ANALISIS TEKNIK PUTAR DAN TEKNIK PILIN MODEL FRANZ SALES MAYER PADA PENGRAJIN KERAMIK SEDERHANA DI TANJUNG MORAWA.

(1)

ANALISIS TEKNIK PUTAR DAN TEKNIK PILIN MODEL

FRANZ SALES MAYER PADA PENGRAJIN KERAMIK

SEDERHANA DI TANJUNG MORAWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DEWI RAYA MALEM SIHITE

NIM. 2113151014

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

Dewi Raya Malem Sihite, NIM : 2113151014 Analisis Teknik Putar Dan Teknik Pilin Model Franz Sales Mayer Pada Pengrajin Keramik Sederhana Di Tanjung Morawa. Jurusan : Seni Rupa Program Studi : Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Teknik putar dan teknik pilin yang digunakan pada model Franz Sales Mayer yang ada di pengrajin keramik sederhana di Tanjung Morawa. Waktu penelitian selama 3 bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan Maret 2017. Lokasi penelitian adalah daerah Tanjung Morawa, Medan. Populasi dan sampel pada penelitian ini 10 model karya keramik.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menguraikan masing-masing subjek yang diteliti, dengan menggunakan dua data yakni data primer diperoleh dari survey lapangan dan dokumentasi yaitu mengamati langsung objek yang diteliti, dan data skunder diperoleh melalui wawancara. Hasil kajian 10 jenis keramik Sederhana di Tanjung Morawa menunjukkan bahwa terdapat model keramik Franz Sales Mayer yang menerapkan teknik putar dan teknik pilin.

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa, setiap keramik yang ada di Pengrajin keramik sederhana di Tanjung Morawa memiliki nilai estetis yang tinggi yang diadopsi dari karya keramik model Franz Sales Meyer.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, dengan judul : Analisis Teknik Putar dan Teknik Pilin Model Franz Sales Meyer Pada Pengrajin Keramik Sederhana di Tanjung Morawa.

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis banyak menghadapi kendala, baik masalah pengalaman penulis, masalah narasumber, waktu, biaya dan lain-lain sebagainya. Namun berkat dorongan dan bimbingan dengan baik. Penulis berharap kiranya jasa-jasa baik dari berbagai pihak tersebut tetap menjadi pribadi yang terpuji, dan tentunya menjadi kenangan baik yang tidak penulis lupakan.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan.

3. Drs. Mesra, M.Sn. Ketua Jurusan Seni Rupa dan Dosen Penguji.

4. Drs. Gamal Kartono, M.Si. Sekretaris Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

5. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd. Pembimbing Akademik Selama Perkuliahan dan Penguji.

6. Drs. Brisman Silaban, M.Si. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan serta dorongan sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Drs. Nelson Tarigan, M.Si. Penguji.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai yang telah membantu penulis selama kuliah di Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.


(8)

iii

9. Kedua Orang Tua penulis, terima kasih atas bantuan doa, materi, moral dan motivasinya dalam segala bentuk yang selalu menyertai disetiap langkah penulis. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada adik-adik penulis yang selalu memberi semangat kepada penulis. 10. Bapak Adi Saputra dan rekan-rekan kerja di Toko Keramik Sederhana,

yang telah banyak membantu penulis dengan penuh sabar menjadi sebagai narasumber.

11. Terima kasih kakak Stambuk 2007, teman-teman stambuk 2012 atas kebersamaan, bantuan, dukungan dan doanya selama penulis menyusun Skripsi ini.

