PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN KONTEKSTUAL DI SMK CITRA BANGSA AEK NABARA.

(1)

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA ANTARA

PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN KONTEKSTUAL DI SMK CITRA BANGSA

AEK NABARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH :

NINGSIH ANANING WAHYU NIM : 8146172052

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Perbedaan Peningkatam Kemampuan Representasi Matematik dan Motivasi Belajar Siswa Antara Pembelajaran Penemuan Terbimbing dan Kontekstual di SMK Citra Bangsa Aek Nabara ”. Dalam proses penyusunan tesis terdapat beberapa hal yang harus dilalui, diantaranya menghadapi kendala dan keterbatasan serta bimbingan/arahan yang terwujud dalam motivasi berbagai pihak, sehingga keterbatasan dan kekurangan dapat teratasi dengan baik.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka yang telah berjasa, yaitu kepada:

1. Teristimewa kepada Ayahanda Mariono dan Ibunda tercinta Suwarti yang telah mendidik dan membesarkan saya hingga saya mencapai perguruan tinggi Pascasarjana.

2. Teristimewa juga buat orang spesialku M. Wahyuddin yang selalu mendukung dan memotivasi setiap hari.

3. Ibu Dr. Ani Minarni, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan serta bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Dr, E. Elvis Napitupulu M.S, selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan serta bimbingan kepada penulis.

5. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd., selaku ketua program studi dan Dr. Mulyono, M.Si. Selaku Sekretaris program studi Pendidikan Matematika


(7)

iv

Program Pascasarjana UNIMED yang senantiasa memberikan dorongan kepada kami selama mengikuti perkuliahan sekaligus Narasumber yang yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan Tesis ini menjadi lebih baik.

6. Terimakasih kepada para dewan Guru dan Staf Pendidik yang ada di SMK Citra Bangsa Aek Nabara yang telah ikut membantu penulis dalam penyusunan Tesis ini.

7. Terimakasih kepada teman-teman Pascasarjana khususnya kelas B-2 yang telah memberikan suport kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan Tesis dengan baik.

Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya pendidikan matematika. Untuk itu, penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, 2016

Penulis,

Ningsih Ananing Wahyu NIM. 8146172052


(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 12

1.3. Batasan Masalah ... 13

1.4. Rumusan Masalah ... 13

1.5. Tujuan Penelitian ... 14

1.6. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Representasi Matematik ... 16

2.2 Motivasi Belajar Siswa ... 22

2.3 Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 28

2.3.1 Langkah-langkah Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 31

2.3.2 Keunggulan Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 36

2.4 Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) ... 37

2.5 Perbedaan Pedagogik... 52

2.6 Aktivitas Siswa ... 55

2.7 Proses Jawaban Siswa ... 57

2.8 Teori Belajar Pendukung ... 58

2.9 Penelitian Yang Relevan ... 62

2.10 Kerangka Konseptual ... 65

2.11 Hipotesis Penelitian ... 71

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 73

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 73

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 74

3.3.1 Populasi Penelitian ... 74

3.3.2 Sampel Peneltian ... 74

3.4. Variabel Penelitian ... 75

3.5. Desain Peneltian ... 76

3.6 Defenisi Operasional ... 78

3.7 Instrumen Penelitian ... 80

3.7.1 Tes Kemampuan Representasi Matematik ... 80

3.7.2 Angket Motivasi Belajar Siswa ... 83

3.8 Analisis Instrumen Penelitian ... 86

3.8.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 98

3.8.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 98

3.9 Teknik Analisis Data ... 99


(9)

vi

3.9.2 Analisis Statistik Diferensial ... 102

3.10 Uji Hipotesis ... 113

3.11 Prosedur Penelitian ... 114

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 117

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Kemampuan Representasi Matematik .. 118

4.1.2 Analisis Deskriptif Angket Motivasi Belajar Siswa ... 127

4.1.3 Analisis Statistik Iferensial Data Kemampuan Representasi ... 138

4.1.4 Hasil Analisis Statistik Iferensial Angket Motivasi Belajar ... 151

4.1.5 Analisis Keberagaman Siswa dalam Penyelesaian Jawaban ... 158

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 177

4.2.1 Kemampuan Representasi Matematik ... 177

4.2.2 Motivasi Belajar Siswa ... 178

4.2.3 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ... 179

4.2.4 Proses Jawaban Siswa ... 180

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 181

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 182

5.2 Saran ... 183

5.3 Implikasi ... 185


(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. : Jawaban Salah Siswa Dalam Mengenai Fungsi ... 5

Gambar 3.1. : Rangkuman Alur Penelitian ... 116

Gambar 4.1 : Graik Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 119

Gambar 4.2 : Grafik Tes Awal Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 121

Gambar 4.3 : Grafik Hasil Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 123

Gambar 4.4 : Postes Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen ... 2

... 125

Gambar 4.5 : Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 155

Gambar 4.6 : Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 157

Gambar 4.7 : Ragam Jawaban Butir Nomor 1 Kelas Eksperimen 1 ... 159

Gambar 4.8 : Ragam Jawaban Butir Nomor 1 Kelas Eksperimen 2 ... 159

Gambar 4.9 : Ragam Jawaban Butir Nomor 2 Kelas Eksperimen 1 ... 161

Gambar 4.10 : Ragam Jawaban Butir Nomor 2 Kelas Eksperimen 2 ... 161

Gambar 4.11: Ragam Jawaban Butir Nomor 3 Kelas Eksperimen 1 ... 164

Gambar 4.12: Ragam Jawaban Butir Nomor 3 Kelas Eksperimen 2 ... 164

Gambar 4.13: Ragam Jawaban Butir Nomor 4 Kelas Eksperimen 1 ... 167

Gambar 4.14: Ragam Jawaban Butir Nomor 4 Kelas Eksperimen 2 ... 167

Gambar 4.15: Ragam Jawaban Butir Nomor 5 Kelas Eksperimen 1 ... 170


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. : Indikator Kemampuan Representasi Matematik ... 20

Tabel 2.2. : Langkah-langkah Pembelajaran dengan Penemuan Terbimbing ... 35

Tabel 2.3. : Perbedaan Pedagogik antara Pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan Kontekstual ... 50

Tabel 3.1. : Rancangan Penelitian ... 72

Tabel 3.2. : Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal Representasi Matematik ... 81

Tabel 3.3. : Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 82

Tabel 3.4 : Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 84

Tabel 3.5 : Skor Alternatif Jawaban Angket Motivasi ... 85

Tabel 3.6 : Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 87

Tabel3.7 : Hasil Validasi Tes Kemampuan Awal Representasi Matematik ... 87

Tabel3.8 : Hasil Validasi Postes Kemampuan Representasi Matematik ... 88

Tabel3.9 : Hasil Validasi Angket Motivasi Belaar ... 88

Tabel3.10 : Interpretasi Koefisien Reabilitas ... 91

Tabel3.11 : Interprestasi Nilai Koefesien Korelasi rxy ... 93

Tabel 3.12 : Rangkuman Hasil perhitungan Validasi Tes Awal ... 93

Tabel3.13 : Rangkuman HAsil Perhitungan Validasi Tes Akhir ... 94

Tabel 3.14 : Interpretasi Daya Pembeda ... 95

Tabel 3.15 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Pretes ... 95

Tabel 3.16 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Postes ... 96

Tabel 3.17 : Interpretasi Indeks Kesukaran ... 97

Tabel 3.18 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes (Pretes) ... 97

