Pada Hati Pemberian curcumin dalam ransum babi sebagai pengganti antibiotik sintetis untuk pemacu pertumbuhan
atau lebih akan terjadi penyusutan bobot akibat penguapan dipermukaan karkas
yang berkisar 1-3 tergantung dari lamanya penyimpanan Tulloh 1978.
Persentase karkas adalah perbandingan antara bobot karkas dengan bobot potong yang dinyatakan dalam persen Forrest et al. 1975. Bobot potong
yang tinggi tidak selalu menghasilkan bobot karkas yang tinggi. Hal ini dikarenakan sering adanya perbedaan pada berat kepala, bulu, isi rongga dada
dan perut Soeparno 2005, oleh karenanya bobot potong lebih dari 90 kg memang meningkatkan hasil berat karkas tetapi persentase karkas yang
dihasilkan akan menurun Sihombing 1997. Bobot potong optimum dapat dicapai jika terdapat interaksi antara jenis pakan yang diberikan, cara pemberian
pakan, bangsa ternak, jenis kelamin dan kematangan seksual Davendra dan Fuller 1979.
Persentase karkas babi dibagi menjadi beberapa kelas, kelas 1 menurut USDA adalah 68-75 dari berat hidup Forrest et al. 1975. Persentase ini
lebih tinggi pada babi dibandingkan dengan ternak lain seperti domba dan sapi karena babi tidak mempunyai rongga badan yang terlalu besar serta babi
mempunyai lambung tunggal. Besarnya persentase karkas dipengaruhi oleh faktor tipe dan ukuran ternak serta penanganan ternak, lamanya pemuasaan,
serta banyaknya kotoran yang dikeluarkan Soeparno 2005.
Biosintesis Kolesterol
Kolesterol yang mempunyai rumus molekul C
27
H
45
OH, merupakan alkohol monohidrat dari derivat sterol yang tidak jenuh. Kolestrol dalam tubuh
berasal dari dua sumber, yaitu dari makanan dan hasil biosintesis. Manusia rataan membutuhkan 1.1 g kolesterol hari untuk memelihara dinding sel dan
fungsi fisiologis lain. Sebanyak 25-40 200 – 300 mg secara normal berasal
dari makanan dan selebihnya disintesis dalam tubuh. Tempat sintesis kolesterol terutama pada hati, korteks adrenal, usus, kulit, testis dan aorta.
Kolesterol dalam makanan akan mempengaruhi biosintesis kolesterol. Penelitian pada tikus menunjukkan jika hanya 0.05 kolesterol dalam makanan
maka 70 – 80 kolesterol hati, usus halus dan kelenjar adrenal disintesis dalam
tubuh, tetapi jika kandungan kolesterol makanan naik menjadi 2, maka biosintesis turun sampai 10
– 30. Usaha untuk menurunkan kolesterol plasma pada manusia dengan mengurangi jumlah kolesterol dalam makanan adalah
efektif. Namun sebaliknya biosintesis tidak dapat seluruhnya ditekan dengan menaikkan konsumsi kolesterol melalui makanan.
Kolesterol dalam makanan diabsorbsi dalam usus, dan bersama-sama dengan lipida lainnya, termasuk kolesterol yang disintesis dalam usus kolesterol
endogenus, digabungkan dalam kilomikron dan VLDL Vahouny et al. 1997. Kolesterol diserap dalam limfa 80
– 90 diesterkan dengan asam lemak rantai panjang, namun pengesteran dapat juga terja dalam mukosa usus. Bila sisa
kilomikron masuk ke hati, banyak ester kolesterolnya dihidrolisis dan kolesterolnya yang diambil oleh hati, kemudian VLDL yang dibentuk akan
mengangkut kolesterol ke dalam plasma.