Sistem Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan

(1)

PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN

OLEH : TRIA RAHMATIKA

122102196

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNUVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : TRIA RAHMATIKA

NIM : 122102196

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN Tanggal : 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 19511114 198203 1 002 (Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal : 2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP. 19511114 198203 1 002 (Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal : 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : TRIA RAHMATIKA

NIM : 122102196

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN

GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN

MEDAN, 2015

122102196 TRIA RAHMATIKA


(4)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil Aa’lamiin.Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN”

Tujuan penulisan ini guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis banyak mengalami kesulitan. Namun, dengan modal semangat dan kemauan yang keras serta diiringi dorongan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, penulis akhirnya mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini walaupun isinya sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan sehubungan dengan hal ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Secara khusus, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada ayahanda Kamidi,Ibunda Sri Mulyati, dan Kakanda Eri Ernawati, dan Rahmad Darmawan karena atas materi, dukungan, dan yang terpenting doa yang tak henti-hentinya diberikan sehingga tugas akhir ini selesai.


(5)

ii

Ketua Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Kepada Bapak Yulyan selaku Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Medan Gajah Mada yang telah mengizinkan penulisan melakukan magang dan penelitian.

5. Kepada seluruh staf pegawai Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah

Mada yang banyak memberikan pengetahuan baru kepada penulisan tentang dunia kerja.

6. Kepada seluruh teman-teman D-III Akuntansi grup D terkhusus untuk

Nurlela, Noni Pratiwi, Bahgaya Oktadiyah Putri, Anisa Paula, dan Fuad Hasan yang selama tiga tahun ini berjuang dan berbagi suka duka bersama penulis.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang. Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Medan, Juli 2015

Penulis

122102196 Tria Rahmatika


(6)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………..………….... i

DAFTAR ISI……….. iii

DAFTAR TABEL……….. v

DAFTAR LAMPIRAN………..……. .vi

BAB 1 : PENDAHULUAN……….………….… 1

A. Latar Belakang Masalah……… ..1

B. Rumusan Masalah……… ..3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...….3

1. Tujuan Penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Survey/Observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 5

BAB II: PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN……… 7

A. Sejarah Ringkas ... 7

B. Struktur Organisasi ... 9

C. Job Description……… 11

D. Jaringan Usaha………. 22

E. Kinerja Usaha Terkini... 22


(7)

iv

B. Produk dan Jasa Perbankan Syariah……… 35

C. Sistem Akuntansi………. 41

D. Sistem Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas Pada PT.Bank Syariah Mandiri…...……….……...44

1. Prosedur Umum Pembiayaan Gadai Emas ………….……...44

2. Jurnal Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas………46

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN……….…………..52

A. Kesimpulan…...……….... 52

B. Saran……….… 54

DAFTAR PUSTAKA……….. 55


(8)

v

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir………5


(9)

vi

1 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri KC Gajah Mada………56 2 Surat Rekomendasi Izin Riset………..57


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana lembaga tersebut mempunyai fungsi dan peranan sebagai suatu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat yang kekurangan atau membutuhkan dana agar terwujud masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. (Kasmir, 2000:33).

Saat ini muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari lembaga keuangan konvensional.Menurut Sudarsono (2003:18) bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang menggunakan system dan operasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Artinya, operasi bank syariah tersebut didasarkan pada Al Qur’an dan Hadist. Sistem operasi bank syariah menggunakan sistem bagi hasil.

Gagasan untuk mendirikan bank syariah di Indonesia sebenarnya sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Gagasan tersebut dibicarakan pada Seminar Nasional Hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada akhir tahun 1976 pada seminar internasional yang diselenggarakan oleh lembaga studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika.

(Sudarsono,2003:22) Seiring dengan perkembangan sektor perbankan di Indonesia, bank-bank yang


(11)

ada berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanannya guna menarik nasabah baru dan menjaga loyalitas nasabah lama.Hal tersebut berlaku pula untuk perkembangan perbankan syariah saat ini yang semakin menunjukkan tren positif. Tidak hanya pasarnya yang semakin besar, perbankan syariah juga juga terus mengeluarkan berbagai produk unggulan yang diminati masyarakat. Konsepnya yang jauh dari riba dan sesuai dengan syariat islam , membuat produk perbankan syariah menjadi pilihan umat muslim di Indonesia yang berniat menjalankan agama islam secara kaffah.

Adapun beberapa produk yang dipasarkan di bank syariah salah satunya yaitu pembiayaan gadai emas (Rahn). Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah dalam bukunya Akuntansi Syariah di Indonesia, rahn yaitu menahan barang sebagai jaminan atas utang. Gadai emas ini dapat dimanfaatkan oleh nasabah yang membutuhkan dana jangka pendek ataupun untuk keperluan mendesak. Misalnya menjelang tahun ajaran baru dan hari raya.

Dalam melaksanakan pembiayaan gadai emas, biasanya setiap bank memiliki sistem akuntansi untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan mengontrol berbagai aktivitas yang dilaksanakan. Sistem akuntansi ini sangat diperlukan karena bank syariah merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Dimana system akuntansi memegang peranan penting dalam menjalankan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan pembiayaan-pembiayaan perbankan syariah tersebut. Sistem akuntansi yang diterapkan harus disusun sedemikian rupa guna menghadapi tantangan masa depan. Dimana perubahan dalam masyarakat tidak bias dielakan dan volume


(12)

3

perusahaan dalam masyarakat modern kita tampaknya semakin meningkat. Perubahan tersebut akan membawa problema baru dan tantangan baru kepada para penyusun pola sistem akuntansi.

Melihat beberapa tahun ini, bahwa permintaan konsumen untuk melakukan pembiayaan gadai emas semakin meningkat, terlebih lagi terhadap musim-musim yang membutuhkan uang seperti hari raya dan tahun ajaran baru. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana sistem akuntansi gadai emas yang dilaksanakan di bank syariah , karena biasanya para konsumen banyak yang melakukan gadai emas di PT. Pegadaian dan hanya mengetahui prosedur-prosedurnya saja. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai proses dan penerapan system akuntansi pembiayaan gadai emas di bank syariah ini. Terkait hal yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam pembuatan tugas akhir yang berjudul “Sistem Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Sistem Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan?”.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.TujuanPenelitian


(13)

yang jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai penjelasan diatas yang menjadi tujuan peneliti melakukan penelitian pada PT. Bank Syariah Mandiri adalah :

a. Bagi peneliti, untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. b. Untuk memahami lebih jauh lagi teori yang didapat dalam perkuliahan

dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh PT. Bank Syariah Mandiri.

c. Untuk mengetahui sistem akuntansi pembiayaan gadai emas yang

dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan peneliti pada PT. Bank Syariah Mandiri diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi PT. Bank Syariah

Mandiri, dan bagi peneliti lain.

a. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan pembelajaran mengenai sistem akuntansi gadai emas syariah.

b. Bagi PT. Bank Syariah Mandiri yaitu sebagai bahan masukan untuk

memperbaiki penerapan sistem akuntansi gadai emas syariah pada PT. Bank Syariah Mandiri yang sudah diterapkan di bank tersebut.

c. Bagi peneliti lain yaitu sebagai bahan informasi dan referensi bagi penulis-penulis berikutnya khususnya pada topik yang sama untuk menyempurnakan penelitiannya lebih baik pada masa yang akan datang.


