PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA TERINTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING ( MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN) DAN PROJECT BASED LEARNING (BERBASIS PROYEK ) PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI SMA KELAS XI.

DAFTAR TABEL
.....................................................................................................................
Tabel 3.1. Tingkat Kelayakan Penuntun Praktikum ..................................

51

Tabel 3.2. Nilai N-Gain Temormalisasi dan Klasifikasi .............................

53

Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Kimia Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

72

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol ..................................

74

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen............................

74


Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Data ......................................................

75

Tabel 4.5. Hasil Uji Hipotesis Data ............................................................

76

viii

'

I

I

'



.

.'

.'

'

·-

''

.

r

-

'


'

'
' '

....---:>-=:::-_.:J

c --"~M/;ztr UN IV ER.S 11''{ (Cb;~lf/d
ix

·--

(_/

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA TERINTEGRASI MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING ( MODEL PEMBELAJARAN
PENEMUAN) DAN PROJECT BASED LEARNING (BERBASIS PROYEK)
PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI SMA KELAS XI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh
MUHAMMAD ISA SIREGAR
NIM: 8146142024

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberirahmat, kesehatan dan hidayah kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Tesis yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia
Terintegrasi Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek Pada Materi

Kesetimbangan Kimia Pada SMA Kelas XI” disusun untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Dr. Iis Siti Jahro, M.Si dan Dr. Mahmud, M.Sc, sebagai dosen pembimbing tesis
yang telah banyak memberi bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penyusunan proposal sampai terselesaikannya tesis ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs, Manihar
Situmorang, M.Sc, Ph.D, Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si dan Dr. Zainuddin
Muchtar, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberi masukan dan saransaran bagi penulis serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana UNIMED dan kakanda
Rinny Selly, S.Pd, M.Sc yang sudah banyak membantu penulis. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu kepala sekolah, Bapak/Ibu guru
kimia beserta pegawai tata usaha SMAN 11 , SMAN 5, dan SMA An-Nizzam
yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus
kepada Ayahanda H. Sahirin Siregar, S.H dan Ibunda Anniwaty Lubis, kakak dan
abang beserta keluarga yang telah memberikan Doa, kasih sayang, pengorbanan,
dan perjuangan baik secara moril dan materi.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih buat para sahabat yang telah
memberikan semangat dan inspirasi, rekan-rekan mahasiswa prodi kimia angkatan

XXV yang

telah memberikan do’a dan bantuan sehingga tesis ini dapat

terselesaikan.

iii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini memberi
manfaat bagi mahasiswa di lingkungan Program Studi Pendidikan Kimia Program
Pascasarjana Unimed khususnya jurusan kimia dalam memperkaya khasanah ilmu
pendidikan.

Medan,

Februari 2016


Penulis,

Muhammad Isa Siregar

iv

ABSTRAK
Muhammad Isa Siregar. Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia
Terintegrasi Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek Pada Materi
Kesetimbangan Kimia di SMA Kelas XI.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh penuntun praktikum yang layak
digunakan, serta efektif dan efisien dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dan quasy eksperimen.
Pemilihan sampel dalam penelitian menggunakan teknik random purposive
sampling, dimana terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol.
Penuntun praktikum yang biasa digunakan disekolah dan penuntun praktikum
kimia terintegrasi model pembelajaran penemuan dan berbasis proyek masingmasing divalidasi oleh validator ahli yang terdiri dari 2 orang dosen dan 13 orang
guru. Rata-rata hasil validitas penuntun praktikum yang biasa digunakan
disekolah adalah 3,60 yaitu dengan kriteria valid, namun perlu adanya
pengembangan dari beberapa aspek, sedangkan rata-rata hasil validasi penuntun

