Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sofya Azharni

Tempat / Tanggal Lahir : Manna/ 7 April 1994

Agama : Islam

Alamat : Jalan Dr.Picauly No.6 Medan 20154 Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Negeri 17 Kota Manna (2000-2006)

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bengkulu Selatan (2006-2009) 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengkulu Selatan (2009-2012)


(2)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN A. Identitas

No. Responden : __________________________________________ Nama : __________________________________________ Tempat Tanggal Lahir : __________________________________________ Alamat : __________________________________________ No. Hp/Pin BB/Line : __________________________________________

B. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin : (Laki-laki/Perempuan)*

2. Umur :

3. Pekerjaan (Kelas) : Pelajar di kelas 4. Asal Sekolah :

5. Pernah mendapatkan penyuluhan tentang kanker payudara: (1. YA

(dari...)** 2. TIDAK )* 6. Riwayat keluarga menderita kanker payudara: ( 1. ADA

(sebutkan...)** 2. TIDAK ADA )* Petunjuk )* : Coret yang tidak perlu

)** : Isi jika ada

C. Pengetahuan

Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar 1. Kanker payudara adalah keganasan dari ....

a. Sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, termasuk kulit payudara

b. Sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara

c. Jaringan baru yang timbul dalam payudara akibat pengaruh berbagai faktor

d. Semua benar

2. Kanker payudara dapat terjadi pada .... a. Pada wanita & laki-laki

b. Remaja putri

c. Wanita umur >40 tahun d. Bukan salah satu diatas

3. Berapakah usia menstruasi pertama menjadi faktor risiko kanker payudara?


(3)

b. Kurang dari 12 tahun c. Lebih dari 18 tahun d. Usia berapa saja

4. Kanker payudara dapat terjadi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia....

a. Kurang dari 20 tahun b. 25-35 tahun

c. Kurang dari 30 tahun d. Lebih dari 35 tahun

5. Sifat benjolan pada kanker payudara adalah .... a. Terasa Sakit

b. Benjolan hilang timbul c. Tidak sakit

d. Tidak dapat diraba

6. Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker payudara? a. Menggunakan bra ketat dalam waktu lama

b. Tidak menyusui

c. Meminum jamu-jamuan, dan obat-obat herbal

d. Tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi atau yang bersifat karsiogenik

7. Apakah semua pemeriksaan payudara untuk deteksi dini hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan yang profesional?

a. Ya, kanker payudara hanya dapat dideteksi dengan menggunakan alat-alat kedokteran

b. Tidak, deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan sendiri c. Semuanya hanya dapat dilakukan dokter dan perawat d. Kanker payudara tidak dapat dideteksi secara dini 8. Apa yang dimaksud dengan SADARI?

a. Pemeriksaan payudara yang dilakukan sendiri dengan melihat dan memeriksa perubahan payudara

b. Pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga medis (dokter) dengan melihat dan memeriksa perubahan payudara

c. Pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh perawat atau bidan dengan melihat dan memeriksa perubahan payudara


(4)

9. Apa tujuan dilakukannya SADARI?

a. Untuk mempermudah kita untuk menjadi tenaga medis dimasa yang akan datang

b. Untuk mengetahui adanya benjolan atau masalah lain sejak dini c. Untuk memenuhi kriteria sebelum pemeriksaan ke dokter d. Semua benar

10. Kapan sebaiknya melakukan SADARI? a. Hari pertama haid

b. Hari ke 3-5 haid c. Hari ke 7-10 haid

d. Sebelum hari haid pertama

11. Sebaiknya SADARI dilakukan setiap.... a. Hari

b. Minggu c. Bulan d. Tahun

12. Ada berapa tahap melakukan SADARI? a. 3

b. 4 c. 5 d. 6

13. Tahap kedua dalam melakukan SADARI adalah ....

a. Memperhatikan kedua payudara dengan berdiri di depan cermin b. Memperhatikan kedua payudara sambil mengangkat kedua tangan di

atas kepala, kemudian meletakkan kedua tangan di pinggang

c. Menekan masing-masing puting dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk melihat apakah ada cairan yang keluar

d. Melakukan perabaan payudara sambil berdiri atau berbaring

14. Salah satu langkah SADARI adalah dengan mengangkat lengan keatas dan tangan yang lainnya menekan payudara pada sisi tangan yang diangkat. Ini bertujuan untuk?

a. Untuk merasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan kulit payudara

b. Untuk merasakan perubahan ukuran payudara c. Untuk merasakan suhu tubuh disekitar payudara


(5)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN

Saya yang bernama Sofya Azharni, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara pada pelajar.

Dalam penelitian tersebut, Saya akan memberikan kuesioner sebelum dan setelah pelaksanaan penyuluhan serta melakukan penyuluhan kepada Saudara/Saudari tentang deteksi dini kanker payudara.

Saya sangat mengharapkan kesediaan Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Data Saudara/Saudari yang terkumpul akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini. Bila data dipublikasikan, kerahasiaannya tetap akan dijaga.

Jika Saudara/Saudari bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini, Lembar Pernyataan Persetujuan setelah Penjelasan harap ditandatangani.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Saudara/Saudari, saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,


(6)

Lampiran 4

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : ………

Umur : ………….. (tahun) Jenis Kelamin : (Laki-laki / Perempuan)

Alamat : ………..

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015”, maka Saya bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini untuk mengisi kusioner dan mendapatkan penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara oleh peneliti Sofya Azharni.

Demikian surat pernyataan ini untuk dipergunakan seperlunya.

Manna, 2015 Responden,

( ) Nama dan tanda tanga


(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

Lampiran 9

DATA INDUK RESPONDEN

No Nama Jenis

Kelamin Umur Kelas

Pernah Mengikuti Penyuluhan Riwayat Keluarga CA Mammae Skor Pre-test Tingkat Pengetahuan Pre-test Skor Post-test Tingkat Pengetahuan Post-test

1 R1 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 8 Cukup 14 Baik

2 R2 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 4 Kurang 13 Baik

3 R3 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 5 Kurang 13 Baik

4 R4 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 14 Baik

5 R5 Perempuan 18 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 14 Baik

6 R6 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 13 Baik

7 R7 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 10 Cukup 13 Baik

8 R8 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 5 Kurang 14 Baik

9 R9 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 8 Cukup 12 Baik

10 R10 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 0 Kurang 13 Baik

11 R11 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 14 Baik

12 R12 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 14 Baik

13 R13 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 3 Kurang 14 Baik

14 R14 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 14 Baik

15 R15 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 2 Kurang 14 Baik

16 R16 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 2 Kurang 14 Baik

17 R17 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 10 Cukup 13 Baik


(12)

20 R20 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 13 Baik

21 R21 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 8 Cukup 14 Baik

22 R22 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 14 Baik

23 R23 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 13 Baik

24 R24 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 13 Baik

25 R25 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 9 Cukup 14 Baik

26 R26 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 9 Cukup 14 Baik

27 R27 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 14 Baik

28 R28 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 13 Baik

29 R29 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 8 Cukup 14 Baik

30 R30 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 14 Baik

31 R31 Perempuan 16 XII IPS Tidak Tidak Ada 5 Kurang 11 Baik

32 R32 Perempuan 16 XII IPS Tidak Tidak Ada 3 Kurang 11 Baik

33 R33 Perempuan 16 XII IPS Tidak Tidak Ada 5 Kurang 13 Baik

34 R34 Perempuan 17 XII IPS Tidak Tidak Ada 5 Kurang 10 Cukup

35 R35 Perempuan 16 XII IPS Tidak Tidak Ada 3 Kurang 12 Baik

36 R36 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 8 Cukup 13 Baik

37 R37 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 5 Kurang 11 Baik

38 R38 Laki-Laki 18 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 11 Baik

39 R39 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 12 Baik

40 R40 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 14 Baik

41 R41 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 10 Cukup

42 R42 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 3 Kurang 12 Baik


(13)

44 R44 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 4 Kurang 12 Baik

45 R45 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 3 Kurang 13 Baik

46 R46 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 2 Kurang 13 Baik

47 R47 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 4 Kurang 11 Baik

48 R48 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 4 Kurang 12 Baik

49 R49 Laki-Laki 16 XII IPS Tidak Tidak Ada 4 Kurang 14 Baik


(14)

Lampiran 10

UJI VALIDASI DAN UJI RELIABILITAS

Variabel Nomor Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0.683 Valid 0.817 Reliabel

