Pemeliharaan Induk Ikan Nila Pemijahan Semi Buatan

3 II. BAHAN DAN METODE

2.1. Produksi Ikan Resipien

Ikan resipien yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan nila Oreochromis niloticus yang berumur sekitar 4 hari setelah menetas. Tahapan penyiapan larva ikan nila resipien meliputi pemeliharaan induk nila, pemijahan semi buatan dan inkubasi telur Lampiran 1.

2.1.1. Pemeliharaan Induk Ikan Nila

Penelitian ini menggunakan 5 pasang induk ikan nila jantan dan betina dengan ciri-ciri induk jantan memiliki 2 lubang pengeluaran anus dan urogenital dan induk betina memiliki 3 lubang pengeluaran anus, urinary, dan oviduct. Induk yang digunakan berukuran sekitar 400-500 gekor. Induk dipelihara secara terpisah pada 10 buah akuarium berukuran 60x60x60 cm yang dilengkapi dengan aerasi untuk menjaga ketersediaan oksigen terlarut. Induk diberi pakan 3 kali sehari pagi, siang, dan sore secara at satiation pemberian pakan sampai kenyang. Pakan yang diberikan adalah pakan komersil dengan kadar protein ±42 dengan tujuan mengoptimalkan pematangan gonad induk. Setiap hari dilakukan penyifonan dan pergantian air sebanyak ±60 untuk menjaga kualitas media pemeliharaan.

2.1.2. Pemijahan Semi Buatan

Pemijahan semi buatan yaitu dengan melakukan fertilisasi buatan antara telur dan sperma yang dikeluarkan tanpa melalui rangsangan hormonal sebelumnya. Ikan yang siap memijah ditandai dengan lubang genital yang menonjol dan berwarna merah. Induk jantan dan betina yang siap memijah disatukan dalam akuarium berukuran 60x60x60 cm yang dilengkapi dengan aerasi. Induk ikan nila yang akan memijah ditandai dengan kedua induk membersihkan dasar akuarium menggunakan mulut Lampiran 1a. Apabila hal ini tidak terjadi dan kedua induk saling menyerang, maka induk jantan yang digunakan tidak cocok dengan induk betina sehingga harus diganti dengan pejantan lain yang cocok. 4 Setelah induk betina mengeluarkan telur 1-2 kali, kedua induk ikan nila diambil dari akuarium dan dimasukkan ke wadah terpisah. Stripping pengurutan dilakukan dengan mengurut bagian perut ke arah lubang genital untuk mengeluarkan telur dan sperma. Telur yang keluar ditampung dalam mangkok yang berisi larutan fisiologis NaCl 0,9, sedangkan sperma yang keluar disedot menggunakan syringe Lampiran 1b. Telur dan sperma dicampur dalam mangkukcawan petri dan dihomogenkan menggunakan bulu ayam Lampiran 1c. Pada cawan petri tersebut ditambahkan air secukupnya untuk mengaktifkan sperma agar dapat bergerak membuahi telur. Air pada cawan petri dibuang setelah 2-3 menit dan telur yang telah dibuahi diletakkan di atas saringan santan dalam media air bersuhu 28 o C.

2.1.3. Inkubasi Telur