PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA MATERI AJAR DRAMA DI KELAS V SD NEGERI PEUDAYA KECAMATAN PADANG TIJI KABUPATEN PIDIEPROV. ACEH.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA

DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA MATERI AJAR

DRAMA DI KELAS V SD NEGERI PEUDAYA

KECAMATANPADANG TIJI

KABUPATEN PIDIE

PROV. ACEH

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

padaProgram Studi Pendidikan Dasar

Oleh

YULINDA

NIM8146181054

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRACT

Yulinda.Registration Number8146181054Improving Indonesian Speaking Skill

With Role Play Method in Drama Subject for The 5th Year Students of SD

NegeriPeudayaDistrict. Padang tijiRegency.Pidie, Aceh Province.

The aim of this study are : (1) to Improve Indonesian speaking skill with Role play method in Drama Subject for the 5th year students of SD NegeriPeudayaKec. Padang TijiKabPidie, Aceh Province. (2) To Improve teaching and learning activities with role play method in Drama Subject for the 5th year students of SD NegeriPeudayaKec. Padang TijiKabPidie, Aceh Province.The method that was used in this study is Action research that used in two cycle. The population of this study is all of 5th year students of SD NegeriPeudayaKec. Padang TijiKabPidie, Aceh Province. The instrument that was used in this study are interview, documentation, teacher observation sheet and students observation sheet.The result of the study are : (1) teaching learning activities with role playing method can improve the students’

speaking skill. It showed that the average value of pretest is ≥ 65. After the treatment,

the value of speaking skill in the first cycle is 65.4 then the second cycle is 80.5 or it is proved 15,3higher from first cycle.the average of speaking performance with role play method for the 5th year students of SD NegeriPeudayaKec. Padang TijiKabPidie, Aceh Province can be proved to be successful. (2) teaching and learning activities

with role play method can improve the students’ speaking skill. This was proved from the result of this study as 87,61 % in increased their performance at the second cycle. Teaching and learning activities with role play method was very interesting for the students andit can motivate them in speaking.Based on the results, this study is beneficial to provide information for the teacher and school. Therefore the teacher should apply role play method in teaching and learning activities to Improve Indonesian Speaking Skill ofThe5thYear Students of SD NegeriPeudayaKec. Padang TijiKabPidie, Aceh Province.Besides teaching and learning process should be also improved.


(6)

ii ABSTRAK

Yulinda.NIM 8146181054.Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia dengan Metode Role Playing pada Materi Ajar Drama di Kelas V SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten PidieProv. Aceh.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Peningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan metode role playingpada materi ajar drama di SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie; (2) Meningkatkan aktivitas belajar siswa menggunakan metode

role playing pada materi ajar drama di kelas V SD Negeri Peudaya Kecamatan

Padang Tiji Kabupaten Pidie.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara, dekumentasi, lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal ini diketahui dari rata-rata nilai kemampuan berbicara siswa sebelum dilakukan

penelitian yaitu ≥65. Setelah dilakukan tindakan, hasil rata-rata penilaian kemampuan berbicara pada siklus I sebesar 65,4 kemudian siklus II 80.5 atau meningkat sebesar 15,3 dari siklus I. Perolehan rata-rata kemampuan berbicara melalui metode role

playing kelas V SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie

menunjukkan dapat meningkat dan berhasil.(2) Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dapat meningkatkan aktivitas kemampuan berbicara siswa. Hal ini diketahui dari aspek penilaian kegiatan siswa mencapai 87,61% pada siklus II. Aktivitas pembelajaran dengan metode role playing sangat menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga memberikan motivasi dalam berbicara.Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberikan informasi bagi guru dan sekolah untuk menggunakan metode role playing untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie. Selain itu perlu ditingkatkan aktivitas belajar dalam pembelajaran di kelas.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Peningkatan kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Dengan Metode Role Playing Pada Materi Ajar Drama Di Kelas V SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie Prov. Aceh”. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Pendidikan pada Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang dihadapi, namun tesis ini dapat terselesaikan dengan usaha peneliti dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan perkuliahan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur PPs Unimed.

3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar, dan

Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar.

4. Ibu Dr. Evi Eviyanti, M.Pd dan Bapak Dr. Abdurahman Adisaputera, M.

Hum. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan ilmu, dan memotivasi dalam penyelesaian tesis.

5. Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd, dan Bapak Dr. Wisman Hadi, S.Pd,

M.Hum, dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. Selaku dosen narasumber/penguji tesis yang telah memberikan saran untuk penyempurnaan tesis ini.


(8)

iv

6. Bapak/Ibu dosen Prodi Pendidikan Dasar yang telah memberikan ilmu,

motivasi dan saran yang bermanfaat selama perkuliahan berlangsung.

7. Seluruh staf pegawai PPs Unimed, terkhusus kepada Abangda Hizrah

Syahputra Harahap yang telah banyak memberikan saran, dan bantuan sejak peneliti melaksanakan perkuliahan perdana sampai pada penyusunan berkas.