12. Serta pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat memenuhi fungsinya

Medan, April 2017 Penulis

Dewi Raya Malem Sihite NIM 2113151014


(9)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR TABEL ………. vi

DAFTAR GAMBAR ………. vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORITIS A. Landasan Teoritis ... 9

1. Pengertian Analisis ... 9

2. Teknik-teknik Membuat Keramik ... 10

3. Elemen Visual ... 16

4. Pengertian Keramik ……… . 21

5. Model Keramik Franz Sales Meyer ... 24

6. Pengrajin Keramik Sederhana di T. Morawa ... 36

B. Kerangka Konseptual ... 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 41

B. Waktu Penelitian ... 41

C. Metode Penelitian ... 42


(10)

v

a. Populasi ... 43

b. Sampel ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Data Penelitian ………. .. 48

B. Hasil Penelitian ……….. ... 49

C. Pembahasan Pada Toko Keramik Sederhana ………. ... 54

D. Temuan Penelitian ………. . 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… . 58

B. Saran ……… 59


(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ……… 41 Tabel 4.1 Hasil Penelitian Keramik Model Franz Sales Meyer Pada


(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Teknik Lempeng ……… 11

Gambar 2.2. Teknik Pijat ……… 11

Gambar 2.3. Tenik Pilin ………. 13

Gambar 2.4. Teknik Putar ………... 14

Gambar 2.5. Teknik Cetak Tekan ……… 15

Gambar 2.6. Teknik Cor ……….. 16

Gambar 2.7. Garis ………... 17

Gambar 2.8. Bidang ……… 18

Gambar 2.9. Tekstur ………... 18

Gambar 2.10. Warna ……….. 20

Gambar 2.11. The Flower-vase ……….. 24

Gambar 2.12. The Ampulia, The Alabastron ………. 25

Gambar 2.13. The Jar, The Cist ……….. 25

Gambar 2.14. The Bottle ………. 26

Gambar 2.15. The Lip- Spout Pither ……… 26

Gambar 2.16. Keramik Antique Ampulla ………... 27

Gambar 2.17. Keramik Vas Modren ……… 28

Gambar 2.18. Keramik Modren Glass I ……… 29

Gambar 2.19. Keramik Modren Glass II ……….. 30

Gambar 2.20. Keramik Modern Italian ……… 31

Gambar 2.21. Keramik Glass Century ………. 32

Gambar 2.22. Old Persian ……… 33

Gambar 2.23. Keramik Antique Glass ………. 34

Gambar 2.24. Keramik Antique Blue Glass ……… 35

Gambar 2.25. Keramik Old German ………... 36


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya artef ak kebudayaan berupa barang-barang yang terbuat dari tanah liat seperti periuk, tempayan, kendi, baik yang digunakan sebagai keperluan sehari-hari (kebutuhan pokok) ataupun sebagai keperluan upacara adat. Sugiyono dan Sukir man (1997: 26) menyimpulkan bahwa sejarah perkembangan keramik terjadi di Mesir kira-kira tahun 1200 SM. Sedangkan di Indonesia dikenal sejak zaman pra-sejarah kira-kira 300 SM.

Perkembangan keramik terjadi dengan semakin majunya teknologi yang dipengaruhi oleh kemampuan berfikir manusia, hal ini dapat dilihat baik pada skala perkembangan bentuk keramik hingga fungsi yang mendudukinya. Modern isasi sangat mempengaruhi dunia keramik bangsa Indonesia, kebutuhan akan keramik semakin meningkat. Keinginan memliki atau mendapatkan model-model baru dengan kualitas terbaik semakin meningkat, baik sebagai barang kerajinan atau pun barang pemenuh rasa atau estetik (karya seni).

Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan.


(14)

2

Hampir sebagian besar orang telah menggunakan produk-produk yang terbuat dari keramik, entah itu untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring, cangkir, teko, tempayan dan lain-lain. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti batu-bata, genteng keramik, tegel keramik, pipa-pipa keramik untuk pembuangan.

Kepariwisataan justru menumbuhkan kreativitas di kalangan perajin, dengan berbagai model bentuk keramik. Perajin berusaha memacu daya tarik untuk menciptakan sesuatu yang baru guna menarik konsumen dengan menciptakan bentuk dan desain yang berciri khas. Salah satu cara mendapatkan desain kriya yang berciri khas adalah dengan menggabungkan teknik putar dan teknik pilin.

