PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS PROYEK PADA PEMBELAJARAN ALKANA DAN SIKLOALKANA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS PROYEK
PADA PEMBELAJARAN ALKANA DAN SIKLOALKANA
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Oleh :
Widiawati
4121131028
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS PROYEK PADA

PEMBELAJARAN ALKANA DAN SIKLOALKANA
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

WIDIAWATI (NIM 4121131028)

ABSTRAK
Penerapan model pembelajaran dan pengembangan bahan ajar ini bertujuan untuk
mengetahui bahan ajar yang digunakan memenuhi kriteria BSNP, dan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan bahan ajar modul
berbasis proyek pada pokok bahasan alkana dan sikloalkana. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 10 Medan yang
terdiri dari 6 kelas dengan rata – rata siswa per kelas sebanyak 40 orang. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yakni satu kelas
sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Sampel siswa
diambil 20 orang siswa per kelas yang dipilih secara acak dan berdasarkan tabel
kreijci dengan α = 0,05 yang menjadi sampel sebanyak 19 orang. Pada kelas
eksperimen dibelajarkan model Project Based Learning menggunakan bahan ajar
modul berbasis proyek dan pada kelas kontrol dibelajarkan model Project Based
Learning tanpa menggunakan bahan ajar modul berbasis proyek. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian BSNP (Badan Standar

nasional Pendidikan) yang akan dibagikan kepada 1 guru kimia dan 3dosen kimia,
dan tes dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal yang valid dan reliabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahan ajar memenuhi kriteria BSNP, data yang
diperoleh Kelayakan Isi = 3,78; Kelayakan Bahasa = 3,83; Kelayakan Penyajian =
3,68; Kelayakan Kegrafikan = 3,76 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi.
Sebagai prasyarat uji hipotesis hasil belajar kedua kelompok sampel diuji
homogenitas dengan menggunakan uji Levene Test pada program SPSS-20 for
windows. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa kedua kelompok
sampel berdistribusi homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji
Independent Sample T-Test yaitu uji t pihak kanan. Berdasarkan uji hipotesis hasil
belajar siswa diperoleh kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa
yang dibelajarkan menggunakan bahan ajar modul berbasis proyek pada pokok
bahasan alkana dan sikloalkana.
Kata Kunci : Pengembangan, Bahan Ajar Modul, PjBL

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat

dan Hidayah-Nya yang memberikan nikmat dan kesehatan dan kesempatan
kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik pada waktu
yang telah direncanakan. Skripsi berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Modul
Berbasis Proyek Pada Pembelajaran Alkana dan Sikloalkana di Sekolah
Menengah Atas”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Drs. Jamalum Purba, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S , Bapak Dr. Zainuddin
Muchtar, M.Si, dan Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si, yang telah memberikan
masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal penelitian
sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Ibu Dra. Murniaty Simorangkir, M.Si, selaku dosen penasehat akademik dan
kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staff Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
UNIMED yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik
penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Kimia
(Lizawati, S.Pd) dan siswa/i kelas X-1 dan X-3 SMA Negeri 10 Medan yang telah
banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada orang tua penulis
yaitu Ayahanda Suardi yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan
penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana dan menyelesaikan studi
di UNIMED. Terimakasih buat saudara kandung penulis yaitu kak Eka Fitriani,
bang Andi Surya Putra, bang Juni Handika, dan adek M. Ikhsan yang telah

v

memberi semangat dan mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi.
Terimakasih juga disampaikan kepada keluarga di daerah Hamparan Perak,
Medan Labuhan yang telah banyak memberikan bantuan, semangat dan motivasi
kepada penulis dalam pnyelesaian skripsi ini.
Terimakasih juga disampaikan kepada Dita Irmayasari, Ulfa Maisyarah,
dan Fauziah Ulfa yang sangat banyak membantu penulis dan kepada sahabat yang
selalu bersama yaitu “Besekawan” Salsabila Firdausyah, Erra Fazira, Suri Hartati,
Khaidir Wijaya, Muhammad Adil, Asmianur, dan Nurhalimah Sitorus yang
memberikan


motivasi,

memberi

saran,

dan

menghibur

penulis

untuk

menghilangkan kejenuhan dalam penyusunan skripsi. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada teman–teman satu kost-kost an , Putri Cahaya Situmorang,
Lulu Fazariani, Tengku Siti Nadya, Hijrah, Riza Mawarni Lubis yang telah
banyak memberikan doa, motivasi. Ucapan terima kasih kepada teman-teman
seperjuangan Kimia Dik A 2012 yang memberi semangat dan sudah penulis

anggap sebagai keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

Juli 2016

Penulis

Widiawati
4121131028

vi

DAFTAR ISI
Halaman

Lembar Pengesahan
Abstrak
Daftar Riwayat Hidup
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi

BAB I
1.1

1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7

1
6
6
7
7
8
8

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ruang Lingkup
Rumusan Masalah
Batasan Masalah

Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Operasional

BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Belajar dan Hasil Belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar
2.2. Bahan Ajar
2.3. Pembelajaran dengan Menggunakan Modul
2.3.1. Pengertian dan Karakteristik Modul
2.3.2. Jenis – Jenis Modul
2.3.3. Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul
2.3.4. Prinsip – Prinsip Penulisan Modul
2.3.5. Unsur – Unsur Modul
2.3.6. Prosedur Penulisan Modul
2.3.7. Keuntungan Pengajaran Modul
2.3.8. Keterbatasan Bahan Ajar Modul
2.4. Standar Bahan Ajar Berdasarkan BSNP
2.4.1. Standar Kelayakan Isi Buku Teks

2.4.2. Standar Kelayakan Bahasa Buku Teks
2.4.3. Standar Kelayakan Penyajian Buku Teks
2.4.4. Standar Kelayakan Kegrafikan Buku Teks
2.5. Project Based Learning (PjBL)

10
10
11
11
12
13
15
15
16
17
18
22
23
24
25

25
26
26
26

vii

2.5.1.
2.5.2.
2.6.
2.6.1.
2.6.2.
2.7.
2.8.
2.9.

Langkah – Langkah Project Based Learning (PjBL)
Kelebihan Project Based Learning (PjBL)
Metode Penelitian Research And Development (R&D)
Pengertian Research And Development (R&D)
Tahap – tahap Research And Development (R&D)
Alkana dan Sikloalkana
Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian

27
28
30
30
31
33
38
38

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Instrumen Penelitian
3.4.1. Uji Validasi Isi (Content Validity)
3.4.2. Reabilitas Tes
3.4.3. Tingkat Kesukaran Tes
3.4.4. Daya Pembeda Tes
3.5. Rancangan Penelitian
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Menentukan Nilai Rata – Rata dan Simpangan Baku
3.7.2. Uji Homogenitas
3.7.3. Pengujian Hipotesis
3.7.4. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar
3.7.5. Analisis Instrumen BSNP Standarisasi Modul

39
39
39
39
39
40
41
41
42
42
43
44
46
47
47
48
49
49

BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data Instrumen Tes
4.1.1. Validitas Instrumen Tes
4.1.2. Daya Pembeda Instrumen Tes
4.1.3. Tingkat kesukaran Instrumen Tes
4.1.4. Reabilitas Instrumen Tes
4.2. Pengembangan Bahan Ajar
4.3. Standarisasi Bahan Ajar
4.4. Deskripsi Data Penelitian
4.4.1. Hasil Belajar Siswa
4.4.2. Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

51
51
51
52
52
52
53
54
54
56

viii

4.5. Analisis Data Hasil Penelitian
4.5.1. Uji Homogenitas
4.5.2. Uji Hipotesis

57
57
58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

60
61

DAFTAR PUSTAKA

62

LAMPIRAN

65

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1.

Jenis – Jenis modul
Model Molekul
Contoh Penamaan Sikloalkana
Skema Desain Langkah – Langkah Standarisasi Modul
Skema Desain Penelitian Hasil Belajar Siswa
Diagram Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.2. Diagram Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar
Kelas Eksperimen dan Kontrol

Halaman
7
33
34
44
46
55
56

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan
Pembelajaran Tradisional
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian
Tabel 3.2. Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi
Tabel 3.3. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Bahan Ajar
Pembelajaran
Tabel 4.1. Nilai Hasil Standarisasi Bahan Ajar
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Angket Mengenai Bahan Ajar
Oleh Siswa
Tabel 4.3. Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.4. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
Tabel 4.5. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.6. Data Hasil Uji Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar

29
44
49
50
53
54
55
56
57
58

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30
Lampiran 31

Draft Modul
Penilaian Modul Oleh Validator
Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek
Penilaian Angket Rancangan Modul Kimia Berbasis
Proyek Pada Materi Alkana Dan Sikloalkana Untuk Siswa
Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lembar Kerja Tugas Proyek
Instrumen Tes Sebelum Validasi
Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi
Validasi Kisi – Kisi Instrumen Tes
Penilaian Instrumen Tes Oleh Dosen
Instrumen Tes Setelah Validasi
Format Lembar Jawaban
Perhitungan Validitas Tes
Tabel Perhitungan Validitas Tes
Perhitungan Daya Beda Tes
Tabel Perhitungan Daya Beda Tes
Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
Tabel Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
Perhitungan Reliabilitas Tes
Tabel Perhitungan Reliabilitas Tes
Kesimpulan Uji Kuantitatif Tes
Tabel Perhitungan Gain Hasil Belajar Siswa
Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Homogenitas Data
Uji Hipotesis
Tabel Krecjie
Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
Jadwal Penelitian
Dokumentasi Penelitian
Surat

65
67
81
169
172
175
181
185
191
192
205
206
210
211
213
214
216
217
219
220
221
222
223
225
226
227
228
229
230
231
234

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan

Sumber

Daya

Manusia

(SDM)

berkualitas

dan

mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan
di berbagai bidang kehidupan, terutama dapat berkompetisi dalam penguasaan
dan pengembangan IPTEK. Pendidikan sains sebagai salah satu aspek
pendidikan memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan
khususnya di dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, yaitu
manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, mampu dalam mengambil
keputusan, dan mampu memecahkan masalah serta mampu mengaplikasikan
ilmu pengetahuan

dalam kehidupan untuk kesejahteraan umat manusia

(Sastrika, 2013).
Mengingat peran strategis pendidikan sains, berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka menciptakan SDM yang
berkualitas melalui peningkatan kualitas pendidikan khususnya pendidikan sains,
antara lain dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 yang didasari oleh prinsip
berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya serta tanggap terhadap perkembangan IPTEK. Pelaksanaan
pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan saintifik
untuk meningkatkan kreatifitas, berpikir kritis dan kemampuan mandiri peserta didik.
Pendidikan sains tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan teori yang
dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau proses aktif menggunakan
pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari gejala alam yang belum diterangkan.
Dengan demikian, tuntutan untuk terus menerus memutakhirkan pengetahuan
sains menjadi suatu keharusan. ( Marlinda, 2012 ).
Pendekatan saintifik banyak digunakan pada pendidikan sains terutama
kimia. Dalam proses pembelajaran kimia membutuhkan keterampilan berpikir
kritis untuk menganalisis gejala – gejala maupun fenomena – fenomena yang
muncul. Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk mencari tahu, bukan di beri tahu,

1

2

menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan
dan berfikir sistematis, kritis dan kreatif (Sastrika, 2013).
Pelajaran kimia sering dihubungkan dengan kebosanan, keengganan,
dan kegagalan bagi sebagian peserta didik (Supardi, 2010),. Dengan suasana
yang demikian, peserta didik akan sulit menerima materi yang diajarkan. Salah
satu faktor penyebabnya adalah kurang variatifnya model pembelajaran yang
dilakukan oleh pendidik dan keterbatasan sumber belajar yang ada yaitu hanya
buku teks, sehingga pembelajaran kimia tidak menarik para peserta didik.
Pemilihan buku sebagai sumber belajar harus memperhatikan kesesuaian
materi ajar dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran, dan
menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa belajar secara maksimum.
Beberapa persyaratan yang diperlukan untuk menjadikan buku sebagai sumber
belajar, yaitu ketersediaan yang dapat dijangkau oleh pebelajar, dapat membantu
siswa untuk belajar dan memenuhi kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.
Buku ajar yang baik harus mampu memotivasi pembelajar dengan memanfaatkan
hal-hal menarik seperti gambar, ilustrasi, contoh soal (kasus), memiliki materi
yang mencukupi untuk mendukung pengajaran, dan dapat dipergunakan untuk
mendukung kegiatan pemecahan masalah (Situmorang, 2013).
Salah satu alternatif yang dipandang mampu meningkatkan pemahaman
konsep, keterampilan berpikir kritis, bekerja secara aktif dan kolaboratif
peserta didik di dalam pembelajaran yaitu dengan pengembangan bahan ajar.
Bahan ajar memiliki peranan penting dalam mengoptimalkan fungsi guru sebagai
motivator, fasilitator, serta evaluator dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional (Mardiansyah, 2013).
Bahan ajar dipandang sebagai sarana yang dapat mengkomunikasikan
informasi, konsep, pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan sedemikian
rupa, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh guru dan peserta didik. Bahan
ajar juga harus mampu menyajikan suatu objek secara terurut bagi keperluan
pembelajaran dan memberikan sentuhan nilai-nilai afektif, sosial, dan kultural
yang baik agar dapat secara komprehensif menjadikan peserta didik bukan hanya

