5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil pengamatan lumba-lumba
Hasil pengamatan lumba-lumba ditunjukkan dalam Tabel 9. Dari pengamatan lumba-lumba di dua lokasi, total waktu yang dibutuhkan per hari adalah
± 6 jam untuk pengamatan di Perairan Pantai Lovina dan ± 8 jam untuk pengamatan di Perairan Teluk Kiluan. Jumlah pemunculan lumba-lumba selama pengamatan di
Perairan Pantai Lovina sebanyak 967 individu dan Perairan Teluk Kiluan sebanyak 541 individu.
Tabel 9 Hasil pengamatan lumba-lumba. Variabel
Jumlah Pantai Lovina
Teluk Kiluan Jumlah pengamatan
5 5
Total waktu pengamatan per hari ± 6 jam
± 8 jam Jumlah pemunculan yang teramati
967 individu 541 individu
Spesies teridentifikasi 3 spesies
2 spesies
Sumber : Data primer 2007
Terdapat 3 tiga jenis spesies yang teridentifikasi selama pengamatan Tabel 10. Perairan Pantai Lovina teridentifikasi antara lain Spinner dolphin
Stenella longirostris, Spotted dolphin Stenella attenuata dan Bottlenose dolphin Tursiop truncatus. Perairan Teluk Kiluan teridentifikasi 2 dua jenis spesies
antara lain Spinner dolphin Stenella longirostris dan Bottlenose dolphin Tursiop truncatus.
Tabel 10 Spesies lumba-lumba teramati selama pengamatan. Jenis lumba-lumba
Jumlah individu Pantai Lovina
Teluk Kiluan Spinner dolphin Stenella longirostris
828 541
Spotted dolphin Stenella attenuata 102
- Bottlenose dolphin Tursiop truncatus
37 341
Jumlah 967 882
Sumber : Data primer 2007
Spotted Dolphin tidak dijumpai di Perairan Teluk Kiluan karena diduga Perairan Teluk Kiluan merupakan perairan samudera yang curam dan terbuka serta
dipengaruhi oleh Perairan Samudera Hindia. Menurut Pariwono 1999, kecuraman pantai di bagian barat Lampung mempunyai gradasi dari yang curam di bagian
utaranya hingga yang berkurang kecuramannya di bagian selatan. Baird et al.2001 menyatakan bahwa Spotted dolphin jarang melakukan pergerakan ke perairan yang
lebih dalam dan tidak sering melakukan pergerakan lebih dari 1000 m atau melakukan pergerakan yang lebih jauh antara pulau. Spotted dolphin diidentifikasi
berdasarkan bentuk tubuhnya yang lebih ramping dan steamlined. Sirip punggung yang sempit, berbentuk sabit dan runcing ujungnya. Ciri lainnya adalah memiliki
bintik-bintik pada bagian punggung. Dijumpai di antara perairan pantai dan pantai kontinental. Di perairan Pantai Lovina, Spooted dolphin ditemukan pada jarak rata-
rata 2,5 km hingga 3 km dari garis pantai.Di kepulauan Hawaii, Spotted dolphin sering dijumpai pada kedalaman kurang dari 200 meter dan melakukan pergerakan
sekitar 40 km selama 4 hari. Spinner dolphin diidentifikasi dengan ciri-cirinya yang sering melakukan
gerakan aerials, yakni melakukan lompatan sangat tinggi, salto, berbalik dan berputar di udara. Memiliki paruh yang panjang dan ramping, sirip dorsal yang
tegak, tubuhnya yang panjang dan ramping, dahi yang landai serta ekornya yang panjang dan lancip. Spinner dolphin merupakan salah satu dari kelas Delphinidae
yang sering dijadikan bahan penelitian di Hawaii Silva et al. 2007. Menurut Carwardine 1995, Spinner dolphin memiliki 3 tiga pola warna
antara lain abu-abu terang pada bagian samping dan putih abu-abu putih pada bagian perut. Sering dijumpai dalam kelompok yang besar antara 5-200 ekor
bahkan sampai 1000 ekor Kiefner 2002.