8. Bapak Faisal, S.Ag, selaku Kepala SD Negeri Peudaya, dan Ibu Ernawati,

S.Pd. selaku guru kelas V yang telah memberikan izin penelitian.

9. Yang tercinta Ayahanda Ismail Ibunda Yusnidar yang telah memberikan

semangat dan bantuan secara riil maupun materiil, memberikan ilmu yang bermanfaat dunia akhirat, serta tidak hentinya memberikan doa untuk keberhasilan dan kebahagiaan peneliti.

10. Suami yang tercinta, Jam’an Ishak, anak tersayang yaitu Aidilfansury,

Palaistayunis dan Ammarfaruqi yang senantiasa menemani suka duka, memberikan bantuan, saran, motivasi, serta selalu mendoakan peneliti.

11. Teman-teman seperjuangan kelas A2 Reguler 2014 dan konsentrasi Bahasa

Indonesia, khususnya teman-teman yang telah membantu penelitian yaitu surhaningsih, Junaida, Muhammad Ichsan, Syahrul, Linda Hariati, Winda Astuti, Rizki Nurjehan, Yudi Humara, Emha Pidian dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Mudah-mudahan Tesis ini bermamfaat bagi kita semua dan menjadi kajian dalam peningkatan kemampuan berbicara bahasa Indonesia, peneliti harapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, 10 Mai 2016 Penulis


(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB l PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang masalah ... 1

1.2 Indentifikasi Masalah... 7

1.3 Batasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

BAB ll KAJIAN TEORI ... 11

2.1 Kerangka Teoretis ... 11

2.1.1 Kemampuan Berbicara ... 11

2.1.2 Metode Role Playing ... 16

2.1.2.1 Role Playing ... 16

2.1.2.2 Tujuan Metode Role Playing ... 18

2.1.2.3 Karakteristik Metode Role Playing ... 18

2.1.2.4 Pelaksanaan Role Playing ... 19

2.1.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Role Playing ... 25

2.1.3 Teori yang Mendukung ... 29

2.1.4 Materi Drama ... 30

2.1.4.1 Hakikat Drama ... 30

2.1.4.2 Elemen Drama ... 33

2.1.4.3 Sarana Dramatik ... 35

2.1.4.4 Jenis-Jenis Drama ... 36

2.2 Kerangka Konseptual ... 37

2.3 Penelitian yang Relevan ... 38


(10)

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 43

3.3 Desain Penelitian... 43

3.4 Prosedur Penelitian ... 45

3.5Variabel dan Definisi Operasional ... 48

3.6 Instrumen Penelitian ... 49

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.8 Teknik Analisis Data ... 53

3.9 Indikator Keberhasilan Tindakan ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 54

4.1 Perencanaan ... 54

4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 54

4.1.2 Observasi Siklus I ... 56

4.1.3 Refleksi Siklus I ... 57

4.1.4 Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 58

4.1.5 Observasi Siklus II ... 60

4.1.6 Refleksi Siklus II ... 62

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I... 62

4.2.1 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I ... 62

4.2.1.1 Hasil Kemampuan Berbicara Aspek Tekanan ... 63

4.2.1.2 Hasil Kemampuan Berbicara Aspek Tata Bahasa ... 65

4.2.1.3 Hasil Kemampuan Berbicara Aspek Kosa Kata ... 67

4.2.1.4 Hasil Kemampuan Berbicara Aspek Kelancaran ... 69

4.2.1.5 Hasil Kemampuan Berbicara Aspek Pemahaman ... 71

4.2.2 Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siklus I ... 73

4.2.2.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 74

4.2.2.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 76

4.2.3 Hasil Dokumentasi Foto ... 78

4.2.4 Hasil Refleksi Siklus I ... 80

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 81

4.3.1 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II ... 82

4.3.1.1 Hasil Kemampuan Berbicara Aspek Tekanan ... 83

4.3.1.2 Hasil Kemampuan Berbicara Aspek Tata Bahasa ... 84

4.3.1.3 Hasil Kemampuan Berbicara Aspek Kosa Kata ... 86

4.3.1.4 Hasil Kemampuan Berbicara Aspek Kelancaran ... 88

4.3.1.5 Hasil Kemampuan Berbicara Aspek Pemahaman ... 89

4.3.2 Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siklus II ... 91

4.2.2.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 91

4.2.2.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II... 93


(11)

vii

4.3.4 Hasil Refleksi Siklus II ... 97

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 98

4.4.1 Peningkatan Kemampuan Berbicara ... 98

4.4.2 Aktifitas Siswa... 101

BAB V Simpulan dan Saran ... 104

5.1 Simpulan... 104

5.2 Saran ... 105

Daftar Pustaka ... 106


(12)

viii

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal.

