EFEKTIVITAS KOMPRES JAHE MERAH (Zingiber officinale rosc. var. rubrum) DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI DI POSYANDU LANSIA SUMBERSARI RW 03, MALANG

(1)

EFEKTIVITAS KOMPRES JAHE MERAH

(Zingiber officinale

rosc. var. rubrum)

DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP

PENURUNAN NYERI SENDI DI POSYANDU LANSIA

SUMBERSARI RW 03, MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Progaram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

NING SRI RAHAYU

NIM.201210420311131

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

i

EFEKTIVITAS KOMPRES JAHE MERAH

(Zingiber officinale

rosc. var. rubrum)

DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP

PENURUNAN NYERI SENDI DI POSYANDU LANSIA

SUMBERSARI RW 03, MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Progaram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

NING SRI RAHAYU

NIM.201210420311131

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(3)

(4)

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulis dapat meneyelesaikan skripsi dengan judul EFEKTIVITAS KOMPRES

JAHE MERAH (Zingiber officinale rosc. var. rubrum) DAN KOMPRES

HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI DI POSYANDU

LANSIA SUMBERSARI RW 03 MALANG .Skripsi ini dibuat sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja peneliti sendiri, melainkan Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Drs. H. Sri Sudarman selaku ketua Posyandu Lansia RW 03 Malang atau Karang Wredha SETIAKI Kelurahan Sumbersari.

3. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 4. Bapak Sunardi, S. Kep., Ns., M. Kep sebagai dosen pembingbing I, yang

dengan sabar dan kebesaran hati dalam membimbing saya untuk mewujudkan skripsi ini.


(6)

v

5. Ibu Henik Tri Rahayu, S. Kep., Ns., MS sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Erma Wahyu M., S.Kep.,Ns.,M.Si & Ibu Nur Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai penguji I dan penguji II yang telah memberikan masukan dan saran-saran untuk melengkapi tugas akhir ini.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesempurnaan, sehingga peneliti mengharapkan adanya saran dan masukan dalam rangka penyempurnaan skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya dibidang kesehatan.

Malang, 25 April 2016


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan Keaslian Tulisan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Abstrak ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar... ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.4.1 Manfaat Bagi Akademisi ... 6

1.4.2 Manfaat Bagi Profesi Keperawatan ... 6

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti... ... 6

1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat ... ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lansia 2.1.1 Definisi Lansia ... 10

2.1.2 Batasan Lansia ... 10

2.1.3 Perubahan Fisiologis Lansia ... 11

2.2 Konsep Nyeri Sendi 2.4.1 Definisi Nyeri Sendi... 14

2.4.2 Etiologi Nyeri Sendi ... 15

2.4.3 Fisiologi Nyeri ... . 15

2.4.4 Klasifikasi Nyeri ... . 16

2.4.5 Reseptor dan Jenis Rangsangan Nyeri ... 17

2.4.6 Faktor yang Mempengaruhi Nyeri... 18

2.4.7 Intensitas Nyeri ... 20

2.4.8 Penatalaksanaan Nyeri... 22

2.3 Konsep Jahe Merah (Zingiber officinale rosc. Var. Rubrum) 2.4.1 Klasifikasi Jahe Merah... ... 25

2.4.2 Morfologi Tanaman Jahe Merah... 26


(8)

vii

2.4.4 Khasiat dan Manfaat Jahe Merah... 29

2.4 Konsep Kompres Hangat 2.4.1 Definisi Kompres Hanga ... 31

2.4.2 Tujuan Kompres Hangat ... 32

2.4.3 Indikasi dan Kontraindikasi Kompres Hangat ... 33

2.4.4 Adaptasi Reseptor Termal ... 34

2.5 Efektivitas Terapi Jahe Merah dan Kompres Hangat terhadap Penurunan Nyeri ... 34

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 37

3.2 Hipotesis Penelitian... 40

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 42

4.2 Kerangka Penelitian ... 43

4.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel Penelitian 4.4.1 Populasi Penelitian ... 44

4.4.2 Sampel Penelitian ... 44

4.4.3 Teknik Sampling... 44

4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Variabel Bebas (Independen) ... 45

4.4.2 Variabel Terikat (Dependen) ... 45

4.5 Definisi Operasional ... 45

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ... 46

4.7 Instrumen Penelitian ... 46

4.8 Prosedur Pengumpulan Data dan Analisa Data 4.8.1 Pengumpulan Data... 47

4.8.2 Analisa Data... 49

4.9 Etika Penelitian ... 51

BAB V HASIL PENELITIAN & ANALISA DATA 5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 55

5.1.4 Skala Nyeri Responden Sebeum Kompres Jahe Merah dan Kompres Hangat ... 55

5.1.5 Skala Nyeri Responden Sesudah Kompres Jahe Merah dan Kompres Hangat ... 56

5.1.6 Perbandingan Skala Nyeri Responden Sebelum dan Sesudah Kompres Jahe Merah dan Kompres Hangat... 58

5.2 Analisis Bivariat 5.2.1 Uji Normalitas ... 59


(9)

viii

5.2.2 Uji Homogenitas ... 59

5.2.3 Efektivitas Kompres Jahe Merah dan Kompres Hangat terhadap Penurunan Nyeri Sendi di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03 Malang ... 59

