PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI ALDEHID-KETON DI SMA.
1
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KIMIA
BERBASIS PROYEK PADA MATERI
ALDEHID-KETON DI SMA
Oleh:
Rina Afriani Simamora
NIM 4122131015
Program StudiPendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KIMIA BERBASIS
PROYEK PADA MATERI ALDEHID-KETON DI SMA
Rina Afriani Simamora
(NIM 4122131015)
ABSTRAK
Pengembangan bahan ajar modul berbasis proyek pada materi aldehidketon di SMA dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1
Sunggal dan Universitas Negeri Medan (UNIMED). Validator yang digunakan
adalah tiga orang dosen kimia UNIMED dan tiga orang guru kimia SMA Negeri 1
Sunggal dengan mengisi angket penilaian bahan ajar aldehid-keton berdasarkan
standar BSNP.
Dalam pengembangan bahan ajar berbasis proyek ini, langkah awal yang
dilakukan adalah memilih satu buku kimia organik universitas dan tiga buku
kimia SMA untuk dianalisis oleh peneliti, tiga orang dosen dan tiga orang guru
kimia. Dari hasil analisis buku oleh guru kimia didapatkan skor rata-rata untuk
kode buku A, B, C dan D berturut-turut adalah 4,18; 3,77; 3,77 dan 3,68
sedangkan hasil analisis oleh dosen didapatkan skor rata-rata untuk kode buku A,
B, C dan D berturut-turut adalah 4,07; 3,69; 3,60; 3,93 dengan kriteria validasi
masing-masing valid dan tidak perlu direvisi.
Dengan berpedoman pada silabus dan analisis buku diperoleh sebuah
draft bahan ajar dengan urutan materi yang akan diintegrasikan dengan proyek,
contoh soal dan penyelesaian pada sub pokok bahasan, latihan soal dan soal-soal
evaluasi, info-info kimia dalam kehidupan sehari-hari, sekilas tentang, info kimia,
tokoh kimia, proyek dan beberapa daftar pustaka yang dilengkapi degan beberapa
referensi.
Kemudian bahan ajar distandarisasi oleh tiga orang dosen kimia dan tiga
orang guru untuk mengetahui apakah bahan ajar valid dan tidak valid.
Berdasarkan penilaian yang diperoleh dari penelitian, nilai yang diperoleh berada
pada kisaran 4,21-5,00 tepatnya pada angka 4,69 dan 4,54 yang berarti bahan ajar
modul sangat valid, tidak perlu direvisi dan layak digunakan. Dengan melihat
hasil standarisasi bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton ini layak
digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan baik guru maupun
siswa yang mengajar dan mempelajari kimia.
Kata Kunci : Pengembangan, Bahan Ajar, Berbasis Proyek.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’lamin, puji dan
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang memberikan nikmat, kesehatan dan kesempatan kepada penulis penelitian ini
dapat diselesaikan dengan baik.Skripsi berjudul “Pengembangan Bahan Ajar
Modul Kimia Berbasis Proyek Pada Materi Aldehid-Keton di SMA”, disusun
untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs. Jamalum Purba, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Terimakasih kepada
dosen penguji saya bapak Drs. Pasar Maulim, M.S, ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si,
dan ibu Junifa Layla Sihombing, S.Si., M.Sc, yang telah memberikan masukan
dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Ibu Dr.Ida duma Riris, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik dan
kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada guru-guru di sekolah yang telah mendidik
penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Kimia
(Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. M.Si, ibu Dra. Terkelin Ginting, M.Si, dan Bapak Abdi
Jaya, S.T.), dan Staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Sunggal yang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua saya
Ayahanda Syafruddin Simamora dan Ibunda Nurhaya Br. Regar yang berjuang
keras dalam mendidik dan menyekolahkan saya sehingga saya dapat memperoleh
gelar sarjana dan menyelesaikan studi di UNIMED. Tak lupa buat adik-adik saya
yang tercinta yaitu Siska Anggelina Simamora, Bella Kartini Simamora, dan Anju
iii
Simamora yang telah memberi semangat dan mendoakan penulis dalam
penyelasaian skripsi. Dan terima kasih juga kepada Tiurma Gultom teman se-PS
yang selalu menemani, membantu serta menghibur penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
Terimakasih juga
kepada sahabat Dwi Surya Nifati Gea, Christine
Effendy, M. Amri Ihsani, Rizqi Khairani, Aulia Afryanti, dan Dedi Anto Hsb
yang selalu menemani dan mendukung penulis selama ini. Dan terimakasih juga
disampaikan kepada teman–teman lain yang telah banyak memberikan doa,
motivasi dan semangat. Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
Kimia Dik A 2012 yang memberi semangat dan sudah penulis anggap sebagai
keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, September 2016
Penulis
Rina Afriani Simamora
NIM. 4122131015
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang
1
1.2
Ruang Lingkup
4
1.3
Rumusan Masalah
5
1.4
Batasan Masalah
5
1.5
Tujuan Penelitian
5
1.6
Manfaat Penelitian
6
1.7
Defenisi Operasioanal
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1
Pengembangan Bahan Ajar
8
2.1.1
Jenis Bahan Ajar
8
2.1.2
Fungsi Bahan Ajar
10
2.1.3
Kriteria Memilih Bahan Ajar
11
2.2
Modul Sebagai Bahan Ajar Dalam Pembelajaran
11
2.2.1
Tujuan dan Fungsi Modul
12
2.2.2
Komponen-komponen Modul
13
2.2.3
Prinsip-prinsip Penyusunan Modul
16
2.2.4
Prosedur Penyusunan Modul
16
2.2.5
Keunggulan dan Keterbatasan Modul
18
vii
2.3
Model Pembelajaran
2.4
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) 20
2.4.1
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
21
2.4.2
Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
22
2.4.3
Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
22
2.4.4
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek
24
2.5
Kerangka Konseptual
25
2.6
Hipotesis Penelitian
25
BAB III METODE PENELITIAN
19
26
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
26
3.2
Populasi dan Sampel
26
3.3
Variabel Penelitian
26
3.4
Instrumen Penelitian
27
3.5
Rancangan Penelitian
27
3.6
Prosedur Penelitian
29
3.6.1
Analisis Bahan Ajar Yang Ada
30
3.6.2
Pembuatan Draft Modul
30
3.6.3
Standarisasi Bahan Ajar Hasil Pengembangan
30
3.7
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
33
4.1
Hasil Penelitian
33
4.1.1
Analisis Buku Kimia
33
4.1.1.1 Analisis Buku Kimia Oleh Peneliti
33
4.1.1.2 Analisis Buku Kimia Oleh Responden Guru dan Dosen
34
4.1.2
Pembuatan Draft Bahan Ajar
35
4.1.3
Pengembangan dan Standarisasi Bahan Ajar Berbasis Proyek
35
4.1.4
Komponen yang Diintegrasikan dalam Bahan Ajar
36
4.1.5
Standarisasi Bahan Ajar
37
4.1.5.1 Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Guru
37
4.1.5.2 Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Dosen
40
4.2
40
Pembahasan Hasil Penelitian
viii
4.2.1
Analisis Empat Buku Kimia
40
4.2.1.1 Analisis Buku Kode A
40
4.2.1.2 Analisis Buku Kode B
41
4.2.1.3 Analisis Buku Kode C
42
4.2.1.4 Analisis Buku Kode D
42
4.2.2
43
Standarisasi Bahan Ajar
4.2.2.1 Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Guru
43
4.2.2.2 Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Dosen
43
4.2.3
44
Perbandingan Analisis Bahan Ajar Dengan Buku Kimia
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
47
5.1
Kesimpulan
47
5.2
Saran
47
Daftar Pustaka
48
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.
