MOTIF IBU RUMAH TANGGA MENONTON SERIAL INDIA JODHA AKBAR Studi Pada Ibu-ibu Rumah Tangga Warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang

(1)

ii

MOTIF IBU RUMAH TANGGA MENONTON SERIAL INDIA JODHA AKBAR Studi Pada Ibu-ibu Rumah Tangga Warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang

SKRIPSI

Oleh:

Wahyu Bagus Heri Kusuma

NIM: 201410040312392

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

i

MOTIF IBU RUMAH TANGGA MENONTON SERIAL INDIA JODHA AKBAR Studi Pada Ibu-ibu Rumah Tangga Warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

Wahyu Bagus Heri Kusuma

NIM: 201410040312392

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Teriring puji syukur alhamdulilahirabbilal­amien penulis haturkan dengan penuh kepasrahan dan kerendahan pada ALLAH rabbul izzati, Tuhan semua mahluk, maha kuasa atas segala sesuatu. Tidak lain berkat hidayah, inayah dan maunah­nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan judul “MOTIFIBU RUMAH TANGGA MENONTON SERIAL INDIA JODHA AKBAR (Studi Pada Ibu-ibu Rumah Tangga Warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang)”. Dan karena ALLAH SWT segala hal yang Penulis miliki ini diarahkan sebagai wujud penghambaan yang sejati, amal shaleh dan dengan penuh ketundukan sebagai khalifah fi al­Ardh. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasul Allah Muhammad SAW.

Untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penulis tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dorongan moril maupun materiil, sehingga PenulisanSkripsi ini dapat terselesaikan. Untuk segala upaya tersebut, Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Tuhanku Yang Maha Esa, Allah SWT. Yang atas Rakhmat dan Hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini;

2. Yang tercinta kedua orangtua Penulis, yaitu Ayahanda Heri Mujianto dan Ibunda Anik Kusumaningsih yang senantiasa mendoakan, menasehati, mendukung, dan selalu bersabar menanti Penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini hingga akhirnya mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi; 3. Adikku tersayang, Intan Ayu Heri Kusuma yang selalu memberikan

semangat agar Penulis dapat cepat menyelesaikan Skripsi ini;

4. Seluruh keluarga besarku, baik dari keluarga Ayah maupun dari keluarga Ibu yang selalu mendoakanku agar Penulis dapat memberikan yang terbaik untuk semua;


(8)

vii

5. Bapak Dr. Muhajir Effendy, M.Ap., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang;

6. Bapak Asep Nurjaman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang;

7. Bapak Sugeng Winarno, S.Sos., M.A., selaku Pembimbing I sekaligus Kajur Ilmu Komunikasi dan Dosen Wali yang selalu setia membimbing dan memberikan pengarahan yang terbaik agar Skripsi Penulis dapat terselesaikan dengan baik;

8. Bapak M. Himawan Sutanto, S.Sos., M.Si., selaku Pembimbing II yang selalu memberikan semangat dan pengarahan untuk Skripsi Penulis agar terselesaikan dengan baik;

9. Seluruh Dosen maupun staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan pengajaran, pengarahan, serta pelayanan yang baik semasa Penulis Berkuliah aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang; 10.Seluruh teman-temanku seangkatan 2007, tak terkecuali teman-teman

dekatku (Silvi, Visi, Septri, Rino, Devi, Ciprut dan masih banyak lagi) di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan juga doa sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini;

11.Film-film dan acara TV yang selalu menemani hidupku dan memberi inspirasi dalam pembuatan skripsi ini;

12.Motorku, Laptop, Komputer, printer dan segala sarana milikku yang telah mendukungku untuk menyelesaikan Skripsi ini;

13.Dan seluruh orang-orang di balik layar yang tak bisa Penulis sebutkan semuanya dalam Kata Pengantar ini, yang telah memberikan spirit dan energi yang besar untukku agar dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Atas bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis, tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih dan semoga Allah SWT akan membalas kebaikan dan kemurahan hati kepada semuanya. Amin Ya Robbal Alamin..


