PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH PADA POKOK BAHASAN ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH
PADA MATERI ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Oleh :
Muhammad Adil
NIM 4121131014
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i

iii


PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH PADA
POKOK BAHASAN ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Muhammad Adil (NIM 4121131014)

ABSTRAK
Penelitian pengembangan bahan ajar berbasis masalah pada pokok bahasan asam
karboksilat dan ester bertujuan untuk 1) memperoleh bahan ajar yang telah
disusun pada materi asam karboksilat dan ester yang sudah memenuhi kriteria
kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikan
menurut BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), dan 2) mengetahui
tanggapan dari dosen dan guru mengenai bahan ajar berbasis masalah. Jenis
penelitian ini adalah peneilitian dan pengembangan (Research and
Development/R&D) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan. Penelitian ini
meliputi empat tahap, yaitu (1) analisis kebutuhan materi, (2) pengembangan
bahan ajar, (3) standarisasi bahan ajar meliputi standarisasi berdasarkan penilaian
BSNP dan penilaian masalah, dan (4) revisi bahan ajar. Penelitian ini melibatkan
2 dosen dari jurusan kimia dan 3 guru dari SMA Negeri 7 Medan dan SMA YPK

Medan sebagai validator ahli. Instrumen yang digunakan adalah angket penilaian
kelayakan berdasarkan BSNP dan angket penilaian masalah yang telah
dikembangkan. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data angket adalah: 1)
penilaian kelayakan modul berdasarkan BSNP valid dan tidak perlu direvisi
dengan kelayakan isi sebesar 3,6; kelayakan bahasa sebesar 3,7; kelayakan
penyajian sebesar 3,6; kelayakan kegrafikan sebesar 3,6; dengan nilai rata-rata
keseluruhan sebesar 3,65. 2) tanggapan dosen dan guru mengenai modul berbasis
masalah adalah positif dan layak digunakan.
Kata Kunci: modul pembelajaran, modul berbasis masalah, BSNP

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, atas rahmat dan
karuniaNya yang telah Engkau berikan kepada penulis sehingga penelitian ini
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tak lupa pula
penulis ucapkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW karena beliau penulis
akhirnya bisa menyelesaikan penelitian ini dengan baik sesuai harapan.
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada

Pokok Bahasan Asam Karboksilat dan Ester Di Sekolah Menengah Atas” disusun
oleh penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada: Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan masukkan, saran, dan nasehat yang amat sangat
berguna bagi penulis sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Nurfajriani, M.Si.,
Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si., dan Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si.,
sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan mulai rencana
penelitian ini sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Alm. Prof. Dr. Suharta, M.Si dan Ibu Dra. Ani
Sutiani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran
selama perkuliahan dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED yang
sudah membantu penulis selama perkuliahan.
Teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orangtua penulis, Bapak
Ardiyon dan Ibu Yuli Misriani yang selalu mendukung dan mendoakan penulis
agar selalu bersemangat dalam mencapai cita-cita dan dalam proses skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kakak dan adik penulis, Adilla


v

Rizky Ariyani, S.T., Rizky Utami, dan Muhammad Raihan dan juga saudarasaudara penulis yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabat
seperjuangan, Suri Hartati, Widya Astuti, Sri Hartini Br. Bangun, Rahmadani
Lubis, dan Handika Prawira yang selalu bersama, berjuang untuk mengerjakan
dan mempertahankan skripsi ini bersama-sama dan juga kepada Ramazona
Nababan yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian
berlangsung dan juga kepada adik Dhita Irmayasari yang telah membantu dalam
proses pembuatan modul sebagai salah satu pembuatan skripsi penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat seperjuangan dari
awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan, sahabat Besekawan: Khaidir Wijaya,
Suri Hartati, Salsabilla Firdausyah, Asmiannur, Nurhalimah Sitorus, Erra Fazira,
dan Widiawati, serta sahabat penulis yang lain Ramazona Nababan dan Amru
Daulay serta sahabat-sahabat Kimia DIK A 2012 yang telah banyak membantu
selama perkuliahan, yang selalu memberi nasehat, hiburan, serta saran-saran
kepada penulis sehingga proses perkuliahan dan skripsi dapat berjalan lancar.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan

baik dari segala isi maupun bahasa, untuk itu penuluis mengharapkan kritik, saran,
dan masukkan yang bersifat membangun dan mendukung dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya
ilmu pendidikan sekarang ini.
Medan,