praktikum kimia terintegrasi model pembelajaran penemuan dan berbasis proyek
adalah 4,40 dengan kriteria sangat valid dan tidak perlu revisi. Secara terperinci
kualitas penuntun praktikum kimia terintegrasi model pembelajaran penemuan
dan berbasis proyek ditinjau dari berbagai aspek memiliki nilai masing- masing
yaitu cakupan materi 4,43, sistematika penyajian 4,31, wawasan produktivitas
4,51, keingintahuan 4,35, kecakapan hidup 4,33, desain 4,40, dan bahasa 4,50
yang tergolong dalam kriteria sangat valid dan tidak perlu direvisi sehingga layak
untuk dipergunakan dalam pembelajaran. Hasil ujicoba menunjukkan peningkatan
hasil belajar dengan menggunakan penuntun yang biasa digunakan di sekolah
sebesar 38 % sedangkan dengan menggunakan penuntun praktikum kimia
terintegrasi model pembelajaran penemuan dan berbasis proyek sebesar 73%
sehingga dapat disimpulkan bahwa penuntun praktikum kimia terintegrasi model
pembelajaran penemuan dan berbasis proyek sangat efektif dan efisien untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia.
Kata Kunci: Penuntun praktikum kimia, model penemuan, berbasis proyek, hasil
belajar.

i

ABSTRACT

Muhammad Isa Siregar. The Development Of Practical Guiding Of Chemical
Integrated Model Discovery and Project Based Learning On Chemical
Equilibrium at High School Class XI.
The objective of these research are a decent practical guiding used, to
improve the student learning outcomes effectively and efficiently in chemistry
learning. The type of the research are descriptive and quasy experiment research.
The selection of the sample was using purposive random sampling technique,
consists of two classes is a the experimental class and control class. Practical
guiding chemical which is used in school and Practical guiding chemicalan
integrated model of discovery and project-based learning the of each validator
validated by experts consist of 2 lecturers and 13 teachers. The average results of
the validity of practical guiding that are used in schools was 3.60 with the valid
criteria, but the development of some aspects, are still needed. While the average
results of the validation guiding chemistry lab integrated model of discovery and
project-based learning is 4.40 with the criteria very valid and did not needed to be
revised. The value of each aspect of quality practical guiding chemical an
integrated model of discovery and project-based learning to be reviewed of
various aspects each are : the material scope 4.43, systematic of presentation 4.31,
productivity concept 4.51, curiosity 4.35, life skills 4.33, design 4.40 and
language 4.50 that classified is very valid criteria, it means that the development

result of chemistry lab guiding was valid and did not needed to be revised, so it
deserves to be used in learning outcomes. The test result showed an increase
learning outcomes by using guiding which is used in schools by 38% while using
chemistry lab guiding integrated model of discovery and project-based learning
the by 73%. It can be concluded that Practical guiding chemical an integrated
model of discovery and project-based learning very effective and efficiently way
to improve student learning outcomes in learning chemistry.
Key Word : Practical guiding of chemical, practicum,discovery learning model,
project based Learning, learning outcomes

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan.
Berdasarkan kebijaksanaan dan akal sehat, pendidikan merupakan tonggak dalam
pengembangan kepribadian dan penanaman nilai-nilai sosial, moral, etika dan
spiritual. Menurut UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

pendidikan harus dapat mengembangkan keterampilan dan pengembangan
karakter serta martabat dalam konteks kehidupan bangsa (Pasal 3); dan secara
aktif mengembangkan kapasitas siswa untuk memiliki kekuatan spiritual, agama,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (pasal 1: 1; 3).
Sesuai kurikulum 2013, harus tercakup kompetensi inti , kompetensi inti
yaitu: (1) Hidup dan mempraktekkan ajaran mereka agama. (2) Hidup dan berlatih
jujur perilaku, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleransi, perdamaian), sopan, responsif dan proaktif, dan menunjukkan perilaku
sebagai bagian dari solusi untuk berbagai masalah dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dan tempat itu sendiri sebagai refleksi
bangsa di dunia asosiasi. (3) Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan manusia, nasional, negara, dan penyebab-peradaban terkait
fenomena dan peristiwa, dan menerapkan pengetahuan prosedural di bidang