Tabel 3.19 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes (Postes) ... 97

Tabel 3.20 : Kriteria Aktivitas Siswa ... 100

Tabel 3.21 : Rancangan Analisis Data Untuk ANAKOVA ... 103

Tabel 3.22 : Weiner Tentang Keterikatan Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 103

Tabel 3.23. : Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis dan Jenis Uji Statistik yang Digunakan ... 112

Tabel 4.1 : Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Esperimen 1... 118

Tabel 4.2 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data Hasil Pretes... 119

Tabel 4.3 : Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 120

Tabel 4.4 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data tentang Tes Kemampuan Awal Representasi Matematk Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 121

Tabel 4.5 : Rekapitulasi Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 122 Tabel 4.6 : Hasil Postes Kemampuan Representasi Matematik


(12)

ix

Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 123

Tabel 4.7 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 124

Tabel 4.8 : Hasil Postes Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 125

Tabel 4.9 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data tentang Tes Kemampuan Akhir Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2... 126

Tabel 4.10 : Rekapitulasi Hasil Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 127

Tabel 4.11 : Tabel Persentase Senang Menjalankan Tugas Dalam Belajar .. 127

Tabel 4.12 : Persentase Menunjukkan Minat Mendalami Materi Lebih Jauh 128 Tabel 4.13 : Persentase Bersemangat dan Bergairah Untuk Berprestasi ... 129

Tabel 4.14 : Persentase Merasakan Pentingnya Belajar ... 129

Tabel 4.15 : Persentase Ulet dan Tekun Dalam Menghadapi Masalah Belajar ... 130

Tabel 4.16 : Persentase Mempunyai Kegiatan Untuk Meraih Cita-Cita dengan Cara Belajar ... 130

Tabel 4.17 : Persentase Hadiah (reward) ... 131

Tabel 4.18 : Persentase Hukuman ... 131

Tabel 4.19 : Persentase Persaingan dengan teman/lingkungan ... 132

Tabel 4.20 : Persentase Senang Menjalankan Tugas Belajar ... 132

Tabel 4.21 : Persentase Menunjukkan Minat Mendalam Materi yang dipelajari Lebih jauh ... 133

Tabel 4.22 : Persentase Bersemangat dan Bergairah Untuk Berprestasi ... 134

Tabel 4.23 : Persentase Merasakan Pentingnya Belajar ... 134

Tabel 4.24 : Persentase Ulet dan Tekun Dalam Menghadapi Masalah Belajar ... 135

Tabel 4.25 : Persentase Mempunyai Kegiatan Untuk Meraih Cita-Cita dengan Cara Belajar ... 135

Tabel 4.26 : Persentase Hadiah (reward) ... 136

Tabel 4.27 : Persentase Hukuman ... 137

Tabel 4.28 : Persentase Persaingan dengan teman/lingkungann ... 137

Tabel 4.29 : Persentase Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ... 138

Tabel 4.30 : Uji Normalitas Pretes Representasi Matematik ... 139

Tabel 4.31 : Uji Normalitas Postes Representasi Matematik ... 140

Tabel 4.32 : Uji Homogenitas Pretes Representasi Matematik ... 141

Tabel 4.33 : Hasil Uji Homogenitas Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 141

Tabel 4.34 : Koefisien Persamaan Regresi Kelas Eksperime 1 ... 142

Tabel 3.35 : Koefisien Persamaan Regresi Kelompok Eksperimen 2 ... 142

Tabel 4.36 :Analisis Varians Uji Indepedensi Tes Kemampuan Representasi Matematik Kelas Eksperimen 1 ... 144

Tabel 4.37 :Analisis Varians Uji Indepedensi Tes Kemampuan Representasi Matematik Kelas Eksperimen 2 ... 144


(13)

x

Tabel 4.39 : Analisis Varians untuk Uji Lineritas Regresi

Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen 2 ... 146 Tabel 4.40 : Analisis Kesamaan Duan Model Regresi ... 147 Tabel 4.41 : Uji Kesejajaran Dua Model Regresi ... 148 Tabel 4.42 : Analisis Kovarians Tes Kemampuan Representasi Matematik 150 Tabel 4.43 : Hasil Uji Rata-rata Angket Motivasi Belajar Siswa ... 152 Tabel 4.44 : Hasil Uji Mann-Whitney Angket Motivasi Belajar Siswa ... 152 Tabel 4.45 : Rerata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Pada

Kelas Eksperimen 1... 153 Tabel 4.46 : Rerata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Pada Kelas

Eksperimen 1 ... 155 Tabel 4.47 : Temuan Peneliti Pada Proses Jawaban ... 173 Tabel 4.48 : Rangkuman Proses Penyelesaian Siswa Pada Skor


(14)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. : Jawaban Salah Siswa Dalam Mengenai Fungsi ... 5

Gambar 3.1. : Rangkuman Alur Penelitian ... 116

Gambar 4.1 : Graik Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 119

Gambar 4.2 : Grafik Tes Awal Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 121

Gambar 4.3 : Grafik Hasil Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 123

Gambar 4.4 : Postes Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen ... 2

... 125

Gambar 4.5 : Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 155

Gambar 4.6 : Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 157

Gambar 4.7 : Ragam Jawaban Butir Nomor 1 Kelas Eksperimen 1 ... 159

Gambar 4.8 : Ragam Jawaban Butir Nomor 1 Kelas Eksperimen 2 ... 159

Gambar 4.9 : Ragam Jawaban Butir Nomor 2 Kelas Eksperimen 1 ... 161

Gambar 4.10 : Ragam Jawaban Butir Nomor 2 Kelas Eksperimen 2 ... 161

Gambar 4.11: Ragam Jawaban Butir Nomor 3 Kelas Eksperimen 1 ... 164

Gambar 4.12: Ragam Jawaban Butir Nomor 3 Kelas Eksperimen 2 ... 164

Gambar 4.13: Ragam Jawaban Butir Nomor 4 Kelas Eksperimen 1 ... 167

Gambar 4.14: Ragam Jawaban Butir Nomor 4 Kelas Eksperimen 2 ... 167

Gambar 4.15: Ragam Jawaban Butir Nomor 5 Kelas Eksperimen 1 ... 170


(15)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. : Indikator Kemampuan Representasi Matematik ... 20

Tabel 2.2. : Langkah-langkah Pembelajaran dengan Penemuan Terbimbing ... 35

Tabel 2.3. : Perbedaan Pedagogik antara Pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan Kontekstual ... 50

Tabel 3.1. : Rancangan Penelitian ... 72

Tabel 3.2. : Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal Representasi Matematik ... 81