Pada dasarnya desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu produk. Seperti hasil kerajinan, furniture, bangunan dan lain-lain. Pada saat pembuatan desain biasanya mulai memasukkan unsur berbagai pertimbangan, perhitungan dan elemen visual. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah desain merupakan bentuk perumusan dari berbagai unsur termasuk berbagai pertimbangan di dalamnya. Aplikasi yang ditunjang dengan menerapkan elemen visual ini berguna untuk meningkatkan nilai estetis dan nilai fungsional suatu produk.

Tanjung Morawa dikenal sebagai salah satu sentra industri kerajinan keramik dan merupakan daerah yang memiliki potensi sebagai daerah penghasil keramik dengan berbagai pengembangan keramik yang dikenal oleh masyarakat luas khususnya di tempat pengrajin Bapak Mistar. Pada awalnya penampilan


(15)

3

keramik tradisional memiliki bentuk yang sederhana yang lebih mementingkan fungsi dibanding hiasan, sehingga tampilan dari keramik yang diproduksi masih kurang menarik secara visual. Hal yang mencolok dari keramik jenis ini yaitu bentuk dasar yang masih kentara, tanpa banyak kreasi dengan penambahan berbagai ornamen atau ragam hias. Salah satu contoh yaitu celengan yang dibuat dengan motif bunga saja. Sedangkan gerabah transisi cenderung menyeimbangkan aspek fungsi pada produk kursi dan meja serta guci hias.

Kini perkembangan hiasan pada keramik cenderung mementingkan nilai estetika dibandingkan aspek fungsi. Pengrajin Bapak Mistar yang merupakan salah satu pengrajin keramik yang terbesar ada di Tanjung Morawa. Penampilan pengrajin dapat dikatakan diolah melalui teknik dan unsur visual yang berupa adanya unsur garis, bidang, ornament, warna, dan tekstur.

Perkembangan bentuk, fungsi, dan ragam hias gerabah tersebut terjadi karena adanya pengaruh dari luar, seperti pengaruh dari karya seorang perupa luar negeri yaitu Franz Sales Mayer. Franz Sales Mayer merupakan seniman ornament. Franz Sales Mayer adalah seniman yang berasal dari Jerman. Bahkan Franz Sales Mayer menciptakan buku diantaranya tentang “A Handbook Of Ornament”.

Penampilan ornamen pada bentuk keramik di pengrajin Bapak Mistar sangat bervariasi salah satunya dengan mengaplikasikan elemen hias yang diolah melalui teknik tempel dan cat, dan menerapkan bentuk ornamen dari unsur bidang geometris dan non geometris. Penampilan tekstur kaca pada keramik terkesan halus dan kasar.


(16)

4

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Analisis Teknik Putar Dan Teknik Pilin Model Franz Sales Mayer Pada Pengrajin Keramik Sederhana Di Tanjung Morawa desain kriya keramik teknik pilin dan teknik putar. apakah desain tersebut? memenuhi prinsip-prinsip desain ditinjau dari elemen visual. Untuk mengetahui hal di atas tersebut dibuat dalam skripsi yang berjudul “Analisis Teknik Putar Dan Teknik Pilin Model Franz Sales Mayer Pada Pengrajin Keramik Sederhana Di Tanjung Morawa.’’


(17)

5

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang diketahui tidak terlalu luas.

Ali (1984:49) mengatakan bahwa :

“Untuk kepentingan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit, dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka diharapkan analisis secara luas dan mendalam”.

Berdasarkan permasalahan dalam latar belakang masalah yang telah dikemukakan, serta berpedoman pada tujuan dari identifikasi masalah, maka masalah yang dapat di identifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Seperti apa bentuk keramik Model Franz Sales Mayer yang ada di Pengrajin Bapak Mistar.