(9)

viii

Akhirnya Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini masih pula banyak kekurangan. Untuk itu Penulis senantiasa mohon dan kritik dan saran para pembaca yang budiman dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi semuanya.

Wassalamu alaikum Wr.Wb.

Malang, 26 April 2015 Penulis,


(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Definisi Operasional ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa ... 10

1. Pengertian Komunikasi ... 10

2. Macam Konteks Komunikasi ... 12

3. Pengertian Komunikasi Massa ... 13

4. Ciri-ciri Komunikasi Massa ... 14

5. Jenis Media Komunikasi Massa ... 16

B. Sejarah Perkembangan Televisi di Indonesia ... 19

1. Pengertian Televisi ... 19

2. Sejarah Televisi ... 20

3. Perkembangan Televisi di Indonesia ... 21

C. Jenis Program Televisi ... 22

1. Program Acara Televisi ... 22


(11)

x

D. Pemirsa Televisi sebagai Audience ... 30

E. Motif Pemirsa dalam Menonton ... 32

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

C. Sumber Data ... 42

D. Populasi dan Sampel ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Metode Analisis Data ... 44

G. Pengukuran Instrumen Penelitian ... 45

H. Kerangka Konseptual ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Data Responden ... 53

B. Hasil Penelitian ... 54

1. Motif Informasi ... 55

2. Motif Identitas Pribadi ... 57

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial ... 59

4. Motif Hiburan ... 61

C. Pembahasan ... 63

BAB V PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA


(12)

xi

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 52 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 53 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Mengenai Motif

Informasi ... 54 Tabel 4.4 Distribusi Responden Bedasarkan Total Skor Penilaian Pernyataan

Motif Informasi ... 55 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Mengenai Motif

Identitas Pribadi ... 56 Tabel 4.6 Distribusi Responden Bedasarkan Total Skor Penilaian Pernyataan

Motif Identitas Pribadi ... 57 Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Mengenai Motif

Integrasi dan Interaksi Sosial... 58 Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Total Skor Penilaian Pernyataan

Motif Integrasi dan Interaksi Sosial ... 60 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Mengenai Motif

Hiburan ... 60 Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Total Skor Penilaian Pernyataan

Motif Hiburan ... 61 Tabel 4.11 Deskripsi Mean Empat Motif ... 66


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

halaman Gambar 2.1 Teori Uses and Gratifications ... 34 Gambar 3.1 Skema Kerangka Berpikir ... 52 Gambar 4.1 Grafik Motif Menonton Serial Jodha Akbar ... 70


(14)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Adi Pranajaya, 1999. Film dan Masyarakat : Sebuah Pengantar. Jakarta; BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail.

Bungin, Burhan, 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Kencana.

Burton, Graeme. 2000. Memperbicangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kajian Televisi. Terjemahan oleh Laily Rahmawati. 2011. Yogyakarta: Jalasutra. Departemen Pendidikan Nasional, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, Edisi Ke-3.

Dipl, Gerungan, 2004. Psikologi Sosial, Bandung: Refika Aditama.

Draft Naskah Akademis Rancangan Revisi UU Perfilman. Dept. Kebudayaan Pariwisata. 2006. Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film. Direktorat Perfilman.

Effendy, Onong Uchjana. 1978. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hurlock, E.B. 2004. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Liliweri, Alo. 1991. Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat.

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Littlejohn, Stephen W. & Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi. Terjemahan oleh Mohammad

McQuail, Dennis. 1987. Teori komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Terjemahan oleh Agus Dharma & Aminuddin Ram. 1994. Jakarta: Erlangga.

Mirza, Feriandi. 2011. Eksistensi TV Lokal Di Antara Dominasi TV Nasional. (http://www.slideshare.net/efmirza/eksistensi-tv-lokal-di-antara-dominasi-t v- nasional, diakses 26 Januari 2015 pukul 20:14 WITA)

Musman, Asti, Sugeng WA. 2011. Marketing Media Penyiaran. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.