(14)

5

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey/observasi

Penelitian dilaksanakan di PT. Bank syariah Mandiri kantor cabang Gajah Mada Medan.

Tabel 1.1

Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

MEI JUNI

III IV I II III IV

1 Pengajuan Judul

2 Pengesahan Tugas Akhir

3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan Tugas Akhir

8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Laporan Penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut.


(15)

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dibagi menjadi tujuan penelitian dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang terdiri atas jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II :PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang Sejarah Ringkas, Struktur Organisasi, Job Description, Jaringan Usaha,Kinerja Usaha Terkini,dan Rencana Usaha

BAB III :SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI

Sesuai dengan judul yang telah disetujui, maka pada bab ini penulis akan menguraikan tentang konsep dasar bank syariah, produk dan jasa perbankan syariah, sistem akuntansi ,serta sistem akuntansi pembiayaan gadai emas pada PT. Bank Syariah Mandiri yang terdiri atas prosedur umum pembiayaan gadai emas dan jurnal akuntansi pembiayaan gadai emas.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis menarik beberapa kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan hasil pembahasan dalam tugas akhir


(16)

7 BAB II

PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,


(17)

Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui


(18)

9

perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

VISI DAN MISI

Visi

Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. Misi

• Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan.

• Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan

pada segmen UMKM.

• Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. • Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. • Mengembangkan nilai-nilai syariah universal


(19)

B. Struktur Organisasi

Struktur yang terdapat pada setiap organisasi pada dasarnya merupakan kerangka pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pegawaiysng melaksanakan pekerjaan. Setiap unsur-unsur harus dirancang dan ditaati sebaik-baiknya, sebagai pertimbangan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Kejelasan dari struktur ini didapat dalam satu organisasi dan dapat diketahui hubungan kerjanya secara fungsional antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Adapun Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri (BSM ) kantor cabang Gajah Mada Medan adalah sebagai berikut :

1. Kepala cabang 2. Operation Officer 3. Pelaksanaan Back Office 4. Security

5. Office Boy 6. Driver 7. Teller

8. Costumer Service

9. Pelaksana Penaksir Gadai

10.Pelaksana Marketing Support (PMS) 11.Sharia Funding Executive (SFE) 12. Asisten Analis Mikro

13. Pelaksanaan Marketing Mikro 14.Administrasi pembiayaan mikro


(20)

11

C. Job Description

PT.Bank Syariah Mandiri dijabarkan uraian tugas untuk mengetahui wewenang, tugas pokok, dan tanggung jawab masing-masing jabatan, yaitu sebagai berikut :

1. Kepala Cabang

Memimpin, mengelola, mengawasi atau mengendalikan, mengembangkan kegiatan dan mendayagunakan sarana organisasi cabang untuk mencapai tingkat serta volume aktivitas pemasaran, operasional dan layanan cabang pembantu yang efektif dan efisien sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Secara garis besar ruang lingkup tugas utama KC:

• Memastikan tercapainya target bisnis cabang yang telah ditetapkan meliputi pendanaan, pembiayaan, fee based, dan laba bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

• Memastikan kepatuhan, tingkat kesehatan dan prudentialitas seluruh aktifitas cabang.

• Memastikan pengendalian dan pembinaan cabang.

Memasarkan produk bancassurance (produk asuransi yang dipasarkan oleh bank), produk investasi dan jasa non-bank lainnya.

• Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah dicabang.

• Memberikan pelayann khusus dalam setiap interaksi dengan nasabah prioritas.

• Memastikan pelaporan (intern dan ekstern) dilakukan secara akurat dan tepat waktu.


(21)

• Memastikan kelengkapan, kerapian , dan keamanan dari dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Memastikan tindak lanjut hasil audit intern / ekstern.

• Melakukan analisa SWOT secara berkala untuk mengetahui posisi

cabang terhadap posisi pesaing diwilayah kerja setempat. 2. Operation Officer

Memastikan kepatuhan aktivitas operasional cabang pembantu terkelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan pencapaina target bidang operasional cabang sesuai ketetapan cabang induk/kantor pusat.

Adapun tugas utama operation officer:

• Memastikan terkendalinya biaya operasional CAPEM (cabang

pembantu) dengan efisien dan efektif.

• Memastikan dan mengelola transaksi harian operasional telah sesuai dengan ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan.

• Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal

dikantor cabang.

• Memastikan dan mengelola semua kegiatan administrasi, dokumentasi dan kewajiban pelaporan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku internal/eksternal)

• Memastikan ketersediannya dan keamanan dokumen berharga Bank,

PIN kartu ATM maupun key access layanan e-banking lainnya.

• Memastikan dan mengelola fungsi-fungsi administrasi kepegawain


(22)

13

3. Pelaksanaan Back Office

Memenuhi pelayanan operasional, administrasi pembiayaan dan kepegawaian dengan cepat dan benar, serta menyediakan sarana dan prasarana kantor cabang secara memadai.

Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana back office:

• Melaksanakan transaksi transfer keluar dan masuk sesuai dengan ketentuan dan standar operational prosedur (SOP) yang berlaku

• Melaksanakan transaksi kliring keluar dan masuk sesuai dengan

ketentuan dan SOP yang berlaku

• Melaksanakan transaksi inkaso keluar Dan masuk sesuai dengan

ketentuan dan SOP yang berlaku

Melakukan transaksi domestik Dan kliring lainnya. (a.l. payroll, payment point, pelimpahan transaksi valas) sesuai dengan ketentuan dan SOP yang berlaku

• Memelihara administrasi dan dokumentasi seluruh transaksi

Menjaga kerahasiaan password yang menjadi wewenangnya.

• Menggunakan wewenang limit transaksi operasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku

• Memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan sebelum

fasilitas dicairkan berdasarkan syarat2 yang telah disepakati

• Memelihara dokumen pencairan dan dokumen legal dan pembiayaan

dengan tertib dan aman


(23)

pasca pencaiaran

• Menyediakan informasi data nasabah

• Memenuhi data dan informasi jaminan

• Membebankan biaya administrasi pembiayaan dan biaya lainnya

yang terkait

• Menindak lanjuti proses pencairan pembiayaan kepada nasabah

• Melakukan pelaporan kepada BI

• Melakukan perhitungan, pelaporan dan pembayaran perpajakan

• Melakukan penginputan data untuk pelaporan cabang ke kantor

pusat.