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Skala Nyeri Responden Sebelum Kompres Jahe Merah dan Kompres Hangat ... 61

6.2 Skala Nyeri Responden Sesudah Kompres Jahe Merah dan Kompres Hangat ... 63

6.3 Efektivitas Kompres Jahe Merah dan Kompres Hangat terhadap Penurunan Nyeri Sendi di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03 Malang... 65

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 67

6.5 Implikasi Untuk Keperawatan... 68

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 69

7.2 Saran 7.2.1 Bagi Petugas Kesehatan ... 70

7.2.2 Bagi Ilmu Keperawatan... 70

7.2.3 Bagi Masyarakat... 70

7.2.4 Bagi Peneliti Lain ... 70

Daftar Pustaka ... xii


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Varietas Jahe ... 27

Tabel 2.2 Kandungan Aktif Jahe dan Fungsinya ... 29

Tabel 4.1 Desain Penelitian secaraquasy experiment with two groups... 42

Tabel 4.2 Definisi Oprasional... 46

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03 Malang ... 54

Tabel 5.2 Skala Nyeri Responden Sebelum Kompres Jahe Merah ... 56

Tabel 5.3 Skala Nyeri Responden Sebelum Kompres Hangat ... 56

Tabel 5.4 Skala Nyeri Responden Sesudah Kompres Jahe Merah... 57

Tabel 5.5 Skala Nyeri Responden Sesudah Kompres Hangat ... 57

Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas... 59

Tabel 5.7 Hasil Uji Homogenitas ... 59


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Nyeri Deskriptif ... 21

Gambar 2.2 Skala Nyeri Numerik... 22

Gambar 2.3 Skala Nyeri Analog Visual... 22

Gambar 2.4 Jahe Merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum)... 26

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian... 38

Gambar 4.1 Kerangka penelitian ... 43

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03 Malang... 54

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03 Malang... 55

Gambar 5.3 Perbandingan Skala Nyeri Responden Sebelum dan Sesudah Kompres Jahe Merah ... 58

Gambar 5.4 Perbandingan Skala Nyeri Responden Sebelum dan Sesudah Kompres Hangat... 58


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden ... 75

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden... 76

Lampiran 3 Lembar Wawancara Penelitian... 77

Lampiran 4 Lembar Observasi Penelitian ... 78

Lampiran 5 Standar Operasional (SOP) Kompres Hangat... 79

Lampiran 6 Standar Operasional (SOP) Kompres Jahe Merah ... 80

Lampiran 7 Data Mastersheet ... 81

Lampiran 8 Hasil SPSS... 82

Lampiran 9 Surat Ijin Studi Pendahuluan & Penelitian ... 84

Lampiran 10 Surat Selesai Melakukan Penelitian ... 85

Lampiran 11 Lembar Konsultasi ... 86

Lampiran 12 Dokumentasi ... 89


(13)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Adamson, J., Ebrahim, S., Dieppe, P.et al.(2006). Prevalence And Risk Factors For Joint Pain Among Men And Women In The West Of Scotland Twenty-07 Study.Ann Rheum Dis 2006;65:520 524.

Andarmoyo, S. (2013).Konsep & Proses Keperawatan Nyeri.Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar

Klien.Jakarta : Salemba Medika.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Baer, A. (2014). The Approach to The Painful Joint. www.emedicine.medscape.com/ article/3360540-overview.Diakses pada tanggal 06 Maret 2016.

Barbour, K., Helmick, C., Theis, K. et al. (2013). Prevalence of Doctor-Diagnosed Arthritis and Arthritis-Attributable Activity Limitation United States, 2010 2012.Morb Mortal Wkly Rep.2013;62(44):869-873.

Berman, A. (2009).Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb.Jakarta : EGC. Breemen, R. B. Tao, Y. & Li, W. (2011). Cyclooxygenase-2 inhibitor in Ginger

(Zingiber officinale). Fitroterapia; 82 (1):38-43.

Bulechek, G.M et al. (2004). Nursing Interventions Classification Fifth Edition. United States of America: Mosby Elseveir.

Cantarini, L., Leo, G., Giannitti, C.et al.(2007). Therapeutic effect of spa therapy and short wave therapy in knee osteoarthritis: A randomized, single blind, controlled trial.Rheumatology International,27, 523-529.

Dahlan, M . (2012). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan deskriptif, Bivarian, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta : Salemba Medika.

Dewi, S. (2014).Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Yogyakarta : Deepublish.

Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat. (2015). Profil Statistik Kesehatan 2015. Jakarta : Badan Pusat Statistik.

Effendi, F. Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Fanada, M. (2012). Pengaruh Kompres Hangat Dalam Menurunkan Skala Nyeri Pada Lansia Yang Mengalami Nyeri Rematik di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang. Naskah Publikasi : Balai Diklat Provinsi Sumatra Selatan.


