“ANALISIS FRAMING PADA TAYANGAN FEATURE DI TELEVISI” (Studi Pada Tayangan Wisata Alam Jejak Petualang di Trans7 versi Demam Emas di Ujung Sumatra)
i “ANALISIS FRAMING PADA TAYANGAN FEATURE DI TELEVISI” (Studi Pada Tayangan Wisata Alam Jejak Petualang di Trans7 versi Demam
Emas di Ujung Sumatra)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Disusun Oleh : ACHMAD GEYS
NIM : 07220344
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
(3)
(4)
(5)
v PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Achmad Geys
Tempat, tanggal Lahir : Lumajang, 30 Desember 1988
NIM : 07220344
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan Judul :
“ANALISIS FRAMING PADA TAYANGAN FEATURE DI TELEVISI” (Studi Pada Tayangan Wisata Alam Jejak Petualang di Trans7 versi Demam
Emas di Ujung Sumatra)
adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang 13 Januari 2014 Yang menyatakan
(6)
vi
“Jangan patah semangat walau apapun yang terjadi.
Jika kita menyerah, maka habislah sudah”
(7)
-Top-vii ABSTRAKSI
Achmad Geys, 07220344
ANALISIS FRAMING PADA TAYANGAN FEATURE DI TELEVISI
(Studi Pada Tayangan Wisata Alam Jejak Petualang Di Trans7 versi Demam Emas di ujung Sumatra)
Pembimbing :Dr. Muslimin M, M.SidanIsnani Dzuhrina, M.Adv (xvii + 110 halaman + 4 tabel + 34 gambar + 1 lampiran)
Bibliografi; 22 buku, 5 website
Kata Kunci :Analisis Framing, Tayanganfeature, Wisata Alam, Jejak Petualang. Televisi sebagai bagian dari media massa memiliki daya tarik dalam menyiarkan informasi. Agar tayangan yang disajikan oleh media televisi digemari khalayak, dibutuhkan tayangan yang bukan hanya memberikan informasi namun juga bersifat menghibur. Terdapat beberapa macam tayangan televisi, salah satunya tayangan documenter berbentuk feature. Jejak petualang merupakan tayangan dokumenter yang bertahan hingga saat ini. Isi programnya adalah bentuk laporan petualangan alam bebas yang menggunakan dokumentasi secara profesional. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Jejak Petualang di Trans7 sebagai tayangan feature membingkai tayangan wisata alam. Dengan tujuan penelitian untuk memahami dan menganalisis pembingkaian oleh media atau framing pada tayanganfeaturewisata alam oleh Jejak Petualang.
Tayanganfeatureadalah liputan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan ataupun yang menambah pengetahuan khalayak melalui penjelasan perinci, lengkap, serta mendalam. Tayangan feature bertemakan wisata alam merupakan salah satu tayangan televisi yang digemari karena khalayak dapat menambah pengetahuannya tentang kekayaan alam tanpa harus keluar rumah. Banyak stasiun televisi yang menayangkan tayangan semacam ini, namun memiliki cara pembingkaian atau framing tayangan yang berbeda - beda. Framing ini tergantung pada kepentingan media yang akhirnya memperlihatkan konstruksi media atas realitas. Dengan adanya framing ini maka dapat terlihat juga aspek – aspek yang perlu ditonjolkan maupun tidak.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis framing. Fokus penelitian ini adalah analisis framing pada tayangan Jejak petualang episode Demam Emas di ujung Sumatra yang terdiri dari 3 segmen yang berbeda. Teknik analisis data berdasarkan pada analisis framing milik Gamson dan Mondigliani yang memiliki 8 elemen yaitu Methapors, Catchphrases, Depiction, Exemplaar, Root, Appeals to Principle, Consequence, dan Visual Images.
