Tantangan Pengembangan Industri Konsentrat Hijau di Indonesia

| 53 | Indigofera, dan perusahaan mengolah dan memasarkan hijauan pakan menjadi Kohi. 4. Keterlibatan kelompok usaha perempuan sangat penting dan dipandang dapat mempercepat pengembangan Industri Konsentrat Hijau di Masyarakat. Perempuan dapat terlibat mulai dari pemanenan sampai pemasukan hijauan kering ke unit pengolahan, karena menurut perhitungan harga hijauan segar masih layak pada Rp. 300kg dan hijauan kering Rp. 930 kg. 5. Membangun jaringan pemasaran Kohi dengan kelompok usaha peternakan kemitraan yang tertarik bergabung untuk menjalankan bisnis.

6. Kesimpulan

Hijauan pakan adalah komoditi lokal strategis yang signiikan mendukung keberlanjutan usaha peternakan, menciptakan sistem produksi yang eisien berbahan lokal dan mewujudkan daya saing indutri peternakan nasional. Leguminosa pakan adalah bahan baku Konsentrat Hijau yang penting untuk terus dikembangkan secara terstruktur melalui pendekatan bisnis dan Industri berbasis komunitas dalam bentuk kelompok usaha resmi dan perusahaan swastaBUMN dalam skala besar. Industri Konsentrat Hijau berbasis Masyarakat Perdesaan berpotensi, membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan income masyarakat, mengoptimalkan penggunaan lahan, memperbaiki produktivitas ternak | 54 |

7. Rekomendasi

Pengembangan hijauan pakan sebagai sumber nutrisi utama ruminansia di wilayah pengembangan ternak perlu dilakukan secara sistemik dengan beberapa pendekatan, yaitu a Revitalisasi padang penggembalaan nasional yang semakin menyusut terutama di Provinsi: Nusa Tenggara Timur kabupaten Sumba Timur, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Nagekeo, Ngada, Atambua; Nusa Tenggara Barat Sumbawa, Dompu, Sulawesi Tenggara Bombana, Konawe Selatan, Sulawesi Tengah Pamona-Poso, Sulawesi Selatan Sidrap, Papua Barat Fak-fak, Manokwari, Tambraw, Papua, sehingga mampu menjadi kantong ternak yang diarahkan untuk meningkatkan populasi. b Perlu pemanfaatan lahan pasca tambang dan rawa untuk produksi hijauan pakan yang di dukung oleh kebijakan dan aturan dari pemerintah. c Perlu program nasional budidaya leguminosa pakan sebagai sumber hijauan pakan berkualitas untuk membangun Industri Konsentrat Hijau di masyarakat dalam berbagai sistem produksi termasuk integrasi dengan tanaman lain. d Pemerintah, BUMN dan perusahaan swasta membantu mewujudkan industri konsentrat hijauan leguminosa berbasis masyarakat dan memacu implementasinya di beberapa daerah agar kemandirian pakan berkualitas dapat terjamin. | 55 | Daftar Pustaka Abdullah L, PDM Karti dan S Hardjosoewignjo. 2005. Reposisi Tanaman Pakan dalam Kurikulum Fakultas Peternakan. Proc. Lokakarya Tanaman Pakan Ternak. Balai Penelitian Ternak. Abdullah L. 2006. he Development of integrated forage production system for ruminants in rainy tropical regions-the case of research and extension activity in Java, Indonesia. Bul. of Fac. of Agric. Niigata University, 582: 125-128 Abdullah L. 2010. Herbage production and quality of Indigofera treated by diferent concentration of foliar fertilizer. J. Anim Sci and Tech., 333: 169-175. Abdullah L and Suharlina, 2010. Herbage yield and quality of two vegetative parts of Indigofera at diferent time of irst regrowth defoliation. Med. Pet., 133: 44-49. Abdullah L, NR Kumalasari, Nahrowi, dan Suharlina. 2010. Pengembangan Produk Hay, Tepung dan Pelet Daun Indigoferasp.sebagai Alternatif Sumber Protein Murah Pakan Kambing Perah. Laporan Penelitian Hibah Insentif. Fakultas Peternakan IPB. Abdullah L and NR Kumalasari. 2012 Amino Acid Contents of Indigofera arrecta Leaves After Application of Foliar Fertilizer. J. Agric. Sci. and Tech. 18, 1224-1227.