Juni 2016

Penulis

Muhammad Adil

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DARTAF TABEL
LAMPIRAN

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Ruang Lingkup
1.3 Identifikasi Masalah
1.4 Batasan Masalah

1.5 Rumusan Masalah
1.6 Tujuan Penelitian
1.7 Manfaat Penelitian
1.8 Definisi Operasional

1
1
4
4
5
5
5
6
6

BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Bahan Ajar
2.2 Buku dan Modul Sebagai Sumber Belajar
2.3 Modul Sebagai Media Pembelajaran
2.3.1 Pengertian Modul

2.3.2 Pengembangan Modul
2.3.3 Jenis-Jenis Modul
2.3.3 Unsur-Unsur Modul
2.4 Langkah-Langkah Pembuatan Modul
2.5 Kelebihan dan Keterbatasan Modul
2.6 Standar Buku/Modul Berdasarkan BSNP
2.7 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
2.7.1 Kelebihan PBL
2.7.2 Kekurangan PBL
2.7.3 Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah (PBL)
2.8 Modul Berbasis Masalah
2.9 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
dalam Metode Penelitian
2.10 Kerangka Konseptual
2.11 Hipotesis Penelitian

8
8
10
12

12
14
15
17
20
24
25
26
28
28
28
29

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel

34
34
34


31
32
32

vii

3.3 Variabel Penelitian
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Metode Penelitian
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1. Tahap Analisis Materi
3.6.2. Tahap Pengembangan Bahan Ajar
3.6.3. Tahap Standarisasi Bahan Ajar
3.6.4. Tahap Revisi Bahan Ajar
3.7 Teknik Pengumpulan Data
3.8 Teknik Analisis Data

34
34

34
35
35
36
36
36
37
38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Kebutuhan Buku SMA
4.1.2 Pengembangan Bahan Ajar
4.1.3 Standarisasi Bahan Ajar
4.1.4 Revisi Bahan Ajar
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

40
40
40
41
42
44
49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

52
52
52

DAFTAR PUSTAKA

53

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Buku Teks Biasa dengan Modul

11

Tabel 3.1. Kriteria validitas untuk analisis hasil perhitungan rata-rata
skor yang diperoleh dari angket validator ahli (guru) dan siswa
Tabel 4.1. Analisis buku kimia SMA

38
39

Tabel 4.2. Hasil penilaian rancangan modul berbasis masalah oleh dosen
dan guru menurut angket BSNP

41

Tabel 4.3. Hasil penilaian masalah terhadap modul berbasis masalah oleh
dosen dan guru
Tabel 4.4. Saran dan perbaikan dari validator

41
45

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Sintaks Model PBL

29

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

36

Gambar 4.1. Grafik Hasil Penilaian Rancangan Modul Berbasis
Masalah oleh Dosen dan Guru menurut angket BSNP

43

Gambar 4.2. Grafik Hasil Penilaian Masalah Terhadap Modul
Berbasis Masalah oleh Dosen dan Guru

44

Gambar 4.3. cover (a) sebelum diperbaiki, (b) setelah diperbaiki

45

Gambar 4.4. Peta konsep (a) sebelum diperbaiki (b) sesudah diperbaiki

46

Gambar 4.5. Gambar modul (a) sebelum diperbaiki (b) setelah diperbaiki 47
Gambar 4.6. Reaksi pada modul (a) sebelum diperbaiki (b) sesudah
diperbaiki

48

Gambar 4.7. Kata Bijak pada modul (a) sebelum diperbaiki (b)
setelah diperbaiki

48

vi

LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran SMA

55

Lampiran 2. Analisis Kebutuhan Pengembangan Modul

82

Lampiran 3. Draft Modul

85

Lampiran 4. Identifikasi Bahan Ajar yang akan Dikembangkan

87

Lampiran 5. Angket Penilaian Bahan Ajar BSNP

89

Lampiran 6. Angket Instrumen Masalah Bahan Ajar

104

Lampiran 7. Hasil Angket Penialain Bahan Ajar BSNP oleh Dosen

106

Lampiran 8. Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar BSNP oleh Guru