prosedur penelitian pengembangan bahaj ajar modul
berbasis proyek pada materi aldehid-keton
29
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.
prosedur penelitian pengembangan bahaj ajar modul
berbasis proyek pada materi aldehid-keton
29
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria validitas analisis nilai rata-rata modul pembelajaran
32
Tabel 4.1 Keempat Jenis Buku Kimia yang Digunakan Dalam
33
Pengembangan Bahan Ajar Aldehid-Keton
Tabel 4.2 Hasil Analisis Empat Buku Kimia Oleh responden Guru
34
Tabel 4.3 Hasil Analisis Empat Buku Kimia Oleh responden Dosen
34
Tabel 4.4 Usulan Komponen Materi Aldehid-keton
35
Tabel 4.5 Daftar Inovasi Pada Bahan Ajar Berbasis Proyek
37
Tabel 4.6 Hasil Standarisasi Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Materi 38
Aldehid-keton
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Dosen Terhadap Bahan Ajar Yang 40
Dikembangkan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Silabus
51
Lampiran 2.
Analisis Bahan Ajar Oleh Peneliti
54
Lampiran 3.
Instrumen Penilaian Untuk Keempat Buku
56
Lampiran 4.
Hasil Penilaian Untuk Keempat Buku Oleh Guru
70
Lampiran 5.
Hasil Penilaian Untuk Keempat Buku Oleh Dosen
87
Lampiran 6.
Rancangan Draft Modul
104
Lampiran 7.
Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek
106
Lampiran 8. Instrumen Penilaian Modul Proyek Oleh Guru
155
Lampiran 9. Instrumen Penilaian Modul Proyek Oleh Dosen
158
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit. Hal ini
mungkin terjadi karena karakteristik dari ilmu kimia sendiri yang terkesan abstrak
dan kompleks. Sehingga banyak siswa yang kurang berminat untuk memperdalam
ilmu kimia. Dilihat dari keabstrakan sifat ilmu kimia sendiri, maka kebanyakan
siswa mempelajari ilmu kimia dengan cara menghafal. Hal tersebut dianggap
mempermudah mereka untuk mempelajari ilmu kimia. Namun disisi lain, cara
menghafal yang mereka tempuh justru membuat mereka tidak memahami dan
mengerti akan konsep-konsep yang ada pada setiap materi ilmu kimia yang
mereka pelajari (Lukman, 2015).
Keberhasilan siswa dalam memahami dan mengerti materi pelajaran
dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut. Sebagai pengajar
atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, setiap inovasi
pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia
yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini
menunjukkan bahwa keberadaan dan peran guru dalam dunia pendidikan sangat
penting. Demikian pula dalam upaya membelajarkan peserta didik, guru dituntut
memiliki multiperan, sehingga mampu menciptakan kondisi belajar-mengajar
yang efektif (Salirawati, 2008).
Permasalahan mutu pendidikan di sekolah menengah sering dibahas dan
diperdebatkan, terutama karena belum tercapainya mutu pendidikan yang merata
di seluruh wilayah Indonesia walau telah menggunakan kurikulum yang berlaku
secara
nasional
sebagai
pedoman.
Pemerintah
selalu
berusaha
untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan guru,
perubahan dan penyempurnaan kurikulum, pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan, penerapan manajemen berbasis sekolah, sampai dengan pemberian
remunerasi bagi guru sesuai tuntutan Undang-undang Guru dan Dosen Tahun
2
2005. Akan tetapi, indikator ke arah peningkatan mutu pendidikan dirasakan
lambat bila dibandingkan dengan tuntutan kemajuan ipteks yang sangat cepat
(Situmorang, 2013).
Adapun permasalahan yang sering dihadapi guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan
ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi, baik Standar
Kompetensi (SK) maupun Kompetensi Dasar (KD). Sedang permasalahan lain,
adanya kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku teks/buku
paket. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku pegangan guru dan siswa,
seperti jurnal, surat kabar, majalah, internet/website, lingkungan, narasumber dari
kalangan profesional/pakar bidang studi, dan sebagainya (Djelita, 2010).
Menurut Depdiknas (2008), bahan ajar dapat dikembangkan dalam
berbagai bentuk yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang
akan disajikan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sangat minimnya bahan
ajar kimia yang bermutu di perguruan tinggi yang sesuai dengan kurikulum atau
silabus. Salah satu upaya meningkatkan mutu pembelajaran adalah melalui
pengadaan bahan ajar yang bermutu.
Bahan ajar merupakan media instruksional yang berperan sangat penting
dalam pembelajaran. Bahan ajar memberikan panduan instruksional bagi para
pendidik yang akan memungkinkan mereka mengajar tanpa harus melihat silabus
karena bahan ajar tersebut telah dirancang sesuai dengan silabus dan kurikulum
yang berlaku. Dalam hal ini dipastikan bahan ajar akan memacu proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ada.
Pengembangan bahan ajar harus berdasarkan prasyarat dari badan yang
berwewenang yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dan kurikulum
yang berlaku (Gultom, 2015).
Menurut hasil penelitian Seftiana (2015),
menyatakan bahwa modul
yang telah dikembangkan layak untuk digunakan sesuai kriteria BSNP dengan
hasil penilaian pakar diperoleh skor sebesar 3,64 pada komponen kelayakan isi,
pada komponen kelayakan penyajian sebesar 3,77 dan komponen kelayakan
bahasa sebesar 3,5.