2 -0.399 Valid

3 0.587 Valid

4 0.776 Valid

5 0.627 Valid

6 0.507 Valid

7 0.753 Valid

8 0.679 Valid

9 0.611 Valid

10 0.425 Valid

11 0.632 Valid

12 0.568 Valid

13 0.622 Valid

14 -0.29 Tidak Valid


(15)

Lampiran 11

DISTRIBUSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 25 50.0 50.0 50.0

Perempuan 25 50.0 50.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 16 23 46.0 46.0 46.0

17 25 50.0 50.0 96.0

18 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Kelas Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid XII MIPA 43 86.0 86.0 86.0

XII IPS 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Penyuluhan Sebelumnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 50 100.0 100.0 100.0

Riwayat Keluarga Penderita Kanker payudara

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(16)

Lampiran 12

DISTRIBUSI TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN

Nilai Pretest dan Posttest

Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan

Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan

N Valid 50 50

Missing 0 0

Mean 5.64 12.92

Median 6.00 13.00

Mode 7 14

Std. Deviation 2.238 1.226

Pretest Yang Dikategorikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup 10 20.0 20.0 20.0

Kurang 40 80.0 80.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Posttest Yang Dikategorikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 47 94.0 94.0 94.0

Cukup 3 6.0 6.0 100.0


(17)

Lampiran 13

TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Jenis Kelamin Responden * Pretest Yang Dikategorikan Crosstabulation Pretest Yang Dikategorikan

Total

Cukup Kurang

Jenis Kelamin Responden Laki-Laki 4 21 25

Perempuan 6 19 25

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .500a 1 .480

Continuity Correctionb .125 1 .724

Likelihood Ratio .503 1 .478

Fisher's Exact Test .725 .363

Linear-by-Linear Association .490 1 .484

N of Valid Cases 50

Jenis Kelamin Responden * Posttest Yang Dikategorikan Crosstabulation Posttest Yang Dikategorikan

Total

Baik Cukup

Jenis Kelamin Responden Laki-Laki 23 2 25

Perempuan Count 24 1 25

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .355a 1 .552

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .361 1 .548

Fisher's Exact Test 1.000 .500

Linear-by-Linear Association .348 1 .556


(18)

Lampiran 14

TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN BERDASARKAN UMUR

Umur Responden * Pretest Yang Dikategorikan Crosstabulation Pretest Yang Dikategorikan

Total

Cukup Kurang

Umur Responden 16 3 20 23

17 7 18 25

18 0 2 2

Correlations

Umur Responden

Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan

Umur Responden Pearson Correlation 1 .277

Sig. (2-tailed) .052

N 50 50

Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan

Pearson Correlation .277 1

Sig. (2-tailed) .052

N 50 50

Umur Responden * Posttest Yang Dikategorikan Crosstabulation Posttest Yang Dikategorikan

Total

Baik Cukup

Umur Responden 16 21 2 23

17 24 1 25

18 2 0 2

Correlations

Umur Responden

Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan

Umur Responden Pearson Correlation 1 .270

Sig. (2-tailed) .058

N 50 50

Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan

Pearson Correlation .270 1

Sig. (2-tailed) .058


(19)

Lampiran 15

DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN PADA PRE-TEST DAN POST-TEST TIAP PERTANYAAN

Pre-test

Definisi Kanker Payudara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 43 86.0 86.0 86.0

1 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Kejadian Kanker Payudara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 24 48.0 48.0 48.0

1 26 52.0 52.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Usia Menstruasi Pertama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 44 88.0 88.0 88.0

1 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Usia Melahirkan Anak Pertama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 42 84.0 84.0 84.0

1 8 16.0 16.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Gejala Kanker Payudara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 46 92.0 92.0 92.0

1 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tindakan Pencegahan Kanker Payudara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 15 30.0 30.0 30.0

1 35 70.0 70.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Cara Untuk Deteksi Dini Kanker Payudara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


(20)

1 24 48.0 48.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Definisi SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 28 56.0 56.0 56.0

1 22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tujuan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 12 24.0 24.0 24.0

1 38 76.0 76.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Hari Pelaksanaan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 47 94.0 94.0 94.0

1 3 6.0 6.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengulangan Pelaksanaan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 11 22.0 22.0 22.0

1 39 78.0 78.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Jumlah Tahapan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 39 78.0 78.0 78.0

1 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tahapan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 32 64.0 64.0 64.0

1 18 36.0 36.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tujuan Tahapan-tahapan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 9 18.0 18.0 18.0

1 41 82.0 82.0 100.0


(21)

Post-test

Definisi Kanker Payudara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 6 12.0 12.0 12.0

1 44 88.0 88.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Kejadian Kanker Payudara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 6.0 6.0 6.0

1 47 94.0 94.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Usia Menstruasi Pertama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 5 10.0 10.0 10.0

1 45 90.0 90.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Usia Melahirkan Anak Pertama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 14.0 14.0 14.0

1 43 86.0 86.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Gejala Kanker Payudara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 14.0 14.0 14.0

1 43 86.0 86.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tindakan Pencegahan Kanker Payudara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 8.0 8.0 8.0

1 46 92.0 92.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Cara Untuk Deteksi Dini Kanker Payudara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 6.0 6.0 6.0

1 47 94.0 94.0 100.0


(22)

Definisi SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 4.0 4.0 4.0

1 48 96.0 96.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tujuan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 4.0 4.0 4.0

1 48 96.0 96.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Hari Pelaksanaan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 8.0 8.0 8.0

1 46 92.0 92.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pengulangan Pelaksanaan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 4.0 4.0 4.0

1 48 96.0 96.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Jumlah Tahapan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 4.0 4.0 4.0

1 48 96.0 96.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tahapan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 5 10.0 10.0 10.0

1 45 90.0 90.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tujuan Tahapan-tahapan SADARI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 4.0 4.0 4.0

1 48 96.0 96.0 100.0


(23)

Lampiran 16

UJI NORMALITAS DATA PRETEST DAN POSTTEST

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan

.128 50 .039 .971 50 .255

Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan

.246 50 .000 .808 50 .000


(24)

Lampiran 17

HASIL ANALISIS UJI BEDA (WILCOXON)

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan - Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 50b 25.50 1275.00

Ties 0c

Total 50

a. Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan < Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan b. Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan > Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan c. Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan = Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan

Test Statisticsb

Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan - Nilai

Pengetahuan Sebelum Penyuluhan

Z -6.170a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test


(25)

Lampiran 18

DOKUMENTASI

Pelaksanaan Pre-Test

Pelaksanaan Penyuluhan


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin, 2010. Dasar-Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi

Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Awaliana, U.N., 2011. “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Ibu-Ibu di RW II Desa Krikilan Masaran Sragen”. Eprints UNS. Available from: http://eprints.uns.ac.id/10141/1/193881511201104071.pdf. [Accesed 16 April 2015].

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Available from: http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesda s2012.PDF. [Accesed 24 March 2015].

Benita, R.N., 2012. “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Siswa SMP Kristen Gergaji”. Eprints

UNDIP. Available from:

http://eprints.undip.ac.id/37650/1/Nydia_Rena_Benita_G2A008137_Lap._ KTI.pdf. [Accesed 23 March 2015].

Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahlan, M. Sopiyudin, 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Desen, Wan (ed), 2013. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.

Direktorat Jendral PP & PL Departemen Kesehatan RI, 2009. Buku Saku

Pencegahan Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara. Available from:

http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/bukusaku_kanker.pdf. [Accesed 21 March 2015].

Dorland, W.A. Newman, 2012. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28, trans. Mahode, et al. Jakarta: EGC.


(27)

59

Elk, Ronit & Morrow, Monica, 2003. Breast Cancer for Dummies. Canada: Wiley Publishing, Inc.

Fadillah, F., 2010. “Efektivitas Penyuluhan Sadari Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja tentang SADARI Di SMA Negeri I Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun”. Repository USU. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17155. [Accesed 18 September 2015].

Hidayati, A., Salawati, T., & Istiana, S., 2011. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah dan Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Kanker Payudara dan Ketrampilan Praktik Sadari (Studi Pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak)”. Jurnal

UNIMUS. Available from:

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/download/551/601. [Accesed 18 September 2015].

Internasional Agency for Research on Cancer, 2012. All Cancers (excluding

non-melanoma skin cancer) Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012. Available from:

http://globocan.iarc.fr/old/FactSheets/cancers/all-new.asp. [Accesed 24 March 2015].

