56
2
62 2
Pada budidaya padi sawah metode organik, tahapan pekerjaan budidaya yang memiliki nilai IRHR tertinggi adalah pekerjaan penyiangan yang dilakukan secara semi mekanis dengan nilai IRHR
1.587 dan tingkat beban kerja berat sedangkan yang terendah adalah pekerjaan pembibitan dengan nilai IRHR 1.379 dengan tingkat beba kerja sedang. Nilai IRHR tertinggi pada metode budidaya
konvensional ditemukan pada pekerjaan pegolahan tanah menggunakan traktor dengan nilai IRHR 1.582 dan tingkat beban kerja berat, sedangkan yang terendah adalah pekerjaan pembibitan dengan
nilai IRHR 1.379 dengan tingkat beba kerja sedang. Pada budidaya padi sawah organik, nilai konsumsi energi kerja per-kg berat badan subjek tiap
jam tertinggi ditemukan pada pekerjaan pengolahan tanah menggunakan traktor dengan nilai 3.114 kkalkg.jam, sedangkan yang terendah adalah pekerjaan pembibitan dengan nilai 1.884 kkalkg.jam.
Untuk konsumsi energi kerja per-kg berat badan per-hektar, nilai konsumsi energi kerja tertinggi pada metode organik ditemukan pada pekerjaan panen gebot dengan nilai 590.948 kkalkg.ha, sedangkan
yang terendah ditemukan pada pekerjaan pembibitan dengan nilai 55.049 kkalkg.ha. Nilai konsumsi energi kerja per-kg berat badan tiap jam pada metode budidaya konvensional
tertinggi ditemukan pada pekerjaan pengolahan tanah menggunakan traktor dengan nilai 3.114 kkalkg.jam , sedangkan yang terendah ditemukan pada pekerjaan pembibitan dengan nilai 1.884
kkalkg.jam. Nilai konsumsi energi kerja per-kg berat badan per-hektar tertinggi pada metode konvensional ditemukan pada pekerjaan panen gebot dengan nilai 590.948 kkalkg.ha, sedangkan
yang terendah ditemukan pada pekerjaan pembibitan dengan nilai 55.049 kkalkg.ha Tahapan pekerjaan pada budidaya padi metode organik yang membutuhkan jam orang kerja
JOK tertinggi adalah pekerjaan panen gebot dengan kebutuhan JOK 208.333 jamha, sedangkan yang terendah adalah pekerjaan pemupukan dengan kebutuhan JOK 23.585 jamha. Pada budidaya
padi metode konvensional, kebutuhan JOK tertinggi ditemukan pada pekerjaan panen gebot dengan kebutuhan JOK 208.333 jamha, sedangkan pekerjaan pemupukan merupakan pekerjaan dengan
kebutuhan JOK terendah dengan nilai 21.953 jamha. Nilai konsumsi energi kerja yang dibutuhkan untuk membudidayakan padi sawah dengan
metode organik sebesar 3552 97 11 ?102+ apabila penyiangan dilakukan menggunakan alat
penyiang semi mekanis tool weeding dan 376237 11 ?102+ apabila penyiangan dilakukan secara
manual hand weeding. Sedangkan nilai konsumsi energi kerja yang dibutuhkan untuk membudidayakan padi sawah dengan metode konvensional sebesar
35627 11 ?102+ dan
35:2: 5 11 ?102+ berturut-turut untuk perlakuan penyiangan manual hand weeding dan semi
mekanis tool weeding. Uji statistik menunjukkan bahwa secara nyata, belum dapat dikatakan bahwa metode budidaya
organik memiliki beban kerja yang lebih tinggi dibanding metode konvensional. Akan tetapi, terdapat perbedaan nyata pada taraf α 0.05 antara metode budidaya padi sawah organik dan
konvensional dalam hal konsumsi energi kerja total TEC’ dan IRHR, dimana nilai konsumsi energi kerja TEC’ dan IRHR penyiangan manual metode organik lebih tinggi dari metode konvensional.