3
Sementara menurut hasil penelitian Rosyidah (2013), menyatakan bahwa
modul yang telah dikembangkan layak untuk digunakan sesuai kriteria BSNP
dengan hasil penilaian modul tahap II didapatkan skor kelayakan isi sebesar 3,6,
skor kelayakan bahasa sebesar 3,7 dan skor kelayakan penyajian sebesar 3,7.
Selain penyediaan bahan ajar yang baik, upaya peningkatan mutu
pendidikan adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk memaksimalkan fungsi
penggunaan modul adalah model pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning). Model pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model
pembelajaran yang mengajak mahasiswa dapat berpikir kreatif, untuk ambil
bagian dalam unjuk kerja, dan mengalami langsung apa yang dikerjakannnya.
Dalam project-based learning mahasiswa belajar dalam situasi problem yang
nyata, yang dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen dan
mengorganisir proyek-proyek dalam pembelajaran (Sary, 2015).
Menurut BSNP (2007), pembelajaran berbasis proyek merupakan
pengorganisasian proses belajar yang dikaitkan dengan suatu objek konkret yang
dapat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan atau mata pelajaran. Misalnya objek
“sepeda” yang ditinjau dari pelajaran Bahasa, IPA, IPS, dan Penjasorkes.
Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya
bercirikan praktik kelas yang berdurasi pendek, terisolasi/lepas-lepas, dan
aktivitas pembelajaran berpusat pada dosen, maka model project-based learning
lebih menekankan pada kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, perpusat
pada pebelajar, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Model
pembelajaran yang dapat mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan siswa
melalui kegiatan laboratorium diperlukan untuk meningkatkan kreativitas siswa.
Salah satu model pembelajaran yang mendukung adalah project based learning.
Melalui pembelajaran kerja proyek ini, kreativitas dan motivasi siswa akan
meningkat (Lindawati, 2013).
Adapun keunggulan dari PjBL ini antara lain siswa bekerja untuk
menampilkan dan mengkonstruksi informasi secara mandiri, berbagi pengetahuan
dengan orang lain, bekerja sama untuk tujuan bersama dan mengakui bahwa
4
setiap orang memiliki keterampilan tertentu yang berguna untuk setiap proyek
yang dikerjakannya (Rusminiati, 2015). Model ini cukup efektif dan menantang
sebagai alat untuk membelajarkan siswa secara aktif karena para siswa didorong
untuk lebih mandiri, dengan tidak bergantung sepenuhnya pada guru, tetapi
diarahkan untuk dapat belajar mandiri (Na’imah, 2015).
Beberapa peneliti telah melaksanakan penelitian yang relevan tentang
penggunaan dan penerapan model pembelajaran Project based learning
menjelaskan bahwa penerapan model ini memberikan dampak positif yang dapat
dilihat dari hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan Sastrika (2015),
menyatakan terdapat perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir
kritis siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional terlihat dari deskripsi data hasil
penelitian, skor maksimum siswa yang mengikuti pembelajaran proyek yaitu
72,00
sedangkan skor maksimum siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional yaitu 60,00.
Sementara penelitian lain yang dilakukan oleh Siwa (2013), menyatakan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan proses sains antara kelompok
siswa yang mengikuti model pembelajaran proyek dengan kelompok siswa yang
mengikuti model pembelajaran konvensional terlihat dari nilai rata-rata kognitif
siswa dengan mengikuti model proyek yaitu 86,82. Sedangkan nilai rata-rata
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu 70,29.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Modul Kimia Berbasis Proyek
Pada Materi Aldehid Keton Di SMA”.
1.2
Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang
menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan
ajar modul berbasis proyek pada materi Aldehid-keton di SMA Negeri 1 Sunggal.
5
1.3
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah bahan ajar materi aldehid-keton pada keempat buku kimia yang
dianalisis perlu direvisi ?
2. Apakah bahan ajar yang telah disusun pada materi aldehid-keton telah
memenuhi kriteria standar kelayakan BSNP?
3. Bagaimana tanggapan dosen mengenai bahan ajar modul berbasis proyek
pada materi aldehid-keton?
4. Bagaimana tanggapan guru mengenai bahan ajar modul berbasis proyek pada
materi aldehid-keton?
1.4
Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka
masalah dala penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah di atas, yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Menyusun dan mengembangkan bahan ajar berbasis proyek pada materi
aldehid-keton yang standar berdasarkan kelayakan BSNP.
2.
Penyusunan bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton akan
dikembangkan dari 1 buku kimia Universitas dan 3 buku kimia SMA.
3.
Pengembangan bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton akan
dikaji dan direvisi oleh dosen kimia UNIMED dan guru kimia SMA Negeri
1 Sunggal untuk menstandarisasi bahan ajar sampai diperoleh bahan ajar
berbasis proyek memenuhi standar.
4.
Pembuatan bahan ajar berbasis proyek hanya sampai pada tahap standarisasi
bahan ajar, tidak sampai pada tahap implementasi.
1.5 Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah bahan ajar materi aldehid-keton pada buku kimia SMA
yang ada perlu direvisi.
6
2. Mengetahui apakah bahan ajar yang telah disusun pada materi aldehid-keton
telah memenuhi kriteria standar kelayakan BSNP.
3. Mengetahui tanggapan dosen mengenai bahan ajar berbasis proyek pada
materi aldehid-keton.
4. Mengetahui tanggapan guru mengenai bahan ajar berbasis proyek pada materi
aldehid-keton.
1.6
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan agar bisa memberikan manfaat bagi
banyak kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1.
Bagi Peneliti
Menjadi suatu pengalaman yang sangat berharga dapat menganalisis buku
serta mampu menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran berbasis
proyek
2. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi dan masukan dalam membantu penyampaian
materi pelajaran bagi peseta didik
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk
peningkatan kualitas proses pembelajaran khususnya proses pembelajaran
kimia.
1.7 Defenisi Operasional
Bahan ajar adalah sesuatu yang mengandung pesan yang akan disajikan
dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dikembangkan berdasarkan tujuan
pembelajaran. Ada hubungan yang erat antara tujuan, bahan, dan alat penilaian
dalam pembelajaran. Bahan ajar yang ideal adalah gabungan dari berbagai
kategori jenis bahan, terpadu, dan autentik. Artinya bahan ajar tersebut betul-betul
riil, nyata, sebagaimana yang ada di dalam kehidupan.
7
Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar
mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.