(14)

xiii

Frizelle, H.(2006). Mechanisms of Postoperative Pain-Nociceptive. Dalam: Shorten G, Carr DB, Harmon D, Puig MM, Browne J, eds. Postoperative Pain Management:An Evidence-Based Guide to Practice. Philadelpia: Saunders Elsevier.

Guyton, A. C. (2007).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11.Jakarta : EGC.

Hamijoyo, L. (2013). Pengapuran Sendi atau Osteoartritis. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. http://reumatologi.or.id/reuarttail?id=23. Diakses pada tanggal 06 Januari 2016.

Hapsoh. (2008).Budidaya dan Teknologi Pascapanen Jahe. Medan : USU Press. Hariana, A. (2013).Tumbuhan Obat dan Khasiatnya.Jakarta : Penebar Swadaya.

Heller, M. E. (2015).Clinical Medicial Assisting A Professional, Field Smart Approach to the Workplace Second Edition.United States of America : Cengage Health Care. Helmi, N. Z. (2012).Buku Ajar Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.

Hermsen, L., Leone, S., Windt, D.,et al.(2011). Functional Outcome In Older Adults With Joint Pain And Comorbidity: Design Of A Prospective Cohort Study. Musculoskeletal Disorders 2011, 12:241.

Hernani & Hayani, E. (2001). Identification of chemical components on red ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) by GC-MS. Proc. International Seminar on natural products chemistry and utilization of natural resources. UI-Unesco, Jakarta : 501-505.

Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Irawan, A. (2014). Efektivitas HTM MIX (Heat Therapy Massage MIX) terhadap Penurunan Tingkat Nyri Punggung Pada Pekerja kuli Panggul di UD. Soponyono Banyuwangi.Skripsi Unpublised : Universitas Muhammadiyah Malang. Kowalak, J. P. (2011).Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Lozada, C. J. (2015). Osteoarthritis: Practice Essentials, Background, Anatomy. http://emedicine.medscape.com/article/330487-overview. Diakses pada tanggal 06 Januari 2016.

Mingetti, P., Sosa, S., Cilurzo, F., Casiraghi, A et al. (2007). Evaluation Of The Topical Anti-Inflammatory Activity Of Ginger Dry Extracts From Solutions And Plasters.Planta Med. 2007 Dec;73(15):1525-30.

Musumeci, G., Aiello, F., Szychlinska, M., Rosa, M. et al.(2015). Osteoarthritis in the XXIst Century: Risk Factors and Behaviours that Influence Disease Onset and Progression.International Journal of Molecular Sciences,16, 6093-6112.

Muttaqin, A. (2011) . Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.Jakarta : Salemba Medika.


(15)

xiv

. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.Jakarta: EGC.

Neogi, T. (2013). The Epidemiology and Impact of Pain in Osteoarthritis. Osteoarthritis Cartilage.21(9): 1145-1153.

Ningsih, N. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.

Notoadmodjo, S. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan: Pendekatan praktis Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 3.Jakarta : Salemba Medika.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1.Jakarta : Salemba Medika.

Price, S. A. (2005).Patofisiologi : Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit. Jakarta : EGC. Rahmani, A. H., Shabrmi, F., Aly, S. (2014). Active Ingredients of Ginger as Potential

Candidates In The Prevention and Treatment of Diseases Via Modulation of Biological Activities.Int. J Physiol Pathophysiol Pharmacol 2014;6(2):125-136. Rosdahl, C. B. & Kowalski. M.T. (2008). Textbook of Basic Nursing. Philadelphia :

Lippincott Williams & Wilkins.

Rusnoto. (2015). Pemberian Kompres Hangat Memakai Jahe Untuk Meringankan Skala Nyeri Pada Pasien Asam Urat Di Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan. Naskah Publikasi: STIKES Muhammadiyah Kudus, Jawa Tengah

Setyaningrum, H. D. & Saparinto, C. (2013).Jahe.Jakarta : Penebar Swadaya.

Shim, J. M. (2014). The Effects of Wet Heat and Dry Heat on The Gait and Feet of Healty Adults.The Society of Physical Therapy Science.26. 183-185.

Sinclair, M. (2007). Hot Packs, Fomentations, Compressess, and Other Local Heat Appplications. Modern Hydrotherapy for The Massage Therapist. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC.


(16)

xv

Sudoyo, A. W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Dept. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sugiyono. (2014).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta. Supriyanto. (2012). Perbandingan Kandungan Minyak Atsiri Antara Jahe Segar dan

Jahe Kering.Naskah Publikasi :Universitas Diponegoro.

Susanti, D. (2014). Pengaruh Kompres Hangat Jahe Tergadap Penurunan Skala Nyeri Artritis Rhematoid Pada Lansia di PSTW Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar. Naskah Publikasi:Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat.

Susila, S., & Suyanto. (2015).Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Stockslager, J & Schaeffer, L. (2007). Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik.Jakarta: EGC.

Swarjana, I. (2012).Metodelogi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta : ANDI. Tamsuri. (2007).Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.

Tim Lentera. (2002). Khasiat dan Manfaat Jahe Merah Si Rimpang Ajaib. Jakarta : AgroMedia Pustaka.