• Menyusun laporan rincian akun-akun tertentu dalam laporan

keuangan (proofsheet)

Melakukan rekonsiliasi dan pnyelesaian posisi open item.

• Melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh dokumen terkait pelaporan.

4. Security

Menciptakan kondisi yang aman dan nyaman pada lingkungan kantor, baik selama jam operasional maupun diluar jam operasional.

Adapun tugas dan tanggung jawab security:

• Menjaga dan memastikan lingkungan kantor agar selalu dalam kondisi aman dan terkendali

• Memastikan inventaris kantor terjaga dengan baik, dan seluruh ruangan kerja dalam kondisi aman


(24)

15

• Membantu pelayaan kepada nasabah pada saat jam oprasional. • Memastikan pertukaran shift jaga berjalan dengan lancer

• Mengadministrasikan penggunaan kendaraan kantor dan surat izin karyawan yang bertugas keluar kantor

• Mengadministrasikan seluruh mutasi kegiatan selama penjagaan.

• Menjaga, merawat, dan mengoprasikan mesin genset, termasuk

memastikan ketersediaannya BBM.

• Memastikan penggunaan listrik diluar jam operasional secara efektif dan efisien

• Memastikan kondisi kendaraan nasabah dalam keadaan aman, dan

diparkir dengan tertib 5. Office Boy

Adapun tugas utama office boy

•Menjaga kebersihan dan perawatan gedung beserta fasilitas dan

inventaris kantor.

•Mengatur dan menjaga stok kebutuhan logistik kantor

•Mengatur pengiriman surat atau barang, mencatat surat-surat masuk, serta mendistribusikan dan mengarsipnya dengan baik

•Menjawab telfon masuk pada meja operator dengan benar

•Mengoprasikan mesin fotocopy dan membantu mendokumentasikan file pembiayaan dengan baik

•Memastikan sarana dan prasarana kantor dapat berfungsi dengan baik


(25)

termasuk pembiayaan pajak, serta pengurusan surat-surat kendaraan •Memastikan ketersediaan konsumsi bagi karyawan yang bekerja lembur 6. Driver

Menjaga kelancaran operasional kendaraan dinas berjalan dengan baik, Adapun tugas dan tnggung jawab driver:

•Menjaga dan memastikan kendaraan dinas dalam kondiisi yang terawat dengan baik, aman, dan layak jalan.

•Mengoperasikan kendaraan dengan baik dan benar

•Memastikan ketersediaan BBM dalam kondisi yang stabil

•Memastikan pegawai yang menggunakan kendaraan sampai ke tujuan dengan selamat dan tepat waktu

•Memastikan setiap karyawan yang menggunakan kendaraan dinas sudah mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang

7. Teller

Melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai, pengambilan atau penyetoran non tunai dan surat-surat berharga dan kegiatan kas lainnya serta terselenggaranya layanan di bagian kas secara benar, cepat dan sesuai dengan standar pelayanan Bank

Adapun tugas dan tanggung jawab teller:

• Melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan ketentuan standar operational prosedur (SOP)

• Mengelola saldo kas teller sesuai limit yang ditentukan


(26)

17

Melakukan cash count akhir hari

• Mengisi uang tunai dimesin ATM BSM

• Menyediakan laporan transaksi harian 8. Customer service (CS)

Melakukan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan.

Adapun tugas dan tanggung jawab custumer service:

• Memberikan informasi produk dan jasa bank kepada nasabah

• Memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening

tabungan, giro dan deposito

• Memblokir kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah

• Melayani permintaan buku cek atu bilyet giro, surat referensi

Bank/surat keterangan Bank dan sebagainya

• Mendistribusikan salinan rekening koran kepada nasabah

Menginput data custumer dan loan facility yang lengkap dan akurat • Memelihara persediaan kartu ATM sesuai kebutuhan

• Menyampaikan dokumen berharga Bank dan kartu ATM kepada

nasabah

• Membuat laporan pembukuan dan penutupan rekening, keluhan

nasabah serta stock opname kartu ATM 9. Pelaksana Penaksir Gadai

Penaksir adalah petugas yang ditunjuk untuk melayani nasabah, melakukan penaksiran objek gadai, bertanggung jawab atas peneliaan dan keaslian


(27)

barang jaminan berkaitan dengan jumlah pembiayaan yang akan diberikan, melakukan penginputan pada sistem berkaitan dengan pencairan pembiayaan dan melakukan monotoring sampai pelunasan pembiayaan. Penaksir tidak mempunyai kewenangan untuk memutuskan persetujuan pembiayaan gadai. Penaksir bertanggungjawab terhadap akurasi nilai taksiran, kualitas maupun keaslian barang jaminan dan kewajaran pembiayaan.

Penaksir menginformasikan kepada officer gadai tentang nilai dan keaslian barang jaminan serta memberikan rekomendasikan limit pembiayaan dengan pegang teguh pada kejujuran, obyektivitas, kecermatan dan ketelitian

10. Pelaksana Marketing Support (PMS)

Tercapainya pelaksanaan kegiatan administrasi pendanaan dan

pembiayaan. Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana marketing support:

• Memastikan kelengkapan pelaksanaan penandatanganan akad dan

pencairan pembiayaan nasabah.

Mendokumentasikan current file

• Menerbitkan surat peringatan pembayaran kewajiban nasabah • Membuat pegajuan Bank indonesia /Bank/trade cheking


(28)

19

11. Sharia Funding Executive (SFE)

Adapun karyawan outsourcing yang mendapat tugas penempatan dicabang untuk membantu cabang dalam peningkatan pertumbuhan dana consumer. Dengan kata lain SFE merupakan marketing funding bertugas hanya mencari dana-dana consum yang memiliki arti dan maksud yang sama dengan syariah funding executive.

• Adapun tugas dan tanggung jawab SFE:SFE wajib menjelaskan

ketentuan tabungan pada saat nasabah akan membuka rekening tabungan

• SFE bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan atas

kelengkapan dokumen nasabah dengan melakukan verifikasi serta membubuhkan stempel verifikasi dan paraf pada seluruh dokumen data nasabah yang akan membuka rekening tabungan sebelum diberikan ke customer service

• SFE ikut serta dalam program- program consumer funding

• SFE wajib melaporkan perolehan target tepat waktu sesuai ketentuan • SFE tidak boleh mengendapkan dana nasabah ke rekening pribadi

• SFE membubuhkan paraf semua dokumen persyaratan legalitas asli

yang sudah difotokopi dan stempel “foto copy sesuai asli” beserta tanggal

12. Asisten Analis Mikro

Adapun tugas dan tanggung jawab asisten analis mikro yaitu bertanggung jawab atas segala pembiayaan yaang akan diberikan kepada nasabah,


(29)

permasalahan yang dihadapi oleh nasabah asisten mikro, yang bertanggung jawab atas segala permasalahan baik dalam sistem pembiayaannya maupun dalam penarikan jaminan nasabah. Apabila nasabah tidak mampu lagi untuk membayar maka asisten analis mikro akan membantu nasabah ynag menunggak dengan cara wawancara dan menstrukturkan kembali pembiayaan nasabah ynag bermasalah dengan cara menurunkan angsuran- angsuran pembiayaan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan bersama antara Bank dan nasabah. Dan apabila terjadi pembiayaan dimarketing mikro maka seluruh berkas- berkas harus ditandatangani oleh asisten analis mikro untuk persetujuan pembiayaan mikro. Serta menganalisa segala berkas pembiayaan yang telah dibuat.