(15)

xiv

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.

Pintarto, Albertus Banik. 2009. Motif Pelanggan dan Tingkat Kepuasan Pelangan Televisi Kabel Provider JOGJA MEDIANET di Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya.

Prayudha, Harley. 2006. ‘RADIO’ Suatu Pengantar Untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Bayumedia Publishing Rakhmat Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. Cetakan ke-28. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Rivers, William L. & Jay W. Jensen Theodore Peterson. 2003. Media Massa & Masyarakat Modern. Edisi Kedua. Terjemahan oleh Haris Munandar & Sari, Endang S. 1993. Audience Research: Pengantar Studi Penelitian Terhadap

Pembaca, Pendengar dan Pemirsa. Yogyakarta: Andi Offset.


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini seperti kita ketahui bersama perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian dari kehidupan manusia sehari-hari. Hampir pada setiap aspek kegiatan manusia, baik yang dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama selalu mempunyai hubungan dengan aktivitas komunikasi massa. Selain itu, animo individu atau masyarakat yang tinggi terhadap program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan internet menjadikan setiap saat individu atau masyarakat tidak terlepas dari terpaan atau menerpakan diri terhadap media massa.

Sebagai agen pembaharu, media massa atau pers dapat memainkan perannya yang besar dalam proses perubahan sosial yang berlangsung dalam suatu masyarakat atau suatu bangsa. Melalui informasi-informasi sebagai hasil kerja jurnalistik yang disajikan kepada masyarakat pembaca (publik), pers dapat merangsang proses pengambilan keputusan di dalam masyarakat, serta membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang semula berpikir tradisional ke alam pikiran dan sikap masyarakat modern. Pers melalui karya-karya jurnalistik yang disajikannya mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam menciptakan suatu sikap pembaharuan dalam perilaku dan tatanan sosial serta sikap budaya masyarakat. Khususnya dalam memperbaharui pola pikir masyarakat yang tradisional ke pola pikir modern.


(17)

2

Media tumbuh semakin pesat, sebagai media informasi, radio dan televisi unggul dalam menyampaikan informasi secara dini yang dilengkapi dengan ulasan penjelas. Manusia merupakan sasaran dari media tersebut, semua pesan media massa dikonsumsi oleh masyarakat serta menjadi bahan informasi dan referensi mereka (dalam Pranajaya, 1999: 11).

Disamping surat kabar, majalah, radio dan televisi, film juga menjadi bagian dari salah satu media komunikasi massa. (Pranajaya, 1999: 11) Sebagai media komunikasi massa film dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian hasilnya tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat. Karakter psikologisnya khas bila dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal yaitu film bersifat satu arah. Jadi bila dibandingkan dengan jenis komunikasi lainnya, film dianggap jenis yang paling efektif.

Film merupakan sesuatu yang unik dibandingkan dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahannya melalui gambar-gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya (Boggs, 1986: 5). Berkat unsur inilah film merupakan salah satu bentuk seni alternatif yang banyak diminati masyarakat, karena dengan mengamati secara seksama apa yang memungkinkan ditawarkan sebuah film melalui peristiwa yang ada dibalik ceritanya, film juga merupakan ekspresi atau pernyataan dari sebuah kebudayaan, serta mencerminkan dan menyatakan segi-segi yang kadang-kadang kurang jelas terlihat dalam masyarakat (Pranajaya, 1999: 11).