Tabel 3.3. : Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 82

Tabel 3.4 : Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 84

Tabel 3.5 : Skor Alternatif Jawaban Angket Motivasi ... 85

Tabel 3.6 : Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 87

Tabel3.7 : Hasil Validasi Tes Kemampuan Awal Representasi Matematik ... 87

Tabel3.8 : Hasil Validasi Postes Kemampuan Representasi Matematik ... 88

Tabel3.9 : Hasil Validasi Angket Motivasi Belaar ... 88

Tabel3.10 : Interpretasi Koefisien Reabilitas ... 91

Tabel3.11 : Interprestasi Nilai Koefesien Korelasi rxy ... 93

Tabel 3.12 : Rangkuman Hasil perhitungan Validasi Tes Awal ... 93

Tabel3.13 : Rangkuman HAsil Perhitungan Validasi Tes Akhir ... 94

Tabel 3.14 : Interpretasi Daya Pembeda ... 95

Tabel 3.15 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Pretes ... 95

Tabel 3.16 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Postes ... 96

Tabel 3.17 : Interpretasi Indeks Kesukaran ... 97

Tabel 3.18 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes (Pretes) ... 97

Tabel 3.19 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes (Postes) ... 97

Tabel 3.20 : Kriteria Aktivitas Siswa ... 100

Tabel 3.21 : Rancangan Analisis Data Untuk ANAKOVA ... 103

Tabel 3.22 : Weiner Tentang Keterikatan Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 103

Tabel 3.23. : Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis dan Jenis Uji Statistik yang Digunakan ... 112

Tabel 4.1 : Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Esperimen 1... 118

Tabel 4.2 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data Hasil Pretes... 119

Tabel 4.3 : Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 120

Tabel 4.4 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data tentang Tes Kemampuan Awal Representasi Matematk Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 121

Tabel 4.5 : Rekapitulasi Hasil Pretes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 122 Tabel 4.6 : Hasil Postes Kemampuan Representasi Matematik


(16)

ix

Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 123

Tabel 4.7 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 124

Tabel 4.8 : Hasil Postes Representasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 125

Tabel 4.9 : Ukuran Gejala Pusat dan Variansi Data tentang Tes Kemampuan Akhir Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2... 126

Tabel 4.10 : Rekapitulasi Hasil Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 127

Tabel 4.11 : Tabel Persentase Senang Menjalankan Tugas Dalam Belajar .. 127

Tabel 4.12 : Persentase Menunjukkan Minat Mendalami Materi Lebih Jauh 128 Tabel 4.13 : Persentase Bersemangat dan Bergairah Untuk Berprestasi ... 129

Tabel 4.14 : Persentase Merasakan Pentingnya Belajar ... 129

Tabel 4.15 : Persentase Ulet dan Tekun Dalam Menghadapi Masalah Belajar ... 130

Tabel 4.16 : Persentase Mempunyai Kegiatan Untuk Meraih Cita-Cita dengan Cara Belajar ... 130

Tabel 4.17 : Persentase Hadiah (reward) ... 131

Tabel 4.18 : Persentase Hukuman ... 131

Tabel 4.19 : Persentase Persaingan dengan teman/lingkungan ... 132

Tabel 4.20 : Persentase Senang Menjalankan Tugas Belajar ... 132

Tabel 4.21 : Persentase Menunjukkan Minat Mendalam Materi yang dipelajari Lebih jauh ... 133

Tabel 4.22 : Persentase Bersemangat dan Bergairah Untuk Berprestasi ... 134

Tabel 4.23 : Persentase Merasakan Pentingnya Belajar ... 134

Tabel 4.24 : Persentase Ulet dan Tekun Dalam Menghadapi Masalah Belajar ... 135

Tabel 4.25 : Persentase Mempunyai Kegiatan Untuk Meraih Cita-Cita dengan Cara Belajar ... 135

Tabel 4.26 : Persentase Hadiah (reward) ... 136

Tabel 4.27 : Persentase Hukuman ... 137

Tabel 4.28 : Persentase Persaingan dengan teman/lingkungann ... 137

Tabel 4.29 : Persentase Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 ... 138

Tabel 4.30 : Uji Normalitas Pretes Representasi Matematik ... 139

Tabel 4.31 : Uji Normalitas Postes Representasi Matematik ... 140

Tabel 4.32 : Uji Homogenitas Pretes Representasi Matematik ... 141

Tabel 4.33 : Hasil Uji Homogenitas Postes Kemampuan Representasi Matematik Siswa ... 141

Tabel 4.34 : Koefisien Persamaan Regresi Kelas Eksperime 1 ... 142

Tabel 3.35 : Koefisien Persamaan Regresi Kelompok Eksperimen 2 ... 142

Tabel 4.36 :Analisis Varians Uji Indepedensi Tes Kemampuan Representasi Matematik Kelas Eksperimen 1 ... 144

Tabel 4.37 :Analisis Varians Uji Indepedensi Tes Kemampuan Representasi Matematik Kelas Eksperimen 2 ... 144


(17)

x

Tabel 4.39 : Analisis Varians untuk Uji Lineritas Regresi

Kemampuan Representasi Kelas Eksperimen 2 ... 146 Tabel 4.40 : Analisis Kesamaan Duan Model Regresi ... 147 Tabel 4.41 : Uji Kesejajaran Dua Model Regresi ... 148 Tabel 4.42 : Analisis Kovarians Tes Kemampuan Representasi Matematik 150 Tabel 4.43 : Hasil Uji Rata-rata Angket Motivasi Belajar Siswa ... 152 Tabel 4.44 : Hasil Uji Mann-Whitney Angket Motivasi Belajar Siswa ... 152 Tabel 4.45 : Rerata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Pada

Kelas Eksperimen 1... 153 Tabel 4.46 : Rerata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Pada Kelas

Eksperimen 1 ... 155 Tabel 4.47 : Temuan Peneliti Pada Proses Jawaban ... 173 Tabel 4.48 : Rangkuman Proses Penyelesaian Siswa Pada Skor


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini, membuat dunia sangat sukar untuk diprediksi. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas memegang peranan penting dalam menghadapi kompleksitasnya permasalahan dunia. Sejalan dengan itu, SDM juga turut menentukan perkembangan IPTEK. Untuk terbentuknya SDM yang berkualitas, maka diperlukan adanya pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya”. Program pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari upaya pengembangan SDM yang berpotensi, kritis, berkualitas dan mampu bersaing dalam era teknologi yang akan datang khususnya dalam bidang pendidikan.

Pendidikan tentunya diharapkan akan mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi maupun sikap. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan sekolah. Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang berpotensi besar untuk membantu siswa mengembangkan potensi, baik dari segi intelegensi (kognitif), agama (spritual),


(19)

2 maupun sikap. Siswa dibina untuk mengembangkan suatu kemampuan, keahlian dan keterampilan yang dimilkinya untuk menguasai berbagai mata pelajaran khususnya mata pelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dipelajari di jenjang pendidikan dasar dan menengah karena dapat melatih siswa berfikir logis, dan memiliki keterampilan menyelesaikan masalah. Sehingga berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (2006) bahwa alokasi waktu untuk pelajaran matematika di sekolah dasar dan menengah selalu lebih besar dibanding dengan beberapa pelajaran yang lainnya. Alasan pentingnya matematika untuk dipelajari karena matematika memiliki banyak kegunaan.

