Analisis Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol (Auxis thazard) yang Didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN LAJU EKSPLOITASI IKAN
TONGKOL (Auxis thazard) YANG DIDARATKAN DI KUD
GABION PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA
BELAWAN SUMATERA UTARA

KARTIKA DEWI
110302011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN LAJU EKSPLOITASI IKAN
TONGKOL (Auxis thazard) YANG DIDARATKAN DI KUD
GABION PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA
BELAWAN SUMATERA UTARA

SKRIPSI

KARTIKA DEWI

110302011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN LAJU EKSPLOITASI IKAN
TONGKOL (Auxis thazard) YANG DIDARATKAN DI KUD
GABION PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA
BELAWAN SUMATERA UTARA

SKRIPSI

KARTIKA DEWI
110302011
Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk dapat Memperoleh Gelar
Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi

: Analisis Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan
Tongkol (Auxis thazard) yang Didaratkan di KUD Gabion
Pelabuhan
Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

Nama

: Kartika Dewi

NIM


: 110302011

Program Studi

: Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, M.Sc
Ketua

Desrita, S.Pi, M.Si
Anggota

Mengetahui

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si
Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan


PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Analisis Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol (Auxis thazard) yang
Didaratkan Di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera
Utara.
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalambentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Medan, September 2015

Kartika Dewi
NIM. 110302011

ABSTRAK

KARTIKA DEWI. Analisis Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol

(Auxis thazard) yang didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera
Belawan Sumatera Utara. Dibimbing oleh Bapak Ternala Alexander Barus dan
Ibu Desrita.
Ikan tongkol (Auxis thazard) merupakan salah satu potensi sumberdaya
ikan ekonomis yang ada di perairan Selat Malaka. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dampak dari eksploitasi pada ikan tongkol dan penelitian ini
dilakukan dari bulan November 2014 sampai April 2015. Data didapatkan di
lokasi KUD Gabion Belawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stok ikan
tongkol yang meliputi panjang berat, pertumbuhan, faktor kondisi, mortalitas dan
laju eksploitasi. Ikan tongkol yang diukur selama penelitian berjumlah 555 ekor
dengan kisaran panjang 183–402 mm terdiri atas 4 kelompok umur yang
dipisahkan dengan metode Bhattacharya menggunakan bantuan software FISAT
II. Koefisien pertumbuhan (K) adalah 0.36 per tahun dengan panjang asimtotik
(L∞) sebesar 411.60 mm dan umur teoritis mula-mula (t0) sebesar – 1.35 per
tahun. Berdasarkan hubungan panjang berat dinyatakan pola pertumbuhan ikan
tongkol di perairan Selat Malaka bersifat alometrik negatif, nilai faktor kondisi
rata-rata 0.51 – 2.59, hal ini menunjukkan ikan dalam keadaaan gemuk saat
penelitian. Laju mortalitas total (Z) adalah 1.93 per tahun, mortalitas alami (M)
0.44 per tahun, dan laju mortalitas penangkapan (F) 1.48 per tahun sehingga
didapatkan laju eksploitasi 0.76. Nilai laju eksploitasi ini telah melebihi nilai

optimum 0,5.
Kata Kunci : Ikan tongkol, hubungan panjang berat, parameter pertumbuhan,
faktor kondisi, mortalitas dan laju eksploitasi.

ABSTRACT

KARTIKA DEWI. Growth Analysis and Exploitation rate of Tuna fish (Auxis
thazard) landed in the ocean Fishing Port KUD Gabion Belawan, North Sumatra.
Guided by Mr. Ternala Alexander Barus and Mrs. Desrita.
Tuna fish (Auxis thazard) has high economic value at Selat Malaka. This
research was conducted to investigate the impact of exploitation on Tuna fish
stock and was done from November 2014 to April 2015. Data obtained in KUD
location Gabion Belawan. The objective of this research is to study stock
condition of Tuna fish based on length-weight relationship, Von-Bertalanffy
growth parameter, condition factor, mortality and level of exploitation. Total
length data was measured from 555 fish the average of total length was from 183402 mm. Separation of cohort length groups using Bhattacharya method produced
four length frequency. Growth coefficient (K) was 0.36 per year, L infinity ∞)
(L
411.60 mm and t0 – 1.35 per year. Based on the long relationship expressed heavy
growth patterns swordfish in the waters of the Strait of Malacca is alometrik

negative, the value of the average condition factor 0,51 – 2,59, it shows the fish in
suitable circumstances. Total mortality rate (Z) is 1,93 per year, natural mortality
(M) 0,44 per year, and the mortality rate of arrest (F) 1,48 per year to obtain the
exploitation rate of 0,76. The exploitation rate value has exceeded the optimum
value of 0,5

Keywords: Auxis thazard, weight long relationship parameters of growth,
condition factor, mortality and the rate of exploitation.

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kisaran pada tanggal 23 November
1992. Merupakan putri dari pasangan Kuatno dan Alm.
Suwarni. Pada tahun 2005 lulus SD Swasta Madona
Jaya, tahun 2008 lulus Smp Swasta Umum Sentosa,
kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan
berikutnya yaitu SMA Swasta Umum Sentosa dan lulus
pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Universitas Sumatera
Utara melalui jalur undangan SNMPTN sebagai mahasiswa penerima beasiswa
Bidikmisi pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Pertanian. Selama menjadi mahasiswi, penulis aktif menjadi pengurus Ikatan
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan periode 2013/2014 sampai
2014/2015 dibagian keagamaan. Penulis juga berkesempatan menjadi asisten
Biologi Perikanan 2014/2015. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara, Jawa Tengah
pada tahun 2014 dari tanggal 14 Juli – 14 Agustus 2014.
Untuk menyelesaikan studi di Fakultas, penulis melaksanakan penelitian
dengan judul “Analisis Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol (Auxis
thazard) yang didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera
Belawan Sumatera Utara”

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena
atas izin, berkah, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan studi pada Jurusan Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dengan
mengangkat judul “Analisis Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol
(Auxis thazard) yang Didaratkan di KUD Gabion PelabuhanPerikanan Samudera
Belawan Sumatera Utara”.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih serta
penghargaan yang tulus kepada kedua orang tua terbaik yaitu Ayahanda Kuatno
dan Ibunda Sariyah serta keluarga semua yang selalu memberikan kasih sayang,
serta doa yang tak henti kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga
dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, M.Sc selaku Ketua Komisi
Pembimbing yang telah memberikan masukan arahan, bimbingan dan ilmu
yang bermanfaat bagi penulis.
2. Ibu Desrita, S.Pi, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah
memberi masukan arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Dharma Bakti, M.S selaku Dekan Fakultas Pertanian.

4. Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
6. Terima kasih untuk keluarga besar, yang telah mendoakan dan memberikan


semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku dari fakultas pertanian yang telah memberikan dukungan
danbantuannya,ucapan terima kasih kepada Febrina Rahmadanti Putri S.Pi,
Khairatun Nisa’, Emaliana, Firza Annisa Nst, Laily Dirda Fitria Ningsih S.Pi,
Putri Widyawati S.Pi, Sultan Akbar Habibullah Lubis S.Pi, Arief Rahman
Hakim, Meia Ester Sela Ginting S.Pi, Ema Theresia Sihombing dan semua
teman-teman MSP 2011 serta adik Yuli Wulandari dan adik-adik MSP 2013.
Tiada manusia sempurna, karenanya penulis sangat menyadari adanya
keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki, sehingga dalam penyusunan
Skripsi ini banyak terdapat kekurangan.
Atas dorongan, bimbingan, pengarahan, dan bantuan semua pihak tersebut
maka penulis mendoakan semoga amal baik yang telah diberikan itu mendapat
imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin. Akhir kata semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Manajemen
Sumberdaya Perairan.

Medan, September 2015

Penulis


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................

i

ABSTRACT ................................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................
1
Perumusan Masalah ............................................................................3
Kerangka Pemikiran ...........................................................................4
Tujuan Penelitian ................................................................................
5
Manfaat Penelitian ..............................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Tongkol (Auxis thazard) ............................................................
6
Distribusi Ikan Tongkol ..................................................................... 8
Alat Tangkap Ikan Tongkol ...............................................................
10
a. Jaring Insang (Gillnet) ...............................................................
11
b. Purse seine ..................................................................................
13
Pertumbuhan .......................................................................................
14
Hubungan Panjang dan Bobot ............................................................
16
Faktor Kondisi ....................................................................................
17
Mortalitas dan Laju Eksploitasi ..........................................................
18
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat ..............................................................................
20
Alat dan Bahan ......................................................................................20
Metode Penelitian ..............................................................................21
Analisis Data ......................................................................................21
Sebaran Frekuensi Panjang dengan Metode Bhattacharya ..........21
Hubungan Panjang dan Bobot .....................................................
22
Parameter Pertumbuhan...............................................................23
Faktor Kondisi .............................................................................23
Mortalitas dan Laju Eksploitasi ...................................................24

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ............................................................................................................
Sebaran Frekuensi Panjang ........................................................
Kelompok Umur ........................................................................
Hubungan Panjang dan Berat .....................................................
Parameter Pertumbuhan .............................................................
Faktor Kondisi ............................................................................
Mortalitas dan Laju Eksploitasi .................................................
Pembahasan .................................................................................................
Sebaran Frekuensi Panjang ........................................................
Kelompok Umur ........................................................................
Hubungan Panjang dan Berat .....................................................
Parameter Pertumbuhan .............................................................
Faktor Kondisi ............................................................................
Mortalitas dan Laju Eksploitasi .................................................
Alternatif Pengelolaan ................................................................

25
25
26
27
28
29
29
30
30
32
32
34
35
36
37

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................................
Saran ...................................................................................................

39
39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No

Teks

Halaman

1. Hubungan Panjang Berat Ikan Tongkol (Auxis thazard).......................

28

2. Parameter Pertumbuhan K, L∞ dan t0 Ikan Tongkol (Auxis thazard) ..

28

3. Nilai faktor kondisi ikan tongkol (Auxis thazard) di KUD Gabion
Belawan .................................................................................................

29

4. Laju mortalitas dan laju eksploitasi ikan tongkol ..................................

30

5. Curah Hujan Daerah Medan Belawan.....................................................

31

6. Nilai K dan L∞ Ikan Tongkol (Auxis thazard) di perairan India ...........

35

DAFTAR GAMBAR

No.

Teks

Halaman

1. Diagram Kerangka Pemikiran ..............................................................

4

2. Ikan Tongkol (Auxis thazard) ..............................................................

7

3. Peta Sebaran Ikan Tongkol (Auxis thazard) .........................................

10

4. Alat Tangkap Gillnet ...........................................................................

11

5. Alat Tangkap Purse seine ....................................................................

13

6. Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Tongkol .........................................

20

7. Sebaran Frekuensi Panjang Ikan Tongkol (Auxis thazard) ................

26

8.

Kelompok Ukuran Panjang Total Ikan Tongkol ................................

26

9.

Hubungan Panjang Berat Ikan Tongkol .............................................

27

10. Hubungan Panjang dan Umur Ikan Tongkol ......................................

28

DAFTAR LAMPIRAN

No

Teks

Halaman

1. Data Panjang Berat Ikan Tongkol (Auxis thazard) ..............................

45

2. Data Suhu Permukaan Laut ...................................................................

52

3. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................

55

4. Dokumentasi Penelitian .......................................................................

56

5. Alat Penangkapan Ikan Tongkol ..........................................................

57

ABSTRAK

KARTIKA DEWI. Analisis Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol
(Auxis thazard) yang didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera
Belawan Sumatera Utara. Dibimbing oleh Bapak Ternala Alexander Barus dan
Ibu Desrita.
Ikan tongkol (Auxis thazard) merupakan salah satu potensi sumberdaya
ikan ekonomis yang ada di perairan Selat Malaka. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dampak dari eksploitasi pada ikan tongkol dan penelitian ini
dilakukan dari bulan November 2014 sampai April 2015. Data didapatkan di
lokasi KUD Gabion Belawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stok ikan
tongkol yang meliputi panjang berat, pertumbuhan, faktor kondisi, mortalitas dan
laju eksploitasi. Ikan tongkol yang diukur selama penelitian berjumlah 555 ekor
dengan kisaran panjang 183–402 mm terdiri atas 4 kelompok umur yang
dipisahkan dengan metode Bhattacharya menggunakan bantuan software FISAT
II. Koefisien pertumbuhan (K) adalah 0.36 per tahun dengan panjang asimtotik
(L∞) sebesar 411.60 mm dan umur teoritis mula-mula (t0) sebesar – 1.35 per
tahun. Berdasarkan hubungan panjang berat dinyatakan pola pertumbuhan ikan
tongkol di perairan Selat Malaka bersifat alometrik negatif, nilai faktor kondisi
rata-rata 0.51 – 2.59, hal ini menunjukkan ikan dalam keadaaan gemuk saat
penelitian. Laju mortalitas total (Z) adalah 1.93 per tahun, mortalitas alami (M)
0.44 per tahun, dan laju mortalitas penangkapan (F) 1.48 per tahun sehingga
didapatkan laju eksploitasi 0.76. Nilai laju eksploitasi ini telah melebihi nilai
optimum 0,5.
Kata Kunci : Ikan tongkol, hubungan panjang berat, parameter pertumbuhan,
faktor kondisi, mortalitas dan laju eksploitasi.

