PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS PROYEK PADA PENGAJARAN ESTER DAN ASAM KARBOKSILAT DI SMA.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS PROYEK PADA
PENGAJARAN ESTER DAN ASAM KARBOKSILAT DI SMA
Oleh:
Tiurma Gultom
NIM 4123331053
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

iii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBSIS PROYEK PADA PENGAJARAN
ESTER DAN ASAM KARBOKSILAT DI SMA


Tiurma Gultom (Nim 4123331053)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di SMK Kimia Negeri 3 Medan bertujuan untuk mengembangkan,
menstandarisasasi bahan ajar modul kimia pada pengajaran ester dan asam karboksilat berbasis
proyek. Penelitian ini diawali dengan memilih silabus kurikulum 2013, kenudian menganalisis
buku kmia pada pengajaran ester dan asam karboksilat. Buku yang sudah dianalisis kemudian
disusun dalam bentuk draf modul. Modul yang sudah disusun distandarisasi oleh dosen dan guru
kimia sesuai dengan angket BSNP yang meliputi kelayakan isi, Bahasa, penyajian, dan kegrafikan.
Rata rata penilaian dosen dan guru terhadap modul adalah 3,67 yang berarti modul sudah valid
dan tidak perlu direvisi. Modul yang sudah valid kemudian dibuat dalam bentuk ebook .
Kata kunci : Bahan Ajar Berbasis Proyek, Kelayakan BSNP, Standarisasi

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian
dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek Pada
Pengajaran Ester Dan Asam Karboksilat Di SMA) ‘’
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs.

Jamalum Purba, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan dan saran-saran sejak awal penelitian
hingga selesainya penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si, Dr.Ir. Nurfajriani M.Si, dan Drs. Mahmud, M.Sc,
sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada
penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih kepada bapak Dr.
Eddiyanto Ph.D sebagai dosen pembimbing akademik selama penulis menjalani
perkuliahan di UNIMED. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibu
Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, bapak Dr. Adjat Sudrajat, M.Si, Ibu Nora
Susanti,S.Si, Apt, yang telah membantu penulis dalam standarisasi bahan ajar berbasis
proyek. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Imam Kusnodin,
M.Pd, bapak Drs. Sahat Sitanggang, ibu Nurtantina, SP.d yang telah membantu penulis
dalam standarisasi bahan ajar berbasis proyek. Ucapan terimakasih juga penulis
ucapkan kepada kepala sekolah, Wakil kepala sekolah, staf tata usaha SMK N 3 Medan
yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung Ucapan terima kasih juga
kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan Kimia FMIPA
UNIMED.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang
sangat luar biasa Ayahand Jarait Gultom (alm) dan Ibunda Repina Boru Parhusip
terima kasih untuk doa-doa, jerih payah dan perjuangan selama ini dalam

menyekolahkan penulis dan yang selalu memberi dukungan dalam penulisan skripsi
ini.

v

Teristimewa juga kepada Abang penulis Saut Parulian Gultom, adek penulis
Roganda Gultom, Ostaria Gultom yang telah banyak memberi motivasi selama penulis
kuliah di Universitas Negeri Medan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada temanteman satu PS yaitu Rina Afriani, Sahabat terbaik Nola Irjanina Wati Matondang,
Karina Cibro yang merupakan kawan-kawan seperjuangan dalam mengerjakan skripsi
ini.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi

ini

baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya dengan
semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan,