13. Pelaksanaan Marketing Mikro,

Ialah merealisasikan target pembiayaan, pendanaan, dan fee based income yang didistribusikan oleh kepala cabang

Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana marketing mikro:

• Mendapatkan calon nasabah pembiayaan yang prospektif

• Memastikan kelengkapan dokumen aplikasi pembiayaan mikro

• Menindaklanjuti permohonan pembiayaan nasabah dalam bentuk

NAP

• Memastikan persetujuan atau penolakan pembiayaan yang diajukan

• Menindaklanjuti persetujuan atau penolakan permohonan


(30)

21

• Memastikan proses pencairan pembiayaan sesuai dengan keputusan

komite pembiayaan mikro

• Melaksanakan pengawalan terhadap seluruh nasabah yang dikelola

agar kolektibilitas mikro lancer

• Menyelesaikan fasilitas pembiayaan bermasalah

14. Administrasi Pembiayaan Mikro

Pelaksana administrasi pembiayaan bertanggung jawab atas

terselenggaranya administrasi mulai dari permohonan pembiayaan,

pencairan pembiayaan, angsuran hingga pelunasan pembiayaan.

Disamping itu juga bertanggung jawab terhadap penyimpanan dokumen, serta pembuatan dan penyampain pelaporan pembiayaan dengan benar dan tepat waktu.

Secara garis besar ruang lingkup tugas utama administrasi pembiayaan • Proyeksi arus kas masuk dan arus kas keluar

• Input BI-cheking

Untuk mengetahui nasabah pernah mendapat fasilitas pinjaman di Bank lain serta mengetahui fasilitas pinjaman tersebut bermasalah atau tudak

• Report past due

Melaporkan data-data angsuran nasabah yang menunggak ke pihak marketing setiap hari

• Input SID

Sistem informasi debitur yang merupakan laporan yang berisi laporan yang berisi informasi lengkap mengenai keadaan debitur


(31)

D. Jaringan Usaha

Akses informasi kepada seluruh pemangku kepentingan merupakan bagian penting dari peningkatan prinsip transparansi informasi secara internal dan eksternal, yang diharapkan membantu, menjaga, dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan persepsi positif dari para stakeholders terhadap kebijakan dan kegiatan Bank. Kemudian akses informasi dan jaringan layanan perbankan telah disediakan oleh Bank antara lain: melalui Situs Internet dengan alamat laman web:

Lebih lanjut, dalam menunjang keberhasilan pemsaran produk BSM dan mengoptimalkan pelayanan nasabah, BSM memperhatikan pentingnya aspek pertumbuhan jaringan kantor dan jaringan ATM (BSM, Bank Mandiri, ATM Bersama, ATM Prima, MEPS).

jejaringan sosial: facebook, twitter, kemudian fasilitas mobile banking dan internet banking serta keberadaan kantor cabang dan ATM Bank.

Jaringan kantor BSM hingga akhir tahun 2014 mencapai 865 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan Jaringan ATM Carddapat digunakan di lebih dari 150.000 jaringan ATM meliputi:

• ATM Syariah Mandiri sebanyak 924 unit

• ATM Mandiri sebanyak 13.429 unit

• ATM BERSAMA sebanyak 61.502 unit

• ATM Prima sebanyak 76.867 unit dan


(32)

23

E. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja usaha Bank Syariah Mandiri mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 2.1

Tabel Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri

(Sumber : Bank Syariah Mandiri) F. Rencana Usaha

Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan, ada berbagai aspek kegiatan yang menjadi rencana usaha dan menjadi tujuan untuk mencapi laba pada bank tersebut diantaranya :

Pembiayaan konsumen 1. BSM Implan


(33)

BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yan pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.

2. Pembiayaan Edukasi BSM

Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah

3. Pembiayaan Kepada Pensiunan

Pembiayaan kepada Pensiunan merupakan penyaluran fasilitas pembiayaan konsumer (termasuk untuk pembiayaan multiguna) kepada para pensuinan, dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh bank setiap bulan (pensiun bulanan). Akad yang digunakan adalah akad murabahah atau ijarah.

4. Pembiayaan Griya BSM


(34)

25

menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer dengan sistem murabahah.

5. Pembiayaan Kendaraan Bermotor

BSM Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem murabahah.

Produk Pembiayaan

1.Pembiayaan Warung Mikro

Pembiayaan Mikro adalah pembiayaan bersifat produktif kepada nasabah/calon nasabah perorangan/badan usaha dengan limit s.d. Rp100 juta. Termasuk dalam segmen mikro adalah pembiayaan dengan tujuan multiguna kepada nasabah perorangan dengan limit sampai dengan Rp50 juta yang disalurkan melalui Warung Mikro.

1.Golbertab (Multiguna)

Pembiayaan BSM yang ditujukan kepada seseorang dan badan usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan plafon pembiayaan mulai dari Rp2.000.000,- (dua juta rupiah) s.d. Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Pembiayaan ini meliputi:

a.Tunas

Plafon Pembiayaan Rp2Juta – Rp10 Juta. Margin (berdasarkan jenis produk) setara 36% pa.eff dan jangka waktu waktu maksimal 36 bulan.


(35)

b, Madya

Plafon Pembiayaan Rp11 juta – Rp50 juta. Margin (berdasarkan jenis produk) setara 32% pa.eff dan jangka waktu waktu maksimal 36 bulan.

c. Utama

Plafon Pembiayaan Rp51 – Rp100 juta. Margin (berdasarkan jenis produk) setara 28% pa.eff dan jangka waktu waktu maksimal 48 bulan

2. Non-Golbertab (Produktif)

Pembiayaan BSM yang ditujukan kepada seseorang dan badan usaha untuk memenuhi kebutuhan produktif dengan plafon pembiayaan mulai dari Rp2.000.000,- (dua juta rupiah) s.d. Rp100.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

3. KUR Mikro

Pembiayaan BSM yang ditujukan kepada seseorang dan badan usaha untuk memenuhi kebutuhan produktif dengan plafon pembiayaan sampai dengan Rp20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), margin setara 22% dengan jangka waktu untuk modal Kerja 36 bulan sedangkan Investasi 60 bulan.