121

Lampiran 9. Hasil Angket Instrumen Masalah Bahan Ajar oleh Dosen

136

Lampiran 10. Hasil Angket Instrumen Masalah Bahan Ajar oleh Guru

138

Lampiran 11 .Dokumentasi Penelitian

140

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan

merupakan

salah

satu

aspek

yang

penting

untuk

menunjukkan kemajuan dan eksistensi suatu bangsa yang merupakan tanggung
jawab semua komponen bangsa. Persoalan yang dihadapi bangsa indonesia saat
ini adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan. Pembaharuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus
dilakukan dengan upaya sentral yang berporos pada pembaharuan kurikulum
pendidikan. Pembaharuan kurikulum ini diarahkan pada terwujudnya praktik
pembelajaran yang lebih berkualitas bagi siswa, menuju terwujudnya sumber daya
manusia yang berkualitas, baik dalam kaitannya dengan kelanjutan studi,
memasuki dunia kerja, maupun belajar mandiri. (Hariyanti, I., 2013).
Pendidikan yang diselenggarakan di setiap satua pendidikan, seharusnya
dapat menjadi landasan bagi pembentukan pribadi peserta didik dan masyarakat
pada umumnya. Namun pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia masih
rendah jika dibandingkan dengan pendidikan di negara lain. Rendahnya mutu
pendidikan memerlukan penanganan secara menyeluruh, karena pendidikan
memegang peran yang sangat penting untuk menjain kelangsungan hidup negara
dan bangsa, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia (Nuryanto, 2015).
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan linkungannya. Hasil
belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor minat
dan intelegensi. Siswa akan lebih berhasil dalam belajar ketika mempunyai minat
yang tinggi dalam belajar dan didukung dengan intelegensi yang baik (Mahmud
H., 2015)

1

Kimia merupakan suatu ilmu yang menarik dan menantang karena di
dalamnya terdapat konsep-konsep yang harus diketahui untuk dapat memahami
konseo-konsep selanjutnya. Dalam kurikulum 2013, kimia merupakan salah satu
pelajaran kelompok peminatan Matematika dan kelasnya (Sawitri, R. N., 2015).
Berdasarkan hasil Program Pengalaman Lapangan Terpadu 2015 (PPLT 2015)
yang saya lakukan, kimia ternyata merupakan pelajaran yang paling sulit
dimengerti oleh siswa. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kimia masih rendah
apalagi sarana media seperti buku juga tidak dimiliki oleh para siswa. Sehingga
hasil belajar siswa di SMA Panca Jaya Galang rendah. Berdasarkan data dari
ulangan didapatkan data hanya 17 dari 50 siswa yang tuntas dengan KKM 75. Hal
ini dapat membuktikan bahwa jika tidak adanya media yang digunakan siswa
seperti buku atau bahan ajar lainnya yang akan sangat berdampak buruk bagi
prestasi belajar siswa kedepannya serta kurangnya model pembelajaran yang baik
untuk siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan suatu media berupa bahan
ajar agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bahan ajar merupakan
komponen yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar.
Keberadaan bahan ajar akan membantu para pendidik untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan memenuhi kompetensi dasar. Bahan ajar merupakan salah satu
komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam
membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar atau tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Bahan ajar adalah materi perkuliahan yang
disusun secara sistematis yang digunakan dosen dan mahasiswa dalam proses
perkuliahan (Fauziyah, 2013). Sedangkan menurut Gultom (2015), bahan ajar
merupakan media intruksional yang bereran sangat penting dalam pembelajaran.
Bahan ajar memberikan panduan instruksional bagi para pendidik yang akan
memungkinkan mereka mengajar tanpa harus melihat silabus dan kurikulum yang
berlaku. Yang termasuk dalam bahan ajar diantaranya adalah buku, modul, dan
LKS. Pada penggunaan media penelitian ini, bahan ajar yang digunakan adalah
berupa modul.

