ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS KERIPIK APEL PADA CV. BAGUS AGRISITA BATU

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS KERIPIK APEL

PADA CV. BAGUS AGRISITA BATU

SKRIPSI

Oleh: VIKI VIDIANTO

07.610.157

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Asalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KERIPIK APEL PADA CV.BAGUS AGRISITA BATU” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syrat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi menejemen pada universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha member sebaik mungkin namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta keterbatasan penulis. Sehingga masih banyak kekurangan dalan penyusunan skripsi ini,maka dari itu dengan segala penulis mengharapkan kritik saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan trimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Nazarudin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Aniek Rumijati, M.M, AFP, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Fien Zulfikarijah, M.M, selaku Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga terselesaikanya penulisan Skripsi ini.


(5)

4. Dra. HJ. Triningsih Sri Supriyati, M.P. selaku Dosen Pembimbing II yang telah sudi meluangkan waktunya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang bermanfaat guna terselesaikanya penyusunan skripsi ini

5. Kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu saya sangat bertrimakasih atas dukungan dan bantuan kalian semu.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan dari allah SWT.penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wasalamualikum Wr. Wb.

Malang, 15 April 2013 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Batasan Masalah ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Landasan Teori ... 9

1. Keputusan Operasional ... 9

2. Pengertian Kualitas ... 13

3. Pengendalian Kualitas ... 14

4. Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas ... 14

5. Tujuan Pengendalian Kualitas ... 15

6. Fungsi Pengendalian Kualitas ... 16

7. Pelaksanaan Pengendalian Kualitas ... 18

8. Kerangka Pikir Penelitian ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 21

B. Jenis Penelitian ... 21

C. Data dan Sumber Data ... 21

D. Populasi dan Sampel ... 22

E. Teknik Pengumpulan Data ... 22

F. Definisi Operasional Variabel ... 23


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 26

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 26

2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 27

3. Saluran Distribusi ... 31

4. Tujuan Perusahaan ... 31

5. Personalia ... 32

6. Jam Kerja Karyawan ... 33

7. Kualitas Karyawan ... 33

8. Produksi ... 34

B. Analisis Data ... 38

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 42


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Jumlah Karyawan CV. Bagus Agriseta Mandiri ... 32 Tabel 4.2 Kualitas Karyawan CV. Bagus Agriseta Mandiri ... 34 Tabel 4.3 Jumlah Sampel Yang Tidak Sesuai Standar Perusahaan


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pemikir Penelitian... 19

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Bagus Agriseta Mandiri... 28

Gambar 4.2 Proses Produksi Keripik apel CV. Agriseta Mandiri ... 35


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. V, Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

Argianto, 2005, Analisa Pengendalian Kualitas Produk Minuman Sari Apel, Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang Tidak Dipublikasikan

Ahyari, Agus, 2001, Manajemen Produksi dan Pengendalian Produksi, Buku satu, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.

Assauri, Sofyan, 2001, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Handoko, T. Hani, 2002, Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Halim dan Supomo, 1998, Akuntansi Manajemen, Cetakan Ketujuh, Penerbit BPFE: Yogakarta.

Lestari, 2005, Pelaksanaan pengawasan kualitas untuk memperkecil tingkat kerusakan produk perusahaan genteng “Lestari Jaya” Pakis Malang, Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang Tidak Dipublikasikan.

Reksohadiprojo, Sukanto. 1995. Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 2000, Total Quality Manajemen, Edisi II. Penerbit Andi Offset. Jakarta.

Tjiptono, Fandy dan Diana Anastasia, 2000, Total Quality Management, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Andi Offset, Jakarta.

Widayat, 2004, Metode Penelitian Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit, CV. Cahaya Press, Malang.

Zulian, Yamit, 2002, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia usaha semakin hari semakin ketat menuntut pelaku bisnis untuk mampu mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dan mampu memenangkan persaingan. Banyak strategi yang dilakukan perusahaan untuk bisa konsisten dalam mempertahankan kelangsungan dalam usahanya, baik dalam finansial, pemasaran maupun keahlian sumber daya manusia. Di dalam dunia usaha tantangan terberat bagi seorang usahawan adalah bagaimana ia dapat membawa usaha yang dirintisnya itu menjadi sebuah usaha besar dan bisa memimpin pasar. Ini bukan pekerjaan mudah sebab ketika memutuskan untuk terjun ke dunia usaha, harus siap menghadapi kerasnya persaingan usaha dan pesaing-pesaing anda. Bagaimanapun, usaha yang anda geluti itu juga turut diminati oleh pihak lain. Begitu juga halnya dalam bidang pendidikan, harus siap menghadapi kerasnya persaingan sehingga pendidikan kita bisa kompetitif di kancah globalisasi saat ini dan diminati oleh pihak lain.

