cm cm cm cm

15 Ukuran panjang tangkai daun yang paling panjang terdapat pada genotipe Banten trimonoecious sedangkan genotipe Banten monoecious memiliki panjang tangkai daun terpendek. Hal ini dapat dijadikan salah satu penanda antara tanaman trimonoecious dan monoceious. Tanaman trimonoecious memiliki ukurang tangkai daun yang lebih panjang dibandingkan tanaman monoecious. Pada daun- daun muda, tangkai daun membentuk sudut kecil kemudian melebar hingga mencapai maksimum umur 14 minggu terhadap posisi cabang Raden et al 2008. Karakter Bunga Bunga jarak pagar tersusun dalam malai inflorescence, malai bunga terbentuk di ujung cabang dengan warna bunga yang sama antar genotipe yaitu kuning kehijauan Gambar 6. Kepala sari berwarna kuning muda dan kepala putik berwarna hijau sementara itu kelopak bunga dan tangkai bunga berwarna hijau muda. Bunga jarak pagar tersusun dalam malai yang berbentuk dikasium berganda Raju et al. 2002. a b c d Gambar 6 Bunga jarak pagar; a malai bunga terbentuk di ujung cabang, b bunga hermaprodit, c bunga jantan, d bunga betina Tabel 3 Karakter bunga bunga jarak pagar trimonoceious dan monoecious per tanaman 7 BST Karakter Agronomi Benih asal Bunga Genotipe Tanaman trimonoecious Tanaman monoecious BTB BTH LTH LTB BMB Jumlah bunga Jantan 895.9 876.4 536.4 365.1 544.5 Hermaprodit 30.8 37.5 24.5 19.9 - Betina 41.2 27.3 17.7 28.3 17.4 Jenis bunga Hermaprodit 42.7 69.2 58.1 41.3 - Betina 57.3 30.8 41.9 58.7 100 Jumlah bunga menjadi buah Hermaprodit 87.9 59.8 82.0 76.9 - Betina 57.5 73.3 63.8 71.0 90.4 Huruf yang sama pada lajur yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata uji DMRT taraf 5. BTB: Banten trimonoecious betina; BMB: Banten monoecious betina; BTH: Banten trimonoecious hermaprodit; LTH: Lampung trimonoecious hermaprodite; LTB: Lampung trimonoecious betina 0.1 cm 0.1 cm 0.1 cm 0.1cm 16 Jumlah bunga betina dan hermaprodit lebih sedikit dibandingkan dengan bunga jantan Tabel 3. Hal ini dapat disebabkan potensi pembentukan bunga betina dan hermaprodit memang rendah, tetapi dapat juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau terlalu banyak hujan dan lain sebagainya Xiu Gui 2012. Selain itu menurut Jun et al. 2010 bahwa jarak pagar memiliki bunga betina yang tidak muncul di situs bunga jantan, tetapi bunga jantan dapat berkembang di situs bunga betina sehingga jumlah bunga jantan lebih banyak. Persentase kemunculan masing-masing bunga berbeda. Persentase kemunculan bunga hermaprodit lebih banyak pada genotipe BTH dan LTH. Sedangkan persentase kemunculan bunga betina lebih banyak pada genotipe BTB dan LTB Tabel 3. Persentase keberhasilan bunga menjadi buah tertinggi pada genotip BTB dan terendah pada genotipe BTH. Pada genotipe BTB, LTB dan LTH, persentase keberhasilan bunga hermaprodit menjadi buah lebih tinggi dibandingkan persentase bunga betina menjadi buah. Genotipe BTH memiliki persentase keberhasilan bunga betina menjadi buah yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena bunga betina mengalokasikan hasil fotosintesis hanya untuk produksi pembentukan buah, sedangkan hermaprodit selain mengalokasikan resource ke pembentukan buah, bunga hermaprodit juga mengalokasikan resource pada produksi polen Toivonen Mutikainen 2012. Bunga hermaprodit lebih mampu unuk menyimpan resource pada organ reproduksi betinanya dibandingan kemampuan bunga betina menyimpan resource ke organ reproduksinya, walaupun bunga hermaprodit juga mengalokasikan sebagian resource ke reproduksi jantannya Miyake 2009. 