Prodi Komunikasi PTM Deklarasikan APIK-PTM

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Prodi Komunikasi PTM Deklarasikan APIK-PTM
Tanggal: 2013-12-30

Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Hasanudin Makasar, Prof Dr
Hafied Changara memberikan materi pada sesi seminar

Sejumlah penyelenggara pendidikan ilmu komunikasi dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM)
se-Indonesia bertemu di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pertemuan selama tiga hari di hotel UMM Inn itu
berakhir Minggu (29/12) dengan beberapa kesepakatan penting.
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UMM, Nurudin, menerangkan kegiatan ini merupakan tindk lanjut dari pertemuan
informal di Yogyakarta Juni lalu. PTM yang memiliki prodi Ilmu Komunikasi merasa perlu melakukan kerjasama lebih
intensif dalam rangka memperkuat pilar akademik maupun tata kelola yang lebih baik.
“Ini bukan sekedar silaturahmi biasa sebab kita membahas beberapa isu penting, seprti penguatan kurikulum
yang khas di PTM, pengelolaan kemahasiswaan, program penelitian dan pengabdian, penerbitan jurnal, hingga
pengelolaan akreditasi,” terang Nurudin.
Hadir dalam acara ini perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Universitas
Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Universitas Muhammadiyah

Ponorogo (UMP), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan (UAD),
Universitas Muhammadiyah Lampung (UM Lampung), Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai (UMLB), Universitas
Muhammadiyah Tangerang (UMT), Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Universitas Muha mmadiyah
Jakarta (UMJ), Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Muhammadiyah Madiun, serta tuan rumah UMM.
Pembantu Rektor I UMM, Prof Dr Bambnag Widagdo, MM, menilai semiloka antar PTM ini memiliki nilai
strategis karena fokusnya jelas. Kesamaan ideologi masing-masing PTM diharapkan dapat melahirkan nilai-nilai
ke-Islaman dalam membangun kurikulum yang khas di bidang komunikasi.
“Komunikasi itu bidang yang sangat penting, sehingga sinergi dalam prodi Komunikasi juga harus melahirkan
komunikasi yang berkualitas,” kata Bambang. Untuk itu dia berharap dalam pertemuan ini dipastikan semua PTM saling
membantu, baik untuk menaikkan nilai akreditasi maupun menyusun kurikulum dan penulisan jurnal bersama.
Sementara itu, pada sesi seminar yang menghadirkan Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Hasanudin
Makasar, Prof Dr Hafied Changara, muncul berbagai gagasan dalam memperbaiki perolehan akreditasi. “Ada trend
jumlah prodi Komunikasi di Indonesia semakin banyak sehingga saingan pun semakin ketat. Salah satunya harus
dilakukan dengan konsisten memenuhi kualifikasi akredisi yang baik,” kata Hafied.
Saat ini, lanjut Hafied, orang lebih melihat komunikasi dari isu-isu media massa, aliran ilmu komunikasi, dan
media sosial, tetapi kurang perhatian terhadap kualitas pendidikan ilmu komunikasi. Itulah sebabnya, pertemuan ini
penting untuk mengangkat kembali kepedulian terhadap bagaimana pendidikan komunikasi dikelola.
Di kalangan PTM, ada 3 prodi yang sudah memperoleh nilai A, yakni UMM, UMY dan Uhamka. Tak heran jika
PTM-PTM lain memanfaatkan momentum ini untuk studi banding sekaligus menimba informasi bagaimana menyiapkan
kualifikasi akreditasi yang baik.

Sepanjang acara peserta mengikuti secara khidmad. Selain sesi seminar, juga diadakan sidang-sidang komisi
yang membahas kurikulum bersama, penerbitan jurnal, penelitian dan pengabdian, serta kunjungan ke unit-unit terkait di
kampus UMM.
Acara diakhiri dengan deklarasi Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah
(APIK-PTM) yang dipimpin Nurudin. Seluruh perwakilan peserta menandatangani deklarasi tersebut sebagai tanda
bahwa di antara anggota akan selalu bekerja sama dalam empat bidang. Empat bidang tersebut adalah penguatan
kurikulum yang khas PTM, melakukan penelitian dan pengabdian bersama, penerbitan jurnal ilmiah, serta berbagi
informasi dalam tata kelola Prodi. (nas)

page 1 / 1