2. Teknik apa saja yang diterapkan pada keramik model Franz Sales Mayer di Pengrajin Bapak Mistar.

3. Unsur- unsur visual apa saja yang terkandung pada keramik model Franz Sales Mayer yang ada di Pengrajin Bapak Mistar.

4. Bagaimana keindahan bentuk keramik pada pengrajin Bapak Mistar.

5. Desain yang bagaimana yang terdapat pada karya keramik keramik model Franz Sales Mayer.

6. Prinsip desain apa yang harus diperhatikan dalam keramik model Franz Sales Mayer di Pengrajin Bapak Mistar.

7. Nilai estetis yang terkandung pada eksplorasi desain karya keramik model Franz Sales Mayer di Pengrajin Bapak Mistar.


(18)

6

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu dan kemampuan teoritis maka penulis merasa perlu membatasi masalah-masalah dan lain-lain yang timbul dari rencana tertentu untuk memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakh mad (1982:36) yang menyatakan bahwa “Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu umum dan luas tidak pernah dapat dipakai sebagai masalah penyelidikan oleh karna tidak akan pernah jelas batasan-batasan masalah”.

Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti membatasi masalah tersebut sebagai berikut :

1. Teknik apa saja yang diterapkan pada penciptaan keramik model Franz Sales Mayer di Pengrajin Bapak Mistar.

2. Unsur- unsur visual apa saja yang terkandung pada keramik model Franz Sales Mayer yang ada di Pengrajin Bapak Mistar.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik dari pada penelitian yang hendak dilakukan. Berdasarkan identifikasi dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka permasalahan diatas dapat dirumuskan pada: “Bagaimana teknik dan unsur visual pada penciptaan karya keramik model Franz Sales Mayer di Pengrajin Bapak Mistar Tanjung Morawa.


(19)

7

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, pada umumnya pasti mempunyai tujuan tertentu. Tanpa adanya suatu tujuan tertentu yang jelas maka kegiatan tersebut tidak akan dapat terarah karena tidak tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.

Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan terlihat pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk teknik pada penciptaan keramik model Franz Sales Mayer di Pengrajin Bapak Mistar Tanjung Morawa.

2. Untuk mengetahui unsure visual pada penciptaan keramik model Franz Sales Mayer di Pengrajin Bapak Mistar Tanjung Morawa.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dicapai, di harapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan masyarakat umum tentang keramik pada pengrajin Bapak Mistar di Tanjung Morawa, khususnya pada bentuk dan ornamen yang menjadi khas keramik model Franz Sales Mayer.

2. Memberikan inspirasi atau gagasan kepada mahasiswa dan perajin dalam menciptakan karya kerajinan keramik.

3. Bagi pembaca, secara umum bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya pendidikan Seni Rupa dari hasil penelitian ini diharapkan dapat


(20)

8

menambah wawasan pengetahuan mengenai teknik dan unsur visual pada keramik model Franz Sales Mayer.

4. Sebagai bahan pembelajaran dan apresiasi di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Unimed.

5. Sebagai bahan referensi bagi para perupa keramik daerah Medan setempat untuk lebih mengembangkan kreatifitas dalam berkarya.


(21)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkembangan bentuk keramik dari tahun ketahun sangat baik di Toko Pengrajin Bapak Mistar ataupun Bpak Adi Saputra yang memiliki bentuk keramik dan ukuran yang beraneka ragam. Produk keramik yang dihasilakan Bapak Adi Saputra ini mengalami pergeseran dari bentuk keramik sederhana menjadi model ekramik yang lebih bervariasi.

2. Perkembangan pola hias pada keramik Bapk Mistar atau Bapak Adi Saputra berkembang dengan pesat dengan beragamnya ornament atau motif yang dibuat oleh pengrajin di Toko Sederhana ini. Perkembangan pola hias dari awal pembuatannya hanya menggunakan nilai fungsi saja dengan tidak menggunakan motif pada bagian keramik.