Dalam upaya menghadapi persaingan yang terjadi perusahaan selalu berusaha untuk memperbaiki kinerja perusahaan di semua bidang yang salah satunya adalah bagian operasional. Kondisi tersebut dikarenakan adanya persaingan yang semakin pesat, perusahaan selalu dituntut untuk melaksanakan aktivitas produksinya agar berjalan secara efektif dan efisien.


(12)

2

Hal tersebut dikarenakan perusahaan didirikan untuk mendapatkan keuntungan (profit oriented), dimana dalam melakukan aktivitasnya harus diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, maka perusahaan perlu dan harus mengelola serta mengalokasikan sumber daya dan bagian yang dimiliki dengan baik dimana salah satunya yaitu bagian operasional perusahaan.

Pada suatu perusahaan bagian operasional memiliki peranan yang penting dalam upaya untuk memberikan jaminan bahwa aktivitas operasional perusahaan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Secara langsung bagian operasional perusahaan dalam aktivitasnya erat kaitannya dengan bagian produksi. Bagian produksi dalam menjalankan aktivitas berkaitan secara langsung dalam pelaksanaan proses produksi perusahaan. Adanya gangguan pada bagian produksi secara langsung akan mempengaruhi kinerja perusahaan dimana target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak dapat direalisasikan. Apabila kondisi tersebut terjadi maka secara langsung akan menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan melaksanakan kerangka keputusan produksi secara tepat.

Pada dasarnya terdapat lima kerangka keputusan produksi yang meliputi proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas. Kerangka keputusan dalam bidang produksi tersebut dapat digunakan sebagai langkah yang tepat dalam pelaksanaan proses produksi secara efektif dan efisien sehingga mampu


(13)

3

memberikan kontribusi kepada perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha yang terjadi. Salah satu usaha dalam menghadapi persaingan di bidang operasional yaitu dengan melakukan perbaikan atas kualitas produk yang dihasilkan. (Handoko, 2002:34)

Masalah kualitas produk merupakan sesuatu hal yang amat penting dalam rangka keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas perusahaan untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Pengendalian atas kualitas tidak saja melaksanakan pengendalian sebelum terjadi kesalahan tetapi juga melaksanakan tindakan-tindakan perbaikan secara efektif untuk menanggulangi atau menjaga kesalahan yang telah terjadi, dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan secara maksimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas perusahaan untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan, dimana hal tersebut erat kaitannya dengan tingkat pengeluaran atau biaya produksi yang harus ditangung oleh perusahaan. (Ahyari, 2001:239).

Perbaikan atas kualitas produk harus dilakukan secara cermat sehingga tidak merugikan perusahaan pada masa yang akan datang. Dimana kebijakan tersebut secara langsung berkaitan dengan sejumlah biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan perbaikan atas kualitas produk. Penurunan atas kualitas produk yang dihasilkan dapat diketahui dengan


(14)

4

adanya produk cacat sehingga perusahaan berusaha untuk memperbaiki atas kondisi tersebut yaitu dengan melakukan pemrosesan ulang atau perbaikan atas produk cacat tersebut.

Pada dasarnya pengendalian kualitas produk yaitu penggunaan diagram (chart) dan prinsip-prinsip statistik. Tujuan dari pengendalian mutu tersebut dilakukan dalam rangka untuk menjaga standar dari kualitas hasil produksi pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi perusahaan. Salah satu metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan P-chart, metode ini dapat digunakan sebagai penyeimbang biaya untuk penyelidikan dan inspeksi terhadap biaya kerugian ketika melakukan inspeksi.