Februari 2017

Penulis

Tiurma Gultom
NIM. 4123331053

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak


iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran


xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1
1

1.2 Ruang Lingkup

4

1.3 Rumusan Masalah

4

1.4 Batasan Masalah

4


1.5 Tujuan Penelitian

5

1.6 Manfaat Penelitian

5

1.7 Defenisi Operasioanal

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Ajar

8
7

2.1.1 Pengertian Bahan Ajar


9

2.1.2 Fungsi Bahan Ajar

10

2.1.3 Klasifikasi Bahan Ajar

12

2.1.4 Tujuan Bahan Ajar

12

2.1.5 Ruang Lingkup Bahan Ajar

13

2.1.6 Ragam Bentuk Bahan Ajar


14

2.2 Pengaertian Modul

14

vii

2.2.1 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Modul

15

2.2.2 Karakteristik Modul

16

2.2.3 Unsur Unsur Modul

17


2.2.4 Langkah Langkah Penyusunan Modul

19

2.2.5 Struktur Modul

21

2.3 Pengembangan Bahan Ajar

22

2.4

24

Standart Nasional Pendidikan

2.4.1 Standart Bahan Ajar Berdasarkan BNSP

2.5 Defenisi Pembelajaran Berbasis Proyek
2.5.1 Karakteristik Pembelajaran Berbasisi Proyek
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

24
25
28
29
29

3.2 Populasi dan Sampel

29

3.3 Variabel Penelitian

29

3.4 Instrumen Penelitian

29

3.5 Rancangan Penelitian

29

3.6 Prosedur Penelitian

30

3.6.1 Analisis Materi

30

3.6.2 Pembuatan Draft Modul

30

3.6.3 Standarisasi Bahan Ajar Hasil Pengembangan

30

3.7 Teknik Pengumpulan Data

32

3.8 Teknik Analisis Data

32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Modul Kimia

35

4.1.1. Analisis buku kimia SMA Oleh Peneliti

35

4.1.2. Rancangan Draf Modul

36

4.1.3. Pengembangan Bahan Ajar

36

viii

4.1.4. Standarisasi Modul Oleh Dosen

38

4.1.4.1 Standarisasi Modul Oleh Guru
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

39
41

42
42
43

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1

Diagram Alur Penelitian Pengembangan Bahan Ajar

32

Gambar 4.1

Grafik penilaian bahan ajar modul berbasis proyek oleh dosen

39

Gambar 4.2

Grafik penilaian bahan ajar modul berbasis proyek oleh dosen

40

x

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Empat Jenis Buku Kimia SMA XII Yang Digunakan Dalam
Pengembangan Bahan Ajar

30

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata Rata Modul
Pembelajaran

34

Tabel 4.1

Buku Kimia SMA XII Yang Dianalisis

35

Tabel 4.2

Rancangan Draf Modul

36

Tabel 4.3

Pengembangan Rancangan Modul Berbasis Proyek

38

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus

45

Lampiran 2. Analisis Buku Oleh Peneliti

48

Lampiran 3. Draf Modul

52

Lampiran 4. Standarisasi Modul Oleh Dosen

53

Lampiran 5. Standarisasi Modul Oleh Guru

58

Lampiran 6. Hasil standarisasi Modul Oleh Dosen Dan Guru

62

Lampiran 7. Instrument Test Standarisasi

63

Lampiran 8. Modul

64

Lampiran 9. Documentasi

79

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Materi pelajaran kimia di SMA/MA secara umum memiliki karakteristik

bersifat abstrak sehingga diperlukan kemampuan guru untuk menjadikan lebih
konkrit. Kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi
peserta didik (Friska, 2015).
Faktor faktor yang mendukung dalam proses pembelajaran diantaranya
guru, siswa, dan alat pendidikan. Alat pendidikan merupakan segala perlengkapan
yang dipakai dalam usaha pendidikan. Salah satunya yang termasuk alat pendidikan
diantaranya adalah buku. Buku berfungsi sebagai pegangan pembelajaran yang
digunakan dalam menyajikan pengalaman tak langsung dan menunjang progam
pembelajaran. (Suharyadi, 2013)
Bahan ajar memiliki banyak ragam atau bentuk. Untuk mengembangkan bahan
ajar, guru dituntut untuk terus-menerus meningkatkan kemampuannya. Jika tidak
memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar yang bervariasi, guru akan
terjebak pada situasi pembelajaran yang monoton dan cenderung membosankan
bagi siswa (Hamdani, 2011).
Salah satu bahan ajar yang paling mudah dibuat oleh guru adalah modul karena
tidak menuntut alat yang mahal dan keterampilan yang tinggi. Modul merupakan
salah satu dari ragam bentuk bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak dapat berupa lembar
kerja siswa (LKS), hand out, leaflet, wilchart, buku, modul, brosur, dan lain-lain
(Hamdani, 2011).