Pelajaran berbasis proyek (PjBL) adalah model yang menyelenggarakan
pembelajaran di sekitar proyek. Menurut definisi yang ditemukan di buku
pegangan PjBL untuk guru, proyek adalah tugas-tugas kompleks, berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang melibatkan siswa dalam desain,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau investigasi kegiatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Bahan ajar materi aldehid-keton pada keempat buku yang dianalisis telah
memenuhi standar BSNP.
2. Bahan ajar yang telah disusun pada materi aldehid dan keton yang
dikembangkan telah memenuhi standar BSNP tetapi nilai lebih baik dari
ke empat buku yang dianalisis.
3. Berdasarkan tanggapan dosen terhadap bahan ajar berbasis proyek pada
materi aldehid dan keton yang telah dikembangkan menyatakan bahwa
bahan ajar sangat valid layak digunakan.
4. Berdasarkan tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis proyek pada
materi aldehid dan keton yang telah dikembangkan menyatakan bahwa
bahan ajar sangat valid dan layak digunakan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, penulis menyarankan:
1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan
digunakan sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi
urutan materi serta dalam kebenara konsep, dapat diperbaiki sebelum
disampaikan kepada peserta didik.
2. Bahan
ajar
berbasis
proyek
pada
materi
aldehid-keton
perlu
direkomedasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar modul
kimia untuk SMA agar menganalisis lebih banyak buku kimia dan
disarankan untuk mengembangkan bahan ajar berbasis proyek pada materi
kimia yang lain agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan untuk
menigkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran kimia.
48
DAFTAR PUSTAKA
Amarulloh, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) Kompetensi Perbaikan Sistem Pengapian Elektronik
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar., Skripsi, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Badan Standar Nasional Pendidikan, (2007), Standar Proses Untuk Satuan
Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta, BSNP.
BSNP, (2013), Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran, http://bsnpindonesia.org/id/?p=1340 (diakses pada 28 Januari 2016).
Departemen Pendidikan Nasional., (2008)., Panduan Pengembangan Bahan
Ajar, Depdiknas, Jakarta.
Djelita, R.D.P., (2010), Pemilihan Dan Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Tuntutan Profesionalisme, EJurnal Dinas Pendidikan 5: 1-8
Gultom, E., Situmorang, M., dan Silaban, R., (2015), Pengembangan Bahan Ajar
Inovatif Dan Interaktif Melalui Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran
Termokimia, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA UNIMED
Hamdani, (2011), Strategi Belajar mengajar, Pustaka Setia, Medan.
Hamalik, O., (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Bumi Aksara, Jakarta.
Lindawati,. Fatmariyanti, S.D., dan Maftukhin, A., (2013), Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas
Siswa Man I Kebumen, Radiasi: 3(1) 42-45
Lukman, L.A., Martini, K.S., dan Utami, B., (2015), Efektivitas Metode
Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Disertai Media Mind
Mapping Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem
Koloid Di Kelas Xi Ipa Sma Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4: 113-119
49
Majid, A., (2006), Perencanaan Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya
Na’imah, N.J., Supartono, dan Wardani, S., (2015), Penerapan Pembelajaran
Berbasis Proyek Berbantuan E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 9 (2): 1566-1574.
Purba, J., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Pengajaran
Aldehida Dan Keton Di Jurusan Kimia Fmipa Universitas Negeri
Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Ramdani, dan Dini, I., (2011), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis
Mindjet Manager Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Kimia Organik
II, Jurnal Chemica 12(1): 44 – 53
Ramdani, Y., (2012), Pengembangan Instrumen Dan Bahan Ajar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, Dan Koneksi
Matematis Dalam Konsep Integral, Jurnal Penelitian Pendidikan 13 (1):
44-52
Rahmawati, N.L., (2013), Pengembangan Buku Saku IPA Terpadu Bilingual
Dengan Tema Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sebagai Bahan Ajar Di
MTS., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Riduan, (2004), Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula, Bandung, Alfabeta
Rosyidah, A.N., Sudarmin, dan Siadi, K., (2013), Pengembangan Modul Ipa
Berbasis Etnosains Zat Aditif Dalam Bahan Makanan Untuk Kelas Viii
Smp Negeri 1 Pegandon Kendal, Unnes Science Education Journal, 2
(1): 133-139
Rusminiati, N.N., Karyasa, I.W., dan Suardana, I.N., (2015), Komparasi
Peningkatan Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Antara Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran
Project Based Learning Dan Discovery Learning, e- Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
Pendidikan IPA, 5: 1-11.
Salirawati, D., (2008), Spesialisasi Materi Ajar Sebagai Upaya Pengembangan
Profesionalisme Guru, Cakrawala Pendidikan, XXVII (3): 232-240
50
Sary, F.A., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Pengajaran
Alkana Dan Sikloalkana Di Jurusan Kimia Fmipa Universitas Negeri
Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sasmayaputra, N.L., (2015), Pengembangan Media Modul Pembelajaran
Konstruksi Bangunan Untuk Pembelajaran Konstruksi Bangunan Di
SMKN 1 Sedayu Bantul., Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Sastrika, I.A.K., Sadia, I.W., dan Muderawan, I.W., (2013), Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan
Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, 3: 1-10
Seftiana, T.A., (2015), Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based
Learning Pada Materi Koloid Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa,
Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
Silaban, R., Silaban, S., Panggabean, F.T.M., dan Ginting, E., (2014),
Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Rumus Kimia Dan Persamaan
Reaksi Berbasis Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL),
Laporan Hasil Penelitian, FMIPA UNIMED
Simanullang, C.F., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek
Pada Pengajaran Alkena Dan Alkuna Di Jurusan Kimia Fmipa
Universitas Negeri Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Situmorang, M.,(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan
Hasil Belajarm Siswa, Proseding Semirata, FMIPA, Universitas
Lampung.
Siwa, I.B., Muderawan, I.W., dan Tika, I.N., (2013), Pengaruh Pembelajaran
Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Keterampilan
Proses Sains Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa, e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3: 1-13
Sudrajat, A., (2008), Pengembangan Bahan Ajar Materi Pembelajaran Mapel
Pendidikan Agama Islam, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
51
Triyono, M.B., Siswanto, B.T., Hariyanto, dan Wagiran, (2009), Pengembangan
Bahan Ajar, Kerjasama Badan Diklat Departemen Perhubungan Dengan
Magister Sistem Dan Teknik Transportasi Untversitas Gadjah Mada Dan
Akademi Militer (Akmil) Magelang 2009: 1-17
Widyatini, T., (2014), Penerapan ModelProject Based Learning (Model
Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas VII,
Artikel, Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan (Pppptk) Matematika
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KIMIA
BERBASIS PROYEK PADA MATERI
ALDEHID-KETON DI SMA
Oleh:
Rina Afriani Simamora
NIM 4122131015
Program StudiPendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL KIMIA BERBASIS
PROYEK PADA MATERI ALDEHID-KETON DI SMA
Rina Afriani Simamora
(NIM 4122131015)
ABSTRAK
Pengembangan bahan ajar modul berbasis proyek pada materi aldehidketon di SMA dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1
Sunggal dan Universitas Negeri Medan (UNIMED). Validator yang digunakan
adalah tiga orang dosen kimia UNIMED dan tiga orang guru kimia SMA Negeri 1
Sunggal dengan mengisi angket penilaian bahan ajar aldehid-keton berdasarkan
standar BSNP.