2.1 Tahapan Pelaksanaan Role Playing ... 25

3.1 Prosedur Pembelajaran Kelas siklus 1 ... 45

3.2 Prosedur Pembelajaran Kelas siklus 2 ... 47

4.1 Hasil Kriteria Kemampuan Berbicara pada Siklus I ... 63

4.2 Perolehan Skore Aspek Tekanan Siklus I ... 64

4.3 Perolehan Skore Aspek Tatabahasa Siklus I ... 66

4.4 Perolehan Skore Aspek Kosakata Siklus I ... 68

4.5 Perolehan Skore Aspek Kelancaran Siklus I ... 70

4.6 Perolehan Skore Aspek Pemahaman Siklus I ... 72

4.7 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 74

4.8 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 76

4.9 Hasil Kemampuan Berbicara Siklus II ... 82

4.10 Perolehan Skore Aspek Tekanan Siklus II... 83

4.11 Perolehan Skore Aspek Tatabahasa Siklus II ... 85

4.12 Perolehan Skore Aspek Kosakata Siklus II ... 86

4.13 Perolehan Skore Aspek Kelancaran Siklus II ... 88

4.14 Perolehan Skore Aspek Pemahaman Siklus II ... 90

4.15 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 92

4.16 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 94


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

No Uraian Hal,

1.3 Gambar Desain Penelitian Kelas ... 44

4.1 Grafik Aspek Tekanan Kemampuan berbicara siklus I... 65

4.2 Grafik Aspek Tatabahasa Kemampuan berbicara siklus I ... 67

4.3 Grafik Aspek Kosakata Kemampuan berbicara siklus I ... 69

4.4 Grafik Aspek Kelancaran Kemampuan berbicara siklus I ... 71

4.5 Grafik Aspek Pemahaman Kemampuan berbicara siklus I ... 73

4.6 Grafik Aspek Tekanan Kemampuan berbicara siklus II ... 84

4.7 Grafik Aspek Tatabahasa Kemampuan berbicara siklus II ... 86

4.8 Grafik Aspek Kosakata Kemampuan berbicara siklus II ... 88

4.9 Grafik Aspek Kelancaran Kemampuan berbicara siklus II ... 89

4.10 Grafik Aspek Pemahaman Kemampuan berbicara siklus II ... 91


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal.

1 Silabus Pembelajaran ... 109

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 114

3 Teks Drama ... 120

4 Lembaran Penilaian Kemampuan Berbicara ... 124

5 Lembaran Observasi Kegiatan Guru ... 127

6 Lembaran Observasi Kegiatan Siswa ... 129

7 Lembaran Kerja Siswa ... 130


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan kehidupan tingkat tinggi sehingga menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Peningkatan kualitas sumber daya manusia akan tercapai bila lembaga pendidikan berkualitas. Pendidikan sangatlah penting untuk menghasilkan manusia yang terampil, produktif, inisiatif, dan kreatif. Perubahan dan perkembangan ilmu tehnologi yang semakin pesat dewasa ini perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi.

Kualitas pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan terampil. Menurut Thorndike (dalam Hergenhahn & Olson, 2012:76), Pendidikan adalah hubungan erat antara pengetahuan proses belajar dengan praktik pengajaran. Pendidikan yang berkualitas akan tercipta apabila komunikasi yang dibangun antara siswa dengan guru berjalan efektif, dengan demikian siswa mampu menerjemahkan pesan yang disampaikan oleh guru dengan makna tepat melalui bahasa yang saling dimengerti oleh kedua belah pihak.

Pembelajaran bahasa yang baik dapat ditemukan di dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam dunia proses belajar mengajar di sekolah dasar. Tuntutan kemampuan berbicara bahasa Indonesia sangatlah penting dengan adanya perkembangan zaman di era globalisasi. Kemampuan berbicara bahasa Indonesia sangat dituntut sejak dini untuk dipelajari agar siswa mampu berbicara bahasa Indonesia dengan baik dan benar sebagai bentuk nasionalismenya sebagai warga


(16)

2 Negara Indonesia yang baik. Menurut Eviyanti (2012:109-110) Kemampuan berbicara sangat penting untuk dikuasai oleh setiap orang agar dapat menyampaikan pesan, informasi, keinginan kepada lawan bicara dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh lawan bicara, sehingga lawan bicara dapat menerima dan memahami apa yang disampaikan oleh pembicara.

Bentuk dasar komunikasi ada dua, yaitu komunikasi nonverbal dan

komunikasi verbal. Komunikasi verbal antara lain menulis (writing),

menyimak/mendengar (listening), membaca (reading), menonton (watching),

mempertunjukkan (showing) dan berbicara (speaking). Berbicara (speaking)

merupakan kegiatan penting dan paling sering dilakukan manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Berbicara berhubungan erat dengan mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, berdialog, menyampaikan pesan, bertukar pengalaman, menjelaskan, mendiskripsikan dan bermain peran. Seseorang dapat membaca dan menulis serta mendengar siaran radio secara mandiri,. tetapi dalam berbicara harus melibatkan orang lain sebagai

penerima gagasan. Oleh sebab itu Valette (dalam Santoso, 2010: 6.34)

berpendapat bahwa berbicara merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat sosial.