Therkleson, T. (2010). Ginger compress therapy for adults with Osteoarthritis.Journal Of Advanced Nursing,66(10), 2225-2233.

Therkleson, T. (2014). Topical ginger treatment with a compress or patch for Osteoarthritis symptoms.Journal of Holistic Nursing,23(3), 173-183.

Wulan, R.A. (2015). Pengaruh Terapi Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi pada Wanita Lanjut Usia di Panti Tresna Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya. Naskah Publikasi: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak.

World Health Organization (WHO). (2008).The Global Burden Of Diseas : 2004 Update. Switzerland : WHO press.


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penduduk lanjut usia adalah penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih.

Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di

dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di

Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa. Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di

Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya

akan mencapai 36 juta jiwa. Jika dilihat sebaran penduduk lansia menurut provinsi,

presentase lansia diatas 10% sekaligus paling tinggi ada di Provinsi Yogyakarta

(13,04%), Jawa Timur (10,40%) dan Jawa Tengah (10,34%) (Kementrian Kesehatan

RI, 2013).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut usia menyatakan bahwa banyak di antara penduduk lanjut usia

yang masih produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, namun faktor usia mengharuskan lansia menghadapi

keterbatasan sehingga memerlukan bantuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.

Dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan sehingga penyakit

tidak menular banyak terjadi pada lanjut usia. Penyakit tidak menular yang banyak

diderita oleh penduduk lansia antara lain hipertensi, nyeri sendi, stroke dan diabetes

mellitus (Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2015).

Nyeri sendi merupakan penyakit yang umum terjadi pada lansia dan paling

banyak menyebabkan kecacatan. Angka kejadian nyeri sendi di dunia pada usia 45-64


(18)

2

2013). Di Indonesia, nyeri sendi adalah salah satu dari 12 penyakit tidak menular

dengan angka kejadian sebesar 24,7% (Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, 2013). Nyeri sendi memiliki banyak penyebab, yaikni refleksi dari

penyakit sendi yang beragam, yang timbul dari peradangan, degenerasi tulang rawan,

deposisi kristal, infeksi dan trauma (Baer, 2014). Oleh karena itu nyeri sendi sering

mempengaruhi mobilitas, fungsi kemandirian, partisipasi dalam kegiatan sosial, serta

kualiatas hidup dan merupakan salah satu dari sepuluh penyebab utama kecacatan di

negara berkembang (Hermsenet al,2011).

Metode pengobatan terkini untuk pasien nyeri sendi lebih ditujukan pada

peningkatan mobilitas dan fungsi sendi, serta mengoptimalkan kualitas hidup dengan

pengendalian faktor-faktor resiko, latihan, intervensi fisioterapi, terapi farmakologis

dan pembedahan. Terapi farmakologis yang digunakan antara lain analgesik oral non

opiat, analgesik topikal, dan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Penggunaan

OAINS biasanya berlangsung lama, sehingga tidak jarang menimbulkan masalah,

seperti perdarahan saluran cerna dan infusiensi ginjal (Sudoyo, 2006). Efek

terbesarnya yang besifat merugikan adalah hepatotoksik (meracuni organ hati) (Potter

& Perry, 2009). Terapi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri sendi diantaranya

dengan metode stimulasi kutaneus, relaksasi dan imajinasi terpimpin, distraksi,

stimulasi saraf transkutaneus secara elektrik, dan herbal. Teorigate-control menyatakan

bahwa stimuasi kutaneus mengaktivasi transmisi serabut saraf sensorik A-beta yang

lebih besar dan cepat. Hal ini menutup gerbang sehingga menurunkan transmisi

nyeri melalui serabut C dengan diameter yang kecil (Potter & Perry, 2009). Stimulasi

kutaneus berupa pemberian terapi hangat dan terapi relaksasi menunjukan respon


(19)

3

Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat

setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis, antara lain efek

vasodilatasi, meningkatkan premeabilitas kapiler, meningkatkan metabolisme seluler,

merelaksasi otot, meningkatkan aliran darah ke suatu area. Kompres hangat dapat

meningkatkan suhu jaringan dan sirkulasi darah lokal, yang dapat menghambat

produk metabolisme inflamasi seperti prostaglandin, bradikinin dan histamin

sehingga dapat mengurangi nyeri. Selain itu, perubahan fisik pada jaringan kolagen,

peningkatan aktivitas metabolisme, penurunan kram otot, perubahan respon

neurologis, kegiatan sistem muskuloskeletal, kekuatan dan daya tahan otot, perasaan

panas dan hangat dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kecemasan

(Shim, 2014).

Hal tersebut didukung oleh penelitian Fanada (2012) yang melakukan

penelitian tentang pengaruh kompres hangat dalam menurunkan skala nyeri pada

lansia yang mengalami nyeri rematik di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai

Palembang. Penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan skala nyeri yang

signifikan antara sebelum dan sesudah di kompres hangat (p value < 0,05). Selain itu,

kompres hangat merupakan suatu intervensi keperawatan yang disarankan dan

bertujuan untuk menurunkan nyeri, spasme otot, atau inflamsi menurut Nursing

Intervention Classification(Bulecheket al,2004).