Produk Jasa dan Layanan

1. BSM Card

Kartu yang diterbitkan oleh Bank Syariah Mandiri dan memiliki fungsi utama yaitu sebagai kartu ATM dan kartu Debit.


(36)

27

2. BSM SMS Banking

BSM SMS Banking merupakan produk layanan perbankan berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan berbagai transaksi perbankan.

3. BSM Mobile Banking

Layanan transaksi perbankan melalui mobile banking (handphone) dengan menggunakan koneksi jaringan data telko yang dapat digunakan oleh nasabah untuk transaksi cek saldo, cek mutasi transaksi, transfer antar rekening, transfer real time ke 83 bank, transfer SKN, bayar tagihan, pembelian isi ulang pulsa seluler dan transaksi lainnya. BSM Mobile Banking memiliki layanan non perbankan seperti informasi jadwal shalat, serta kalimat insipiratif.

4. BSM Net Banking

Layanan transaksi perbankan melalui jaringan internet dengan alam untuk melakukan transaksi cek saldo (tabungan, deposito, giro, pembiayaan), cek mutasi transaksi, transfer antar rekening, transfer realtime ke 83 bank, transfer SKN/RTGS, bayar tagihan dan pulsa seluler.


(37)

28 BAB III

SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI

A. Konsep Dasar Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Ada beberapa definisi bank yang dikemukakan sesuai dengan tahap perkembangan bank. Untuk memberikan definisi yang tepat agaknya memerlukan penjabaran, karena definisi tentang bank dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian bank, yaitu :

a. Menurut Prof G.M Veryn Stuart, bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperoleh dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral. ( Martono, 2003 :20).

b. Menurut UU RI No. 10 Tahun 1992 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak( Martono, 2003:20).

c. Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk


(38)

29

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak(Kasmir,2002:23).

Sedangkan pengertian bank syariah menurut beberapa pendapat adalah sebagai berikut :

a. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam( Muhammad :2002). b.Menurut (Sudarsono:2004), bank syariah adalah lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariah islam.

2.Perkembangan Sistem Perbankan Syariah

Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah. Praktek-praktek seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan bisnis,serta


(39)

melakukan pengiriman uang telah lazim dilakukan ketika itu.Rasulullah sendiri pernah dititipi harta oleh orang-orang Quraisy pada waktu itu. Sehingga diberi gelar Al Amin karena terpercaya memegang amanah.

Sedang dalam perkembangannya di zaman Bani Abbasiyah, orang yang mempunyai keahlian untuk menyimpan, menyalurkan dan mentransfer uang disebut jihbiz. Jihbiz berasal dari bahasa Persia yang berarti penagih pajak. Jihbiz dikenal sebagai suatu profesi penukaran uang yang tidak hanya melakukan penukaran uang tetapi juga melakukan fungsi penitipan dana, meminjamkan uang, dan melaksanakan jasa pengiriman uang. Jadi tiga fungsi utama perbankan dilakukan oleh satu individu Jihbiz(A.Karim, 2007:76).

Perbankan Syariah mulai dikenal pada dekade 1960-an dengan nama Mit Ghamr Bank. Bank tersebut beroperasi sebagai rural social bank(semacam lembaga keuangan unit desa di Indonesia) di sepanjang delta sungai Nil. Lembaga ini dibina oleh Prof. Dr. Ahmad Najjar dan masih berskala kecil di Mesir. Namun institusi tersebut menjadi perintis perkembangan system financial dan ekonomi Islam (Antonio, 2001:19).

3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Namun lebih spesifik kajian tersebut dilakukan. Namun lebih spesifik kajian tersebut dilakukan pada tahun 1990. Pada lokakarya MUI 18-20 Agustus 1990 dengan tema Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor. Ditindaklanjuti dengan membentuk Tim


(40)

31

Perbankan MUI pada amanat Munas IV MUI. Akhirnya pada 1 November 1991 ditandatangani Akta Pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia(Ibid, 2001:25).

Pada tangggal 3 November 1991, dalam acara silaturrahmi Presiden di Istana Bogor, dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal sebesar Rp 106.126.382.000,00. Dengan modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi. Hingga September 1999, Bank Muamalat Indonesia telah memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan dan Makasar.

Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank syariah belum mendapatkan perhatian yang optimum dalam tatanan industry perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan system syariah ini hanya dikategorikan sebagai “bank dengan system bagi hasil”.

Baru pada Undang-Undang No. 10 Tahun1998 tentang perbankan, keberadaan bank syariah mendapatkan porsi yang cukup besar. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hokum, serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang trsebut juga memberikan arahan bagi bank- bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi secara total menjadi syariah.


(41)

Hingga Januari tahun 2009 telah ada 5 bank umum yang beroperasi berdasarkan syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah BRI dan Bank Syariah Bukopin. Ditambah dengan 28 bank umum konvensional yang membuka Unit Usaha Syariah seperti Bank IFI, Bank Danamon, BRI, BNI, BTN, Bank Permata, Bank CIMB niaga dan lain-lain, serta ratusan BPRS dan BMT.

4. Prinsip-Prinsip Umum Bank Syariah

Dalam menjalankan usahanya, bank syariah harus tetap berpedoman pada nilai-nilai syariah. Prinsip itu berpedoman pada Al quran dan Hadits. Menurut Sutedi(2009:32), prinsip yang diterapkan bank syariah meliputi:

a. Prinsip Keadilan

Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara bank dan nasabah.

b. Prinsip Kesederajatan

Bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat. Ha ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko, dan keuntungan yang berimbang antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank.

c. PrinsipKetentraman Produk-produk bank syariah telah sesuai dengan prinsip dan kaidah


(42)

33

muamalah Islam, antara lain tidak adanya unsure riba serta penerapan zakat harta. Dengan demikian, nasabah akan merasakan ketentraman lahir maupun bathin.

5. Karakteristik Bank Syariah

Menurut Sumitro ( 2004:19), ada beberapa hal yang menjadi cirri sekaligus yang membedakannya dengan bank konvensional adalah:

a.Beban biaya yang telah disepakati bersama pada waktu akad, perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam batas wajar.

b.Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan

pembayaran selalu dihindarkan, karena persentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir.

c.Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak

menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan pasti yang yang ditetapkan di muka, karena pada hakikatnya yang mengetahui tentang ruginys suatu proyek ysng dibiayai bank hanyalah Allah semata.

d.Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito/tabungan, oleh

penyimpan dianggap sebagai titipan( al-wadi’ah) sedangkan bagi bank diangggap sebagai bank titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam sehingga kepada penyimpan tidak dijanjikan imbalan yang pasti (fixed return).