2

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2013). Berdasarkan
analisis hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa bahan
ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, efektif, dan praktis serta dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga bahan ajar dapat dijadikan
produk untuk diperbanyak dan digunakan pada proses pembelajaran yang
sesungguhnya. Penelitian Supriyono (2013) buku ajar berbasis konstruktivis untuk mata
kuliah Analysisis Curriculum of Physics II cukup baik dan layak digunakan. Ditinjau dari
kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan kegrafisan sudah cukup baik walaupun masih perlu
disempurnakan. Keterampilan mahasiswa dalam menganalisis konsep relatif masih

rendah dan perlu ditingkatkan dan Respon mahasiswa terhadap bahan ajar yang
dikembangkan cukup baik. Penelitian yang dilakukan Mohammad Harijanto (2007)
penggunaan produk bahan ajar menunjukkan peningkatan hasil belajar mahasiswa,
yang ditunjukkan oleh perbedaan mean skor pre-test dan post-test. Hal ini berarti
bahwa penggunaan produk bahan ajar hasil pengembangan mampu meningkatkan
skor mahasiswa sebesar 26.50%.
Tuntutan belajar di perguruan tinggi selain menuntut kemampuan akademi
(hard skill), mahasiswa juga dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan
personalnya (soft skills), sehingga siap memasuki dunia kerja yang sesungguhnya
setelah menyelesaikan studi. Pendidikan bidang keteknikan hendaknya, selain
memberikan teori-teori yang cukup, juga perlu memberikan contoh-contoh
pemecahan proyek-proyek nyata dengan memanfaatkan strategi belajar yang
mendukung pendidikan bidang keteknikan (Purnawan, 2007). Abad pengetahuan
saat ini, menginginkan paradigma belajar yang berorientasi pada proyek, masalah,
penyelidikan (inquiry), penemuan dan penciptaan” (Wilson, 1996; Ardhana, 2000).
Ini berarti memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengarungi seluruh
ranah pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor), serta mengembangkan
seluruh kecerdasannya (emosional, spiritual, sosial, dan sebagainya). Menurut
Dimyati (2000), proses belajar sebagai kegiatan yang interaktif hendaknya dapat
menggarap semua domain kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai tindak belajar
dalam rangka keutuhan pribadi pelajar.

3

Kegiatan belajar yang bersifat interaktif diharapkan dapat memberi
kesempatan untuk mengembangkan seluruh ranah dan seluruh kecerdasan yang
kuat bagi pencapaian kompetensi akademik dan personal mahasiswa dari setiap
mata kuliah yang diinginkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Munandar (1999)
yang mengatakan bahwa kegiatan pendidikan hendaknya tertuju

pada

pengembangan kreativitas peserta didik agar kelak dapat memenuhi kebutuhan
pribadi, kebutuhan masyarakat dan kebutuhan negara.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa agar
memiliki kreativitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi serta membantu
dalam penyelidikan yang mengarah pada penyelesaian masalah-masalah nyata
adalah project-based learning (PjBL) atau pembelajaran berbasis proyek (Thomas,
1999; Esche, 2002; The George Lucas Educational Foundation, 2005; Turgut,
2008). Project-based learning dapat menstimulasi motivasi, proses, dan
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dengan menggunakan masalah-masalah
yang berkaitan dengan mata kuliah tertentu pada situasi nyata.
Salah satu hal yang menarik mengapa project-based learning penting untuk
diterapkan adalah ditunjukkan oleh beberapa penelitian yang mendahuluinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% mahasiswa yang mengikuti proses
belajar dengan implementasi project-based learning yakin dan optimis dapat
mengimplementasikan project-based learning dalam dunia kerja serta dapat
meningkatkan prestasi akademiknya (Koch, Chlosta, & Klandt, 2006). Selain itu
hasil penelitian survei dari Lasonen, Johanna, Vesterinen, & Pirkko (2000)
menunjukkan 78 % mahasiswa mengatakan bahwa kurikulum yang berbasis
project-based learning dapat membantu membekali mahasiswa untuk persiapan
memasuki dunia kerja, karena mahasiswa belajar bukan hanya secara teori
melainkan praktek di lapangan (Muh Rais, 2010)
Penelitian Rais (2010) menunjukkan bahwa aktivitas yang terbangun
diantara kelompok proyek berlangsung dengan penuh semangat, mahasiswa
melalui pengamatan terlihat menikmati cara belajar yang dikembangkan
berdasarkan skenario project-based learning.