Suherman, E., (2003:57) menuliskan pandangan tentang kegunaan matematika dalam arti luas yaitu : 1) Matematika merupakan dasar atau digunakan dalam konsep lain; 2) Matematika berguna dalam kehidupan sehari-hari; 3) Matematika berguna dalam bidang kajian dan profesi lain; 4) Matematika berguna untuk membina sikap dan pola tindakan 5) Matematika juga berguna dalam melanjutkan studi baik dalam bidang matematika maupun profesi yang lain.

Kegunaan matematika seperti yang diuraikan di atas sengat jelas kedudukannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kita lihat bahwa matematika tidak hanya berguna bagi satu bidang ilmu saja melainkan memiliki keterkaitan dengan beberapa ilmu pengetahuan yang lain. Sehingga alasan utama pentingnya matematika untuk dipelajari adalah karena matematika memilki banyak manfaat, yaitu dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa, dan juga dapat membentuk dan mengembangkan aspek afektif siswa.


(20)

3 Selain memiliki peranan dan fungsi, pendidikan matematika juga mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Dari tujuan ini akan diperoleh makna pendidikan sesungguhnya, tujuan mata pelajaran matematika tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif siswa saja, akan tetapi sudah memperhatikan aspek sosial juga, seperti aspek dalam lingkungan dan keluarga yang merupakan hal yang harus di capai oleh siswa.

Menurut Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP), (2006) mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efesiensi dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan penalaran dalam pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) Memiliki sikap menghargai kegunanan matematika dalam kehidupan, yaitu memilki rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah.

Dalam pembelajaran matematika tidak terlepas dari suatu yang namanya masalah, dan masalah dalam matematika bukanlah merupakan hal yang rutin, oleh karena itu, untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut dibutuhkan kemampuan, keterampilan, dan pengalaman dalam menyelesaikannya. Kemampuan yang dimaksud disini adalah kemampuan representasi matematik.


(21)

4 Representasi matematik adalah bentuk interpretasi pemikiran siswa terhadap suatu masalah, yang digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan solusi dari masalah tersebut. Bentuk interpretasi siswa dapat berupa kata-kata atau verbal, tulisan, gambar, tabel, grafik, benda konkrit, simbol matematika dan lain-lain. Maka kemampuan representasi matematik sebagai bentuk pemikiran siswa dalam mengaitkan simbol, tabel, grafik pada pembelajaran matematika sehingga siswa bisa lebih mudah untuk memahami dan menemukan solusi dari setiap permasalahan yang diberikan.

Lebih lanjut menurut Jones & Knuth (1991) Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau simbol matematika. Sebuah representasi dapat dianggap sebagai sebuah kombinasi dari tiga komponen: simbol (tertulis), obyek nyata, dan gambaran mental, yang dari ketiga komponen tersebut adalah indikator dari kemampuan representasi matematik.

Jika siswa telah memenuhi ketiga pemahaman representasi matematik di atas, maka dapat dipastikan bahwa siswa mampu menyelesaikan permasalahan dengan mudah, serta siswa akan lebih memahami maksud dan konsep matematik yang lebih baik lagi dengan cara yang efektif.

Beberapa pernyataan di atas menyatakan betapa pentingnya kemampuan representasi matematik siswa yang harus dikuasai oleh siswa, akan tetapi kenyataannya di lapangan sangat berlawanan dengan apa yang diharapkan. Pada kenyataannya, kemampuan representasi matematik siswa masih tergolong rendah


(22)

5 dan bermasalah. Salah satu bukti menunjukkan rendahnya kemampuan representasi matematik dilihat pada tes soal yang diberikan kepada siswa kelas XI SMK Al-Ittihad Tahun Ajaran 2015/2016 yang disajikan sebagai berkut:

Dan berikut ini salah satu respon jawaban siswa terhadap soal di atas:

Gambar 1.1 Jawaban Salah Satu Siswa Mengenai Fungsi

Jawaban yang dikemukakan pada gambar 1.1 diatas memiliki kesalahan yang mendasar dalam menentukan kelompok menggunakan simbol matematik. Siswa mengalami kesulitan ketika masalah yang sederhana, yakni fungsi pemetaan yang sangat mudah untuk diselesaikan melalui media gambar. Sehingga proses jawaban siswa belum mengarah pada jawaban yang sesuai. Pada jawaban

Ada tiga orang anak yaitu Ari, Amel, dan Riri. Diperoleh data sebagai berikut Ari, Amel, dan Putri menyukai permainan bola voly. Ari menyukai catur, amel dan Putri menyukai tenis meja. Buatlah ilustrasi soal diatas menjadi model matematik yang lebih sederhana melalui data yang diberikan...

Penggunaan representasi visual

yang kurang tepat

Penggunaa Persamaan atau ekspresi matematik dan kata-kata atau teks tertulis kurang benar

Proses jawaban siswa masih

kurang benar


(23)

6 diatas siswa kurang menguasai penggunaan tabel, diagram, grafik dan simbol-simbol matematik yang benar, penggunaan persamaan atau ekspresi matematis.

Dari permasalalahan diatas di diatas sesuai dengan indikator representasi matematik siswa masih belum bisa menguasai Representasi visual yaitu penggunaan Diagram, tabel, atau grafik dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga menunjukkan siswa masih kurang mampu memahami konsep matematika, proses jawaban siswa yang masih kurang benar bisa dilihat pada gambar diatas. Ini menunjukkan kemampuan representasi siswa masih tergolong rendah.

Soal tersebut merupakan salah satu soal yang diujikan kepada 40 orang siswa yang hadir pada saat tes berlangsung, jumlah siswa yang mampu menyelesaikan soal dengan benar sesuai dengan indikator yang dicapai ada 10 orang atau 25% dan siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal degan benar dan sesuai dengan indikator yang dicapai ada 30 orang atau 75%. Dari data tersebut terlihat bahwa siswa belum mengusai materi, kemampuan representasi matematik siswa masih tergolong rendah serta proses penyelesaian jawaban siswa masih sangat kurang bervariasi dan cenderung sama.

Hal ini tidak dapat diabaikan oleh guru. Sejalan dengan hasil penelitian Abdullah (2012) menemukan untuk meningkatan kemampuan representasi matematik siswa di perlukannya pemahaman siswa dalam mengolah dan mepresentasikan data yang diberikan sehingga di peroleh pemecahan masalah yang maksimal. Sesuai dengan hasil penelitian Mandur, dkk, (2013) kemampuan


(24)

7 representasi matematik siswa masih perlu ditingkatkan lagi khususnya pada pelajaran yang dianggap sulit.

Selain halnya kemampuan representasi matematik siswa yang penting untuk diperhatikan, aktifitas kegiatan yang membuat siswa untuk lebih bersemangat juga harus diperhatikan. Keberhasilan suatu pendidikan dapat ditinjau dari berbagai aspek, salah satu diantaranya ialah kualitas sumber daya manusia, yaitu dengan menumbuhkan semangat dan motivasi diri siswa. Pada saat siswa belajar, maka respon siswa menjadi lebih baik dalam menerima pelajaran. Sebaliknya, bila siswa tidak belajar maka respon siswa tersebut menurun. Artinya bahwa seorang yang mengalami proses belajar akan mengalami perubahan perilaku, yaitu dari tidak bisa menjadi bisa dan ragu-ragu menjadi yakin.