1

2

tertentu studi sesuai dengan bakat dan minat mereka untuk memecahkan masalah.
(4) pengolahan, penalaran, dan menyajikan dalam ranah domain nyata dan abstrak
terkait dengan pengembangan belajar di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai dengan aturan ilmu.
Pembelajaran yang tepat dalam proses pendidikan harus diarahkan untuk
mencapai tujuan utama dari pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, telah
banyak model pembelajaran inovatif yang dikembangkan dengan tujuan untuk
meningkatkan proses pendidikan itu sendiri. Model pembelajaran seperti model
pembelajaran penemuan (Discovery Learning), pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning), pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning), dan lain-lain merupakan contoh dari model pembelajaran yang
berkembang saat ini.
Ilmu kimia merupakan experimental science atau ilmu berbasis
eksperimen, yang tidak dapat dipelajari hanya melalui proses pembelajaran
membaca, menulis atau mendengarkan saja. Sebagian besar siswa menganggap
pelajaran kimia merupakan suatu pelajaran yang sangat sulit meskipun siswa telah
berusaha untuk mempelajarinya. Kesulitan dalam mempelajari kimia berhubungan
dengan karakteristik pelajaran kimia yang sebagian bersifat abstrak. Selain itu
materi kimia yang harus dibelajarkan, sehingga guru tidak mempertimbangkan
pemahaman siswa melainkan hanya memikirkan bagaimana mencapai target
materi yang harus dibelajarkan, oleh karena itu dalam proses pembelajaran siswa
kurang diajak untuk melatih kemampuan berpikir mengenai proses kimia yang
dipelajari di materi pelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Derlina

3

(2013) yang menyatakan bahwa rendahnya tingkat kemampuan berpikir siswa
dapat disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tidak
memfasilitasi siswa untuk berlatih mengembangkan kemampuan berpikir
formalnya.
Dalam pembelajaran ilmu kimia ada dua hal penting yang harus diperhatikan,
yaitu kimia sebagai produk temuan para ilmuwan berupa takta, konsep, prinsip, hukum,
teori dan kimia sebagai proses berupa kerja ilmiah (Jahro, 2009). Kegiatan praktikum tidak
dapat dipisahkan dari pembelajaran kimia. Hal ini senada dengan yang dikemukakan
Lunetta dan Hofstein (dalam Silawati, 2006) yang mengadopsi teori Bloom bahwa di
dalam pembelajaran ada tiga domain yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan
(cognitive, intelectual), keterampilan (psychomotor) dan afektif (attitudinal). Domain yang
pertama yaitu pengetahuan memberikan pengalaman dan pengenalan dalam hal
pengembangan ilmu pengetahuan dan metode ilmiah. Domain kedua yaitu keterampilan,
bermanfaat bagi keterampilan motorik dalam hal ini keterampilan tangan yang
menumbuhkan sikap hati-hati, teliti dalam pengamatan, dan menumbuhkan rasa tanggung
jawab. Domain terakhir adalah tentang sikap dengan melaksanakan praktikum akan
menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa ingin tahu atau tertarik bagi siswa untuk
mempelajari pelajaran kimia. Mengembangkan dan melaksanakan , memotivasi siswa
untuk melaksanakan praktikum disekolah dapat mendukung tiga domain tersebut bagi
siswa yang sangat penting bagi perkembangan pemikiran dan imaginasi siswa sebagaimana
sering ada kata yang mengungkapkan, saya mendengar, saya lupa, saya melihat, saya ingat,
saya mengerjakan, saya mengerti.