(43)

e.Bank syariah tidak menerapkan jual beli atau sewa menyewa uang dari mata uang yang sama, misalnya rupiah dengan atau dolar dengan dolar, yang dari transaksi itu dapat menghasilkan keuntungan. Jadi mata uang yang sama tidak dapat dipakai sebagai barang(komoditi).

f. Adanya pos pendapatan berupa “Rekenig Pendapatan Non Halal”

sebagai hasil dari transaksi dengan bank konvensional yang tentunya menerapkan system bunga. Pos ini biasanya dipergunakan untuk menyantuni masyarakat miskin yang terkena musibah dan untuk kepentingan kaum muslimin yang bersifat social.

g.Adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas untuk mengawasi

operasionalisasi bank dari sudut syariahnya.

h.Produk-produk bank syariah selalu menggunakan sebutan-sebutan yang berasal dari istilah Arab, misalnya al murabahah, al mudharabah, al ijarah dan lain sebagainya.

i. Adanya produk khusus yang tidak terdapat di dalam bank konvensional, yaitu kredit tanpa beban yang murni bersifat social, dimana nasabah tidak tidak ada kewajiban untuk mengembalikannya.

j. Fungsi kelembagaan bank syariah selain menjembatani antara pihak pemilik modal atau memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi amanah, artinya berkewajiban menjaga dan siap sewaktu-waktu apabila dana tersebut ditarik kembali sesuai dengan perjanjian.


(44)

35

Ciri-ciri Bank Syariah seperti tersebut diatas bersifat universal dan kumulatif. Artinya bank syariah yang beroperasi dimana saja harus terdapat semua ciri tersebut. Apabila tidak, maka hilanglah identitas sebagai perbankan syariah.

B. PRODUK DAN JASA PERBANKAN SYARIAH 1. Produk Penyaluran Dana

Menurut Wirdyaningsih (2006:106), produk penyaluran dana pada nasabah secara garis besar dibagi menjadi empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu :

a. Prinsip Jual Beli

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

1) Murabahah (Jual Beli dengan Pembayaran Tangguh)

Sering juga disebut al Bal bitsaman ajil. Murabahah adalah aksi jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

2) Salam ( Jual Beli dengan Pembayaran di Muka)

Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual) dan


(45)

pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu. 3). Istishna’ (Jual Beli berdasarkan Pesanan)

Istishna’ adalah akad jual beli antara al mustashni (pembeli) dan as shani (produsen yang bertindak juga sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al mashnu (barang pesanan)sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati.

b. Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi ini dilandasi adanya perpindahan manfaat. Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (objek sewa) dan musta’jir(penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya.

c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

1).Musyarakah (Kerjasama Modal Usaha)

Musyarakah adalah akad kerjasama diantara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank. Pembiayaan


(46)

37

dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas atau aktiva non kas termasuk aktiva tidak berwujud.

2) Mudharabah ( Kerjasama Mitra Usaha dan Investasi)

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib(pengelola dana) dengan nisbah bagi hasilmenurut kesepakatan dimuka. Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana.

d. Pinjam Meminjam

Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Produk ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tetapi untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. 1) Hiwalah (Alih Hutang Piutang)

Al Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Bertujuan untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank akan dapat mengganti atas jasa pemindahan piutang.

2) Rahn (Gadai)

Ar rahn adalah menahan salah satu harta dari si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima. Barang yang ditahan


(47)

tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.

3) Qardh

Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Manfaat akad ini adalah memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapatkan talangan jangka pendek.

4) Wakalah

Wakalah adalah nasabah memberiakn kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu. Islam mensyaratkan al wakalah karena manusia membutuhkannya. Tidak setiap orang mempunyai kemampuan atau kesempatan untuk menyelesaikan urusannya sendiri. Pada suatu kesempatan, seseorang perlu mendelegasikan suatu pekerjaan kepada orang lain untuk mewakili dirinya. Islam mensyariatkan wakalah karena manusia membutuhkannya. Tidak setiap orang mempunyai kemampuan atau kesempatan untuk menyelesaikan urusannya sendiri.


(48)

39

5) Kafalah

Kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.

2. Produk Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana atau disebut juga funding adalah kegiatan penarikan dana atau penghimpunan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi berdasarkan prinsip syariah. Berkaitan dengan kegiatan tersebut, dalam prinsip syariah dibedakan antara simpanan yang tidak memberikan imbalan dan simpanan yang mendapatkan imbalan. Prinsip operasional syariah yang diterapkan secara luas dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadia’ah dan mudharabah.

Prinsip wadi’ah yang cenderung digunakan oleh bank syariah di Indonesia untuk kegiatan penghimpunan dana melalui giro, sedangkan penghimpunan dana melalui tabungan cenderung menggunakan prinsip mudharabah. Prinsip-prinsip operasional syariah yang ada kegiatan penghimpunan dana dijelaskan antara lain:

a. Prinsip Wadi’ah

Menurut Antonio (2001:85), wadi’ah berarti titipan murni dari nasabah kepda bank atau pihak lain yang harus dijaga dan dikembalikan kepda penitip (Penabung) kapan saja ia inginkan.


(49)

Wadiah terbagi atas dua yaitu :

1) Wadiah yadh dhamanah adalah titipan yang selama belum

dikembalikan kepda penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan.

2) Wadiah yad-amanah adalah penerima titipan tidak boleh

memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil kembali titipannya.

Prinsip Wadiah yang lazim digunakan dalam perbankan syariah adalah wadiah yadh dhamanah. (Yahya,2009:59).

b. Prinsip Mudharabah

Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis kerja sama usaha dimana pihak pertama menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Pihak yang menyediakan atau yang disebut dengan shahibul maal, sedangkan pihak yang mengelola usaha disebut mudharib. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati bersama sejak awal (Yahya, 2009:59)

c. Bai’al Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. (PSAK No.102).

Menurut Wiyono (2001:15), Bai’al Murabahah adalah jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang yang dijual ditambah


(50)

41

dengan sejumlah keuntungan (ribhun) yang disepakati oleh kedua belah pihak , pembeli dan penjual. Pada transaksi murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dapat dilakukan tunai, tangguh ataupun dicicil.

C. SISTEM AKUNTANSI

1. Pengertian Sistem Akuntansi

Sebelum kita mengetahui apa itu system akuntansi, sebaiknya kita harus memahami apa itu system. Menurut Mulyadi(2001:2) system adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir,catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan(Mulyadi, 2001:3).