ABSTRACT

KARTIKA DEWI. Growth Analysis and Exploitation rate of Tuna fish (Auxis
thazard) landed in the ocean Fishing Port KUD Gabion Belawan, North Sumatra.
Guided by Mr. Ternala Alexander Barus and Mrs. Desrita.
Tuna fish (Auxis thazard) has high economic value at Selat Malaka. This
research was conducted to investigate the impact of exploitation on Tuna fish
stock and was done from November 2014 to April 2015. Data obtained in KUD
location Gabion Belawan. The objective of this research is to study stock
condition of Tuna fish based on length-weight relationship, Von-Bertalanffy
growth parameter, condition factor, mortality and level of exploitation. Total
length data was measured from 555 fish the average of total length was from 183402 mm. Separation of cohort length groups using Bhattacharya method produced
four length frequency. Growth coefficient (K) was 0.36 per year, L infinity ∞)
(L
411.60 mm and t0 – 1.35 per year. Based on the long relationship expressed heavy
growth patterns swordfish in the waters of the Strait of Malacca is alometrik
negative, the value of the average condition factor 0,51 – 2,59, it shows the fish in
suitable circumstances. Total mortality rate (Z) is 1,93 per year, natural mortality
(M) 0,44 per year, and the mortality rate of arrest (F) 1,48 per year to obtain the
exploitation rate of 0,76. The exploitation rate value has exceeded the optimum
value of 0,5

Keywords: Auxis thazard, weight long relationship parameters of growth,
condition factor, mortality and the rate of exploitation.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB)adalah Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Pusat DirektoratJenderal Perikanan Tangkap yang menjadi zona
intipengembangan Minapolitan di Kota Medan. LokasiPPSB terletak di Muara
Sungai Deli, Kelurahan BaganDeli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan.
PPSBdapat dikatakan sebagai salah satu sentra industrialisasiperikanan yang
penting karena letaknya di antaraperairan Pantai Timur Sumatera (Selat Malaka),
LautCina Selatan dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)dengan potensi
sumberdaya ikan yang relatif cukup besar, sebagai pintu masuk kegiatan
ekonomibeberapa negara di Asia (Indonesia, Malaysia, Singapura,Thailand, dan
Hongkong), merupakan pusat kegiatanperikanan diantaranya pendaratan dan
pemasaran ikandan pengolahan hasil tangkapan masyarakat perikanankhususnya
nelayan di Sumatera Utara, Termasukwilayah pengembangan outer ring fishing
port(Saptanto dan Apriliani, 2012).
Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat pulih (renewable
resources) dan berdasarkan habitatnya di laut secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu jenis ikan pelagis dan ikan demersal. Ikan pelagis
adalah kelompok ikan yang berada pada lapisan permukaan hingga kolom air dan
mempunyai ciri khas utama, yaitu dalam beraktivitas selalu membentuk
gerombolan (schooling) dan melakukan migrasi untuk berbagai kebutuhan
hidupnya(Nelwan, 2004diacuAnjani, 2010).

Ikan tongkol (Auxis thazard) merupakan pelagis besar yang melakukan
migrasi melalui perairan Samudera Hindia untuk mencari makanan dan suhu yang
lebih hangat. Dalam rantai makanannya, makanan ikan tongkol adalah teri dan
cumi-cumi. Ikan tongkol memiliki bentuk tubuh fusiform, memanjang dan
penampang lintangnya membundar. Bentuk tubuh yang demikian memungkinkan
ikan berenang dengan sangat cepat (Anjani, 2010).
Sumberdaya ikan tongkol di perairan Selat Malaka harus dipertahankan agar
potensinya
menghindari

dapat

dimanfaatkan

pemanfaatan

secara

secara

optimal,

berlebihan.

berkesinambungan,

Usahapenangkapan

dan

tongkol

umumnya dilakukan dengan alat tangkap jaring insang (gillnet) danpurse seine
(Pukat cincin). Ketersediaan tongkol di pasaran tidak dapat terjamin apabila hanya
mengandalkan usaha penangkapan di alam. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian terkait pertumbuhan ikan tongkol di PPSB agar diperoleh informasi
yang menjadi dasar pengelolaan sumberdaya ikan tongkol.
Salah satu aspek untuk mendukung upaya pengelolaan sumberdaya ikan
tongkol adalah pengetahuan dasar mengenai aspek biologi. Salah satu dari aspek
biologi yang perlu diketahui adalah pertumbuhan spesies tersebut. Menganalisa
hubungan panjang dan berat dimaksudkan untuk mengukur variasi bobot harapan
untuk panjang tertentu dari ikan secara individual atau kelompok-kelompok
individu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan, kesehatan, perkembangan
gonad dan sebagainya.
Penelitian ini perlu dilakukan untuk mendeskripsikanpertumbuhan ikan
tongkol yang sebaiknya di tangkap nelayan pada saat penangkapan. Informasi
mengenai pertumbuhan tersebut dapat dijadikan dasar pengelolaan sumberdaya

ikan tongkol, terutama di Selat Malaka. Pengelolaan yang sesuai ditujukan agar
sumberdaya ikan Tongkol dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa mengurangi
atau memusnahkan sumberdaya ikan Tongkol tersebut di alam.