57
62 2
Saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya; luas petak percobaan untuk masing-masing tahapan proses budidaya diperluas agar data kapasitas kerja lebih akurat, diperlukan penjadwalan
pengambilan data yang akurat agar pengambilan data berjalan lebih lancar dan diperlukan pengamatan pendahuluan yang lebih spesifik mengenai karakter fisiologis tanaman hasil panen serta kondisi tanah
pada pengolahan tanah metode budidaya padi sawah organik dan konvensional. Penambahan jumlah subjek tiap pekerjaan dan penambahan ulangan pengambilan data juga diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.
58 AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Deptan. 2002. Apa Itu Pertanian Organik. http:www.deptan.go.idartikelprtcl453html. [04 Januari 2011].
Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat. 1982. Petunjuk Perlakuan Pasca Panen Tanaman Padi. Jawa Barat.
Garndjean, E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4th ed. Taylor and Francis Inc. London. Karyaningsih, Sri et al. 2008. Inovasi Teknologi Budidaya Padi Organik Menuju Pembangunan
Pertanian Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian. Yogyakarta. Lingga, Raja Maja. 1993. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Kebutuhan Draft
Pengolahan Tanah dengan Bajak Singkal. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lovita. 2009. Analkisis Beban Kerja pada Pembuatan Guludan di Lahan Kering Studi Kasus :
Analisis Komparatif Kerja Manual Dengan Cangkul dan Mekanis Dengan Walking-type Cultivator. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Kedua. Guna Widya. Surabaya.
Pramana, Insan. 2009. Analisis Beban Kerja Terhadap Aktivitas Penyiangan Secara Manual dan Semi Mekanis pada Budidaya Padi Organik. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. Sholeh, Chairul. 2009. Aspek Ergonomika dan K3 Pada Proses Budidaya Tebu di PT PG Rajawali II
Unit PG Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat. Laporan Praktek Lapang. Departemen Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sulistyosari, Novi. 2010. Kajian Pemilihan Alternatif Penyiangan Padi Sawah. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
59
60 Lampiran 1. Time Study Sheet
Time Study Sheet Kegiatan Operator Nama operator
: Code
: Jenis kelamin
: Tinggi Berat
: ......... cm .......... kg
Usia :
HariTanggal :
Lokasi lahan :
Work methode :
Cuaca :
suhu : RH :
Kegiatan :
Catatan :
61 Lampiran 2. Grafik hubungan IRHR terhadap waktu pada kalibrasi step test tiap subjek
20 40
60 80
100 120
140
2 ,5
5 7
,5 1
1 2
,5 1
5 1
7 ,5
2 2
2 ,5
2 5
2 7
,5 3
3 2
,5 3
5 3
7 ,5
4 4
2 ,5
4 5
4 7
,5 5
1
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,5
5 7
,5 1
1 2
,5 1
5 1
7 ,5
2 2
2 ,5
2 5
2 7
,5 3
3 2
,5 3
5 3
7 ,5
4 4
2 ,5
4 5
4 7
,5 5
1
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,5
5 7
,5 1
1 2
,5 1
5 1
7 ,5
2 2
2 ,5
2 5
2 7
,5 3
3 2
,5 3
5 3
7 ,5
4 4
2 ,5
4 5
4 7
,5 5
1 3
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,5
5 7
,5 1
1 2
,5 1
5 1
7 ,5
2 2
2 ,5
2 5
2 7
,5 3
3 2
,5 3
5 3
7 ,5
4 4
2 ,5
4 5
4 7
,5 5
1 5
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
2 ,5
5 7
,5 1
1 2
,5 1
5 1
7 ,5
2 2
2 ,5
2 5
2 7
,5 3
3 2
,5 3
5 3
7 ,5
4 4
2 ,5
4 5
4 7
,5 5
1 6
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,5
5 7
,5 1
1 2
,5 1
5 1
7 ,5
2 2
2 ,5
2 5
2 7
,5 3
3 2
,5 3
5 3
7 ,5
4 4
2 ,5
4 5
4 7
,5 5
1 7
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140 160
2 ,5
5 7
,5 1
1 2
,5 1
5 1
7 ,5
2 2
2 ,5
2 5
2 7
,5 3
3 2
,5 3
5 3
7 ,5
4 4
2 ,5
4 5
4 7
,5 5
1 9
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1 :
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
62 Lampiran 2 Lanjutan. Grafik hubungan IRHR terhadap waktu pada kalibrasi step test tiap subjek
20 40
60 80
100 120
140
2 ,5
5 7
,5 1
1 2
,5 1
5 1
7 ,5
2 2
2 ,5
2 5
2 7
,5 3
3 2
,5 3
5 3
7 ,5
4 4
2 ,5
4 5
4 7
,5 5
1 ;
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140 160
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140 160
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1 3
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1 5
