PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica L)

(1)

i

SKRIPSI

SANTI PUTRI PERTIWI

PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP

MUTU FISIK TABLET EKSTRAK PEGAGAN

(Centella asiatica L)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP

MUTU FISIK TABLET EKSTRAK PEGAGAN

(Centella asiatica L)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh:

SANTI PUTRI PERTIWI 09040058

Disetujui Oleh

Pembimbing I

Dr. H. Achmad Radjaram, Apt NIP.194908281978021001

Pembimbing II

Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt NIP-UMM : 114.0704.00448


(3)

iii

LEMBAR PENGUJIAN

PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP

MUTU FISIK TABLET EKSTRAK PEGAGAN

(Centella asiatica L)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 26 Juni 2013

Oleh:

SANTI PUTRI PERTIWI 09040058

Tim Penguji:

Penguji II

Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. NIP-UMM : 114.0704.00448 Penguji I

Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. NIP. 194908281978021001

Penguji IV

Arina Swastika M, S.Farm., Apt. NIP-UMM :

Penguji III

Drs. H. Achmad Inoni, Apt. NIP : 020124205


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Allhamdulah puji syukur penulis kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahan segala rahmat dan hidayat-Nya, serta sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kadar Gelatin Terhadap Mutu Fisik Tablet Ekstrak Pegagan (Centtela asiatica L)”

Penulis menyadari, tanpa adanya partisipasi dari berbagai pihak yang membimbing dan memberikan bantuan maka skripsi ini tidak akan selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.

2. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes selaku dosen pembimbing II yang penuh semangat dalam mendukung, membimbing serta mengarahkan dalam menyusun skripsi ini.

3. Drs. Ahmad Inoni, Apt. dan Arina Swastika M., S.Farm., Apt selaku dosen penguji yang sudah memberikan motivasi, saran dan kritik yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Tri Lestari H.,M.Kep.Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt. selaku kepala laboratorium sediaan farmasetika.

7. Kedua orangtuaku motivasi hidupku Bpk. Bambang Padjarprono dan Ibu Sri Wahyuni, Amd keb serta kakakku Dian Ayu Agustin, drg , Widyawan Priyo Pratama, dr., SpJP, dan adikku Shinta Purnamasari dan


(5)

v

Amalia Fuzia Nisa’i, S.Ked yang selalu memberikan semangat, doa, dan bantuan moril maupun materiil. Tidak lupa “entiz” yang senantiasa mengantarkan penulis kemana saja tanpa lelah.

8. Rizky Ansori Ramadhan yang selalu membantu proses penelitian tanpa lelah dan memberikan dukungan moril serta doa kepada penulis dalam segala situasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

9. Gunawan Wahyudi Utomo dan Nabilah Nadhif telah menjadi tim solida yang kompak setiap saat, selalu saling tolong menolong, dan berdiskusi bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat – sahabatku Oktaviani, Zattu Kartika, Alvin Hidayati, dan Anke Isma S selalu memberikan motivasi dan doa.

11. Kwarted Ratu Citra Sakinah, Yunita Indah Palupi, Dwi Noer Pratiwi, Novan Tri Anggoro, dan Nowval Surya Kusuma selalu membantu dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi.

12. Mas Ferdi selaku Laboran di Laboratorium Solida yang membantu dalam menyediakan peralatan dan bahan untuk penelitian dengan sabar hingga terselesaikan skripsi ini.

13. Teman – teman angkatan 2009 yang telah memberikan motivasi dan semangat yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai ibadah di sisi Nya, Amin.

Malang, 26 Juni 2013 Penulis,


(6)

vi

RINGKASAN

Pengaruh Kadar Gelatin Terhadap Mutu Fisik Tablet Ekstrak Pegagan (Centella asiatica L)

Tanaman pegagan adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat yang menarik untuk diteliti dan dikembangkan. Salah satu manfaat dari tanaman ini adalah sebagai anti ulkus peptikum, dikarenakan dalam tanaman pegagan terdapat senyawa glikosida triterpenoid yaitu asiaticoside. Untuk meningkatkan aseptabilitas dari ekstrak pegagan maka akan dibuat sediaan tablet ekstrak pegagan dengan dosis yang mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu 60 mg, namun untuk mengatasi perbedaan varietas maka dibuat dengan dosis 100 mg.

Dalam pembuatan tablet selain bahan aktif juga diperlukan bahan tambahan, salah satunya adalah bahan pengikat. Tablet ekstrak pegagan akan dibuat dengan menggunakan pengikat gelatin. Gelatin pada pembuatan tablet mempunyai konsentrasi 1-5 % dari formula. Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh variasi kadar gelatin 1%, 2%, 3% sebagai bahan pengikat terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh kadar bahan pengikat gelatin 1%, 2%, dan 3% terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan sehingga dapat diperoleh formulasi tablet ekstrak pegagan yang memenuhi persyaratan.

Penelitian dimulai dengan melakukan pemeriksaan kualitatif bahan penelitian, yaitu identifikasi senyawa glikosida triterpenoid (asiaticoside) yang terkandung dalam ekstrak pegagan menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Pemeriksaan bahan eksipien yaitu laktosa, avicel PH 102 dan gelatin menggunakan spektrofotometri inframerah, sedangkan amylum manihot diperiksa secara mikroskopik.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel adalah variasi kadar gelatin yaitu 1% (F2), 2% (F3), 3% (F4) dan F1 tanpa bahan pengikat sebagai kontrol. Pembuatan tablet ekstrak pegagan akan dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah. Granul yang dihasilkan akan diuji mutu fisik granulnya yaitu kandungan lembab, sifat alir, sudut diam, distribusi ukuran granul, kompresibilitas, dan kompaktibilitas. Kemudian dicetak menjadi tablet dengan menggunakan tekanan 1 ton selama 3 detik dengan menggunakan punch 11. Tablet yang dihasilkan akan diuji mutu fisik tablet meliputi uji kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur.