Perumusan Masalah
Pertumbuhan pada dasarnya ditujukan untuk menentukan ukuran badan
sebagai fungsi dari waktu, hal ini penting karena memberikan informasi tentang
jumlah dan ukuran yang dapat ditangkap oleh nelayan setiap tahun dengan tetap
menjaga kelestarian sumberdaya. Berkurangnya kelimpahan ikan-ikan dalam
suatu kelompok kelahiran dalam satu kurun waktu disebabkan oleh kematian yang
dapat terjadi akibat faktor alami maupun karena penangkapan serta dapat
diakibatkan oleh perubahan musim. Perubahan tersebut perlu diketahui untuk
pengelolaan yang rasional sehingga jumlah ikan tongkol di Perairan tetap lestari.
Oleh karena itu untuk menjaga keberlanjutan sumberdaya ikan Tongkol pada
musim selanjutnya di Perairan Selat Malaka perlu dilakukan suatu pengkajian
tentang pertumbuhan yang mencakup ukuran panjang dan pola pertumbuhan
supaya mengetahui ukuran yang sebaiknya ditangkap oleh nelayan agar tidak
merusak kelestarian populasi ikan Tongkol.
Berdasarkan deskripsi di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat
digunakan sebagai berikut:
1. Apakah

pengukuran

data

panjang

berat

yang

dilakukan

dapat

memprediksipola pertumbuhan, parameter pertumbuhan ∞(Ld an K) d an
faktor kondisi ikan tongkol (Auxis thazard)?

2. Bagaimana tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan tongkol telah mengalami
eksploitasi atau tidak?

Kerangka Pemikiran
Usaha penangkapan ikan tongkol merupakan salah satu aktivitas umum
yang dilakukan pengusaha-pengusaha perikanan tangkap di PPSB, sehingga perlu
dilakukan pemanfaatan sumberdaya ikan tongkol agar tetap dapat dipertahankan
keberadaannya baik kualitas maupun kuantitasnya, dengan melihat pertumbuhan
ikan Tongkol berupa hubungan panjang bobot dan faktor kondisi ikan Tongkol
sehingga

dapat

dilakukan

pengelolaan

yang

tepat.

Secara

ringkas

kerangkapemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Usaha Penangkapan IkanTongkol

Hasil Tangkapan IkanTongkol

Pertumbuhan IkanTongkol
Eksploitasi
-

Hubungan panjang bobot ikan tongkol
Faktor kondisi

Pengelolaan
Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran

Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui pola pertumbuhan, parameter pertumbuhan (L∞, K, t 0),
faktor kondisi ikan tongkol di perairan Selat Malaka dengan menggunakan
data panjang berat ikan tongkol.

2.

Untuk menduga laju eksploitasi dan status eksploitasi Ikan Tongkol
(Auxisthazard).

Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai pendugaan pertumbuhan dan mortalitas ikantongkol
inidiharapkan dapat memberikan informasi mengenai pola pertumbuhan serta
ukuran ikan tongkolyang sebaiknya ditangkap dalam upaya pengaturan dan
pengendalian penangkapan ikan tongkol agar tercapai pemanfaatan sumberdaya
ikanyangberkelanjutan di Perairan Selat MalakaProvinsi Sumatera Utara.

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Tongkol (Auxis thazard)
Ikan tongkol adalah ikan yang berpotensi cukup tinggi serta memiliki nilai
ekonomis dan banyak disukai masyarakat. Penanganan ikan tongkol ini masih
belum baik dari penangkapan sampai pemasaran. Perubahan mutu kesegaran
dapat berlangsung secara enzimatis, kimia dan bakteriologi dengan diikuti
penurunan organoleptik. Pola dan laju penurunan mutu ikan sangat dipengaruhi
oleh keadaan suhu. Dimana semakin tinggi suhu, semakin cepat pula penurunan
mutu kesegaran (Sanger, 2010).
MenurutFishbase (2015) taksonomi ikan tongkol diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Percomorphi

Famili

: Scombridae

Genus

: Auxis

Spesies

:Auxis thazard
Dari

klasifikasi

diatas

dapat

dijelaskan

bahwa

Ordo

Percomorphimempunyai sirip punggung dan sirip dubur namun tidak panjang,
dicirikan dengan sirip punggung dua, yang pertama berjari-jari yang mengeras dan
yang kedua mempunyai bagian yang berjari-jari keras dan bagian yang berjari-jari
lemah. Family Scomberidae dicirikan berbentuk cerutu, V.I 5, jari-jari lemah sirip

ekor bercabang pada pangkalnya, sirip kecil dibelakang sirip punggung dan sirip
dubur ada (Saanin, 1968). Ciri-cirinya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Ikan Tongkol (Auxis thazard)

lkan tongkoladalah ikanyang berpotensi cukup tinggi serta memilikinilai
ekonomis dan banyak disukaimasyarakat. Penanganan ikan tongkol inimasih
belum baik dari penangkapan sampaipemasara. Perubahan mutu kesegarandapat
berlangsung

secara

enzimatis,

kimiadan

bakteriologi

dengan

diikuti

penurunanorganoleptik. Pola dan laju penurunan mutuikan sangat dipengaruhi
oleh keadaantemperatur. Dimana semakin tinggi suhu,semakin cepat pula
penurunan mutukesegaran (Sanger, 2010).
Ciri-ciri morfologis tongkol (frigate mackerel) genus Auxis thazardadalah:
badan memanjang, kaku, bulat, seperti cerutu dan termasuk tuna kecil (kate). Ikan
ini memiliki dua sirip punggung, yaitu, sirip punggung pertama berjari-jari keras
10 dan sirip punggung kedua berjari-jari keras 11, diikuti 6-9 jari-jari tambahan.
Sirip dubur pada tongkol ini berjari-jari lemah 14, diikuti 6-8 jari-jari tambahan
dan terdapat satu lidah/cuping (interpelvic process) diantara sirip perutnya. Badan
tongkol ini tanpa sisik, kecuali pada bagian korselet yang tumbuh sempurna dan
mengecil di bagian belakangnya. Satu lunas kuat diapit dua lunas kecil pada dasar
sirip ekornya mencirikan jenis tongkol ini (Direktorat Jenderal Perikanan 1990
diacu Riswandi, 2000).