Tidak hanya kompres hangat tetapi juga kompres jahe yang efektif

menurunkan nyeri. Kompres jahe adalah salah satu kombinasi antara terapi hangat

dan terapi relaksasi yang bermanfaat pada penderita nyeri sendi. Penggunaan jahe

dalam bentuk kompres lebih aman dibandingkan dengan penggunaan ekstrak jahe

secara oral. Penggunaan ekstrak jahe secara oral yang sering dan dengan dosis yang


(20)

4

2010). Jahe memiliki efek farmakologis dan fisiologis seperti efek panas, antinflamasi,

antioksidan, antitumor, antimikroba, anti-diabetik, antiobesitas, antiemetik (Rahmani

et al,2014).

Di Indonesia ada 3 macam jenis jahe, antara lain jahe gajah, jahe merah dan

jahe emprit. Menurut penelitian Hermani dan Hayani (2001), jahe merah memiliki

kandungan pati (52,9%), minyak atsiri (3,9%) dan ekstrak yang larut dalam alkohol

(9,93%) lebih tinggi dibanding jahe emprit dan jahe gajah, oleh karena itu harga jahe

merah paling mahal dibanding jahe lainya. Meskipun jahe merah memiliki harga yang

tinggi, teknis penanaman atau budidayanya mudah dan biaya yang harus dikeluarkan

relatif rendah. Jahe dapat ditanam di pekarangan rumah ataupun menggunakan media

tanam di dalam polybag atau karung. Umur tanaman jahe merah yang sudah bisa

dipanen dan digunakan sebagai obat antara 7-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun

berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering (Setyaningrum,

2013).

Penggunaan jahe secara topikal dapat mempengaruhi absorpsi sistemik.

Kandungan aktif pada jahe yaitu gingerol dan shogaol memiliki berat molekul 150-190

Da, lipofilisitas log P kisaran 3,5 dan kelarutan sedang dalam air dan minyak yang

memungkinkan potensi yang baik untuk penetrasi kulit tanpa menyebabkan iritasi.

Penelitian pada kulit manusia menggunakan ekstrak jahe menunjukkan bukti adanya

penyerapan (absorpsi). Ekstrak jahe diserap oleh jaringan epitel dan menghambat

Cyclooxygenase (COX-2) (Mingetti et al, 2007), selain itu jahe juga memiliki efek

farmakologis yaitu rasa panas dan pedas dimana rasa panas ini dapat meredakan rasa

nyeri, kaku dan spasme otot serta terjadinya vasodilatasi pembuluh darah. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian Devi Susanti (2014) tentang pengaruh kompres


(21)

5

kasih sayang ibu batu sangkar. Berdasarkan uji statistik Wilcoxon didapatkan p value

0.000 (<0,05) sehingga ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh kompres

hangat jahe terhadap penurunan skala nyeri arthritis rhematoid pada lansia di PSWT

Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar.

Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Malang tahun 2014, Puskesmas

Dinoyo merupakan puskesmas dengan prevalensi nyeri sendi yang tinggi yaitu 3.462

kunjungan. Selain itu, nyeri sendi merupakan salah satu dari sepuluh penyakit

terbanyak pada lansia. Hasil wawancara peneliti pada sepuluh penderita nyeri sendi di

Posyandu Lansia Sumbersari RW 03 menunjukkan bahwa nyeri sendi mengakibatkan

penurunan aktifitas dan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Dari sepuluh pasien yang

mengeluh nyeri sendi, tiga orang meminum obat dari puskesmas dan selebihnya

melakukan beberapa tindakan yaitu memijat daerah yang nyeri, memberikan obat

gosok dan kompres hangat. Saat peneliti menanyakan tentang kompres jahe merah,

mereka belum pernah mendengar bahwa kompes jahe merah dapat menurunkan

nyeri.

Kompres jahe merah dan kompres hangat sama-sama merupakan terapi non

farmakologi yang efektif, mudah dan aman digunakan untuk menurunkan nyeri.

Secara teori terapi jahe merah memiliki kandungan aktif dan efek panas yang dimiliki

kompres hangat. Atas dasar studi pendahuluan tersebut, peneliti tertarik unntuk

melakukan penelitian tentang Perbedaan Efektivitas Kompres Jahe Merah (Zingiber

officinale rosc. var. rubrum) dan Kompres Hangat terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada

Lansia di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03, Kota Malang .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat


(22)

6

Jahe Merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum) dan Kompres Hangat terhadap

Penurunan Nyeri Sendi di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03, Kota Malang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Membandingkan efektivitas kompres jahe merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum)

dan kompres hangat terhadap penurunan nyeri sendi di Posyandu Lansia Sumbersari

RW 03, Kota Malang

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan tingkat nyeri responden sebelum dilakukan kompres jahe

merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum)dan kompres hangat.

2. Mendeskripsikan tingkat nyeri responden setelah dilakukan kompres jahe merah

(Zingiber officinale rosc. var. rubrum)dan kompres hangat.