2. Komponen-Komponen Sistem Akuntansi

Berdasarkan pengertian dari system akuntansi, maka komponen-komponen system akuntansi terdiri dari lima yaitu:

a. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi . Formulir sering disebut dengan istilah dokumen,


(51)

karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh Formulir adalah: faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek. Dengan faktur penjualan misalnya, direkam data mengenai nama pembeli,alamat pembeli, jenis dan kuantitas barang yang dijual, harga barang, tanda tangan otorisasi, dan sebagainya. Dengan demikian faktur penjualan digunakan untuk mendokumentasikan transaksi penjualan. Informasi yang tercantum dalam faktur penjualan tersebut merupakan media pencatatan ke dalam jurnal dan media posting ke dalam buku pembantu piutang.

Dalam system akuntansi secara manual ( manual system), media yang digunakan untuk pertamakali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas ( paper form). Dalam system akuntansi dengan computer (computerized system) digunakan berbagai macam media untuk memasukkan data ke dalam system pengolahan data seperti papan ketik(keyboard), optical and magnetic characters and code, mice, voice, touch sensors, dan cats.


(52)

43

b. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Dalam jurnal ni, data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ni pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di-posting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar. Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum.

c. Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsure-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Rekening buku besar ini di satu pihak dapat dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat dipandang pulasebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.

d. BukuPembantu Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar

diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapt dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening


(53)

pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalamrekening tertentu dalam buku besar. Sebagai contoh,jika rekening piutang dagang yang tercantum dalam neraca perlu dirinci lebih lanjut menurut nama debitur yang jumlahnya 60 orang, dapat dibentuk buku pembantu piutang yang berisi rekening-rekening pembantu piutang kepada tiap-tiap debitur tersebut.

e. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran system akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak computer dan tayangan pada layar monitor komputer.

D. SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN

1. Prosedur umum pembiayaan gadai emas

Berdasarkan pengamatan penulis selama magang di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan, maka prosedur gadai emas sebagai berikut :


(54)

45

a. Nasabah harus membawa fotocopi KTP 1 lembar

b. Nasabah harus membawa emas yang ingin digadaikan

c. Petugas penaksir gadai menghitung berat dan karatase emas yang

ingin digadaikan dengan menggunakan larutan air uji yaitu campuran antara asam nitrat dan asam klorida.

d. Petugas menghitung harga taksiran emasnya sesuai dengan ketetapan dari PT. Bank Syariah Mandiri

Dengan rumus : Nilai Taksiran = berat emas x harga emas saat ini Maksimal pembiayaan yang diberikan

- Batangan = 90% x nilai taksiran - Perhiasan = 85% x nilai taksiran

Pembiayaan tergantung permintaan nasabah Biaya pemeliharaan

- Batangan = 1,13% x nilai taksiran - Perhiasan = 1,3% x nilai taksiran

e. Petugas menyimpan emas yang digadaikan, surat bukti gadai dan

fotokopi KTP nasabah dalam kantong jaminan.

f. Petugas mentransfer uang hasil gadai emas ke rekening nasabah. g. Selesai

Contoh Mekanisme Penghitungan biaya pemeliharaan BSM Gadai Emas Pada tanggal 01 Juni 2015, Nasabah membawa emas untuk digadaikan

berupa gelang bermata dengan kadar 18 karat dan berat 20 gram.


(55)

pada tanggal 01 juni 2015 ? (HDE: Rp460.000,-)

Diketahui:

Waktu/periode gadai: 01 juni– 1 Agustus 2015 = 4 periode (2 bulan). Taksiran

= (karat/24) x berat emas x HDE = (18/24) x 20 x Rp460.000,- = (18/124) x 20 x Rp460.000,- = Rp6.900.000,-

Pembiayaan = Taksiran x FTV = Rp6.900.000,- x 85% = RP5.865.000,- Biaya Pemeliharaan

= (Taksiran x Rate) x waktu gadai

= (Rp6.900.000,- x 1,3%/lbulan) x 2 bulan = (Rp89.700,-/bulan)

Maka biaya pemeliharaan yang harus dibayar oleh Nasabah adalah Rp89.700,-/bulan

2. Jurnal Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas Bagi Pihak yang menerima Gadai (Murtahin)

Pada saat menerima barang gadai tidak dijurnal tetapi membuat tanda terima atas barang


(56)

47

Pada saat menyerahkan uang pinjaman Jurnal :

Piutang xxx

Kas xxx

Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan Jurnal :

Kas xxx

Pendapatan xxx

Pada saat mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan Jurnal :

Beban xxx

Kas xxx

Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan dengan membuat tanda terima barang

Jurnal

Kas xxx

Piutang xxx

Jika Pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi dan kemudian barang gadai dijual oleh pihak yang menggadaikan .

Penjualan gadai jika nilainya sama dengan piutang. Jurnal

Kas xxx


(57)

Jika kurang, maka piutangnya masih tersisa sejumlahselisih antara nilai penjualan dengan saldo piutang

Bagi pihak yang Menggadaikan

Pada saat penyerahan asset tidak dijurnal, tetapi menerima tanda terima atas penyerahan asset tersebut.

1. Pada saat menerima uang pinjaman Jurnal

Kas xxx

Utang xxx

2. Bayar uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan Jurnal

Beban xxx

Kas xxx

3. Ketika melakukan pelunasan atas utang Jurnal

Utang xxx

Kas xxx

4. Jika pada saat jatuh tempo,utang tidak dapat dilunasi sehingga barang gadai dijual

Pada saat penjualan barang gadai

Kas xxx


(58)

49

Kerugian(Apabila rugi) xxx

Keuntungan(apabila untung) xxx

Aset xxx

Pelunasan utang atas barang yang dijual oleh pihak yang menggadai

Utang xxx

Kas xxx

(Wasilah.2009:258)

Pada bank syariah mandiri kantor cabang gajah mada jika terjadi penggadaian emas maka jurnal yang dibuat oleh officer gadai sebagai berikut :

Contoh :

Pada tanggal 01 Juni 2015, Nasabah membawa emas untuk digadaikan berupa gelang bermata dengan kadar 18 karat dan berat 20 gram. Berapakah biaya pemeliharaan yang harus dibayar, bila Nasabah melunasi pada tanggal 1 Desember 2014? (HDE: Rp460.000,-)

Diketahui:

Waktu/periode gadai: 01 Juni- 01 Agustus 2015 = 4 periode (2 bulan). Taksiran

= (karat/24) x berat emas x HDE = (18/24) x 20 x Rp460.000,- = (18/124) x 20 x Rp460.000,- = Rp6.900.000,-


(59)

Pembiayaan = Taksiran x FTV = Rp6.900.000,- x 85% = RP5.865.000,- Biaya Pemeliharaan

= (Taksiran x Rate) x waktu gadai

= (Rp6.900.000,- x 1,3%/lbulan) x 2 bulan = (Rp89.700,-/bulan)

Maka biaya pemeliharaan yang harus dibayar oleh Nasabah adalah Rp89.700,-/bulan

`Jurnal :

1. Pada saat menyerahkan uang pinjaman Jurnal :

Piutang Rp 6.900.000

Kas Rp 6.900.000

2. Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan

penyimpanan Jurnal :

