STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN KUINOLON PADA PASIEN INFEKSI SALURAH KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI
NORMA YULINA H.

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA
GOLONGAN KUINOLON
PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

SKRIPSI
NORMA YULINA H.

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA
GOLONGAN KUINOLON
PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

i

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA
GOLONGAN KUINOLON
PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2012


Oleh:

NORMA YULINA H.
NIM : 08040026

Disetujui oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Didik Hasmono, Apt., MS.
NIP. 1195809111986011001

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS.
NIP UMM. 114.0609.0449

ii


Lembar Pengujian

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA
GOLONGAN KUINOLON
PADA PASIEN INFEKSI SALURAH KEMIH
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
pada tanggal 31 Juli 2012

Oleh :

NORMA YULINA H.
NIM : 08040026

Tim Penguji
Penguji I

Drs. Didik Hasmono, Apt., MS.

NIP. 1195809111986011001

Penguji II

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS.
NIP UMM. 114.0609.0449

Penguji III

Penguji IV

Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., M.Sc.
NIDN. 0727118602

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS.
NIP UMM. 114.0704.0450

iii

LEMBARAN PENGESAHAN


Skripsi dengan judul Studi Penggunaan Antibiotika Golongan Kuinolon pada
Pasien Infeksi Saluran Kemih (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU
Dr. Saiful Anwar Malang) oleh Norma Yulina H. (NIM 08040026) yang telah
diuji dan disetujui.

Malang, 12 September 2012

Mengetahui,

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
Puji syukur tercurahkan hanya kepada Allah SWT Tuhan semesta alam
karena berkat rahmad dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul


STUDI

PENGGUNAAN

ANTIBIOTIKA

GOLONGAN

KUINOLON PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian
Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang).
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari
peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.

Allah SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan
hidayah kepada makhluk-Nya, serta Rasulullah Muhammad SAW sebagai
Uswatun Khasanah yang sudah menuntun kita menuju jalan yang haq.


2.

Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan
kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.

3.

Dr. dr. Basuki Bambang Purnomo, Sp.U., selaku Direktur RSU Dr. Saiful
Anwar Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

4.

Prof. Dr. dr. M. Istiadjid E.S, Sp.S., Sp.BS., M.Hum., selaku Ketua Komisi
Etik Penelitian Kesehatan RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang telah
memberikan izin dan kelayakan etik sehingga penulis bisa melakukan
penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.


5.

Sri Erna Utami, S.KM., M.Kes (MARS), selaku Kepala Bidang Rekam
Medik dan Evaluasi Pelaporan di RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang
v

telah memberikan kepercayaan kepada penulis dalam melakukan
penelitian di ruang bagian rekam medik RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
6.

drg. Asri Kusuma Djadi, M.MR., selaku Kepala Bidang Pendidikan dan
Penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang telah membantu dalam
memperlancar jalannya penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

7.

Dr. dr. Pudji Rahaju, Sp.THT-KL(K), selaku Koordinator Penelitian dan
Pengembangan SMF THT RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang telah
meluangkan waktu untuk menilai dan memberikan arahan proposal

penelitian kepada penulis selama proses penilaian Ethical Clearance
hingga penulis mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian ini.

8.

dr. Besut Daryanto, Sp.B., Sp.U., selaku Kepala SMF Bedah Urologi di
RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

9.

dr. Atma Gunawan, Sp.PD., KGH selaku Kepala Divisi Nefrologi dan
Hipertensi RSU Dr. Saiful Anwar Malang, ditengah kesibukan beliau
masih menyempatkan bertatap muka dan memberikan sedikit arahan
terkait penggunaan antibiotika yang digunakan penulis sebagai bahan
penelitian.

10. Dra. Arofa Idha, Apt., selaku Kepala Instalasi Farmasi RSU Dr. Saiful
Anwar Malang.
11. Staf Tata Usaha RSU Dr. Saiful Anwar yang telah membantu proses
perijinan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

12. Staf Rekam Medik RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang banyak membantu
dalam proses pengambilan data selama penelitian.
13. Ibu Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt., selaku Pembantu Dekan II
sekaligus Ketua Program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Malang yang selalu memberikan motivasi dan kesempatan penulis untuk
belajar serta meraih setiap kesempatan yang ada di Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.
14. Bapak Drs. Didik Hasmono, Apt., MS., selaku Dosen Pembimbing I,
disela-sela kesibukan beliau yang begitu padatnya masih bisa meluangkan
waktu untuk membimbing, memberi pengarahan serta dorongan moril
hingga terselesaikannya skripsi ini.