(18)

3

Perkembangan perfilman akan membawa dampak yang cukup besar dalam perubahan sosial masyarakat. Perubahan tersebut disebabkan oleh semakin bervariasinya proses penyampaian pesan tentang realitas obyektif dan representasi yang ada terhadap realitas tersebut secara simbolik serta sebuah kondisi yang memungkinkan khalayak untuk memahami dan menginterpretasi pesan secara berbeda. Film sebagai salah satu jenis media massa menjadi sebuah saluran bagi bermacam ide, gagasan, konsep serta dapat memuncukan pluralitas efek dari penayangannya yang akhirnya mengarah pada perubahan pada masyarakat. Efek pesan yang ditimbulkan pada film dalam kemasan realitas simbolik ada yang secara langsung dirasakan pada khalayaknya – bisa jadi berupa perubahan emosi – namun ada pula yang berdampak jangka panjang seperti perubahan gaya hidup, idealisme atau malah ideologi.

Film akhirnya juga dipandang sebagai sebuah bahasa yang menggeneralisasikan makna-makna melalui sistem yaitu kedalam sinematografi, suara, editing, dan sebagainya, yang semua hal tersebut bekerja seperti halnya bahasa. Selanjutnya, dengan menempatkan film sebagai komunikasi ke dalam sebuah sistem besar yang menggeneralisasikan makna berarti film itu sendiri merupakan sebuah ‘budaya’. Pengertian mengenai ‘budaya’ dipahami sebagai proses yang mengkonstruksi kehidupan masyarakat. Sistem-sistem yang menghasilkan makna atau kesadaran khususnya sistem-sistem dan media representasi yang menghadirkan berbagai image dari budaya.

Selain berfungsi Entertainment film juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan suatu idiologi karena film juga dapat membongkar suatu


(19)

4

realita dan memberikan pencerahan dan penyadaran dalam masyarakat. Disadari atau tidak, film dengan beragam muatan ideologis di belakangnya menjadi sebuah alat ampuh, baik sebagai culture penetration ataupun sebaliknya, sebagai counter culture. Apalagi, jika ia sengaja ditujukan kepada individu-individu yang secara psikologis disebutkan sangat rentan untuk menerima semua muatan itu. Kalangan remaja dan mahasiswa termasuk pada kelompok ini. Remaja yang secara psikologis dikonsepkan sebagai individu, baik laki-laki maupun perempuan (Sarwono, 2001 : 10-15) adalah khalayak yang sangat potensial untuk diterpa pesan dari media termasuk film. Dalam kajian komunikasi pemasaran, remaja dan mahasiswa merupakan sebuah pasar potensial bagi beragam produk, termasuk produk global yang disebut lifestyle. Sehingga menjadi kajian menarik untuk melihat bagaimana penerimaan terhadap simbol tanda dan lambang yang muncul dalam film yang dimunculkan media sebagai segmen utamanya. Mahasiswa sebagai bagian dari lingkaran sistem sosial diartikulasikan dalam wacana-wacana lain berbentuk musik, gaya hidup, kekuasaan, harapan, masa depan dan lainnya.

Disadari atau tidak produk film juga dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang hal ini dapat dilihat dengan bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (opini). Produk film memiliki kecenderungan mempromosikan suatu gaya hidup yang menjadi dasar dari trend atau mode yang akan melahirkan lifestyle – apabila mode itu menjadi sebuah ritual keseharian. Gaya hidup itu bukan hanya spesifik pada gaya berpakaian, model rambut atau perbendaharaan kata-kata saja, tapi juga sikap dan pandangan hidup dengan cara yang halus.


(20)

5

Selain itu dunia perfilman juga merujuk pada proses sosial yang mengambil elemen–elemen kebudayaan dan menggunakannya untuk memperkuat karakter sebuah film untuk mempersuasif khalayaknya. Sebagai produk kapitalisme disadari atau tidak film juga mencoba untuk mengkonstruksi pola pikir manusia (frame) yaitu dengan adanya jalan cerita dan permasalahan yang dibahas dalam alurnya tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang diceritakan dalam film yang dibuat tersebut. Banyak sekali tema yang di angkat kedalam film, seperti kisah cinta, perselingkuhan, dan kisah sosial lainnya yang terkadang membuat pemirsanya terbawa layaknya pamain yang tengah membintangi film tersebut misalnya menjadi sedih, menangis, marah dan benci.