(8)
viii Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jejak Petualang mengenalkan khalayak akan kekayaan nusantara dengan berbagai model yaitu perjalanan ke suatu tempat, berwisata di kampung pelosok yang memiliki fenomena atau budaya unik dan petualangan yang dilakukan Jejak Petualang seperti melalui hutan, tebing, melewati jalan – jalan terjal dan sempit. Terdapat aspek – aspek yang menonjol setelah menggunakan kelima perangkat framing milik Gamson, dilihat dari segi isi dan penyampaian pesan yaitu Chatphrases yang disajikan di setiap awal segmen tayangan. Methapors yang selalu ditampilkan di setiap segmen agar tayangan menjadi lebih menarik. Penggunaan Depiction untuk gagasan yang cenderung bersifat konotatif/negatif. Terdapat Exemplaar yang disajikan selain untuk perbandingan suatu fakta namun juga digunakan hampir di semua segmen untuk memperjelas gagasan dengan teori dan Visual Images yang memberikan makna di setiap pengambilan shot gambar. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pembingkaian media atas realitas memiliki ideologi dan cara yang berbeda dalam menafsirkan fakta di dalam tayangannya. Jejak petualang menjadikan kekayaan alam sebagai gagasan atau pesannya. Ideologi Jejak Petualang dalam tayangan ini bukan hanya mengenalkan khalayak akan kekayaan nusantara namun juga mengajak khalayak untuk ikut memahami dan memaknai realitas dibalik pemberitaannya dengan persepsinya masing – masing. Jejak Petualang tidak bersifat netral di dalam pemberitaannya artinya masih berpihak pada sisi medianya atau dari sisi objek yang diteliti. Jejak Petualang membangun arah berfikir khalayak untuk peduli terhadap isi gagasannya. Dan terdapatnya kepentingan politik media oleh Jejak Petualang dibalik konstruksi realitas pemberitaannya.
Peneliti,
Achmad Geys Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(9)
ix ABSTRACT
Achmad Geys, 07220344
FRAMING ANALYSIS BASED FEATURE PROGRAM ON TELEVISION (Study within nature tours program on Jejak Petualang Trans7 version Gold Fever at Sumatra)
Advisor :Dr. Muslimin M, M.SiandIsnani Dzuhrina, M.Adv (xvii + 110 pages + 4 tabels + 34 pictures + 1 enclosures)
Bibliografi; 22 books, 5 website
Keyword :Framing analysis,featurepresentation, Tour of Nature, Adventure Tracker.
Television as a part of the mass media that has a charmed in the broadcast information to presented by the impressions media popular audiences television, takes impressions which not only provide information but also being entertaining. There are several kinds of television shows, one of which shows the feature documentary form. Adventured trail is a documentary which survive to this moment. The contents of the program is a form of outdoor adventure reports that use the documentation in a professional activity. The problems of this research is how to Traces of the explorer in Trans7 as a feature impressions framing nature. With the aim of research to understand and analyze media arrange or feature on nature impressions by Traces of the explorer.
Feature display is the coverage of events that can touch that adds to the feeling or knowledge through explanation specific audience, complete, and depth. featuredisplay themes nature is one of the favorite television shows because this programs addition their knowledge and make them understood about natural resources without leaving the house. Many television stations that broadcast the show of this kind, however, has a way of framing or framing impression with different way. This depends on the framing of media interest which ultimately shows the media construction of reality. Given this framing, it can be seen also aspects that needs to be highlighted or not.
This study uses a qualitative research approach framing analysis. The focus of this research is the analysis of framing the footprint impressions adventurous episode Gold Fever on the top of Sumatra Island which consists of 3 different segments. Data analysis techniques based on the analysis of framing Gamson owned and Mondigliani which has 8 elements of Methapors, catch phrases, depiction, Exemplar, Root, Appeals to Principle, Consequence, and Visual Images.
(10)
x The results showed that the trail Adventurers will introduce audiences nationwide with various kinds of wealth is the way to somewhere, traveler in remote villages that have a unique cultural phenomenon or do trail and adventure adventurer like through the woods, cliffs, past the road - steep and narrow streets. There are aspects that stand out after using framing devices belonging to the fifth Gamson, in terms of content and delivery of the message that is Chat phrases presented at the beginning of each segment impressions. Methapors are always displayed in each segment in order to become more attractive impression. Use of depiction to the idea that tends to be connotation / negative. There Exemplar presented in addition to a comparison of the facts, but also used in almost all the segments to clarify the idea of the theory and Visual Images that provide meaning in every shot picture taking. Thus it can be concluded that the media framing of reality have different ideologies and ways of interpreting the facts in its impression. Traces of adventurers make natural resources as an idea or message. Ideology Traces of the explorer in this show not only introduces the audience to the wealth of the archipelago but also invites the audience to participate understand and interpret the reality behind the perception of their preaching - each. Traces of the explorer is not neutral in its news means still siding with the media or on the side of the object under study. Traces thinking are adventurers can be towards building the audience to care about the content of his ideas and the presence of the media by political interests behind construction the reality traces of message explorer.
Researcher,
Achmad Geys Agreed by,
Advisor I Advisor II
(11)
xi KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan segalanya dalam kehidupan kita, sehingga kita bisa meraih mimpi seperti yang kita inginkan. Sholawat dan salam selalu tercurahkan untuk Rasul kita Muhammad SAW, yang telah mencerahkan alam fana ini dengan ilmu pengetahuan dan keteladanan yang sempurna.