vi

15. Bunda Hidajah Rachmawati, S.Si.,Apt.,Sp.FRS.selaku Dosen Pembimbing
I, yang dengan tulus dan ikhlasnya mengarahkan, memberikan kemudahan
sarana serta prasarana, serta tak henti-hentinya memberikan motivasi
penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
16. Ibu Dra. Lilik Yusetyani., Apt., Sp.FRS. selaku Dosen Penguji I sekaligus
Dosen Wali yang selalu mengarahkan dengan penuh kesabaran dan

memotivasi penulis untuk selalu belajar dengan baik selama menjalani
perkuliahan, serta telah banyak memberikan saran dan masukan demi
kesempurnaan skripsi ini.
17. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., Apt., M.Sc. selaku Dosen Penguji II yang telah
banyak memberikan kemudahan sarana dan prasarana penulis dalam
penyusunan skripsi, serta memberikan saran, motivasi demi kesempurnaan
skripsi ini.
18. Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt selaku Dosen Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersusah payah membantu
proses pelaksanaan seminar proposal hingga ujian skripsi ini dapat
terlaksana dengan baik.
19. Staf Pengajaran Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak memberikan ilmu
kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
20. Staf Tata Usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu proses
administrasi penulis selama menjalani perkuliahan.
21. Staf Laboratorium Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu kemudahan
proses praktikum penulis selama menjalani perkuliahan.
22. Seluruh

civitas

akademika

non-edukatif

Program

Studi

Farmasi

Universitas Muhammadiyah Malang atas semua bantuan yang telah
diberikan.
23. Orang tuaku tercinta, Ayahanda H.Hasbi dan Ibunda Hj.Alfiah, yang tiada
hentinya memberikan kemudahan dan motivasi dalam segala hal, dengan
sabar dan keikhlasan mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan anak-

vii

anaknya. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras untuk membuat
anak-anaknya bahagia serta mendapatkan ilmu yang bemanfaat. Skripsi ini
ku dedikasikan untuk Engkau wahai Ayah dan Bundaku.
24. Adik-adikku tercinta,

Zulaiha Ramadhanna dan Ahmad Khanafi

Ramadlon, terima kasih untuk motivasi dan doanya, serta bantuan
pengetikannya. Sehingga kakak dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat
waktu. Walaupun kadang sering membuat gemes dan jengkel tapi kalian
benar-benar dapat menjadi penyemangatku untuk segera meyelesaikan
skripsi ini. Serta sepupuku Miftahudin Afandi dan Tigor Siagian yang
membuat terhibur dan turut serta mendoakan kakak. Love you all.
25. Fernanda Anggi Wijaya, my beloved honey

yang selalu mendukung

dengan sabar dan penuh semangat serta membantu segala kemudahan
untuk penulis selama menjalani pendidikan di Malang.
26. Teman seperjuangan klinik, especially for genk ISK (Wawan, Alfian,
Eka), ethical clrearance (Reny, Vika, Damas), genk anti sirep (Kak Epen,
Moyo, Dimas), miss Eka Sekti Puji Lestari atas kebersamaan, bantuan,
motivasi, emosi, dan semangat serta kerja samanya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Without your support, I’ll be on the desperation deeply
and continously.
27. Teman Farmasi seangkatan especially for genk brothers and miss ike atas
kebersamaan, dukungan dan semangatnya selama 4 tahun menjalani
pendidikan.
28. Adik–adik tingkat atas supportnya, kakak percaya kalian dapat menjadi
lebih baik dan membanggakan dari kami.
29. Teman–teman KKN 59, terima kasih atas pengalaman, keceriaan dan
semangat kalian sebagai teman baruku selama 1 bulan me-Reog di KrebetPonorogo. Semoga silaturahmi kita tetap terjalin.
30. Teman-teman kos Kertorahayu 2, serta Mak Mul dan Bu Dhani, ibu kos
tercinta, terima kasih atas keceriaan dan kebersamaannya dalam 1 atap
selama ini. Mohon maaf apabila selalu merepotkan.

viii

31. Sahabat-sahabatku dengan keceriaan dan semangat kalian selama ini
sebagai sahabat yang membantu dan mendukung saat senang maupun
susah.
32. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf
dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput
dari bantuan, doa yang telah kalian semua berikan.
Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis
tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal saleh dari semua pihak
mendapat imbalan yang lebih dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi
ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis selalu mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga
penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amin.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh
Malang, 9 Agustus 2012
Penyusun