3. Membandingkan keefektifan penurunan nyeri sendi pada responden setelah

dilakukan kompres jahe merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum) dan kompres

hangat.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Akademis

Secara akademis penelitian ini berguna untuk menambah informasi bagi

perawat tentang pengobatan nyeri dan perbedaan efektivitas Kompres Jahe Merah

(Zingiber officinale rosc. var. rubrum)dan Kompres Hangat.

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Meningkatkan pengetahuan perawat tentang manfaat Kompres Jahe Merah

(Zingiber officinale rosc. var. rubrum) dan Kompres Hangat dan dapat menjadi bahan


(23)

7

1.4.3 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dalam mengembangkan ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan untuk diaplikasikan kepada diri sendiri dan masyarakat.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan tentang khasiat Kompres Jahe Merah (Zingiber

officinale rosc. var. rubrum) dan Kompres Hangat untuk menurunkan tingkat nyeri

sendi pada lansia.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang pernah dilakukan terkait penelitian adalah penelitian Devi Susanti

(2014) tentang Pengaruh Kompres Hangat Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri

Artritis Rhematoid Pada Lansia Di PSWT Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar,

penelitian ini merupakan jenis penelitianpre experimentdengan desainone group

pra-post test desain. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai Juni 2014 dengan

teknik pengambilan data total sampling berjumlah 20 orag lansia yang menderita

nyeri artritis rhematoid. Hasil penelitian menunjukkan skala nyeri arthritis

rhematoid sebelum dilakukan pemberian kompres hangat jahe (pre-test) rata-rata

skala nyeri adalah 3,80 dengan standar deviasi 1,005. Sedangkan skala nyeri

setelah dilakukan pemberian kompres hangat jahe (post-test) rata-rata skala nyeri

adalah 2,80 dengan standar deviasi 1,005. Berdasarkan uji statistik Wilcoxon

didapatkan p value 0.000 (<0,05) sehingga ada pengaruh yang signifikan antara

pengaruh kompres hangat jahe terhadap penurunan skala nyeri arthritis

rhematoid pada lansia di PSWT Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar.

2. Penelitian yang pernah dilakukan terkait penelitian adalah penelitian Rusnoto,

Noor Cholifah & Indah Retnosari (2015) tentang Pemberian Kompres Hangat


(24)

8

Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan, penelitian ini

merupakan jenis penelitian quasy experiment dengan desain one group pra-post test

desain. Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon. Populasi dalam penelitian ini

adalah masyarakat desa kedungwungu kecamatan tegowanu kabupaten grobogan

yang mengalami nyeri asam urat. Jumlah sampel 30 orang. Hasil penelitian

diperoleh bahwa rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan kompres hangat

memakai jahe adalah 6,00 (nyeri sedang), setelah dilakukan kompres hangat

memakai jahe adalah 3,67 (nyeri ringan) dan hasil dari uji Wilcoxon didapat

bahwa nilai p value 0.000 (p < 0.05) sehingga H0 ditolak dan disimpulkan bahwa

ada pengaruh pemberian kompres hangat memakai jahe untuk meringankan skala

nyeri pada pasien asam urat di desa kedungwungu kecamatan Tegowungu

Kabupaten Grobogan.

3. Penelitian yang pernah dilakukan terkait penelitian adalah penelitian Mery

Fanada (2012) tentang Pengaruh Kompres Hangat dalam Menurunkan Skala

Nyeri pada Lansia yang Mengalami Nyeri Rematik di Panti Sosial Tresna Werdha

Teratai Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian pre experiment dengan

desain pre and post test only. Sampel penelitian ini berjumlah 20 responden, dan

dilakukan pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah dilakuka kompres hangat.

Analisis data di uji menggunakan uji T Dependen. Hasil penelitian berdasarkan

uji T Dependen diperoleh nilai significancy 0,000 ( p value < 0,05) menunjukkan

adanya perbedaan skala nyeri yang signifikan antara sebelum dan sesudah di

kompres hangat. Diperoleh mean sebelum dikompres hangat 2.45 dengan standar

deviasi 0.51, sedangkan pada skala nyeri sesudah dikompres hangat didapatkan


(25)

9

kompres hangat dapat menurunkan skala nyeri pada lansia yang mengalami nyeri

rematik.

4. Penelitian yang pernah dilakukan terkait penelitian adalah penelitian Tessa

Therkleson, PhD, RN (2014) tentang Penggunaan Jahe Secara Topikal dengan

Kompres atau Patch untuk Tanda Gejala Osteoartritis. 20 orang dengan

osteoartritis kronik secara acak dibagi menjadi dua kelompok, kelompok 1

menggunakan kompres jahe secara manual dan kelompok 2 menggunakan patch

yang telah di standarisasi. Kemudian pasien diminta untuk mengisi kuesioner

mingguan pada minggu ketiga dan minggu keempat selama 24 minggu. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata untuk kelompok 1 dan kelompok 2

menunjukkan penurunan pada tingkat nyeri, fatigue, efek global dan status

fungsional , yakni 48%, 49%, 40% dan 31 %, sedangkan kepuasan kesehatan

meningkat dari 80% tidak puas menjadi 70% puas.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian

ini akan membandingkan efektivitas kompres jahe merah dan kompres hangat

terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia. Selain itu, penelitian ini

menggunakan desain penelitian quasy experiment with two group pre-post test design


(1)

2010). Jahe memiliki efek farmakologis dan fisiologis seperti efek panas, antinflamasi, antioksidan, antitumor, antimikroba, anti-diabetik, antiobesitas, antiemetik (Rahmani et al,2014).