Hasil uji mutu fisik granul didapatkan bahwa kandungan lembab seluruh formula memenuhi persyaratan yaitu 1 – 2%, jumlah fines seluruh formula juga memenuhi persyaratan yaitu ≤ 20%, sifat alir seluruh formula cukup baik di bawah 10 gram/detik, tetapi sudut diam F4 kurang memenuhi persyaratan yaitu < 30˚, kompresibilitas hanya F2 yang melebihi persyaratan yaitu 10 – 15%, dan kompaktibilitasnya menunjukkan bahwa antara tekanan 1 ton dan 2 ton menghasilkan kekerasan yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan. Untuk mutu fisik tablet, kekerasan yang dihasilkan seluruh formula memenuhi persyaratan yaitu 4 – 8 kg, kerapuhan seluruh formula juga memenuhi persyaratan yaitu ≤ 1%, dan waktu hancur semua formula memenuhi persyaratan yaitu ≤ 15 menit, kecuali F4.

Dari keseluruhan hasil uji analisis statistik pemeriksaan mutu fisik tablet ekstrak pegagan dengan kadar bahan pengikat gelatin sebesar 1%, 2%, 3% dan kontrol menghasilkan perbedaan kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet.


(7)

vii

Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi kadar pengikat akan meningkatkan kekerasan, menurunkan kerapuhan, dan memperlambat waktu hancur. Dan formula yang terpilih dalam penelitian ini ialah F1 yaitu formula tanpa pengikat gelatin, karena telah menghasilkan mutu fisik tablet yang baik dan memenuhi persyaratan kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.


(8)

viii

ABSTRAK

PENGARUH KADAR GELATIN TERHADAP MUTU FISIK TABLET EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica L)

Pegagan merupakan salah satu tanaman obat yang jumlah komoditinya melimpah dan mempunyai banyak manfaat. Penelitian sebelumnya melaporkan aktifitas pegagan sebagai anti ulkus, antioksidan, dan imunomodulator. Salah satu manfaatnya sebagai anti ulkus, dikarenakan terdapat kandungan senyawa glikosida triterpenoid yaitu asiaticoside. Untuk meningkatkan aseptabilitas ekstrak pegagan maka dibuat sediaan tablet dengan dosis 100 mg. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh kadar bahan pengikat gelatin 1%, 2%, 3% terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dengan berbagai konsentrasi bahan pengikat gelatin. Granul akan dicetak menggunakan hydrolic press. Mutu fisik tablet yang akan diuji meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Berdasarkan analisis statistik one way anova, terdapat perbedaan yang bermakna pada kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet. Formula yang terpilih dalam penelitian ini ialah formula tanpa penambahan bahan pengikat untuk formula tablet ekstrak pegagan.


(9)

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF GELATIN CONCENTRATION TO PHYSICAL CHARACTERISTICS OF Centella asiatica L EXTRACT TABLETS

Centella asiatica L is one of herbal medicine with abundant amount of commodity and has many benefits. The research reported activity that Centella asiatica L as an anti-ulcer, antioxidant, and immunomodulatory. One of the benefits as anti-ulcer, because there are compounds of triterpenoid glycosides called asiaticoside. To increase the acceptability of Centella asiatica L extract, tablets with dose of 100 mg was made. The objective of this study was to determine the effect of gelatin concentration a 1%, 2%, 3% as tablet binder on physical performance of Centella asiatica Lextract tablets. Tablets were prepared by wet granulation method with different concentration of gelatin. The granules were compressed with hydrolic press. Physical quality test of Centella asiatica L extract tablets had been evaluated, including hardness, friability, and disintregation time. Based on analysis statistic one way anova, there were significant different among the formulas for the hardness, friability and disintregation time. From this observation, formula without gelatin concentration was chosen for Centella asiatica L extract tablets.

Key words: Centella asiatica L extract, Gelatin, Wet granulation, Physical characteristics of tablet


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Hipotesis ... 3

1.5Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Pegagan ... 4

2.2 Tinjauan Peptic Ulcer ... 7

2.3 Tinjauan Tentang Ekstrak ... 9

2.3.1 Metode Ekstraksi ... 9

2.3.2 Ekstrak ... 10

2.4 Tinjauan Tentang Tablet ... 11

2.4.1 Bahan Pembantu Pembuatan Tablet ... 12

2.4.2 Metode Pembuatan Tablet ... 14

2.5 Tinjauan Mutu Fisik Granul... 15

2.5.1 Kecepatan Alir Granul dan Sudut Diam ... 15

2.5.2 Kandungan Lengas (Moisture Contain) ... 17


(11)

xi

2.5.4 Penentuan % Kompresibilitas ... 18

2.5.5 Uji Kompaktibilitas ... 19

2.6 Tinjauan Mutu Fisik Tablet ... 19

2.6.1 Keseragaman Bobot ... 19

2.6.2 Kekerasan Tablet ... 20

2.6.3 Kerapuhan Tablet ... 20

2.6.4 Waktu Hancur Tablet ... 20

2.7 Tinjauan Tentang Bahan Penelitian ... 21

2.7.1 Laktosa ... 21

2.7.2 Amylum Manihot ... 21

2.7.3 Avicel PH 102 ... 22

2.7.4 Gelatin ... 23

2.7.5 Primogel ... 25

2.7.6 Magnesium Stearat ... 25

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 27

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Bahan Penelitian ... 29

4.2 Alat Penelitian ... 29

4.3 Rancangan Penelitian ... 29

4.3.1 Metode Penelitian ... 30

4.3.2 Pembuatan dan Pemeriksaan Ekstrak Pegagan ... 33

4.3.3 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Tambahan ... 33

4.3.4 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul (Massa Cetak) ... 34

