Analisis Deskriptif dan Tabulasi Silang Cross Tabulation

Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara melalui instrumen kuesioner atau daftar pertanyaan Lampiran 1. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan menemui langsung responden secara tatap muka. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dibuat berdasarkan skala Likert. Pengukuran dengan skala Likert dapat mengetahui sikap responden terhadap sesuatu dan responden diminta menilai dengan skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu. Selanjutnya, penentuan jumlah skala Likert juga merupakan hal yang penting dalam penelitian, di mana penentuan skala Likert sangat terkait dengan subjektivitas peneliti. Penelitian ini menggunakan skala Likert yang dimodifikasi menjadi empat kategori pilihan, yang ditampilkan pada Tabel 1. Hal ini sesuai dengan pendapat Malhotra 2005 yang menyatakan bahwa, untuk menghindari kecenderungan responden menjawab netral yang menyebabkan bias tanggapan, maka skala dengan jumlah kategori genap dapat digunakan. Alasan menggunakan empat kategori tidak lima atau ganjil pilihan dalam penelitian ini adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pengumpulan pilihan jawaban di daerah tengah 3, yang berarti normalsedangcukup. Skala Likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, seperti setuju-tidak setuju, suka-tidak suka dan sebagainya Umar, 2005. Tabel 1 Skor skala Likert A Sangat Tidak Setuju STS Nilai 1 B Tidak Setuju TS Nilai 2 C Setuju S Nilai 3 D Sangat Setuju SS Nilai 4 Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan, selanjutnya diolah agar memiliki makna yang berguna untuk memecahkan masalah yang diteliti. Untuk data-data kualitatif dilakukan analisis deskriptif, sedangkan pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan kode coding untuk menyeragamkan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik SEM dengan pendekatan PLS dengan bantuan Software SmartPLS versi 2.0. Adapun untuk keperluan penolakan atau penerimaan hipotesis, penulis menggunakan taraf signifikansi 5 persen α = 0,05.

1. Analisis Deskriptif dan Tabulasi Silang Cross Tabulation

Analisis deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan data dan penyajian suatu gugus data, sehingga memberikan informasi yang berguna. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menabulasi hasil kuesioner secara manual yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, status perkawinan, masa kerja, pendidikan terakhir, jenjang kepangkatan dan jabatan. Di sisi lain, analisis deskriptif tabulasi silang cross tabulation dilakukan pada data karakteristik responden pendidikan terakhir dengan masa kerja, jenjang kepangkatan dan jabatan. 2. Analisis Structural Equation Modelling SEM dengan Pendekatan Partial Least Squares PLS Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Analisis SEM dengan pendekatan PLS yang digunakan untuk melihat pengaruh langsung antar peubah kepuasan kerja dan peran kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, serta pengaruh tidak langsung peran kepemimpinan terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja. Berdasarkan hasil analisis SEM dengan pendekatan PLS, juga akan diperoleh berbagai indikator yang benar-benar kuat dalam menggambarkan masing-masing variabel latennya. PLS pertama kali dikembangkan oleh Herman Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indikator Ghozali, 2008. PLS merupakan metode analisis yang powerfull, karena dapat diterapkan pada semua jenis skala data distribution free di mana tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu sehingga data dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio. Di samping itu, pendekatan SEM dengan PLS juga tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel yang dibutuhkan juga tidak harus besar. Selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi Ghozali, 2008. Pemodelan analisis jalur dalam PLS terdiri dari 3 set hubungan, yaitu : 1. Inner Model structural model Inner model menspesifikasikan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori. Model persamaannya adalah sebagai berikut:  j = Σ i  ji  i + Σ i  jb  b +  j ………………...