STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

SAIHUN ALIF ALFIAN

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA
GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA PADA
PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar
Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
i

ii

iii

KATA PENGANTAR


Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur tercurahkan kepada ALLAH SWT, tuhan semesta alam karena
berkat rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA
PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi
Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari
peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.

ALLAH SWT, tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya kepada umatnya, Rosulullah SAW, yang sudah menuntun kita
menuju jalan yang lurus.

2.


Ibu Tri Lestari H. M.Kep.Sp.Mat. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan
penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang.

3.

Dr. dr. Basuki Bambang Purnomo, Sp.U selaku Direktur RSU Dr. Saiful
Anwar Malang yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

4.

Prof. Dr. dr. M. Istiadjid ES, Sp.S., Sp.BS., M.Hum. selaku Ketua Komisi
Etik Penelitian Kesehatan yang telah memberikan izin dan kelayakan etik
sehingga penulis bisa melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang.

5.


Drg. Asri Kusuma Djati, MMR., selaku Kepala Bidang Pendidikan dan
Penelitian Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang yang telah

iv

membantu dalam memperlancar jalannya penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang.
6.

Sri Erna Utami, SKM., M.Kes. (MARS) selaku Kepala Bidang Rekam Medik
dan Evaluasi Pelaporan, dan Drs. Murtono selaku Kepala Sie Rekam Medik
RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang telah memberikan kepercayaan kepada
saya dalam melaksanakan penelitian di ruang Rekam Medik RSU Dr. Saiful
Anwar Malang.

7.

Dra. Arofa Idha, Apt., selaku Kepala Instalasi Farmasi RSU Dr. Saiful Anwar
Malang.


8.

Dr. Besut Daryanto, Sp.U selaku Kepala SMF Bedah Urologi di RSU Dr.
Saiful Anwar Malang.

9.

Staf pengawai RMK RSSA Malang yang banyak membantu dalam proses
pengambilan data skripsi.

10. Ibu Dra. Uswatun Chasanah,Apt.M.Kes, selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan
kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang.
11. Bapak Drs. Didik Hasmono, Apt.,MS selaku Dosen Pembimbing I, disela
kesibukan bapak masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberi pengarahan dan dorongan moril sampai terselesaikannya skripsi ini.
12. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS., selaku Dosen Pembimbing II
yang dengan tulus dan ikhlas penuh kesabaran, membimbing, mengarahkan

dan memberikan kemudahan sarana dan prasarana sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
13. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS., selaku Dosen Penguji I yang telah
banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
14. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm.,Apt.,MSc., selaku Dosen Penguji II yang telah
banyak memberikan saran dan motivasi demi kesempurnaan skripsi ini.
15. Bunda Hidajah Rachmawati, S.Si.,Apt.,Sp.FRS., selaku Dosen Pembimbing
Akademik (dosen wali).

Terima kasih banyak atas arahan dan motivasi

Bunda selama ini.

v

16. Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt., selaku Dosen Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah susah payah membantu jalannya ujian
skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik.
17. Ibu Annisa Farida Muti, S.Farm.,M.Sc., selaku Dosen yang telah banyak
memberikan saran dan motivasi demi kesempurnaan skripsi ini.

18. Untuk semua dosen farmasi Universitas Muhamadiyah Malang yang sudah
memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat berguna.
19. Laboran Mbk Susi, Mbk Nila, Mbk Sri, Mas Ferdy, yang sudah mau
membantu dalam proses praktikum di Laboratorium.
20. Pak Lukman, Bu Yuli, Pak Agus, selaku tata usaha Program Studi Farmasi
Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
21. Orang Tuaku tercinta Bapak Ishaka, Ibu Siti Arbayah yang tiada hentinya
memotivasi dalam segala hal, dengan sabar mendoakan untuk kebaikan dan
kesuksesan anaknya. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras untuk
membuat anaknya bahagia serta mendapatkan ilmu yang bemanfaat.
22. Buat paman Setya Mulya Abdul Halim SH, yang dari awal memperkenalkan
malang sehingga saya bisa mengenal malang sebagai kota yang indah untuk
menuntut ilmu.
23. Saudariku (Dj dan Feni) terima kasih buat motivasi dan doanya. Sehingga
Alfian dapat menyelasikan skripsi tepat waktu.
24. Sahabat seperjuanganku Jasmi Harjo, Eka Sastra Pranata, Norma Yulina H,
Hermawan Susanto, Yugo Gandhigora, Anna Tressia, Silvia Puspitasari,
Damas Gigih, Dimas Purwo Nugroho, Finuril, Nurshauma Apriani, Bayu
Prasaja, dan Buhari Adi Putra atas kebersamaan, bantuan, motivasi, semangat
serta kerja samanya sehingga sekripsi ini dapat terwujud.

25. Sahabat-sahabatku Jasmi Harjo, Bayu Prasaja, Eka Sastra Pranata dan Imam
Arif Cahyadin dengan keceriaan dan semangat kalian selama ini sebagai
sahabat yang membantu dan mendukung saat senang maupun susah.
26. Saudaraku KKN 27 (Septian, Oktafian, Reza, Renal, Bayu, Irzam, Yooni,
Marissa, Cherria dll) terima kasih atas pengalaman, keceriaan dan semangat
kalian sebagai saudara baruku.

vi

27. Sahabat terdekatku Feni Anggriani terima kasih atas keceriaan dan
kebersamaannya, keluh kesah dan riang gembira kita jalani bersama.
28. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf
dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari
bantuan, doa yang telah anda semua berikan.

Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis
tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak
mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran


dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat
berguna bagi penelitian berikutnya, amiin yaa rabbal alamin.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang, 09 Agustus 2012
Penulis

(Saihun Alif Alfian)

vii

RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN
AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN
INFEKSI SALURAN KEMIH
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya

mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal urine tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih pada
umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan sampai dengan 60% wanita selama
hidupnya akan mengalami setidaknya satu kali terkena infeksi saluran kemih.
Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteriuria melalui biakan
atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Jumlah bakteri dikatakan signifikan
jika lebih besar dari105 bakteri/ml urin pada pasien dengan simptom ISK. Patogen
penginfeksi yang paling sering adalah Echerichia coli sekitar 85% dan diikuti
15% disebabkan oleh gram-positif antara lain Staphylococcus saprophyticus,
Enterococcus spp., dan gram-negatif yakni Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella
pneumoniae, Proteus spp dan Enterobacter spp.
Antibiotika yang dipilih untuk pengobatan ISK harus memiliki sifat-sifat
sebagai berikut: dapat diabsorpsi dengan baik, ditoleransi oleh pasien, dapat
mencapai kadar yang tinggi dalam urin, serta memiliki spektrum terbatas untuk
mikroba yang diketahui atau dicurigai. Aminoglikosida adalah antibiotika yang
aktivitas sangat baik pada aerob gram negatif basili, gram positif kokus, dan
beberapa strain mikobakteri. Aktivitas bakterisidal yang cepat dan kemampuan
untuk berinteraksi secara sinergis dengan antibiotika lain (misalnya, β-laktam).
Aminoglikosida dapat digunakan dalam pengobatan ISK yang disebabkan oleh
organisme gram negatif seperti E coli dan Pseudomonas aeruginosa dan sering

digunakan sebagai terapi tunggal karena aminoglikosida sangat baik penetrasinya
dalam urin dan ginjal.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pola penggunaan
antibiotika golongan aminoglikosida pada pasien Infeksi Saluran Kemih di
Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pola penggunaan antibiotika golongan aminoglikosida pada pasien
Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang. Dan
mengetahui kesesuaian dosis, rute pemberian, interval pemberian, serta lama
pemberian baik antibiotika golongan aminoglikosida, terapi antibiotika lain yang
diberikan dalam bentuk tunggal, kombinasi maupun antibiotika pengganti
berdasarkan pedoman pengobatan infeksi saluran kemih. Penelitian ini
memberikan manfaat untuk menambah wawasan dan sumber informasi
pengetahuan tentang penyakit infeksi saluran kemih dengan pemilihan antibiotika
yang tepat, mengetahui pemilihan antibiotika golongan aminoglikosida yang tepat
pada pasien infeksi saluran kemih. Untuk mengetahui penyebab terjadinya ISK
pada pasien, sehingga dapat dilakukan langkah pencegahan sebelumnya. Selain
itu sebagai bahan masukan bagi instalasi farmasi dalam penyusunan pedoman
penggunaan antibiotika dan menjadi bahan informasi bagi penelitian selanjutnya.
viii


Kerangka konseptual pada penelitian ini yaitu dengan melakukan
rekapitulasi infeksi saluran kemih pada Rekam Medik Kesehatan (RMK).
Mengetahui penyebab infeksi saluran kemih yaitu berbagai mikroorganisme,
seperti bakteri, virus, dan jamur. Mikroorganisme tersebut yaitu E. coli, Proteus
mirabilis, Klebsiella spp, Serratia, Stapylococus spp, Enterobacteriaseae,
Pseudomonas aeroginosa, Sedangkan virus yaitu megalovirus, adenovirus, dan
jamur Candida albican. Masing-masing mikroorganisme tersebut, dapat diketahui
berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi. Sedangkan untuk mengetahui infeksi
pada pasien dapat dilihat dari data klinik, data laboratorium dan pemeriksan
mikrobiologi, sehingga dapat mempermudahkan untuk menyesuaikan terapi yang
akan diberikan pada pasien.
Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti
tidak memberikan perlakuan terhadap sampel penelitian. Rancangan penelitian ini
bersifat deskriptif yaitu berupa studi retrospektif (penelitian yang dilakukan
dengan meninjau kebelakang). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien
dengan diagnosis infeksi saluran kemih dengan atau tanpa penyakit penyerta
selain penyakit infeksi dan mendapatkan terapi antibiotika golongan
aminoglikosida di instalasi rawat inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang dengan
Rekam Medik Kesehatan (RMK) yang lengkap atau mendukung dengan rentang
waktu 1 Januari sampai 31 Desember 2011.
Dari 208 pasien, data yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 19 pasien
infeksi saluran kemih, yaitu 47,4% laki-laki dan 56,2% perempuan. Umur < 1
tahun 5,3%, 13 - 18 tahun 5,3%, 24 - 44 tahun 21,1%, 45 - 60 tahun 31,6%, 60 78 tahun 36,8%. Terapi antibiotika yang paling banyak adalah antibiotika tunggal
50,7%, yaitu antibiotika golongan aminoglikosida 36,4% dengan jenis amikasin
21,2% dan gentamisin 15,2%. Antibiotika yang terbanyak kedua adalah
kombinasi dua antibiotika 35,8%, yaitu antibiotika golongan aminoglikosida +
sefalosporin generasi III 20,0% dengan jenis gentamisin + ceftriaxon 12,0%.
Kombinasi dua antibiotika kedua yaitu aminoglikosida + kuinolon 16,0% dengan
jenis amikasin + ciprofloksasin dan gentamisin + ciprofloksasin masing-masing
8,05%. Antibiotika terbanyak ketiga adalah kombinasi tiga antibiotika 11,9%
yaitu aminoglikosida + sefalosporin generasi III + metronidazol 37,5% dengan
jenis gentamisin + ceftriaxon + metronidazol 25,0%. Antibiotika terbanyak
keempat adalah kombinasi empat antibiotika yaitu aminoglikosida + sefalosporin
generasi III + metronidazol, dengan jenis gentamisin + ceftriakson + ofloksasin +
metronidazol 1,5%. Menurut beberapa literatur penggunaan dosis, rute pemberian,
interval pemberian, serta lama pemberian antibiotika golongan aminoglikosida
yang diberikan pada pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap RSU Dr.
Saiful Anwar sudah sesuai.
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah mengingat begitu kompleksnya
terapi antibiotika khususnya yang diterima oleh pasien infeksi saluran kemih di
instalasi rawat inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang, sehingga diperlukan
peningkatan peran Farmasis dalam asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care)
sebagai bagian tim pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup dari
pasien. Dan diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metode prospektif agar
peneliti dapat mengamati kondisi pasien dan permasalahan terkait terapi obat
secara langsung, dapat berinteraksi dengan pasien, dokter dan para klinisi serta
dihasilkan profil penggunaan obat yang lebih komprehensif.