Dengan memilih judul skripsi “ANALISIS FRAMING PADA TAYANGAN FEATURE DI TELEVISI (Studi Pada Tayangan wisata alam Jejak Petualang di Trans7 versi Demam Emas di Ujung Sumatra)”, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir tersebut yang merupakan kewajiban saya sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang.
Banyak hikmah yang dapat diambil dalam mengerjakan skripsi ini dimana saya belajar arti kesabaran, semangat dan tanggung jawab. Ternyata mengerjakan skripsi tidak semudah yang saya pikirkan di awal. Dibutuhkan niatan yang kuat untuk melawan rasa malas agar skripsi cepat selesai. Dan semua itu membutuhkan kesabaran ekstra dalam proses waktu yang cukup sampai skripsi ini selesai.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Dr. Muslimin Machmud, M.Si dan Isnani Dzuhrina, M.Adv selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.
(12)
xii 2. Sugeng Winarno, MA dan Winda Hardyanti, M.Si selaku dosen penguji yang bersedia meluangkan waktu dalam menguji saya dan memberikan masukan dalam revisi skripsi sehingga skripsi saya menjadi lebih sempurna.
3. Keluargaku khususnya umik yang selalu mensuport dan mendoakan. Buat saudara – saudara kandungku bang syarif, bang dila, kak mila dan mahar. 4. Didha Dewani yang juga turut menyumbang ide dan memberikan
dukungan dalam proses penyelesaian skripsi.
5. Teman – teman seperjuangan (Aries, Panjul, Rudi, Anes, Tia, Adel) yang saling mensuport dan bertukar ide dalam proses penyusunan skripsi. Kepada Winda yang juga turut membantu dalam penyelesaian skripsi. 6. Teman – teman komunikasi yang saling mensuport satu sama lain. Dan
saling sharing juga turut memberikan informasi terbaru.
7. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skrispi ini.
Akhir kata saya berharap Allah SWT, Tuhan semesta alam senantiasa membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Aamin…
Malang, 13 Januari 2014 Peneliti
(13)
xiii DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv
Lembar Pernyataan Orisinalitas ... v
MOTTO ... vi
ABSTRAKSI ... vii
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Penelitian Terdahulu ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Massa ... 9
A.1. Fungsi komunikasi Massa ... 10
A.2. Televisi sebagai media massa ... 12
A.3. Retorika visual ... 15
B. Program acara televisi ... 17
B.1. Karakterisistik program acara televisi ... 18
(14)
xiv
B.3. Feature ... 22
B.4. Wisata ... 30
C. Analisis framing ... 30
C.1. Pandangan Konstruksionis ... 42
C.2. Teori Konstruksi Realitas ... 44
D. Politik Media ... 46
E. Kerangka pemikiran ... 48
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian ... 50
B. Fokus penelitian ... 51
C. Unit analisis data ... 51
D. Sumber data ... 52
E. Tehnik Pengumpulan Data ... 52
F. Tehnik Analisis Data ... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum TransCorp ... 56
A.1. Program Acara Trans 7 ... 58
A.2. Dewan Pejabat ... 58
A.3. Profil Chairul Tanjung ... 59
A.4. Profil Jejak Petualang ... 61
A.5. Profil Medina Kamil ... 64
A.6. Profil Production Assistan (PA) ... 65
(15)
xv
B. Penyajian data Jejak Petualang ... 68
C. Analisis tayangan ... 69
C.1. Segmen 1 ... 69
C.1.1. Hasil analisis elemen methapors ... 74
C.1.2. Hasil analisis elemen catchphrases ... 78
C.1.3. Hasil analisis elemen depiction ... 84
C.2. Segmen 2 ... 92
C.2.1. Hasil analisis elemen methapors...94
C.2.2. Hasil analisis elemen catchphrases...98
C.2.3. Hasil analisis elemen exemplar...100
C.2.4. Hasil analisis elemen depiction...103
C.3. Segmen 3 ... 109
C.3.1. Hasil analisis elemen methapors...111
C.3.2. Hasil analisis elemen catchphrases...115
C.3.3. Hasil analisis elemen exemplar...120
C.3.4. Hasil analisis elemen depiction...123
D. Hasil analisis gagasan tayangan ... 130
E. Konstruksi Realitas dan Politik Media ... 133
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 138
B. Saran ... 141
B.1. Saran Akademis ... 141
(16)
xvi DAFTAR PUSTAKA... 142 LAMPIRAN
(17)
xvii DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Penelitian Terdahulu ... 7
Tabel 2.1 : Teknik dan Makna pengambilan gambar ... 24