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1 6
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1 7
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
63 Lampiran 2 Lanjutan. Grafik hubungan IRHR terhadap waktu pada kalibrasi step test tiap subjek
20 40
60 80
100 120
140
2 ,5
5 7
,5 1
1 2
,5 1
5 1
7 ,5
2 2
2 ,5
2 5
2 7
,5 3
3 2
,5 3
5 3
7 ,5
4 4
2 ,5
4 5
4 7
,5 5
1 9
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1 :
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1 ;
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,5
5 7
,5 1
1 2
,5 1
5 1
7 ,5
2 2
2 ,5
2 5
2 7
,5 3
3 2
,5 3
5 3
7 ,5
4 4
2 ,5
4 5
4 7
,5 5
1
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
20 40
60 80
100 120
140
2 ,4
1 6
… 4
,8 3
3 …
7 ,2
5 9
,6 6
6 …
1 2
,0 8
… 1
4 ,5
1 6
,9 1
… 1
9 ,3
3 …
2 1
,7 5
2 4
,1 6
… 2
6 ,5
8 …
2 9
3 1
,4 1
… 3
3 ,8
3 …
3 6
,2 5
3 8
,6 6
… 4
1 ,0
8 …
4 3
,5 4
5 ,9
1 …
4 8
,3 3
…
1
1, . ,
, ,
,? ,
R1 ST1 R2
R3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
ST2 ST3
ST4 R4
R5
64 Lampiran 3. Grafik korelasi IRHR terhadap WEC pada kalibrasi step test tiap subjek
y = 0,217x + 1,098 R² = 0,995
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 1,00
2,00 3,00
P1
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,128x + 1,183 R² = 0,989
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 1,00
2,00 3,00
P5
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,319x + 1,038 R² = 0,993
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P2
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,327x + 1,052 R² = 0,970
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P4
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,240x + 1,125 R² = 0,972
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
P3
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,300x + 1,023 R² = 0,987
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P6
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,52x + 0,728 R² = 0,992
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 1,00
2,00 3,00
P7
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,180x + 1,152 R² = 0,984
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 1,00
2,00 3,00
P8
-1 0 -,
11 ?. ,
3 5
6 7
9 :
65 Lampiran 3 Lanjutan. Grafik korelasi IRHR terhadap WEC pada kalibrasi step test tiap subjek
y = 0,164x + 1,262 R² = 0,948
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 1,00
2,00 3,00
P9
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,523x + 0,805 R² = 0,976
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
P10
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,340x + 1,080 R² = 0,984
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
P11
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,370x + 1,024 R² = 0,986
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P12
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,191x + 1,182 R² = 0,944
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P13
-1 0 -,
11 ?. ,
;
y = 0,523x + 0,805 R² = 0,976
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
P10
-1 0 -,
11 ?. ,
3
y = 0,340x + 1,080 R² = 0,984
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
P11
-1 0 -,
11 ?. ,
5
y = 0,370x + 1,024 R² = 0,986
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P12
-1 0 -,
11 ?. ,
6 7
66 Lampiran 3 Lanjutan. Grafik korelasi IRHR terhadap WEC pada kalibrasi step test tiap subjek
y = 0,191x + 1,200 R² = 0,976
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P14
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,325x + 1,002 R² = 0,989
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P15
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,191x + 1,182 R² = 0,944
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P13
-1 0 -,
11 ?. ,
9 :
;
y = 0,191x + 1,200 R² = 0,976
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P14
-1 0 -,
11 ?. ,
y = 0,325x + 1,002 R² = 0,989
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
P15
-1 0 -,
11 ?. ,
67 Lampiran 4. Hasil pengukuran denyut jantung kerja pada budidaya padi
20 40
60 80
100 120
. , 1