Kas Rp 89.700

Pendapatan Rp 89.700

3. Pada saat mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan dan

penyimpanan Jurnal :


(60)

51

Beban Rp 89.700

Kas RP 89.700

4. Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan

dengan membuat tanda terima barang Jurnal

Kas Rp 6.900.000

Piutang Rp 6.900.000


(61)

52 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Prosedur umum pembiayaan gadai emas pada PT. Bank Syariah Kantor Cabang Gajah Mada Medan adalah sebagai berikut :

a. Nasabah harus membawa fotocopi KTP 1 lembar

b. Nasabah harus membawa emas yang ingin digadaikan

c. Petugas penaksir gadai menghitung berat dan karatase emas yang

ingin digadaikan dengan menggunakan larutan air uji yaitu campuran antara asam nitrat dan asam klorida.

d. Petugas menghitung harga taksiran emasnya sesuai dengan ketetapan dari PT. Bank Syariah Mandiri

Dengan rumus : Nilai Taksiran = berat emas x harga emas saat ini Maksimal pembiayaan yang diberikan

- Batangan = 90% x nilai taksiran - Perhiasan = 85% x nilai taksiran

Pembiayaan tergantung permintaan nasabah

Biaya pemeliharaan :

- Batangan = 1,13% x nilai taksiran


(62)

53

e. Petugas menyimpan emas yang digadaikan, surat bukti gadai dan

fotokopi KTP nasabah dalam kantong jaminan.

f. Petugas mentransfer uang hasil gadai emas ke rekening nasabah. g. Selesai

2. .Jurnal akuntansi untuk gadai emas pada bank syariah mandiri kantor cabang gajah mada sebagai berikut berdasarkan contoh di pembahasan sebagai perikut :

1. Pada saat menyerahkan uang pinjaman Jurnal :

Piutang Rp 6.900.000

Kas Rp 6.900.000

2. Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan

penyimpanan Jurnal :

Kas Rp 89.700

Pendapatan Rp 89.700

3. Pada saat mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan dan

penyimpanan Jurnal :

Beban Rp 89.700


(63)

4. Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan dengan membuat tanda terima barang

Jurnal

Kas Rp 6.900.000

Piutang Rp 6.900.000

3. Sistem akuntansi pembiayaan gadai emas yang diterapkan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan telah sesuai dengan teori yang penulis pelajari selama perkuliahan.

B. SARAN

1. Penyusunan surat bukti gadai agar lebih disimpan rapi,karena penulis melihat kurang disimpan rapi,agar memudahkan pencarian jika sewaktu-waktu nasabah ingin mengambil emas atau memperpanjang jangka sewaktu-waktu gadai mereka.

2. Pihak bank syariah mandiri kantor cabang gajah mada agar sering

melakukan promosi dan sosialisasi kepada masyarakat agar nasabah gadai emas pada bank syariah mandiri kantor cabang gajah mada mengalami peningkatan.


(64)

55

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i.1999. Bank Islam Suatu Pengenalan Umum. Jakarta,Central Bank of Indonesia and Tazkia Institute

A.Karim,Adiwirman. 2007. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta : Gema Insani.

Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada.

Muhammad.2002. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta : Salemba Empat

Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ke-3. Cetakan ketiga. Jakarta : Salemba Empat.

Nurhayati,Sri;Wasilah.2009.Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi2. Jakarta:Salemba Empat

Sri Susilo, Y; dkk.2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta : Ekonisia

Wiyono, Slamet.2005. Akuntansi Perbankan Syariah Berdasasarkan PSAKD dan PAPSI.Jakarta : Grasindo


(65)

(66)

(1)

52 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Prosedur umum pembiayaan gadai emas pada PT. Bank Syariah Kantor Cabang Gajah Mada Medan adalah sebagai berikut :

a. Nasabah harus membawa fotocopi KTP 1 lembar b. Nasabah harus membawa emas yang ingin digadaikan

c. Petugas penaksir gadai menghitung berat dan karatase emas yang ingin digadaikan dengan menggunakan larutan air uji yaitu campuran antara asam nitrat dan asam klorida.

d. Petugas menghitung harga taksiran emasnya sesuai dengan ketetapan dari PT. Bank Syariah Mandiri

Dengan rumus : Nilai Taksiran = berat emas x harga emas saat ini Maksimal pembiayaan yang diberikan

- Batangan = 90% x nilai taksiran - Perhiasan = 85% x nilai taksiran

Pembiayaan tergantung permintaan nasabah

Biaya pemeliharaan :

- Batangan = 1,13% x nilai taksiran


(2)

53

e. Petugas menyimpan emas yang digadaikan, surat bukti gadai dan fotokopi KTP nasabah dalam kantong jaminan.

f. Petugas mentransfer uang hasil gadai emas ke rekening nasabah. g. Selesai

2. .Jurnal akuntansi untuk gadai emas pada bank syariah mandiri kantor cabang gajah mada sebagai berikut berdasarkan contoh di pembahasan sebagai perikut :

1. Pada saat menyerahkan uang pinjaman Jurnal :

Piutang Rp 6.900.000

Kas Rp 6.900.000

2. Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan

Jurnal :

Kas Rp 89.700

Pendapatan Rp 89.700

3. Pada saat mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan

Jurnal :

Beban Rp 89.700


(3)

54

4. Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan dengan membuat tanda terima barang

Jurnal

Kas Rp 6.900.000

Piutang Rp 6.900.000

3. Sistem akuntansi pembiayaan gadai emas yang diterapkan pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan telah sesuai dengan teori yang penulis pelajari selama perkuliahan.

B. SARAN

1. Penyusunan surat bukti gadai agar lebih disimpan rapi,karena penulis melihat kurang disimpan rapi,agar memudahkan pencarian jika sewaktu-waktu nasabah ingin mengambil emas atau memperpanjang jangka sewaktu-waktu gadai mereka.

2. Pihak bank syariah mandiri kantor cabang gajah mada agar sering melakukan promosi dan sosialisasi kepada masyarakat agar nasabah gadai emas pada bank syariah mandiri kantor cabang gajah mada mengalami peningkatan.


(4)

55

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i.1999. Bank Islam Suatu Pengenalan Umum. Jakarta,Central Bank of Indonesia and Tazkia Institute

A.Karim,Adiwirman. 2007. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta : Gema Insani.

Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada.

Muhammad.2002. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta : Salemba Empat

Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ke-3. Cetakan ketiga. Jakarta : Salemba Empat.

Nurhayati,Sri;Wasilah.2009.Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi2. Jakarta:Salemba Empat

Sri Susilo, Y; dkk.2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta : Ekonisia

Wiyono, Slamet.2005. Akuntansi Perbankan Syariah Berdasasarkan PSAKD dan


(5)

(6)