Dalam pengembangan bahan ajar berbasis proyek ini, langkah awal yang
dilakukan adalah memilih satu buku kimia organik universitas dan tiga buku
kimia SMA untuk dianalisis oleh peneliti, tiga orang dosen dan tiga orang guru
kimia. Dari hasil analisis buku oleh guru kimia didapatkan skor rata-rata untuk
kode buku A, B, C dan D berturut-turut adalah 4,18; 3,77; 3,77 dan 3,68
sedangkan hasil analisis oleh dosen didapatkan skor rata-rata untuk kode buku A,
B, C dan D berturut-turut adalah 4,07; 3,69; 3,60; 3,93 dengan kriteria validasi
masing-masing valid dan tidak perlu direvisi.
Dengan berpedoman pada silabus dan analisis buku diperoleh sebuah
draft bahan ajar dengan urutan materi yang akan diintegrasikan dengan proyek,
contoh soal dan penyelesaian pada sub pokok bahasan, latihan soal dan soal-soal
evaluasi, info-info kimia dalam kehidupan sehari-hari, sekilas tentang, info kimia,
tokoh kimia, proyek dan beberapa daftar pustaka yang dilengkapi degan beberapa
referensi.
Kemudian bahan ajar distandarisasi oleh tiga orang dosen kimia dan tiga
orang guru untuk mengetahui apakah bahan ajar valid dan tidak valid.
Berdasarkan penilaian yang diperoleh dari penelitian, nilai yang diperoleh berada
pada kisaran 4,21-5,00 tepatnya pada angka 4,69 dan 4,54 yang berarti bahan ajar
modul sangat valid, tidak perlu direvisi dan layak digunakan. Dengan melihat
hasil standarisasi bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton ini layak
digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan baik guru maupun
siswa yang mengajar dan mempelajari kimia.
Kata Kunci : Pengembangan, Bahan Ajar, Berbasis Proyek.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’lamin, puji dan
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang memberikan nikmat, kesehatan dan kesempatan kepada penulis penelitian ini
dapat diselesaikan dengan baik.Skripsi berjudul “Pengembangan Bahan Ajar
Modul Kimia Berbasis Proyek Pada Materi Aldehid-Keton di SMA”, disusun
untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs. Jamalum Purba, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Terimakasih kepada
dosen penguji saya bapak Drs. Pasar Maulim, M.S, ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si,
dan ibu Junifa Layla Sihombing, S.Si., M.Sc, yang telah memberikan masukan
dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Ibu Dr.Ida duma Riris, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik dan
kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan.
Ucapan terima kasih kepada guru-guru di sekolah yang telah mendidik
penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Kimia
(Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. M.Si, ibu Dra. Terkelin Ginting, M.Si, dan Bapak Abdi
Jaya, S.T.), dan Staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Sunggal yang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua saya
Ayahanda Syafruddin Simamora dan Ibunda Nurhaya Br. Regar yang berjuang
keras dalam mendidik dan menyekolahkan saya sehingga saya dapat memperoleh
gelar sarjana dan menyelesaikan studi di UNIMED. Tak lupa buat adik-adik saya
yang tercinta yaitu Siska Anggelina Simamora, Bella Kartini Simamora, dan Anju
iii
Simamora yang telah memberi semangat dan mendoakan penulis dalam
penyelasaian skripsi. Dan terima kasih juga kepada Tiurma Gultom teman se-PS
yang selalu menemani, membantu serta menghibur penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
Terimakasih juga
kepada sahabat Dwi Surya Nifati Gea, Christine
Effendy, M. Amri Ihsani, Rizqi Khairani, Aulia Afryanti, dan Dedi Anto Hsb
yang selalu menemani dan mendukung penulis selama ini. Dan terimakasih juga
disampaikan kepada teman–teman lain yang telah banyak memberikan doa,
motivasi dan semangat. Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
Kimia Dik A 2012 yang memberi semangat dan sudah penulis anggap sebagai
keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, September 2016
Penulis
Rina Afriani Simamora
NIM. 4122131015
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang
1
1.2
Ruang Lingkup
4
1.3
Rumusan Masalah
5
1.4
Batasan Masalah
5
1.5
Tujuan Penelitian
5
1.6
Manfaat Penelitian
6
1.7
Defenisi Operasioanal
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1
Pengembangan Bahan Ajar
8
2.1.1
Jenis Bahan Ajar
8
2.1.2
Fungsi Bahan Ajar
10
2.1.3
Kriteria Memilih Bahan Ajar
11
2.2
Modul Sebagai Bahan Ajar Dalam Pembelajaran
11
2.2.1
Tujuan dan Fungsi Modul
12
2.2.2
Komponen-komponen Modul
13
2.2.3
Prinsip-prinsip Penyusunan Modul
16
2.2.4
Prosedur Penyusunan Modul
16
2.2.5
Keunggulan dan Keterbatasan Modul
18
vii
2.3
Model Pembelajaran
2.4
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) 20
2.4.1
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
21
2.4.2
Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
22
2.4.3
Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
22
2.4.4
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek
24
2.5
Kerangka Konseptual
25
2.6
Hipotesis Penelitian
25
BAB III METODE PENELITIAN
19
26
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
26
3.2
Populasi dan Sampel
26
3.3
Variabel Penelitian
26
3.4
Instrumen Penelitian
27
3.5
Rancangan Penelitian
27
3.6
Prosedur Penelitian
29
3.6.1
Analisis Bahan Ajar Yang Ada
30
3.6.2
Pembuatan Draft Modul
30
3.6.3
Standarisasi Bahan Ajar Hasil Pengembangan
30
3.7
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
33
4.1
Hasil Penelitian
33
4.1.1
Analisis Buku Kimia
33
4.1.1.1 Analisis Buku Kimia Oleh Peneliti
33
4.1.1.2 Analisis Buku Kimia Oleh Responden Guru dan Dosen
34
4.1.2
Pembuatan Draft Bahan Ajar
35
4.1.3
Pengembangan dan Standarisasi Bahan Ajar Berbasis Proyek
35
4.1.4
Komponen yang Diintegrasikan dalam Bahan Ajar
36
4.1.5
Standarisasi Bahan Ajar
37
4.1.5.1 Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Guru
37
4.1.5.2 Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Dosen
40
4.2
40
Pembahasan Hasil Penelitian
viii
4.2.1
Analisis Empat Buku Kimia
40
4.2.1.1 Analisis Buku Kode A
40
4.2.1.2 Analisis Buku Kode B
41
4.2.1.3 Analisis Buku Kode C
42
4.2.1.4 Analisis Buku Kode D
42
4.2.2
43
Standarisasi Bahan Ajar
4.2.2.1 Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Guru
43
4.2.2.2 Standarisasi Bahan Ajar Kepada Responden Dosen
43
4.2.3
44
Perbandingan Analisis Bahan Ajar Dengan Buku Kimia
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
47
5.1
Kesimpulan
47
5.2
Saran
47
Daftar Pustaka
48
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.