2

Modul adalah bahan ajar yang dirancang yang dirancang secara sistematik
berdasarkan kurikulum tertentu dam dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran
terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu
agar siswa mampu menguasai kompetensi yang diajarkan. Modul dalam
pembelajaran kimia digunakan sebagai suplemen sumber belajar bagi siswa dalam
mempelajari materi. Selain itu dengan menggunakan modul siswa atau mahasiswa
dapat belajar secara mandiri. Modul dapat menunjang peran guru dalam proses
pembelajaran karena peran guru dalam pembelajaran menggubakan modul dpat
meminimalkan, sehingga pembelajarn lebih berpusat pada siswa dan guru
berperan sebagai fasilisator dalam proses pembelajaran kimia bukan lagi yang
mendominasi dalam pembelajaran. (Khotim, H, N., 2015)
Selain keterbatasan media bahan ajar yang sudah dijelaskan sebelumnya,
model pembelajaran harus dipertimbangkan juga dalam proses pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan tersebut
adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif antara lain model pembelajaran
berdasarkan masalah atau Problem Based Learning (PBL). Beberapa ahli
mengatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah membantu
mengembangkan keterampilan berpikir, pemecahan dan keterampilan intelektual,
menumbuhkan kemampuan kerja sama, dan mengembangkan sikap sosial siswa.
(Susilo, 2012)
Menurut Wulandari (2011) Problem Based Learning adalah suatu model
yang mengkolabirasikan problem solving dan menemuan konsep secara mandiri.
Model ini dirasakan tepat karena keterampilan berpikir kreatif akan muncul
apabila didukung oleh suasana belajar yang berpusat pada siswa, sehingga siswa
bebas mengemukakan gagasan-gagasan yang timbul dari dalam dirinya serta
lingkungan belajar yang mendukung peran aktif siswa pada pembelajaran
tersebut. Tahapan PBL sangat mendukung untuk pencapaian kreatif siswa dan
telah banyak teruji di berbagai negara. Pembelajaran berbasis masalah berdampak
positif pada prestasi akademik dan sikap peserta didik padapembelajaran
scientific. Kelebihan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan interaksi

3

sosial dan prestasi belajar peserta didik. Adanya efektivitas dalam suatu
pembelajaran dapat diketahui apabila semua indikator kompetensi dapat tercapai
berdasarkan target pembelajaran baik proses pembelajaran maupun hasil belajar
peserta didik. (Pratiwi, Y., 2014)
Beberapa penelitian mencoba menerapkan model Problem Based Learning
(PBL) dengan media bahan ajar berupa modul yang dilakukan oleh Hikmatun
Nurul Khotim (2015) dengan judul penelitian Pengembangan Modul Kimia
Berbasis Masalah Pada Materi Asam Basa berhasil dan sangat layak untuk
dilakukan. Sehingga modul kimia berbasis masalah pada materi asam basa yang
dikembangkan efektif meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian yang
dilakukan oleh Benny Satrua Wahyudi (2014) dengan judul Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Pencemaran
Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri
Grujugan Bondowoso juga mendapatkan hasil positif dan sangat efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas dengan menggunakan model Problem Based
Learning yang dikombinasikan dengan media bahan ajar berupa modul
diharapkan hasil belajar kimia siswa akan meningkat. Untuk itu penulis tertarik
dan berencana untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar Kimia Berbasis Masalah Pada Pokok Bahasan Asam
Karboksilat Dan Ester Di Sekolah Menengah Atas”.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar Kimia pada
materi Asam Karboksilat dan Ester berdasarkan hasil analisis buku ajar serta
analisis kebutuhan siswa. Materi ajar akan distandarisasi oleh Dosen dan Guru
Kimia SMA sebagai validator ahli.

4

1.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat identifikasi masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran masih berpusat pada Guru sehingga siswa kurang aktif
dalam pembelajaran.
2. Pembelajaran masih bersifat monoton sehingga siswa merasa bosan
saat belajar kimia.
3. Guru kurang bervariasi dalam menggunakan model dan media
pembelajaran.
4. Kurangnya media pembelajaran seperti modul atau buku bagi siswa
sehingga mereka kurang mendapatkan ilmu dalam pembelajaran kimia.
1.4. Batasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian agar permasalah tidak terlalu luas maka
dilakukan pembatasan masalahnya sebagai berikut:
1. Model yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL).
2. Media yang digunakan adalah bahan ajar berupa modul.
3. Materi yang dibahas adalah asam karboksilat dan ester di mata
pelajaran kimia SMA.
1.5. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah bahan ajar yang telah disusun pada materi senyawa asam
karboksilat dan ester sudah memenuhi kriteria kelayakan isi, bahasa,
penyajian dan kegrafikan standar BSNP?
2. Bagaimana tanggapan dosen dan guru mengenai bahan ajar berbasis
masalah terhadap pembelajaran Kimia SMA.