Di Indonesia ada 3 macam jenis jahe, antara lain jahe gajah, jahe merah dan jahe emprit. Menurut penelitian Hermani dan Hayani (2001), jahe merah memiliki kandungan pati (52,9%), minyak atsiri (3,9%) dan ekstrak yang larut dalam alkohol (9,93%) lebih tinggi dibanding jahe emprit dan jahe gajah, oleh karena itu harga jahe merah paling mahal dibanding jahe lainya. Meskipun jahe merah memiliki harga yang tinggi, teknis penanaman atau budidayanya mudah dan biaya yang harus dikeluarkan relatif rendah. Jahe dapat ditanam di pekarangan rumah ataupun menggunakan media

tanam di dalam polybag atau karung. Umur tanaman jahe merah yang sudah bisa

dipanen dan digunakan sebagai obat antara 7-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering (Setyaningrum, 2013).

Penggunaan jahe secara topikal dapat mempengaruhi absorpsi sistemik.

Kandungan aktif pada jahe yaitu gingerol dan shogaol memiliki berat molekul 150-190

Da, lipofilisitas log P kisaran 3,5 dan kelarutan sedang dalam air dan minyak yang

memungkinkan potensi yang baik untuk penetrasi kulit tanpa menyebabkan iritasi. Penelitian pada kulit manusia menggunakan ekstrak jahe menunjukkan bukti adanya penyerapan (absorpsi). Ekstrak jahe diserap oleh jaringan epitel dan menghambat Cyclooxygenase (COX-2) (Mingetti et al, 2007), selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas dan pedas dimana rasa panas ini dapat meredakan rasa

nyeri, kaku dan spasme otot serta terjadinya vasodilatasi pembuluh darah. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian Devi Susanti (2014) tentang pengaruh kompres hangat jahe terhadap penurunan skala nyeri artritis rhematoid pada lansia di PSWT


(2)

kasih sayang ibu batu sangkar. Berdasarkan uji statistik Wilcoxon didapatkan p value

0.000 (<0,05) sehingga ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh kompres hangat jahe terhadap penurunan skala nyeri arthritis rhematoid pada lansia di PSWT Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar.

Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Malang tahun 2014, Puskesmas Dinoyo merupakan puskesmas dengan prevalensi nyeri sendi yang tinggi yaitu 3.462 kunjungan. Selain itu, nyeri sendi merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak pada lansia. Hasil wawancara peneliti pada sepuluh penderita nyeri sendi di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03 menunjukkan bahwa nyeri sendi mengakibatkan penurunan aktifitas dan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Dari sepuluh pasien yang mengeluh nyeri sendi, tiga orang meminum obat dari puskesmas dan selebihnya melakukan beberapa tindakan yaitu memijat daerah yang nyeri, memberikan obat gosok dan kompres hangat. Saat peneliti menanyakan tentang kompres jahe merah, mereka belum pernah mendengar bahwa kompes jahe merah dapat menurunkan nyeri.

Kompres jahe merah dan kompres hangat sama-sama merupakan terapi non farmakologi yang efektif, mudah dan aman digunakan untuk menurunkan nyeri. Secara teori terapi jahe merah memiliki kandungan aktif dan efek panas yang dimiliki kompres hangat. Atas dasar studi pendahuluan tersebut, peneliti tertarik unntuk

melakukan penelitian tentang Perbedaan Efektivitas Kompres Jahe Merah (Zingiber

officinale rosc. var. rubrum) dan Kompres Hangat terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03, Kota Malang .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat dirangkum adalah sebagai berikut : Bagaimana Perbandingan Efektivitas Kompres


(3)

Jahe Merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum) dan Kompres Hangat terhadap

Penurunan Nyeri Sendi di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03, Kota Malang? 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Membandingkan efektivitas kompres jahe merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum)

dan kompres hangat terhadap penurunan nyeri sendi di Posyandu Lansia Sumbersari RW 03, Kota Malang

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan tingkat nyeri responden sebelum dilakukan kompres jahe

merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum)dan kompres hangat.

2. Mendeskripsikan tingkat nyeri responden setelah dilakukan kompres jahe merah

(Zingiber officinale rosc. var. rubrum)dan kompres hangat.

3. Membandingkan keefektifan penurunan nyeri sendi pada responden setelah

dilakukan kompres jahe merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum) dan kompres

hangat.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Akademis

Secara akademis penelitian ini berguna untuk menambah informasi bagi perawat tentang pengobatan nyeri dan perbedaan efektivitas Kompres Jahe Merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum)dan Kompres Hangat.