prosedur penelitian pengembangan bahaj ajar modul
berbasis proyek pada materi aldehid-keton
29
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.
prosedur penelitian pengembangan bahaj ajar modul
berbasis proyek pada materi aldehid-keton
29
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria validitas analisis nilai rata-rata modul pembelajaran
32
Tabel 4.1 Keempat Jenis Buku Kimia yang Digunakan Dalam
33
Pengembangan Bahan Ajar Aldehid-Keton
Tabel 4.2 Hasil Analisis Empat Buku Kimia Oleh responden Guru
34
Tabel 4.3 Hasil Analisis Empat Buku Kimia Oleh responden Dosen
34
Tabel 4.4 Usulan Komponen Materi Aldehid-keton
35
Tabel 4.5 Daftar Inovasi Pada Bahan Ajar Berbasis Proyek
37
Tabel 4.6 Hasil Standarisasi Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Materi 38
Aldehid-keton
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Dosen Terhadap Bahan Ajar Yang 40
Dikembangkan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Silabus
51
Lampiran 2.
Analisis Bahan Ajar Oleh Peneliti
54
Lampiran 3.
Instrumen Penilaian Untuk Keempat Buku
56
Lampiran 4.
Hasil Penilaian Untuk Keempat Buku Oleh Guru
70
Lampiran 5.
Hasil Penilaian Untuk Keempat Buku Oleh Dosen
87
Lampiran 6.
Rancangan Draft Modul
104
Lampiran 7.
Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek
106
Lampiran 8. Instrumen Penilaian Modul Proyek Oleh Guru
155
Lampiran 9. Instrumen Penilaian Modul Proyek Oleh Dosen
158
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit. Hal ini
mungkin terjadi karena karakteristik dari ilmu kimia sendiri yang terkesan abstrak
dan kompleks. Sehingga banyak siswa yang kurang berminat untuk memperdalam
ilmu kimia. Dilihat dari keabstrakan sifat ilmu kimia sendiri, maka kebanyakan
siswa mempelajari ilmu kimia dengan cara menghafal. Hal tersebut dianggap
mempermudah mereka untuk mempelajari ilmu kimia. Namun disisi lain, cara
menghafal yang mereka tempuh justru membuat mereka tidak memahami dan
mengerti akan konsep-konsep yang ada pada setiap materi ilmu kimia yang
mereka pelajari (Lukman, 2015).
Keberhasilan siswa dalam memahami dan mengerti materi pelajaran
dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut. Sebagai pengajar
atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, setiap inovasi
pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia
yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini
menunjukkan bahwa keberadaan dan peran guru dalam dunia pendidikan sangat
penting. Demikian pula dalam upaya membelajarkan peserta didik, guru dituntut
memiliki multiperan, sehingga mampu menciptakan kondisi belajar-mengajar
yang efektif (Salirawati, 2008).
Permasalahan mutu pendidikan di sekolah menengah sering dibahas dan
diperdebatkan, terutama karena belum tercapainya mutu pendidikan yang merata
di seluruh wilayah Indonesia walau telah menggunakan kurikulum yang berlaku
secara
nasional
sebagai
pedoman.
Pemerintah
selalu
berusaha
untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan guru,
perubahan dan penyempurnaan kurikulum, pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan, penerapan manajemen berbasis sekolah, sampai dengan pemberian
remunerasi bagi guru sesuai tuntutan Undang-undang Guru dan Dosen Tahun
2
2005. Akan tetapi, indikator ke arah peningkatan mutu pendidikan dirasakan
lambat bila dibandingkan dengan tuntutan kemajuan ipteks yang sangat cepat
(Situmorang, 2013).
Adapun permasalahan yang sering dihadapi guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan
ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi, baik Standar
Kompetensi (SK) maupun Kompetensi Dasar (KD). Sedang permasalahan lain,
adanya kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku teks/buku
paket. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku pegangan guru dan siswa,
seperti jurnal, surat kabar, majalah, internet/website, lingkungan, narasumber dari
kalangan profesional/pakar bidang studi, dan sebagainya (Djelita, 2010).
Menurut Depdiknas (2008), bahan ajar dapat dikembangkan dalam
berbagai bentuk yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang
akan disajikan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sangat minimnya bahan
ajar kimia yang bermutu di perguruan tinggi yang sesuai dengan kurikulum atau
silabus. Salah satu upaya meningkatkan mutu pembelajaran adalah melalui
pengadaan bahan ajar yang bermutu.
Bahan ajar merupakan media instruksional yang berperan sangat penting
dalam pembelajaran. Bahan ajar memberikan panduan instruksional bagi para
pendidik yang akan memungkinkan mereka mengajar tanpa harus melihat silabus
karena bahan ajar tersebut telah dirancang sesuai dengan silabus dan kurikulum
yang berlaku. Dalam hal ini dipastikan bahan ajar akan memacu proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ada.
Pengembangan bahan ajar harus berdasarkan prasyarat dari badan yang
berwewenang yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dan kurikulum
yang berlaku (Gultom, 2015).
Menurut hasil penelitian Seftiana (2015),
menyatakan bahwa modul
yang telah dikembangkan layak untuk digunakan sesuai kriteria BSNP dengan
hasil penilaian pakar diperoleh skor sebesar 3,64 pada komponen kelayakan isi,
pada komponen kelayakan penyajian sebesar 3,77 dan komponen kelayakan
bahasa sebesar 3,5.