4

Praktikum pada pelajaran kimia tanpa disertai dengan pengetahuan dan
pemahaman siswa tentang apa yang akan dilakukan di dalam praktikum juga
merupakan hal yang tidak mempunyai manfaat dan guna. Setelah selesai
melaksanakan praktikum siswa seharusnya sudah dapat memahami apa yang
dilakukan didalam praktikum dan juga tujuan dari pelaksanana praktikum
tersebut. Oleh sebab itu maka sebaiknya dilakukan pendekatan pembelajaran
yang tepat sangat perlu untuk dilakukan. Dalam hal ini pendekatan yang sesuai
dalam ilmu kimia diantaranya yaitu Project Based Learning (Pembelajaran
Berbasis Proyek) dan Discovery Learning (Penemuan).
Pembelajaran penemuan merupakan model pengajaran yang menekankan
pada pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide-ide kunci suatu
disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, dan
keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui personal discovery
(penemuan pribadi). Ketika discovery diterapkan di bidang sains dan ilmu sosial,
ia menekankan penalaran induktif dan proses penyelidikan yang menjadi karakter
khas metode ilmiah (Arends, 2007). Hal ini sesuai dengan konsep-konsep ilmu
kimia yang didapat melalui penyelidikan dan penemuan.
Pendekatan ilmiah yang disebutkan di atas adalah bagian dari
pembelajaran konstruktivis. Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh
Plato dan Aristoteles kemudian diikuti oleh John Dewey dan Lev Vygotsky pada
abad kedua puluh ini. Deryakulu, & Simsek (dalam Tuysuz C, 2010)
mengemukakan ide untuk menerapkan pendekatan pembelajaran konstruktivis
telah diterima hampir di seluruh dunia, metode yang menitikberatkan

5

pembelajaran berpusat di peserta didik ini telah memberikan kesempatan yang
cukup baik bagi peserta didik untuk membangun pengetahuan mereka sendiri.
Kemampuan peserta didik memunculkan kemampuan individu, kecerdasan dan
berpikir kreatif hanya dapat dicapai melalui metode pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik itu sendiri.
Model Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun
(a guiding question). Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki
gaya belajar yang berbeda, maka model pembelajaran berbasis proyek
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten
(materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Penuntun praktikum digunakan untuk mempermudah untuk menemukan
langkah - langkah praktikum, di mana dalam penuntun terdiri dari prosedur
dipraktikum laboratorium di setiap materi, teori singkat, dan keamanan untuk
menggunakan praktikum laboratorium. Inovasi penuntun di laboratorium
membuat kerja praktek yang menarik dan menantang bagi guru dan mengajar.
Inovasi di laboratorium memperkaya kualitas dan kuantitas metode praktikum,
serta percobaan. Umumnya, di lembaga pendidikan, jenis yang sama dari
percobaan laboratorium secara rutin dilakukan beberapa kali, dimana siswa tidak
diharuskan untuk berpikir dan bertindak secara independen. Selain itu dapat
membuat praktikum dapat berjalan secara efisien.

6

Standar dan kelayakan buku penuntun didalam praktikum juga sangat
dibutuhkan oleh siswa dalam melakukan percobaan dengan baik. Karena masih
ada ditemui buku-buku yang masih belum sesuai standart dan layak dipasaran
sehingga dapat menggangu proses pembelajaran didalam praktikum .
Analisis penuntun praktikum yang telah dilakukan sebelumnya oleh
Fransisca Tobing (2012) menyatakan bahwa penuntun praktikum layak menjadi
sumber pendukung belajar Kimia. Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian
Rahman Hakim Sembiring (2013) bahwa penuntun praktikum layak menjadi
acuan praktikum dan sumber belajar penunjang. Menurut Nurrohman (2010)
dengan judul “Pendekatan Project Based Learning Sebagai Internalisasi
Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika” dengan menggunan
metode Inquiry mendapatkan hasil internalisasi nilai dan semangat scientific
metod mahasiswa sebagai calon guru fisika, Fauzi (2015) dengan judul
“Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Materi
Hidrolisis Garam Sesuai Model Pembelajaran Penemuan Dan Berbasis Proyek”
Mendapatkan Hasil Ada peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Praktikum.
Menurut Wijayanto (2010) mendapatkan hasil bahwa siswa sangat menyukai
belajar di dalam laboratorium.
Menurut Zakiah (2015) terdapat perbedaan hasil belajar antara penuntun
praktikum tipe Discovery Learning dan Project Based Learning dimana
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan penuntun dengan tipe Discovery
Learning adalah sebesar 77% sedangkan penuntun yang menggunakan Project
Based Learning adalah sebesar 72 % .