Bottlenose dolphin termasuk hewan yang tidak menyerang sehingga dapat dengan mudah dan aman untuk dinikmati atraksinya. Sangat aktif dipermukaan dan
sering mengikuti gelombang yang timbulkan oleh gerakan kapal. Bottlenose dolphin sering dijumpai bersamaan dengan kapal rekreasi dan pada perikanan pantai
Costantine and Baker 1997. Identifikasi Bottlenose dolphin di perairan dapat ditandai melalui tubuhnya
yang relatif pendek dengan moncong yang pendek. Sirip punggung tinggi dan berujung agak bengkok seperti sabit serta muncul dari pertengahan punggung.
Selama pengamatan di Perairan Pantai Lovina dan Teluk Kiluan, Bottlenose dolphin dijumpai dalam kelompok antara 4-10 ekor.
Menurut Priyono 2001, Bottlenose dolphin dijumpai dalam kelompok kurang dari 20 ekor. Shane et al. 1986 dalam Hansen 1990, menyatakan bahwa
di perairan pantai di Gulf Mexico ditemukan komposisi dan ukuran grup dari Bottlenose dolphin yang selalu berubah-ubah dalam sehari. Lumba-lumba
membentuk grup yang lebih besar adalah bagian dari strategi untuk memangsa karena sumber makanan mereka yang berupa schooling ikan menyebar di perairan
terbuka. Distribusi Bottlenose dolphin sebagian besar di dalam 500 m dari pantai, adakalanya berada lepas pantai dekat tebing curam di mana mangsa mungkin
secara relatif lebih berlimpah-limpah Bearzi 2003. Selama pengamatan di kedua perairan didominasi oleh Spinner dolphin,
antara lain 85,62 di Perairan Pantai Lovina dan 61,33 di Teluk Kiluan Gambar 23. Lammers et al. 2001 menyatakan bahwa selama pengamatan di dekat
Kalaeloa Barbers Point Harbor, setiap hari dijumpai sekitar 40 sampai 100 ekor Spinner dolphin.
Pantai lovina
Spotted dolphin
11 Bottlenos
e dolphin 4
Spinner dolphin
85
Teluk Kiluan
Spinner dolphin
61 Bottlenos
e dolphin 39
Gambar 23 Jenis spesies yang ditemukan selama pengamatan. Berdasarkan hari pengamatan di Perairan pantai Lovina, hari ke-1 tidak
ditemukan gerombolan lumba-lumba. Hal ini terjadi bersamaan dengan kondisi perairan yang berombak Skala 4. Menurut Lammers et al. 2001, keberadaan
Spinner dolphin di dekat Kahe Point Hawaii yang merupakan pintu masuk pelabuhan, hanya bersifat sementara karena kondisi perairan yang keruh dan angin
yang bertiup kencang, sehingga tidak memungkinkan untuk berisirahat dan mencari makan.
Keberadaan lumba-lumba selama pengamatan di Perairan Pantai Lovina lebih banyak di pagi hari pada pukul 07.00-11.00 WITA Gambar 24. Lumba-lumba
membentuk kelompok yang lebih besar menjelang siang hari. Menurut Lammers
2004, frekuensi perjumpaan dengan Spinner dolphin di perairan Waianae,Oahu terjadi pada pagi hari pukul 07.00-09.59.
50 100
150 200
250 300
350
6.00-7,00 7.00-8.00
8.00-9.00 9.00-10.00
10.00-11.00
waktu pengamatan WITA ju
m la
h in
d iv
id u
Stenella longirostis Stenella attenuata
Tursiop truncatus
Gambar 24 Pemunculan lumba-lumba berdasarkan waktu pengamatan di Perairan Pantai Lovina
Menurut Perrin and Gilpatrick 1994, Spinner dolphin Stenella longirostris merupakan spesies kosmopolitan yang distribusinya tersebar luas pada laut tropis
dan subtropis di dunia. Spinner dolphin banyak terdapat di laut lepas dan juga di perairan pantai. Pada wilayah Eastern Tropical Pasific sering dijumpai pada
perairan dangkal Reilly 1990 dalam Lammers 2004. Perjumpaan dengan Spinner dolphin lebih banyak terjadi pada pagi hari dibandingkan pada sore hari Lammers
et al. 2001. Kemunculan lumba-lumba tertinggi selama pengamatan terjadi pada hari ke-
3 sebanyak 41,47 terdiri atas Spinner dolphin 36,30, Spotted dolphin 4,24 dan Bottlenose dolphin 0,93 Gambar 25.