3
Sementara menurut hasil penelitian Rosyidah (2013), menyatakan bahwa
modul yang telah dikembangkan layak untuk digunakan sesuai kriteria BSNP
dengan hasil penilaian modul tahap II didapatkan skor kelayakan isi sebesar 3,6,
skor kelayakan bahasa sebesar 3,7 dan skor kelayakan penyajian sebesar 3,7.
Selain penyediaan bahan ajar yang baik, upaya peningkatan mutu
pendidikan adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk memaksimalkan fungsi
penggunaan modul adalah model pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning). Model pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model
pembelajaran yang mengajak mahasiswa dapat berpikir kreatif, untuk ambil
bagian dalam unjuk kerja, dan mengalami langsung apa yang dikerjakannnya.
Dalam project-based learning mahasiswa belajar dalam situasi problem yang
nyata, yang dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen dan
mengorganisir proyek-proyek dalam pembelajaran (Sary, 2015).
Menurut BSNP (2007), pembelajaran berbasis proyek merupakan
pengorganisasian proses belajar yang dikaitkan dengan suatu objek konkret yang
dapat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan atau mata pelajaran. Misalnya objek
“sepeda” yang ditinjau dari pelajaran Bahasa, IPA, IPS, dan Penjasorkes.
Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya
bercirikan praktik kelas yang berdurasi pendek, terisolasi/lepas-lepas, dan
aktivitas pembelajaran berpusat pada dosen, maka model project-based learning
lebih menekankan pada kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, perpusat
pada pebelajar, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Model
pembelajaran yang dapat mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan siswa
melalui kegiatan laboratorium diperlukan untuk meningkatkan kreativitas siswa.
Salah satu model pembelajaran yang mendukung adalah project based learning.
Melalui pembelajaran kerja proyek ini, kreativitas dan motivasi siswa akan
meningkat (Lindawati, 2013).
Adapun keunggulan dari PjBL ini antara lain siswa bekerja untuk
menampilkan dan mengkonstruksi informasi secara mandiri, berbagi pengetahuan
dengan orang lain, bekerja sama untuk tujuan bersama dan mengakui bahwa
4
setiap orang memiliki keterampilan tertentu yang berguna untuk setiap proyek
yang dikerjakannya (Rusminiati, 2015). Model ini cukup efektif dan menantang
sebagai alat untuk membelajarkan siswa secara aktif karena para siswa didorong
untuk lebih mandiri, dengan tidak bergantung sepenuhnya pada guru, tetapi
diarahkan untuk dapat belajar mandiri (Na’imah, 2015).
Beberapa peneliti telah melaksanakan penelitian yang relevan tentang
penggunaan dan penerapan model pembelajaran Project based learning
menjelaskan bahwa penerapan model ini memberikan dampak positif yang dapat
dilihat dari hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan Sastrika (2015),
menyatakan terdapat perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir
kritis siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional terlihat dari deskripsi data hasil
penelitian, skor maksimum siswa yang mengikuti pembelajaran proyek yaitu
72,00
sedangkan skor maksimum siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional yaitu 60,00.
Sementara penelitian lain yang dilakukan oleh Siwa (2013), menyatakan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan proses sains antara kelompok
siswa yang mengikuti model pembelajaran proyek dengan kelompok siswa yang
mengikuti model pembelajaran konvensional terlihat dari nilai rata-rata kognitif
siswa dengan mengikuti model proyek yaitu 86,82. Sedangkan nilai rata-rata
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu 70,29.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Modul Kimia Berbasis Proyek
Pada Materi Aldehid Keton Di SMA”.
1.2
Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang
menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan
ajar modul berbasis proyek pada materi Aldehid-keton di SMA Negeri 1 Sunggal.
5
1.3
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah bahan ajar materi aldehid-keton pada keempat buku kimia yang
dianalisis perlu direvisi ?
2. Apakah bahan ajar yang telah disusun pada materi aldehid-keton telah
memenuhi kriteria standar kelayakan BSNP?
3. Bagaimana tanggapan dosen mengenai bahan ajar modul berbasis proyek
pada materi aldehid-keton?
4. Bagaimana tanggapan guru mengenai bahan ajar modul berbasis proyek pada
materi aldehid-keton?
1.4
Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka
masalah dala penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah di atas, yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Menyusun dan mengembangkan bahan ajar berbasis proyek pada materi
aldehid-keton yang standar berdasarkan kelayakan BSNP.
2.
Penyusunan bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton akan
dikembangkan dari 1 buku kimia Universitas dan 3 buku kimia SMA.
3.
Pengembangan bahan ajar berbasis proyek pada materi aldehid-keton akan
dikaji dan direvisi oleh dosen kimia UNIMED dan guru kimia SMA Negeri
1 Sunggal untuk menstandarisasi bahan ajar sampai diperoleh bahan ajar
berbasis proyek memenuhi standar.
4.
Pembuatan bahan ajar berbasis proyek hanya sampai pada tahap standarisasi
bahan ajar, tidak sampai pada tahap implementasi.
1.5 Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apakah bahan ajar materi aldehid-keton pada buku kimia SMA
yang ada perlu direvisi.
6
2. Mengetahui apakah bahan ajar yang telah disusun pada materi aldehid-keton
telah memenuhi kriteria standar kelayakan BSNP.
3. Mengetahui tanggapan dosen mengenai bahan ajar berbasis proyek pada
materi aldehid-keton.
4. Mengetahui tanggapan guru mengenai bahan ajar berbasis proyek pada materi
aldehid-keton.
1.6
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan agar bisa memberikan manfaat bagi
banyak kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1.
Bagi Peneliti
Menjadi suatu pengalaman yang sangat berharga dapat menganalisis buku
serta mampu menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran berbasis
proyek
2. Bagi Guru
Sebagai bahan informasi dan masukan dalam membantu penyampaian
materi pelajaran bagi peseta didik
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk
peningkatan kualitas proses pembelajaran khususnya proses pembelajaran
kimia.
1.7 Defenisi Operasional
Bahan ajar adalah sesuatu yang mengandung pesan yang akan disajikan
dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dikembangkan berdasarkan tujuan
pembelajaran. Ada hubungan yang erat antara tujuan, bahan, dan alat penilaian
dalam pembelajaran. Bahan ajar yang ideal adalah gabungan dari berbagai
kategori jenis bahan, terpadu, dan autentik. Artinya bahan ajar tersebut betul-betul
riil, nyata, sebagaimana yang ada di dalam kehidupan.
7
Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar
mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.