Istilah serial drama merupakan singkatan dari sinema elektronika. Elektronika dalam serial drama itu lebih mengacu pada mediumnya, yaitu televisi atau televisual yang merupakan medium elektronik selain radio. Sinema elektronik atau yang lebih popular dalam akronim serial drama adalah sandiwara

bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi

(http://id.wikipedia.org/wiki/Serial drama).

Sebagai sebuah program hiburan, serial drama banyak diminati masyarakat. Serial drama hadir dalam bentuk audiovisual, melalui audiovisual inilah serial drama dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada penontonnya, pengalaman itu menyampaikan berbagai nuansa perasaan (afektif), dan pemikiran (kognitif) kepada penontonnya. Akan tetapi, efek yang paling signifikan adalah efek terhadap kognitifnya dibandingkan afektifnya.


(21)

6

Akhir-akhir ini layar kaca Indonesia dipenuhi oleh serial drama dari negeri India. Selain Mahabarata dan Mahadewa, serial India yang mampu menarik hati penikmat film di negeri ini adalah serial Jodha Akbar. Jodha akbar sendiri sampai saat ini masih ditayangkan di Stasiun ANTV setiap hari pukul 20.00 WIB. Jodha Akbar merupakan serial drama kolosal yang menceritakan kisah cinta antara Raja Jalaludin Akbar yang diperankan oleh Rajat Tokas dengan Ratu Jodha yang diperankan oleh aktris cantik Paridhi Sharma.

Film serial tersebut sangat diminati oleh penonton dengan cerita percintaan raja jalaludin kepada ratu jodha yang sangat membuat iri kaum wanita ingin diperlakukan sama dengan pasangan hidupnya. Cerita ini kompleks dengan konflik yang sangat menengangkan dan menyedihkan. Tema dalam serial drama ini sangat beragam, akan tetapi serial ini cenderung pada masalah percintaan antara Jodha dan Jalaluddin Akbar.

Jumlah khalayak pemirsa sangat menentukan kelangsungan hidup sebuah film bergenre serial, karena dapat dikatakan bahwa serial televisi sebenarnya bukan menjual cerita kepada pengiklan melainkan menjual pemirsa. Hasil rating yang menunjukkan rendahnya tingkat kepemirsaan akan membuat para pemasang iklan tidak tertarik untuk memasang iklan di film tersebut. Tinggi atau rendahnya kepemirsaan masyarakat pada televisi tentunya didorong oleh berbagai macam faktor (Mirza, 2011).

Gerungan (2002:140) mengemukakan bahwa tingkat konsumsi media (televisi), individu juga dipengaruhi oleh motif yang melekat dalam diri individu. Motif itu merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-


(22)

7

alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dia berbuat sesuatu. Sama halnya dengan menonton televisi. Kegiatan pemirsa untuk menonton televisi tentu dilatarbelakangi oleh suatu motif tertentu (dalam Pintarto, 2009:8).

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian langsung ke masyarakat pemirsa di Kelurahan Pandanwangi Malang tepatnya warga di RW.06. Hal ini dikarenakan banyak para ibu rumah tangga di perumahan tersebut selalu berbagi cerita dan pengalaman dalam menonton film Jodha Akbar.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Motif Ibu Rumah Tangga Menonton Serial drama India Jodha Akbar (Studi Pada Ibu-ibu

Rumah Tangga Warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik merumuskan masalah sebagai berikut “Apa Saja motif Ibu-ibu rumah tangga warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang menonton serial drama Jodha Akbar? “.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui seberapa besar minat menonton serial drama

yang timbul di kalangan ibu-ibu rumah tangga warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang.