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Meningkatkan pengetahuan perawat tentang manfaat Kompres Jahe Merah (Zingiber officinale rosc. var. rubrum) dan Kompres Hangat dan dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan tentang manajemen nyeri.


(4)

1.4.3 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dalam mengembangkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan untuk diaplikasikan kepada diri sendiri dan masyarakat.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan tentang khasiat Kompres Jahe Merah (Zingiber

officinale rosc. var. rubrum) dan Kompres Hangat untuk menurunkan tingkat nyeri sendi pada lansia.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang pernah dilakukan terkait penelitian adalah penelitian Devi Susanti (2014) tentang Pengaruh Kompres Hangat Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri Artritis Rhematoid Pada Lansia Di PSWT Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar,

penelitian ini merupakan jenis penelitianpre experimentdengan desainone group

pra-post test desain. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai Juni 2014 dengan

teknik pengambilan data total sampling berjumlah 20 orag lansia yang menderita

nyeri artritis rhematoid. Hasil penelitian menunjukkan skala nyeri arthritis

rhematoid sebelum dilakukan pemberian kompres hangat jahe (pre-test) rata-rata

skala nyeri adalah 3,80 dengan standar deviasi 1,005. Sedangkan skala nyeri

setelah dilakukan pemberian kompres hangat jahe (post-test) rata-rata skala nyeri

adalah 2,80 dengan standar deviasi 1,005. Berdasarkan uji statistik Wilcoxon

didapatkan p value 0.000 (<0,05) sehingga ada pengaruh yang signifikan antara

pengaruh kompres hangat jahe terhadap penurunan skala nyeri arthritis rhematoid pada lansia di PSWT Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar.

2. Penelitian yang pernah dilakukan terkait penelitian adalah penelitian Rusnoto,

Noor Cholifah & Indah Retnosari (2015) tentang Pemberian Kompres Hangat Memakai Jahe Untuk Meringankan Skala Nyeri Pada pasien Asam Urat di Desa


(5)

Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan, penelitian ini

merupakan jenis penelitian quasy experiment dengan desain one group pra-post test

desain. Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa kedungwungu kecamatan tegowanu kabupaten grobogan yang mengalami nyeri asam urat. Jumlah sampel 30 orang. Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan kompres hangat memakai jahe adalah 6,00 (nyeri sedang), setelah dilakukan kompres hangat memakai jahe adalah 3,67 (nyeri ringan) dan hasil dari uji Wilcoxon didapat

bahwa nilai p value 0.000 (p < 0.05) sehingga H0 ditolak dan disimpulkan bahwa

ada pengaruh pemberian kompres hangat memakai jahe untuk meringankan skala nyeri pada pasien asam urat di desa kedungwungu kecamatan Tegowungu Kabupaten Grobogan.

3. Penelitian yang pernah dilakukan terkait penelitian adalah penelitian Mery Fanada (2012) tentang Pengaruh Kompres Hangat dalam Menurunkan Skala Nyeri pada Lansia yang Mengalami Nyeri Rematik di Panti Sosial Tresna Werdha

Teratai Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian pre experiment dengan

desain pre and post test only. Sampel penelitian ini berjumlah 20 responden, dan

dilakukan pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah dilakuka kompres hangat. Analisis data di uji menggunakan uji T Dependen. Hasil penelitian berdasarkan

uji T Dependen diperoleh nilai significancy 0,000 ( p value < 0,05) menunjukkan

adanya perbedaan skala nyeri yang signifikan antara sebelum dan sesudah di kompres hangat. Diperoleh mean sebelum dikompres hangat 2.45 dengan standar deviasi 0.51, sedangkan pada skala nyeri sesudah dikompres hangat didapatkan mean 0.20 dengan standar deviasi 0.41 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa


(6)

kompres hangat dapat menurunkan skala nyeri pada lansia yang mengalami nyeri rematik.

4. Penelitian yang pernah dilakukan terkait penelitian adalah penelitian Tessa Therkleson, PhD, RN (2014) tentang Penggunaan Jahe Secara Topikal dengan

Kompres atau Patch untuk Tanda Gejala Osteoartritis. 20 orang dengan

osteoartritis kronik secara acak dibagi menjadi dua kelompok, kelompok 1

menggunakan kompres jahe secara manual dan kelompok 2 menggunakan patch

yang telah di standarisasi. Kemudian pasien diminta untuk mengisi kuesioner mingguan pada minggu ketiga dan minggu keempat selama 24 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata untuk kelompok 1 dan kelompok 2

menunjukkan penurunan pada tingkat nyeri, fatigue, efek global dan status

fungsional , yakni 48%, 49%, 40% dan 31 %, sedangkan kepuasan kesehatan meningkat dari 80% tidak puas menjadi 70% puas.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini akan membandingkan efektivitas kompres jahe merah dan kompres hangat terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia. Selain itu, penelitian ini

menggunakan desain penelitian quasy experiment with two group pre-post test design