ix

ABSTRACT
UTILIZATION STUDY OF AMINOGLYCOSIDES
ANTIBIOTIC ON URINARY TRACT INFECTION PATIENT
(Research on Hospitalize Patient in Public Hospital Dr. Saiful
Anwar Malang)

Background : Urinary tract infection (UTI) is an infection caused by the
proliferation of microorganisms in the urinary tract. The selection of appropriate
antibiotic therapy in patients with UTI was influented on the success full of the
therapy. The common therapy of UTI used of aminoglycosides, penicillin,
trimethoprim-sulfamethoxazole, cephalosporins, fluroquinolon, fosfomisin,
nitrofurantoin, and carbapenem. Aminoglycosides are often used as monotherapy
because aminoglycosides are very good penetration in the urine and kidneys. And
can be used as combination therapy with other antibiotics such as β-lactam for the
treatment of severe UTI.
Objectives : To know the pattern of the use of aminoglycosides class of
antibiotic, including the dose conformity, route, interval, long administration
aminoglycosides class of antibiotics, other antibiotics in single, combination form
or replacement antibiotic based on guideline for UTI treatment.
Method : This study is an observational study and the file collected retrospectivly
on UTI patients 1 January until 31 December 2011 period.
Results and Conclusions : This study showed there were 34 patient (50,7%) who
recieved single antibiotic, aminoglycosides 12 patient (36,4%) who recieved
amikacin 21,2% and gentamicin 15,2%. There were 24 patient (15,8%) who
received combination of two antibiotics, 3 patient (12,0%) who received
gentamicin + ceftriaxon. There were 8 patient (11,9%) who received combination
of three antibiotics, 2 patient (12,5%) who received gentamicin + ceftriaxon +
metronidazole. And there were 1 patient (1,5%) who received combination of four
antibiotics. The dose, the route of administration, interval of administration, and
long administration antibiotics were found appropriately.
Key words: urinary tract infection, aminoglycosides

x

ABSTRAK
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN
AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN
INFEKSI SALURAN KEMIH
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

Latar Belakang : Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat
berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih. Pemilihan terapi
antibiotika yang tepat pada pasien ISK sangat berpengaruh pada keberhasilan
terapi yang dilakukan. Terapi antibiotika pada pasien ISK yang biasa digunakan
meliputi aminoglikosida, penisilin, trimetoprim-sulfametoksazol, sefalosporin,
fluroquinolon, fosfomisin, nitrofurantoin, dan carbapenem. Aminoglikosida sering
digunakan sebagai terapi tunggal karena aminoglikosida sangat baik penetrasi
dalam urin dan ginjal. Dan dapat digunakan sebagai terapi kombinasi dengan
antibiotika lain seperti β laktam untuk terapi ISK berat.
Tujuan : Mengetahui pola penggunaan antibiotika golongan aminoglikosida
termasuk kesesuaian dosis, rute, interval, lama pemberian antibiotika golongan
aminoglikosida, antibiotika lain dalam bentuk tunggal, kombinasi maupun
antibiotika pengganti berdasarkan pedoman terapi ISK.
Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu berupa studi
retrospektif pada pasien ISK periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2011.
Hasil dan Kesimpulan : Penggunaan antibiotika pada pasien ISK di instalasi
rawat inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang adalah 34 pasien (50,7%) yang
menerima antibiotika tunggal, yaitu aminoglikosida 12 pasien (36,4%) dengan
jenis amikasin 21,2% dan gentamisin 15,2%. Kombinasi dua antibiotika 24
pasien (15,8%), yaitu gentamisin + ceftriakson 3 pasien (12,0%). Kombinasi tiga
antibiotika 8 pasien (11,9%), yaitu gentamisin + ceftriaxon + metronidazol 2
pasien (12,5%). Dan kombinasi empat antibiotika 1 pasien (1,5%). Penggunaan
dosis, rute pemberian, interval pemberian, serta lama pemberian antibiotika sudah
sesuai.
Kata kunci: Infeksi Saluran Kemih, aminoglikosida