ix

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN KUINOLON
PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan keadaan tumbuh dan berkembang
biaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai
infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. Dalam
keadaan normal saluran kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau
mikroorganisme lainnya. ISK mencakup beberapa spektrum klinis dengan
tingkatan keparahan yang bermacam-macam, mulai dari infeksi asimtomatis
sampai dengan pielonefritis akut dengan sepsis. ISK dapat menyerang berbagai
usia, mulai dari neonatus hingga dewasa. Pada neonatus, ISK lebih banyak terjadi
pada laki-laki dibanding dengan perempuan, namun dengan pertambahan usia ISK
lebih sering terjadi pada perempuan dibanding dengan laki-laki. ISK dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, dan virus.
Dengan kata lain bahwa diagnosis ISK ditegakkan dengan membuktikan adanya
mikroorganisme di dalam saluran kemih. Pada pasien dengan simptom ISK
5
jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 10 /ml urin. Selain itu,
penyebab terbesar ISK adalah karena kateterisasi yang disebut dengan ISK
nosocomial. Sekitar 25% pasien di rumah sakit yang menggunakan kateter selama
di rumah sakit menderita ISK nosokomial sebesar 5% setiap harinya dan sebesar
4% disebabkan oleh bakteri.
Tujuan pengobatan ISK adalah untuk mencegah atau mengobati secara
sistemik konsekuensi dari infeksi, membunuh mikroorganisme yang menyerang,
serta mencegah terjadinya reinfeksi. Pemberian antibiotika diperlukan untuk
pasien yang sudah positif dinyatakan mengalami ISK karena bakteri. Pemilihan
terapi antibiotika yang tepat sangat berpengaruh pada keberhasilan terapi yang
dilakukan. ISK yang sering diderita oleh perempuan biasanya diterapi dengan
antibiotika empirik tanpa melakukan kultur terlebih dahulu. Pemilihan antibiotika
pada pengobatan ISK juga didasarkan pada sensitivitas organisme dan kadar yang
dapat dicapai dalam urin. Antimikroba golongan kuinolon umumnya mencapai
kadar yang tinggi pada urin. Antibiotik ini telah memiliki pertimbangan yang
tinggi dalam pengobatan infeksi menengah sampai berat yang disebabkan oleh
kuman gram negatif yang sebagian besar terdapat dalam sistem organ utama. Pada
beberapa penyakit, Kuinolon telah menjadi obat pilihan, sering sebagai pengganti
terapi parenteral Sefalosporin dan Aminoglikosida. Profil farmakokinetik dan
spektrum mikrobiologis yang dimiliki oleh antibiotika golongan kuinolon inilah
yang menjadikan kuinolon sebagai agen antimikrobial penting dalam pengelolaan
ISK. Namun penggunaan Fluoroquinolon pada first-line terapi dapat
menyebabkan peningkata resistensi. Di samping itu, ketepatan terapi antibiotika
sangat diperlukan untuk meminimalkan resiko terjadinya resistensi yang
merupakan masalah besar dalam terapi antibiotika. Pemilihan antibiotika
seharusnya mempertimbangkan kejadian resistensi yang sudah terjadi di rumah

x

sakit dan juga mempertimbangkan kejadian resistensi yang kemungkinan
selanjutnya akan terjadi.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah pola
penggunaan antibiotika golongan Kuinolon untuk terapi pada pasien ISK di
Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika golongan Kuninolon pada pasien
ISK di Instalasi rawat inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang. Selain itu untuk
mengkaji penggunaan antibiotika golongan Kuinolon yang meliputi dosis, rute
pemberian, serta lama pemberiannya. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui penggunaan antibiotika golongan Kuinolon sebagai terapi pada pasien
ISK sehingga farmasis dapat memberikan asuhan kefarmasian dengan bekerja
sama dengan tenaga kesehatan lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan masukan bagi penyusunan pedoman penggunaan antibiotika dan
formularium rumah sakit, serta dapat menjadi bahan informasi bagi penelitian
selanjutnya.
Kerangka konseptual pada penelitian ini yaitu dengan melakukan
rekapitulasi Rekam Medik Kesehatan (RMK) pasien ISK. Kemudian
diidentifikasi gejala klinis, jenis ISK, faktor resiko, serta penyebab ISK. Dari
RMK diketahui penyebab ISK yang terutama diakibatkan oleh invasi bakteri.
Selain untuk menegakkan diagnosa, pemilihan terapi antibiotika yang tepat
didukung oleh data klinik, data laboratorium, serta data pemeriksaan mikrobiologi
yang dimiliki oleh pasien. Salah satu faktor pendukung terapi antibiotika yang
tepat pada pasien ISK adalah pemilihan antibiotika yang mencapai kadar tinggi
dalam urin, seperti pemilihan antibiotika pada golongan Kuinolon.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional karena
peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap sampel. Rancangan penelitian ini
bersifat deskriptif yaitu berupa studi retrospektif (penelitian yang dilakukan
dengan meninjau kebelakang). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien
dengan diagnosa ISK yang menjalani rawat inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang, dengan atau tanpa penyakit penyerta selain penyakit infeksi dan
mendapatkan terapi antibiotika golongan Kuinolon yang memiliki Rekam Medik
Kesehatan (RMK) lengkap pada periode 1 Januari sampai 31 Desember 2011.
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 27 pasien dari 350 pasien.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu berdasarkan jenis kelamin, pasien ISK
terbanyak adalah perempuan dengan rentang usia >18 tahun. Penggunaan
antibiotika tunggal yang diterima pasien adalah Kuinolon 27%, Golongan
Sefalosporin 4%, Golongan Aminoglikosida 1%, dan Lain-lain (antibiotika
golongan Lain-lain, anti jamur) 1%. Terapi tunggal antibiotika golongan Kuinolon
yang paling banyak digunakan adalah Ciprofloxacin dengan dosis 2x200 mg
pemberian secara intravena. Penggunaan kombinasi dua antibiotika adalah
Kuinolon+Lain-lain 4%, Kuinolon+Sefalosporin 4%, Kuinolon+Makrolida 2%,
Aminoglikosida+Penisillin 1%, Lain-lain 2%. Penggunaan kombinasi 3
antibiotika yaitu Sefalosporin + Lain-lain 1% dan Penisilin + Kuinolon + lain-lain
1%.
Perlunya peningkatan peran Farmasis dalam meningkatkan asuhan
kefarmasian sebagai tim pelayanan kesehatan yang terpadu untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kesehatan pasien mengingat begitu kompleksnya terapi
antibiotika yang diberikan pada pasien ISK rawat inap di RSU Dr. Saiful Anwar

xi

Malang. Diperlukan pula penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode
prospektif agar peneliti dapat mengamati kondisi pasien dan permasalahan terkait
terapi obat secara langsung, serta dapat berinteraksi dengan pasien, dokter, dan
para klinisi lainnya sehingga dapat menghasilkan profil penggunaan antibiotika
yang lebih representatif.