Ikan tongkol mempunyai sirip lengkap yaitu sepasang sirip dada,
sepasangsirip perut, dua sirip punggung, satu sirip anal dan satu sirip ekor. Warna
daerahpunggung biru tua, kepala agak hitam, terdapat belang-belang hitam pada
daerahpunggung yang tidak bersisik di atas garis sisi. Perut berwarna putih,
pewarnaantubuh yang demikian ini, dimana warna bagian dorsal gelap dan bagian
ventralterang, dinamakan counter shading sebagai salah satu upaya penyamaran
(www.fishbase.comdiacu oleh Anjani 2010).
Ikan ini dapat mencapai panjang 50 cm, tetapi pada umumnya berukuran
panjang 25-40 cm. Tongkol ini juga dicirikan dengan tubuh bagian atas berwarna
hitam kebiruan serta putih dan perak di bagian bawah. Selain itu, pada jenis ikan
ini terdapat ban-ban hitam, serong dan menggelombang pada bagian atas garis
rusuk serta sirip-sirip perut dan dada berwarna gelap keunguan (Direktorat
Jenderal Perikanan 1990 diacu Riswandi, 2000). Menurut Collete dan Nauen
(1983) diacu Girsang (2008) yang menyatakan bahwa perbedaan yang dominan
antara Euthynnus dan Auxis terletak pada jarakantara sirip punggung pertama dan
kedua, serta keberadaan bintik hitam di bawahkorselet. Sirip punggung pertama
dan kedua pada Euthynnus saling berdekatan,kurang lebih sama dengan diameter
mata dan pada bagian bawah korselet terdapatbintik hitam berjumlah dua atau
lebih. Auxis mempunyai sirip punggung pertama dankedua terpisah jauh, kurang
lebih sepanjang dasar sirip punggung pertama serta tidakterdapat bintik hitam di
bawah korselet.

Distribusi Ikan Tongkol
Selat Malaka merupakan kawasan beriklim tropik. Keadaan ini
berhubungan dengan kedudukannya yang berada didekat garis khatulistiwa. Curah

hujan terutama di pesisir Timur dan Utara mencapai purata 1000 mm hingga 2000
mm per tahun, sedangkan di bahagian tengah, pesisir Barat dan Selatan curah
hujannya lebih tinggi yaitu mencapai 2000 mm hingga 3000 mm per tahun. Suhu
maksimum rata-rata mencapai 23°C hingga 35°C, dengan kelembaban nisbi udara
mencapai 65% - 75%. Secara umum kawasan Selat Malaka memiliki ketinggian
rata-rata 125 m di atas permukaan laut (Saeri, 2013).
Ikan tongkol pada umumnya menyenangi perairan panas dan hidup di
lapisan permukaan sampai pada kedalaman 40 meter dengan kisaran optimum
antara 20-28°C (Williamson 1970 diacu Burhanuddin dkk., 1984). Namun pada
dasarnya ikan tongkol lebih banyak terdapat di lapisan permukaan. Pengaruh
salinitas terhadap penyebaran ikan tongkol dan tuna belum jelas. Meskipun
demikian kadar salinitas penting untuk menentukan karakteristik dan mendeteksi
keberadaan ikan tongkol dan tuna di suatu perairan. Penyebaran ikan tongkol dan
tuna sering mengikuti arus. Demikian pula kepadatan populasinya pada suatu
perairan, sangat berhubungan dengan pola arus tersebut. Pada umumnya jenisjenis tuna mempunyai penyebaran di sepanjang poros arus dan mempunyai
kelimpahan yang lebih besar daripada di perairan perbatasan(Blackbun 1965 diacu
oleh Agustini, 2000).
Habitat ikan tongkol yaitu epipelagik, neritik dan oseanik. Ikan ini
hiduppada daerah pelagis oseanodromous dan laut dalam dengan iklim tropis
yangbersuhu 27-28°C dengan memakan ikan kecil, cumi-cumi, krustasea
planktonik.Karena kelimpahannya ikan tongkol merupakan elemen yang penting
dalam jaringmakanan serta dimangsa oleh ikan yang lebih besar termasuk tuna.
Auxis thazardbanyak tersebar di Atlantik, Indian dan Pasifik. Ikan tongkol

termasuk spesiesyang bermigrasi. Peta distribusi Auxis thazard dapat dilihat pada
Gambar 3.

Gambar 3. Peta Sebaran Ikan Tongkol (Auxis thazard) (www.fishbase.com, 2015)
Penyebaran

tuna

dan

tongkol

sering

mengikuti

sirkulasi

arus,

kepadatanpopulasinya pada suatu perairan sangat berhubungan dengan arah arus
tersebut.Umumnya jenis-jenis tuna mempunyai penyebaran di sepanjang poros
arus dalamkelimpahan yang lebih besar daripada di perairan perbatasan
(Nakamura 1969 diacuSetiawan 1999).

Alat Tangkap Ikan Tongkol
Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tongkol dari tiap
negara umumnya sama. Di indonesia ikan tongkol ditangkap dengan gillnet dan
purse seine, sedangkan di Malaysia, Philipina dan Pakistan ditangkap dengan drift
gillnet dan hook and line. Di samping gillnet, digunakan trawling dalam teknik
penangkapan (FAO, 1983) (Agustini, 2000).
Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tongkol di perairan
Belawan adalah jaring insang(gillnet) dan purse seine.

Jaring Insang (Gillnet)
Jaring insang adalah alat penangkapan ikan berupa jaring yang pada
umumnya berbentuk empat persegi panjang yang mempunyai ukuran mata jaring
(mesh size) yang sama pada seluruh badan jaring, di mana jumlah mata jaring ke
arah panjangnya lebih banyak daripada jumlah mata jaring ke arah lebarnya
ataudalamnya. Jaring insang dikenal dengan sebutan gill net, hal ini karena ikanikan yang tertangkap bagian insangnya atau operkulumnya terjerat atau terpuntal
pada mata jaring tersebut (Efkipano, 2012). Alat tangkap gillnet dapat dilihat pada
Gambar 4.