Tabel 2.2 : Tabel Framing model Gamson dan Mondigliani ... 40
Tabel 3.1 : Tabel Framing model Gamson dan Mondigliani ... 54
(18)
xviii DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Foto Chairul Tanjung ... 59
Gambar 4.2 : Foto Medina Kamil ... 64
Gambar 4.3 : Foto Wendy M. Firman ... 65
Gambar 4.4 : Penambang memasuki lobang ... 70
Gambar 4.5 : Motor bek triil ... 71
Gambar 4.6 : Ban motor bek triil ... 71
Gambar 4.7 : Gear motor bek triil ... 72
Gambar 4.8 : Trek jalan terjal dan sempit ... 73
Gambar 4.9 : Penambang dan trek jalan ... 76
Gambar 4.10 : Bongkahan tanah mengandung emas ... 77
Gambar 4.11 : Penambangan emas liar ... 81
Gambar 4.12 : Pimpinan lobang tambang ... 81
Gambar 4.13 : Kayu penyangga lorong ... 82
Gambar 4.14 : Trek jalan terjal dan sempit ... 83
Gambar 4.15 : Long shot ... 87
Gambar 4.16 : Medium shot ... 88
Gambar 4.17 : Close up ... 89
Gambar 4.18 : Aktivitas para penambang ... 92
Gambar 4.19 : Penambang membuat lorong ... 95
Gambar 4.20 : Penambang membawa hasil bongkahan emas ... 96
Gambar 4.21 : Medium shot ... 104
(19)
xix
Gambar 4.23 : Full shot ... 106
Gambar 4.24 : Pembuangan limbah ke sungai ... 109
Gambar 4.25 : Emas murni ... 110
Gambar 4.26 : Mesin gelondongan ... 113
Gambar 4.27 : Butiran emas ... 114
Gambar 4.28 : Mesin gelondongan ... 118
Gambar 4.29 : Serbuk Tawas ... 118
Gambar 4.30 : Air raksa tidak berizin ... 121
Gambar 4.31 : Medium shot ... 124
Gambar 4.32 : Close up ... 125
Gambar 4.33 : Close up ... 126
Gambar 4.34 : Close up ... 126
(20)
xx DAFTAR LAMPIRAN
(21)
xxi DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. Komunikasi massa suatu pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2009.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Eriyanto. Analisis Framing. Yogyakarta: Lkis Printing Cemerlang, 2011. Fachruddin, Andi.Dasar – Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana, 2012. Gerzon, Ayawaila.Dokumenter. Jakarta: FFTV - IKJ Press, 2008.
Hamidi.Metode Penelitian kualitatif. Malang: UMM Press, 2008.
Husnun, Djuraid.Panduan Menulis Berita. Malang: UPT Penerbita UMM Malang, 2006.
Idrus, Muhammad.Metode Penelitian Ilmu Sosial.Yogyakarta : Erlangga, 2009. Kriyantono, Rachmat.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2010. Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Televisi. Rineka Cipta,
1996.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Mondry. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia, 2008.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
(22)
xxii Nurudin, M. Si. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2009.
Nurzain, Umar.Penulisan Feature. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1992. Pitana, Gayatri.Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset, 2006. Pujileksono, Sugeng.Petualangan Antropologi. Malang: UMM Press, 2006. Riyono Pratikto.Kreatif Menulis Feature. Bandung: Penerbit Alumni, 1984. Sobur, Alex.Analisis Teks Media. Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2009.
Sudibyo, Agus.Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta: LkiS, 2001. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2007.
Sumadirisa, Haris. Jurnalistik Indonesia: menulis berita dan feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005.
Widiastuti, Tuti. Komunika: warta ilmiah populer komunikasi dalam pembangunan. Jakarta: LIPI Press, 2005.
Yoeti, Oka.Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa, 1996. Website
Anynomous. 2006. Jejak Petualang. Online. Available at:
http://jejakpetualang.org/jp/ diakses sejak 25 Februari 2013.
Anynomous. 2006. Group para Jpers. Online. Available at: http://groups.yahoo.com/group/jejakpetualang/ diakses sejak 25 Februari 2013. Anynomous. Online. Available at: http://www.trans7.co.id/ diakses sejak 30 November 2013.
(23)
xxiii Anynomous. Online. Available at: http://www.republika.com diakses sejak 30 November 2013.
Anynomous. Online. Available at: http//www.merdeka.com diakses sejak 28 Januari 2014.
Kompas.com. Online. Available at: http//sains.kompas.com diakses sejak 28 Januari 2014.