Internasional Agency for Research on Cancer, 2012. Breast Cancer Estimated

Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012. Available from:

http://globocan.iarc.fr/old/FactSheets/cancers/breast-new.asp. [Accesed 24 March 2015].

Internasional Agency for Research on Cancer, 2012. World. Available from: http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx. [Accesed 25 March 2015].

Library University of Wastern Australia, 2014. Harvard Citation Style. Available from: http://guides.is.uwa.edu.au/content.php?pid=43218&sid=318559. [Accesed 10 April 2015].

Maharani, Riri, 2010. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan Tahun 2010”. Repository USU. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/23566. [Accesed 4 May 2015]. Manuaba, T.W., 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid PARABOI 2010.


(28)

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 796/Menkes/SK/VII/2010. Available from:

http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20796 %20ttg%20Kanker%20Rahim.pdf. [Accesed 21 March 2015].

Mubarak, W.I., Chayatin, N., Rozikin, K. & Supradi, 2007. Promosi Kesehatan:

Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Netter, Frank.H., 2011. Atlas of Human Anatomy 5 Edition. USA: Saunders Elsevier.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Permatasari, D., 2013. “Efektivitas Penyuluhan SADARI Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 2 di Kecamatan Pontianak Barat Tahun

2013”. Jurnal UNTAN. Available from:

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkf/article/viewFile/3846/3853. [Accesed 18 March 2015].

Prawirohardjo, Sarwono, 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015. Stop Kanker.

Available from:

http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/i nfodatin-kanker.pdf. [Accesed 17 March 2015].

Puspitasari, M.R., 2012. “Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Perilaku SADARI Perawat di Ruang Rawat RS Kanker Dharmais”. Perpusatakan Universitas Indonesia. Available from:

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308532-S42494-Gambaran%20tingkatan.pdf [Accesed 12 November 2015].

Ramli, M., Umbas, R. & Panigoro, S.S., 2002. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.


(29)

61

Rasjidi, Imam, 2013. Buku Ajar Onkologi Klinik. Jakarta: EGC.

Riwidikdo, Handoko, 2008. Statistik Kesehatan: Belajar Mudah Teknik Analisi

Data dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS).

Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Rochmawati, A., & Murtiningsih, 2012. “Pengaruh Penyuluhan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan SADARI Di MAN Mantingan Tahun 2012”. Jurnal Akbid MU. Available from: http://jurnal.akbid-mu.ac.id/index.php/jurnalmus/article/download/37/25. [Accesed 12 November 2015].

Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendika Press.

Sastroasmoro, S., 2011. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Suastina, I.M.A.R., Ticoalu, S.H.R., & Onibala, F., 2013. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA Negeri 1 Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp), Vol. 1, No. 1, pp 1-6. Available from: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/2188/1746. [Accesed 21 March 2015].

Suhita, B.M., 2008. “Pengaruh Health Education Terhadap Pengetahuan dan

Sikap Wanita Dewasa Tentang “Sadari“ Dalam Upaya Deteksi Dini Ca

Mammae di Kediri”. Eprints UNS. Available from:

http://eprints.uns.ac.id/8061/1/73920907200905171.pdf. [Accesed 16 April 2015].

Sukardja, I Dewa Gede, 2000. Onkologi Klinik. Surabaya: Airlangga University Press.

Sulastri, Thaha, R.M., & Russeng, S.S., 2012. “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Video Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Di SMAN 9 Balikpapan Tahun 2012”. Jurnal Promosi Kesehatan, edisi 10, no 10, pp 1

-12. Available from:

http://repository.unhas.ac.id/bistream/handle/123456789/3620/DAFTAR%I SI%20JURNAL%20ED.10.docx?sequence=3. [Accesed 23 March 2015]. Suliani, 2014. “Efektifitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Metode


(30)

Payudara (Ca Mammae) Secara Dini pada Siswi SMU Negeri I Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2014”.

Repository USU. Available from:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/41527. [Accesed 4 May 2015]. Suprianto, Wawan, 2010. Ancaman Penyakit Kanker: Deteksi Dini &

Pengobatannya. Yogyakarta: Cahaya Ilmu.

Viviyawati, T., 2014. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Pemeriksaan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar”. Digilib Stikes Kusuma

Husada. Available from:

http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-triviviyaw-551-1-sekripsi-4.pdf. [Accesed 12 November 2015].

Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea communication.

World Health Organization, 2013. Women’s Health. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs334/en/. [Accesed 24 March 2015].

World Health Organization, 2015. Cancer. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/. [Accesed 24 March 2015].


(31)

34

Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker

Payudara

Pengetahuan Pada Pelajar BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1.Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2.Definisi Operasional

Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penyuluhan

Definisi operasional: Penyuluhan adalah penyampaian informasi kesehatan tentang definisi, faktor risiko, gejala, dan pencegahan kanker payudara serta pengertian, tujuan, waktu pelaksanaan, dan cara melakukan SADARI dengan cara ceramah dan menggunakan media elektronik berupa penayangan slide.

2. Pengetahuan

a. Definisi operasional: Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang definisi, faktor risiko, gejala, dan pencegahan kanker payudara serta pengertian, tujuan, waktu pelaksanaan, dan cara melakukan SADARI.

b. Alat Ukur: Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 14 pertanyaan dengan pilihan ganda. Skor yang diberikan untuk jawaban dari responden adalah:

 Jika jawaban benar diberi skor 1


(32)

Total skor yang dapat diperoleh responden setelah mengisi kuesioner adalah 0-14

c. Kategori: Menurut Arikunto (2006) dalam Suliani (2014) tingkat pengetahuan dapat dikategorikan sebagai berikut:

 Baik: dapat menjawab 75-100% pertanyaan dengan benar atau memperoleh skor 11-14

 Cukup: dapat menjawab 55-74% pertanyaan dengan benar atau memperoleh skor 8-10

 Kurang: dapat menjawab <55% pertanyaan dengan benar atau memperoleh skor 0-7

d. Skala pengukuran: Ordinal

3.3.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu ada pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun 2015.

2. Hipotesis Nol (Ho), yaitu tidak ada pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun 2015.


(33)

36

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental (pre experimental

design) dengan menggunakan rancangan one group pre-test post-test untuk

mengetahui pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun 2015.

4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1.Lokasi Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah SMAN 1 Bengkulu Selatan. Sekolah ini dipilih karena masih kurangnya kegiatan penyuluhan kesehatan dan rendahnya partisipasi siswa-siswinya terhadap kegiatan pendidikan kesehatan lainnya.

4.2.2.Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama bulan Maret-Desember 2015 terhadap pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan.

4.3.Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1.Populasi Penelitian

1. Populasi target

Populasi terget dalam penelitian ini adalah pelajar Sekolah Menengah Atas.

2. Populasi terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan.


(34)

4.3.2.Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2011). Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun ajaran 2015-2016. Cara pemilihan sampel yang digunakan adalah

probability sampling dengan teknik simple random sampling. Agar

sampel yang kita ambil mewakili populasinya maka perlu dilakukan perhitungan jumlah sampel yang benar (Dahlan, 2009). Adapun rumus besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

: Deviat baku alfa : Deviat baku beta

S : Standar deviasi dari selisih nilai antarkelompok : Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna

Parameter yang dapat ditetapkan peneliti adalah , , dan , sedangkan parameter yang berasal dari kepustakaan adalah S (standar deviasi perbedaan nilai) (Dahlan, 2009). Peneliti menetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% dengan nilai hipotesis dua arah adalah 1,960, sementara kesalahan tipe II sebesar 10% dengan nilai adalah 1,282. Untuk nilai selisih minimal rerata ( ) peneliti menetapkan 5 poin, hal ini mengacu kepada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Benita (2012). Peneliti tidak menemukan kepustakaan yang jelas untuk ketetapan nilai standar deviasi (S). Menurut Dahlan (2010), jika tidak ditemukaannya sumber kepustakaan untuk nilai S maka peneliti dapat melakukan penelitian pendahuluan, apabila


(35)

38

penelitian pendahuluan tidak memungkinkan, nilai standar deviasi bisa ditetapkan berdasarkan judgement peneliti. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Benita (2012), dalam penelitian tersebut dilakukan judgement selisih tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan sebesar 2 kali lipat perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna (S=10). Oleh karena itu peneliti menetapkan nilai standar deviasi untuk penelitian ini sebesar 10.