………………..…… 1 Dimana  menggambarkan vector endogen dependen variabel laten,  adalah vektor variabel eksogen,  j adalah vector variabel residual,  ji dan  jb adalah koefisien jalur yang menghubungkan prediktor endogen dan laten eksogen sepanjang range indeks i dan b. 2. Outer Model measurement model Outer Model menspesifikasikan hubungan antar variabel laten dengan indikator. Outer Model terdiri dari 2 macam mode, yaitu mode reflective mode A dan mode formative mode B. Mode reflektif merupakan relasi dari peubah laten ke peubah indikator atau “effect”. Sedangkan mode formative merupakan relasi dari peubah indikator membentuk peubah laten “causal”. Blok dengan indikator reflektif memiliki bentuk persamaan sebagai berikut: x =  x  +  y =  y  +  ………………...………………..…………………. 2 Dimana x dan y adalah indikator untuk variabel laten eksogen dan endogen. Sedangkan  x dan  y merupakan matrik loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual diukur dengan  dan  sebagai kesalahan pengukuran. Blok dengan indikator formatif memiliki persamaan sebagai berikut:  =  x X +    = y Y +   ………………...………………..………………. 3 Dimana ,  adalah vektor variabel eksogen,  x dan y adalah koefisien regresi berganda dari variabel laten dan blok indikator, dimana   dan   adalah residual dari regresi. 3. Weight Relation Inner dan Outer model memberikan spesifikasi yang diikuti dalam estimasi algoritma PLS. Nilai kasus untuk setiap variabel laten di estimasi dalam PLS sebagai berikut: ξ b = Σ kb W kb X kb ………………...………………..…………….... 4 η i= Σ ki W ki X ki ………………...………………..……………….... 5 Dimana, W kb dan W ki = k weight yang digunakan untuk membentuk estimasi variabel laten ξ b dan η i . Estimasi variabel laten adalah linear agregat dari indikator yang nilai weight-nya didapat dengan prosedur estimasi PLS seperti dispesifikasikan oleh inner dan outer mo del dimana η adalah vektor variabel laten endogen dependen dan ξ adalah vektor variabel laten eksogen independen. Penelitian ini menggunakan alat analisis SEM dengan pendekatan PLS untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung antar peubah penelitian, yaitu pengaruh peubah kinerja sebagai variabel laten endogenous dan faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja kepuasan kerja dan peran kepemimpinan sebagai variabel laten eksogenous. Diagram alur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Diagram alur penelitian Keterangan :   = Ksi, variabel laten eksogen   = Eta, variabel laten endogen  x = Lamnda kecil, loading faktor variabel latent eksogen  y = Lamnda kecil, loading faktor variabel latent endogen   = Beta kecil, koefisien pengaruh var. endogen terhadap endogen   = Gamma kecil, koefisien pengaruh var. eksogen terhadap endogen   = Zeta kecil, galat model   = Delta kecil, galat pengukuran pada variabel laten eksogen   = Epsilon kecil, galat pengukuran pada variabel latent endogen Operasionalisasi Variabel Definisi dari operasional adalah sebuah definisi yang dibuat dengan kriteria spesifik sesuai dengan kriteria pengukuran dan pengujian Cooper Schindler 2006. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini dioperasionalisasikan ke dalam dua variabel utama, yaitu variabel eksogenous atau variabel independen dan variabel endogenous atau variabel dependen. Secara lebih rinci operasionalisasi masing-masing variabel dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Definisi operasional variabel dan indikator penelitian Variabel Sub variabel Definisi Indikator Laten Endogenous: Kinerja Hasil kerja karyawan selama kurun waktu tertentu yang diukur dari kualitas dan kuantitas output yang dihasilkan Bernadin, 1993 Kualitas kerja Kegiatan yang diberikan oleh suatu organisasi kepada para pegawai dengan memperhatikan mutu, pekerjaan itu diselesaikan sesuai dengan apa yang diperintahkan, sesuai dengan data yang akurat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Y.01= Y.02= bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. diberikan pengetahuan untuk