5

1.6. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh bahan ajar yang telah disusun pada materi asam
karboksilat dan ester sudah memenuhi kriteria kelayakan isi, bahasa,
penyajian, dan kegrafikan standar BSNP.
2. Untuk mengetahui tanggapan dosen dan guru mengenai bahan ajar
berbasis masalah terhadap pembelajaran Kimia SMA.

1.7. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi Guru; sebagai bahan pertimbangan guru untuk lebih memilih model
dan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran kimia dan
sebagai informasi dan wacana kepada guru kimia untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
2. Bagi Siswa; agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk melatih
siswa dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan modul pada
materi asam karboksilat dan ester

1.8. Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka
dibuat suatu definisi operasional yaitu sebagai berikut:
1. Hasil Belajar adalah usaha yang dikerjakan untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan yang diciptakan
baik secara individual maupun maupun kelompok.
2. Model

Problem

Based

Learning

(PBL)

merupakan

model

pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa yang melibatkan
siswa pembelajaran dan penyelesaian masalah yang ada di sekitarnya.
Siswa akan dikelompokkan menjadi beberapa bagian dan diberi suatu

6

masalah agar dapat memecahkan masalah tersebut lalu hasil diskusi
akan dipresentasikan di depan kelas.
3. Modul adalah bahan ajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan
kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran
terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan
waktu tertentu agar siswa mampu menguasai kompetensi yang
diajarkan (Khotim, 2015).
4. Asam Karboksilat merupakan kelompok senyawa karbon yang
memiliki gugus fungsi R–COOH dan memiliki rumus umum yaitu
CnH2nO2 sedangkan Ester merupakan turunan dari asam karboksilat
yang memiliki gugus fungsi R1–COO–R2 dan memiliki rumus umum
yang sama dengan asam karboksilat yaitu CnH2nO2.

7

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bahan ajar yang telah disusun pada materi asam karboksilat dan ester
sudah memenuhi kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan
menurut standar BSNP yaitu valid dan tidak perlu direvisi dengan nilai
rata-rata

kelayakan isi sebesar 3,6; kelayakan bahasa sebesar 3,7;

kelayakan penyajian 3,6; dan kelayakan kegrafikan 3,6 sehingga hasil ratarata total secara keseluruhan adalah sebesar 3,6.
2. Tanggapan dari dosen dan guru terhadap modul kimia berbasis masalah
pada materi asam karboksilat dan ester mendapat tanggapan positif dan
modul layak digunakan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di
atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Rancangan modul kimia berbasis masalah pada materi asam karboksilat
dan ester perlu direkomendasikan untuk digunakan dalam proses belajar
mengajar.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian agar dapat
mengimpelementasikan modul ini serta dapat mengembangkan modul
pembelajaran kimia berbasis masalah pada materi lain dan juga disajikan
lebih banyak lagi masalah-masalah yang terkait dengan materi yang akan
diteliti.