Berdasarkan data diatas maka dapat dilakukan perhitungan sampel sebagai berikut:

Besar sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 42 orang. Dalam penelitian ini sangat rentan untuk terjadinya sampel yang

drop out. Maka peneliti perlu mengantisipasi kemungkinan tersebut.

Menurut Sastroasmoro (2011) rumus yang dapat digunakan untuk koreksi besar sampel untuk antisipasi kemungkinan drop out adalah:

n’ : Jumlah sampel untuk antisipasi drop out n : Jumlah sampel yang telah dihitung (42 orang) f : Perkiraan proporsi drop out (10% atau 0,1)


(36)

Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini 47 orang. Jadi, jumlah sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 orang.

4.3.3.Kriteria Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan beberapa kriteria untuk sampel penelitian, yaitu:

1. Kriteria inklusi

a. Pelajar kelas XII SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun ajaran 2015-2016.

b. Bersedia menjadi responden penelitian. 2. Kriteria eksklusi

a. Pernah mendapatkan penyuluhan tentang kanker payudara selama setahun terakhir.

b. Responden yang meninggalkan ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai.

4.4.Metode Pengumpulan Data 4.4.1.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. Kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti akan dilakukan uji coba di lapangan. Peneliti akan melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner tersebut.

1. Menurut Notoatmodjo (2010), validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji


(37)

40

dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut. Menurut Riwidikdo, item pertanyaan tersebut dikatakan valid atau sahih bila > . Pertanyaan yang dinyatakan valid akan dijadikan instrumen penelitian, sementara untuk pertanyaan yang tidak valid akan dilakukan peninjauan ulang.

2. Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Riwidikdo, 2008). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan model Alpha Cronbach. Menurut Djemari (2003) dalam Riwidikdo (2008), kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7.

Uji validasi alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada 30 pelajar kelas XII di SMAN 2 Bengkulu Selatan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta memiliki ciri-ciri yang sama dengan sampel penelitian. Dari 15 pertanyaan terdapat satu pertanyaan yang tidak valid. Uji reliabilitas dilakukan pada 14 pertanyaan yang telah dinyatakan valid. Nilai alpa yang didapatkan dalam uji reliabilitas ini adalah sebesar 0,817. Hal ini menunjukan variabel pengetahuan dalam penelitian ini adalah reliabel, karena nilai alpha diatas 0,7.

4.4.2.Jenis Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan mengisi kuesioner.


(38)

4.4.3.Rancangan Kegiatan Pengumpulan Data

Adapun rangkaian kegiatan dalam pengumpulan data ini adalah: 1. Melakukan persiapan dengan meminta izin kepada kepala sekolah

SMAN 1 Bengkulu Selatan untuk melakukan kegiatan penelitian. Membuat materi penyuluhan dalam bentuk slide dan mempersiapkan kuesioner yang akan digunakan.

2. Mengumpulkan data seluruh pelajar kelas XII SMAN 1 Bengkulu Selatan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pelajar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih untuk menjadi sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling.

3. Mengumpulkan pelajar yang menjadi sampel dalam satu ruangan untuk meminta kesediaan menjadi responden penelitian dan meminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kuesioner yang diberikan ini digunakan sebagai nilai untuk pre-test.

4. Melakukan kegiatan penyuluhan terhadap responden yang menjadi sampel. Responden mendapatkan materi penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara. Kegiatan penyuluhan dilakukan selama 45 menit.

5. Setelah penyuluhan, peneliti memberikan kembali kuesioner yang sama kepada responden sebagai nilai post-test.

4.5.Metode Pengolahan Data

Setelah data yang dibutuhkan untuk penelitian terkumpul maka data akan dimasukan ke dalam komputer dan diolah dengan menggunakan program

SPSS for windows. Adapun beberapa tahap dalam pengolahan data

(Notoatmodjo, 2010), yaitu: 1. Editing

Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, kalau memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut.


(39)

42

2. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan. 3. Data Entry

Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau

software” komputer. 4. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

4.6.Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini, melalui prosedur sebagai berikut : 1. Analisis Univariate (analisis deskriptif)

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

2. Analisis Bivariate

Analisis bivariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t berpasangan. Peneliti memilih uji-t berpasangan karena menurut Sastroasmoro (2011) uji-t berpasangan digunakan untuk penelitian dengan subyek yang sama diperiksa pra- dan pasca- interfensi (desain “before and after”). Uji-t berpasangan termasuk dalam uji statistik parametrik yaitu uji yang menggunkan asumsi-asumsi data berdistribusi normal, dengan varians homogen dan diambil dari sampel acak (Riwidikdo, 2008). Jika syarat uji statistik parametrik yaitu


(40)

data berdistribusi normal tidak terpenuhi, maka dapat dilakukan uji statistik non parametrik. Uji statistik non parametrik yang menjadi alternatif dari uji-t berpasangan adalah uji Wilcoxon (Wahyuni, 2007). Dalam penelitian ini ditemukan data tidak berdistribusi normal, maka analisis yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Uji analisis data untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan adalah Chi-Square tests, sedangkan uji analisis yang digunakan untuk mengetahui korelasi antara umur responden dengan tingkat pengetahuan adalah uji Correlations Pearson.


(41)

44

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.Hasil Penelitian

5.1.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengkulu Selatan (SMAN 1

Bengkulu Selatan) atau yang lebih dikenal dengan sebutan “duayu top

cyber school” merupakan salah satu sekolah negeri unggulan di kabupaten Bengkulu Selatan dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional 10700973. Sekolah ini berdiri pada tanggal 25 Juli 1963 dan beralamat di Jalan Pangeran Duayu Manna.

Berbagai fasilitas yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar telah disediakan di sekolah ini seperti 24 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang multimedia, 1 laboratorium MIPA, 1 lapangan basket, dan 2 lapangan volly untuk sarana olahraga siswa-siswi. Selain itu di sekolah ini juga dilengkapi 1 ruang UKS, 1 ruang aula dan 1 bangunan masjid yang ada didalam lingkungan sekolah. SMAN 1 Bengkulu Selatan dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan didampingi 50 orang tenaga pendidik serta 15 orang staff tata usaha.

Sekolah yang bergelar Sekolah Percontohan Berbasis Keunggulan Lokal ini memiliki akreditasi A, sehingga menjadikan sekolah ini favorit bagi kalangan pelajar SMA Kabupaten Bengkulu Selatan dan luar daerah. Berbagai prestasi juga telah banyak diukir oleh para pelajar SMAN 1 Bengkulu Selatan baik itu tingkat kabupaten, provinsi, bahkan telah mencapai nasional. Sekolah ini memiliki pelajar yang memiliki latar belakang yang beraneka ragam, sehingga peneliti mengambil sampel di sekolah ini dan diharapkan dapat mewakili populasi secara umum.


(42)

5.1.2.Karakteristik Responden

Karakteristik responden didapat berdasarkan data yang telah diisi oleh reponden pada kuesioner. Karakteristik responden tersebut berupa jenis kelamin, umur, kelas, penyuluhan sebelumnya, dan riwayat keluarga penderita kanker payudara.

Tabel. 4.1. Karakteristik Responden

Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%) Jenis Kelamin

Laki-Laki 25 50,0

Perempuan 25 50,0

Umur

16 Tahun 23 46,0

17 Tahun 25 50,0

18 Tahun 2 4,0

Kelas

XII MIPA 43 86,0

XII IPS 7 14,0

Penyuluhan Sebelumnya

Pernah 0 0,0

Tidak Pernah 50 100

Riwayat Kanker

Payudara Pada Keluarga

Ada 0 0,0

Tidak Ada 50 100

Dari tabel 4.1, dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin berimbang antara laki-laki dan perempuan. Hal ini terlihat dari jumlah pelajar laki-laki yang menjadi responden sebanyak 25 orang (50%) dan pelajar perempuan yang menjadi responden sebesar 25 orang (50%). Berdasarkan umur jumlah responden yang berusia 16 tahun


(43)

46

(4%) memiliki umur 18 tahun. Jumlah responden yang berasal dari kelas XII MIPA lebih banyak dibandingkan dari kelas XII IPS yaitu 43 orang (86%) dan 7 orang (14%).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tidak ada responden yang memenuhi kriteria eksklusi. Ini terbukti dari 50 orang (100%) responden belum pernah mendapat penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara. Hal ini juga dikuti dengan seluruh responden 50 orang (100%) tidak memiliki riwayat keluarga penderita kanker payudara.