17 a b Gambar 7 a Fluktuasi pembungaan tanaman trimonoecious asal bunga hermaprodit; b Fluktuasi pembungaan tanaman trimonoecious asal bunga betina Perkembangan bunga tanaman trimonoecious asal bunga hermaprodit pada empat bulan pertama Juni – September menghasilkan bunga betina dan hermaprodit, bulan selanjutnya hanya menghasilkan bunga hermaprodit. Perkembangan tanaman trimonoecious asal bunga betina pada bulan Juni hanya menghasilkan bunga betina, bulan selanjutnya menghasikan bunga hermaprodit dan betina Gambar 7 Lampiran 3. Fluktuasi perkembangan jenis bunga yang muncul setiap bulan dapat dipengaruhi oleh ekspresi gen-gen yang mengendalikan jenis gamet pada tanaman yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan seperti fotoperiode, suhu dan lain sebagainya Roy 2000. Berdasarkan data dari BMKG Darmaga Bogor, rata-rata curah hujan 117 – 217 mmbulan pada bulan Juli hingga September 2012. Pada rentang waktu tersebut muncul bunga hermaprodit. Hal ini sesuai dengan penelitian Jun et al. 2010 bahwa bunga hermaprodit pada jarak pagar paling banyak dihasilkan pada saat empat bulan pembungaan pertama Juni – September dengan curah hujan yang tidak terlalu tinggi hanya berkisar 500 mmtahun. Curah hujan yang optimal akan meningkatkan perkembangan bunga betina dan hermaprodit. Ekspresi seksual pada tanaman berbunga berada di bawah kendali genetik, seperti faktor epigenetik kondisi lingkungan, fitohormon, fotoperiode dll. Faktor fotoperiodisme pada tanaman Hemp dapat menimbulkan pengaruh maskulinisasi maupun feminisasi. Hari panjang dan meningkatnya suhu lingkungan dapat menginisiasi pembentukan kelamin jantan, sedangkan hari pendek dan menurunnya suhu dapat menginisiasi pembentukan kelamin betina Manoj et al. -5 5 10 15 June July Aug Sept Oct Nov Dec J u m la h B u n g a Her m a p r o d it Hermaprodit Betina -5 5 10 15 20 25 June July Aug Sept Oct Nov Dec J u m la h B u n g a B e ti n a Hermaprodit Betina 18 2005. Oleh karena itu, fluktuasi yang terjadi pada kedua jenis tanaman jarak pagar tersebut biasa saja terjadi, dikarenakan pengaruh lingkungan. Perkembangan bunga betina mengalami penurunan jumlah, sedangkan jumlah bunga hermaprodit cenderung konstan dan bahkan meningkat Gambar 8a. Hal ini dapat terjadi karena antara bunga betina dan hermaprodit berbeda dalam pola alokasi fotosintat. Pada kondisi lingkungan tercekam bunga betina dapat bertahan. Pola ini menunjukkan bahwa bunga betina dapat mengalokasikan fotosintat sehingga lebih meningkatkan kemampuan bertahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan bunga hermaprodit, sehingga berdampak pada berkurangnya jumlah bunga betina seiring perkembangan tanaman Delph 2003. Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian Miyake et al. 2009 bahwa total berat buah, jumlah buah, jumlah biji dan jumlah bunga dipengaruhi oleh biomassa. Ketika biomassa digunakan dalam proses pertahanan maka pembentukan bunga tersebut akan menyebabkan perbedaan tingkat fitness pada kedua jenis bunga betina dan hermaprodit. Hal yang sama dikemukakan oleh Ramsai Vaughton 2001, bahwa bunga betina lebih banyak mengalokasikan simpanan cadangan ataupun unsur hara ke dalam biji dibandingkan bunga hermaprodit. Bunga betina dan hermaprodit memiliki strategi investasi hara yang berbeda. Karakter buah Buah jarak pagar sering disebut kapsul atau buah kendaga rhegma, mempunyai sifat seperti buah berbelah dan tiap bagian buah mudah pecah sehingga biji yang terdapat di dalamnya dapat terlepas dari bilik atau ruang Gambar 8c. Berdasarkan jumlah kendaganya keseluruhan genotipe jarak pagar dalam penelitian ini termasuk ke dalam buah berkendaga tiga, ketika masak pecah menjadi tiga bagian, masing-masing pecah dan mengeluarkan satu biji. Warna buah muda dan buah masak antar genotipe tidak berbeda, yaitu pada buah muda berwarna hijau muda dan buah masak berwarna kuning Gambar 8. Ketebalan, panjang, dan diameter buah asal bunga hermaprodit lebih besar dibandingkan dengan buah asal dari bunga betina. Ukuran buah berbanding lurus dengan bobot buah rata-rata yang dihasilkan. a b c Gambar 8 Buah jarak pagar; a buah muda, b buah masak, c biji dalam bilikruang 1.0 cm 1.0 cm