xi

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
LEMBAR PENGUJIAN .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................. viii
ABSTRACT ..................................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xxii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 4
2. 1. Tinjauan Tentang Infeksi Saluran Kemih ..................................... 5
2.1.1. Definisi Infeksi Slauran Kemih .......................................... 5
2.1.2. Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih ................................. 5
2.1.3. Etiologi Infeksi Saluran kemih ........................................... 7
2.1.3.1. Infeksi Saluran Kemih Komunitas ........................ 8
2.1.3.2. Infeksi Saluran Kemih Nosokomial ....................... 8
2.1.4. Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih ................................... 9
2.1.5. Patogenesis Infeksi Saluran Kemih .................................... 10
2.1.6. Predisposisi Infeksi Saluran Kemih .................................... 10
2.1.7. Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih .................................. 11
2.1.8. Infeksi Saluran Kemih Uncomplicated .............................. 12
2.1.9. Infeksi Saluran Kemih Complicate ..................................... 12

xii

2.1.10. Terapi Infeksi Saluran Kemih ........................................... 13
2.2. Tinjauan Tentang Antibiotika Aminoglikosida............................. 16
2.2.1. Mekanisme Kerja Aminoglikosida .................................... 19
2.2.2. Spektrum Anbiotika Aminoglikosida ................................ 19
2.2.3. Mekanisme Resistensi Bakteri Terhadap
Aminoglikosida ................................................................. 20
2.2.4. Farmakokinetika Antibiotika Aminoglikosida .................. 20
2.2.5. Administrasi Aminoglikosida............................................ 21
2.2.6. Interaksi Aminoglikosida. ................................................. 21
2.2.7. Efek Samping Antibiotika Aminoglikosida ...................... 22
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 24
3. 1. Uraian Kerangka Konseptual ........................................................ 24
3. 2. Skema Kerangka Konseptual Pada Infeksi Saluran Kemih .......... 25
3. 3. Skema Kerangka Operasional Pada Infeksi Saluran Kemih ......... 26
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 27
4. 1. Rancangan Penelitian .................................................................... 27
4. 2. Bahan Penelitian............................................................................ 27
4. 3. Kriteria Inklusi .............................................................................. 27
4. 4. Kriteria Eksklusi ............................................................................ 27
4. 5. Populasi ......................................................................................... 27
4. 6. Sampel ........................................................................................... 28
4. 7. Instrumen penelitian ...................................................................... 28
4. 8. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 28
4. 9. Definisi Operasional ...................................................................... 28
4.9.1. Pasien .................................................................................. 28
4.9.2. Jenis Antibiotika .................................................................. 28
4.9.3. DosisPemberian................................................................... 28
4.9.4. Rute Pemberian ................................................................... 28
4.9.5. Interval Penggunaan Antibiotika......................................... 28
4.9.6. Lama Pengobatan ................................................................ 28
4.9.7. DMK Lengkap..................................................................... 28
4.9.8. Data Klinik .......................................................................... 28

xiii

4.9.9. Data Laboratorium .............................................................. 29
4. 10. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 29
4. 11. Analisa Data .................................................................................. 29
BAB V HASIL PENELITIAN......................................................................... 30
5.1. Jumlah Sampel Penelitian ............................................................. 30
5.2. Data Demografi pasien .................................................................. 30
5.2.1. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 30
5.2.2. Distribusi Berdasarkan Umur .............................................. 31
5.3. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih ................................................ 32
5.4. ISK Tanpa Penyakit Penyerta & Dengan Penyakit Penyerta ........ 32
5.5. Faktor Resiko Infeksi Saluran Kemih ........................................... 32
5.6. Identifikasi Mikrobiologi .............................................................. 33
5.7. Terapi Antibiotika yang Diterima Pasien ISK .............................. 36
5.7.1. Distribusi Terapi Antibiotika Tunggal pada Pasien ISK ..... 37
5.7.2. Distribusi Terapi Kombinasi Dua Antibiotika pada
Pasien ISK........................................................................... 39
5.7.3. Distribusi Terapi Kombinasi Tiga Antibiotika yang
pada ISK ............................................................................. 43
5.7.4. Distribusi Terapi Kombinasi Empat Antibiotika pada
ISK ...................................................................................... 44
5.8. Lama Perawatan Pasien di Rumah Sakit ....................................... 45
5.9. Keadaan Klinik Pasien ISK Saat Keluar Rumash Sakit ................ 45
5.10. Status Pasien pada Saat Keluar Rumah Sakit................................ 45
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 46
BAB VII KESIMPULAN ................................................................................ 56
7.1. Kesimpulan.................................................................................... 56
7.2. Saran ............................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 58

xiv

DAFTAR TABEL
Halaman
2.1. Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih ............................................... 9
2.2. Terapi antibiotika pilihan pada beberapa mikroorganisme penyebab
Infeksi Saluran Kemih Complicated....................................................... 14
2.3. Terapi antibiotika pilihan pada beberapa mikroorganisme penyebab
UTI Uncomplicated ............................................................................... 14
2.4. Regimen terapi antibiotika pilihan pada beberapa mikroorganisme
pyelonefritis tanpa konplikasi pada wanita............................................. 14
2.5. Regimen terapi antibiotika pilihan pada beberapa mikroorganisme
penyebab ISK komplikasi pada wanita dan pria..................................... 15
2.6. Prevalensi resistensi antibiotika terhadap isolasi gram negatif basil
dari urin................................................................................................... 15
2.7. Prevalensi resistensi antibiotika terhadap isolasi gram positif cocci
dari urin................................................................................................... 16
2.8. Daftar Jenis Antibiotika Golongan Aminoglikosida .............................. 17
5.1. Distribusi berdasarkan jenis kelamin pasien ISK di Instalasi Rawat
Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari sampai
dengan 31 Desember 2012...................................................................... 30
5.2. Distribusi Berdasarkan Umur dan Usia Pasien ISK Rawat Inap di
RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011...................................................................... 31
5.3. Distribusi Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi Pasien Rawat Inap ISK
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011...................................................................... 33
5.4. Distribusi Jenis Pemeriksaan Mikroorganisme pada Pasien Infeksi
Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ................ 33
5.5. Distribusi Golongan Mikroorganisme dan Jenis Mikroorganisme
yang ditemukan dari Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi pada Pasien
Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ................. 34