Pelajaran berbasis proyek (PjBL) adalah model yang menyelenggarakan
pembelajaran di sekitar proyek. Menurut definisi yang ditemukan di buku
pegangan PjBL untuk guru, proyek adalah tugas-tugas kompleks, berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang melibatkan siswa dalam desain,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau investigasi kegiatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Bahan ajar materi aldehid-keton pada keempat buku yang dianalisis telah
memenuhi standar BSNP.
2. Bahan ajar yang telah disusun pada materi aldehid dan keton yang
dikembangkan telah memenuhi standar BSNP tetapi nilai lebih baik dari
ke empat buku yang dianalisis.
3. Berdasarkan tanggapan dosen terhadap bahan ajar berbasis proyek pada
materi aldehid dan keton yang telah dikembangkan menyatakan bahwa
bahan ajar sangat valid layak digunakan.
4. Berdasarkan tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis proyek pada
materi aldehid dan keton yang telah dikembangkan menyatakan bahwa
bahan ajar sangat valid dan layak digunakan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, penulis menyarankan:
1. Sebelum menggunakan buku atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan
digunakan sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi
urutan materi serta dalam kebenara konsep, dapat diperbaiki sebelum
disampaikan kepada peserta didik.
2. Bahan
ajar
berbasis
proyek
pada
materi
aldehid-keton
perlu
direkomedasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar modul
kimia untuk SMA agar menganalisis lebih banyak buku kimia dan
disarankan untuk mengembangkan bahan ajar berbasis proyek pada materi
kimia yang lain agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan untuk
menigkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran kimia.
48
DAFTAR PUSTAKA
Amarulloh, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) Kompetensi Perbaikan Sistem Pengapian Elektronik
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar., Skripsi, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Badan Standar Nasional Pendidikan, (2007), Standar Proses Untuk Satuan
Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta, BSNP.
BSNP, (2013), Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran, http://bsnpindonesia.org/id/?p=1340 (diakses pada 28 Januari 2016).
Departemen Pendidikan Nasional., (2008)., Panduan Pengembangan Bahan
Ajar, Depdiknas, Jakarta.
Djelita, R.D.P., (2010), Pemilihan Dan Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Tuntutan Profesionalisme, EJurnal Dinas Pendidikan 5: 1-8
Gultom, E., Situmorang, M., dan Silaban, R., (2015), Pengembangan Bahan Ajar
Inovatif Dan Interaktif Melalui Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran
Termokimia, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA UNIMED
Hamdani, (2011), Strategi Belajar mengajar, Pustaka Setia, Medan.
Hamalik, O., (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Bumi Aksara, Jakarta.
Lindawati,. Fatmariyanti, S.D., dan Maftukhin, A., (2013), Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas
Siswa Man I Kebumen, Radiasi: 3(1) 42-45
Lukman, L.A., Martini, K.S., dan Utami, B., (2015), Efektivitas Metode
Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Disertai Media Mind
Mapping Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem
Koloid Di Kelas Xi Ipa Sma Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4: 113-119
49
Majid, A., (2006), Perencanaan Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya
Na’imah, N.J., Supartono, dan Wardani, S., (2015), Penerapan Pembelajaran
Berbasis Proyek Berbantuan E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 9 (2): 1566-1574.
Purba, J., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Pengajaran
Aldehida Dan Keton Di Jurusan Kimia Fmipa Universitas Negeri
Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Ramdani, dan Dini, I., (2011), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis
Mindjet Manager Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Kimia Organik
II, Jurnal Chemica 12(1): 44 – 53
Ramdani, Y., (2012), Pengembangan Instrumen Dan Bahan Ajar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, Dan Koneksi
Matematis Dalam Konsep Integral, Jurnal Penelitian Pendidikan 13 (1):
44-52
Rahmawati, N.L., (2013), Pengembangan Buku Saku IPA Terpadu Bilingual
Dengan Tema Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sebagai Bahan Ajar Di
MTS., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Riduan, (2004), Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula, Bandung, Alfabeta
Rosyidah, A.N., Sudarmin, dan Siadi, K., (2013), Pengembangan Modul Ipa
Berbasis Etnosains Zat Aditif Dalam Bahan Makanan Untuk Kelas Viii
Smp Negeri 1 Pegandon Kendal, Unnes Science Education Journal, 2
(1): 133-139
Rusminiati, N.N., Karyasa, I.W., dan Suardana, I.N., (2015), Komparasi
Peningkatan Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Antara Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran
Project Based Learning Dan Discovery Learning, e- Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
Pendidikan IPA, 5: 1-11.
Salirawati, D., (2008), Spesialisasi Materi Ajar Sebagai Upaya Pengembangan
Profesionalisme Guru, Cakrawala Pendidikan, XXVII (3): 232-240
50
Sary, F.A., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Proyek Pada Pengajaran
Alkana Dan Sikloalkana Di Jurusan Kimia Fmipa Universitas Negeri
Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sasmayaputra, N.L., (2015), Pengembangan Media Modul Pembelajaran
Konstruksi Bangunan Untuk Pembelajaran Konstruksi Bangunan Di
SMKN 1 Sedayu Bantul., Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Sastrika, I.A.K., Sadia, I.W., dan Muderawan, I.W., (2013), Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan
Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, 3: 1-10
Seftiana, T.A., (2015), Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based
Learning Pada Materi Koloid Sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa,
Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
Silaban, R., Silaban, S., Panggabean, F.T.M., dan Ginting, E., (2014),
Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Rumus Kimia Dan Persamaan
Reaksi Berbasis Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL),
Laporan Hasil Penelitian, FMIPA UNIMED
Simanullang, C.F., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Proyek
Pada Pengajaran Alkena Dan Alkuna Di Jurusan Kimia Fmipa
Universitas Negeri Medan., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Situmorang, M.,(2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan
Hasil Belajarm Siswa, Proseding Semirata, FMIPA, Universitas
Lampung.
Siwa, I.B., Muderawan, I.W., dan Tika, I.N., (2013), Pengaruh Pembelajaran
Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Keterampilan
Proses Sains Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa, e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3: 1-13
Sudrajat, A., (2008), Pengembangan Bahan Ajar Materi Pembelajaran Mapel
Pendidikan Agama Islam, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
51
Triyono, M.B., Siswanto, B.T., Hariyanto, dan Wagiran, (2009), Pengembangan
Bahan Ajar, Kerjasama Badan Diklat Departemen Perhubungan Dengan
Magister Sistem Dan Teknik Transportasi Untversitas Gadjah Mada Dan
Akademi Militer (Akmil) Magelang 2009: 1-17
Widyatini, T., (2014), Penerapan ModelProject Based Learning (Model
Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas VII,
Artikel, Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan (Pppptk) Matematika