Brown dan Yule (dalam Santoso, 2010: 6.34) berpendapat bahwa dalam Materi dan Pembelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar, berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekpresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan, atau perasaan secara lisan. Berbicara dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia dengan memanfaatkan


(17)

3 faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis dan linguistik secara luas. Faktor-faktor tersebut merupakan indikator keberhasilan berbicara sehingga harus diperhatikan pada saat kita menentukan mampu tidaknya seseorang berbicara. Jadi tingkat berbicara seseorang atau siswa tidak hanya ditentukan dengan mengukur faktor linguistik saja atau faktor Psikologis saja, tetapi dengan mengukur penguasaan semua faktor tersebut secara menyeluruh.

Berbicara merupakan kemampuan berbahasa lisan yang produktif. Kemampuan ini merupakan implementasi dari hasil bacaan, ucapan dan simakan, Dalam kegiatan formal pada kelas awal Sekolah Dasar (SD) bisa dimulai dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara di depan kelas untuk memperkenalkan diri, tanya jawab dengan teman, bercerita dengan pengalaman, menceritakan gambar, dan lain-lain. Kegiatan ini akan memperkaya kosa kata, memperbaiki kalimat dan melatih keberanian siswa dalam berbicara. Dengan demikian maka kemampuan berbicara siswa akan meningkat. Berbicara atau mengungkapkan pikirannya secara lisan merupakan hal yang sangat sulit. Kesulitan ini dirasakan oleh guru dan peserta didik khususnya siswa Sekolah Dasar (SD). Kesulitan yang mereka hadapi umumnya dalam memilih kata yang tepat untuk menyampaikan maksud dan keinginan.

Pada Sekolah Dasar (SD) Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie banyak ditemukan siswa memiliki kemampuan berbicara bahasa Indonesia yang rendah. Hal ini terlihat dari kemampuan berbicara siswa dalam kehidupan sehari-harinya masih menggunakan kata-kata yang kurang benar dan kurang tepat, bahkan penggunaan nada juga tidak sesuai. Dalam proses belajar mengajar sehari-hari ditemukan siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang


(18)

4 diajukankan oleh guru. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mampu mengerti akan pertanyaan yang dilemparkan oleh guru yang berbentuk bahasa Indonesia. Begitu juga sebaliknya dalam menjawab pertanyaan dari guru, sering ditemui siswa tidak mampu berbicara untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk itulah kemampuan berbicara bahasa Indonesia haruslah benar-benar dilatih sedini mungkin mulai dari masa kanak-kanak dan sekolah dasar.

Banyak sekolah dasar di daerah dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan bahasa daerah sehingga pemahaman siswa akan bahasa Indonesia sangatlah kurang, yang mengakibatkan siswa takut mengemukakan pendapat, tumbuh rasa minder saat berbicara bahasa Indonesia, dan susah memahami kalimat sehingga berpengaruh pada rendahnya nilai yang diperoleh pada semester yang lalu tahun 2014/2015 di bawah nilai KKM yaitu hanya 57-60 % siswa yang mencapai Ketuntasan Belajar (> KKM = 65). Hasil ini tentunya belum memenuhi kategori ketuntasan kelas (yakni 75 % siswa memperoleh nilai ≥ 65).

Saat berbicara seseorang memanfaatkan faktor fisik, yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Bahkan organ tubuh yang lain seperti kepala, tangan, dan roman muka pun dimanfatkan dalam berbicara. Stabilitas emosi, misalnya tidak saja berpengaruh terhadap kualitas suara yang dihasilkan oleh alat ucap tetapi juga berpengaruh terhadap keruntutan bahan pembicaraan. Berbicara juga tidak terlepas dari faktor neurologis, yaitu jaringan saraf yang menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga, dan organ tubuh lain yang ikut dalam aktivitas berbicara. Demikian pula faktor semantik yang berhubungan dengan makna, dan faktor linguistik yang berkaitan dengan struktur bahasa selalu berperan dalam kegiatan berbicara. Bunyi


(19)

5

yang dihasilkan oleh alat ucap dan kata-kata harus disusun menurut aturan tertentu agar bermakna.

Kemampuan berbicara merupakan tuntunan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial sehingga dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Kemampuan berbicara sangat dibutuhkan dalam berbagai kehidupan keseharian kita. Oleh karena itu, kemampuan ini perlu dilatihkan secara rekursif sejak jenjang pendidikan sekolah dasar. Guru mempunyai tanggung jawab membina dan meningkatkan kemampuan berbicara para siswanya. Peningkatan itu tidak dilakukan tersendiri melainkan terpadu dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia. Hal tersebut sesuai yang dikehendaki kurikulum KTSP yang menekankan kepada keaktifan siswa. Dalam rangka pembinaan meningkatkan kemampuan berbicara tersebut. Dari aspek kebahasaan dan non-kebahasaan yang telah disebutkan di atas, guru dapat mengefektifkan penggunaan serta mengontrol kesalahan yang terjadi pada siswa. sehingga siswa dalam malaksanakan tindakan berbicara dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