7

Penelitian terkait efektifitas dan efisiensi penggunaan laboratorium sudah
banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Penggunaan laboratorium secara
baik dapat meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran
kimia, namun terdapat beberapa hal yang menjadi kendala yaitu, masih kurangnya
penuntun praktikum yang disusun khusus yang dapat menumbuh kembangkan
keterampilan dan kreaktifitas serta rasa ingin tahu siswa. Selain itu pemanfaatan
lingkungan sekitar dalam proses praktikum masih belum dimanfaatkan secara
maksimal. Dan juga efektifitas dan efisiensi praktikum dengan menggunakan
penuntun Praktikum dengan menggunakan model Pembelajaran Penemuan lebih
tinggi dibandingkan model pembelajaran berbasis proyek melalui hasil penelitian
yang sudah ada.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan
pengembangan penuntun praktikum kimia SMA dalam bentuk sebuah penuntun
praktikum. Alur pelaksanaan praktikumnya disusun sesuai dengan model
pembelajaran penemuan dan model pembelajaran berbasis proyek, dimana model
berbasis proyek diintegrasikan dengan model berbasis penemuan yang diharapkan
dapat menambah dan menumbuh kembangkan keterampilan dan kreaktifitas serta
rasa ingin tahu

siswa terhadap pembelajaran dan praktikum kimia serta

mempermudah pelaksanaannya karena selain disekolah praktikum juga dapat
dilakukan dirumah secara sederhana dan juga dapat menggunakan bahan
sederhana pada saat praktikum disekolah sebagai pengganti bahan kimia apabila
tidak tersedia. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul:

8

“Pengembangan

Penuntun

Praktikum

Kimia

Terintegrasi

Model

Pembelajaran Discovery Learning (Penemuan) Dan Project Based Learning
(Berbasis Proyek)” Pada Materi Kesetimbangan Kimia di SMA Kelas XI”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah buku penuntun praktikum kimia yang tersedia saat ini sudah layak
digunakan dalam pembelajaran disekolah?
2. Apakah buku penuntun praktikum kimia yang tersedia saat ini telah
mengintegrasikan model pembelajaran?
3. Bagaimana mengintegrasikan model pembelajaran dalam buku penuntun
praktikum kimia?
4. Apakah buku penuntun praktikum kimia yang telah mengintegrasikan model
pembelajaran layak digunakan dalam proses pembelajaran?
5. Apakah buku penuntun praktikum kimia yang telah mengintegrasikan model
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajarinya?
6. Bagaimana efektifitas dan efisiensi buku penuntun praktikum yang telah
mengintegrasikan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar
siswa?

9

1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah dalam identifikasi masalah diatas, maka
penelitian ini hanya dibatasi pada:
1. Buku penuntun praktikum kimia yang dibuat adalah buku penuntun
praktikum siswa kelas XI semester ganjil pada materi kesetimbangan kimia.
2. Model pembelajaran yang akan diintegrasikan dalam buku penuntun
praktikum kimia adalah model pembelajaran penemuan dan model
pembelajaran berbasis proyek.
3. Standarisasi penuntun praktikum terintegrasi model pembelajaran penemuan
dan model pembelajaran berbasis proyek.
4. Uji Kelayakan penuntun praktikum terintegrasi model pembelajaran
penemuan dan model pembelajaran berbasis proyek.
5. Efektifitas dan efisiensi pembelajaran kimia dengan menggunakan penuntun
praktikum pada pokok bahasan kesetimbangan kimia untuk SMA kelas XI
terintegrasi model pembelajaran penemuan dan berbasis proyek tehadap
peningkatan hasil belajar siswa .
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kelayakan penuntun praktikum yang digunakan di
sekolah saat ini dalam proses pembelajaran?
2. Bagaimana tingkat kelayakan penuntun praktikum terintegrasi model
pembelajaran penemuan dan berbasis proyek dalam proses pembelajaran?