Namun semakin berkembangnya zaman, took keramik Bapak Mistar juga mengalami perubahan bentuk teknik dan menerapkan beberapa elemen. Bentuk yang diterpkan pada Toko Sederhana ini adalah teknik pilin dan teknik putar.


(22)

59

3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan keramik pada Toko Sederhana Bapak Mistar atau Bapak Adi Saputra di Kecamatan Tanjung Morawa ini adalah adanya unsure inovasi dan kreatifitas pengrajin dan semakin banyaknya persaingan antar pengrajin. Maka dari itu Bapak Mistar juga mengaplikasikan keramik buatannnya dengan mencontoh beberapa teknik dari seniman luar yaitu Seniman Franz Sales Meyer.

B. SARAN

Dari keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai teknik pilin dan teknik putar dan elemen visual pada Toko Keramik Sederhana Bapak Mistar, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para pengusa atau pengrajin keramik agar dapat mengembangkan keramik dengan bentuk- bentuk dan elemen visual keramik tanpa harus meninggalkan keaslian cirri khas dari elemen visual maupun ornament Indonesia sebagai ciri khas budaya Indonesia.

2. Bagi departemen perindustrian dan perdagangan hendaknya dapat melengkapi sarana dan prasarana yang kurang lengkap dalam menunjang kegiatan pembuatan keramik yang telah ada serta memantau perkembangan kelestarian Toko Keramik dalam mempertahankan cirri khas bentuk teknik pembuatan keramik.


(23)

60

3. Tidak lupa pula memperkenalkan keramik Toko Sederhana Bapak Mistar ataupun Bapak Adi Saputra kedaerah lainnya supaya keberadaannya dapat dikenal luas oleh amsyarakat lainnya.


(24)

61

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (1982). Penelitian Kependididkan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Aninom. 2013. ”Keramik”. http://id.wikipedia.org/wiki/Keramik [20 Oktober

2013

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta.

Kaelan. 2004. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta : Paradigma

Karamil, Cut. 2002. Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan. Jakarta: Pusat Penerbit UT.

KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3, Jakarta : Balai Pustaka Jakarta

Kusnadi. 1983. Peranan Seni Kerajinan (Tradisional dan Baru Dalam Pengembangan). Yogyakarta. Majalah Sani, Oktober Vol. XIII

Manurung, P. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Marisa, 2007. Pedoman Pembuatan Skripsi dan Thesis. Pmci Exist. 30-35. R. A. Razak. 1993 Industri Keramik. Jakarta: Balai Pustaka.

Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta. Sadali, Ahmad. 1986. Seni, Desain dan Teknologi. Bandung: Pustaka

Sales Mayer, Franz. 1957. Handbook Of Ornament. New York: Dover Publications,Inc.

Sachari, Agus. 2000. Pengantar Desain. Bandung: ITB

Sembiring, Dermawan. 2005. Wawasan Seni. Medan: Universitas Negeri Medan


(25)

62

Surasdi. 1987. Kerajinan Keramik Tanah Liat Sistem Putar. Solo : Tiga Serangkai.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sipahelut, Atisah. 1991. Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

SNI 15-1325-1989 “BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK HALUS

Soehadji, M. 1979. Desain Kriya dan Masalahnya. Diktat, Yokyakarta: STSRI (ASRI).

http://www.ilmusipil.com/proses-pembuatan-produk-keramik http://id.wikipedia.org/wiki/Aplikasi-search.html


(1)

menambah wawasan pengetahuan mengenai teknik dan unsur visual pada keramik model Franz Sales Mayer.

4. Sebagai bahan pembelajaran dan apresiasi di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Unimed.

5. Sebagai bahan referensi bagi para perupa keramik daerah Medan setempat untuk lebih mengembangkan kreatifitas dalam berkarya.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkembangan bentuk keramik dari tahun ketahun sangat baik di Toko Pengrajin Bapak Mistar ataupun Bpak Adi Saputra yang memiliki bentuk keramik dan ukuran yang beraneka ragam. Produk keramik yang dihasilakan Bapak Adi Saputra ini mengalami pergeseran dari bentuk keramik sederhana menjadi model ekramik yang lebih bervariasi.