CV. Bagus Agrisita Batu merupakan perusahaan manaufaktur yang bergerak dalam pengolahan produk dalam hal ini apel menjadi bahan baku utamanya. Hasil produksi utama CV. Bagus Agrisita Batu adalah keripik apel yang dikemas untuk berbagai jenis produk. Perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional menggunakan 4 mesin, dengan harapan mampu menjangkau atau memenuhi kebutuhan konsumen akan produk. Dalam upaya untuk memperlancar proses produksi maka perusahaan selama menjaga atas ketersediaan bahan baku, dimana hal tersebut menjadi salah satu faktor produksi yang keberadaannya wajib tersedia.

Dalam pengadaan bahan baku perusahaan memiliki beberapa distributor yang berasal dari petani secara langsung. Upaya perusahaan untuk mendapatkan bahan baku dari petani tersebut dengan harapan bahan baku


(15)

5

yang digunakan memiliki kualitas yang baik sehingga mendukung kegiatan atau aktivitas produksi perusahaan. Dalam aktivitas produksi barang jadi terbagi menjadi beberapa jenis terkait dari hasil produksi, yaitu meliputi: KW 1, dengan diameter diantara 3,5 cm sampai 3 cm, KW 2 dengan diameter diantara 1,5 cm sampai 2 cm dan Super memiliki diameter di atas 3 cm. Dalam penentuan kategori hasil produk tersebut yaitu berdasarkan ukuran produk. Kriteria produk terkait secara langsung dengan kualitas bahan baku yang digunakan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas produk. Dengan melakukan analisis terhadap proporsi tingkat kerusakan dari produk yang dihasilkan maka dapat diketahui penyebab terjadinya kerusakan yang terjadi pada produk tersebut.

Melalui analisis terhadap proporsi tingkat kerusakan atas produk yang dihasilkan maka dapat diketahui penyebab terjadinya kerusakan produk tersebut sehingga dapat ditentukan pengawasan mutu yang akan dilakukan. Pengendalian atas kualitas produk dilakukan dalam upaya untuk meminimalkan tingkat kerusakan produk yang dapat terjadi. Dalam penelitian ini metode kualitas produk dengan menggunakan metode P-chart, yaitu dengan pertimbangan bahwa metode tersebut dapat digunakan untuk menentukan batas yang ditolelir sehinga aktivitas operasional perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik. Selama ini pada CV. Bagus Agrisita Batu belum melakukan pengendalian atas tingkat kerusakan yang terjadi sehingga tidak dapat dijadikan dasar dalam penentuan pengendalian kualitas produk yang dilakukan.


(16)

6

Dengan demikian pengendalian atas kualitas bahan baku menjadi penentu atas hasil produksi yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka bisa dilihat bahwa pentingnya pengendalian kualitas produk dalam kegiatan produksi. Maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul“ ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS KERIPIK APEL PADA CV.BAGUS AGRISITA BATU”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Berapakah batas atas dan batas bawah kualitas keripik apel pada CV. Bagus Agrisita Batu ?

2. Bagaimanakah pengendalian kualitas produk keripik apel pada CV. Bagus Agrisita Batu ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan yaitu:

1. Untuk mengetahui batas atas dan batas bawah kualitas keripik apel pada CV. Bagus Agrisita Batu.

2. Untuk mengetahui pengendalian kualitas produk keripik apel pada CV. Bagus Agrisita Batu.


(17)

7

D. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengawasan terhadap tingkat kerusakan produk dari proses produksi yang dilakukan sehingga dapat ditentukan tingkat toleransi ukuran produk dengan periode penelitian 1 Januari sampai 31 Januari 2012.

E. Manfaat Penelitian

Dengan diadakanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Sebagai dasar pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah pemecahan maupun dalam membuat keputusan untuk waktu yang akan datang yang berkaitan dengan proses pengendalian kualitas produk.

2. Bagi Peneliti Lanjutan

Sebagai bahan kajian dan menambah wawasan bagi pihak lain yang berminat pada bidang kajian bidang operasional mengenai kualitas produk.


(18)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Lestari (2005) mempunyai tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan kualitas untuk memperkecil

tingkat kerusakan produk perusahaan genteng “Lestari Jaya” Pakis Malang.