Motivasi dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks, karena motivasi akan menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berpengaruh terhadap gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau bersikap terhadap sesuatu. Motivasi melakukan sesuatu didorong oleh adanya tujuan atau keinginan yang kuat dari dalam diri seseorang. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar siswa akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.

Namun yang menjadi permasalahan saat ini adalah siswa mengalami hambatan dengan motivasi diri dalam belajar. Siswa selalu mengeluh tidak mempunyai kemampuan apa-apa terutama dalam pembelajaran matematika. Saat mengikuti pembelajaran, siswa mudah menyerah, malas, dan mengeluh sulit


(25)

8 mengikuti pelajaran matematika. Jika diminta untuk mengerjakan tugas, siswa malas untuk mengerjakan tugas, mencontoh jawaban siswa lain, terlambat masuk kelas dan lain sebagainya. Rasa minat yang kurang akan pembelajaran matematika, sehingga memicu hasil belajar siswa yang rendah. Sejalan dengan hal ini Aritonang (2007) motivasi belajar penting dalam menentukan hasil belajar, adanya beberapa fakta bahwa mata pelajaran yang diminati oleh siswa adalah keterampilan, olah raga, dan kesenian.

Permasalahan ini terjadi pada siswa di SMK Citra Bangsa Al - Ittihad. Dari hasil survey dan wawancara kepada siswa dan guru bidang studi matematika SMK Citra Bangsa Aek Nabara, didapat informasi bahwa sebagian besar siswa merasa jenuh, malas dan tidak bersemangat dengan pembelajaran matematika. Jika diberikan tugas mereka malas mengerjakan, selalu terlambat masuk di jam pertama pelajaran matematika, mudah menyerah dan berputus asa jika diberi tugas tambahan dari sekolah. Pada umumnya mereka beralasan bahwa pelajaran matematika lebih sulit daripada pelajaran yang lain. Selain itu matematika dianggap memiliki rumus yang terlalu banyak sehingga siswa sering mengalami kesulitan menghapalnya dan menggunakannya untuk menyelesaikan soal-soal.

Mengingat sangat pentingnya meningkatkan motivasi belajar pada siswa sebagai sumber kekuatan untuk dapat mengakualisasikan diri siswa secara utuh, maka siswa membutuhkan rasa kegembiraan yang hakikatnya adalah kebutuhan anak yang tidak bisa di paksakan oleh orangtua. Morgan, (sadirman, 2011:78) menyatakan bahwa Actvities in self is a pleasure adalah aktivitas dalam diri adalah sebuah kesenangan. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan


(26)

9 belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.

Motivasi juga sangat mempengaruhi terhadap hasil belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Lebih cepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran pula yang akan diberikan. Sehingga motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para peserta didik. Selain mempengaruhi terhadap hasil belajar motivasi juga sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa karena berfungsi sebagai pendorong usaha untuk belajar.

Rendahnya kemampuan representasi dan motivasi belajar siswa SMK Citra Bangsa Al-Ittihad Aek Nabara disebabkan oleh : 1) pembelajaran yang berlangsung selama ini di sekolah tersebut masih menggunakan pembelajaran yang konvensional; 2) masalah yang diberikan oleh guru tidak mendukung aktifitas kognitif siswa sehingga siswa sulit untuk memahami dan menyelesaikan masalah tersebut; 3) kurangnya persiapan dan strategi guru dalam mengajar.

Beberapa penggunaan stategi pembelajaran yang dilakukan mempengaruhi siswa dalam memahami konsep dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Aktivitas adalah segala kegiatan yang menimbulkan kegiatan fisik maupun no-fisik dalam usaha memecahkan masalah. Dalam aktivitas belajar sangatlah penting dalam belajar karena dapat menumbuhkan kemampuan, pengetahuan, pemahaman dan sikap siswa. Melalui aktivitas siswa juga terbentuk suasana pembelajaran yang aktif. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disajikan guru namun menganalisis,


(27)

10 mengkontruksi dan berinteraksi dengan lingkungan. Namun fakta yang dilapangan yang ditunjukkan di sekolah SMK Citra Bangsa Aek Nabara aktivitas siswa dalam belajar masih sangat kurang dikarenakan pembelajaran yang kurang menarik. Sehingga dibutuhkanlah pembelajaran yang efektif yang membuat siswa untuk aktif di dalamnya.

Strategi pembelajaran dalam penelitan ini menggunakan pembelajaran kontekstual dan pembelajaran penemuan terbimbing, pembelajaran kontekstual yaitu pembelajaran yang mengaitkan pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata siswa. Pembelajaran kontekstual mengarahkan kepada upaya untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran, dimana pengetahuan yang bersumber dari luar diri,yang mempunyai 7 komponen utama yaitu: 1) Kontruktivisme, 2) Inkuiri, 3) Bertanya, 4) Masyarakat belajar, 5) pemodelan, 6) Refleksi, dan 7) Penilaian nyata. Sedangkan pembelajaran penemuan terbimbing adalah siswa berusaha menemukan sendiri konsep melalui bimbingan dan arahan dari guru untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan. Abel dan Smith (1994) mengungkapkan bahwa guru memiliki pengaruh yang paling penting terhadap kemajuan siswa dalam proses pembelajaran.

Tujuan dalam pembelajaran penemuan terbimbing adalah guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang sedang di peroleh. Siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan konsep, prinsip, ataupun prosedur berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan guru.


(28)

11 Perbedaaan antara pembelajaran penemuan terbimbing dengan pembelajaran kotekstual adalah terlihat pada proses pembelajaran pada masing-masing pembelajaran, pada pembelajaran kontekstual siswa harus lebih aktif dalam memahami materi pembelajaran yang mengaitkan tentang kehidupan nyata siswa mencari contoh nyata dalam lingkungan sekitarnya sesuai dengan tujuh kompenen yang harus dicapai, keadaan siswa yang kurang kondusif di dalam kelas, pembelajarannya memerlukan waktu yang lebih lama, siswa terlalu ribut dan susah dikontrol, sedangkan pada pembelajaran penemuan terbimbing siswa bisa lebih terarah, tidak memerlukan waktu yang cukup lama dikarenakan siswa sudah memiliki kemampuan pengetahuan sebelumnya, guru mengarahkan siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa dalam berfikir dan menemukan sendiri konsep materi yang disampaikan.

Sejalan dengan itu menurut penelitian sebelumnya yaitu Effendi (2012), menyimpulkan secara keseluruhan terdapat perbedaan peningkatan pembelajaran dengan penemuan terbimbing lebih baik dari pembelajaran konvensional sehingga dapat meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa. Sedangkan menurut abdullah (2012), menyimpulkan secara keseluruhan terdapat perbedaan peningkatan motivasi melalui pembelajaran penemuan terbimbing.