4.3.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 37

4.4 Analisis Statistik ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian... 39

5.1.1 Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak Pegagan ... 39

5.1.2 Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis ... 40

5.2 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Tambahan ... 40

5.2.1 Pemeriksaan Kualitatif Laktosa ... 41

5.2.2 Pemeriksaan Kualitatif Avicel PH 102 ... 41

5.2.3 Pemeriksaan Mikroskopik Amylum Manihot ... 42


(12)

xii

5.3 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul (massa cetak)

Ekstrak Pegagan ... 43

5.4 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Ekstrak Pegagan ... 45

5.4.1 Hasil Uji Kekerasan Tablet Ekstrak Pegagan ... 46

5.4.2 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Ekstrak Pegagan ... 47

5.4.3 Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Ekstrak Pegagan ... 48

5.5 Studi Komposisi Bahan Pengisi ... 50

5.5.1 Hasil Uji Kekerasan Tablet Placebo dan Tablet Kontrol ... 50

5.5.2 Hasil Uji Kekerasan Tablet Placebo ... 51

5.5.3 Hasil Uji Kekerasan F1 dan F Tanpa Avicel PH 102 ... 52

5.5.4 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Placebo ... 54

5.5.5 Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Placebo ... 54

BAB VI PEMBAHASAN ... 56

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 64

7.2 Saran ... 64


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Hubungan antara Kecepatan Alir dengan Sifat Aliran

Granul ... 16

II.2 Hubungan Sudut Diam dan Daya Alir ... 17

II.3 Hubungan Indeks Kompresibilitas dan Kemampuan Alir ... 18

II.4 Persyaratan Penyimpangan Bobot ... 19

II.5 Sifat Gelatin Berdasarkan Jenisnya ... 25

IV.1 Rancangan Formula Tablet Hisap Ekstrak Pegagan ... 30

V.1 Hasil Pemeriksaan Glikosida Triterpenoid (asiaticoside) Ekstrak Pegagan ... 40

V.2 Pemeriksaan Spektra Inframerah Laktosa ... 41

V.3 Pemeriksaan Spektra Inframerah Avicel PH 102 ... 41

V.4 Pemeriksaan Mikroskopik Amylum Manihot... 42

V.5 Pemeriksaan Spektra Inframerah Gelatin ... 42

V.6 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul (Massa Cetak) Dengan Bahan Pengikat Gelatin ... 43

V.7 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Ekstrak Pegagan Metode Granulasi Basah dengan Bahan Pengikat Gelatin .... 45

V.8 Kekerasan Tablet Ekstrak Pegagan ... 46

V.9 Kerapuhan Tablet Ekstrak Pegagan ... 47

V.10 Waktu Hancur Tablet Ekstrak Pegagan ... 48

V.11 Perbandingan Tablet Placebo dan Tablet Kontrol ... 50

V.12 Kekerasan Tablet Placebo ... 51

V.13 Kekerasan Tablet Tanpa Avicel PH 102 dan F1 ... 53

V.14 Kerapuhan Tablet Placebo ... 54


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tanaman Pegagan (Centella asiatica L) ... 4

2.2 Struktur Asiaticoside ... 7

2.3 Peptic Ulcer ... 8

2.4 Metode Pengukuran Sifat Alir dan Sudut Diam ... 16

2.5 Rumus Struktur Laktosa ... 21

2.6 Rumus Struktur Avicel PH 102 ... 22

2.7 Rumus Struktur Gelatin ... 24

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Bagan Alur Kerja Penelitian ... 32

5.1 Ekstrak Pegagan ... 39

5.2 Diagram Distribusi Ukuran Granul (massa cetak) ... .44

5.3 Grafik Pengaruh Tekanan dan Kadar Bahan Pengikat Terhadap Kompaktibilitas Tablet ... 44

5.4 Hubungan Kadar Gelatin Terhadap Kekerasan Tablet Ekstrak Pegagan ... 47

5.5 Hubungan Kadar Gelatin Terhadap Kerapuhan Tablet Ekstrak Pegagan ... 48

5.6 Hubungan Kadar Gelatin Terhadap Waktu Hancur Tablet Ekstrak Pegagan ... 49

5.7 Perbandingan Uji Kekerasan antara Formula Placebo dan Formula Kontrol ... 51

5.8 Hubungan Kadar Gelatin Terhadap Kekerasan Tablet Placebo ... 52

5.9 Perbandingan Uji Kekerasan Formula Tanpa Avicel PH 102 dan F1 ... 53

5.10 Hubungan Peningkatan Kadar Gelatin Terhadap Kerapuhan Tablet Placebo ... 54

5.11 Hubungan Kadar Gelatin Terhadap Waktu Hancur Tablet Placebo ... 55


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 72

2. Surat Pernyataan ... 73

3. Determinasi Tanaman Pegagan ... 74

4. Surat Keterangan Ekatraksi Tanaman Pegagan ... 75

5. Skema Pembuatan Ekstrak Pegagan ... 76

6. Hasil Pemeriksaan Laktosa ... 77

7. Sertifikat Analisis Avicel PH 102 ... 78

8. Sertifikat Analisis Amylum Manihot ... 79

9. Sertifikat Analisis Primogel ... 80

10. Sertifikat Analisi Magnesium Stearat ... 81

11. Hasil Kromatografi Lapis Tipis Senyawa Asiaticoside Pada Tanaman Pegagan ... 82

12. Hasil FT-IR Laktosa ... 83

13. Hasil FT-IR Avicel PH 102 ... 85

14. Hasil Mikroskopik Amylum Manihot ... 87

15. Hasil FT-IR Gelatin ... 88

16. Tabel Gugus Fungsi FT-IR ... 90

17. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul (Massa Cetak) ... 91

18. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Ekstrak Pegagan ... 94

19. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Ekstrak Pegagan ... 99

20. Hasil Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Ekstrak Pegagan ... 101

21. Hasil Analisis Statistik Waktu Hancur Tablet Ekstrak Pegagan ... 103

22. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Placebo ... 105

23. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Placebo dan Formula Kontrol ... 107

24. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Formula Tanpa Avicel PH 102 dan Formula 1 ... 108

25. Tabel distribusi harga F pada α = 0,05 ... 109

26. Tabel Konversi Mesh ... 110

27. Foto Tablet Ekstrak Pegagan ... 111


(16)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

MC : Moisture Content

Kg : Kilogram

Mg : Milligram

Cm : Centimeter

ml : Milliliter

FTIR : Fourier Transform Infra Red KLT : Kromatografi Lapis Tipis

KBr : Kalium Bromida

SPSS : Statistical Product and Service Solution HSD : Honestly Significant Difference

µg : microgram

G : gram

Tg α : tangent alfa


(17)

xvii DAFTAR PUSTAKA

Alderborn, G., 2002, Tablet and Compaction, in Aulton., M,E, Pharmaceutis The Science of Dosage From Design, 2nd Ed; 405-408, Churchill Livingstone, Spain.

Amalia, Rizki., 2009. Pengaruh Ekstrak Pegagagan (Centella asiatica (L) Urban) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit BALB/C. Semarang: Laporan Akhir Penelitian Karya Ilmiah.

Anief, M., 2000. Ilmu Meracik Obat. Edisi Revisi. Cetakan ke 9. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal 168-169.

Annisa RF. Pengaruh Pemberian Ekstrak Pegagan Terhadap Kemampuan Kognitf dan Kadar Transmitter Monoamin Pada Hipokampus Tikus Galur Wistar Dewasa [Online]. 2006 [cited on August 14, 2009]. Available from URL: http://www.sith.itb.ac.id/abstract/s1/2006-S1.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Ansel, Howard C., Popovinch, N. G., and Allen L. V, 1995, Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems: 6th Edition, 183-203, Williams & Wilkins, London.

Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Churchill Livingstone : Philadelphia, pp. 397-439.

Banker, G.S., and Anderson, N.R., 1986, Tablets, in Lachman, L., Lieberman, Kanig, J.L., (eds), The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3rd Ed, Vol. 2, Lea and Febiger, Philadelphia.

Banker, G.S., and Anderson, N.R., 1990, Granulation Technology, in Lachman, L., Lieberman, H.A., Schwartz, J. B., Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets, 2nd Edition, Revised and Expanded, Vol 2, 330, Marcel Dekker, Inc., New York.

Bunpo P, Kataoka K, Arimochi H, Nakayama H, Kuwahara T, Baudo Y, et al.

Inhibitory effects of of Centella asiatica on azoxymethane-induced aberrant crypt focus formation and carcinogenesis in the intestine of F344 rats. Food Chem Toxicol 2004; 42: 1987-97.

Bermawie, N., S. Purwiyanti, dan Mardiana. 2008. Keragaan Sifat Morfologi, Hasil dan Mutu Plasma Nutfah Pegagan (Centella asiatica (L) Urban). Bul Littro. XIX (1): 1017.

Berardy, R.R., dan Lynda, S.W., 2005, Peptic Ulcer Disease dalam Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, Sixth Edition,


(18)

McGraw-xviii

Hill, Medical Publishing Division by The McGraw-Hill Companies, hal

629-648.

Bonte, F., 1994, Influence of Asiatic Acid, Madecassic Acid, and Asiaticoside on Human Collagen I Synthesis, Planta Medica, Vol. 60, 133-135.

Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. John Wiley & Sons : New York, pp. 132-243.

Chatterjee TK, Chakraborty A, Pathak M. Effects of Plant Extract Centella asiatica L. on Cold Restraint Stress Ulcer in Rats. Indian journal of experimental biology, 1992, 30:889–891.

Cheng CL, Koo MW. Effects of Centella asiatica on Ethanol Induced Gastric Mucosal Lesions in Rats. Life Sci 2000; 67: 2647-53.

Cheng CL, Guo JS, Luk J, Koo MW. The Healing Effects of Centella Extract and Asiaticoside on Acetic Acid Induced Gastric Ulcers In Rats. Life Sci 2004; 74: 2237-49.

Cho KH et al. Clinical Experiences of Madecassol (Centella asiatica) in The Treatment of Peptic Ulcer. Korean journal of gastroenterology, 1981, 13:49–56.Horne S, Perretty P. Gotu kola. J for NSP Distb / 2008; 24(4): 1. Dalimartha, Setiawan, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus

Agriwidya, 1999.

Dalimartha, 2001, Atlas Tumbuhan Indonesia, jilid II, 149-156, Trubus Agriwidya, Jakarta.

Diallo B, Vanhaelen-Fastre R, Vanhalelen M. Direct Coupling of Highspeed Counter-current Chromatography to Thin-layer Chromatography. Application to the separation of asiaticoside and madecassoside from

Centellaasiatica. J Chromatogr 1991; 558: 446-50.

Duke, 2003, Phytochemical and Ethnobotanical Databases, http:/www.ars-grin.gov/duke.

Dua, Kamal. Pabreja, Kavita. MV, Ramana. 2010. Preparation, Characterization and In Vitro Evaluation of Aceclofenac Solid Dispersions. Ars Pharmaceutica Vol. 51, No. 1. Pp. 57-76.

de Pandua, L.S., Bunyapraphatsara, N. dan Lemmems, R.H.M.J. (Editors), 1999,

Plant Resources of South-East Asia No 12 (1), Medicinal and Poisonous Plants I, Bogor, PROSEA, 190.

Departemen Kesehatan RI. 1977.Materia Medika Indonesia, Edisi I. Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.


(19)

xix

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI, 1986, Sediaan Galenik, 2, 5, 10-22, Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departeman Kesehatan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, 3-4, 31, Jakarta.

Departeman Kesehatan RI, 2004, Monograph of Indonesian Medicinal Plant Extracts. Volume 1. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 18-20.