3

dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya, tetapi juga afektif dan
psikomotoriknya.
Tidak pernah terlintas dalam benak seorang pendidik

jika dalam

mengajar tidak memerlukan bahan ajar. Hal ini artinya bahan ajar, baik dalam
bentuk buku, modul, LKS atau bentuk-bentuk yang lain merupakan komponen
integral yang sangat dibutuhkan dalam membantu kelancaran proses pembelajaran
di kelas. Oleh karena pentingnya bahan ajar , sudah sewajarnya setiap pendidik
menyediakan bahan ajar itu sendiri agar bahan ajar tersebut benar-benar sesuai
dan tepat dalam membantu belajar peserta didik. Bahan ajar yang dikembangkan
dalam penelitian ini adalah modul.
Keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul
adalah menumbuhkan motivasi belajar peserta didik karena memudahkan
memperoleh informasi pembelajaran, peserta didik dapat mengetahui pada modul
yang mana telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum
berhasil, dan bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.
Berdasarkan

penjelasan

tersebut,

maka

pembelajaran

bermodul

yang

dikembangkan melalui pemanfaatan hasil-hasil penelitian secara efektif akan
dapat mengubah konsepsi peserta didik menuju konsep ilmiah. Pada gilirannya
hasil belajar mereka dapat ditingkatkan seoptimal mungkin dari segi kualitas
maupun kuantitas (Parmin, 2012).
Modul dapat mengembangkan pola pikir peserta didik melalui
pembelajaran mandiri pada seluruh materi yang tercakup dalam modul, modul
juga harus menarik dan beradaptasi pada ilmu dan teknologi sehingga

peserta

didik dapat merasa nyaman dalam menggunakan modul untuk belajar secara
mandiri.
Menurut penelitian Silaban (2013), diperoleh hasil data penelitian yang
menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dari kelas yang menggunakan
modul dengan nilai pretest adalah 40,75 dan posttest 79,37 dan kelas yang tidak
menggunakan modul nilai pretest adalah 54,37 dan posttest 73,875. Berdasarkan
kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik yang
mengajar dengan modul inovatif lebih tinggi dari menggunakan buku teks aslinya.

4

Materi dalam bahan ajar yang akan dikembangkan membutuhkan model
pembelajaran yang tepat untuk memacu siswa menguasai konsep aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Penyajian materi tidak dilengkapi dengan pengintegrasian
model pembelajaran yang tepat menyebabkan pembelajaran cenderung monoton
dan membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi kurang menarik dan
semakin sulit dipahami siswa. Solusi dari hal tersebut maka bahan ajar harus
diintegrasikan dengan model pembelajaran yang menarik dan juga dapat membuat
siswa lebih aktif dalam pembelajaran kimia. Pada kesempatan ini model
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Pembelajaran
Berbasis Proyek atau Project Based Learning. (Khotim, 2015).
Project Based Learning adalah model pembelajaran yang pendekatan
pembelajarannya memerlukan konstruksi pengetahuan dengan berbagai perspektif
dalam kegiatan sosial dan mengharuskan untuk belajar dan mengetahui
berdasarkan kesadaran diri dan bersifat mandiri dalam pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) menekankan
pada pengajaran yang berpusat pada peserta didik dengan penugasan proyek.
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bekerja lebih otonom, mengembangkan pembelajaran sendiri, lebih
realistik dan menghasilkan suatu produk.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan pembelajaran yang berpusat
pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran
bermakna dengan memadukan konsep – konsep dari sejumlah komponen baik
itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada Pembelajaran Berbasis
Proyek kegiatan pembelajarannya berlangsung secara kolaboratif dalam
kelompok yang heterogen.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki potensi yang sangat besar
untuk melatih proses berpikir peserta didik yang mengarah pada keterampilan
berpikir kritis peserta didik dan memberi rasa kemandirian dalam belajar.
Keterampilan

berpikir

kritis

Pembelajaran Berbasis Proyek.