(23)

8

b. Untuk mengetahui macam-macam motif warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang menonton serial drama India Jodha Akbar sehingga banyak dari mereka menyukai serial drama tersebut. 2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan kajian komunikasi tentang media dan komunikasi massa, serta memberikan pandangan baru tentang motif menonton serial drama dalam perkembangan komunikasi massa.

b. Manfaat Praktis

Menjadi informasi bagi penelitian serupa di masa mendatang dalam melakukan telaah serial drama terutama dilihat dari motif menonton serial drama terhadap komunikasi massa.

D. Definisi Operasional

1. Istilah serial drama merupakan singkatan dari sinema elektronika. Elektronika dalam serial drama itu lebih mengacu pada mediumnya, yaitu televisi atau televisual yang merupakan medium elektronik selain radio. Sinema elektronik atau yang lebih popular dalam akronim serial drama adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Serial drama)

2. Jodha Akbar adalah serial drama kolosal yang menceritakan kisah cinta antara Raja Jalaludin Akbar yang diperankan oleh Rajat Tokas dengan Ratu Jodha yang diperankan oleh aktris cantik Paridhi Sharma.


(24)

9

3. Pemirsa adalah orang yang menonton/melihat siaran televisi atau pemirsa televisi.

4. Motif adalah alasan dan dorongan dalam diri seseorang untuk menggunakan suatu media. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan skala likert, yaitu Sangat tidak setuju (Skor 1), Tidak setuju (Skor 2), Ragu-ragu (Skor 3), Setuju (Skor 4), Sangat setuju (Skor 5)

5. Motif Informasi adalah dorongan untuk menemukan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu.

6. Motif Identitas Pribadi adalah dorongan untuk menemukan penguatan nilai atau penambah keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi realitas dalam sebuah media massa.

7. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial adalah dorongan untuk menemukan pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial, interaksi dengan orang lain atau hubungan personal.

8. Motif Hiburan adalah dorongan untuk menemukan hiburan dan kesenangan dan dapat melepaskan diri dari permasalahan.


(1)

realita dan memberikan pencerahan dan penyadaran dalam masyarakat. Disadari atau tidak, film dengan beragam muatan ideologis di belakangnya menjadi sebuah alat ampuh, baik sebagai culture penetration ataupun sebaliknya, sebagai counter culture. Apalagi, jika ia sengaja ditujukan kepada individu-individu yang secara psikologis disebutkan sangat rentan untuk menerima semua muatan itu. Kalangan remaja dan mahasiswa termasuk pada kelompok ini. Remaja yang secara psikologis dikonsepkan sebagai individu, baik laki-laki maupun perempuan (Sarwono, 2001 : 10-15) adalah khalayak yang sangat potensial untuk diterpa pesan dari media termasuk film. Dalam kajian komunikasi pemasaran, remaja dan mahasiswa merupakan sebuah pasar potensial bagi beragam produk, termasuk produk global yang disebut lifestyle. Sehingga menjadi kajian menarik untuk melihat bagaimana penerimaan terhadap simbol tanda dan lambang yang muncul dalam film yang dimunculkan media sebagai segmen utamanya. Mahasiswa sebagai bagian dari lingkaran sistem sosial diartikulasikan dalam wacana-wacana lain berbentuk musik, gaya hidup, kekuasaan, harapan, masa depan dan lainnya.

Disadari atau tidak produk film juga dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang hal ini dapat dilihat dengan bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (opini). Produk film memiliki kecenderungan mempromosikan suatu gaya hidup yang menjadi dasar dari trend atau mode yang akan melahirkan lifestyle – apabila mode itu menjadi sebuah ritual keseharian. Gaya hidup itu bukan hanya spesifik pada gaya berpakaian, model rambut atau perbendaharaan kata-kata saja, tapi juga sikap dan pandangan hidup dengan cara yang halus.