Departeman Kesehatan RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia. Edisi 1.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Eastoe, JE. dan Leach AA. 1977. Chemical Constitution of Gelatin. In: Ward AG, Courts A, editors. The Science and Technology of Gelatin. Academic Press, New York.

Guyton, A.C dan Hall, J.E., 2007, Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, Irawati dan Luqman Yanuar (Editor), EGC, Jakarta hal 1053-1054.

Gelatin Manufactures Institute of America (GMIA). 2007. Raw Materials and Production. Gelatin Manufactures Institute of America. http://www.gelatin-gmia.com/html/rawmaterials.html.

Gennaro. A. R., 1995, Remington, The Science and Practice Of Pharmacy, 19th Ed, 1617, The Philadelpia College Of Pharmacy and Science.

Haryadi, Dida. 2010. Korelasi Rendemen, Kadar Abu, Dan Kapasitas Antioksidan Dengan Profil Spektrogram FTIR Ekstrak Pegagan.

Hutapea, JR. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (II). Jakarta: Depkes RI.

Imeson, A. 1992. Thickening and Gelling Agents for Food. Academic Press, New York.

Irwadi,J.2007,MemahamiGelatin,(Online),(http://www.beritaiptek.com/Artikel, diakses 9 september 2007.

Irawati, Windi. 2008. Uji Daya Antipiretik Infusa Herba Pegagan (Centella asiatica L.) Pada Mencit Jantan Galur Swis. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Yanuar. Arry., 2003. ISTECS Journal Science and Technology Policy Vol IV: Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia, Depok.


(20)

xx

Jenkins. 1957. Scoville’s The Art Of Compounding.9th Edition. London : The Blankiston Division MC Graw Hiill Book Company. Hal : 257.

Kamilah, Hayati dan Halimah, Nur., 2010, Phytochemical Test and Brine Shrimp Lethality Test Against Aritmia salina Leach Of Anting-Anting (Acalypha indica Linn.) Plant Extract. Maulana Malik Ibrahim State Univercity of Malang.

Kartnig, T., 1988, Clinical applications of Centella asiatica (L.) Urb. In : Craker, L.E. Simon, J.E., Eds., Herbs, spices, and medicinal plants : recent advances in botany, horticulture, and pharmacology, Vol. 3, Phoenix, AZ, Oryx Press, 145-173.

Kibbe, A., H., 2000. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 3rd ed., Washington D.C: American Pharmaceutical Association.

King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Mack Publishing Company : Easton. Kokil, S. N., Patil, P. R., Mahadik, K. R., Paradkar, A. R., 2004, Effect of

Moleculer Weight of Hydrolyzed Gelatin on Its Binding Properties in Tablets: A Technical Note, in: AAPS PharmSei Tech 2004;5.

Lasmadiwati, dkk, 2003, PEGAGAN, Meningkatkan Daya Ingat, Membuat Awet Muda, Menurunkan Gejala Stres, Meningkatkan Stamina, 1-2,13-14, Penebar Swadaya, Jakarta.

Lieberman M.A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume I, Marcel Dekker, Inc.

Lachman, C.L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J,L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press, pp. 160-161, 713-714.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.

Mendes, R. W., and Bhargava H. 2007. Lozenges, in: Swarbrick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition, Volume 4.

Marcel Dekker Inc : New York, pp. 2231 – 2235.

Muhlisah, Fauziah., 1995, Tanaman Obat Keluarga. Cetakan IX, 17-19 Penebar Swadaya, Jakarta.

Mendes, R. W., and Bhargava H. 2007. Lozenges, in: Swarbrick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition, Volume 4.


(21)

xxi

Narbat, M.K., 2006. Fabrication of Porous Hydroxyapatite-Gelatin Composite Scaffolds for Bone Tissue Engineering. Iranian Biomedical Journal. Nugroho, A.K., 1995. Sifat Fisik dan Stabilitas Tablet Kunyah Asetosal

dengan Bahan Pengisi Kombinasi Manitol Laktosa. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Parrot. E.L.,1979, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties, 3rd Edition, Burgess Publishing Company : Mineapolis, pp. 73-86.

Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds., Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1, 2nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp : 419-582. Permadi A. Membuat kebun tanaman obat. Jakarta: Pustaka Bunda; 2008: 45-6. Poppe, J. 1992. Gelatin. Di dalam A. Imeson (ed). Thickening and Gelling

Agent for Food. Academic Press, New York.

Pramono, S. 1992. Profil Kromatogram Ekstrak Herba Pegagan yang Berefek Antihipertensi. 1992. Warta TOI Vol 1 (2) : 37-38.

Pramono S dan Ajiastuti. 2004. Standarisasi Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Berdasarkan Kadar Asiatikosida Secara KLT-Densitometri. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Prasetya, P. 2006. Analisis Mutu dan Kandungan Kimia Pegagan. Laporan Kerja

Praktik BALITRO. Bogor.

Price, J. C., 2006, Handbook Of Pharmaceutical Exipients, 5th Ed, 545-550, Pharmaceutical Press, London.

Rhee JC, Choi KW. Clinical Effect of The Titrated Extract of Centella asiatica

(madecassol) on Peptic Ulcer. Korean journal of gastroenterology, 1981, 13:35–40.

Rowe, C.R. Sheskey,J.P., and Owen, C.S., 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipients, sixth Edition, Amerika Pharmacetical Association, London, Chicago.

Sairam K, Rao CV, Goel RK. Effect of Centella asiatica Linn on Physical and Chemical Factors Induced Gastric Ulceration and Secretion in Rats. Indian J Exp Biol 2001; 39: 137-42.

Simadibrata, R. 2033. Tukak Peptik (Ulkus Peptikum) dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilit II, Slamet Suryono (Editor), Balai penerbit FKUI, Jakarta. Singh B, Rastogi RP. A Reinvestigation of The Triterpenes of Centella asiatica.