dikembangkan

di

setiap

tahapan

model

5

Pembelajaran Berbasis Proyek menyediakan tugas – tugas kompleks
yang berbasis pertanyaan menantang atau masalah yang melibatkan peserta
didik dalam aktivitas memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
investigasi dan refleksi yang melibatkan guru sebagai fasilitator. Pembelajaran
Berbasis Proyek terfokus

pada

pertanyaan yang menuntun (driving question)

peserta didik untuk memanfaatkan konsep-konsep dan prinsip – prinsip melalui
pengalaman. Dengan pembelajaran berbasis proyek peserta didik belajar dari
pengalamannya dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
(Sastrika, 2013).
Buck Institute for Education (1999) dalam Rais (2010) menyebutkan
beberapa hal terkait dengan karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek, antara
lain: (a) peserta didik sebagai pembuat keputusan, dan kerangka kerja, (b) terdapat
masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya, (c) peserta didik sebagai
perancang proses untuk mencapai hasil, dan (d) peserta didik bertanggungjawab
untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan.
Salah satu hal yang menarik mengapa Project Based Learning penting
untuk diterapkan adalah ditunjukkan oleh beberapa penelitian terdahulu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 90% peserta didik yang mengikuti proses belajar
dengan implementasi

Project

Based Learning

yakin dan optimis

dapat

mengimplementasikan Project Based Learning dalam dunia kerja atau pendidikan
lebih tinggi serta dapat meningkatkan prestasi akademiknya (Rais, 2010)
Menurut hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Rais (2010)
menyatakan penggunaan model Project Based Learning dapat meningkatkan
prestasi akademik peserta didik. Terdapat perbedaan skor rata – rata pretest dan
posttest pada peserta didik yang belajar dengan menggunakan dengan model
Project Based Learning. Rata – rata pretest adalah 62,3 dan rata – rata posttest
adalah 81,58 . Persen peningkatan sesudah belajar menggunakan model Project
Based Learning lebih tinggi daripada sebelum belajar menggunakan model
Project Based Learning (81,58% > 62,3%).
Ilmu kimia sebagai salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam
merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat materi, struktur materi,

6

perubahan materi serta energi yang menyertai reaksi kimia (Faika, 2011). Salah
satu materi pada kelas X semester genap pada kurikulum 2013 adalah
Hidrokarbon. Pada materi hidrokarbon terdapat materi mengenai alkana dan
sikloalkana ada beberapa materi yang sulit di pahami oleh peserta didik seperti
mekanisme reaksi dan sintesis senyawa jika hanya memperoleh materi dari buku
teks sehingga pembelajaran memerlukan modul berbasis proyek. Peserta didik
dapat mengerti jika materi disajikan dalam bentuk penugasan proyek, informasi
fenomena yang berhubungan dengan materi alkana dan sikloalkana, tugas
pengaplikasian materi ke kehidupan sehari – hari, contoh soal dan soal untuk
memperdalam pengetahuan peserta didik terhadap materi.
Dengan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek Pada Pembelajaran
Alkana dan Sikloalkana di Sekolah Menengah Atas”

1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka yang menjadi
ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar
modul berbasis proyek pada pembelajaran alkana dan sikloalkana di Sekolah
Menengah Atas.

1.3. Rumusan Masalah
Untuk memberikan arah penelitian yang lebih spesifik maka dibuat
rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1.

Apakah bahan ajar yang telah disusun pada materi alkana dan sikloalkana
telah memenuhi kriteria kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan
standar BSNP?

2.

Bagaimana susunan bahan ajar untuk pembelajaran alkana dan
sikloalkana yang standar sesuai dengan kurikulum kimia?

3.