5.1.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test

Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh reponden maka didapatkan nilai pre-test dan post-test sebagai berikut:

Tabel. 4.2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test Tingkat

Pengetahuan Skor

Pre-test Post-test

N % n %

Baik 11-14 0 0,0 47 94,0

Cukup 8-10 10 20,0 3 6,0

Kurang 0-7 40 80,0 0 0,0

Tabel 4.2 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden sebelum dilakukannya penyuluhan (pre-test) tidak terdapat responden memiliki tingkat pengetahuan baik, sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 10 orang (20,0%), dan 40 orang (80,0%) responden memiliki tingkat pengetahuan kurang. Setelah dilakukan penyuluhan (post-test) didapatkan 47 orang (100%) responden mendapatkan skor 11-14 atau memiliki tingkat pengetahuan baik dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (6.0%).


(44)

5.1.4.Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test Berdasarkan Jenis Kelamin

Tingkat pengetahuan saat pre-test dikelompokan berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pre-test Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

N % N % N % N %

Laki-laki 0 0,0 4 16,0 21 84,0 25 100 Perempuan 0 0,0 6 24,0 19 76,0 25 100

Dilihat dari tabel 4.3 didapatkan bahwa sebelum dilakukannya penyuluhan kelompok responden laki-laki yang memiliki pengetahuan cukup hanya 4 orang (16%), hal ini lebih sedikit dibandingkan kelompok perempuan yang memiliki tingkat pengetahuan yang sama yaitu 6 orang (24%). Untuk tingkat pengetahuan kurang terdapat 21 orang (84%) responden laki-laki, sedangkan responden perempuan yang memiliki pengetahuan kurang adalah sebanyak 19 orang (76%).

Dari tabel 4.3 di atas, dilakukan uji analisis statistika Chi-Square

tests untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan

pada pre-test. Hasil yang didapatkan value Chi-Square tests adalah 0,500 dengan p value sebesar 0,480 (>0,05). Hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan tingkat pengetahuan pada pre-test.

Tingkat pengetahuan saat post-test dikelompokan berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:


(45)

48

Tabel. 4.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Post-test Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

N % N % N % N %

Laki-laki 23 92,0 2 8,0 0 0,0 25 100 Perempuan 24 96,0 1 4,0 0 0,0 25 100

Berdasarkan tabel 4.4 tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh kelompok responden laki-laki dan perempuan setelah dilakukannya penyuluhan didominasi dengan tingkat pengetahuan baik. Hal ini terlihat jumlah responden laki-laki yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah sebanyak 23 orang (92%) dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup hanya 2 orang (8%). Sementara itu pada kelompok responden perempuan dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 24 orang (96%) dan 1 orang (4%) responden memiliki tingkat pengetahuan cukup.

Uji analisis statistik Chi-Square juga dilakukan pada data tabel 4.4, dari uji analisis didapatkan value Chi-Square Tests adalah 0,355 dan p

value adalah 0,552. Berdasarkan p value yang diperoleh maka p > 0,05,

maka ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan tingkat pengetahuan pada post-test.

5.1.5.Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test Berdasarkan Umur Tingkat pengetahuan pada pre-test yang didapatkan berdasarkan kelompok umur adalah sebagai berikut:


(46)

Tabel. 4.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pre-test Berdasarkan Umur Umur

(Tahun)

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

n % N % N % N %

16 0 0,0 3 13,0 20 87,0 23 100 17 0 0,0 7 28,0 18 72,0 25 100

18 0 0,0 0 0 2 100 2 100

Dari tabel 4.5 pada kelompok umur 16 tahun hanya 3 orang (13%) responden yang memiliki tingat pengetahuan cukup dan 20 orang (87%) memiliki pengetahuan kurang. Untuk umur 17 tahun terdapat 7 orang (28%) berpengetahuan cukup dan 18 orang (72%) berpengetahuan kurang. Sementara itu responden yang memiliki umur 18 tahun semuanya memiliki tingkat pengetahuan kurang atau sebanyak 2 orang (100%).

Pada tabel 4.5 dilakukan uji Correlations untuk mengetahui hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan responden pada saat

pre-test. Berdasarkan uji Correlations Pearson didapatkan r-hitung

sebesar 0,277 dengan α = 5% dan p value = 0,052. Dari hasil tersebut

maka p value > 0,05, artinya tidak ada hubungan antara umur responden dengan tingkat pengetahuan pada pre-test.

Tingkat pengetahuan pada post-test yang didapatkan berdasarkan golongan umur adalah sebagai berikut:


(47)

50

Tabel. 4.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Post-test Berdasarkan Umur

Umur (Tahun)

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Cukup Kurang

N % N % N % N %

16 21 91,3 2 8,7 0 0,0 23 100

17 24 96,0 1 4,0 0 0,0 25 100

18 2 100 0 0,0 0 0,0 2 100

Seperti yang terlihat pada tabel 4.6 bahwa 21 orang (91,3%) dari kelompok umur 16 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik dan 2 orang (8,7%) berpengetahuan cukup. Responden yang memiliki umur 17 tahun sebanyak 24 orang (96%) berpengetahuan baik dan hanya 1 orang (4%) saja pada kelompok ini yang berpengetahuan cukup. Kelompok responden yang berumur 18 tahun sebanyak 2 orang (100%) memiliki pengetahuan baik.

Data tabel 4.6 dilakukan uji Correlations Pearson untuk mengetahui pengaruh umur terhadap pengetahuan responden pada

post-test. Berdasarkan uji statistika didapatkan r-hitung sebesar 0,270 dengan

α = 5% dan p value = 0,058. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara

umur responden terhadap tingkat pengetahuan pada post-test, karena p

value yang didapatkan lebih besar dari pada 0,05.

5.1.6.Distribusi Frekuensi Jawaban Pada Pre-test dan Post-test Beradasarkan Jenis Pertanyaan

Variabel pengetahuan dalam penelitian ini terdiri dari 14 pertanyaan. Berikut ini adalah distribusi nilai pre-test dan post-test berdasarkan jenis pertanyaan pada kuesioner.


(48)

Tabel. 4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Pada Pre-test dan Post-test Beradasarkan Jenis Pertanyaan

No Pertanyaan

Frekuensi Responden

Pre-test Post-test

n % n %

1 Definisi Kanker Payudara 7 14,0 44 88,0 2 Faktor Risiko: Penderita Kanker Payudara 26 52,0 47 94,0

3 Faktor risiko: Usia Menstrusi Pertama 6 12,0 45 90,0

4 Faktor Risiko: Usia Melahirkan Anak ke-1 8 16,0 43 86,0 5 Gejala Kanker Payudara 4 8,0 43 86,0 6 Tindakan Pencegahan 35 70,0 46 92,0 7 Cara Mendeteksi Dini 24 48,0 47 94,0

8 Definisi SADARI 22 44,0 48 96,0

9 Tujuan SADARI 38 76,0 48 96,0

10 Hari Melakukan SADARI 3 6,0 46 92,0 11 Pengulangan SADARI 39 78,0 48 96,0 12 Jumlah Tahapan SADARI 11 22,0 48 96,0

13 Tahapan SADARI 18 36,0 45 90,0

14 Tujuan Tahapan SADARI 41 80,0 48 96,0

Dilihat dari tabel 4.7 jumlah responden yang menjawab benar dari setiap pertanyaan mengalami peningkatan setelah dilakukannya penyuluhan (post-test). Untuk pertanyaan seputar kanker payudara misalnya pertanyaan nomor 1 tentang definisi kanker payudara yang dapat menjawab dengan benar pada pre-test hanya 7 orang (14%) sedangkan pada post-test yang dapat menjawab pertanyaan benar menjadi 44 orang (88%). Sementara itu untuk pertanyaan mengenai SADARI, pertanyaan nomor 12 tentang jumlah tahapan SADARI awalnya (pre-test) hanya dapat dijawab dengan benar oleh 11 orang


(49)

52

(22%) dan setelah dilakukan penyuluhan (post-test) terdapat 48 orang (96%) yang dapat menjawab dengan benar.