(24)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara kepulauan dengan beraneka ragam suku,budaya,
dan kekayaan alam lainnya yang sangat berpotensi untuk dijadikan objek wisata.
Keindahan dan kekayaan alam yang sangat melimpah ini kurang menjadi
perhatian karena kurang terpublikasi. Sehingga hal ini menjadikan dasar
pemikiran dan ide para tim kreatif pertelevisian dalam mengangkat tayangan
bertemakan wisata alam, dengan tujuan lain sebagai sarana publikasi keindahan
dan kekayaan alam yang ada di indonesia. Wisata alam adalah suatu kegiatan
yang memanfaaatkan sumber daya alam. Dengan adanya tayangan wisata alam di
media elektronik khususnya televisi, dapat menambah pengetahuan masyarakat
akan kekayaan alam dan masyarakat bisa menikmati kegiatan wisata alam.
Televisi sebagai bagian dari media massa memiliki daya tarik dalam
menyiarkan informasi. Industri penyiaran di Indonesia kini juga tak kalah
menunjukkan perkembangannya yang sangat pesat belakangan ini. Informasi yang
disampaikan televisi mudah dimengerti komunikan karena jelas terdengar secara
audio dan terlihat secara visual. Fungsi televisi sama dengan fungsi media lainnya
antara lain memberi informasi dan menghibur sehingga tujuan utama khalayak
penonton televisi adalah memperoleh hiburan selanjutnya memperoleh informasi
(25)
2
Menurut charles wright (Kuswandi, 1996:25) salah satu fungsi media
massa adalah fungsi hiburan, dimana fungsi tersebut bersifat human interest. Agar
pemirsa tidak jenuh dengan isi pesan yang disajikan oleh media televisi.
Dibutuhkan tayangan yang bersifat menghibur. Terdapat beberapa macam
tayangan televisi, salah satunya tayangan dokumenter yang bersifat hiburan
karena memberikan informasi – informasi yang ringan.
Di layar televisi sering kita jumpai berbagai macam tayangan dokumenter
yang menarik dan berbagi tema yang berbeda. Seperti, jika aku menjadi di Trans
TV, Ekspedisi Cincin Api di Kompas TV, dan Jejak Petualang di Trans7. Masing
– masing program memiliki cara pengemasan yang berbeda, termasuk juga segmen dan konsep, seperti jejak petualang yang mengangkat tema eksplorasi
keindahan alam indonesia, petualangan, perjalanan ke sutau tempat, dan juga
mengenal keadaan masyarakat dengan keanekaragaman suku, budaya, dan adat
istiadat yang dikemas dalam bentuk dokumentasi secara profesional. Sebagai
salah satu segmen acara terlama di stasiun TV ini, tak terhitung lagi banyaknya
lokasi di wilayah indonesia yang sudah dikunjungi oleh tim Jejak Petualang,
mulai dari pantai, pegunungan, kawasan pedalaman, dan perut bumi (gua)
sekalipun.
Jejak petualang merupakan tayangan dokumenter yang bertahan hingga
saat ini. Isi programnya adalah bentuk laporan petualangan alam bebas yang
menggunakan dokumentasi secara profesional. Berisi suatu perjalanan dari suatu
tempat ke tempat lain serta keunikan suku dan budaya masyarakatnya. Hal ini
(26)
3
juga memiliki tujuan guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan
dokumentasi mengenai keindahan alam indonesia (www.jejakpetualanger.org).
Jejak Petualang sebagai tayangan dokumenter terlama telah memberikan
begitu banyak informasi – informasi kepada khalayak. Jejak Petualang yang telah berusia 10 tahun ini memiliki sudut pandang dan cara tersendiri dalam mengelola
tayangannya. Menghadirkan pesona alam sebagai tema utama dalam tayangannya
serta membagi informasi – informasi seputar keindahan alam tersebut kepada khalayak, khususnya para penggiat alam yang menjadi segmen utama dari
tayangan ini (www.jejakpetualang.forum.yahoo.com).
Selain penggiat alam, segmen tayangan jejak petualang adalah khalayak
yang suka berpetualang dan kegiatan – kegitan lainnya yang berhubungan dengan alam. Oleh karena itu jejak petualang menayangkan hal– hal yang dibutuhkan oleh penikmat alam, seperti bagaimana menuju ke suatu tempat, sebuah
perjalanan, dan cara berinteraksi.