Berdasarkan permasalahan diatas, dan penelitian yang relevan berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat peneliti tertarik dengan pembelajaran penemuan terbimbing dengan kontekstual yang dapat mengkontruksi pengetahuan siswa dalam berfikir kritis, menganalisis dan menemukan konsep dari bahan ajar, serta pentingnya perbedaan peningkatkan


(29)

12 kemampuan representasi dan motivasi belajar siswa antara yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dengan kontekstual maka penulis merasa perlu merealisasikan upaya tersebut dalam suatu penelitian dengan judul “Perbedaan Peningkatan Kemampuan Representasi Matematik Dan Motivasi Belajar Siswa Antara Pembelajaran Penemuan Terbimbing Dengan Kontekstual Di SMK Citra Bangsa Aek Nabara”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identiikasi masalah penelitian ini dapat diidentifikasi, yaitu :

1. Rendahnya kemampuan representasi siswa dalam belajar khususnya pembelajaran matematika dalam menyelesaikan masalah.

2. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika meliputi rasa ingin tahu, ketekunan siswa terhadap matematika dan dalam memecahkan masalah pada matematika.

3. Hasil belajar siswa yang masih tergolong sangat rendah. 4. Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.

5. Siswa cenderung menghafal rumus matematika tanpa menemukan dan memahami konsep materi sebelumnya.

6. Kurangnya minat belajar siswa sehingga siswa kurang termotivasi terhadap pelajaran matematika.

7. Proses jawaban siswa dalam menyelesikan beberapa permasalahan masih kurang tepat atau benar dan lengkap.


(30)

13 1.3Batasan Masalah

Masalah yang teridentifikasi di atas merupakan masalah yang cukup luas dan kompleks, agar penelitian yang akan dilakukan lebih terfokus maka penelitian ini membatasi masalah pada:

1. Kemampuan representasi matematik siswa masih di bawah rata-rata/rendah; 2. Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika meliputi

rasa ingin tahu, ketekunan siswa terhadap matematika dan dalam memecahkan masalah pada matematika masih rendah;

3. Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih kurang aktif atau masih rendah;

4. Proses jawaban yang dibuat siswa masih salah dan kurang lengkap.

1.4 Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang ada, maka rumusan masalah pada penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematik antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual?

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual? 3. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran penemuan


(31)

14 4. Bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan masalah pada pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematik antara siswa yang diberi pembelajaran pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual.

4. Untuk mengetahui proses jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan masalah pada pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual.


(32)

15

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sekaligus memberikan manfaat sebagai berikut :

1 Bagi Guru, pembelajaran penemuan terbimbing dan kontekstual dapat dijadikan alternatif pilihan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa.

2 Bagi Siswa, Penerapan pembelajaran yang sesuai adalah untuk memberi pengalaman baru dan mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran agar terbiasa dan terlatih dalam meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa dan motivasi siswa dalam belajar guna meningkatkan hasil belajar siswa dan mengupayakan pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna.

3 Bagi Peneliti, yaitu dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam pembelajaran matematika melalui penerapan pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa dan motivasi belajar siswa.

4 Bagi Kepala sekolah, memberikan izin kepala setiap guru untuk mengembangkan pendekatan–pendekatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa pada khususnya dan hasil belajar matematika siswa pada umumnya.


(33)

182 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual, kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa. Simpulan tersebut sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematik antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dengan pembelajaran kontekstual.

2. Terdapat perbedaan peningkatan motivasi belajar siswa antara yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dengan pembelajaran kontekstual.

3. Proses jawaban siswa dalam penyelesaian soal-soal kemampuan representasi matematik yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik, sesuai dengan prosedur dan jawaban siswa lebih bervariasi dibanding dengan siswa yang diberi pembelajaran kontekstual.

4. Aktivitas siswa terhadap pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual dalam kategori aktif.


(34)

183

5.2Saran

Penelitian mengenai penerapan pembelajaran dengan pembelajaran penemuan terbimbing, masih merupakan langkah awal dari upaya meningkatkan kompetensi dari guru, maupun kompetensi siswa. Oleh karena itu, berkaitan dengan temuan dan kesimpulan dari studi ini dipandang perlu agar rekomendasi-rekomendasi berikutnya dilaksanakan oleh guru matematika khususnya SMK, lembaga dan peneliti lain yang berminat.

1. Kepada Guru

Pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual pada kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa dapat diperluas penggunaannya. Oleh karena itu hendaknya pendekatan pembelajaran ini terus dikembangkan di lapangan yang membuat siswa terlatih dalam menyelesaikan masalah melalui proses pemahaman matematis. Peran guru sebagai fasilitator perlu didukung oleh sejumlah kemampuan antara lain kemampuan memandu diskusi di kelas, serta kemampuan dalam menyimpulkan. Disamping itu kemampuan menguasai bahan ajar sebagai syarat yang harus dimiliki guru. Untuk menunjang keberhasilan implementasi pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual diperlukan bahan ajar yang lebih menarik. Selain itu LAS dan tes yang dirancang oleh guru harus menarik agar siswa dapat menguasai bahan ajar oleh karena itu hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi guru dalam membuat LAS dan tes.


(35)

184

2. Kepada lembaga terkait

Pembelajaran dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual, masih sangat asing bagi guru dan siswa terutama pada guru dan siswa di daerah, oleh karena itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, khususnya meningkatkan kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa yang tentunya akan berimplikasi pada meningkatnya prestasi siswa dalam penguasaan materi matematika.

3. Kepada peneliti yang berminat

Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan meneliti aspek lain secara terperinci yang belum terjangkau saat ini, misalnya : a) Penelitian ini hanya pada satu pokok bahasan yaitu geometri dimensi dua di kelas XI SMK dan terbatas pada kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa oleh karena itu disarankan kepada peneliti lain dapat melanjutkan penelitian pada pokok bahasan dan kemampuan matematis yang lain dengan menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual; b) Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan melakukan penelitian aspek-aspek kemampuan matematis yang lain yaitu kemampuan berpikir kritis, komunikasi, pemecahan masalah, koneksi, dan representasi matematis secara lebih terperinci dan melakukan penelitian ditingkat sekolah yang belum terjangkau oleh peneliti saat ini.


(36)

185

5.3Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas diketahui bahwa penelitian ini berfokus pada kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dengan pembelajaran kontekstual secara signifikan.

Beberapa implikasi yang perlu diperhatikan bagi guru sebagai akibat dari pelaksanaan proses pembelajaran dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual antara lain :

1. Dari aspek yang diukur, berdasarkan temuan dilapangan terlihat bahwa kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa masih kurang memuaskan. Hal ini disebabkan siswa terbiasa dengan selalu memperoleh soal-soal yang langsung dalam bentuk model matematika, visual, dan ekspresi matematik sehingga ketika diminta untuk untuk memunculkan ide mereka sendiri siswa masih merasa sulit. Ditinjau ke indikator-indikator representasi matematik dan motivasi belajar siswa dalam menarik kesimpulan masih kurang.

2. Pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual dapat diterapkan pada kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa. Adapun pembelajaran penemuan terbimbing mendapatkan keuntungan lebih besar daripada pembelajaran kontekstual.

3. Terkait proses jawaban siswa dalam penyelesaian masalah kemampuan representasi matematik siswa pada pembelajaran penemuan terbimbing terlihat


(37)

186

sudah bervariasi dan penyelesaian benar dan lengkap dibanding dengan siswa yang diberi pembelajaran kontekstual, hal ini dapat ditemukan dari hasil kerja siswa baik yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing maupun yang diberi pembelajaran kontekstual.


