-585

Shin Etsu Chemical Company. 1997. Product Bulletin., Cellulose Division. Japan

Shin HS et al. Clinical trials of madecassol (Centella asiatica) on gastrointestinal ulcer patients. Korean journal of gastroenterology, 1982, 14:49–56

Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis. Jakarta: EGC.

Sheth, B. B., Bandelin F, J., Shangraw r.,F., 1980, Compressed Tablet., in Lieberman M.A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume I, Marcel Dekker, Inc., New York and Basel, 105-115.

Suntornsuk, L. and Anurukvorakun, O. 2005. Precision improvement for theanalysis of flavonoids in selected Thai plants by capillary zone electrophoresis. Electrophoresis 26: 648-660.

Voigh, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani NoeronoSoewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Gajah Mada University press : Jogjakarta.

Wahyuningtyas Ika. 2010. Formulasi Sediaan Tablet Fast Disintegrating Antasida Dengan Primojel® Sebagai Bahan Penghancur Dan Manitol Sebagai Bahan Pengisi. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta .

Winarto, W.P., dan Surbakti, 2003, Khasiat dan Manfaat Pegagan Tanaman Penambah Daya Ingat, 1,5-9,39, Agromedia Pustaka, Jakarta.


(3)

xx

Zainol, M. K. M. 2004. Determination of flavonoids in Centella asiatica (L.) Urban and their utilization in herbal noodles. Serdang, Malaysia: Universiti Putra Malaysia, MSc Thesis.

Zheng, C. J. and Qin, L.P. 2007. Chemical components of Centella asiatica and their bioactives. Journal of Chinese Integrative Medicine 5: 348-351.


(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia, sudah terkenal merupakan negara yang kaya bahan alam. Salah satu tanaman yang sering digunakan untuk obat tradisional adalah pegagan (Centella asiatica L) yang berasal dari famili Apiaceae. Di dalam herba pegagan, selain asiatikosida terkandung glikosida triterpen yang lain yaitu madekosida, serta aglikon asam asiatat dan asam madekasat (Bonte, 1994).

Penggunaan ekstrak pegagan dalam industri obat alami yang telah didasari pengujian klinik adalah untuk pengobatan luka, luka bakar, borok pada kulit, dan pencegahan keloid serta hipertrofi. Secara oral ekstrak pegagan digunakan untuk pengobatan ulkus lambung dan usus (Kartnig, 1988). Aktivitas antiulcer dari pegagan dikarenakan kandungan glikosida triterpenoid terutama asiaticoside (Brinkhaus et al, 2000).

Untuk meningkatkan aseptabilitas dari ektrak pegagan maka pada penelitian ini akan dibiuat sediaan tablet dari pegagan sebagai obat antiulcer yang mengacu pada penelitian sebelumnya. yang menyatakan lima belas pasien dengan ulkus peptikum yang diobati dengan ekstrak dititrasi dari Herba Centellae (60mg / orang) dan sekitar 93% dari pasien menunjukkan peningkatan yang pasti dalam gejala subyektif dan 73% pasien dari ulkus peptikum dapat disembuhkan yang diukur dengan pengamatan endoskopi dan radiologi (Shin HS, 1982), namun pada penelitian ini akan dibuat dengan dosis 100mg/tablet untuk menghindari perbedaan varietas pada penelitian sebelumnya.

Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat antilekat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Sifat ekstrak pegagan yang didapat lengket, tidak mengalir dan tidak kompaktibel. Sedangkan sifat komponen zat aktif dalam ekstrak stabil terhadap lembab dan panas sehingga dapat di proses dengan metode granulasi basah untuk


(5)

2

memperbaiki sifat ekstrak, memperbaiki sefat granul, memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas bahan ekstrak tersebut. Faktor-faktor dalam proses granulasi basah dapat mempengaruhi sifat tehnologi yang dapat mempengaruhi sifat tablet dan karakteristik tablet, oleh karena itu evaluasi sifat granul memiliki peran penting dalam memprediksi karakteristik tablet.

Dalam pembuatan tablet selain bahan aktif juga diperlukan bahan tambahan, yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran dan lubrikan. Berdasarkan uji pendahuluan, bahan pengisi yang digunakan adalah laktosa, avicel PH 102 dan amylum manihot. Sedangkan bahan pengikat yang umum digunakan adalah Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC), gelatin, PVP, CMC-Na dan metil selulosa. Pada penelitian ini dipilih Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) 2910 3 cps. Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) memiliki macam-macam tipe yaitu 1828, 2208, 2906 dan 2910. Perbedaannya pada gugus metoksi dan gugus hidroksipropil, serta viskositasnya. Semakin tinggi viskositasnya maka kemampuannya sebagai bahan pengikat semakin tinggi. HPMC tipe 2910 adalah tipe yang sering digunakan sebagai bahan pengikat karena larut dalam pelarut organik, bersifat inert, stabil terhadap panas, cahaya, udara, serta mempunyai rantai panjang yang membentuk tablet dengan kekerasan tinggi dan kerapuhan rendah (Rowe, et al, 2009). Sedangkan untuk kadar bahan pengikat yang paling sering digunakan berkisar antara 1% - 5% (Agoes, 2010).

Pada penelitian ini digunakan kadar HPMC 2910 3 cps 1%, 2% dan 3% sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) sehingga diperoleh formulasi tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) yang memenuhi persyaratan.


(6)

3

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh kadar bahan pengikat HPMC 2910 3 cps dengan kadar 1%, 2% dan 3% terhadap mutu fisik tablet ektrak pegagan (Centella asiatica L) ?

2. Berapa kadar HPMC 2910 3 cps yang dapat membentuk tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) yang memenuhi persyaratan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan pengaruh dan berapa kadar bahan pengikat HPMC 2910 3 cps 1%, 2% dan 3% terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L)

2. Menentukan kadar HPMC 2910 3 cps berapa sehingga disapatkan mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) yang memenuhi persyaratan

1.4 Hipotesis

Semakin meningkatnya kadar pengikat HPMC 2910 3 cps pada formulasi tablet ekstrak pegagan menyebabkan kekerasan tablet meningkat, kerapuhan tablet berkurang dan waktu hancur menjadi lebih lambat. Pada penelitian ini nantinya dipilih formula tablet ekstrak pegagan yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet yang baik.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai optimasi formulasi tablet ekstrak pegagan yang memenuhi syarat farmasetika tablet.