2. Perkembangan pola hias pada keramik Bapk Mistar atau Bapak Adi Saputra berkembang dengan pesat dengan beragamnya ornament atau motif yang dibuat oleh pengrajin di Toko Sederhana ini. Perkembangan pola hias dari awal pembuatannya hanya menggunakan nilai fungsi saja dengan tidak menggunakan motif pada bagian keramik.

Namun semakin berkembangnya zaman, took keramik Bapak Mistar juga mengalami perubahan bentuk teknik dan menerapkan beberapa elemen. Bentuk yang diterpkan pada Toko Sederhana ini adalah teknik pilin dan teknik putar.


(3)

3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan keramik pada Toko Sederhana Bapak Mistar atau Bapak Adi Saputra di Kecamatan Tanjung Morawa ini adalah adanya unsure inovasi dan kreatifitas pengrajin dan semakin banyaknya persaingan antar pengrajin. Maka dari itu Bapak Mistar juga mengaplikasikan keramik buatannnya dengan mencontoh beberapa teknik dari seniman luar yaitu Seniman Franz Sales Meyer.

B. SARAN

Dari keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai teknik pilin dan teknik putar dan elemen visual pada Toko Keramik Sederhana Bapak Mistar, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para pengusa atau pengrajin keramik agar dapat mengembangkan keramik dengan bentuk- bentuk dan elemen visual keramik tanpa harus meninggalkan keaslian cirri khas dari elemen visual maupun ornament Indonesia sebagai ciri khas budaya Indonesia.

2. Bagi departemen perindustrian dan perdagangan hendaknya dapat melengkapi sarana dan prasarana yang kurang lengkap dalam menunjang kegiatan pembuatan keramik yang telah ada serta memantau perkembangan kelestarian Toko Keramik dalam mempertahankan cirri khas bentuk teknik pembuatan keramik.


(4)

3. Tidak lupa pula memperkenalkan keramik Toko Sederhana Bapak Mistar ataupun Bapak Adi Saputra kedaerah lainnya supaya keberadaannya dapat dikenal luas oleh amsyarakat lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (1982). Penelitian Kependididkan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Aninom. 2013. ”Keramik”. http://id.wikipedia.org/wiki/Keramik [20 Oktober

2013

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta.

Kaelan. 2004. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta : Paradigma

Karamil, Cut. 2002. Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan. Jakarta: Pusat Penerbit UT.

KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3, Jakarta : Balai Pustaka Jakarta

Kusnadi. 1983. Peranan Seni Kerajinan (Tradisional dan Baru Dalam Pengembangan). Yogyakarta. Majalah Sani, Oktober Vol. XIII

Manurung, P. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Marisa, 2007. Pedoman Pembuatan Skripsi dan Thesis. Pmci Exist. 30-35. R. A. Razak. 1993 Industri Keramik. Jakarta: Balai Pustaka.

Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta. Sadali, Ahmad. 1986. Seni, Desain dan Teknologi. Bandung: Pustaka

Sales Mayer, Franz. 1957. Handbook Of Ornament. New York: Dover Publications,Inc.

Sachari, Agus. 2000. Pengantar Desain. Bandung: ITB

Sembiring, Dermawan. 2005. Wawasan Seni. Medan: Universitas Negeri Medan


(6)

Surasdi. 1987. Kerajinan Keramik Tanah Liat Sistem Putar. Solo : Tiga Serangkai.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sipahelut, Atisah. 1991. Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

SNI 15-1325-1989 “BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK HALUS

Soehadji, M. 1979. Desain Kriya dan Masalahnya. Diktat, Yokyakarta: STSRI (ASRI).

http://www.ilmusipil.com/proses-pembuatan-produk-keramik

http://id.wikipedia.org/wiki/Aplikasi-search.html