10

3. Bagaimana efektifitas dan efisiensi penuntun praktikum terintegrasi model
pembelajaran penemuan dan berbasis proyek untuk meningkatkan hasil
belajar Siswa.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis tingkat kelayakan penuntun praktikum yang digunakan
disekolah dalam proses pembelajaran.
2. Memperoleh

penuntun

praktikum

terintegrasi

model

pembelajaran

penemuan dan berbasis proyek yang telah memenuhi kelayakan untuk
dipergunakan dalam proses pembelajaran
3. Menganalisis tingkat kelayakan penuntun praktikum terintegrasi model
pembelajaran penemuan dan berbasis proyek yang telah memenuhi
kelayakan untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran .
4. Efektifitas dan efisiensi buku penuntun praktikum terintegrasi model
pembelajaran penemuan dan berbasis proyek untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia yang layak dan menarik,
mudah dilaksanakan, aman bagi praktikan sewaktu pelaksanaan dan dapat
membantu siswa kelas XI SMA/MA dalam mempelajari kimia.
2. Untuk guru kimia, penggunanaan penuntun kimia terintegrasi model
pembelajaran penemuan dan model berbasis proyek pada materi

11

kesetimbangan kimia dapat membantu guru kimia agar praktikum lebih
efektif dan efisien.
3. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu peserta didik dalam
melakukan praktikum kimia pada kesetimbangan untuk untuk meningkatkan
hasil belajar siswa terutama pada saat praktikum.
4. Untuk para peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait
penelitian ini dan terinspirasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat kelayakan penuntun praktikum yang digunakan di sekolah memiliki
kriteriakelayakan valid dan tidak perlu direvisi tetapi masih perlu ada
perbaikan dan pengembangan dari beberapa aspek.
2. Tingkat kelayakanpenuntun praktikum terintegrasi model pembelajaran
penemuan dan berbasis proyek memiliki kriteria kelayakan sangat valid dan
tidak perlu direvisi.
3. Penuntun praktikum terintegrasi model pembelajaran penemuan dan berbasis
proyek sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran dan sangat efektif
serta efisien untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah
1. Bagi guru tidak hanya mengajarkan teori tetapi juga memberikan praktikum
sehingga siswa dapat lebih memahami bahwa kimia bukan merupakan
pelajaran yang bersifat abstrak tetapi juga dapat dibuktikan melalui praktikum.
2. Bagi sekolah SMA sebaiknya menggunakan penuntun praktikum kimia
terintegrasi model pembelajaran penemuan dan berbasis proyek karena dapat
meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran kimia
terutama dalam praktikum.

80

81

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengembangan lebih
lanjut terhadap penelitian ini terhadap peningkatan hasil belajar baik dari segi
kognitif maupun psikomotorik siswa.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Skema Langkah – Langkah Operasi PJBL

.... 35

Gambar 3.1. Gambaran Umum Penelitian Pengembangan Penuntun
Praktikum Terintegrasi Model Pembelajaran Penemuan
dan Berbasis Proyek

.... 42

Gambar 3.2. Desain Penelitian Pengembangan Penuntun Praktikum kimia
Terintegrasi Model Pembelajaran Penemuan dan
Berbasis Proyek

.... 43

Gambar 3.3. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian

.... 49

Gambar 4.1. Grafik Tingkat Kelayakan Penuintun Praktikum kimia yang
digunakan di Sekolah

.... 57

Gambar 4.2. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi
Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis
Proyek berdasarkan Cakupan Materi

.... 60

Gambar 4.3. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi
Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis
Proyek berdasarkan Sistematika Penyajian

.... 61

Gambar 4.4. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi
Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis
Proyek berdasarkan Wawasan Produktivitas

.... 63

Gambar 4.5. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi
Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis
Proyek berdasarkan Merangsang Keingintahuan

.... 64

Gambar 4.6. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi
Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis
Proyek berdasarkan Kecakapan Hidup

.... 65

Gambar 4.7. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi
Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis
Proyek berdasarkan Desain
.....................................................................................................................

ix

.... 67

Gambar 4.8. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi
Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis
.... 68

Proyek berdasarkan Bahasa

'

I

I

'


.

.'

.'

'

·-

''

.

r

-

'

'

'
' '

....---:>-=:::-_.:J

c --"~M/;ztr UN IV ER.S 11''{ (Cb;~lf/d
x

·--

(_/

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................

i

ABSTRACT ..............................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ..............................................................................

iii

DAFTAR ISI

v

DAFTAR TABEL .............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................