Mengingat jejak petualang adalah pioneer dalam kategori tayangan wisata
alam yang memiliki tema dan segmen tertentu yang pada akhirnya menjadikan
acara ini memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari pemilihan host wanita yang
dinilai energik dan secara tidak langsung menyampaikan pesan bahwa wanita juga
bisa melakukan kegiatan – kegiatan petualangan. Pendukungan visualisasi tayangan yang seakan mengajak khalayak untuk ikut merasakan perjalanan dan
juga target tempat Lokasi alam di Indonesia yang dipilih berdasarkan menarik
(27)
4
khalayak terhadap hiburan wisata alam meningkat, dilihat dengan menjamurnya
tayangan– tayangan dokumenter dengan tema wisata alam di televisi nasional. Informasi– informasi yang disajikan ini merupakan bentuk berita feature dimana diperlukan kemampuan dalam menggunakan dan mengolah kalimat sehingga
dapat mewakili keindahan alam yang dilihat oleh sang reporter atau media.
Sebuah berita, dalam hal ini berbentuk feature, merupakan hasil interaksi
antara objek dengan reporter yang menghasilkan kontruksi atas sebuah penelitian.
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap media memilki ideologi yang berbeda – beda dalam melihat suatu hal. Ideologi yang berbeda– beda ini lah yang pada akhirnya menggiring khalayak kepada satu ide atau arahan tertentu (Eriyanto, 2011:87).
Objek wisata alam adalah salah satunya, setiap media akan memiliki cara dan
hasil kontruksi yang berbeda dalam mengemasnya. Dan dalam hal ini analisis
framing memiliki peranan penting dalam menemukan ideologi media dalam
mengemas suatu berita. Dan diharapkan dengan menggunakan analisis framing,
tayangan Jejak Petualang tetap menjadi Pioner dan tayangan yang survive
diantara tayangan – tayangan wisata lainnya, mengingat saat ini semakin banyaknya tayangan dokumenter lainnya yang bertemakan wisata alam.
Karena jejak petualang mencakup ketiga fungsi tayangan televisi yaitu,
menghibur, menyampaikan informasi, juga mendidik dan kontrol sosial bisa jadi
memiliki pola atau ideologi tertentu dalam membingkai realitas. Dengan
menggunakan analisis framing, tujuan media dalam mengkontruksi makna atau
ideologi media atau sebagai sudut pandang. Jejak petualang terhadap isi dari
(28)
5
perangkat atau teknik untuk menemukan hal tersebut. Hal ini menjadi daya tarik
tersendiri bagi peneliti untuk mencoba menjadikan analisis framing dalam
menemukan bagaimana Jejak Petualang dalam membingkai tayangannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah Jejak Petualang di Trans7 sebagai tayangan feature dalam membingkai tayangan wisata alam?”.
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk memahami dan
menganalisis Jejak Petualang di Trans7 sebagai tayangan feature dalam
membingkai tayangan wisata alam.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak,antara lain :
D.1. Manfaat Akademik
a) memberikan gambaran mengenai framing media di indonesia,
khususnya pada tayangan feature dengan model dokumenter oleh jejak
petualang.
(29)
6 D.2. Manfaat Praktis
a) bagi media massa : sebagai bahan masukan untuk lebih
mengembangkan tayangannya.
b) bagi pembaca : sebagai pengetahuan mengenai bagaimana media
mengkontruksi realitas dan cara pandang media.
c) bagi civitas akademika : sebagai masukan bagi mereka yang meneliti
menggunakan analisis framing dalam media massa, khususnya elektronik.
E. Penelitian Terdahulu
E.1. Analisis framing pada media cetak, majalah.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu penelitian terdahulu. yaitu
Agung Setiawan dengan judul “PEREMPUAN DALAM KONSTRUKSI MEDIA (Analisis framing Terhadap Rubrik “Jendela Keluarga” Pada Majalah Suara
Hidayatullah, Edisi oktober 2003/Syaa’ban 1424 H dan Maret 2004/Muharram
1425 H)”.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis majalah Suara
Hidayatullah pada pemberitaan perempuan dalam kontruksi media. Jenis
penelitian yang dipakai yaitu kualitatif – interpretatif dengan pendekatan analisi teks media. Tehnik analisis data yang digunakan yaitu model framing milik
gamson dan modigliani yang terdiri dari dua perangkat yaitu perangkat framing
dan perangkat penalaran. Penelitian ini mendapatkan hasil perempuan memiliki
peluang yang sama dengan laki – laki dalam menuntut ilmu dan munculnya pandangan diskriminatif terhadap pendidikan perempuan itu disebabkan antara
(30)
7
pendidikan bagi perempuan sangat penting didalam pendidian keluarga
dikarenakan perempuan dalam keluarga muslim, adalah pendidik dan
mengajarkan serta keikutsertaan wanita muslimah dalam dunia politik bukanlah
hal yang baru. Setelah melakukan penelitian ini berita yang dimuat oleh media
adalah hasil dari konstruksi pekerja media, sehinga seringkali tidak sama dengan
realitas, bisa juga sama namun ada yang lebih ditonjolkan, dan ada yang dibuang.