Gambar 4. Alat Tangkap gillnet (www.dkp.go.id, 2015)
Alat tangkap ini berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan
pelampung, pemberat ris atas, ris bawah (kadang tanpa ris bawah). Besar mata
jaring bervariasi disesuaikan dengan sasaran yang akan ditangkap (ikan, udang).
Ikan yang tertangkap itu karena terjerat (gilled) pada bagian belakang lubang
penutup insang (operculum), terbelit atau terpuntal (entangle) pada mata jaring
yang terdiri dari satu lapis, dua lapis maupun tiga lapis. Jaring ini terdiri dari
satuan-satuan jaring yang biasa disebut tinting (piece). Dalam operasi
penangkapannya biasanya terdiri dari beberapa tinting yang digabung menjadi

satu sehingga merupakan satu perangkat (unit) yang panjang (300- 500 m),
tergantung dari banyaknya tinting yang akan dioperasikan. Jaring insang termasuk
alat tangkap selektif, besar mata jaring dapat disesuaikan dengan ukuran ikan
yang akan ditangkap (Genisa, 1998).
Jaring insang biasanya dioperasikan pada daerah penangkapan (fishing
ground) yang relatif aman dan diperkirakan banyak ikan sebagai target tangkapan,
tidak dioperasikan di jalur penangkapan terlarang, jalur pelayaran, daerah
perlindungan, daerah berkarang, kekuatan arusnya tidak lebih dari 4 knot dan
arahnya beraturan, tidak banyak gannguan pada dasar perairan (Efkipano, 2012).
Jenis-jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan gill netialah jenis-jenis ikan
yang berenang dekat permukaan laut. Jenis-jenis ikan yang terjerat pada mata
jaring misalnya saury, sardine, salmon, laying, tembang, kembung dan lain-lain
membentuk suatu gerombolan (shoal) dan dapat dikatakan setiap individu
mempunyai ukuran yang hampir sama (Sudirman dan Mallawa, 2012).
Berdasarkan penempatan jaring di perairan, gillnet dibedakan menjadi dua,
yaitu: gillnet dasar (bottom gillnet) dan gillnet permukaan (surface gillnet).
Gillnet dasar adalah gillnet yang dioperasikan didasar perairan untuk menangkap
jenis-jenis ikan demersal. Selanjutnya, gillnet permukaan adalah gillnet yang
dioperasikan disekitar permukaan air untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis.
Gillnet permukaan ini lebih dikenal dengan sebutan jaring insang hanyut (drift
gillnet) (Riswandi, 2000).
Berdasarkan kedudukannya pada waktu dilabuhkan atau dipasang dapat
dibedakan menjadi jaring insang hanyut (drift gillnet) yaitu jaring insang yang
pengoperasiannya dihanyutkan dalam perairan, jaring insang tetap (set gillnet)

yaitu jaring insang yang pengoperasiannya diposisikan atau dipasang menetap
dalam waktu tertentu dengan menggunakan pemberat/jangkar dalam perairan.
Berdasarkan bentuknya pada waktu dioperasikan dapat dibedakan menjadi jaring
melingkar (encircling gillnet) yaitu jaring insang yang pengoperasiannya
dilingkarkan untuk mengurung kumpulan ikan, selanjutnya ikan dikejutkan agar
menabrak jaring sehingga tersangkut atau terpuntal mata jaring, jaring insang
mendatar (drift gillnet) yaitu jaring insang yang pengoperasiannya membentuk
lembaran jaring seperti lembar sebuat net bulu tangkis (Efkipano, 2012).

Purse seine
Purse seine merupakan alat tangkap yang aktif karena dalam operasi
penangkapan kapal melakukan pelingkaran jaring pada target tersebut dengan cara
melingkarkan jaring pada gerombolan ikan lalu bagian bawah jaring dikerucutkan
dengan menarik purse line. Dengan kata lain, ikan yang tertangkap di dalam jaring
tidak dapat meloloskan diri. Fungsi dari badan jaring bukan sebagai penjerat,
melainkan sebagai dinding yang akan menghalangi ikan untuk lolos (Erfan, 2008).
Alat tangkap purse seine dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Alat Tangkap purse seine (www.garwareropes.com, 2015)

Purse seine (pukat cincin) adalah jaring yang berbentuk

empat persegi

panjang, tanpa kantong dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan
permukaan (pelagic fish). Alat tangkap ini digolongkan dalam kelompok jaring
lingkar (surrounding nets). Von Brandt (1984) diacu oleh Iriana, dkk., (2012)
menyatakan bahwa purse seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk
menangkap ikan-ikan pelagis kecil di sekitar permukaan air. Purse seine di buat
dengan dinding jaring yang panjang, dengan panjang jaring bagian bawah sama
atau lebih panjang dari bagian atas. Dengan bentuk konstruksi jaring seperti ini,
tidak ada kantong yang berbentuk permanen pada jaring purse seine. Karakteristik
jaring purse seine terletak pada cincin yang terdapat pada bagian bawah jaring.
Purse seine (pukat cincin) digunakan untuk menangkap ikan yang
bergerombol (schooling)di permukaan laut. Ikan yang tertangkap dengan alat
penangkapan purse seine adalah jenis-jenisikan pelagis kecil yang hidupnya
bergerombol. Daerah-daerah penangkapan yang terpenting adalah di perairan
Maluku-Papua, Utara Jawa, Selat Malaka, Selat Makassar, Laut Cina Selatan
(Perairan Natuna) dan SelatanSulawesi yang total produksinya mencapai sekitar
40 - 60 % total produksi seluruh perairan. Dalam setahun rata-rata tiap purse seine
melakukan 7 trip penangkapan dengan jangkawaktu melaut 30-45 hari(Sutanto,
2005).

Pertumbuhan
Pertumbuhan ikan merupakan perubahan dimensi (panjang, berat, volume,
jumlah dan ukuran) persatuan waktu baik individu, stok maupun komunitas,
sehingga pertumbuhan ini banyak dipengaruhi faktor lingkungan seperti ukuran
makanan, jumlah ikan, jenis makanan, dan kondisi ikan. Menurut Effendie (1997)

dalam Harahap (2006) bahwa pertumbuhan merupakan parameter utama untuk
ikan-ikan bernilai ekonomis, karena pertumbuhan menentukan hasil produksi.
Pertumbuhan didefenisikan sebagai perubahan panjang atau berat yang terjadi
pada suatu individu atau populasi yang merupakan tanggapan atau respon
terhadap perubahan makanan yang tersedia dalam waktu tertentu.
Dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan kondisi ikan, analisa
hubungan panjang–berat, Menurut Merta (1993) diacu Manik (2009) bahwa
dimaksudkan untuk mengukurvariasi berat harapan untuk panjang tertentu dari
ikan secara individual ataukelompok–kelompok individu sebagai suatu petunjuk
tentang kegemukan, kesehatan, perkembangan gonad dan sebagainya. Demikian
juga dikemukakan olehEverhart dan Youngs (1981), bahwa analisa hubungan
panjang – berat yaitudapat mengestimasi faktor kondisi atau sering disebut dengan
index of plumpness,yang merupakan salah satu derivat penting dari pertumbuhan
untuk membandingkan kondisi (fitness, well-being) atau keadaan kesehatan relatif
populasi ikan atauindividu tertentu.
Pertumbuhan sebagai salah satu aspek biologi ikan adalah suatu indikator
yang baik untuk melihat kesehatan individu, populasi, dan lingkungan.
Pertumbuhan yang cepat dapat mengindikasikan kelimpahan makanan dan kondisi
lingkungan yang sesuai. Selain itu, pengetahuan tentang struktur populasi dapat
menjadi dasar pengelolaan yang lebih baik. Pengetahuan yang tepat tentang umur
ikan merupakan hal penting untuk mengungkap permasalahan daur hidup ikan,
seperti ketahanan hidup, laju pertumbuhan, dan umur ikan saat matang gonad
(Rounsefell dan Everhart 1962 diacu oleh Syahrir 2013).