xv

5.6. Distribusi Jenis Mikroorganisme pada Pasien Infeksi Saluran Kemih
Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari
2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ................................................ 35
5.7. Distribusi Jenis Mikroorganisme Pemeriksaan Urine pada Pasien
Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ................. 35
5.8. Komposisi Terapi Antibiotika yang Diterima Pasien Infeksi Saluran
Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01
Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011.................................... 36
5.9. Jumlah dan Persentase Masing-Masing Jenis Antibiotika Tunggal
yang Diterima Pasien ISK Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Dr.
Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31
Desember 2011 ....................................................................................... 37
5.10. Jumlah dan Persentase Jenis Antibiotika Tunggal Golongan
Aminoglikosida yang Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat
Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011
sampai dengan 31 Desember 2011 ......................................................... 38
5.11. Jumlah dan Persentase Golongan Kombinasi Dua Antibiotika yang
Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan
Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 1
Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011.................................... 39
5.12. Jenis Kombinasi

Dua

Antibiotika Masing-masing Golongan

Aminoglikosida dan Sefalosporin Generasi III yang Diterima Pasien
Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011...................................................................... 41
5.13. Jenis Kombinasi

Dua

Antibiotika Masing-masing Golongan

Aminoglikosida dan Kuinolon yang Diterima Pasien Infeksi Saluran
Kemih Rawat Inap Berdasarkan

Penyakit Penyerta di RSU Dr.

Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31
Desember 2011 ....................................................................................... 42

xvi

5.14. Jumlah dan Persentase Golongan Kombinasi Tiga Antibiotika yang
Diterima Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan
Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01
Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 .................................... 43
5.15. Persentase Jenis Kombinasi Tiga Antibiotika Aminoglikosida +
Sefalosporin Generasi III + Metronidazol yang Diterima Pasien
Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011...................................................................... 44
5.16. Persentase

Golongan

Kombinasi

Tiga

Antibiotika

yang

DiterimaPasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan
Penyakit Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01
Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 .................................... 44

xvii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Rumus Struktur Aminoglikosida............................................................. 18
3.1. Skema Kerangka Konseptual .................................................................. 25
3.2. Skema Kerangka Operasional ................................................................. 26
5.1. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien ISK di Instalasi Rawat
Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011...................................................................... 30
5.2. Distribusi Berdasarkan Umur dan Usia Pasien ISK Rawat Inap di
RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011...................................................................... 31
5.3. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Rawat Inap di RSU
Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31
Desember 2011 ....................................................................................... 32
5.4. Distribusi ISK Tanpat Penyakit Penyerta dan dengan Penyakit
Penyerta Pada Pasien Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. ................ 32
5.5. Distribusi Faktor Resiko ISK Pada Pasien Rawat Inap di RSU
Dr.Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31
Desember 2011 ....................................................................................... 32
5.6. Distribusi Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi Pasien ISK di Instalasi
Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari 2011
sampai dengan 31 Desember 2011 ......................................................... 33
5.7. Distribusi Jenis Pemeriksaan Mikroorganisme pada Pasien Infeksi
Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ................. 34
5.8. Distribusi Jenis Mikroorganisme pada Pasien Infeksi Saluran Kemih
Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01 Januari
2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ................................................ 35
5.9. Distribusi Jenis Mikroorganisme Pemeriksaan Urine pada Pasien
Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ................. 36

xviii

5.10. Komposisi Terapi Antibiotika yang Diterima Pasien Infeksi Saluran
Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01
Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 .................................... 36
5.11. Jenis Antibiotika Tunggal Golongan Aminoglikosida yang Diterima
Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 .... 37
5.12. Jenis Antibiotika Tunggal Golongan Aminoglikosida yang Diterima
Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang periode 01 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. ... 38
5.13. Golongan Kombinasi Dua Antibiotika yang Diterima Pasien Infeksi
Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta di RSU
Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31
Desember 2011 ....................................................................................... 40
5.14. Jenis

Kombinasi

Dua

Antibiotika

masing-masing

Golongan

Aminoglikosida dan Sefalosporin Generasi III yang Diterima Pasien
Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011...................................................................... 41
5.15. Jenis Kombinasi

Dua

Antibiotika Masing-masing Golongan

Aminoglikosida dan Kuinolon yang Diterima Pasien Infeksi Saluran
Kemih Rawat Inap Berdasarkan

Penyakit Penyerta di RSU Dr.

Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai dengan 31
Desember 2011 ....................................................................................... 42
5.16. Persentase Golongan Kombinasi Tiga Antibiotika yang Diterima
Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit
Penyerta di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011
sampai dengan 31 Desember 2011 ......................................................... 43
5.17. Persentase Jenis Kombinasi Tiga Antibiotika Aminoglikosida +
Sefalosporin Generasi III + Metronidazol yang Diterima Pasien
Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Berdasarkan Penyakit Penyerta
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011...................................................................... 44

xix

5.18. Lama Perawatan pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di
RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 01 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011...................................................................... 45
5.19. Keadaan Keluar Rumah Sakit Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat
Inap di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang Periode 01
Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2012.................................... 45
5.20. Status Pasien ISK pada Saat Keluar Rumah Sakit di Instalasi Rawat
Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2011 sampai
dengan 31 Desember 2011...................................................................... 45