(22)

xxii

Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis. Jakarta : EGC.

Sulaiman, T.N.S, 2007, Teknologi Dan Formulasi Sediaan Tablet, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta, 95-103, 111-119, 135-137, 149-156, 193-203. Shin HS et al. Clinical Trials of Madecassol (Centella asiatica) on

Gastrointestinal Ulcer Patients. Korean journal of gastroenterology, 1982, 14:49–56.

Sheth, B. B., Bandelin F, J., Shangraw r., F., 1980, Compressed Tablet., in Lieberman M. A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume 1, Marcel Dekker, Inc., New York and Basel, 105-115.

Shukla A, Rasik AM, Dhawan BN. Asiaticoside-injuced Elevation of

Antioxidant Levels in healing wounds. Phytother Res 1999; 13: 50-4. Smith, C.R. 1992. Journal of American Society 43. 1350 (21). Di dalam Y. H.

Hui. Encyclopedia of Food Science and Technology Vol 2. John Wiley and sons, Inc., Canada.

Spectra Data Base System. 2012. Spectra Data Base Of Organic Compound. http://riodb01.ibase.aist.go.jp/sdbs/cgi-bin/direct_frame_top.cgi.

Diakses pada tanggal 8 Juli 2012.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Utama, H. 1997. Gelatin Bikin Heboh. Jurnal Halal LPPOM-MUI No. 18: 10–12. Van Steenis, C.G.G.J. 1997. Flora. Moeso Surjowinoto, Penerjemah. Jakarta.

Pradnya Paramitha. hal. 324.

Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Ed V, diterjemahkan oleh Soedani Noerno Soewandi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 167-168, 199-205, 579-583.

Wang XS, Dong Q, Zuo JP, Fang JN. Structure and Potential Immunological Activity of a Pectin From Centella asiatica (L) Urban. Carbohydr Res 2003; 338: 2393-402.

Winarto, W.P., dan Subakti, 2003, Khasiat dan Manfaat Pegagan Tanaman Penambah Daya Ingat, 1, 5-9, 39, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Yonet T I, Dhimas. 2010. Isolasi Asiaticosida dari Herba Pegagan (Centella asiatica. L. Urban) dan Pnetapan Kadarnya Menggunakan HPLC. Universitas Muhammadiyah,Surakarta(http://etd.eprints.ums.ac.id/9011).


(23)

xxiii

Yoshida, M., Fuchigami, M., Nagao, T., Okabe, H., Matsunaga, K., Takata, J., Karube, Y., Tsuchihashi, R., Kinjo, J., Mihashi, K., dan Fujioka, T., 2005, Antiproliferative Constituents from Umbilliferae Plants Vii.1 Active Triterpenes and Rosmarinic Acid from Centella Asiatica, Biol. Pharm. Bull., 28(1) 173-175.


(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal dengan alamnya yang kaya tanaman berkhasiat untuk pengobatan penyakit secara tradisional, salah satunya adalah tanaman pegagan (Centella asiatica L). Supaya obat tradisional dapat diterima dikalangan praktek kedokteran, maka pengembangan terus dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan obat dalam kedokteran modern, selain itu hasil-hasil secara empirik harus pula didukung oleh bukti-bukti ilmiah serta keamanan pemakaian pada manusia (Irawati, 2008).

Tanaman pegagan adalah tanaman obat yang memiliki banyak manfaat yang menarik untuk diteliti dan dikembangkan (Muhlisah, 1995). Studi sebelumnya melaporkan aktivitas herba pegagan sebagai anti ulkus peptikum, antitumor, antioksidan, imunomodulator (Cheng CL, 2004). Banyaknya manfaat pada herba pegagan dikarenakan kandungan bahan kimia yang terdapat di dalamnya yaitu, triterpenoid dan glikosida termasuk asiaticoside, asiatic acid, madecassoside,

madecassic acid, brahmoside, brahminoside dan centelloside (Diallo, 1991).

Dilaporkan bahwa kandungan glikosida triterpenoid terutama asiatikosida yang mempunyai aktivitas anti ulkus peptikum (Pramono, 1992).

Untuk meningkatkan aseptabilitas dari ekstrak pegagan maka pada penelitian ini akan dibuat sediaan tablet ekstrak pegagan dengan dosis yang mengacu pada penelitian sebelumnya. Pada penelitian tersebut dilaporkan bahwa lima belas pasien dengan ulkus peptikum yang diobati dengan ekstrak pegagan yang telah dititrasi pada dosis (60 mg/orang), sekitar 93% pasien menunjukkan peningkatan yang pasti dalam gejala subyektif dan 73% pasien dari ulkus peptikum dapat disembuhkan. Hasil ini diukur dengan pengamatan endoskopi dan radiologi (Shin HS, 1982). Namun untuk mengatasi varietas tanaman yang dipakai pada penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini akan dibuat dosis 100 mg/tablet.

Tablet merupakan salah satu alternatif sediaan farmasi yang paling banyak dipilih untuk pemakaian sediaan farmasi (Voigt, 1984). Tablet yang berkualitas baik harus memenuhi syarat antara lain keseragaman bobot, waktu hancur, kekerasan, dan kerapuhan (Banker dan Anderson, 1986).


(25)

2

Zat aktif (asiaticoside) stabil terhadap suhu tinggi dan kelembaban, sedangkan sifat ekstrak pegagan adalah kental dan lengket. Berdasarkan sifat dari zat aktif dan ekstrak pegagan, maka dikembangkan dengan metode granulasi basah supaya dapat memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas ekstrak pegagan (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Dalam pembuatan tablet selain bahan aktif juga diperlukan bahan tambahan, yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran dan lubrikan. Berdasarkan uji pendahuluan, bahan pengisi yang digunakan adalah laktosa, avicel PH 102, dan amylum manihot. Sedangkan bahan pengikat yang umum digunakan adalah gelatin, PVP, CMC-Na, HPMC, dan metil selulosa. Pada penelitian ini dipilih gelatin karena merupakan bahan pengikat yang mempunyai daya pengikat dan kompaktibilitas yang bagus, selain itu gelatin mampu menurunkan kerapuhan dari tablet (Kokil et al, 2004).