Dari masalah itu, untuk meningkatkan kemampuan berbicara, maka

mempraktekkan metode role playing pada materi ajar drama dan mewajibkan

siswa dan guru untuk berbicara bahasa Indonesia di lingkungan sekolah. Oleh karena itu sangatlah tepat menggunakan metode role playing pada materi ajar

drama sebagai media yang akan meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia siswa SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie sehingga membiasakan siswa untuk berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penelitian ini dilakukan dengan membagikan skenario drama dan membimbing siswa secara langsung. penelitian tindakan kelas ini akan merubah kemampuan berbicara bahasa Indonesia siswa. Pembelajaran aktif dapat dilakukan


(20)

6 dengan kegiatan menghadapi suatu bentuk permasalahan. Pembelajaran yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan, dapat dilakukan dengan merekayasa suatu bentuk peran tertentu. Role playing sebagai sebuah metode pembelajaran

aktif, memiliki dimensi pendidikan personal dan sosial sehingga dapat memotivasi siswa menemukan pengetahuan dan menyelesaikan suatu bentuk permasalahan dalam suatu bentuk kerjasama sosial.

Istilah bermain peran (role playing) dan sosiodrama dalam metode

merupakan dua istilah yang kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti. Pada metode bermain peran, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Menurut Uno (dalam Istarani, 2011), “Bermain peran sebagai suatu metode pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok”. Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Kedua istilah ini (bermain peran dan sosiodrama), kadang-kadang juga disebut metode dramatisasi.

Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dalam sebuah pementasan drama sehingga


(21)

7 dengan menyimak atau melakoni drama maka akan terjadi peningkatan berbicara bahasa Indonesia siswa.

Memerankan drama berarti mengaktualisasikan segala hal yang terdapat di dalam naskah drama ke dalam lakon drama di atas pentas. Aktivitas yang menonjol dalam memerankan drama ialah dialog antar tokoh, monolog, ekspresi mimik, gerak anggota badan, perpindahan letak pemain dan semua gerakan yang sesuai dengan alur cerita. dengan adanya dialog dan monolog yang terdapat dalam drama maka dengan sendirinya akan meningkatkan kemampuan berbicara siswa karena pada saat melakukan dialog ataupun monolog, aspek-aspek Suprasegmental (lafal, intonasi, nada atau tekanan dan mimik) mempunyai

peranan sangat penting. Lafal yang jelas, intonasi yang tepat, dan nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isi/pesan melalui bahasa Indonesia.

Dari latar belakang di atas maka penulis ingin meneliti, dengan judul

penelitian,“ Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Dengan

Metode Role Playing pada Materi Ajar Drama di Kelas V SD Negeri Peudaya

Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie Prov. Aceh”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan di atas, maka

masalah dapat diidentifikasi dalam beberapa permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Indonesia

2. Seringnya menggunakan bahasa daerah di lingkungan sekolah membuat


(22)

8 3. Rendahnya hasil ujian mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu berada di

bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah.

4. Kurangnya inovasi guru dalam upaya meningkatkan kemampuan

berbahasa Indonesia

Setelah mempraktekkan dan melatih metode role playing pada materi ajar

drama diharapkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia akan meningkat lebih teratur, lebih berani dan lebih santun dalam berbicara.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, perlu di lakukan pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus

pada masalah yang di teliti. Pelaksanaan penelitian ini dibatasi pada metode role

playing pada materi ajar drama untuk meningkatkan kemampuan berbicara

bahasa Indonesia siswa karena sebagaimana diketahui bahwa dalam drama mengharuskan para pemainnya untuk lebih aktif dalam memerankan tokoh yang mereka peran, bukan hanya dialog-dialog tetapi mereka harus mampu memerankan karakter dan tingkah laku tokoh yang mereka perankan.

1.4 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah metode role playing dapat meningkatkan kemampuan berbicara

siswa melalui materi ajar drama di kelas V SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie?


(23)

9

2. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan meggunakan

metode role playing pada materi ajar drama di kelas V SD Negeri Peudaya

Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie?

1.5 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Indonesia.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan metode role

playing pada materi ajar drama di SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang

Tiji Kabupaten Pidie.

2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa menggunakan metode role

playing pada materi ajar drama di kelas V SD Negeri Peudaya Kecamatan

Padang Tiji Kabupaten Pidie.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat secara teoritis maupun praktis dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Manfaat secara teoretis:

1. Memberikan khasanah pemikiran kepada peneliti lain tentang metode role

playing dalam kemempuan berbicara, tujuan , karakteristik bahan


(24)

10

2. Memberikan konstribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang

yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan berbicara siswa dengan

menggunakan metode role playing.

Manfaat secara praktis untuk:

1. Siswa, yaitu diharapkan dengan metode role playing dapat meningkatkan

kemampuan berbicara siswa dan aktivitas belajar siswa.

2. Guru, yaitu diharapkan sebagai referensi dalam permasalahan mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan membuka wawasan guru dalam menentukan metode pembelajaran.

3. Sekolah, yaitu prestasi keberhasilan sekolah meningkat sehingga sekolah

akan lebih unggul.