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. 60
2. Surat Penyataan ............................................................................................ 61
3. Surat Penghadapan Penelitian ...................................................................... 62
4. Keterangan Kelayakan Etik.......................................................................... 63
5. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium .......................... 64
6. Rekam Medik Kesehatan............................................................................. 67
7. Analisa Kesesuaian Dosis ........................................................................... 110

xxi

DAFTAR SINGKATAN

Alb

: Albumin

APTT

: Activated Partial Thromboplastin Time

ASI

: Air Susu Ibu

AUC

: Area under of curve

BAK

: Buang Air Kecil

BPH

: Benign Prostatic Hyperplasia

BE ecf

: Base Excess in Extracellular Fluid

CKD

: Chronic Kidney Disease

Cr

: Creatinin

CRP

: C-Reactive Protein

Cth

: Cochlear Theae / Sendok Teh

CVA

: Cerebrovascular Accident

DM

: Diabetes Mellitus

Dr

: Dokter

GCS

: Glasgow Coma Scale

GDA

: Gula Darah Acak / Gula Darah Sesaat

GDP

: Gula Darah Puasa

GD2PP

: Gula Darah 2 Jam Post Prandial

Hb

: Hemoglobin

Hct

: Hematokrit

HT

: Hipertensi

im

: Intramuscular

ISK

: Infeksi Saluran Kemih

iv

: Intravena

Chol. HDL : Cholesterol-High Density Lipoprotein
Chol. LDL : Cholesterol-Low Density Lipoprotein
Chol.T

: Cholesterol Total

KRS

: Keluar Rumah Sakit

KU

: Kondisi Umum

LED

: Laju Endap Darah

xxii

LPD

: Lembar Pengumpul Data

MCH

: Mean Corpuscular Hemoglobin

MCHC

: Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration

MCV

: Mean Corpuscular Volume

mEq

: Milliequivalents

MPV

: Mean Platelet Volume

MRS

: Masuk Rumah Sakit

N

: Nadi

PCT

: Procalcitonin

PDW

: Platelet Distribution Width

PLT

: Platelet

po

: Per Oral

PPT

: Plasma Protein Time

RBC

: Red Blood Cell

RDW

: Red Distribution Width

RMK

: Rekam Medik Kesehatan

RR

: Respiration Rate

RSSA

: Rumah Sakit Saiful Anwar

RSU

: Rumah Sakit Umum

SGOT

: Serum Glutamic-Oxaloacetic Transaminase

SGPT

: Serum Glutamic-Piruvic Transaminase

SMX

: Sulfamethoxazole

TD

: Tekanan Darah

TG

: Trigliserida

TMP

: Trimethoprim

UTI

: Urinary Tract Infection

Vd

: Volume Distribusi

WBC

: White Blood Cell

xxiii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

2011. Pembesaran Prostat Jinak: Gejala, Diagnosis dan
Penanganan.
http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinakgejala-diagnosis-dan-penanganan/, Diakses pada tanggal 1 Agustus 2012

Beaur, Larry A,. 2008. The Aminoglycosides Antibiotic. Applied Clinical
Pharmacokinetics Ed. 2st. New York : McGraw Hill Medical
Behrooozi, Eva., Rahbar, Mohamad., Yousefi, Jalil Vand., 2010. A survey on
epidemiology of urinary tract infections and resistance pattern of
uropathogens in an Iranian1000-bed tertiary care hospital.
Department of Microbiology, Iranian Reference Health Laboratory,
Tehran Iran.
Boel, Trelia, 2009. Infeksi Saluran Kemih dan Kelamin. Sumatra Utara:
Fakultas Kedokteran USU
Chamber, Henry F. 2006. Aminoglycosides. In: Brunton, L.L., Goodman and
Gilman's The Pharmacological Basis Of Therapeutics. Ed. 11th, New
York: McGraw-Hill Co.,
Cayono, Suharjo B. 2007. Terapi Antibiotika Empiris Pada SepsisvBerdasarkan
Organ Terinfeksi, Dexa Media Jurnal Kedokteran dan Farmasi, Vol
20, No. 2 April-Juni 2007, hal 88-9
Coyle, E.A., and Prince, R.A., 2008. Urinary Tract Infections and Prostatitis. In :
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and
Posey, L.M., Pharmacotherapy A Pathophysiologid Approach, 7th
Edition, New York: McGraw-Hill Co., pp. 1899-910
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi. 7.
Jakarta: CMP Medica
Fauci, A.S., 2008. Urinary Tract Infections, Pyelonephritis, and Prostatitis In:
Kasper, D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L.,
Loscalzo, J., Harrison’s Principles of Internal Medicinbe, 17 th., U.S.
of Amerika: The McGraw-Hill Companies, pp.282.
Fish D.N., 2009. Urinary Tract Infections. In : Koda-kimble, M.A., Young, L.Y.,
Alldredge, B.K., Corelli, R.L. Guglielmo, B.J., Kradjan, W.A., Williams,
B.R. Applied Therapeutics: The Clinical Use Of Drugs, Ed, 9th.
Philadelphia,, pp. 64p02-18.
Formularium RSU Dr. Soetomo, 2008.
Grabe M., Bishop, M.C., Bjerklund-Johansen, T.E., Botto, H., Çek, M., Lobel, B.,
Naber, K.G., Palou, J., Tenke, P. 2008. Guidelines on The Management
of Urinary and Male Genital Tract Infections.