Untuk lebih memudahakan membaca dan melihat perbandingan penelitian
terdahulu dan sekarang, ada pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
Nama Agung Setiawan Achmad Geys
Judul PEREMPUAN DALAM
KONSTRUKSI MEDIA
(Analisis framing Terhadap
Rubrik “Jendela Keluarga” Pada
Majalah Suara Hidayatullah,
Edisi oktober 2003/Syaa’ban
1424 H dan Maret
2004/Muharram 1425 H)
ANALISIS FRAMING PADA
TAYANGAN FEATURE DI
TELEVISI (Studi Pada Tayangan
Wisata Alam Jejak Petualang di
Trans7 versi Demam Emas di
Ujung Sumatra)
Tujuan mendeskripsikan dan
menganalisis majalah Suara
Hidayatullah pada pemberitaan
perempuan dalam kontruksi
media
memahami dan menganalisis
Jejak Petualang di Trans7 sebagai
tayangan feature dalam
membingkai tayangan wisata
(31)
8
Relevansi Menggunakan metode
analisis framing dalam
analisis teks media
Menggunakan
metode analisis
framing pada berita
dalam bentuk feature
Perbedaan Analisis framing pada rubrik di
majalah
Analisis framing pada tayangan
(1)
juga memiliki tujuan guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan dokumentasi mengenai keindahan alam indonesia (www.jejakpetualanger.org).
Jejak Petualang sebagai tayangan dokumenter terlama telah memberikan begitu banyak informasi – informasi kepada khalayak. Jejak Petualang yang telah berusia 10 tahun ini memiliki sudut pandang dan cara tersendiri dalam mengelola tayangannya. Menghadirkan pesona alam sebagai tema utama dalam tayangannya serta membagi informasi – informasi seputar keindahan alam tersebut kepada khalayak, khususnya para penggiat alam yang menjadi segmen utama dari tayangan ini (www.jejakpetualang.forum.yahoo.com).
Selain penggiat alam, segmen tayangan jejak petualang adalah khalayak yang suka berpetualang dan kegiatan – kegitan lainnya yang berhubungan dengan alam. Oleh karena itu jejak petualang menayangkan hal– hal yang dibutuhkan oleh penikmat alam, seperti bagaimana menuju ke suatu tempat, sebuah perjalanan, dan cara berinteraksi.
Mengingat jejak petualang adalah pioneer dalam kategori tayangan wisata alam yang memiliki tema dan segmen tertentu yang pada akhirnya menjadikan acara ini memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari pemilihan host wanita yang dinilai energik dan secara tidak langsung menyampaikan pesan bahwa wanita juga bisa melakukan kegiatan – kegiatan petualangan. Pendukungan visualisasi tayangan yang seakan mengajak khalayak untuk ikut merasakan perjalanan dan juga target tempat Lokasi alam di Indonesia yang dipilih berdasarkan menarik atau tidaknya lokasi dan adat istiadat masyarakatnya. Hal ini menjadikan minat
(2)
khalayak terhadap hiburan wisata alam meningkat, dilihat dengan menjamurnya tayangan– tayangan dokumenter dengan tema wisata alam di televisi nasional. Informasi– informasi yang disajikan ini merupakan bentuk berita feature dimana diperlukan kemampuan dalam menggunakan dan mengolah kalimat sehingga dapat mewakili keindahan alam yang dilihat oleh sang reporter atau media.
Sebuah berita, dalam hal ini berbentuk feature, merupakan hasil interaksi antara objek dengan reporter yang menghasilkan kontruksi atas sebuah penelitian. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap media memilki ideologi yang berbeda – beda dalam melihat suatu hal. Ideologi yang berbeda– beda ini lah yang pada akhirnya menggiring khalayak kepada satu ide atau arahan tertentu (Eriyanto, 2011:87). Objek wisata alam adalah salah satunya, setiap media akan memiliki cara dan hasil kontruksi yang berbeda dalam mengemasnya. Dan dalam hal ini analisis framing memiliki peranan penting dalam menemukan ideologi media dalam mengemas suatu berita. Dan diharapkan dengan menggunakan analisis framing, tayangan Jejak Petualang tetap menjadi Pioner dan tayangan yang survive diantara tayangan – tayangan wisata lainnya, mengingat saat ini semakin banyaknya tayangan dokumenter lainnya yang bertemakan wisata alam.