52

DAFTAR PUSTAKA

Aisyi, F.K., Elvyanti, S., Gunawan, T., dan Mulyana, E., (2013), Pengembangan
Bahan Ajar TIK SMP Mengacu Pada Pembelajaran Berbasis Proyek, Jurnal
Invotec 9 (2) : 117-128
Arsyad, A., (2008), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Assriyanto, K.E., Sukardjo, J.S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen dan Inkuiri
Terbimbing Ditinjau dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga
di SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia
3 (3) : 89-97
Festiana, I., Sarwanto, dan Sukarmin, (2014), Pengembangan Modul Fisika
Berbasis Masalah Pada Materi Dinamis Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa SMA, Jurnal Inkuiri, 3 (2) : 36-47
Gultom, E., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Inovatif dan Interaktif Melalui
Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran Termokimia, Laporan Hasil
Penelitian, Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Medan.
Hariyanti, I., Haryono, dan Sukardjo, J. S., (2013), Penerapan Pembelajaran
Model Problem Based Learning Dilengkapi Macromedia Flash Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses dan Prestatsi Belajar Siswa Pada Materi
Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat Tahun
Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2 (3) : 85-91
Haryati, S., (2012), Research and Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model
Penelitian Dalam Bidang Pendidikan, Jurnal Education 37 (1) : 11-26
Haryati, M., (2009), Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan
Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta
Hilmi, M., Ikawati, A., Nurhayati, A., dan Widodo, A.T., (2015), Penerapan
Model Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Ketercapaian
Kompetensi Siswa, Chemsitry in Education 4 (2) : 43-49
Khotim, H.N., Nurhayati, S., dan Hadisaputro, S., (2015), Pengembangan Modul
Kimia Berbasis Masalah Pada Materi Asam Basa, Chemistry in Education 4
(2) : 64-69
Leonda, M. A., Desnita, Budi, A. S., (2015), Pengembangan Modul Berbasis
Problem Based Learning Untuk Materi Usaha Dan Energi Di SMA (Sesuai
Kurikulum 2013), Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) 4 : 119124
Majid, A., (2011), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mardapi, D., (2007), Buletin BSNP : Media Komunikasi dan Dialog Standar
Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.
Munadi, Y., (2008), Media Pembelajaran, Gaung Persada Press, Jakarta.
Nugraha, D.A., Binadja, A., dan Supartono, (2013), Pengembangan Bahan Ajar
Reaksi Redoks Bervisi Sets, Berorientasi Konstruktivistik, Journal of
Innovative Science Education 2 (1) : 27-34

53

Nuryanto., Utami, B., dan S, A.N.C., (2015), Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi Macromedia Flash Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Presentasi Beajar Siswa
Pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI Siswa SMA Negeri 2
Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4
(4) 87-94
Parmin, dan Peniati, E., (2012), Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar IPA Berbasis Penelitian Pembelajaran, Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia 1 (1) : 8-15
Prastowo, A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Kencana, Jakarta
Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X
SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan
Kimia (JPK) 3 (3) : 40-48
Rohmad, A, dkk., (2013), Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK) serta Kebencanaan sebagai
Bahan Ajar Mata Pelajaran Geografi SMA/ MA di Kabupaten Rembang,
Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 1 (2).
Rosita, A., Sudarmin, dan Marwoto, P., (2014), Perangkat Pembelajaran Problem
Based Learning Berorientasi Green Chemistry Materi Hidrolisis Garam
Untuk Mengembangkan Soft Skill Konservasi Siswa, Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia 3 (2) : 134-139
Rosmalinda, D., Rusdi, M., dan Hariyadi, B., (2013), Pengembangan Modul
Praktikum Kimia SMA Berbasis PBL (Problem Based Learning), Edu-Sains
2 (2) : 1-7
Sawitri, R.N., S,W.A.E., dan Mulyani, B., (2015), Upaya Peningkatan
Kemampuan Analisis dan Presentasi Belajar Siswa Melalui Strategi Problem
Based Learning (PBL) Dengan Media Laboratorium Pada Matei Pokok
Stoikiometri Kelas X-MIA 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4 (4) : 103-108
Sunaringtyas, K., Saputro, S., Masykuri, M., (2015) Pengembangan Modul Kimia
Berbasis Masalah Pada Materi Konsep Mol Kelas X SMA/MA Sesuai
Kurikulum 2013, Jurnal Inkuiri 4 (2) : 36-46
Susilo, A.B., (2012), Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP,
Journal of Primary Educational 1 (1) : 58-63
Wahyudi, B.S., Hariyadi, S., dan Hariani, S.A., (2014), Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan
Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA Negeri Grujugan Bondowoso, Jurnal Pengajaran MIPA 3 (3) : 83-92
Wahyuni, S., dan Widiarti, N., (2010), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Berontasi Chemo-Entrepreneurship pada Praktikum Kimia Fisika, Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia 4 (1) : 484-496
Wulandari, Wiwin, Liliasari, Supriyanti, F. M. T., (2011), Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan

54

Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Larutan Penyangga, Jurnal
Pengajaran MIPA 16 (2) : 116-121

55

ii

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Muhammad Adil lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada
tanggal 30 Juni 1994. Ayah penulis bernama Ardiyon dan Ibu penulis bernama
Yuli Misriani. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dengan saudara
kandungnya bernama Adilla Rizky Ariyani, S.T. Pada tahun 2000, penulis masuk
SD Swasta Al-Ulum Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Swasta Al-Ulum Medan dan lulus pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Al-Ulum Medan
dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas
Negeri Medan dengan mengambil program studi Pendidikan Kimia di Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.