4. Peneliti, diharapkan dapat menjadi pembelajaran dalam penelitian ilmiah

untuk mengembangkan kemampuan sebagai pendidik di masa yang akan datang, dapat menambah wawasan keilmuan Bahasa Terutama berbicara dengan metode role playing pada materi ajar drama dan dapat terjalin


(25)

104 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kemampuan berbicara secara lisan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dapat

meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal ini diketahui dari rata-rata nilai kemampuan berbicara siswa sebelum dilakukan penelitian yaitu ≥65. Setelah dilakukan tindakan, hasil rata-rata penilaian kemampuan berbicara pada siklus I sebesar 65,4 kemudian siklus II 80.5 atau meningkat sebesar 15,3 dari siklus I. Perolehan rata-rata kemampuan berbicara melalui

metode role playing kelas V SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji

Kabupaten Pidie menunjukkan dapat meningkat dan berhasil.

2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dapat

meningkatkan aktivitas kemampuan berbicara siswa. Hal ini diketahui dari aspek penilaian kegiatan siswa mencapai 87,61% pada siklus II. Aktivitas

pembelajaran dengan metode role playing sangat menarik dan

menyenangkan bagi siswa sehingga memberikan motivasi dalam berbicara.


(26)

105

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian yang dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru bahasa dan sastra Indonesia dapat menggunakan metode role playing

pada materi ajar drama karena dengan metode role playing siswa dapat

menempatkan diri dengan orang lain, guru dapat melihat kemampuan siswa, menimbulkan diskusi yang hidup, untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa ditinjau dari aspek tekanan, tatabahasa, kosa kata, kelancaran, pemahaman.

2. Kepada peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut, untuk menentukan faktor-faktor lain yang dapat mendukung peningkatan kemampuan berbicara Bahasa Indonesia.


(27)

106

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad HP, Alek Abdullah. 2013. Linguistik Umum, Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dkk.2012. Penelitian Tindakan Kelas, Cetakan Kesebelas. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Arsjad , Midar. G dan Mukti1. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Artati Y Budi, dkk. 2013. Detik-detik Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk SD/MI, laten: Intan prawira.

Atasani Ida Melati, Marhaeni A.A.I.N, Sutama M. 2013.”Pengaruh Penerapan Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Ditinjau Dari Minat Berbahasa Indonesia Siswa Kelas V Gugus 1 Aikmel”Jurnal Pendidikan Dasar Vol.3 Tahun 2013. file:///C:/Users/user/Downloads/778-1146-1-SM.pdf di askes tgl 26 desember 20015.

Dani. Role Playing Sebagai Salah Satu Model Pembelajaran Inovative Bahasa dan Sastra. https://pojokpakdani.wordpress.com/2013/01/14/role-playing-sebagai-salah-satu-model-pembelajaran-inovatif-bahasa-dan-sastra. Di akses tanggal 10 Oktober 2015.

Depdikbud. 1984/1985. Pendidikan Keterampilan Berbahasa: Buku Materi Pokok

Berbicara. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Eviyanti E. 2012. Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis dengan Menggunakan JEUX. Jurnal Bahasa dan Seni Nomor 1, Februari 2012. http://citation.itb.ac.id/pdf/JURNAL/BAHASA&SENI/2012/Februari/10-Eviyanti-layout.pdf Diaskes tanggal 21 Desember 2015.

Ellis, Arthur. (et. al). 1989. Elementary Language Arts Instructio. New Jersey: rentice Hall.

Gultom Syawal. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kemendikbud.

Hergenhahn & Olson Mettew. 2012. Theories Of Learning Edisi Ketujuh, Terjemahan Triwibowo B.S, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Istarani. 2011. 58 Model Belajar Inovatif Referensi Guru Dalam Menentukan

Model Pembelajaran, Medan:Media Persada.

Jalongo, Mary Renck. 1992. Early Childhood Language Arts. Boston: Allyn and Bacon.


(28)

107

Joyce, Bruce, dkk, 2009. Models of Teaching. Model-model Pengajaran (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kosasih. 2011. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia,

Bandung: Yrama widya.

Mangkunegara. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Melani, dkk. 2008. Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi

(membaca sastra), Magelang:Indonesiatera.

Margaret.E Gredler. 2011. Learning and Instruction dan Teori Aplikasi Edisi Keenam, terjemahan Triwibowo, B. S, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nurgiantoro, Burhan. 2005. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nababan S, Utari S. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Granmedia Pustaka Utama.

Nurhasanah dan Didik Tuminto. 2007. Kamus Besar Bergambar Bahasa

Indonesia Untuk SD & SMP, Jakarta:PT. Bina Sarana Pustaka.

Nurhasanah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Nasution, Evi Dahliani. 2012. “Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing siswa Kelas V SD Negeri No. 081238 Sibolga TP. 2011/2012.”. Tesis. Tidak dipublikasi, Medan: Universitas Negeri Medan. Pageyasa 2004. Peningkatan Kemampuan Berbicara siswa kelas I MTs Sunan

Kalijogo malang Strategi Pemetaan Pikiran, Tesis Universitas Negeri Malang.

Poerwodarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Putra Roma. 2014. ”Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V-B SD Negeri 105330

Tanjung Morowa Tahun Ajaran 2013/2014”.Jurnal tematik Vol. 002. No. 14

Halaman 182-196, Agustus 2014. Medan: Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Primasari R, dkk. 2013. ”Penggunaan Model Role Playing Untuk Peningkatan Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas IV SDN 1 Luntong Panjer Kebumen”. Tesis. Universitas Sebelas Maret.


(29)

108

Simatupang M. 2012. Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS SD Negeri 101780 Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang. Tesis. Tidak Dipublikasi. Medan: Universitas Negeri Medan. Santoso P, dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Edisi

Satu, Cetakan Kelimabelas, Jakarta: Universitas Terbuka.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta.

Sunariadi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran dengan gaya berfikir terhadap ketrampilan berbicara Siswa Kelas V SD Negeri 104202 Bandar setia Percut Sie Tuan TP.2012/2013, Jurnal Penelitian UPI Unimed, Medan. Siska Yulia. 2011. “Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam

Meningkatkan Ketrampilan Sosial Dan Ketrampilan Berbicara Anak Usia Dini”. Jurnal Pendidikan Dasar No.2 ISSN 1412-565X, Agustus 2011. http://jurnal.upi.edu/file/4-Yulia_Siska-edit.pdf diaskes tgl 21 desember 2015.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. edisi revisi, Bandung: Angkasa.

Tim Pascasarjana UNIMED. 2014. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi, Medan: Pascasarjana UNIMED.

Wardani Igak, Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tidakan Kelas Edisi 1, Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiastra I N Gd, Gosong I. M, Putrayasa I. B. 2013. “Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IX.3 SMP

Negeri 2 Denpasar Tahun 2012/2013”. Jurnal Pendidikan bahasa Indonesia

Vol. 2 Tahun 2013. file:///C:/Users/user/Downloads/687-965-1-SM.pdf diaskes 21 Desember 20).


(1)

10 2. Memberikan konstribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan metode role playing.

Manfaat secara praktis untuk:

1. Siswa, yaitu diharapkan dengan metode role playing dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dan aktivitas belajar siswa.

2. Guru, yaitu diharapkan sebagai referensi dalam permasalahan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan membuka wawasan guru dalam menentukan metode pembelajaran.

3. Sekolah, yaitu prestasi keberhasilan sekolah meningkat sehingga sekolah akan lebih unggul.

4. Peneliti, diharapkan dapat menjadi pembelajaran dalam penelitian ilmiah untuk mengembangkan kemampuan sebagai pendidik di masa yang akan datang, dapat menambah wawasan keilmuan Bahasa Terutama berbicara dengan metode role playing pada materi ajar drama dan dapat terjalin hubungan yang baik antara peneliti, murid, guru dan sekolah.


(2)

104 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kemampuan berbicara secara lisan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal ini diketahui dari rata-rata nilai kemampuan berbicara siswa sebelum dilakukan penelitian yaitu ≥65. Setelah dilakukan tindakan, hasil rata-rata penilaian kemampuan berbicara pada siklus I sebesar 65,4 kemudian siklus II 80.5 atau meningkat sebesar 15,3 dari siklus I. Perolehan rata-rata kemampuan berbicara melalui metode role playing kelas V SD Negeri Peudaya Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie menunjukkan dapat meningkat dan berhasil.

2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dapat meningkatkan aktivitas kemampuan berbicara siswa. Hal ini diketahui dari aspek penilaian kegiatan siswa mencapai 87,61% pada siklus II. Aktivitas pembelajaran dengan metode role playing sangat menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga memberikan motivasi dalam berbicara.


(3)

105

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian yang dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru bahasa dan sastra Indonesia dapat menggunakan metode role playing pada materi ajar drama karena dengan metode role playing siswa dapat menempatkan diri dengan orang lain, guru dapat melihat kemampuan siswa, menimbulkan diskusi yang hidup, untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa ditinjau dari aspek tekanan, tatabahasa, kosa kata, kelancaran, pemahaman.

2. Kepada peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, untuk menentukan faktor-faktor lain yang dapat mendukung peningkatan kemampuan berbicara Bahasa Indonesia.


(4)

106

Ahmad HP, Alek Abdullah. 2013. Linguistik Umum, Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dkk.2012. Penelitian Tindakan Kelas, Cetakan

Kesebelas. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Arsjad , Midar. G dan Mukti1. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Artati Y Budi, dkk. 2013. Detik-detik Ujian Nasional Tahun Pelajaran

2012/2013 untuk SD/MI, laten: Intan prawira.

Atasani Ida Melati, Marhaeni A.A.I.N, Sutama M. 2013.”Pengaruh Penerapan Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Ditinjau

Dari Minat Berbahasa Indonesia Siswa Kelas V Gugus 1 Aikmel”Jurnal

Pendidikan Dasar Vol.3 Tahun 2013. file:///C:/Users/user/Downloads/778-1146-1-SM.pdf di askes tgl 26 desember 20015.