4

Mahasiswa secara kritis mengungkapkan ide-ide dalam kelompok kolaboratif,
mulai dari merencanakan sesuatu tentang cara memperoleh pengetahuan,
memproses secara kolaboratif dan bermakna, menyimpulkan, hingga saling tukar
informasi diantara kelompok sebelum kemudian dilakukan presentase kelompok.
Dengan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul “
Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek Pada Pengajaran Ester
Dan Asam Karboksilat Di SMA”
1.2

Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi

ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah Pengembangan Bahan Ajar
Modul Berbasis Proyek Pada Pengajaran Ester Dan Asam Karboksilat Di SMA.
1.3

Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:
1. Apakah bahan ajar materi ester dan asam karboksilat pada ke empat buku kimia
yang dianalisis perlu direvisi?
2. Apakah bahan ajar yang telah disusun pada materi ester dan asam karboksilat
telah memenuhi kriteria standart kelayakan BSNP?
3. Bagaimana tanggapan dosen mengenai bahan ajar modul berbasis proyek pada
pengajaran ester dan asam karboksilat?
4. Bagaiamana tanggapan guru mengenai bahan ajar modul berbasis proyek pada
pengajaran ester dan asam karboksilat ?
1.4

Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah diantaranya pada:

1. Menyusun dan mengembangkan bahan ajar bebasis proyek untuk pengajaran
Ester Dan Asam Karboksilat yang standar berdasarkan isi, bahasa, dan
penyajian.

5

2. Penyusunan bahan ajar berbasis proyek akan dikembangkan dari 4 buku Kimia
SMA.
3. Pengembangan bahan ajar berbasis proyek pada pengajaran ester dan asam
karboksilat akan dikaji dan direvisi oleh dosen kimia dasar UNIMED dan guru
kimia SMK N 3 Medan untuk menstandarisasi bahan ajar sampai diperoleh
bahan ajar berbasis proyek memenuhi standar.
4. Pembuatan bahan ajar berbasis proyek hanya sampai pada tahap standarisasi
bahan ajar, tidak sampai pada tahap implementasi.
1.5

Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah bahan ajar pada pengajaran ester dan asam karboksilat
pada buku kimia SMA yang ada perlu direvisi.
2. Mengetahui apakah bahan ajar yang telah disusun pada pengajarn ester dan
asam karboksilat telah memenuhi kriteria standar kelayakan BSNP.
3. Mengetahui tanggapan dosen mengenai bahan ajar berbasis proyek pada
pengajaran ester dan asam karboksilat.
4. Mengetahui tanggapan guru mengenai bahan ajar berbasis proyek pada

pengajaran ester dan asam karboksilat.
1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan, dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.
2. Bagi dosen, diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan masukan tentang
pengajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis proyek untuk materi ester
dan asam karbiksilat.
3. Bagi

mahasiswa,

menambah

pengalaman,

pengetahuan

belajar

serta

menumbuhkembangkan minat belajar kimia .
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian
selanjutnya.

6

1.7

Defenisi Operasional

1. Bahan ajar merupakan bagian yang terpenting dalam proses belajar mengajar,
yang menempati kedudukan yang menentukan keberhasilan belajar mengajar
yang berkaitan dengan tercapainya tujuan pengajaran, serta menentukan
kegiatan-kegiatan belajar mengajar.
2. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project-Based Learning (PjBL) merupakan
model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan berdasarkan pengalaman
siswa dalam beraktivitas secara nyata.