Tipe pertumbuhan ikan dapat diketahui dari hubungan panjang dan
bobotnya.Konstanta yang menggambarkan tipe pertumbuhan adalah nilai b. Nilai
b yanglebih besar dari 3 menunjukkan bahwa tipe pertumbuhan ikan tersebut
bersifatallometrik positif, artinya pertumbuhan bobot lebih besar daripada
pertumbuhanpanjang. Nilai b yang lebih kecil dari 3 menunjukkan bahwa tipe
pertumbuhanikan bersifat allometrik negatif, yakni pertumbuhan panjang lebih
besar daripadapertumbuhan bobot. Jika nilai b sama dengan 3, tipe pertumbuhan
ikan bersifatisometrik yang artinya pertumbuhan panjang sama dengan
pertumbuhan bobot(Effendie, 1997 dalam Tutupoho, 2008).
Secara teoritis laju pertumbuhansetigp organisme sangat dipengaruhioleh
umur dan kondisi lingkungannya, termasuk di dalamnya adalah faktormakanan.
Jika kebutuhan makanantidak terpenuhi maka laju tumbuhorganisme tersebut
akan terhambat.Pertumbuhan setiap organisme(termasuk ikan) pada cmumnya
akanmulai lambat dengan bertambahnya umur. Analisis pertumbuhan ikan lautdan
organisme sejenisnya dapatdilakukan berdasarkan ukuran panjangatau berat
(Syam, 2006).

Hubungan Panjang Berat
Analisis hubungan panjang-berat bertujuan untuk mengetahui pola
pertumbuhan ikan dengan menggunakan parameter panjangn dan berat. Berat
dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Nilai yang didapat dari
perhitungan panjang berat ini adalah untuk menduga berat dari panjang ikan atau
sebaliknya. Selain itu juga dapat diketahui pola pertumbuhan, kemontokan, dan
pengaruh perubahan lingkungan terhadap pertumbuhan ikan (Rifqie, 2007).

Hubungan panjang bobot sangat penting dalam biologi perikanan, karena
dapat memberikan informasi tentang kondisi stok. Data biologi berupa hubungan
panjang dan bobot melalui proses lebih lanjut akan menghasilkan keluaran
terakhir

berupa

tingkat

penangkapan

optimum dan

hasil

tangkapan

maksimum lestari. Hubungan panjang bobot dapat menyediakan informasi
yang

penting

untuk salah

satu

spesies ikan dari suatu daerah. Meskipun

informasi tentang hubungan panjang bobot untuk salah satu spesies ikan
dapat menggunakan ikan dari daerah lain dalam pengkajian (Masyahoro, 2009).

Faktor Kondisi
Apabila dalam suatu perairan terjadi perubahan mendadak dari kondisi
ikan itu, situasi demikian memungkinkan untuk dapat diketahui apabila
kondisinya kurang baik diduga populasinya terlalu padat, dan sebaliknya apabila
kondisinya baik dan sumber makanan cukup melimpah maka ada kecenderungan
ikan-ikan yang mendiami habitat tersebut gemuk/montok. Sehingga untuk
keperluan analisis tersebut dilakukan uji faktor kondisi. Nilai faktor kondisi ini
tentu sangat tergantung dari nilai b yang sebelumnya dilakukan dulu pengujiannya
dari nilai regresi antara panjang dan berat (Riswanto, 2012).
Menurut Lagler (1972) dalam Harahap (2006) menyatakan bahwa Faktor
kondisi adalah keadaan yang menyatakan kemontokan ikan dalam bentuk angka.
Faktor kondisi akan dipengaruhi oleh keadaan ikan itu sendiri, untuk ikan-ikan
yang memiliki pola pertumbuhan isometrik, faktor kondisinya dapat dihitung
dengan menggunakan nilai kondisi relative (Kn), yaitu berat yang berdasarkan
pengamatan dibagi dengan berat yang berdasarkan kepada pendugaan berat dari

panjangnya, yaitu panjang berdasarkan kelompok umur, kelompok panjang
tertentu atau sebahagian dari populasi.
Selama dalam pertumbuhan, tiap pertambahan berat material ikan akan
bertambah panjang dimana perbandingan liniernya akan tetap. Dalam hal ini
dianggap bahwa berat ikan yang ideal sama dengan pangkat tiga dari panjangnya
dan berlaku untuk ikan kecil atau besar. Bila terdapat perubahan berat tanpa
diikuti oleh perubahan panjang atau sebaliknya, akan menyebabkan perubahan
nilai perbandingan tadi (Effendie, 2002).
Faktor kondisi dapat dihitung untuk menilai kesehatan ikan secara umum,
produktivitas dan kondisi fisiologi dari populasi ikan Richter (2007). Kondisi ikan
bisa sangat penting untuk manajer perikanan. Ikan gemuk mungkin menjadi
indikator kondisi lingkungan yang menguntungkan (misalnya, kondisi habitat,
cukupketersediaan mangsa), sedangkan ikan tipis mungkin menunjukkan kurang
menguntungkan lingkungankondisi (Blackwell dkk., 2000).
Menurut Effendie (1997) diacu oleh Wahyudewantoro (2013) bahwa
besarnya faktor kondisi tergantung pada banyak hal antara lain jumlah organisme
yang ada, kondisi organisme, ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan
perairan. Semakin tinggi nilai faktor kondisi menunjukkan adanya kecocokan
antara ikan dengan lingkungannya.