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pengawasan kualitas yang dilakukan oleh Perusahaan Genteng Super Wendit Lestari Jaya Malang pada bulan Juli belum baik karena ada sampel yang berada di atas batas pengawasan yaitu tanggal 18, 19 dan 20 Juli. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa belum maksimalnya sistem pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan dalam pelaksanaan proses produksi tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan dapat membuktikan bahwa pengawasan kualitas yang dilakukan oleh Perusahaan Genteng Super Wendit Lestari Jaya Malang untuk produk genteng karang pilang pada bulan Juli belum baik karena masih ada sampel yang berada di atas batas pengawasan yaitu pada tanggal 4 juli. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pengawasan kualitas yang dilakukan oleh Perusahaan Genteng Super Wendit Lestari Jaya Malang untuk produk genteng plentong sudah baik karena masih di dalam pengawasan UCL dan LCL.

Hasil penelitian Argianto (2005) dengan tjuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang menjadi penyebab penyimpangan kualitas produk pada produk minuman sari apel. Pada penelitian ini tidak terdapat


(19)

9

hipotesis karena hanya mencari penyebab terjadinya penyimpangan kualitas dan hanya menghitung berapa jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan diagram sebab akibat dan analisa biaya produksi. Dalam pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan belum optimal dikarenakan produktivitas yang rendah dari mesin dan tenaga kerja serta inefisiensi yang disebabkan oleh biaya dan bahan baku. Masalah-masalah yang sering muncul pada masing-masing tahap juga menunjukkan pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan belum optimal dalam menangani kerusakan produk.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu lokasi penelitian dan tahun penelitian sedangkan persamaannya yaitu melakukan analisis atas kualitas produk dengan menggunakan analisis pengawasan UCL dan LCL.

B.Landasan Teori

1. Keputusan Operasional

Manajemen Operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut Heizer dan Barry (2005: 104), Manajemen Operasi memiliki sepuluh keputusan Operasional yaitu mutu, desain barang dan jasa, desain proses dan kapasitas, seleksi lokasi, desain tata letak, manusia dan sistem kerja, manajemen dan rantai pasokan, persediaan, penjadwalan dan pemeliharaan.


(20)

10

a. Mutu

Mutu merupakan totalitas bentuk dan karakteristik barang dan jasa yang menunjukkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Harapan dan mutu pelanggan harus dapat ditentukan, kebijakan dan prosedur harus dapat dibangun untuk mengidentifikasikan serta mencapai mutu yang ditetapkan (Heizer dan Barry, 2005: 32)

b. Desain Barang dan Jasa

Strategi produk yang efektif menghubungkan keputusan yang berkaitan dengan produknya dengan investasi, pangsa pasar, siklus hidup produk, dan dikaitkan dengan seberapa luas lini produk yang ada. Merancang barang dan jasa mendefinisikan sebagian besar proses transformasi, keputusan mutu, biaya dan sumber daya manusia sangat berinteraksi dengan desain. Desain seringkali menetapkan batas bawah biaya dan batas atas mutu (Heizer dan Barry, 2005: 32).

c. Desain Proses dan Kapasitas

Desain proses bertujuan mencari jalan untuk memproduksi barang dan jasa yang memenuhi keinginan konsumen dan spesifikasi produk yang berada dalam jangkauan keterbatasan biaya atau menghambat material lainnya. Pilihan proses sudah tersedia untuk produk dan jasa, keputusan proses mengikat manajemen pada teknologi, mutu, pemanfaatan sumber daya manusia dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen biaya dan modal akan menentukan struktur biaya dasar perusahaan (Heizer dan Barry, 2005: 32-33).


(21)

11

d. Seleksi Lokasi

Lokasi merupakan tempat perusahaan melakukan kegiatan produksi dan operasi. Keputusan lokasi baik bagi perusahaan jasa maupun manufaktur sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Kesalahan yang dibuat akan menghambat efisiensi perusahaan (Heizer dan Barry, 2005: 32).

e. Desain Tata Letak

Kebutuhan kapasitas, tingkat personel, keputusan pembelian dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak. Selain itu, proses dan bahan baku harus ditempatkan dengan memperhatikan kaitan antara satu dengan yang lain (Heizer dan Barry, 2005: 32).

f. Manusia dan Sistem Kerja

Manusia adalah bagian integral dan mahal dari sistem total. Oleh karena itu, kehidupan mutu kerja yang disediakan, bakat, dan keahlian yang dibutuhkan, dan biayanya harus ditentukan. Pada sistem kerja manusia dimanfaatkan secara efisien dalam lingkup kendala Operasional yang ada dan memiliki mutu kehidupan kerja yang baik dalam suasana yang saling terkait dan saling percaya (Heizer dan Barry, 2005: 32).

g. Manajemen dan rantai pasokan

Rantai pasokan berkaitan dengan siklus lengkap bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang, distributor dan konsumen. Keputusan ini menentukan apa yang dibuat dan apa yang perlu dibeli. Pertimbangan juga diperlukan untuk mutu, pengiriman dan inovasi dengan harga yang memuaskan. Suasana saling menghormati antara pembeli dan pemasok dibutuhkan untuk pembelian yang efektif (Heizer dan Barry, 2005: 32).