1

1.2. Indentifikasi Masalah ...........................................................................

8

1.3. Batasan Masalah ..................................................................................

9

1.4. Rumusan Masalah ................................................................................

9

1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................

10

1.6. Manfaat Penelitian ...............................................................................

10

BAB II. KAJIAN TEORITIS ...................................................................

12

2.1. Kerangka Teoritis .................................................................................

12

2.1.1. Penelitian dan Pengembangan .........................................................

12

........................................................................................

16

2.1.3. Jenis- Jenis Metode Pembelajaran ...................................................

19

2.1.4. Penuntun Praktikum dalam pembelajaran Kimia ...........................

25

2.1.2. Belajar

2.1.5. Praktikum Sebagai Sarana Pendukung Dalam
Pembelajaran kimia ........................................................................

27

2.1.6. Pendekatan Saintifik .......................................................................

28

2.1.7. Prinsip Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik .......................

30

2.1.8. Tujuan Pendekatan Saintifik ...........................................................

31

2.1.9. Pendekatan Saintifik/Ilmiah Dengan Model Pembelajaran Proyek

32

v

2.1.10. Pendekatan Saintifik/Ilmiah Dengan Model Pembelajaran
Penemuan ......................................................................................

35

........................................................................................

39

BAB III. METODE PENELITIAN .........................................................

41

3.1. Gambaran Umum Penelitian ................................................................

41

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................

42

3.3. Desain Penelitian .................................................................................

42

3.4. Populasi dan Sampel ............................................................................

44

3.5. Analisis Pembelajaran Kimia di Sekolah .............................................

44

3.6. Prosedur Penelitian...............................................................................

45

3.6.1. Analisis Penuntun Praktikum yang digunakan di Sekolah ...............

45

3.6.2. Analisis Sintaks Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek

46

2.2. Hipoteis

3.6.3. Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi Model Pembelajaran
Penemuan dan Berbasis Proyek .......................................................
3.6.4.Standarisasi Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi Model
Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek ...............................
3.6.5. Uji Coba Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi Model Pembelajaran
Penemuan dan Berbasis Proyek ......................................................
3.7. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................

46
47
47
50

3.8. Teknik Analisis Data ...........................................................................

50

3.8.1. Uji Validitas Angket .........................................................................

50

3.8.2. Uji Normalitas ...................................................................................

51

3.8.3. Uji Homogenitas ...............................................................................

52

3.8.4. Uji Hipotesis .....................................................................................

52

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................

54

4.1. Gambaran Umum Hasil Penelitian ......................................................

54

4.2. Analisis Tingkat Kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Yang
Digunakan di Sekolah .........................................................................

55

4.3. Pengembangan Penuntun Praktikum....................................................

57

4.4. Analisis Tingkat Kelayakan Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi
Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek .........................

vi

58

4.4.1. Aspek Cakupan Materi ......................................................................

59

4.4.2. Aspek Sistematika Penyajian ............................................................

61

4.4.3. Aspek Wawasan Produktivitas..........................................................

62

4.4.4. Aspek Merangsang Keingintahuan ..................................................

64

4.4.5. Aspek Kecakapan Hidup ...................................................................

65

4.4.6. Aspek Desain ....................................................................................

66

4.4.7.Aspek Bahasa .....................................................................................

68

4.5. Perbandingan Penuntun Praktikum Kimia Yang Digunakan
disekolah dengan Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi
Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek ........................

70

4.6. Efektivitas Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi Model Pembelajaran
Penemuan dan Berbasis Proyek Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa .................................................................................... 71
4.6.1. Uji Normalitas ...................................................................................

74

4.6.2. Uji Homogenitas ...............................................................................

75

4.6.3. Uji Hipotesis .....................................................................................

75

4.7. Efisiensi Penuntun Praktikum Kimia Terintegrasi Model
Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa .....................................................

77

4.8. Hasi Ujicoba Laboratorium Penuntun Praktikum Kimia
Terintegrasi Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis
Proyek Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ..............................

77

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................

80

5.1. Kesimpulan .................................................................................

80

5.2. Saran ........................................................................................

81

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

82

vii