xxiv

Istiantoro, Yati H., and Gan, Vincent H.S., 2008. Aminoglikosid. Farmakologi
dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran UI.
Manibuy, Fransiscus Jefri. 2010. Urosepsis dengan Shock Septik. Jakarta:
Departemen Anestesiologi dan Perawatan Intensif FKUI/RSUPN Cipto
Mangunkusumo.
McEvoy, G.K., and Snow, E.K., 2011. AHFS Drug Information Essentials.
Maryland: American Society of Health-System Pharmacist.
Niccole, L., Anderson, P.A.M., Conly J., Mainprize T.C., Meuser, J.,Nickel, J.C.,
Senikas, V.M., Zhanel, G.G., 2006. Uncomplicated urinary tract
infection in women, Current practice and the effect of antibiotic
resistance on empiric treatment.
Potoksi, Brian A. 2008. Urinary Track Infection. In: Chisholm-Burns, M.A.,
Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., Malone, P.M., Kolesar, J.M.,
Rotschafer, J.C., Dipiro, J.T., Pharmakotherapy Principles and
Practice. New York: McGraw-Hill pp.1151
Porter, Robert S., and Kaplan, Justin L., 2009. Aminoglikosides. The Merck
Manual. USA: Merck and Co. Inc
Radigan, Elizabeth A., Gilchrist, Neil A., Miller, Melissa A., 2009. Management
of Aminoglycosides in the Intensive Care Unit.
Saepudin, Sulistiawan, R.Y., dan Hanifah, S., 2007. Perbandingan Penggunaan
Antibiotika Pada Pengobatan Pasien Infeksi Saluran Kemih Yang
Menjalani Rawat Inap di Salah Satu RSUD di Yogyakarta Tahun
2004 dan 2006. Yogyakarta: Universtitas Islam Indonesia, hal 57-63.
Samirah., Darwati., Windarwati., 2006 Pola dan sensitivitas kuman di penderita
infeksi saluran kemih. Indonesian Journal of Clinical Pathology and
Medical Laboratory. 12(3), pp. 110-3.
Soejono, Czeresna Heriawan, 2004. Infeksi Saluran Kemih pada Pediatri.
Jakarta FKUI
Soewanto, Yogiantoro, M., Pranawa, Mahoni, C,I., Mardiana, N., Thaha, M.,
Adiyawardana, dan Widodo, 2008. Nefrologi Infeksi Saluran Kemih.,
Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya: RSU Dr. Soetomo, Hal 2517
Stamm, W. E, 2010. Urinary Tract Infections, Pyelonephritis and Prostatitis. In:
Kasper, D.L. and Fauci, A.S. Harrison’s Infectious Deseases. New
York: McGraw-Hill Co. Pp 272-81
Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, Terry L., Hamilton, Cindy W 2006.
Urinary Tract Infections and Prostatitis., Pharmacotherapy Handbook,
Ed. 6th, New York: McGraw-Hill Co., pp. 294-503

xxv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal urine tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Dengan demikian urine di
dalam sistem saluran kemih biasanya steril. Infeksi saluran kemih pada umumnya
disebabkan oleh infeksi bakteri, sampai dengan 60% wanita akan mengalami
setidaknya satu kali terkena infeksi selama hidupnya (Samirah, 2006).
Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteriuria (bakteri di
dalam urin) melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Tingkat
signifikansi jumlah bakteri didalam urin lebih besar dari 10 5 bakteri/ml urin.
Jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari10 5 bakteri/ml urin pada
paien dengan simptom ISK. Agen penginfeksi yang paling sering adalah
Echerichia coli sekitar 85% dan diikuti 15% disebabkan oleh gram-positif antara
lain Staphylococcus saprophyticus, Enterococcus spp., dan gram-negatif antara
lain Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, Proteus spp., and
Enterobacter spp (Potoski, 2008).
Infeksi saluran kemih sering terjadi baik dalam masyarakat dan lingkungan
rumah sakit dan merupakan infeksi bakteri yang paling umum pada manusia. ISK
mencakup spektrum klinis mulai dari infeksi asimtomatik sampai pielonefritis
akut dengan sepsis. Sekitar 7 juta kasus sistitis akut dan 250.000 kasus
pielonefritis akut terjadi setiap tahun di Amerika Serikat, sehingga mengakibatkan
lebih dari 100.000 masuk rumah sakit (Fish, 2009).
Diketahui pula bahwa prevalensi infeksi saluran kemih bervariasi menurut
usia dan jenis kelamin. Namun pada neonatus ISK lebih banyak terdapat pada
bayi laki-laki 5- 8 kali lebih mungkin terkena infeksi dibandingkan dengan bayi
perempuan. Pada anak-anak usia 1-5 tahun lebih sering terjadi pada anak
perempuan (4,5%) dibandingkan pada anak laki-laki (0.5%) dan setelah dewasa
bakteriuria pada wanita sekitar 1-3 % dan pada pria sampai 0,1 %. ISK
mempengaruhi 30% wanita antara 20 tahun sampai 40 tahun yang merupakan
1

2

prevalensi 30 kali lebih besar dari pada laki-laki dengan kelompok usia yang sama
(Potoski, 2008).
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyebab pertama infeksi
nosokomial rumah sakit, yaitu sebesar 40%, diikuti dengan pneumonia
nosokomial. Sekitar 80-90% ISK nosokomial terjadi berhubungan dengan
pemasangan kateter. Kuman patogen utama pada ISK dengan komplikasi adalah:
Escherichia coli (40%), Klebsiella spp (10%-17%), Enterobacter spp (5-10%),
Proteus

mirabilis

(5%-10%),

Pseudomonas

aeruginosa

(2-10%)