42

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Bahan ajar kimia materi ester dan asam karboksilat yang telah dikembangkan telah
sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Bahan ajar Kimia yang telah dikembangkan pada materi ester dan asam karboksilat
telah memenuhi kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan yang
sesuai dengan standar BSNP.
Berdasarkan hasil penelitian yang diberikan 3 dosen kimia diperoleh nilai 3,61 dan
yang diberikan guru 3,73 yang berarti bahan ajar valid dan tidak perlu direvisi dan
layak digunakan.

5.2. Saran
1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan
sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi serta
dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada siswa.
2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar kimia SMA agar
menganalisis lebih banyak buku kimia SMA dan disarankan untuk mengembangkan
bahan ajar berbasis proyek pada materi kimia yang lain agar dapat dijadikan sebagai
studi perbandingan untuk menigkatkan kualitas pendidikan khususnya materi ester
dan asam karboksilat.

43

DAFTAR PUSTAKA
Arlitasari, Oni., Pujayanto dan Budiharti, Rini., (2013), Pengembangan Bahan
Ajar Ipa Terpadu Bebasis Salingtemas Dengan Tema Biomassa Sumber
Energi Alternatif, Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1) : hlm 83-84
Purba, Friska., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Sesuai Model
Pembelajaran Penemuan Dan Berbasis Proyek, jurnal penelitian bidang
pendidikan,21(1) :hlm 21-28
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Bandung.
Harijanto, Mohammad., (2007), Pengembangan Bahan Ajar Untuk Peningkatan
Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar,
Didaktika, 2(1) : hlm 11
Janawi., (2013), Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta.
La rudy., (2013) Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kimia Siswa Kelas Xi I Sma Negeri 9 Kendari, MIPMIPA, 12(2) hal:127
Muslich, Masnur., (2009), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.
Nasution, S., (1988), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bina
Aksara, Jakarta, hal 204-205
Nugraha, Danu Aji., Binadja, Achmad dan Supartono., (2013), Pengembangan
Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi Sets, Berorientasi Konstruktivistik,
Journal of Innovative Science Education, 2(1) : hlm 28
Parmin dan Peniati, E., (2012), Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar IPA Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran, 1(1) : hal 9
Pastowo, Andi., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
Rais., (2009), Pengembangan Model Project Based Learning: Suatu Upaya
Meningkatkan Kecakapan Akedemik Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
UNM. Laporan Penelitian Tahun I DP2M DIKTI-LEMLIT UNM.
Sanjaya, Wina., (2013), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

44

Sholahuddin, Arif., (2011) Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Berbasis
Reduksi Didaktik : Uji Kelayakandi SMA Negri Banjarmasin, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 17(2) : hlm 177
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa, Prosiding Semirata Universitas Lampung, hlm 238-239
Suharyadi., (2013), Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada Pokok
Bahasan Asam Dan Basa, Jurnal Riset Dan Praktik Pendidikan
Kimia,1(1)
Sungkono.,(2002), Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam
Proses Pembelajaran.
http://staff.uny.ac.id/.../ARTIKEL%20%%20BAHAN%20AJAR-modul.doc
Supriyono., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Konstruktivis Pada Mata
Kuliah Telaah Kurikulum Fisika II (TKF II) Untuk Mahasiswa Kelas
Internasional Di Jurusan Fisika Unesa, Jurnal Pendidikan Fisika dan
Aplikasinya (JPFA), 3(1) : hlm 32
Theresia.,(2014) Penerapan Model Project Based Learning (Model Pembelajaran
Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan kelas VII, Artikel Pusat
Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
(Pppptk) Matematika
Trisnaningsih., (2007), Pengembangan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan
Pemahaman Materi Mata Kuliah Demografi Teknik, Jurnal Ekonomi &
Pendidikan, 4(2) : hlm 12