(38)

187

DAFTAR PUSTAKA

Abel & S, 1994, jurnal Pendidikan : pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa smp, vol. 13 no. 2 oktober 2012, hal 4.

Arikunto, S, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Abdullah. 2012. Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Smp

Melalui Pembelajaran Kontekstual Yang Terintegrasi Dengan Soft

Skill, jurnal Prosiding, ISBN : 978-979-16353-8-7, (http://representasi

matematis, diakses 20 juni 2015)

Aritonang. 2007. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. jurnalPendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008.

Amelia,A, 2013. Jurnal Peningkatan Kemampuan Matematis Siswa SMP Melalui Penerapan Kognitif, UPI Bandung, diakses 12 juni 2015.

BSNP, 2006, e-journal program pascasarjana universitas pendidikan ganesha

program studi matematika, kontribusi kemampuan koneksi, kemampuan representasi, dan disposisi matematis terhadap prestasi

belajar matematika siswa sma swasta di kabupaten manggarai,volume 2 tahun 2013.

Bell, 1978, Keyword : STM, improvement of learning activity with character

intelligent and creativity,teori belajar matematika dengan pendidikan

matematika Indonesia.

Bruner, 1996, jurnal Pendidikan : pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa smp, vol. 13 no. 2 oktober 2012, hal 4

Cai, L, J (1996). Assesing Students Mathematical Represention, diakses pada 12 Oktober 2015.

Depdiknas .2006. Jurnal Didaktik Matematika, Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran

Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5

Lhokseumawe, ISSN : 2355-4185, Vol. 1, No. 1, April 2014 hal 3 dari 23.


(39)

188

Dienes,Z.P. 2003, .Mathematic in The Primary School.London:Macmillan and Co Ltd (online; http//jurnal matematic diakses 8 juni 2015).

Djali. 2009. Psikologi Pendidikan. (online http:// contoh resensi buku psikologi Pendidikan, diakses 26 April 2015)

Ferguson. 1985. Statistical Anliysis in Psychology and Education, International Student Edition.

Gagatsis & E, (2004), prosiding, journal peranan representasi dalam pembelajaran matematika, ISBN : 978-979-16353-3-2, 5 Desember 2009.

Hiebert & C . 2002. jurnal:Reprentasi Pada Pembelajaran MAtematika, JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, hl. 33-44.

Jones & K, 1991, jurnal:Reprentasi Pada MAtematika, JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, hl. 33-44

John & T, 1993, Keyword : STM, improvement of learning activity with character

intelligent and creativity teori belajar matematika dengan

pendidikan matematika Indonesia, diakses 17 juni 2015.

Leo A. E, (2012). Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp, Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 2 Oktober 2012

Kline, 2003, Jurnal Didaktik Matematika, Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan

Qantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe,

ISSN2355-4185, Vol. 1, No. 1, April 2014 hal 2 dari 22.

Mandur,dkk, (2013), e-journal program pascasarjana universitas pendidikan Ganesha program studi matematika, kontribusi kemampuan koneksi kemampuan representasi, dan disposisi matematis terhadap prestasi belajar matematika siswa sma swasta di kabupaten manggarai, volume 2 tahun 2013, (http: www. Jurnal+representasi.co.id, diakses 20 januari 2015)

NCTM, 2000, e-journal program pascasarjana universitas pendidikan ganesha program studi matematika, kontribusi kemampuan koneks i kemampuan representasi, dan disposisi matematis terhadap prestasi belajar matematika siswa sma swasta di kabupaten manggarai, volume 2 tahun 2013.

Neter, J. 1974. Applied Linier Statistical Model. IIlions : Richard D. Erwin, INC. Oemar H, 2009. Jurnal medtek, Hubungan Antara Motivasi Belajar Terhadap


(40)

189

Pape & T, 2001, jurnal : Reprentasi Pada Pembelajaran MAtematika, JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari – Juni 2014, h. 33-44.

Riedesel,S, & C, 1996, Keyword : STM, improvement of learning activity with

character intelligent and creativity, teori belajarmatematika dengan

pendidikan matematika Indonesia.

Riduan. 2006, Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 Ruseffendi. 1992. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Departemen

pendidikan dan Kebudayaan . Bandung.

Ruseffendi, 2005, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Dan Bidang Non Eksakta Lainya, Tarsito Bandung.

Rusman,. 2012. Model – model Pembelajaran, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sardiman, 2011. Interaksi dan motivasi belajar mengaar, PT Rajagrafindo persada, Jakarta.

Sudjana, 2012, Metode Statistik, Tarsito, Bandung.

Suherman, E. 2003, Evaluasi Pembelajaran Matematika Bandung: Bandung JICA-UPI.

Siagang,2004, jurnal medtek, jurnal hubungan antara motivasi belajar terhadap

prestasi belajar mata diklat instalasi listrik siswa smk negeri 3

makassar volume 1, nomor 1, april 2009

Syamsudin, 1996, Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1 pengaruh motivasi belajar siswa terhadap pestasi belajar, ISSN 1412-565X, April 2011

Suryana. 2012. Prosiding. Jurnal Kemampuan Berfikir Matematis Tingkat Lanjut (Advanced Mathenatical Thingking) Dalam Mata Kuliah statistika Matematika 1 ISBN : 978-979-16353-8-7

Slameto, 2003, Jurnal Didaktik Matematika, Peningkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan

Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe, ISSN :

2355-4185, Vol. 1, No. 1, April 2014 hal 2 dari 22


(1)

2. Kepada lembaga terkait

Pembelajaran dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual, masih sangat asing bagi guru dan siswa terutama pada guru dan siswa di daerah, oleh karena itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, khususnya meningkatkan kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa yang tentunya akan berimplikasi pada meningkatnya prestasi siswa dalam penguasaan materi matematika.

3. Kepada peneliti yang berminat

Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan meneliti aspek lain secara terperinci yang belum terjangkau saat ini, misalnya : a) Penelitian ini hanya pada satu pokok bahasan yaitu geometri dimensi dua di kelas XI SMK dan terbatas pada kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa oleh karena itu disarankan kepada peneliti lain dapat melanjutkan penelitian pada pokok bahasan dan kemampuan matematis yang lain dengan menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual; b) Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat dilengkapi dengan melakukan penelitian aspek-aspek kemampuan matematis yang lain yaitu kemampuan berpikir kritis, komunikasi, pemecahan masalah, koneksi, dan representasi matematis secara lebih terperinci dan melakukan penelitian ditingkat sekolah yang belum terjangkau oleh peneliti saat ini.


(2)

5.3Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas diketahui bahwa penelitian ini berfokus pada kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran penemuan terbimbing dengan pembelajaran kontekstual secara signifikan.

Beberapa implikasi yang perlu diperhatikan bagi guru sebagai akibat dari pelaksanaan proses pembelajaran dengan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual antara lain :

1. Dari aspek yang diukur, berdasarkan temuan dilapangan terlihat bahwa kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa masih kurang memuaskan. Hal ini disebabkan siswa terbiasa dengan selalu memperoleh soal-soal yang langsung dalam bentuk model matematika, visual, dan ekspresi matematik sehingga ketika diminta untuk untuk memunculkan ide mereka sendiri siswa masih merasa sulit. Ditinjau ke indikator-indikator representasi matematik dan motivasi belajar siswa dalam menarik kesimpulan masih kurang.

2. Pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran kontekstual dapat diterapkan pada kemampuan representasi matematik dan motivasi belajar siswa. Adapun pembelajaran penemuan terbimbing mendapatkan keuntungan lebih besar daripada pembelajaran kontekstual.

3. Terkait proses jawaban siswa dalam penyelesaian masalah kemampuan representasi matematik siswa pada pembelajaran penemuan terbimbing terlihat


(3)

sudah bervariasi dan penyelesaian benar dan lengkap dibanding dengan siswa yang diberi pembelajaran kontekstual, hal ini dapat ditemukan dari hasil kerja siswa baik yang diajarkan dengan pembelajaran penemuan terbimbing maupun yang diberi pembelajaran kontekstual.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abel & S, 1994, jurnal Pendidikan : pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa smp, vol. 13 no. 2 oktober 2012, hal 4.

Arikunto, S, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Abdullah. 2012. Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Smp

Melalui Pembelajaran Kontekstual Yang Terintegrasi Dengan Soft Skill, jurnal Prosiding, ISBN : 978-979-16353-8-7, (http://representasi

matematis, diakses 20 juni 2015)

Aritonang. 2007. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. jurnalPendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008.

Amelia,A, 2013. Jurnal Peningkatan Kemampuan Matematis Siswa SMP Melalui Penerapan Kognitif, UPI Bandung, diakses 12 juni 2015.

BSNP, 2006, e-journal program pascasarjana universitas pendidikan ganesha

program studi matematika, kontribusi kemampuan koneksi, kemampuan representasi, dan disposisi matematis terhadap prestasi

belajar matematika siswa sma swasta di kabupaten manggarai,volume 2 tahun 2013.

Bell, 1978, Keyword : STM, improvement of learning activity with character intelligent and creativity,teori belajar matematika dengan pendidikan matematika Indonesia.

Bruner, 1996, jurnal Pendidikan : pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa smp, vol. 13 no. 2 oktober 2012, hal 4

Cai, L, J (1996). Assesing Students Mathematical Represention, diakses pada 12 Oktober 2015.

Depdiknas .2006. Jurnal Didaktik Matematika, Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe, ISSN : 2355-4185, Vol. 1, No. 1, April 2014 hal 3 dari 23.


(5)

Dienes,Z.P. 2003, .Mathematic in The Primary School.London:Macmillan and Co Ltd (online; http//jurnal matematic diakses 8 juni 2015).

Djali. 2009. Psikologi Pendidikan. (online http:// contoh resensi buku psikologi Pendidikan, diakses 26 April 2015)

Ferguson. 1985. Statistical Anliysis in Psychology and Education, International Student Edition.

Gagatsis & E, (2004), prosiding, journal peranan representasi dalam pembelajaran matematika, ISBN : 978-979-16353-3-2, 5 Desember 2009.

Hiebert & C . 2002. jurnal:Reprentasi Pada Pembelajaran MAtematika, JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, hl. 33-44.

Jones & K, 1991, jurnal:Reprentasi Pada MAtematika, JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, hl. 33-44

John & T, 1993, Keyword : STM, improvement of learning activity with character intelligent and creativity teori belajar matematika dengan pendidikan matematika Indonesia, diakses 17 juni 2015.

Leo A. E, (2012). Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp, Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 2 Oktober 2012

Kline, 2003, Jurnal Didaktik Matematika, Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan

Qantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe, ISSN2355-4185, Vol. 1, No. 1, April 2014 hal 2 dari 22.

Mandur,dkk, (2013), e-journal program pascasarjana universitas pendidikan Ganesha program studi matematika, kontribusi kemampuan koneksi kemampuan representasi, dan disposisi matematis terhadap prestasi belajar matematika siswa sma swasta di kabupaten manggarai, volume 2 tahun 2013, (http: www. Jurnal+representasi.co.id, diakses 20 januari 2015)

NCTM, 2000, e-journal program pascasarjana universitas pendidikan ganesha program studi matematika, kontribusi kemampuan koneks i kemampuan representasi, dan disposisi matematis terhadap prestasi belajar matematika siswa sma swasta di kabupaten manggarai, volume 2 tahun 2013.

Neter, J. 1974. Applied Linier Statistical Model. IIlions : Richard D. Erwin, INC. Oemar H, 2009. Jurnal medtek, Hubungan Antara Motivasi Belajar Terhadap


(6)

Pape & T, 2001, jurnal : Reprentasi Pada Pembelajaran MAtematika, JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari – Juni 2014, h. 33-44.

Riedesel,S, & C, 1996, Keyword : STM, improvement of learning activity with character intelligent and creativity, teori belajarmatematika dengan pendidikan matematika Indonesia.

Riduan. 2006, Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.jurnal Pendidikan Penabur - No.10/Tahun ke-7/Juni 2008 Ruseffendi. 1992. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Departemen

pendidikan dan Kebudayaan . Bandung.

Ruseffendi, 2005, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Dan Bidang Non Eksakta Lainya, Tarsito Bandung.

Rusman,. 2012. Model – model Pembelajaran, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sardiman, 2011. Interaksi dan motivasi belajar mengaar, PT Rajagrafindo persada, Jakarta.

Sudjana, 2012, Metode Statistik, Tarsito, Bandung.

Suherman, E. 2003, Evaluasi Pembelajaran Matematika Bandung: Bandung JICA-UPI.

Siagang,2004, jurnal medtek, jurnal hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata diklat instalasi listrik siswa smk negeri 3 makassar volume 1, nomor 1, april 2009

Syamsudin, 1996, Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1 pengaruh motivasi belajar siswa terhadap pestasi belajar, ISSN 1412-565X, April 2011

Suryana. 2012. Prosiding. Jurnal Kemampuan Berfikir Matematis Tingkat Lanjut (Advanced Mathenatical Thingking) Dalam Mata Kuliah statistika Matematika 1 ISBN : 978-979-16353-8-7

Slameto, 2003, Jurnal Didaktik Matematika, Peningkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan

Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe, ISSN : 2355-4185, Vol. 1, No. 1, April 2014 hal 2 dari 22


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEBIASAAN BELAJAR ANTARA SISWA YANG DIBERI PBM DENGAN PENEMUAN TERBIMBING DI SMP SABILINA TEMBUNG.

0 3 42

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 3 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN REPRESENTASI MATEMATIK MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA PADA SISWA SMP NEGERI 25 PEKANBARU.

1 7 54

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DAN SELF EFFICACY ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA DENGAN TANPA GEOGEBRA DI SMPN 22 MEDAN.

2 6 51

IMPLEMENTASI METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA DITINJAU DARI Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Kemampuan Representasi Matematika Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Siswa.

0 2 18

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KREATIVITAS MATEMATIK ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED DENGAN SISWA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN EKSPOSITORI.

0 1 54

Perbandingan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematik Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing.

1 5 63

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING.

0 1 40

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK DAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA SMP DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING.

1 4 9

MENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA MTS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBASIS MASALAH KONTEKSTUAL.

0 0 61