xii

ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN KUINOLON
PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

Latar Belakang : Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan keadaan tumbuh dan
berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim
ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang
bermakna. Pemilihan terapi antibiotika yang tepat sangat berpengaruh pada
keberhasilan terapi yang dilakukan. Pemilihan antibiotika pada pengobatan ISK
didasarkan pada sensitivitas organisme dan kadar yang dapat dicapai dalam urin.
Antibiotika golongan kuinolon merupakan antibiotika spektrum luas dan dapat
mencapai kadar yang tinggi pada urin.
Tujuan : Mengetahui pola penggunaan antibiotika golongan Kuninolon pada
pasien ISK di Instalasi rawat inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang yang meliputi
dosis, rute pemberian, serta lama pemberiannya.
Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat observasional sedangkan rancangan
penelitiannya bersifat deskriptif berupa studi retrospektif pada pasien ISK rawat
inap periode 1 Januari - 31 Desember 2011.
Kesimpulan : Penggunaan antibiotika tunggal yang diterima pasien adalah
Kuinolon 27%, Golongan Sefalosporin 4%, Golongan Aminoglikosida 1%, dan
Lain-lain (antibiotika golongan Lain-lain, anti jamur) 1%. Penggunaan kombinasi
dua antibiotika adalah Kuinolon+Lain-lain 4%, Kuinolon+Sefalosporin 4%,
Kuinolon+Makrolida 2%, Aminoglikosida+Penisillin 1%, Lain-lain 2%.
Penggunaan kombinasi 3 antibiotika yaitu Sefalosporin + Lain-lain 1% dan
Penisilin + Kuinolon + lain-lain 1%.
Kata kunci: Kuinolon, ISK, Rawat Inap

xiii

ABSTRACT

A STUDY OF THE USE OF QUINOLONES ANTIBIOTIC IN UTI
(Research did at Installation of Hospitalization RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

Background: Urinary tract infections (UTI) is a state of growth and proliferation
of bacteria in the urinary tract include renal parenchymal infection until the
infection in the bladder with a number of significant bacteriuria. The selection of
appropriate antibiotic therapy is highly influential in the success of the therapy is
carried out. The selection of antibiotics in the treatment of UTI is based on the
sensitivity of the organism and the levels that can be achieved in the urine.
Quinolone class of antibiotics are broad spectrum antibiotics and can reach high
levels in the urine.
Objectives: Know the Quinolone class of antibiotics usage patterns in patients
hospitalized UTI in Installing RSU Dr. Saiful Anwar Malang, including dosage,
route of administration, as well as the old administration.
Research Methods: This study is an observational study design was descriptive
with a retrospective study of UTI in patients hospitalized period 1 January to 31
December 2011.
Conclusion: The use of single antibiotic Quinolones patients receive is 27%, 4%
Cephalosporin class, Class Aminoglycosides 1%, and Others (Other classes of
antibiotics, anti-fungal) 1%. The use of a combination of two antibiotics are
Quinolones+Other 4%, 4% Cephalosporin+Quinolones, Quinolones+Macrolides
2%, Aminoglycosides+Penisillin 1%, Other 2%. The use of a combination of
three antibiotics, namely Cephalosporins Other+Penicillin 1% and Quinolones+
other 1%.
Key words: Quinolones, UTI, Hospitalization

xiv

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
RINGKASAN ................................................................................................. x
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xxiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
2.1 Tinjauan tentang Infeksi Saluran Kemih (ISK) .......................... 6
2.1.1 Definisi ISK ...................................................................... 6
2.1.2 Etiologi ISK ...................................................................... 6
2.1.3 Epidemiologi ISK ............................................................. 8
2.1.4 Patogenesis ISK ................................................................ 8
2.1.5 Patofisiologi ISK ............................................................... 9
2.1.6 Gejala Klinis ISK .............................................................. 10
2.1.7 Klasifikasi ISK .................................................................. 11
2.1.8 Faktor Resiko terjadinya ISK ........................................... 11
2.1.9 Penatalaksanaan Terapi ..................................................... 12
2.1.10 Terapi ISK ....................................................................... 13
2.2 Tinjauan tentang Kuinolon ........................................................ 14
2.2.1 Definisi Antibiotika .......................................................... 14

xv

2.2.2 Mekanisme Kerja Kuinolon .............................................. 15
2.2.3 Mekanisme Resistensi Bakteri terhadap Kuinolon ........... 16
2.2.4 Efek Samping Kuinolon..................................................... 16
2.2.5 Penggunaan Terapeutik ..................................................... 16
2.3 Penggunaan Kuinolon pada ISK ................................................. 17
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ......................................................... 20
3.1 Skema Kerangka Konseptual ...................................................... 21
3.2 Skema Kerangka Operasional ..................................................... 22
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................. 23
4.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 23
4.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 23
4.2.1 Populasi .............................................................................. 23
4.2.2 Sampel ................................................................................ 23
4.2.3 Kriteria Data Inklusi ........................................................... 23
4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ........................................................ 24
4.3 Bahan Penelitian ......................................................................... 24
4.4 Instrumen Penelitian .................................................................... 24
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 24
4.6 Definisi Operasional .................................................................... 24
4.7 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 25
4.8 Analisis Data ................................................................................ 26
BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................... 27
5.1 Jumlah Sampel Penelitian ........................................................... 27
5.2 Data Demografi Pasien ............................................................... 28
5.2.1 Jenis Kelamin ..................................................................... 28
5.2.2 Usia ..................................................................................... 29
5.2.3 Status Pasien ....................................................................... 30
5.3 Klasifikasi ISK ............................................................................ 30
5.4 Identifikasi Mikrobiologi ............................................................ 31
5.4.1 Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi ..................................... 31
5.4.2 Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi ........................................ 32
5.4.3 Jenis Kuman yang Ditemukan ............................................ 33