5.1.7.Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan

Data yang akan peneliti analisis adalah data hasil kuesioner tentang deteksi dini kanker payudara yang diisi responden. Analisis dilakukan pada data kuesioner yang diambil sebelum dilakukan penyuluhan

(pre-test) dan data kuesioner yang diambil setelah dilakukan penyuluhan

(post-test). Dengan setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

Pada data pre-test dan post-test dilakukan uji normalitas sebagai syarat uji parametrik dalam hal ini adalah uji-t berpasangan (Uji t dependen). Dari uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk didapatkan data pre-test berdistribusi normal p value > 0,05. Pada data

post-test ditemukan data tidak berdistribusi normal p value < 0,05,

sehingga dilakukan usaha trasnformasi data, setelah dilakukan transformasi, hasil yang didapatkan data tetap tidak berdistribusi normal. Dengan demikian, untuk analisis data pengetahuan pre-test dan

post-test dilakukan uji non-parametrik yaitu uji Wilcoxon.

Tabel. 4.8. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan

Variabel Mean Z P

Pengetahuan Pre-test 5,64 -6.170 .000

Post-test 12,92

Berdasarkan data yang telah disajikan pada tabel 4.8 didapatkan nilai rata-rata yang didapatkan sebelum dilakukan penyuluhan (pre-test) 5,64 dan setelah penyuluhan (post-test) 12,92 dengan nilai z-hitung sebesar -6,170 dengan α = 0,05 serta nilai probabilitas (p value) sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa p < 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai sebelum


(50)

(pre-test) dan sesudah (post-(pre-test) penyuluhan terhadap pengetahuan pelajar

tentang deteksi dini kanker payudara.

5.2.Pembahasan

Penyuluhan kesehatan ditujukan untuk mengubah perilaku seseorang atau kelompok agar hidup sehat salah satunya melalui edukasi (pendidikan) (Ali, 2010). Penyuluhan (pendidikan) kesehatan dapat dilakukan di sekolah, karena merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun intelektual. Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Berbagai topik kesehatan dapat dijadikan bahan dalam penyuluhan kesehatan salah satunya adalah tentang deteksi dini kanker payudara, karena sepertiga dari penyakit kanker dapat ditemukan cukup dini untuk dapat disembuhkan (Ramli, Umbas, & Panigoro, 2002).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan khususnya pelajar SMAN 1 Bengkulu Selatan. Seluruh responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pelajar dari kelas XII, yang terdiri dari 25 orang laki-laki dan 25 orang perempuan serta memiliki kisaran umur antara 16 tahun sampai 18 tahun.

Dalam penelitian yang telah dilakukan peneliti dari 50 reponden yang mengikuti pre-test didapatkan 80% reponden memiliki tingkat pengetahuan kurang, namun setelah dilakukan penyuluhan (post-test) dari 50 orang 94% responden tingkat pengetahuannya menjadi baik. Menurut Maharani (2010), rendahnya tingkat pengetahuan responden pada pre-test berhubungan dengan tidak adanya kebiasaan responden mencari informasi tentang SADARI.


(51)

54

Jika dikelompokan berdasarkan jenis kelamin, pada pre-test responden laki-laki lebih banyak memiliki pengetahuan kurang dibandingkan responden perempuan, walaupun tidak terdapat perbedaan yang cukup besar. Ini juga terlihat pada post-test, responden perempuan yang berpengetahuan baik sedikit lebih banyak dari pada responden laki-laki. Perbedaan tingkat pengetahuan ini dapat disebabkan oleh perbedaan minat dan pengalaman. Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu, sedangkan pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Mubarak, Chayatin, Rozikin, & Supradi, 2007). Akan tetapi berdasarkan uji statistik Chi-Square pada penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden terhadap tingkat pengetahuan pada pre-test maupun saat post-test.

Berdasarkan umur tingkat pengetahuan pada setiap kelompok berbeda-beda. Kelompok umur 18 tahun pada post-test 100% memiliki pengetahuan kategori baik. Hal ini berhubungan dengan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah umur, dengan bertambahnya umur perkembangan aspek psikologis taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak, Chayatin, Rozikin, & Supradi, 2007). Akan tetapi, saat dilakukannya pre-test semua responden kelompok umur 18 tahun memiliki pengetahuan kurang, sedangkan pada kelompok umur 17 tahun hanya 72%. Kekurang sesuaian antara teori yang ada pada pre-test disebabkan karena ketidakseimbangan jumlah responden pada setiap kelompok usia dan juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan. Dari uji Correlations Pearson, pada penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan tingkat pengetahuan saat pre-test maupun pada

post-test.

Pada setiap butir pertanyaan kuesioner, setelah dilakukannya penyuluhan terdapat peningkatan pengetahuan pada tiap butir pertanyaan sebesar 17-86%. Pada pre-test terdapat beberapa pertanyaan seperti faktor risiko, pencegahan kanker payudara, tujuan SADARI dan pengulangan pelaksanaan SADARI


(52)

telah banyak dijawab benar oleh responden. Hal ini dipengaruhi oleh kesadaran dan penalaran yang baik oleh responden, sedangkan rendahnya kemampuan responden untuk menjawab benar pada pertanyaan lainnya saat

pre-test disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh responden.

Kurangnya pengetahuan tentang kanker payudara dan resiko kanker payudara dapat mengakibatkan tidak akuratnya persepsi tentang penyakit dan kurangnya pemanfaatan teknik deteksi dini (Puspitasari, 2012).

Berdasarkan hasil uji beda (Wilcoxon) didapatkan nilai z-hitung -6,170

dengan α = 0,05 dan p value sebesar 0,000 (<0,05). Hal ini berarti ada beda

yang signifikan antara sebelum dan sesudah penyuluhan terhadap pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan pada tahun 2015.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan. Pada pre-test dengan jumlah sampel 25 orang didapatkan 14 orang (56%) memiliki pengetahuan kurang baik, sedangkan pada post-test terdapat 25 orang (100%) berpengetahuan baik. Hail analisis menggunkan uji independent sample t-test diperoleh nilai t hitung -22,179, dengan nilai p = 0,00 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan tentang SADARI efektif untuk meningkatkan pengetahuan pada kelompok perlakukan, berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan reponden dalam upaya deteksi dini kanker payudara (Maharani, 2010).

Penelitian serupa juga diselengarakan di SMA Negeri 1 Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun tentang efektivitas penyuluhan SADARI terhadap peningkatan pengetahuan remaja. Dari hasil uji statistik menggunakan paired samples t-test (t= -9,911) terlihat perbedaan mean yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan tentang SADARI dengan taraf siginifikan 0.000 (p<0.05). Data ini menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan


(53)

56

sebelum dan sesudah di berikan penyuluhan tentang SADARI adalah diterima (Fadillah, 2009).

Dalam penelitian lain yang dilakukan pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak, didapatkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 55 orang (100%), tetapi setelah penyuluhan 53 orang (96,4%) dikategorikan berpengetahuan baik. Berdasarkan hasil uji beda (Wilcoxon) diperoleh diperoleh z-hitung pengetahuan siswi tentang kanker payudara (sebelum dan sesudah penyuluhan) sebesar 6,456 dan diperoleh

p-value (0,000) < 0,05 sehingga ada perbedaan pengetahuan tentang kanker

payudara sebelum dan sesudah penyuluhan (Hidayati, Salawati, & Istiana, 2011).

Selain itu penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI terhadap pengetahuan remaja putri pernah dilakukan di SMK N 1 Karanganyar. Hasil yang didapatkan dari uji Wilxocon adalah

p-value = 0,000. Hal ini menunjukan adanya pengaruh pendidikan kesehatan

tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan remaja putri (Viviyawati, 2014).

Di MAN Mantingan juga telah dilakukan penelitian serupa mengenai pengaruh penyuluhan tentang SADARI terhadap pengetahuan siswi kelas 2. Terdapat 58 siswi yang menjadi responden dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata pre-test sebesar 47,45 dan nilai rata-rata

post-test sebesar 70,55. Hasil uji paired t-test menunjukkan nilai p (0,000) <

α (0,05) maka artinya ada beda nilai pre-test dan post-test. Dengan demikian

ada pengaruh penyuluhan tentang SADARI terhadap pengetahuan SADARI Rochmawati, & Murtiningsih, 2012).