Apakah pengembangan bahan ajar modul berbasis proyek yang
dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
alkana dan sikloalkana.

7

1.4. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka
masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah di atas yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.

Menyusun dan mengembangkan bahan ajar berbasis proyek pada
pembelajaran alkana dan sikloalkana yang standar berdasarkan isi,
penyajian, bahasa,dan kegrafikan.

2.

Penyusunan bahan ajar berbasis proyek pada pembelajaran alkana dan
sikloalkana sesuai dengan KTSP

3.

Pengembangan materi ajar berbasis proyek akan dikaji dan direvisi oleh
dosen kimia dan guru bidang studi kimia di SMA

4.

Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran berbasis proyek.

5.

Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 10
Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk memperoleh bahan ajar berbasis proyek pada materi alkana dan
sikloalkana yang telah memenuhi kriteria kelayakan isi, penyajian, bahasa
dan kegrafikan standar BSNP.

2.

Untuk memperoleh bahan ajar pada pengajaran alkana dan sikloalkana yang
standar sesuai dengan kurikulum kimia

3.

Untuk mengetahui apakah pengembangan bahan ajar modul berbasis proyek
yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
alkana dan sikloalkana

8

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1.

Bagi peneliti
Menjadi suatu pengalaman baru dapat menganalisis berbagai buku kimia
organik lalu menyusun dan mengembangkan menjadi suatu bahan ajar
berbasis proyek yang baru, serta dapat menambah wawasan, kemampuan.

2.

Bagi guru kimia
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan
informasi inovasi pembelajaran terbaru dalam penyampaian materi ke
peserta didik.

3.

Bagi peserta didik
Dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemandirian dan
keterampilan peserta didik dalam belajar.

4.

Bagi sekolah penelitian
Pengembangan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
perbaikan pembelajaran kimia di SMA Negeri 10 Medan.

5.

Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7. Definisi Operasional
1.

Bahan ajar adalah bahan tertulis maupun tidak tertulis yang dapat
membantu guru dalam penyampaian materi .

2.

Modul adalah bahan ajar cetak yang disusun secara sistematis yang
membantu peserta didik belajar secara mandiri tanpa adanya guru
pendamping selama belajar.

3.

Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PjBL)
merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses proyek yang dapat
melatih proses berpikir kritis dan mandiri selama kegiatan pembelajaran.

4.

Modul berbasis proyek adalah bahan ajar yang dirancang untuk dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta didik tanpa dampingan guru
dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif.

9

5.

Hasil belajar adalah hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan
penguasaan terhadap bahan ajar yang mencakup aspek kognitif yang
terdiri dari C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4
(analisis) dan dinyatakan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh
guru.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1.

Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), dengan pengolahan data yang diperoleh :
Kelayakan Isi = 4,22; Kelayakan Bahasa = 3,98; Kelayakan Penyajian =
4,19; Kelayakan Kegrafikan = 4,07 dengan kriteria valid dan tidak perlu
revisi.

2.

Susunan bahan ajar pada pengajaran alkana dan sikloalkana yang standar
sesuai dengan silabus kimia Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yaitu kekhasan atom karbon, Atom C primer, sekunder, tersier,
identifikasi dan klasifikasi hidrokarbon, rumus umum dan struktur
senyawa alkana dan sikloalkana, tata nama senyawa alkana dan
sikloalkana, sifat fisis dan kimia senyawa alkana dan sikloalkana, isomer
senyawa alkana dan sikloalkana, reaksi – reaksi kimia senyawa alkana
dan sikloalkana, pembuatan senyawa alkana dan sikloalkana, serta
kegunaan senyawa alkana dan sikloalkana dalam kehidupan sehari-hari.

3.

Pengembangan bahan ajar modul berbasis proyek yang dikembangkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi alkana dan
sikloalkana.

60

61

5.2.

Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka penulis menyarankan

hal-hal berikut :
1.

Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan pembelajaran
berbasis proyek sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkembangkan komunikatif,
kerjasama dan rasa ingin tahu siswa khususnya mata pelajaran kimia.

2.

Sebelum

menggunakan

buku

atau

bahan

ajar

sebagai

media

pembelajaran, seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku
yang akan digunakan sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan
baik dari segi urutan materi serta dalam kebenaran konsep, dapat
diperbaiki sebelum disampaikan kepada siswa.
3.

Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan
saat melakukan penelitian sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar.

4.

Bahan ajar berbasis proyek pada pengajaran alkana dan sikloalkana perlu
direkomedasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Z., (2011), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Arikunto, (2012), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, Bumi Aksara,
Jakarta.

Aritonang, K.T., (2008), Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa, Jurnal Pendidikan Penabur 10 : 11-21
BSNP., (2013)., Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran, http://bsnpindonesia.org/id/?p=1340 (diakses pada 26 Januari 2016).
Dimyati, dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional, (2008), Penulisan Modul,
http://gurupembaharu.com/home/wpcontent/uploads/downloads/2011/02/
26-05-A2-B-Penulisan-Modul.doc (diakses 13 Januari 2016).
Faika, S., dan Side, S., (2011), Analisis Kesulitan Mahasiswa dalam Perkuliahan
dan Praktikum Kimia Dasar di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Makassar, Jurnal Chemical 12 (2) : 18-26
Haryati, S., (2012), Research and Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model
Penelitian Dalam Bidang Pendidikan, Jurnal Education 37 (1) : 11-26
Hilmi, M., Ikawati, A., Nurhayati, A., dan Widodo, A.T., (2015), Penerapan
Model Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Ketercapaian
Kompetensi Siswa, Chemsitry in Education 4 (2) : 43-49
Hutasuhut, S., (2010), Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Mata
Kuliah Pengantar Ekonomi Pembangan Pada Jurusan Manajemen FE
Unimed, Pekbis Jurnal, 2 : 196 – 207.

62

63

Iskandar, H., (2015), Model – Model Pembelajaran Sekolah Menengah Atas,
Depdikbud, Jakarta.
Khotim, H.N., Nurhayati, S., dan Hadisaputro, S., (2015), Pengembangan Modul
Kimia Berbasis Masalah Pada Materi Asam Basa, Chemistry in
Education 4 (2) : 64-69
Majid, A., (2005), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mardapi, D., (2007), Buletin BSNP : Media Komunikasi dan Dialog Standar
Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.
Mardiansyah, Y., Asrizal., dan Yulkifli., (2013), Pembuatan Modul Fisika
Berbasis TIK Untuk Mengintegrasikan Nilai Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran Siswa SMAN 10 Padang Kelas X Semester 1, Pillar Of
Physics Education, 1 : 30-38.
Marlinda, Mery, Putu, Ni Luh., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah
Siswa, e-Journal Program Pascasarjana UNDIKSHA, 3(1) : 1-12.
Nasution, S., (1982), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Jakarta, Bina Aksara.
Parmin, Peniati. E., (2012), Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi Belajar
Mengajar IPA Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, 1 : 8 – 15.
Prastowo, A,. (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan
Praktik, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.
Rais, Muh., (2010), Model Project Based Learning Sebagai Upaya Meningkatkan
Prestasi Akademik Mahasiswa, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 3 :
246 – 252.
Sastrika, Ida Ayu Kade., Sadia, I Wayan., Mudarawan, I.W., (2013), Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep
Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program
Pascasarjana UNDIKSHA, 3(1) : 1-10.

64

Silaban, R., Hutagalung, R., Panggabean, M.T.F., Syafriani, D., (2013),
Penyediaan Modul Pembelajaran Inovatif
Larutan Elektrolit
Nonelektrolit Merujuk Model Pembelajaran Berbasis Masalah,
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-33919-4-Ramlan
Renata-Unimed.pdf (diakses pada 27 Januari 2016).
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed,
Medan.
Silitonga, P.M., (2011) , Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian , FMIPA
Unimed, Medan.
Sudjana, N, (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT.Remaja Rosda
Karya, Bandung.
Sumarji, (2009), Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Pemecahan Masalah Ilmu
Statika dan Tegangan di SMK, Lembaran Ilmu Kependidikan 32 (2) :
129-140
Supardi, Kasmadi, Imam., dan Putri, Indraspuri Rahning., (2010), Pengaruh
Penggunaan Artikel Kimia Dari Internet Pada Model Pembelajaran
Creative Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA,
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4 : 574 – 581.
Wasti, S., (2013), Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Tata Busana di Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang, Skripsi,
Fakultas Teknik, UNP, Padang.