(2)

Selain itu dunia perfilman juga merujuk pada proses sosial yang mengambil elemen–elemen kebudayaan dan menggunakannya untuk memperkuat karakter sebuah film untuk mempersuasif khalayaknya. Sebagai produk kapitalisme disadari atau tidak film juga mencoba untuk mengkonstruksi pola pikir manusia (frame) yaitu dengan adanya jalan cerita dan permasalahan yang dibahas dalam alurnya tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang diceritakan dalam film yang dibuat tersebut. Banyak sekali tema yang di angkat kedalam film, seperti kisah cinta, perselingkuhan, dan kisah sosial lainnya yang terkadang membuat pemirsanya terbawa layaknya pamain yang tengah membintangi film tersebut misalnya menjadi sedih, menangis, marah dan benci.

Istilah serial drama merupakan singkatan dari sinema elektronika. Elektronika dalam serial drama itu lebih mengacu pada mediumnya, yaitu televisi atau televisual yang merupakan medium elektronik selain radio. Sinema elektronik atau yang lebih popular dalam akronim serial drama adalah sandiwara

bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi

(http://id.wikipedia.org/wiki/Serial drama).

Sebagai sebuah program hiburan, serial drama banyak diminati masyarakat. Serial drama hadir dalam bentuk audiovisual, melalui audiovisual inilah serial drama dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada penontonnya, pengalaman itu menyampaikan berbagai nuansa perasaan (afektif), dan pemikiran (kognitif) kepada penontonnya. Akan tetapi, efek yang paling signifikan adalah efek terhadap kognitifnya dibandingkan afektifnya.


(3)

Akhir-akhir ini layar kaca Indonesia dipenuhi oleh serial drama dari negeri India. Selain Mahabarata dan Mahadewa, serial India yang mampu menarik hati penikmat film di negeri ini adalah serial Jodha Akbar. Jodha akbar sendiri sampai saat ini masih ditayangkan di Stasiun ANTV setiap hari pukul 20.00 WIB. Jodha Akbar merupakan serial drama kolosal yang menceritakan kisah cinta antara Raja Jalaludin Akbar yang diperankan oleh Rajat Tokas dengan Ratu Jodha yang diperankan oleh aktris cantik Paridhi Sharma.

Film serial tersebut sangat diminati oleh penonton dengan cerita percintaan raja jalaludin kepada ratu jodha yang sangat membuat iri kaum wanita ingin diperlakukan sama dengan pasangan hidupnya. Cerita ini kompleks dengan konflik yang sangat menengangkan dan menyedihkan. Tema dalam serial drama ini sangat beragam, akan tetapi serial ini cenderung pada masalah percintaan antara Jodha dan Jalaluddin Akbar.

Jumlah khalayak pemirsa sangat menentukan kelangsungan hidup sebuah film bergenre serial, karena dapat dikatakan bahwa serial televisi sebenarnya bukan menjual cerita kepada pengiklan melainkan menjual pemirsa. Hasil rating yang menunjukkan rendahnya tingkat kepemirsaan akan membuat para pemasang iklan tidak tertarik untuk memasang iklan di film tersebut. Tinggi atau rendahnya kepemirsaan masyarakat pada televisi tentunya didorong oleh berbagai macam faktor (Mirza, 2011).

Gerungan (2002:140) mengemukakan bahwa tingkat konsumsi media (televisi), individu juga dipengaruhi oleh motif yang melekat dalam diri individu. Motif itu merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-


(4)

alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dia berbuat sesuatu. Sama halnya dengan menonton televisi. Kegiatan pemirsa untuk menonton televisi tentu dilatarbelakangi oleh suatu motif tertentu (dalam Pintarto, 2009:8).

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian langsung ke masyarakat pemirsa di Kelurahan Pandanwangi Malang tepatnya warga di RW.06. Hal ini dikarenakan banyak para ibu rumah tangga di perumahan tersebut selalu berbagi cerita dan pengalaman dalam menonton film Jodha Akbar.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Motif Ibu Rumah Tangga Menonton Serial drama India Jodha Akbar (Studi Pada Ibu-ibu Rumah Tangga Warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik merumuskan masalah sebagai berikut “Apa Saja motif Ibu-ibu rumah tangga warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang menonton serial drama Jodha Akbar? “.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui seberapa besar minat menonton serial drama

yang timbul di kalangan ibu-ibu rumah tangga warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang.