xvi

5.5 Faktor Resiko .............................................................................. 34
5.6 Terapi Antibiotika yang Diterima Pasien ................................... 35
5.6.1 Distribusi Terapi Antibiotika Tunggal yang Diterima
Pasien ISK .......................................................................... 36
5.6.2 Distribusi Terapi Kombinasi Dua Antibiotika yang
Diterima Pasien ISK ........................................................... 37
5.6.3 Distribusi Terapi Kombinasi Tiga Antibiotika yang
Diterima Pasien ISK ........................................................... 38
5.7 Lama Perawatan Pasien .............................................................. 39
5.8 Status Pasien pada Saat Keluar Rumah Sakit ............................. 40
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 41
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50
LAMPIRAN ..................................................................................................... 53

xvii

DAFTAR TABEL
Halaman
II.1 Gejala Klinis ISK Dewasa ........................................................................ 11
II.2 Penggolongan Antibiotik Kuinolon .......................................................... 15
II.3 Profil Kuinolon dalam Urin ...................................................................... 18
II.4 Profil Farmakokinetik Fluorokuinolon ..................................................... 19
II.5 Penggunaan Antibiotika Golongan Kuinolon pada ISK .......................... 19
V.1 Distribusi Jenis Kelamin Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful
Anwar Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ........................... 28
V.2 Distribusi Usia Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ....................................... 29
V.3 Distribusi Status Pasein ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ....................................... 30
V.4 Distribusi Klasifikasi ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ....................................... 30
V.5 Distribusi Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi Pasien ISK Rawat Inap
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari –
31 Desember 2011 ................................................................................... 31
V.6 Distribusi Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Pasien ISK Rawat Inap
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 31 Desember 2011 ................................................................................... 32
V.7 Distribusi Jenis Kuman yang Ditemukan dari Hasil Pemeriksaan
Mikrobiologi Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ....................................... 33
V.8 Distribusi Faktor Resiko ISK pada Pasien ISK Rawat Inap di RSU
Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 .......... 34
V.9 Jumlah dan Prosentase Antibiotika yang Diterima Pasien
ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode
1 Januari - 31 Desember 2011 .................................................................. 35
V.10 Jumlah dan Prosentase Antibiotika Tunggal yang Diterima Pasien
ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode

xviii

1 Januari - 31 Desember 2011 ................................................................. 36
V.11 Jumlah dan Prosentase Kombinasi Dua Antibiotika yang
Diterima Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 .................................................. 37
V.12 Jumlah dan Prosentase Kombinasi Tiga Antibiotika yang
Diterima Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 .................................................. 38
V.13 Lama Perawatan Pasien ISK Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ..................................... 39
V.14 Status pada Saat Keluar Rumah Sakit Pasien ISK Rawat Inap
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari –
31 Desember 2011 ................................................................................. 40

xix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1

Skema Kerangka Konseptual ................................................................. 21

3.2

Skema Kerangka Operasional … ............................................................ 22

5.1

Skema Jumlah Sampel Penelitian yang memenuhi Kriteria Inklusi ...... 27

5.2

Distribusi Jenis Kelamin Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful
Anwar Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ......................... 28

5.3

Distribusi Usia Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ..................................... 29

5.4 Distribusi Status Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ..................................... 30
5.5 Distribusi Klasifikasi ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ..................................... 31
5.6

Distribusi Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi Pasien ISK Rawat Inap
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 31 Desember 2011 ................................................................................. 31

5.7

Distribusi Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Pasien ISK Rawat Inap
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 31 Desember 2011 ................................................................................. 32

5.8

Distribusi Jenis Kuman yang Ditemukan dari Hasil Pemeriksaan
Mikrobiologi Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ..................................... 33

5.9

Distribusi Faktor Resiko ISK pada Pasien ISK Rawat Inap di RSU
Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 31 Desember 2011 ................................................................................. 34