Gelatin pada pembuatan tablet mempunyai konsentrasi 1-5 % dari formula tablet, pelarut yang digunakan yaitu air, biasanya pada granulasi basah gelatin dibuat dalam bentuk larutan (Sulaiman, 2007). Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai pengaruh variasi kadar gelatin 1%, 2%, 3% sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) sehingga diperoleh formulasi tablet ekstrak pegagan yang memenuhi persyaratan.


(26)

3

1. Bagaimana pengaruh kadar bahan pengikat gelatin 1%, 2%, 3% terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) ?

2. Berapa kadar gelatin yang dapat membentuk tablet ekstrak pegagan

(Centella asiatica L) yang memenuhi persyaratan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan pengaruh kadar bahan pengikat gelatin 1%, 2%, 3% terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L).

2. Menentukan pada kadar gelatin berapa didapatkan mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) yang memenuhi persyaratan.

1.4 Hipotesis

Peningkatan kadar gelatin akan meningkatkan kekerasan, mengurangi kerapuhan dan memperlambat waktu hancur tablet ekstrak pegagan (Centella

asiatica L). Pada penelitian ini dipilih formula tablet ekstrak pegagan yang

memenuhi persyaratan mutu fisisk tablet yang baik.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang formulasi tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) dengan menggunakan gelatin sebagai bahan pengikat yang dapat meningkatkan mutu fisik tablet ekstrak pegagan yang baik sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.


(1)

xxi

Narbat, M.K., 2006. Fabrication of Porous Hydroxyapatite-Gelatin Composite Scaffolds for Bone Tissue Engineering. Iranian Biomedical Journal. Nugroho, A.K., 1995. Sifat Fisik dan Stabilitas Tablet Kunyah Asetosal

dengan Bahan Pengisi Kombinasi Manitol Laktosa. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Parrot. E.L.,1979, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties, 3rd Edition, Burgess Publishing Company : Mineapolis, pp. 73-86.

Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds., Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1, 2nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp : 419-582.

Permadi A. Membuat kebun tanaman obat. Jakarta: Pustaka Bunda; 2008: 45-6.

Poppe, J. 1992. Gelatin. Di dalam A. Imeson (ed). Thickening and Gelling Agent for Food. Academic Press, New York.

Pramono, S. 1992. Profil Kromatogram Ekstrak Herba Pegagan yang Berefek Antihipertensi. 1992. Warta TOI Vol 1 (2) : 37-38.

Pramono S dan Ajiastuti. 2004. Standarisasi Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Berdasarkan Kadar Asiatikosida Secara KLT-Densitometri. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Prasetya, P. 2006. Analisis Mutu dan Kandungan Kimia Pegagan. Laporan Kerja

Praktik BALITRO. Bogor.

Price, J. C., 2006, Handbook Of Pharmaceutical Exipients, 5th Ed, 545-550, Pharmaceutical Press, London.

Rhee JC, Choi KW. Clinical Effect of The Titrated Extract of Centella asiatica (madecassol) on Peptic Ulcer. Korean journal of gastroenterology, 1981, 13:35–40.

Rowe, C.R. Sheskey,J.P., and Owen, C.S., 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipients, sixth Edition, Amerika Pharmacetical Association, London, Chicago.

Sairam K, Rao CV, Goel RK. Effect of Centella asiatica Linn on Physical and Chemical Factors Induced Gastric Ulceration and Secretion in Rats. Indian J Exp Biol 2001; 39: 137-42.

Simadibrata, R. 2033. Tukak Peptik (Ulkus Peptikum) dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilit II, Slamet Suryono (Editor), Balai penerbit FKUI, Jakarta.

Singh B, Rastogi RP. A Reinvestigation of The Triterpenes of Centella asiatica. Phytochem 1969; 8: 917-21.


(2)

xxii

Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis. Jakarta : EGC.

Sulaiman, T.N.S, 2007, Teknologi Dan Formulasi Sediaan Tablet, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta, 95-103, 111-119, 135-137, 149-156, 193-203.

Shin HS et al. Clinical Trials of Madecassol (Centella asiatica) on Gastrointestinal Ulcer Patients. Korean journal of gastroenterology, 1982, 14:49–56.

Sheth, B. B., Bandelin F, J., Shangraw r., F., 1980, Compressed Tablet., in Lieberman M. A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume 1, Marcel Dekker, Inc., New York and Basel, 105-115.

Shukla A, Rasik AM, Dhawan BN. Asiaticoside-injuced Elevation of Antioxidant Levels in healing wounds. Phytother Res 1999; 13: 50-4.

Smith, C.R. 1992. Journal of American Society 43. 1350 (21). Di dalam Y. H. Hui. Encyclopedia of Food Science and Technology Vol 2. John Wiley and sons, Inc., Canada.

Spectra Data Base System. 2012. Spectra Data Base Of Organic Compound. http://riodb01.ibase.aist.go.jp/sdbs/cgi-bin/direct_frame_top.cgi.

Diakses pada tanggal 8 Juli 2012.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Utama, H. 1997. Gelatin Bikin Heboh. Jurnal Halal LPPOM-MUI No. 18: 10–12.

Van Steenis, C.G.G.J. 1997. Flora. Moeso Surjowinoto, Penerjemah. Jakarta. Pradnya Paramitha. hal. 324.

Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Ed V, diterjemahkan oleh Soedani Noerno Soewandi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 167-168, 199-205, 579-583.

Wang XS, Dong Q, Zuo JP, Fang JN. Structure and Potential Immunological Activity of a Pectin From Centella asiatica (L) Urban. Carbohydr Res 2003; 338: 2393-402.