(5)

b. Untuk mengetahui macam-macam motif warga RW.06 Kelurahan Pandanwangi Malang menonton serial drama India Jodha Akbar sehingga banyak dari mereka menyukai serial drama tersebut. 2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan kajian komunikasi tentang media dan komunikasi massa, serta memberikan pandangan baru tentang motif menonton serial drama dalam perkembangan komunikasi massa.

b. Manfaat Praktis

Menjadi informasi bagi penelitian serupa di masa mendatang dalam melakukan telaah serial drama terutama dilihat dari motif menonton serial drama terhadap komunikasi massa.

D. Definisi Operasional

1. Istilah serial drama merupakan singkatan dari sinema elektronika. Elektronika dalam serial drama itu lebih mengacu pada mediumnya, yaitu televisi atau televisual yang merupakan medium elektronik selain radio. Sinema elektronik atau yang lebih popular dalam akronim serial drama adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Serial drama)

2. Jodha Akbar adalah serial drama kolosal yang menceritakan kisah cinta antara Raja Jalaludin Akbar yang diperankan oleh Rajat Tokas dengan Ratu Jodha yang diperankan oleh aktris cantik Paridhi Sharma.


(6)

3. Pemirsa adalah orang yang menonton/melihat siaran televisi atau pemirsa televisi.

4. Motif adalah alasan dan dorongan dalam diri seseorang untuk menggunakan suatu media. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan skala likert, yaitu Sangat tidak setuju (Skor 1), Tidak setuju (Skor 2), Ragu-ragu (Skor 3), Setuju (Skor 4), Sangat setuju (Skor 5)

5. Motif Informasi adalah dorongan untuk menemukan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu.

6. Motif Identitas Pribadi adalah dorongan untuk menemukan penguatan nilai atau penambah keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi realitas dalam sebuah media massa.

7. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial adalah dorongan untuk menemukan pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial, interaksi dengan orang lain atau hubungan personal.

8. Motif Hiburan adalah dorongan untuk menemukan hiburan dan kesenangan dan dapat melepaskan diri dari permasalahan.


Dokumen yang terkait

Perilaku Produsen Keripik Industri Rumah Tangga Di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tentang Label Makanan Tahun 2012

6 59 92

Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap Penggunan Air Sungai Siak Sebagai Sumber Air Bersih Di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Tahun 2004

0 44 79

Identifikasi Strategi Pemberdayaan Bidang Ekonomi Pada Ibu Rumah Tangga Desa Suka Makmur oleh Pemerintah Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Tahun 2006

0 35 102

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Pengguna Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

21 107 119

Pembuatan Beton Semen Polimer Berbasis Sampah Rumah Tangga Dan Karakterisasinya

2 32 100

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA TENTANG SINETRON LIONTIN 2 DI RCTI(Studi pada Ibu Rumah Tangga RT. 05 RW. 01 Kelurahan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru Malang)

0 3 2

Pengaruh Iklan Kampanye Earth Hour Terhadap Sikap Hemat Energi Ibu Rumah Tangga (Studi Pada Ibu Rumah Tangga Kelurahan Mojolangu RT 03 RW 13 Lowokwaru Malang).

3 50 21

Motif Ibu Rumah Tangga Dalam Menonton Tayangan Acara Supernanny di MetroTV (Studi Deskriptif Tentang Motif Ibu Rumah Tangga di Surabaya Terhadap Tayangan Acara Supernanny di MetroTV).

0 3 94

MOTIF IBU RUMAH TANGGA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA SUPERNANNY DI METRO TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Ibu Rumah Tangga di Surabaya Terhadap Tayangan Acara SUPERNANNY di MetroTV)

0 0 30