Pendekatan Penelitian Jenis Data Sumber Data

sistematis, dikaji, kemudian ditarik suatu kesimpulan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu cara analisis hasil penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu data yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh. Oleh karena itu peneliti harus dapat menentukan data mana atau bahan hukum mana yang memiliki kualitas sebagai data atau bahan hukum yang diharapkan atau diperlukan dan data atau bahan hukum mana yang tidak relevan dan tidak ada hubungannya dengan materi penelitian. Sehingga dalam analisis data, artinya peneliti melakukan analisis terhadap data-data atau bahan-bahan hukum yang berkualitas saja. Fajar dan Achmad, 2010:192.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data atau informasi hasil telaah yang telah ada sebelumnya, bahan kepustakaan seperti buku-buku, literatur, jurnal, maupun arsip-arsip yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Soerjono Soekanto dalam Amirudin dan Asikin,2014:230 menjelaskan bahwa secara umum ciri-ciri dari sekunder adalah sebagai berikut : a. Pada umumnya data sekunder dalam keadaan siap terbuat dan dapat dipergunakan dengan segera; b. Baik bentuk maupun isi data sekunder, telah dibentuk dan di isi oleh peneliti- peneliti terdahulu, sehingga peneliti kemudian tidak mempunyai pengawasan terhadap pengumpulan, pengolahan, analisa maupun konstruksi data; c. Tidak terbatas oleh waktu dan tempat.

3.4 Sumber Data

Penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal. Pada penelitian hukum jenis ini, acap kali hukum dikonsepsikan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan law in book atau hukum dikonsepsikan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. Oleh karena itu, sember datanya hanyalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka Soekanto dan Mamudji,2010:12 yang terdiri dari : .Amiruddin dan Asikin, 2013:118-119 1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan terdiri dari : Dalam penelitian ini menggunakan bahan hukum primer seperti : KUHP, KUHPM, KUHAP, Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tahun 2012, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum Disiplin Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer. 2. Bahan hukum skunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, atau pendapat para pakar hukum. Bahan hukum sekunder yang penulis pergunakan dalam penulisan skripsi ini meliputi : 1 Hasil penelitian kalangan hukum yang berkaitan dengan disparitas pidana, penyertaan, pencurian baik pada Undang-Undang khusus yaitu KUHPM maupun dalam KUHP, dan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan. 2 Hasil karya kalangan hukum, baik dalam bentuk buku ataupun bentuk literatur lainnya yang berkitan dengan disparitas pidana, penyertaan, pencurian baik pada Undang-Undang khusus yaitu KUHPM maupun dalam KUHP, dan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan. 3. Bahan hukum tersier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

3.5 Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengajuan Praperadilan Oleh Pihak Tersangka Terhadap Sah Atau Tidaknya Penahanan Yang Dilakukan Penyidik Kejaksaan Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor.01/PID/PRA.PER/2011/PN. STB.)

1 81 145

ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

2 18 16

ANALISIS PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN PSIKOTROPIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA MILITER

0 5 2

TN TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA.

0 3 12

PENDAHULUAN TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA.

0 3 13

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANAYANG DILAKUKAN ANGGOTA POLRI PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN ANGGOTA POLRI.

0 4 11

PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan Pidana Nomor: 01/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Krg).

0 3 19

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN ANGGOTA TNI Penyelesaian Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Dilakukan Anggota TNI Di Lingkungan Pengadilan Militer II-10 Semarang.

0 2 17

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN ANGGOTA TNI Penyelesaian Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Dilakukan Anggota TNI Di Lingkungan Pengadilan Militer II-10 Semarang.

0 5 12

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Proses Penyelesaian Perkara Pidana Yang Dilakukan Oleh Anggota TNI Studi Kasus di DENPOM Salatiga, Pengadilan Militer II-10 Semarang.

1 2 29