dan

Enterococcus sp (1%-20%). Angka mortalitas akibat urosepsis sekitar 12,7%.
Kebanyakan ISK kumunitas disebabkan oleh basil gram negatif aerobik dari
saluran usus. Bakteri penyebabnya adalah Escherichia coli (75%-90%),
Staphylococcus (5%-20%), Enterobacteriaceae (Proteus, Mirabilis, Klebsiella)
dan Enterococcus faecalis juga merupakan penyebab ISK. Infeksi saluran kemih
tanpa komplikasi pada umumnua hampir selalu disebabkan hanya oleh organisme
tunggal (Cayono, 2007 ).
Mikroorganisme dapat mencapai saluran kemih oleh hematogen atau
penyebaran limfatik, tetapi ada beberapa bukti klinis dan eksperimental yang
menunjukkan bahwa mikroorganisme naik melalui uretra dan disebut sebagai
jalur yang paling umum penyebab ISK, terutama organisme enterik (yaitu
Escherichia coli dan Enterobacteriaceae lain). Hal ini memberikan penjelasan
bahwa frekuensi ISK pada wanita lebih besar dibandingkan pada pria dan dapat
meningkatkan resiko infeksi kandung kemih atau kateterisasi. Terdapat 1-2%
kasus penggunaan kateter ke dalam kandung kemih pada pasien rawat jalan yang
menyebabkan infeksi saluran kemih. Kasus penggunaan kateter hampir 100%
dengan sistem terbuka yang merupakan penyebab ISK terjadi dalam waktu 3-4
hari. Penggunaan kateter dengan sistem tertutup dapat menunda terjadinya infeksi,
namun akhirnya ISK akan terjadi dalam waktu 4 minggu (Grabe et al, 2008).
Bakteriuria berkembang setidaknya 10-15% dari pasien rawat inap jangka
pendek dengan menggunakan kateter uretra. Resiko infeksi 3%-5% per hari dari
kateterisasi tersebut. Bakteri yang biasanya menginfeksi melalui katerisasi ini
adalah bakteri jenis E. coli, Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Serratia,
staphylococci, enterococci, dan Candida. Faktor yang terkait dengan peningkatan

3

resiko

ISK

kateter

termasuk

jenis

kelamin

perempuan,

kateterisasi

berkepanjangan, penyakit yang mendasarinya parah, pemutusan dari tabung
kateter dan drainase, jenis lain perawatan kateter yang salah, dan kurangnya terapi
antimikroba sistemik (Fauci, at al. 2008).
Antibiotika yang dipilih untuk pengobatan ISK harus memiliki sifat-sifat
sebagai berikut: dapat diabsorpsi dengan baik, ditoleransi oleh pasien, dapat
mencapai kadar yang tinggi dalam urin, serta memiliki spektrum terbatas untuk
mikroba yang diketahui atau dicurigai. Antibiotik yang biasa digunakan pada
pasien infeksi saluran kemih dan aktif membunuh mikroorganisme meliputi
penisilin, trimetoprim-sulfametoksazol, sefalosporin, fluroquinolon, fosfomisin,
nitrofurantoin, aminoglikosida dan carbapenem. Di dalam pemilihan antibiotika
untuk pengobatan ISK juga sangat penting untuk mempertimbangkan peningkatan
resistensi E.coli dan patogen lain terhadap beberapa antibiotika. Pemilihan
antibiotika harus disesuaikan dengan pola resistensi lokal, disamping juga
memperhatikan riwayat antibiotika yang digunakan pasien (Saipudin et al, 2006).
Aminoglikosida adalah antibiotika yang sangat baik aktivitas terhadap aerob
gram negatif basil, gram positif kokus, dan beberapa strain mikobakteri. Aktivitas
bakterisidal yang cepat dan kemampuan untuk berinteraksi secara sinergis dengan
antibiotika lain (misalnya, β-laktam). Aminoglikosida pada umumnya telah
resistensi terhadap

Burkholderia cepacia dan Stenotrophomonas maltophilia

(Radigan, 2009)
Aminoglikosida dapat digunakan dalam pengobatan infeksi saluran kemih
pada pasien sakit kritis, sering dikombinasi dengan antimikroba lain seperi βlaktam, fluoroquinolones, dan sulfametoksazol. Dalam sebuah penelitian
didapatkan mikroorganisme yang terisolasi 10% atau lebih

pada pasien ISK

adalah Escherichia coli, Candida albicans, Enterococcus spp, dan Pseudomonas
aeruginosa. Aminoglikosida dapat digunakan dalam pengobatan ISK yang
disebabkan oleh organisme gram negatif seperti E coli dan Pseudomonas
aeruginosa dan sering digunakan sebagai terapi tunggal karena aminoglikosida
sangat baik penetrasi dalam urin dan ginjal. Penggunaan aminoglikosida sebagai
monoterapi atau kombinasi dengan amtimikroba lain untuk pengobatan patogen
penyebab infeksi saluran kemih (Radigan, 2009).

4

Terkait

dengan

banyaknya

permasalahan

dalam

fenomena

pola

mikroorganisme yang dapat berubah dari waktu ke waktu dan resistensinya
terhadap penggunaan antibiotika terutama antibiotika golongan aminoglikosida
pada kasus Infeksi Saluran Kemih. Maka hal inilah yang mendorong peneliti
u

Dokumen yang terkait

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRI RAWAT INAP (Penelitian Dilakukan di RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

0 17 34

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA AMPISILIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

1 53 30

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN KUINOLON PADA PASIEN INFEKSI SALURAH KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

0 4 32

STUDI PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN DIURETIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

2 20 26

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA QUINOLON PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK DENGAN INFEKSI (Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

0 18 32

STUDI PENGGUNAAN DIURETIK PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

4 21 24

STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK KETOROLAC PADA PASIEN LUKA BAKAR (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

6 56 31

STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI GOLONGAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

1 27 18

STUDI PENGGUNAAN NEUROPROTEKTAN PADA PASIEN HEMORAGIC CEREBROVASCULAR ACCIDENT (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

6 16 21

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr.Saiful Anwar Malang

1 9 54