5.10 Jumlah dan Prosentase Antibiotika yang Diterima Pasien ISK Rawat
Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode
1 Januari - 31 Desember 2011 ............................................................... 35
5.11 Jumlah dan Prosentase Antibiotika Tunggal yang Diterima Pasien
ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 .................................................. 36

xx

5.12 Jumlah dan Persentase Kombinasi Dua Antibiotika yang Diterima
Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 .................................................. 38
5.13 Jumlah dan Prosentase Kombinasi Tiga Antibiotika yang
Diterima Pasien ISK Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 .................................................. 39
5.14 Lama Perawatan Pasien ISK Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar
Malang Periode 1 Januari - 31 Desember 2011 ..................................... 39
5.16 Status pada Saat Keluar Rumah Sakit Pasien ISK Rawat Inap
di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari –
31 Desember 2011 ................................................................................. 40

xxi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. 50
2. Surat Pernyataan .......................................................................................... 54
3. Surat Tugas ................................................................................................. 55
4. Surat Pengesahan Ethical clearance ........................................................... 56
5. Surat Penghadapan Penelitian ..................................................................... 57
6. Jadual Penelitian .......................................................................................... 58
7. Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................................ 59
8. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium .......................... 60
9. Lembar Pengumpulan Data ......................................................................... 61

xxii

DAFTAR SINGKATAN
BPH

: Benign Prostat Hyperplasia

CAPD

: Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis

CKD

: Chronic Kidney Disease

CVA

: Cerebrovascular Accident

DM

: Diabetes Mellitus

DNA

: Deoxyribose Nukleat Acid

i.v

: intravena

IDSA

: Infectious Disease Society of America

IgA

: Immunoglobulin A

ISK

: Infeksi Saluran Kemih

ISN

: Infeksi Saluran Nafas

KRS

: Keluar Rumah Sakit

LED

: Laju Endap Darah

LPD

: Lembar Pengumpulan Data

MIC

: Minimum Inhibitory Concentration

MRS

: Masuk Rumah Sakit

p.o

: per oral

PAE

: Post Antibiotic Effect

RMK

: Rekam Medik Kesehatan

RR

: Respiratory Rate

RS

: Rumah Sakit

TMP-SMX : Trimetoprim-Sulfametoksazol
UTI

: Urinary Tract Infection

xxiii

DAFTAR PUSTAKA

Alados JC, Gutierrez J, Garcia F, Liebana J, Piedrola G., 1990. Post-antibiotic
effect of three quinolones against gram negative isolates from urine. Med
Lab Sci. Vol.47(4). Pp.272-277.
Anonim., 2005. Penggunaan Siprofloksasin di Indonesia. Jakarta : HTA
Indonesia, pp.1-28.
Anonim., 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta : Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Asih, Andriana, L., 2009. Studi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Infeksi
Saluran Kemih. Surabaya : Universitas Airlangga.
Askep., 2011. Askep Pasien Infeksi Saluran Kemih. National Institutes of
Health, Health & Human Services. U.S. National Library of Medicine,
Rockville Pike, Bethesda. http://aske-p.blogspot.com/2011/01/askeppasien-infeksi-saluran-kemih-isk.html. Di akses pada tanggal 6 Januari
2012.
Bannister, B., Gillespie, S., Jones, J., 2006. Infection Microbiology and
Management, Ed. 3th, United Kingdom: Blackwell Publishing Ltd, pp. 83.
Boyko, E., Fihn, S., Scholes, D., Abraham, L., and Monsey, B., 2005. Risk of
Urinary Tract Infection and Asymptomatic Bacteriuria among Diabetic
and Nondiabetic Postmenopausal Women., American Journal of
Epidemiology, Vol.161(6).
British National Formulary (BNF), 2009. London: BMJ Publishing Group and
Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.
Chambers, H.F., 2007. Chemoterapeutic Drugs. In: Katzung, B.G. (Eds). Basic
and Clinical Pharmacology, Ed. 10th, New York: The McGraw-HillCo.,
pp. 763.
Coyle, A. E., and Prince, A.R., 2008. Urinary Tract Infection and Prostatitis. In:
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey,
L.M. (Eds). Pharmacotherapy Handbook, Ed. 7th, New York: The McGraw-Hill Co., pp. 1899-1915.

xxiv

Dana E. king, M.D., Robb Malone, Pharm.D., and Sandra H. Lilley, Pharm.D.,
2000. New Classification and Update on the Quinolone Antibiotics. Am
Fam Physician. 61(9):2741-2748.
Etienne, M., Caron, F., 2007. Management of Fungal Urinary Tract Infections.
Presse Med. 36;12(3). pp.1899-906.
Fauci, A.S., 2008. Urinary Tract Infections, Pyelonephritis, and Prostatitis In:
Kasper, D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L.,
Loscalzo, J. (Eds). Harrison’s Principles of Internal Medicine, Ed. 17th,
U.S. of Amerika: The McGraw-Hill Co., pp. 282.
Fish D.N., 2009. Urinary Tract Infections. In: Koda-kimble, M.A., Young, L.Y.,
Alldredge, B.K., Corelli, R.L. Guglielmo, B.J., Kradjan, W.A., Williams,
B.R. (Eds). Applied Therapeutics: The Clinical Use Of Drugs, Ed. 9th,
Philadelphia, pp. 64.
King, D. E., Malone, R., Lilley, S. H., 2000. New Classification and Update on
the Quinolone Antibiotics. Am Fam Physician. 1;61(9). pp. 2741-2748.
Ko, M.C., Liu, C.K., Woung, L.C., Lee, W.K., Jeng, H.S., Lu, S.W., Chiang,
H.S., Li, C.Y., 2008. Spesies and Antimikrobial Resistance of
Uropathogen Isolated from Patiens with Urinary Catether. Tohoku J. Exp.
Med., Vol. 214, pp. 311-319.
Najar M.S., Saldanha C.L., Banday K.A., 2009. Approach to urinary tract
infections, Indian J Nephrol, Ed 19th. pp. 129-39.
Nicolle, L.E, 2000. Use of Quinolones in Urinary Tract Infection and Prostatitis.
In: Andriole, V.T., The Quinolones, Ed. 3th, San Diego: Academic Press.,
pp. 203
Nicolle, L., Anderson, P.A.M., Conly, J., Mainprize, T.C., Meuser, J., Nickel,
J.C., Senikas, V.M., Zhanel, G.G., 2006. Uncomplicated Urinary Tract
Infection in Women Current Practice and The Effect of Antibiotic
Resistance on Empiric Treatment. Canadian Family Physician, Vol. 52,
pp. 612-618.
Noor N., Ajaz M., Rasool S. A., and Pirzada Z. A., 2004. Urinary Tract Infections
Associated wih Multidrug Resistant Enteric Bacilli: Characterization and