Karena jejak petualang mencakup ketiga fungsi tayangan televisi yaitu, menghibur, menyampaikan informasi, juga mendidik dan kontrol sosial bisa jadi memiliki pola atau ideologi tertentu dalam membingkai realitas. Dengan menggunakan analisis framing, tujuan media dalam mengkontruksi makna atau ideologi media atau sebagai sudut pandang. Jejak petualang terhadap isi dari tayangannya dapat ditemukan, karena analisis framing memiliki berbagai macam
(3)
perangkat atau teknik untuk menemukan hal tersebut. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk mencoba menjadikan analisis framing dalam menemukan bagaimana Jejak Petualang dalam membingkai tayangannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah Jejak Petualang di Trans7 sebagai tayangan feature dalam membingkai tayangan wisata alam?”.
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk memahami dan menganalisis Jejak Petualang di Trans7 sebagai tayangan feature dalam membingkai tayangan wisata alam.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak,antara lain :
D.1. Manfaat Akademik
a) memberikan gambaran mengenai framing media di indonesia, khususnya pada tayangan feature dengan model dokumenter oleh jejak petualang.
(4)
D.2. Manfaat Praktis
a) bagi media massa : sebagai bahan masukan untuk lebih mengembangkan tayangannya.
b) bagi pembaca : sebagai pengetahuan mengenai bagaimana media mengkontruksi realitas dan cara pandang media.
c) bagi civitas akademika : sebagai masukan bagi mereka yang meneliti menggunakan analisis framing dalam media massa, khususnya elektronik.
E. Penelitian Terdahulu
E.1. Analisis framing pada media cetak, majalah.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu penelitian terdahulu. yaitu Agung Setiawan dengan judul “PEREMPUAN DALAM KONSTRUKSI MEDIA (Analisis framing Terhadap Rubrik “Jendela Keluarga” Pada Majalah Suara Hidayatullah, Edisi oktober 2003/Syaa’ban 1424 H dan Maret 2004/Muharram 1425 H)”.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis majalah Suara Hidayatullah pada pemberitaan perempuan dalam kontruksi media. Jenis penelitian yang dipakai yaitu kualitatif – interpretatif dengan pendekatan analisi teks media. Tehnik analisis data yang digunakan yaitu model framing milik gamson dan modigliani yang terdiri dari dua perangkat yaitu perangkat framing dan perangkat penalaran. Penelitian ini mendapatkan hasil perempuan memiliki peluang yang sama dengan laki – laki dalam menuntut ilmu dan munculnya pandangan diskriminatif terhadap pendidikan perempuan itu disebabkan antara lain oleh kehidupan masyarakat yang materialistik serta faham feminisme, hak
(5)
pendidikan bagi perempuan sangat penting didalam pendidian keluarga dikarenakan perempuan dalam keluarga muslim, adalah pendidik dan mengajarkan serta keikutsertaan wanita muslimah dalam dunia politik bukanlah hal yang baru. Setelah melakukan penelitian ini berita yang dimuat oleh media adalah hasil dari konstruksi pekerja media, sehinga seringkali tidak sama dengan realitas, bisa juga sama namun ada yang lebih ditonjolkan, dan ada yang dibuang.
Untuk lebih memudahakan membaca dan melihat perbandingan penelitian terdahulu dan sekarang, ada pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
Nama Agung Setiawan Achmad Geys
Judul PEREMPUAN DALAM
KONSTRUKSI MEDIA
(Analisis framing Terhadap Rubrik “Jendela Keluarga” Pada Majalah Suara Hidayatullah, Edisi oktober 2003/Syaa’ban 1424 H dan Maret 2004/Muharram 1425 H)
ANALISIS FRAMING PADA TAYANGAN FEATURE DI TELEVISI (Studi Pada Tayangan Wisata Alam Jejak Petualang di Trans7 versi Demam Emas di Ujung Sumatra)
Tujuan mendeskripsikan dan menganalisis majalah Suara Hidayatullah pada pemberitaan perempuan dalam kontruksi media
memahami dan menganalisis Jejak Petualang di Trans7 sebagai tayangan feature dalam membingkai tayangan wisata alam
(6)
Relevansi Menggunakan metode analisis framing dalam analisis teks media
Menggunakan metode analisis framing pada berita dalam bentuk feature Perbedaan Analisis framing pada rubrik di
majalah
Analisis framing pada tayangan feature di televisi