50 100
150 200
250 300
350 400
Ju m
lah P
e m
u n
c u
lan
Lum b
a -Lum
ba in
d iv
idu
1 2
3 4
5
Hari Pengamatan Spinner dolphin
Spotted dolphin Bottlenose dolphin
Gambar 25 Jumlah pemunculan lumba-lumba yang teramati di Perairan Pantai Lovina.
Keberadaan lumba-lumba selama pengamatan di Perairan Teluk Kiluan lebih banyak di pagi hari antara pukul 09.00-11.00 WITA Gambar 26.
50 100
150 200
250 300
6.00-7,00 7.00-8.00
8.00-9.00 9.00-10.00
10.00-11.00
waktu pengamatan WIB ju
m la
h i
ndi v
idu
Stenella longirostis Tursiop truncatus
Gambar 26 Pemunculan lumba-lumba berdasarkan waktu pengamatan di Perairan Teluk Kiluan.
Kemunculan lumba-lumba tertinggi selama pengamatan di Perairan Teluk Kiluan terjadi pada hari ke-4 sebanyak 32,20 , terdiri atas Spinner dolphin 14,74
dan Bottlenose dolphin 17,46 Gambar 27. Pada hari ke-3 tidak ditemukan gerombolan lumba-lumba bersamaan dengan keadaan alam yang turun hujan dan
kondisi perairan yang berombak Skala 4.
50 100
150 200
250
J u
m la
h P
e m
unc ula
n
Lu m
b a
-Lu m
b a
in d
iv idu
1 2
3 4
5
Hari Pengamatan Spinner dolphin
Bottlenose dolphin
Gambar 27 Jumlah pemunculan lumba-lumba yang teramati di Perairan Teluk Kiluan.
Selama pengamatan berlangsung pada kedua lokasi, terlihat adanya fenomena lainnya seperti kemunculan lumba-lumba disertai dengan ditemukannya
schooling ikan tongkol yang berlompatan di permukaan laut. Diduga keberadaan lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina dan Teluk Kiluan berhubungan dengan
mencari makan. Kondisi suhu pada saat pengamatan adalah berkisar antara 28,0- 29,0
C dan kisaran salinitas 33-34 ‰. Menurut Bruyns 1971, lumba-lumba hidup pada suhu 24
C-30 C dan pada umumnya hidup di laut atau di samudera namun
kadang hidup di daerah pantai. Scoot and Chivers 1990 menyatakan bahwa Spinner dolphin dan Spotted dolphin menetap pada perairan tropis dengan suhu
lebih dari 25 C dan salinitas kurang dari 34‰.
Lammers 2001 menyatakan bahwa keberadaan Bottlenose dolphin di perairan Kahe Point Hawaii diduga untuk mencari makan. Hasil pengamatan dari
Perrin et al.1973; Robertson and Chivers 1997; Scoot and Cattanach 1998 dalam Baird et al. 2001 tentang kebiasaan makan Spotted dolphin pada Eastern
Tropical Pasific menyatakan bahwa Spotted dolphin mempunyai kebiasaan memakan spesies epipelagis pada malam hari dan spesies mesopelagis yang
berada di permukaan laut menjelang pagi hari. Cockcroft and Ross 1986 mengemukakan bahwa lumba-lumba hidung botol di perairan Natal, Afrika Selatan
memakan berbagai jenis ikan pelagis, cepalopoda, dan beberapa jenis ikan laut dalam.
Scott and Chiver 1990 menyatakan bahwa Bottlenose dolphin adalah jenis lumba-lumba yang memiliki strategi dalam mencari makan. Menurut Shane 1990,
lumba-lumba di bagian Afrika Utara dan Texas mencari makan pada pagi hari dan sore hari. Silva et al. 2007 menemukan bahwa Spinner dolphin sering bermain
pada daerah yang memiliki banyak ketersediaan makanan pada perairan Fernando de Noronha yang terdiri atas cumi-cumi, ikan dan udang. Menurut Barros and Odell
1990 dari 76 lumba-lumba yang diteliti di Southeastern United States, 75 ekor memakan ikan, 28 ekor ada yang memakan cephalopoda dan 11 ekor yang
memakan udang.
5.2 Tingkah laku lumba-lumba di permukaan air