(22)

12

h. Persediaan

Persediaan merupakan keputusan penting dalam menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan. Keputusan persediaan bisa dioptimalkan hanya bila keputusan pelanggan pemasok, jadwal produksi dan perencanaan sumber daya manusia dipertimbangkan (Heizer dan Barry, 2005: 32).

i. Penjadwalan

Jadwal produksi yang layak harus dikembangkan, permintaan terhadap sumber daya manusia dan fasilitas harus ditentukan dan dikendalikan (Heizer dan Barry, 2005: 33).

j. Pemeliharaan

Keputusan harus dibuat berkaitan dengan tingkat pemeliharaan yang diinginkan. Rencana untuk implementasi dan pengawasan sistem pemeliharaan adalah perlu (Heizer dan Barry, 2005: 33).

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sepuluh bidang keputusan ini membutuhkan perhatian, karena merupakan kunci keberhasilan bagi operasi produksi. Kesepuluh bidang keputusan tersebut harus berfungsi dengan baik dan saling terintegrasi dengan bidang yang lain dan pada akhirnya dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan kebijakan perusahaan terkait dengan aktivitas operasional perusahaan. Pelaksanaan aktivitas operasional dengan mendasarkan pada bidang-bidang tersebut maka jaminan aktivitas perusahaan dapat mendukung proses pencapaian tujuan perusahaan.


(23)

13

2. Pengertian Kualitas

Kualitas merupakan keunggulan yang dimiliki oleh suatu produk dalam upaya untuk memberikan jaminan kepuasan kepada konsumen. Kualitas suatu produk merupakan nilai lebih yang terdapat pada produk yang ditawarkan sehingga memberikan keunggulan dari produk pesaingnya.

Menurut Assauri (2001:205) “Kualitas diartikan sebagai faktor

yang terdapat dalam suatu barang atau hal yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu

dimaksudkan dan dibutuhkan”.

Sedangkan menurut Ahyari (2001:333) “Kualitas diartikan

sejumlah dari artribut atau sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan dalam produk yang bersangkutan”. Konsumen sebagai pengguna produk adalah sebagai penentu atau yang membuat keputusan akhir terhadap mutu produk meskipun produsen memutuskan ketepatan tujuan untuk apa hasil atau produk tersebut dimaksudkan.

Adapun menurut Tjiptono dan Diana (2000:2) “Kualitas adalah merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan. Pada sisi yang lain kualitas juga merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa yang akan datang).


(24)

14

2. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas tidak saja melaksanakan pengendalian sebelum terjadi kesalahan tetapi juga melaksanakan tindakan-tindakan perbaikan secara efektif untuk tidak mengulangi atau menjaga kesalahan yang telah terjadi, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Menurut

Ahyari (2001:239) mengemukakan bahwa: “Pengendalian kualitas

merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk (dan jasa) perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah usaha-usaha yang dilakukan perusahaan dengan harapan produk yang ditawarkan kepada konsumen mampu memberikan kepuasan dan perusahaan dapat melakukan efisiensi dalam melakukan aktivitasnya.

3. Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan sesuatu hal yang amat penting dalam perkembangan kualitas dan pengaruhnya sangat besar terhadap pencapaian keberhasilan pendapatan sutau perusahaan. Menurut Ahyari (2001) secara garis besar pengendalian kualitas dapat dicapai melalui pendekatan-pendekatan:

1. Pendekatan bahan baku

Di dalam perusahaan pengaruh kualitas bahan baku ini demikian besar, sehingga hampir seluruh kualitas produk akhir ditentukan oleh kualitas bahan baku ini dengan lebih teliti dan teratur untuk menjaga untuk menjaga kualitas produk akhir. Bila kualitas bahan baku yang dipergunakan tersebut baik, maka diperoleh kualitas produk akhir yang baik pula.