Mortalitas dan Laju Eksploitasi
Secara umum, ikan akan mengalami kematian (mortalitas) yang dapat
disebabkan oleh kematian alami dan kematian akibat penangkapan. Mortalitas
alami biasanya diberi simbol M dan mortalitas akibat penangkapan diberi simbol
E sedangkan laju mortalitas total diberi simbol Z (Sparre dan Venema, 1998diacu

Prasetya, 2010). Mortalitas alami dapat terjadi akibat pemangsaan, penyakit,
parasite, umur dan faktor lingkungan sepanjang hidup ikan. Pauly (1980)
menyatakan adanya keterkaitan yang erat antara mortalitas alami dengan suhu
perairan dimana semakin hangat suhu perairan akan menyebabkan meningkatnya
mortalitas alami pada ikan.
Laju eksploitasi (E) merupakan bagiandari populasi ikan yang ditangkap
selama periode waktu tertentu (1 tahun), sehingga laju eksploitasi juga
didefinisikan sebagai jumlah ikan yang ditangkap dibandingkan dengan jumlah
total ikan yang mati karena semua faktor baik faktor alami maupun faktor
penangkapan. Eksploitasi optimal dicapai jika laju mortalitas penangkapan (F)
sama dengan laju mortalitas alami (M), yaitu 0.5 (Pauly 1984dalam Putri 2013).
Selain umur dan pertumbuhan, umur kematian ikan secara natural (natural
mortality) dapat ditentukan dengan menggunakan formula Pauly’s Model
Equation yang sudah terintegrasi dengan software FISAT II. Kemudian kematian
total (total mortality) dapat dilakukan dengan menggunakan analisis model
Beverton& Holt yang juga terintegrasi pada FISAT II. Berdasarkan dua parameter
di atas yaitu M dan Z, maka dapat ditentukan kematian akibat penangkapan ikan
(fishing mortality) dengan cara menjumlahkan antara M dan Z. sedangkan laju
eksploitasi (E) adalah persentase dari perbandingan antara kematian akibat
penangkapan ikan (fishing mortality) dengan kematian ikan secara natural
(natural mortality) atau secara formula E = F/Z (Riswanto, 2012).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat
Sampel ikan diperoleh dari hasil tangkapan ikan tongkol di Pelabuhan
Perikanan Samudera Belawan, Medan Belawan, Sumatera Utara (Gambar 6). Ikan
tongkol yang tertangkap merupakan ikan-ikan yang umumnya ditangkap dengan
menggunakan pukat cincin dan jaring insang. Waktu pengambilan contoh
dilakukan setiap1 bulan sekali selama 6 bulan mulai bulan November 2014 hingga
bulan April 2015 pada minggu ke-4.

Gambar 6. Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Tongkol (Google Earth, 2015).

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pengambilan data primer antara lain alat tulis,
millimeterblock dengan tingkat ketelitian 1 mm, kamera digital, timbangan digital
dengan tingkat ketelitian 1 gram. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ikan tongkol (Auxis thazard).

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.Jenis
dan sumber data yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian adalah data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran panjang
dan berat ikan tongkol. Data sekunder yaitu meliputi data curah hujan dan suhu
yang diperoleh dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang
digunakan sebagai data penunjang untuk analisis mortalitas dan laju eksploitasi.
Pengumpulandataprimer ikan tongkol diperoleh dari metode penarikancontoh
acak sederhana (PCAS) terhadap ikan yang ditangkap di Perairan Selat Malaka,
Medan Belawan, Sumatera Utara. Menurut Effendie (1979) teknik pengambilan
contoh secara acak dapat diterapkan apabila di dalam populasi tidak sangat
bervariasi dan diharapkan mewakili populasi yang sedang diteliti.Ikan contoh
yang diambil berkisar50-125ekor tergantung kelimpahan ikan padatiap kali
pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan contoh satu bulan satu kali,
mulai dari November 2014 sampai April 2015. Ikan contoh yang telah diambil
kemudian diukur panjang total dan

ditimbang

bobot

basahnya

di KUD

Gabion,Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan.

Analisis Data
Sebaran Frekuensi Panjang
Langkah-langkah membuat sebaran frekuensi bagi segugus data yang besar dapat
diringkaskan sebagai berikut (Walpole, 1982):
1. Tentukan banyaknya selang kelas yang diperlukan.
k = 1 + 3,3 log n
2. Tentukan wilayah data tersebut.

3. Bagilah wilayah tersebut dengan banyaknya kelas untuk menduga lebar
selangnya.
4. Tentukan limit bawah kelas bagi selang yang pertama dan kemudian batas
bawah kelasnya. Tambahkan lebar kelas pada batas bawah kelas untuk
mendapatkan batas atas kelasnya.
5. Daftarkan semua limit kelas dan batas kelas dengan cara menambahkan lebar
kelas pada limit dan batas selang sebelumnya.
6. Tentukan titik tengah kelas bagi masing-masing selang dengan merata-ratakan
limit kelas atau batas kelasnya.
7. Tentukan frekuensi bagi masing-masing kelas.
8. Jumlahkan kolom frekuensi dan periksa apakah hasilnya sama dengan
banyaknya total pengamatan.

Hubungan Panjang Berat
Hubungan antara panjang (L) dan berat (W) ikan secara umum dapat
dinyatakan dengan persamaan (Pauly, 1984) :
W = aL b
Keterangan:
W
= bobot tubuh ikan (gram)
L
= Panjang ikan (mm)
a dan b = konstanta
Kemudian dilakukan transformasi kedalam logaritma, menjadi persamaan
linier atau garis lurus sehingga berbentuk persamaan menjadi:
Log W = log a + b log L

Pertumbuhan berat badan disebut isometrik, jika b = 3, dan pertumbuhan
berat badan alometrik, jika b ≠ 3 Pertumbuhan alometrik dapat positif (b> 3) atau
negatif (b

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis Cantor 1849) yang Didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

14 86 80

Pendugaan Potensi Lestari dan Pertumbuhan Ikan Kembung (Rastrelliger spp.) yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

2 17 108

Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis Cantor 1849) yang Didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

1 1 15

Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis Cantor 1849) yang Didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

0 0 2

Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis Cantor 1849) yang Didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

0 0 5

Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis Cantor 1849) yang Didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

0 0 14

Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis Cantor 1849) yang Didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

0 0 4

Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis Cantor 1849) yang Didaratkan di KUD Gabion Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

0 0 11

Pendugaan Potensi Lestari dan Pertumbuhan Ikan Kembung (Rastrelliger spp.) yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

0 0 17

Pendugaan Potensi Lestari dan Pertumbuhan Ikan Kembung (Rastrelliger spp.) yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumatera Utara

0 0 2