xxv

Genetical Studies. Pakistan Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol.
17 No.2, pp. 115-123.
Petry, W.A., 2006. Antimicrobial agents. In: Brunton, L.L., Lazo, J.S., Parker,
K.L. (Eds). Goodman&Gilman’s The Pharmalogycal Basic of
Therapeutics. Ed.11th . New York: McGraw-Hill, pp. 1182 and 1211.
Purnomo, B.P., 2008. Dasar-Dasar Urologi, Ed. 2nd, Jakarta: CV. Sagung Seto,
pp. 1-56.
Stahlmann R, Lode, H., 2010. Safety considerations of fluoroquinolones in the
elderly : an update. Drugs Aging, 27(3). Pp. 193-209.
Samirah., Darwati., Windarwati., 2006. Pola dan sensitivitas kuman di penderita
infeksi saluran kemih. Indonesian Journal of Clinical Pathology and
Medical Laboratory.
Sarisaltik, D., and Teksin, Z.S., 2007. Bioavailability File: Levofloxacin. FABAD
J. Pharm. Sci., Vol.32, pp. 197-208.
Setiabudy, R., 2007. Antimikroba. In: Gunawan, G., Setiabudy, R., Nafrialdi,
Elysabeth (Eds). Farmakologi dan Terapi, Ed. 5th, Jakarta: Balai Penerbit
FKUI., pp 718.
Susan A., Mehnert-Kay., 2005. Diagnosis and Management of Uncomplicated
Urinary Tract Infections. University of Oklahoma College of Medicine–
Tulsa, Oklahoma Am Fam Physician, Ed. 72(3th). pp. 451-456.
Tjay, T.H., dan Rhardja K., 2007. Kemoterapika. Obat-obat Penting, Ed. 6th,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, hal 148-152.
Widayati, A., Wirawan, I., dan Kusharwanti, A., 2004. Kesesuaian Pemilihan
Antibiotika dengan Hasil Kultur dan Uji Sensitivitas Serta
Efektivitasnya Berdasarkan Parameter Angka Lekosit Urin pada
Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta (Juli-Desember 2004), pp. 111-115.

xxvi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan keadaan tumbuh dan berkembang

biaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai
infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. Dalam
keadaan normal saluran kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau
mikroorganisme lainnya. Dengan kata lain bahwa diagnosis ISK ditegakkan
dengan membuktikan adanya mikroorganisme di dalam saluran kemih. Pada
pasien dengan simptom ISK jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar
5

dari 10 /ml urin (Widayati, et al., 2004).
Kuman yang berada dalam saluran kemih memiliki potensi untuk
menyerang jaringan saluran kemih dan struktur-struktur yang berdekatan. Infeksi
saluran kemih bagian bawah meliputi cystitis (kandung kemih), urethritis (uretra),
prostatitis(kelenjar prostat), dan epididymitis, sedangkan bagian atas melibatkan
ginjal dan disebut dengan pieloinefritis. Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi
(uncomplicated) tidak menyebabkan kelainan struktural atau neurologis yang
dapat mengganggu aliran normal urin maupun mekanisme berkemih. Infeksi
saluran kemih komplikasi (complicated) dapat terjadi akibat adanya lesi
predisposisi pada saluran kemih seperti kelainan bawaan atau distorsi dari saluran
kemih, batu ginjal, penggunaan kateter, hipertrofi prostat, obstruksi, maupun
defisit neurologis yang dapat mengganggu aliran normal urin dan pertahanan
saluran kemih. Infeksi saluran kemih berulang ditandai dengan adanya gejala
maupun tanpa gejala pada tiap periode tertentu (Coyle and Prince, 2009).
Infeksi saluran kemih mencakup beberapa spektrum klinis dengan tingkatan
keparahan yang bermacam-macam, mulai dari infeksi asimtomatis sampai dengan
pielonefritis akut dengan sepsis. Terdapat sekitar 7 juta kasus acute cystitis dan
250.000 kasus pielonefritis akut yang terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya,
sehingga mengakibatkan lebih dari 100.000 kasus yang harus ditangani dengan
menjalani rawat inap di rumah sakit. Pada usia 1 sampai 50 tahun, kasus ISK
banyak terjadi pada perempuan dibanding dengan laki-laki. Hal ini disebabkan