(25)

15

2. Pendekatan proses produksi.

Pengendalian terkait secara langsung dengan proses produksi yang dilakukan pada suatu proses operasional. Melalui pengendalian atau pengawasan atas aktivitas produksi yang dilakukan secara langsung dapat memberikan jaminan atas kualitas produk yang dihasilkan.

3. Pendekatan produk akhir perusahaan.

Dalam kegiatan tersebut akan dapat dipisahkan atau dapat diketahui apakah produk perusahaan yang bersangkutan itu telah dapat memenuhi syarat kualitas yang telah ditetentukan ataukah masih memerlukan beberapa perbaikan atau justru merupakan produk gagal.

4. Tujuan Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas perlu diadakan untuk mengetahui atau mengecek apakah barang yang telah diproduksi telah sesuai dengan kualitas yang telah sesuai dengan kualitas yang telah distandarkan atau belum. Menurut Assauri (2001:210) tujuan pengendalian kualitas yaitu meliputi: 1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah

ditetapkan.

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan

menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. 4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.


(26)

16

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian atas mutu atau kualitas sangat penting untuk dilakukan agar menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dengan biaya seminimal mungkin akan meningkatkan pangsa pasar dan diminati oleh banyak konsumen.

6. Fungsi Pengendalian Kualitas

Pada umumnya fungsi pengendalian kualitas tidak akan lepas dari perencanaan yang merupakan pedoman untuk melakukan kegiatan produksi perusahaan. Dalam rencana tersebut tidak hanya sekedar membuat rencana melainkan juga sebagai petunjuk serta sebagai pembanding dengan hasil yang akan diproduksi dan juga rencana tersebut sebagai control terhadap pelaksanaan perencanaan produksi, sehingga timbul hubungan timbal balik diantara keduanya.

Untuk menjaga hubungan tersebut tetap lancar masih dibutuhkan suatu variabel lain yang sangat penting artinya yaitu pengendalian. Tanpa adanya pengawasan suatu perencanaan tidak akan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Atau dapat dikatakan bahwa aktivitas pengawasan akan sangat membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan sehingga cerminan efisiensi dari manajemen akan terwujud.

Menurut Yamit (2002; 338) dalam hal ini pada dasarnya tinggi rendahnya kualitas barang dapat diukur dari tiga sudut :


(27)

17

1. Kualitas desain (Design Quality).

Kualitas desain barang berhubungan erat dengan sifat-sifat keunggulan pada saat barang mula-mula diimpikan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kualitas input atau bahan baku, kualitas teknologi yang digunakan, dan kualitas tenaga kerja dan manajer yang digunakan.

2.Kualitas penampilan (Performance Quality).

Kualitas performa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

(a) Keandalan produk (reliability of product) yang berhubungan dengan waktu penggunaan sebelum terjadi kerusakan.

(b) Perawatan produk (maintenance quality) yang berhubungan dengan kemampuan mereparasi dan mengganti dengan cepat produk yang rusak.

3.Kualitas yang memenuhi (Conformance Quality).

Menggambarkan seberapa jauh dan lama konsumen dapat memanfaatkan produk itu. Dalam hal ini terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

conformance quality, yaitu :

(a) Usia teknik produk (technical life product). (b) Pengaruh produk (impacts of product). (c) Ketepatan produk (accuracy of product).

Menurut Mizuno (1994:75) “Pengendalian Mutu adalah sesuatu yang perlu pada setiap tahap cara, dari perencanaan produk sampai


(28)

18

Dengan adanya quality control diharapkan bisa menjaga dari segala penyimpangan-penyimpangan, agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga jelas bahwa pengendalian kualitas memegang peranan yang sangat penting terhadap suksesnya kegiatan produksi perusahaan dan juga tujuan dari perusahaan.

7. Pelaksanaan Pengendalian Kualitas

Untuk pelaksanaan pengendalian kualitas yang perlu diperhatikan adalah bahan baku, proses produksinya, dan hasil akhir. Pengendalian kualitas dilakukan secara terus menerus terhadap bahan baku, proses produksi dan hasil akhir, tetapi sebelumnya standart kualitas terhadap produk yang dihasilkan harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam menentukan produk mana yang dianggap rusak dan mana yang dianggap memenuhi standart.