Dani. Role Playing Sebagai Salah Satu Model Pembelajaran Inovative Bahasa

dan Sastra.

https://pojokpakdani.wordpress.com/2013/01/14/role-playing-sebagai-salah-satu-model-pembelajaran-inovatif-bahasa-dan-sastra. Di akses tanggal 10 Oktober 2015.

Depdikbud. 1984/1985. Pendidikan Keterampilan Berbahasa: Buku Materi Pokok

Berbicara. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Eviyanti E. 2012. Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis dengan

Menggunakan JEUX. Jurnal Bahasa dan Seni Nomor 1, Februari 2012.

http://citation.itb.ac.id/pdf/JURNAL/BAHASA&SENI/2012/Februari/10-Eviyanti-layout.pdf Diaskes tanggal 21 Desember 2015.

Ellis, Arthur. (et. al). 1989. Elementary Language Arts Instructio. New Jersey:

rentice Hall.

Gultom Syawal. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013,

Jakarta: Kemendikbud.

Hergenhahn & Olson Mettew. 2012. Theories Of Learning Edisi Ketujuh,

Terjemahan Triwibowo B.S, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Istarani. 2011. 58 Model Belajar Inovatif Referensi Guru Dalam Menentukan

Model Pembelajaran, Medan:Media Persada.

Jalongo, Mary Renck. 1992. Early Childhood Language Arts. Boston: Allyn and


(5)

107

Joyce, Bruce, dkk, 2009. Models of Teaching. Model-model Pengajaran (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kosasih. 2011. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia,

Bandung: Yrama widya.

Mangkunegara. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Melani, dkk. 2008. Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi

(membaca sastra), Magelang:Indonesiatera.

Margaret.E Gredler. 2011. Learning and Instruction dan Teori Aplikasi Edisi

Keenam, terjemahan Triwibowo, B. S, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nurgiantoro, Burhan. 2005. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Nababan S, Utari S. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Granmedia

Pustaka Utama.

Nurhasanah dan Didik Tuminto. 2007. Kamus Besar Bergambar Bahasa

Indonesia Untuk SD & SMP, Jakarta:PT. Bina Sarana Pustaka.

Nurhasanah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Nasution, Evi Dahliani. 2012. “Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing siswa Kelas V SD Negeri No. 081238 Sibolga TP.

2011/2012.”. Tesis. Tidak dipublikasi, Medan: Universitas Negeri Medan.

Pageyasa 2004. Peningkatan Kemampuan Berbicara siswa kelas I MTs Sunan

Kalijogo malang Strategi Pemetaan Pikiran, Tesis Universitas Negeri

Malang.

Poerwodarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka.

Putra Roma. 2014. ”Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V-B SD Negeri 105330

Tanjung Morowa Tahun Ajaran 2013/2014”.Jurnal tematik Vol. 002. No. 14

Halaman 182-196, Agustus 2014. Medan: Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Primasari R, dkk. 2013. ”Penggunaan Model Role Playing Untuk Peningkatan Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas IV SDN 1 Luntong Panjer


(6)

Simatupang M. 2012. Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS SD Negeri 101780 Percut Sei Tuan Kab.

Deli Serdang. Tesis. Tidak Dipublikasi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Santoso P, dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Edisi

Satu, Cetakan Kelimabelas, Jakarta: Universitas Terbuka.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013, Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta.

Sunariadi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran dengan gaya berfikir terhadap ketrampilan berbicara Siswa Kelas V SD Negeri 104202 Bandar setia

Percut Sie Tuan TP.2012/2013, Jurnal Penelitian UPI Unimed, Medan.

Siska Yulia. 2011. “Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam Meningkatkan Ketrampilan Sosial Dan Ketrampilan Berbicara Anak Usia

Dini”. Jurnal Pendidikan Dasar No.2 ISSN 1412-565X, Agustus 2011.

http://jurnal.upi.edu/file/4-Yulia_Siska-edit.pdf diaskes tgl 21 desember 2015.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

edisi revisi, Bandung: Angkasa.

Tim Pascasarjana UNIMED. 2014. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis

dan Disertasi, Medan: Pascasarjana UNIMED.

Wardani Igak, Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tidakan Kelas Edisi 1,

Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiastra I N Gd, Gosong I. M, Putrayasa I. B. 2013. “Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IX.3 SMP

Negeri 2 Denpasar Tahun 2012/2013”. Jurnal Pendidikan bahasa Indonesia

Vol. 2 Tahun 2013. file:///C:/Users/user/Downloads/687-965-1-SM.pdf diaskes 21 Desember 20).


Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014 / 2015.

0 6 4

METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pel

0 3 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pelaj

0 3 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD N 05 Sidoharjo, Wonogiri Tahun

0 3 16

PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA Penerapan Metode Simulasi Bermain Peran / Role Playing Untuk Peningkatan Ketrampilan Berbicara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jagoan Sambi B

0 4 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE ROLE PLAYING BAGI ANAK TUNAGRAHITA TIPE RINGAN KELAS 2 SDLB DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 153

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI KELAS IV SD

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA MATERI DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PURWOKERTO WETAN - repository perpustakaan

0 0 16