1

2

karena perbedaan anatomi dan fisiologis tubuh. Uretra perempuan relatif pendek
dan memungkinkan akses bakteri lebih mudah menuju kandung kemih.
Sebaliknya, laki-laki sebagian dilindungi karena uretra lebih panjang dan adanya
zat antimikroba yang disekresikan oleh prostat (Fish, 2009).
Pada neonatus ISK lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki (27%) yang tidak
menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%). Namun dengan
bertambahnya usia, angka kejadian ISK menjadi berubah. Pada masa sekolah, ISK
pada anak perempuan sebesar 3% dan pada anak laki-laki sebesar 1,1%. Angka
kejadian ini pada perempuan usia remaja meningkat 3,3%-5,8%. Bakteriuria
asimtomatik pada perempuan usia 18-40 tahun sebesar 5-6% dan mengalami
peningkatan menjadi 20% pada wanita usia lanjut (Purnomo, 2008).
Sebagian besar pasien di rumah sakit menggunakan kateter selama berada di
rumah sakit dan kemungkinan mengidap ISK yang berhubungan dengan
penggunaan kateter tersebut merupakan salah satu penyebab infeksi nosokomial.
Sekitar 25% pasien di rumah sakit yang menggunakan kateter selama di rumah
sakit menderita ISK nosokomial sebesar 5% setiap harinya dan sebesar 4%
disebabkan oleh bakteri. Pada pasien yang menggunakan kateter selama berada di
rumah sakit, kasus piuria dan gejala ISK diperkirakan sebesar 5% per hari dan
21% per bulannya. Sebanyak 40% infeksi di rumah sakit disebabkan oleh ISK
nosokomial karena kateterisasi. Mikroorganisme yang ditemukan pada pasien ISK
akibat kateterisasi berbeda dengan ISK tanpa kateterisasi (Ko, et al., 2008).
Mikroorganisme yang paling umum adalah basil gram negatif. Eschericia
coli adalah penyebab dari hampir 80% infeksi akut (baik pielonefritis maupun
cystitis) pada pasien tanpa penggunaan kateter, kelainan urologi, maupun calculi.
Gram negatif lainnya seperti Proteus spp. dan Klebsiella spp. ataupun
Enterobacter spp. memiliki tingkat penyebab yang kecil pada infeksi tanpa
komplikasi. Bakteria Serratia spp. dan Pseudomonas spp. merupakan penyebab
terpenting peningkatan pada infeksi berulang dan infeksi yang terkait dengan
manipulasi urologi, calculi, maupun obstruksi. Bakteri tersebut memiliki peran
utama dalam menyebabkan ISK nosokomial akibat penggunaan kateter (Fauci,
A.S., 2009).

3

Tujuan pengobatan ISK adalah untuk mencegah atau mengobati secara
sistemik konsekuensi dari infeksi, membunuh mikroorganisme yang menyerang,
mencegah reinfeksi. Kemampuan antimikroba untuk membunuh bakteri dari
saluran kemih secara langsung berhubungan dengan sensitivitas organisme dan
konsentrasi yang dapat dicapai di dalam urin. Pengelolaan terapeutik ISK paling
baik dilakukan dengan mengkategorikan jenis infeksi, seperti sistitis akut tanpa
komplikasi, gejala abacteriuria, ISK komplikasi, infeksi berulang, atau prostatitis
(Fish, 2009).
Pemberian antibiotika diperlukan untuk pasien yang sudah positif
dinyatakan mengalami ISK. Pemilihan terapi antibiotika yang tepat sangat
berpengaruh pada keberhasilan terapi yang dilakukan. Di samping itu, ketepatan
terapi antibiotika sangat diperlukan untuk meminimalkan resiko terjadinya
resistensi yang merupakan masalah besar dalam terapi antibiotika. Pemilihan
antibiotika seharusnya mempertimbangkan kejadian resistensi yang sudah terjadi
di rumah sakit dan juga mempertimbangkan kejadian resistensi yang
kemungkinan selanjutnya akan terjadi (Saipudin, et al., 2006).
Infeksi Saluran Kemih yang sering diderita oleh perempuan biasanya
diterapi dengan antibiotika empirik tanpa melakukan kultur terlebih dahulu.
Trimetoprim-Sulfametoksazol (TMP-SMX) merupakan terapi empirik yang
pertama digunakan. Tetapi hanya 10% kasus ISK yang dapat diterapi dengan
TMP-SMX, sehingga digunakan antimikroba golongan Kuinolon. Namun
penggunaan fluoroquinolon pada first-line terapi dapat menyebabkan peningkatan
resistensi (Nicolle, et al., 2006).
Antimikroba golongan kuinolon umumnya mencapai kadar yang tinggi pada
urin. Ekskresi urin bervariasi mulai dari

Dokumen yang terkait

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRI RAWAT INAP (Penelitian Dilakukan di RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

0 17 34

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA AMPISILIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

1 53 30

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

3 34 29

STUDI PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN DIURETIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

2 20 26

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA QUINOLON PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK DENGAN INFEKSI (Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

0 18 32

STUDI PENGGUNAAN DIURETIK PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

4 21 24

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN KUINOLON PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

0 7 26

STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI GOLONGAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

1 27 18

STUDI PENGGUNAAN NEUROPROTEKTAN PADA PASIEN HEMORAGIC CEREBROVASCULAR ACCIDENT (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

6 16 21

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr.Saiful Anwar Malang

1 9 54