(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan. Tingkat pengetahuan responden sebelum penyuluhan berada dalam kategori kurang (80%), setelah dilakukan penyuluhan tingkat pengetahuan responden menjadi kategori baik (94%). Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara responden laki-laki dan perempuan, tetapi tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan. Pada setiap kelompok umur memiliki perbedaan tingkat pengetahuan, akan tetapi tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara umur dengan tingkat pengetahuan. Dengan demikian penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara efektif dalam meningkatkan pengetahuan pelajar kelas XII mengenai deteksi dini kanker payudara.

6.2.Saran

Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan beberapa hal kepada pihak-pihak terkait yaitu dinas kesehatan setempat diharapkan dapat bekerjasama dengan pihak sekolah untuk dapat aktif menyelenggarakan kegiatan penyuluhan yang berguna untuk mensosialisasikan masalah kesehatan terutama tentang kanker payudara. Bagi para pelajar dianjurkan untuk melakukan SADARI dan dapat saling berbagi informasi tentang deteksi dini kanker payudara kepada keluarga, teman, dan orang sekitar. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang pangaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar dengan jumlah sampel yang lebih besar dan cakup wilayah yang lebih luas.


(55)

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Anatomi Payudara

Payudara merupakan organ penting dalam kehidupan manusia sejak dari neonatus atau periode bayi yaitu untuk kelanjutan kehidupan sehubungan dengan produksi ASI yang dibutuhkan pada periode itu sampai masa kehidupan dewasa, di mana payudara sebagai salah satu lambang keperempuan (Prawirohardjo, 2011). Bentuk payudara biasanya kubah (dome) yang bervariasi antara bentuk konikal pada nulipara hingga bentuk pendulous pada multipara (Prawirohardjo, 2011). Kelenjar payudara wanita dewasa belum pernah melahirkan berupa benjolan berbentuk kerucut, wanita yang telah menyusui bentuknya cenderung menurun dan mendatar sedangkan kelenjar payudara wanita lanjut usia mengalami atrofi bertahap (trans. Japaries, 2013).

Kelenjar payudara wanita sebagian besar terletak di anterior otot pektoralis mayor. Sebagian kecil dari bagian latero-inferiornya terletak di depan otot seratus anterior. Batas superior, inferior terletak di antara sela iga ke 2-6 atau ke 3-7. Batas medial adalah linea parasternal, batas lateral adalah linea aksilaris anterior, kadang kala mencapai linea aksilaris media (trans. Japaries, 2013).


(56)

Gambar 2.1. Kelenjar Payudara Potongan Anterolateral Sumber Netter, 2011

Sentrum dari kelenjar payudara adalah papila mammae, sekelilingnya terdapat lingakaran areola mammae. Areola mammae memiliki tonjolan kelenjar areolar, saat menyusui dapat menghasilkan sebum yang melicinkan papila mammae. Kelenjar payudara memiliki 15-25 lobulus, yang masing-masing adalah kelenjar campuran tubuloalveolar dipisahkan oleh jaringan ikat padat interlobaris. Tiap lobulus merupakan satu sistem tubuli laktiferi yang berawal dari papila mamae. Sistem tubuli laktiferi dapat dibagi menjadi sinus laktiferi, ampula duktus laktiferi, duktus laktiferi besar, sedang, kecil, terminal, dan asinus serta bagian lainnya. Sebagian duktus besar menjelang ke papila saling beranastomosis (trans. Japaries, 2013).


(57)

8

Gambar 2.2. Kelenjar Payudara Potongan Sagital Sumber Netter, 2011

Payudara mendapat vaskularisasi dari 2 arteri utama yaitu arteri mammaria interna dan arteri torakalis lateralis. Kurang lebih 60% payudara mendapat perdarahan dari arteri perforantes mammaria interna yaitu meliputi bagian medial dan sentral dan bagian kranial. Bagian atas dan lateral payudara diperdarahi oleh arteri torakalis lateralis. Sebagian kecil payudara juga diperdarahi oleh arteri torakoakromialis cabang pektoralis, cabang arteria interkostalis III, IV serta a/v subkapular dan torakodorsalis. Sementara itu, terdapat tiga grup vena dalam yang keluar dari payudara (Prawirohardjo, 2011), yaitu:

1. Vena interkostalis: yang melintang di regio posterior dari payudara dari interkosta 2 sampai interkosta 6 dan mengalirkan darah vena ke vena vertebralis bagian posterior dan akhirnya ke v. Azigos untuk berakhir di vena cava superior.

2. Vena aksilaris: mengalirkan darah vena dari dinding dada m.pektoralis dan payudara.


(58)

3. Vena mammaria interna: merupakan pleksus vena terebesar yang mengalirkan darah vena dari payudara. Vena ini kemudian bermuara di v.inominata.

Gambar 2.3. Vaskularisasi Kelenjar Payudara Sumber Netter, 2011

Saluran limfe kelenjar payudara terutama berjalan mengikuti vena kelenjar payudara, drainasenya terutama melalui: bagian lateral dan sentral masuk ke kelenjar limfe fosa aksilaris, sedangkan bagian medial masuk ke kelenjar limfe mammaria interna. Drainase limfe kelenjar payudara tidak memiliki batasan absolut, ditambah lagi terdapat anastomosis, limfe bagian medial dapat mengalir ke kelenjar limfe fosa aksilaris, bagian lateral dapat mengalir ke kelenjar limfe mammaria interna. Sementara itu kelenjar payudara dipersarafi oleh nervi interkostal ke 2-6 dan 3-4 rami dari pleksus servikalis (trans. Japaries, 2013).


(59)

10

Gambar 2.4. Saluran Limfe pada Kelenjar Payudara Sumber Netter, 2011

Seiring bertambahnya usia payudara terus tumbuh dan berkembang yang dipengaruhi oleh hormon. Hormon estrogen melancarkan pertumbuhan payudara sedangkan progesteron menghambat. Kedua hormon ini bersama-sama menyebabkan perkembangan duktus, lobulus, dan alveolus dari jaringan payudara (Prawirohardjo, 2011). Perkembangan payudara dari masa pubertas sampai kepada maturitas, dibedakan dalam lima fase yaitu:

Tabel 2.1. Fase Perkembangan Payudara Fase I

Usia Pubertas

Preadolesen elevasi dari nipple dengan tidak adanya massa glandular teraba atau tidak ada pigmentasi areola Fase II

Usia 11,1 + 1,1 tahun

Timbulnya jaringan glandular subareolar nipple dan payudara tampak sebagian tonjolan di dinding dada Fase III

Usia 12,2 + 1,09 tahun

Meningkatnya massa glandular dengan pembesaran payudara dan meningkatnya diameter dan pigmentasi dari areola. Kontur payudara dan nipple berada pada satu dataran

Fase IV

Usia 13,2 + 1,15 tahun

Pembesaran areola dan pigmentasi bertambah, nipple dan areola mulai berbentuk tonjolan tersendiri di payudara Fase V

Usia 15,3 + 1,7 tahun

Akhir dari masa pertumbuhan adolesen payudara dengan kontur yang licin dengan tidak adanya pengerasan areola dan nipple


(60)

2.2.Kanker Payudara

2.2.1.Definisi Kanker Payudara

Istilah kanker merujuk ke semua tumor ganas yang sering digunakan masyarakat awam (trans. Japaries, 2013). Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker (Pusdatin Kemenkes RI, 2015). Kanker merupakan penyakit neoplastik dengan perjalanan alamiah yang bersifat fatal. Tidak seperti sel-sel tumor jinak, sel kanker menunjukan sifat invasi dan metastatis, serta sangat anaplastik. Istilah kanker kadang-kadang digunakan sebagai sinonim istilah karsionoma (Dorlan, 2012).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 796 tahun 2010, kanker payudara adalah keganasan dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Suprianto (2010) berpendapat bahwa kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol lantaran perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel.

Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna mempertahankan fungsi payudara. Pada kasus kanker payudara, gen yang bertanggung jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang disebut kanker payudara (Suprianto, 2010).

