Pada Usus Halus Pemberian curcumin dalam ransum babi sebagai pengganti antibiotik sintetis untuk pemacu pertumbuhan
elektrolit yang berakibat kolapsnya sistem peredaran darah yang diikuti stress dan kematian.
Bakteri Escherichia coli diduga menjadi penyebab utama diare apabila populasinya melebihi angka populasi normal Mitsuoka 1990. Populasi normal
bakteri Escherichia coli dapat dilihat pada Tabel 5. Berbagai galur Escherichia coli
yang mungkin menyebabkan diare dengan salah satu dari dua mekanisme yaitu: dengan produksi enteroksin yang secara tidak langsung menyebabkan
kehilangan cairan dan dengan invasi ke dalam lapisan epitelium dinding usus, yang menyebabkan peradangan dan kehilangan cairan Volk dan Wheeler
1988.
Tabel 5. Populasi normal bakteri Escherichia coli pada organ usus Organ Usus
Populasi CFUgram Duodenum
1.3 x 10
2
Jejenum 3.2 x 10
2
Ileum 1.6 x 10
3
Cecum 4.0 x 10
7
Rectum 1.6 x 10
7
Sumber: Mitsuoka 1990
Bakteri Escherichia coli pada babi dapat menyebabkan penyakit Enteritis colibacillosis
White Scours: Neonatal Scours; Coliform Scours; Baby Piq Scours
sehingga pertumbuhannya dapat menurun bahkan dapat menimbulkan kematian Sihombing 1997.
Karkas Babi
Karkas babi merupakan bagian tubuh ternak setelah dilakukan pemisahan terhadap kepala, bulu, kuku dan isi rongga dada dan perut. Karkas
babi yang dihasilkan berkisar antara 60-90 dari berat hidup tergantung pada kondisi, genetik, kualitas pakan dan cara pemotongan Ensminger 1984.
Selanjutnya Soeparno 2005 menambahkan bahwa bobot karkas babi kurang lebih tiga perempat bagian atau 75 dari bobot hidup. Karkas yang ditimbang
pada saat pemotongan disebut karkas panas, selanjutnya bila selama 24 jam
atau lebih akan terjadi penyusutan bobot akibat penguapan dipermukaan karkas
yang berkisar 1-3 tergantung dari lamanya penyimpanan Tulloh 1978.
Persentase karkas adalah perbandingan antara bobot karkas dengan bobot potong yang dinyatakan dalam persen Forrest et al. 1975. Bobot potong
yang tinggi tidak selalu menghasilkan bobot karkas yang tinggi. Hal ini dikarenakan sering adanya perbedaan pada berat kepala, bulu, isi rongga dada
dan perut Soeparno 2005, oleh karenanya bobot potong lebih dari 90 kg memang meningkatkan hasil berat karkas tetapi persentase karkas yang
dihasilkan akan menurun Sihombing 1997. Bobot potong optimum dapat dicapai jika terdapat interaksi antara jenis pakan yang diberikan, cara pemberian
pakan, bangsa ternak, jenis kelamin dan kematangan seksual Davendra dan Fuller 1979.
Persentase karkas babi dibagi menjadi beberapa kelas, kelas 1 menurut USDA adalah 68-75 dari berat hidup Forrest et al. 1975. Persentase ini
lebih tinggi pada babi dibandingkan dengan ternak lain seperti domba dan sapi karena babi tidak mempunyai rongga badan yang terlalu besar serta babi
mempunyai lambung tunggal. Besarnya persentase karkas dipengaruhi oleh faktor tipe dan ukuran ternak serta penanganan ternak, lamanya pemuasaan,
serta banyaknya kotoran yang dikeluarkan Soeparno 2005.
Biosintesis Kolesterol
Kolesterol yang mempunyai rumus molekul C
27
H
45
OH, merupakan alkohol monohidrat dari derivat sterol yang tidak jenuh. Kolestrol dalam tubuh
berasal dari dua sumber, yaitu dari makanan dan hasil biosintesis. Manusia rataan membutuhkan 1.1 g kolesterol hari untuk memelihara dinding sel dan
fungsi fisiologis lain. Sebanyak 25-40 200 – 300 mg secara normal berasal
dari makanan dan selebihnya disintesis dalam tubuh. Tempat sintesis kolesterol terutama pada hati, korteks adrenal, usus, kulit, testis dan aorta.
Kolesterol dalam makanan akan mempengaruhi biosintesis kolesterol. Penelitian pada tikus menunjukkan jika hanya 0.05 kolesterol dalam makanan
maka 70 – 80 kolesterol hati, usus halus dan kelenjar adrenal disintesis dalam
tubuh, tetapi jika kandungan kolesterol makanan naik menjadi 2, maka biosintesis turun sampai 10
– 30. Usaha untuk menurunkan kolesterol plasma pada manusia dengan mengurangi jumlah kolesterol dalam makanan adalah