Winarto, W.P., dan Subakti, 2003, Khasiat dan Manfaat Pegagan Tanaman Penambah Daya Ingat, 1, 5-9, 39, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Yonet T I, Dhimas. 2010. Isolasi Asiaticosida dari Herba Pegagan (Centella asiatica. L. Urban) dan Pnetapan Kadarnya Menggunakan HPLC. Universitas Muhammadiyah, Surakarta (http://etd.eprints.ums.ac.id/9011).


(3)

xxiii

Yoshida, M., Fuchigami, M., Nagao, T., Okabe, H., Matsunaga, K., Takata, J., Karube, Y., Tsuchihashi, R., Kinjo, J., Mihashi, K., dan Fujioka, T., 2005, Antiproliferative Constituents from Umbilliferae Plants Vii.1 Active Triterpenes and Rosmarinic Acid from Centella Asiatica, Biol. Pharm. Bull., 28(1) 173-175.


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal dengan alamnya yang kaya tanaman berkhasiat untuk pengobatan penyakit secara tradisional, salah satunya adalah tanaman pegagan (Centella asiatica L). Supaya obat tradisional dapat diterima dikalangan praktek kedokteran, maka pengembangan terus dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan obat dalam kedokteran modern, selain itu hasil-hasil secara empirik harus pula didukung oleh bukti-bukti ilmiah serta keamanan pemakaian pada manusia (Irawati, 2008).

Tanaman pegagan adalah tanaman obat yang memiliki banyak manfaat yang menarik untuk diteliti dan dikembangkan (Muhlisah, 1995). Studi sebelumnya melaporkan aktivitas herba pegagan sebagai anti ulkus peptikum, antitumor, antioksidan, imunomodulator (Cheng CL, 2004). Banyaknya manfaat pada herba pegagan dikarenakan kandungan bahan kimia yang terdapat di dalamnya yaitu, triterpenoid dan glikosida termasuk asiaticoside, asiatic acid, madecassoside,

madecassic acid, brahmoside, brahminoside dan centelloside (Diallo, 1991).

Dilaporkan bahwa kandungan glikosida triterpenoid terutama asiatikosida yang mempunyai aktivitas anti ulkus peptikum (Pramono, 1992).

Untuk meningkatkan aseptabilitas dari ekstrak pegagan maka pada penelitian ini akan dibuat sediaan tablet ekstrak pegagan dengan dosis yang mengacu pada penelitian sebelumnya. Pada penelitian tersebut dilaporkan bahwa lima belas pasien dengan ulkus peptikum yang diobati dengan ekstrak pegagan yang telah dititrasi pada dosis (60 mg/orang), sekitar 93% pasien menunjukkan peningkatan yang pasti dalam gejala subyektif dan 73% pasien dari ulkus peptikum dapat disembuhkan. Hasil ini diukur dengan pengamatan endoskopi dan radiologi (Shin HS, 1982). Namun untuk mengatasi varietas tanaman yang dipakai pada penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini akan dibuat dosis 100 mg/tablet.

Tablet merupakan salah satu alternatif sediaan farmasi yang paling banyak dipilih untuk pemakaian sediaan farmasi (Voigt, 1984). Tablet yang berkualitas baik harus memenuhi syarat antara lain keseragaman bobot, waktu hancur, kekerasan, dan kerapuhan (Banker dan Anderson, 1986).


(5)

2

Zat aktif (asiaticoside) stabil terhadap suhu tinggi dan kelembaban, sedangkan sifat ekstrak pegagan adalah kental dan lengket. Berdasarkan sifat dari zat aktif dan ekstrak pegagan, maka dikembangkan dengan metode granulasi basah supaya dapat memperbaiki sifat alir dan kompaktibilitas ekstrak pegagan (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Dalam pembuatan tablet selain bahan aktif juga diperlukan bahan tambahan, yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran dan lubrikan. Berdasarkan uji pendahuluan, bahan pengisi yang digunakan adalah laktosa, avicel PH 102, dan amylum manihot. Sedangkan bahan pengikat yang umum digunakan adalah gelatin, PVP, CMC-Na, HPMC, dan metil selulosa. Pada penelitian ini dipilih gelatin karena merupakan bahan pengikat yang mempunyai daya pengikat dan kompaktibilitas yang bagus, selain itu gelatin mampu menurunkan kerapuhan dari tablet (Kokil et al, 2004).

Gelatin pada pembuatan tablet mempunyai konsentrasi 1-5 % dari formula tablet, pelarut yang digunakan yaitu air, biasanya pada granulasi basah gelatin dibuat dalam bentuk larutan (Sulaiman, 2007). Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai pengaruh variasi kadar gelatin 1%, 2%, 3% sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) sehingga diperoleh formulasi tablet ekstrak pegagan yang memenuhi persyaratan.


(6)

3

1. Bagaimana pengaruh kadar bahan pengikat gelatin 1%, 2%, 3% terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) ?

2. Berapa kadar gelatin yang dapat membentuk tablet ekstrak pegagan

(Centella asiatica L) yang memenuhi persyaratan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan pengaruh kadar bahan pengikat gelatin 1%, 2%, 3% terhadap mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L).

2. Menentukan pada kadar gelatin berapa didapatkan mutu fisik tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) yang memenuhi persyaratan.

1.4 Hipotesis

Peningkatan kadar gelatin akan meningkatkan kekerasan, mengurangi kerapuhan dan memperlambat waktu hancur tablet ekstrak pegagan (Centella

asiatica L). Pada penelitian ini dipilih formula tablet ekstrak pegagan yang

memenuhi persyaratan mutu fisisk tablet yang baik.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang formulasi tablet ekstrak pegagan (Centella asiatica L) dengan menggunakan gelatin sebagai bahan pengikat yang dapat meningkatkan mutu fisik tablet ekstrak pegagan yang baik sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.