2.2.2.Epidemiologi Kanker Payudara

Berdasarkan riset dari Internasional Agency for Research on

Cancer (IARC) pada tahun 2012, kanker payudara menjadi kanker

nomer satu bagi wanita dan menyebabkan kematian wanita terbanyak dibandingkan kanker lain di dunia. Berikut ini adalah tabel incidence dan mortality kanker bagi wanita di dunia:


(61)

12

Tabel 2.2. Angka Kejadian dan Kematian Kanker pada Wanita di Dunia

Kanker Incidence Mortality

Jumlah (%) Jumlah (%)

Payudara 1.671.149 25,1 521.907 14,7

Kolorektum 614.304 9,2 320.294 9,0

Paru 583100 8,8 491223 13,8

Serviks uteri 527624 7,9 265672 7,5

Lambung 320301 4,8 254103 7,2

Sumber Internasional Agency for Research on Cancer (IARC), 2012. Di Indonesia kanker payudara adalah penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi kedua. Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2013 angka kejadian kanker payudara adalah 0,5‰ atau sebanyak 61.682. Di bawah ini adalah prevalensi kejadian kanker payudara beberapa provinsi di Indonesia.

Tabel 2.3. Prevalensi Kanker Payudara di Indonesia

Provinsi ‰ Diagnosis Dokter Estimasi Jumlah Absolut

Sumatera Utara 0,4 2.682

Bengkulu 0,8 705

DKI Jakarta 0,8 3.946

Jawa Barat 0,3 6.701

Jawa Tengah 0,7 11.511

DI Yogyakarta 2,4 4.325

Jawa Timur 0,5 9.688

Sulawesi Selatan 0,7 2.975

Sumber Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin Kementerian Kesehatan RI, 2015.

2.2.3.Etiologi dan Faktor Risiko Kanker Payudara

Etiologi kanker payudara, belum dapat dijelaskan, tetapi banyak penelitian yang menunjukan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara. Faktor risiko yang utama berhubungan dengan keadaan hormonal dan genetik. Hal itu disebabkan beberapa faktor di bawah ini (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2010):


(62)

1. Diet, faktor yang dapat memperberat seperti peningkatan berat badan yang bermakna pada saat pasca monopause, diet ala barat yang tinggi lemak (western style), dan minuman beralkohol.

2. Hormon dan faktor reproduksi

a. Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif muda (kurang dari 12 tahun)

b. Menopause atau mati haid pada usia relatif lebih tua (lebih dari 50 tahun)

c. Belum pernah melahirkan d. Infertilitas

e. Melahirkan anak pertama pada usia relatif lebih tua (lebih dari 35 tahun)

f. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama g. Tidak menyusui

3. Radiasi pengion pada saat pertumbuhan payudara

4. Riwayat keluarga, telah diketahui gen berperan terjadinya kanker payudara yaitu BRCA1, BRCA2 dan juga pemeriksaan histopatologi faktor proliferasi p53 germaline mutation. Adanya riwayat menderita kanker pada keluarga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit:

a. Tiga atau lebih keluarga (saudara ibu/klien atau bibi) dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau ovarium

b. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium usia di bawah 40 tahun

c. Adanya keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara dan ovarium

d. Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.

Meskipun kanker payudara lebih umum terjadi pada wanita, tetapi 1.500 laki-laki terdiagnosa kanker payudara di USA tahun 2003. Faktor risiko terjadinya kanker payudara pada laki-laki (Elk & Morrow, 2003), adalah:


(1)

2.2.9. Pencegahan Kanker Payudara ... 21

2.3.Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI ... 23

2.3.1. Definisi SADARI ... 24

2.3.2. Tujuan SADARI ... 24

2.3.3. Waktu untuk Melakukan SADARI ... 24

2.3.4. Cara Melakukan SADARI ... 24

2.4.Penyuluhan Kesehatan ... 28

2.5.Pengetahuan atau Knowledge ... 31

2.6.Hubungan Penyuluhan dengan Pengetahuan ... 33

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 34

3.2. Definisi Operasional... 34

3.3. Hipotesis ... 35

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1.Jenis Penelitian ... 36

4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian... 36

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 36

4.2.2.Waktu Penelitian ... 36

4.3.Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

4.3.1. Populasi Penelitian ... 36

4.3.2. Sampel Penelitian ... 37

4.3.3. Kriteria Sampel Penelitian ... 39

4.4.Metode Pengumpulan Data ... 39

4.4.1. Instrumen Penelitian ... 39

4.4.2. Jenis Data Penelitian ... 40

4.4.3. Rancangan Kegiatan Pengumpulan Data ... 41


(2)

5.1.2.Karakteristik Responden ... 45 5.1.3.Distribusi Tingkat Pengetahuan Hasil Pre-test dan

Post-test ... 46

5.1.4.Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test Berdasarkan Jenis kelamin ... 47 5.1.5.Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test Berdasarkan

Umur ... 48 5.1.6.Distribusi Frekuensi Jawaban Pada Pre-test dan

Post-test Beradasarkan Jenis Pertanyaan ... 50

5.1.7.Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan ... 52 5.2.Pembahasan ... 53 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan... 57 6.2.Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Fase Perkembangan Payudara 10

Tabel 2.2. Angka Kejadian dan Kematian Kanker pada Wanita di Dunia 12 Tabel 2.3. Prevalensi Kanker Payudara di Indonesia 12

Tabel 4.1. Karakteristik Responden 45

Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Hasil Pre-test dan Post-test 46 Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Hasil Pre-test Berdasarkan

Jenis Kelamin 47

Tabel 4.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Hasil Post-test Berdasarkan

Jenis Kelamin 48

Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Hasil Pre-test Berdasarkan

Umur 49

Tabel 4.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Hasil Post-test Berdasarkan

Umur 50

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Pada Pre-test dan Post-test

Berdasarkan Jenis Pertanyaan 51


(4)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Kelenjar Payudara Potongan Anterolateral 7

Gambar 2.2. Kelenjar Payudara Potongan Sagital 8

Gambar 2.3. Vaskularisasi Kelenjar Payudara 9

Gambar 2.4. Saluran Limfe pada Kelenjar Payudara 10

Gambar 2.5. Diagram Alur untuk Pencegahan Kanker Payudara 22

Gambar 2.6. Tahap 1 SADARI 25

Gambar 2.7. Tahap 2 SADARI 25

Gambar 2.8. Tahap 3 SADARI 26

Gambar 2.9. Tahap 4 SADARI 26

Gambar 2.10. Tahap 5 SADARI 27

Gambar 2.11. Tahap 6 SADARI 27

Gambar 2.12. Diagram Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, dan Promosi

Kesehatan 33


(5)

DAFTAR SINGKATAN

ASI Air Susu Ibu

AVA Audio Visual Aids

BAJAH Biopsi Aspirasi Jarum Halus

BCL-2 B Cell Lymphoma-2

BCT Breast Conserving Treatment

BRCA Breast Cancer

BSE Breast Self Examination

CA Cancer Antigen

CEA Carcinoembryonic Antigen

CT-scan Computerized Tomography Scanner

ER Estrogen Receptor

FNAB Fine Needle Aspiration Biopsy

Her-2 Human Epidermal Growth Factor Receptor-2

IARC Internasional Agency for Research on Cancer

IHC Immuno Histo Chemistry

Kemenkes Kementeriaan Kesehatan

KGB Kelenjar Getah Bening

KPD Kanker Payudara

MRI Magnetic Resonance Imaging

p53 Protein 53

PERABOI Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia

PL Penyehatan Lingkungan

PP Pengendalian Penyakit

PR Progesteron Receptor

Pusdatin Pusat Data dan Informasi Riskesdas Riset Kesehatan Dasar

SADARI Pemeriksaan Payudara Sendiri SARANIS Pemeriksaan Payudara Klinis

USG Ultrasonography

VEGF Vascular Endothelial Growth Factor


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Lampiran 3 Lembar Penjelasan

Lampiran 4 Lembar Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 5 Persetujuan Komisi Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan

Lampiran 6 Permohonan Izin di Tempat Penelitian

Lampiran 7 Persetujuan Penelitian di SMAN 1 Bengkulu Selatan Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 9 Data Induk Responden

Lampiran 10 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Lampiran 11 Distribusi Karakteristik Responden

Lampiran 12 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden

Lampiran 13 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Lampiran 14 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Jawaban Pada Pre-Test dan Post-Test Tiap

Pertanyaan


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015

0 49 103

Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015

0 0 14

Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015

0 0 2

Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015

0 0 5

Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015

0 1 28

Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015

0 1 5

Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015

0 0 25

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

0 3 12

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP KETERAMPILAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR DI DUSUN KLUMPRIT CATURHARJO SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan tentang Deteksi Dini Kanker Payudara terhadap Keterampilan S

0 0 14

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN METODE PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA IBU-IBU PKK DI RW IV KEMBANG BASEN KOTAGEDE YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan tentang Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Met

0 0 10