64 2.  Alluvium  Qa.  Batuan  ini  sebagian  besar  terdapat  di  sepanjang
aliran  Sungai  Ciliwung  dan  berselang  seling  dengan  formasi  Kipas Alluvium. Formasi batuan ini terdiri dari lempung, lanau, kerikil dan
kerakal.
4.1.7. Hidrogeologi DAS Ciliwung
4.1.7.1. Hidrogeologi DAS Ciliwung Hulu
Airtanah  dipisahkan  menjadi  airtanah  tertekan  dan  airtanah  tidak  tertekan. Airtanah tidak tertekan adalah airtanah  yang terdapat pada akuifer tidak tertekan
unconfined akuifer yang di bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air dan bagian  atasnya  tidak  ditutupi  lapisan  kedap  air  melainkan  oleh  muka  preatik
bertekanan  satu  atmosfir  sama  dengan  tekanan  udara.  Sementara  itu,    airtanah tertekan  adalah  airtanah  yang  terdapat  pada  akuifer  tertekan  confined  akuifer
yang bagian bawah dan atasnya dibatasi oleh lapisan kedap air. Berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Bogor, Jenis  batuan penyusun akuifer
DAS Ciliwung Hulu dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sbb: 1.  Batuan  vulkanik  muda  tak  terpisahkan,  terdiri  dari  tufa  batuapung
pasiran,  lahar  breksi  tufaan  dan  basal  andesit.  Konduktivitas hidrolik batuan penyusun akuifer berkisar antara 0.8 – 36.4 mhari.
2.  Batuan  vulkanik  tua  tak  terpisahkan,  terdiri  dari  breksi  bersusun andesit-basal, lava-basal, tufa dan aglomerat. Konduktivitas hidrolik
batuan penyusun akuifer berkisar antara 0.001-10 mhari Berdasarkan debit luah sumur,  sistem akuifer dapat dibedakan menjadi :
1.  Luah  sumur  daerah  pada  jenis  batuan  ini  kurang  dari  5  literdetik. Kondisi  akuifer  melalui  ruang  antar  butiran  antar  tanah  melalu
rengkahan  saluran  pelarutan  yang  terdiri  dari  endapan  vulkanik muda  berupa  batu  pasir  dan  breksi  pada  batuan  tersier  berupa  batu
gamping,  koral  dan  batu  gamoing  pasiran.  Aliran  airtanah  diduga bersaal  dari  G.  pangarango  sebagai  daerah  imbuhan  airtanah.
Ketebalan  akuifer  berkisar  antara  1  –  10  m,  konduktivitas hidroliknya  berkisar  antara  0.08  sampai  94  mhari.  Kedalaman
sumur  70  –  150  bmt.  dengan  kapasitas  jenis  6.91  –  26.78  m
2
hari.
65 Muka  Airtanah Statis MAS  berkisar antara 28  m  bmt.  sampai 0.9
atas muka tanah setempat ams.
Gambar 20. Peta Hidrogeologi DAS Ciliwung
2.  Luah sumur antara 5 – 25 literdetik. Kondisi akuifer  melalui ruang antar  butiran  antar  tanah  melalu  rengkahan  saluran  pelarutan  yang
terdiri  dari  endapan  vulkanik  muda.  Aliran  airtanah  diduga  bersaal dari G. Gede-pangrango dan kaki G. Salak sebagai daerah  imbuhan
airtanah. Umumnya terdapat endapan gunung api  muda, terdiri dari beberapa lapisan akuifer dengan ketebalan beragam antara 2 – 77 m.
Kedalaman  sumur  antara  70  –  120  m  bawah  muka  tanah  bmt. setempat.  Kapasitas  sumur  dapat  mencapai  329.18  m
2
hari. Keterusan  dapat  mencapai  lebih  dari  659  m
2
hari.  Muka  Airtanah
66 Statis  MAS  bervariasi  mulai  dari  40  di  bmt.  sampai  1.3  di  Atas
muka tanah setempat ams. 3.  Lapisan Nir Akuifer. Lapisan ini tidak ada artinya karena tidak dapat
meloloskan  airtanah.  Jenis  batuan  ini  menyebar  di  sebelah  timur DAS Ciliwung Hulu mulai dari G. Pangrango.
Param  utama  pembentuk  airtanah  tersebut  adalah  air  hujan  yang  meresap  ke dalam tanah di daerah imbuhan recharge area yang sebagian tersimpan di dalam
akuifer sebagai airtanah dan sebagian lagi ke luar secara alami di daerah lepasan discharge area sebagai mata air.
Airtanah  sejak  terbentuk  di  daerah  imbuhan  dan  mengalir  ke  daerah  lepasan, melalui  ruang  antara  batuan  penyusun  akuifer.  Perjalanannya  tersebut  airtanah
melarutkan  mineral  batuan  serta  dipengaruhi  oleh  kondisi  lingkungannya.  Oleh sebab  itu,  sifat  fisika  dan  kimia  airtanah  dari  satu  tempat  ke  tempat  lain  sangat
beragam tergantung dari jenis batuan di mana airtanah tersebut meresap, mengalir, dan berakumulasi, serta kondisi lingkungannya.
4.1.7.2. Hidrogeologi DAS Ciliwung Tengah dan Hilir