Pelaksanaan pengendalian tahap akhir adalah dengan tes yang menyeluruh guna mengetahui sampai dimana pekerjaan tersebut terselesaikan, apakah telah memenuhi standart. Ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang bahan baku dan proses produksi. Pelaksanaan pengendalian terhadap bahan baku dan proses produksi belum tentu akan menghasilkan produk yang baik, maka perlu dilakukan pengetesan terhadap produk akhir.

Sebelum pelaksanaan kegiatan pengendalian kualitas dilakukan maka terlebih dahulu harus ditentukan atribut-atribut yang berbentuk serta menentukan tinggi rendahnya kualitas barang hasil produksi. Atribut


(29)

19

pembentuk kualitas suatu barang tertentu akan berbeda dengan atribut pembentuk kualitas barang yang lain. Penyimpangan terhadap standart dianggap wajar bila masih dalam batas pengendalian kualitas perusahaan. 8. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dapat disajikan pada gambar 1.

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber: Buffa dan Sarin (1996).

Berdasarkan kerangka pikir penelitian maka dapat diketahui bahwa pengawasan mutu yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini terkait dengan pengendalian kualitas produk yang dihasilkan dengan menggunakan metode P-chart. Metode tersebut digunakan untuk menetapkan batas atas dan batas bawah pengendalian tersebut maka akan memberikan informasi atas pengendalikan produk yang dihasilkan. Batas atas pengendalian menunjukkan batas atas tingkat toleransi kerusakan produk terjadi dan batas bawah tingkat kerusakan produk yang dapat

Ukuran Produk UCL

LCL

P-chart

 Mean kerusakan

 Banyaknya bahan baku yang rusak  Banyaknya bahan baku yang diobservasi  Standart deviasi


(30)

20

terjadi. Melalui analisis pengawasan mutu tersebut dengan sendirinya dapat digunakan sebagai dasar penetapkan kebjakan proses produksi yang akan dilakukan. Melalui ketepatan atas pengendalian kualitas produk perusahaan maka pengawasan mutu produk yang dilakukan dapat digunakan untuk meminimalkan tingkat kerusakan produk yang dapat terjadi.


(1)

2. Pendekatan proses produksi.

Pengendalian terkait secara langsung dengan proses produksi yang dilakukan pada suatu proses operasional. Melalui pengendalian atau pengawasan atas aktivitas produksi yang dilakukan secara langsung dapat memberikan jaminan atas kualitas produk yang dihasilkan.

3. Pendekatan produk akhir perusahaan.

Dalam kegiatan tersebut akan dapat dipisahkan atau dapat diketahui apakah produk perusahaan yang bersangkutan itu telah dapat memenuhi syarat kualitas yang telah ditetentukan ataukah masih memerlukan beberapa perbaikan atau justru merupakan produk gagal.

4. Tujuan Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas perlu diadakan untuk mengetahui atau mengecek apakah barang yang telah diproduksi telah sesuai dengan kualitas yang telah sesuai dengan kualitas yang telah distandarkan atau belum. Menurut Assauri (2001:210) tujuan pengendalian kualitas yaitu meliputi: 1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah

ditetapkan.

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan

menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. 4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.


(2)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian atas mutu atau kualitas sangat penting untuk dilakukan agar menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dengan biaya seminimal mungkin akan meningkatkan pangsa pasar dan diminati oleh banyak konsumen.

6. Fungsi Pengendalian Kualitas

Pada umumnya fungsi pengendalian kualitas tidak akan lepas dari perencanaan yang merupakan pedoman untuk melakukan kegiatan produksi perusahaan. Dalam rencana tersebut tidak hanya sekedar membuat rencana melainkan juga sebagai petunjuk serta sebagai pembanding dengan hasil yang akan diproduksi dan juga rencana tersebut sebagai control terhadap pelaksanaan perencanaan produksi, sehingga timbul hubungan timbal balik diantara keduanya.

Untuk menjaga hubungan tersebut tetap lancar masih dibutuhkan suatu variabel lain yang sangat penting artinya yaitu pengendalian. Tanpa adanya pengawasan suatu perencanaan tidak akan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Atau dapat dikatakan bahwa aktivitas pengawasan akan sangat membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan sehingga cerminan efisiensi dari manajemen akan terwujud.

