26
F. Motivasi Belajar dan Menggambar Ilustrasi
1. Motivasi Belajar
Dalam penggunaan istilah, sering terdapat penyamaan istilah motif dan motivasi untuk menyatakan hal yang sama. Mempersamakan kedua istilah itu
memang tidak menimbulkan kerugian, namun ada baiknya diketahui, bahwa kedua istilah itu tidak persis sama.
W.S. Winkel mengatakan bahwa “motif” adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu jadi motif itu
merupakan suatu kondisi internal atau diposisi internal. Dalam bahasa yang lebih sederhana, motif itu adalah “kesiap-siagaan” dalam diri seseorang.
Motivasi diartikan sebagai motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat melakukan suatu perbuatan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang,
jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan. Menurut Sardiman 1986: 73 banyak sekali, bahkan sudah umum
orang menyebut dengan motif untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Apa motifnya si Badu itu membuat kekacauan, apa motifnya si Aman
itu rajin membaca, apa motifnya Pak Jalu itu memberikan intensif kepada para pembantunya, dan begitu seterusnya. Kalau demikian apa yang dimaksud
dengan motif itu.
Kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam subjek untuk melakukan sesuatu tujuan. Bahkan kata motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern kesiapansiagaan. Berawal dari kata
27
motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. Berdasarkan pendapat Sardiman 1986: 73 dapat dikatakan bahwa
motivasi itu sebagai sesuatu kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan. Beberapa teori menganggap bahwa “fungsi motivasi yang utama ialah
menghasilkan aktivitas yang dipandang esensial dalam belajar”. gutry, 1952 dalam Darwis, 1979: 184. Misalnya seekor binatang yang lapar akan lebih
aktif dari binatang yang kenyang, yang berarti akan membuat koneksi lebih banyak antara S-R Stimulus dan Respon.
Sementara Hull juga mengatakan bahwa belajar terjadi sejalan dengan usaha mengurangi rangsangan yang dihasilkan oleh keperluan atau dorongan
tertentu Hull, 1951 dalam Darwis, 1979: 184. Dengan kata lain bahwa seseorang akan belajar dengan efektif apabila ia memiliki atau diberikan
motivasi. Menurut Mappa motivasi yaitu suatu kekuatan yang terdapat dalam diri
manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan Mappa, 1984: 19. Dengan motivasi akan memberikan semangat kerja atau
belajar untuk meningkatkan kemampuan kerja dalam belajar, saling pengertian
28
dan interaksi antara subjek dan objek didik, memberikan kekuatan semangat dalam melakukan kegiatan belajar yang kadang terlihat siswa kurang berhasil
dalam melaksanakan tugas, sering nampak putus asa, pasif. Hal ini guru perlu memberikan motivasi untuk menguatkan kembali.
Oleh karena itu guru hendaknya berusaha membantu siswa belajar menimbulkan motivasi dalam diri siswa dengan cara sebagai berikut Mappa,
1984: 24. -
Menumbuhkan dan mengembangkan minat dalam bidang studi masing- masing melalui diskusi tentang aspirasi, nilai-nilai moral profesional bagi
penghidupan dan kehidupan yang diemban oleh bidang studi -
Mengelola situasi belajar mengajar sebagai sesuatu yang berupa perlombaan atau permainan baik secara perorangan atau kelompok
Mengelola situasi belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya proses berlatih yang menyenangkan.
Menurut Mc. Donald Sardiman 1986: 73 motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan di
dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan suatu proses yang dapat membimbing anak didik ke arah pengalaman-pengalaman yang memberikan kekuatan dan aktivitas
pada akhirnya memberikan kekuatan dan akitivitas pada akhirnya memberikan arahan, perhatian mereka pada suatu tujuan dengan kewaspadaan yang
memadai. motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks.
29
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa motivasi dapat juga dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang
bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Menurut Darsono 2000: 64-67 ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut : a.
Cita-cita atau Aspirasi Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.
Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung
makna bagi seseorang. Yang dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang Winkel, 1989: 96. Aspirasi ini dapat bersifat positif, dapat pula bersifat
negatif. Siswa yang mempunyai aspirasi positif adalah siswa yang menunjukkan hasratnya untuk memperoleh keberhasilan. Sebaliknya siswa
yang mempunyai aspirasi negatif adalah siswa yang menunjukkan keinginan atau hasrat menghindari kegagalan.
30
b. Kemampuan Belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya
pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi. Jadi, siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih
bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya.
c. Kondisi siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar di sini berkaiatan dengan
kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada
kondisi psikologis. Misalnya siswa kelihatan lesu, mengantuk, mungkin disebabkan waktu berangkat sekolah sebelum sempat sarapan, mungkin juga
karena malam harinya begadang, atau mungkin juga sakit. Kondisi-kondisi fisik seperti ini mengurangi motivasi siswa untuk belajar.
d. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa. Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada
umumnya, ada tiga, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berarti unsur-unsur yang mendukung atau yang menghambat dapat berasal
dari ketiga lingkungan tersebut. Bagi guru hal ini penting, karena guru terlibat langsung dalam pembelajaran siswa. Guru harus berusaha mengelola
31
kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik, dalam rangka membentuk siswa termotivasi dalam belajar.
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat,
kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi- kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosi siswa, gairah
belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain. f.
Upaya Guru Membelajarkan Siswa Upaya yang dimaksud di sini adalah guru mempersiapkan diri dalam
membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar
siswa, dan lain-lain. Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan beroentasi pada kepentingan siswa, maka diharapkan upaya tersebut dapat
menimbulkan motivasi belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar
kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar. Dengan kata lain motivasi belajar siswa melemah atau hilang.
2. Menggambar Ilustrasi