Menurut Yamit (2002; 338) dalam hal ini pada dasarnya tinggi rendahnya kualitas barang dapat diukur dari tiga sudut :


(3)

1. Kualitas desain (Design Quality).

Kualitas desain barang berhubungan erat dengan sifat-sifat keunggulan pada saat barang mula-mula diimpikan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kualitas input atau bahan baku, kualitas teknologi yang digunakan, dan kualitas tenaga kerja dan manajer yang digunakan.

2.Kualitas penampilan (Performance Quality).

Kualitas performa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

(a) Keandalan produk (reliability of product) yang berhubungan dengan waktu penggunaan sebelum terjadi kerusakan.

(b) Perawatan produk (maintenance quality) yang berhubungan dengan kemampuan mereparasi dan mengganti dengan cepat produk yang rusak.

3.Kualitas yang memenuhi (Conformance Quality).

Menggambarkan seberapa jauh dan lama konsumen dapat memanfaatkan produk itu. Dalam hal ini terdapat tiga faktor yang mempengaruhi conformance quality, yaitu :

(a) Usia teknik produk (technical life product). (b) Pengaruh produk (impacts of product). (c) Ketepatan produk (accuracy of product).

Menurut Mizuno (1994:75) “Pengendalian Mutu adalah sesuatu

yang perlu pada setiap tahap cara, dari perencanaan produk sampai


(4)

Dengan adanya quality control diharapkan bisa menjaga dari segala penyimpangan-penyimpangan, agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga jelas bahwa pengendalian kualitas memegang peranan yang sangat penting terhadap suksesnya kegiatan produksi perusahaan dan juga tujuan dari perusahaan.

7. Pelaksanaan Pengendalian Kualitas

Untuk pelaksanaan pengendalian kualitas yang perlu diperhatikan adalah bahan baku, proses produksinya, dan hasil akhir. Pengendalian kualitas dilakukan secara terus menerus terhadap bahan baku, proses produksi dan hasil akhir, tetapi sebelumnya standart kualitas terhadap produk yang dihasilkan harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam menentukan produk mana yang dianggap rusak dan mana yang dianggap memenuhi standart.

Pelaksanaan pengendalian tahap akhir adalah dengan tes yang menyeluruh guna mengetahui sampai dimana pekerjaan tersebut terselesaikan, apakah telah memenuhi standart. Ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang bahan baku dan proses produksi. Pelaksanaan pengendalian terhadap bahan baku dan proses produksi belum tentu akan menghasilkan produk yang baik, maka perlu dilakukan pengetesan terhadap produk akhir.

Sebelum pelaksanaan kegiatan pengendalian kualitas dilakukan maka terlebih dahulu harus ditentukan atribut-atribut yang berbentuk serta menentukan tinggi rendahnya kualitas barang hasil produksi. Atribut


(5)

pembentuk kualitas suatu barang tertentu akan berbeda dengan atribut pembentuk kualitas barang yang lain. Penyimpangan terhadap standart dianggap wajar bila masih dalam batas pengendalian kualitas perusahaan. 8. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dapat disajikan pada gambar 1.

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber: Buffa dan Sarin (1996).

Berdasarkan kerangka pikir penelitian maka dapat diketahui bahwa pengawasan mutu yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini terkait dengan pengendalian kualitas produk yang dihasilkan dengan menggunakan metode P-chart. Metode tersebut digunakan untuk menetapkan batas atas dan batas bawah pengendalian tersebut maka akan memberikan informasi atas pengendalikan produk yang dihasilkan. Batas atas pengendalian menunjukkan batas atas tingkat toleransi kerusakan produk terjadi dan batas bawah tingkat kerusakan produk yang dapat

Ukuran Produk UCL

LCL P-chart

 Mean kerusakan

 Banyaknya bahan baku yang rusak

 Banyaknya bahan baku yang diobservasi


(6)

terjadi. Melalui analisis pengawasan mutu tersebut dengan sendirinya dapat digunakan sebagai dasar penetapkan kebjakan proses produksi yang akan dilakukan. Melalui ketepatan atas pengendalian kualitas produk perusahaan maka pengawasan mutu produk yang dilakukan dapat digunakan untuk meminimalkan tingkat kerusakan produk yang dapat terjadi.