menjalankan pekerjaan. Kuantitas kerja Proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan akan dibutuhkan unuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu. Y.03= Y.04= banyak program kerja dikerjakan sesuai dengan jadwal. sering mengerjakan tugas tambahan disamping tugas rutin. Ketepatan waktu Waktu penyelesaian tugas pekerjaan sesuai dengan waktu yang diberikan. Y.05= Y.06= menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. memanfaatkan waktu dengan baik dalam bekerja. Efektivitas kerja Tingkatan di mana penggunaan sumber daya organisasi yang di dalamnya menyangkut penggunaan fasilitas kantor berupa manusia, teknologi, dan keuangan untuk mendapatkan hasil yang tertinggi. Y.07= Y.08= merencanakan pekerjaan dengan baik. melakukan pekerjaan secara efektif. Lanjutan Tabel 2 Variabel Sub variabel Definisi Indikator Kemandirian Tingkatan di mana seorang karyawan dapat melakukan pekerjaannya tanpa perlu meminta pertolongan atau bimbingan dari atasannya. Y.09= Y.10= bekerja secara mandiri, sehingga tidak bergantung pada orang lain. mampu menemukan solusi atas permasalahan dalam pekerjaan tanpa petunjuk atasan. Komitmen Di mana seorang pegawai merasa percaya diri, punya keinginan yang baik dan bekerja sama dengan rekan kerja. Y.11= Y.12= berupaya menyelesaikan tugas yang diberikan atasan dengan penuh tanggung jawab melebihi kepentingan pribadi. mampu bekerja sama dalam sebuah tim kerja. Laten Eksogenous: Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi pegawai mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting Luthan, 2005 Kebijakan dan administrasi Berhubungan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan, perhatian perusahaan kepada kepentingan pegawai dan sistem penggajian. X1.01= X1.02= X1.03= kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh organisasi maupun pimpinan menguntungkan kedua belah pihak. administrasi keuangan yang berhubungan dengan gajitunjangan sudah berjalan dengan baik. administrasi kepegawaian yang berhubungan dengan dokumen pegawai sudah berjalan dengan baik. Supervisi Hubungan antara pimpinan dan bawahan serta pengawasan kerja. X1.04= X1.05= X1.06= sikap supportif dan positif pimpinan dalam melakukan pengawasan terhadap pekerjaan. pimpinan memberikan bimbingan dalam bekerja. pimpinan memberikan solusi dari setiap permasalahan. Gajiupah Besarnya gaji, kesesuaian gaji dengan pekerjaan. X1.07= X1.08= X1.09= gajiupah yang sudah sesuai dengan apa yang dikerjakan. tunjangan kinerja daerah yang diberikan sudah sesuai. tunjangan kesehatan yang diberikan sudah memadai. Hubungan antar pribadi Hubungan antar pegawai di organisasi. X1.10= X1.11= hubungan dengan sesama rekan kerja sudah harmonis dan baik. hubungan dengan sesama rekan kerja dapat mendorong keberhasilankesuksesan pekerjaan. Lanjutan Tabel 2 Variabel Sub variabel Definisi Indikator Kondisi kerja Meliputi lingkungan kerja, keamanan dan peralatan kerja. X1.12= X1.13= X1.14= keamanan kerja terjamin. tempat kerja tidak memiliki tingkat resiko yang berbahaya. organisasi sudah menyediakan alat-alat kerja yang baik di tempat kerja. Keberhasilan pelaksanaan Tolak ukur tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan menggunakan standar tertentu. X1.15= X1.16= X1.17= peningkatan pendapatan selalu berdasarkan prestasi kerja. peningkatan jabatan selalu berdasarkan prestasi kerja. penilaian prestasi kerja sudah dilakukan dengan baik. Pengakuanpenghar gaan Pujian atas pekerjaan yang telah dilakukan dan penghargaan terhadap prestasi pegawai. X1.18= X1.19= mendapatkan promosi jika melaksanakan pekerjaan dengan baik. ucapan terima kasih pimpinan ketika menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan itu sendiri Meliputi tugas-tugas yang diberikan, variasi dalam pekerjaan, dan kesempatan untuk belajar. X1.20= X1.21= X1.22= sukaantusias dengan pekerjaan saat ini. sudah menempatkan pegawai pada pekerjaan yang memberikan tantangan untuk maju. menempatkan pegawai sesuai dengan pendidikan yang dimiliki. Tanggung jawab Dapat menanggung segala sesuatu. X1.23= X1.24= diberikan tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan. hadir tepat waktu dalam bekerja. Pengembangan Peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan di masa yang akan dating. X1.25= X1.26= X1.27= kesempatan mengikuti pendidikan. kesempatan mengikuti pelatihan. kesempatan untuk mengambil keputusan bagi penyelesaian pekerjaan. Peran Kepemimpinan Pemimpin manajer yang berorientasi peningkatan kemampuan berfokus pada pengembangan ketrampilan-ketrampilan pegawai untuk meningkatkan kualitas kinerja pegawai Chalagalla Shervani, 1998 Mencontohkan Caranya Modelling The Way Pimpinan dapat mencontohkan perilaku yang diharapkan dari orang lain secara efektif. X2.01= X2.02= X2.03= memberikan contoh dalam mematuhi peraturanpelaksanaan disiplin. memberikan keyakinan yang tinggi dalam menjalankan tugas. memperbaiki sikap jika melakukan kesalahan. Lanjutan Tabel 2 Variabel Sub variabel Definisi Indikator Menginspirasi Visi Bersama Inspiring a Shared Vision Pimpinan menginspirasi visi mengkomunikasikan melalui bahasa yang jelas dan ekspresif. X2.04= X2.05= X2.06= melibatkan pegawai untuk menentukan visi organisasi. mengkomunikasikan visi. memberikan arahan bekerja sesuai visi. Menantang Proses Challenging The Process Pimpinan mengenali ide-ide bagus, mendukung ide tersebut dan ketersediaannya untuk menantang sistem kerja yang ada dan penggunaan sistem baru. X2.07= X2.08= X2.09= penggunaan metode baru untuk menyelesaikan masalah. memberikan pekerjaan di luar rutinitas. bersedia mengambil resiko. Memungkinkan Orang Lain Bertindak Enabling Other to Act Pemimpin membuat bawahan merasa kuat dan mampu, sehingga dapat memberikan kinerja yang baik dan setia dalam jangka waktu yang lama. X2.10= X2.11= X2.12= menciptakan suasana saling percaya, saling menghormati dan menghargai. melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. menanamkan sikap positif kepada bawahan. Menyemangati Jiwa Encouraging The Heart Tindakan tulus yang dilakukan pimpinan untuk memperdulikan bawahan, sehingga dapat mengangkat semangat dan membuat orang terus maju. X2.13= X2.14= X2.15= memberikan semangat kepada bawahan. memberikan pujian. merayakan keberhasilan suatu program kerja. Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2013 Hasil dan Pembahasan Sejarah Terbentuknya Diskominfomas DKI Jakarta Humas dibentuk pada Tahun 1962, di mana Walikota Jakarta Raya saat itu, Soemarno acap kali berpidato tanpa teks. Urusan catat mencatat pidato kemudian menjadi tanggung jawab jabatan penerangan DKI Jakarta Raya yang dikepalai oleh Soemarno Hadisoemantoro. Lalu ia pun menunjuk Syariful Alam selaku Kepala Bagian Penerangan dan Publisitas untuk mengemban tugas tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, maka tugas pun berkembang. Dari tugas pencatat pidato Walikota DKI Jakarta berkembang dengan keharusan menyebarkan pidato tersebut ke pihak pers, hingga melayani pers dengan informasi tentang kebijakan Walikota DKI Jakarta. Setelah berada di bawah gubernur Ali Sadikin, Tahun 1966, Humas dilembagakan. Syariful Alam menjadi Kepala Bagian Humas, di bawah Biro II Biro Kepala Daerah dipimpin oleh Ir. Wardiman Djojonegoro. Saat itu Humas bekerja dengan lima orang staf. Masing- masing bertugas sebagai petugas realease, juru kamera TV, juru foto, petugas kliping dan petugas administrasi. Mereka melayani sekitar 30 orang wartawan. Selama dua periode kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin 1966 – 1977, jumlah karyawan Humas bertambah karena kegiatan internal maupun eksternal kian meningkat. Didukung situasi dan kondisi serta kedekatan Humas dengan pucuk pimpinan gubernur, Humas waktu itu cukup disegani, baik oleh jajaran Pemda sendiri, maupun pihak instansi luar, seperti sipilswasta ABRI. Hubungan dan kerjasama dengan pihak media massa cetak maupun elektronik sangat baik. Sebagai indikator, terlihat seringnya pemberian media cetak saat itu, menempatkan berita kegiatan, kebijakan Gubernur pada halaman utama sebagai berita utama. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001, seluruh unit yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalami perubahan, tidak terkecuali Biro Humas yang berganti nama manjadi Biro Humas Dan Protokol. Biro Humas dan Protokol merupakan penggabungan dua unit kerja yang ada sebelumnya yang diatur dalam Perda No. 10 Tahun 1992, yaitu Biro Humas dan sebagian tugas dan fungsi dari Biro Administrasi Pimpinan dan Protokol APP. Sebagian lain dari tugas dan fungsi Biro APP dilebur ke dalam Biro Umum. Untuk Biro Humas dan Protokol ini, berdasarkan surat keputusan Gubernur No. 2264 Tahun 2001, tanggal 19 September 2001, Drs. Muhayat tetap menjadi Kepala Biro. Untuk meningkatkan Pelaksanaan Daerah yang berorientasi pada pelayanan publik dan pengembangan informasi serta memperhatikan kewenangan Pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi berdasarkan UU No. 221999, telah diterbitkan Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka dibentuklah Diskominfomas sebagai gabungan antara Kantor Pengelola Teknologi Informasi KPTI, Biro Humas dan Protokol Bidang Humas dan Dinas Perhubungan Bidang POS dan Telekomunikasi, dengan adanya penambahan beberapa fungsi yang sebelumnya ditangani instansi lain. Diskominfomas DKI Jakarta dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Tugas Pokok dan Fungsi Diskominfomas DKI Jakarta Tugas pokok Diskominfomas DKI Jakarta adalah melaksanakan urusan komunikasi, informatika, dan kehumasan. Fungsi Diskominfomas DKI Jakarta: 1. Penyusunan, dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas komunikasi, informatika, dan kehumasan; 2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan komunikasi, informatika, dan kehumasan; 3. Pelaksanaan kehumasan; 4. Pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan teknologi informasi; 5. Pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan komunikasi; 6. Pembinaan pos dan telekomunikasi; 7. Pembinaan, dan pengembangan tenaga fungsional pranata kehumasan dan pranata komputer; 8. Pengembangan jejaring kerja kehumasan; 9. Publikasi, pelayanan informasi dan pendokumentasian kegiatan kebijakan pemerintah daerah; 10. Fasilitasi dan pengoordinasian akses publik terhadap pemerintah daerah; 11. Pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan klarifikasi sikap masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah; 12. Pengelolaan media cetak dan elektronik; 13. Pelayanan, pembinaan, dan pengendalian perizinan danatau rekomendasi usaha pos, telekomunikasi dan informatika; 14. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi di bidang komunikasi dan informatika; 15. Pengawasan dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan usaha pos, telekomunikasi dan informatika; 16. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah; 17. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan dinas komunikasi, informatika, dan kehumasan; dan 18. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi. Diskominfomas DKI Jakarta memiliki visi, yaitu “Membangun citra kota Jakarta yang nyaman dan sejahtera untuk semua”. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan ketersediaan berita, data, dan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat dan atau media massa; 2. Meningkatkan wawasan dan kepedulian masyarakat, baik secara individual, komunal maupun institusional; 3. Mendukung terwujudnya peningkatan sarana prasarana komunikasi dan informatika; 4. Mendukung terwujudnya peningkatan efisiensi dan transparansi birokrasi. Struktur Organisasi Diskominfomas DKI Jakarta Diskominfomas DKI Jakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2008 dengan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Diskominfomas DKI Jakarta dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Pemerintahan. Bagan susunan organisasi Diskominfomas DKI Jakarta sebagaimana tercantum dalam Lampiran 4. Diskominfomas DKI Jakarta mempunyai struktur organisasi untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai berikut: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Subbagian Umum; 2. Subbagian Kepegawaian; 3. Subbagian Program dan Anggaran; 4. Subbagian Keuangan. c. Bidang Media Massa, terdiri dari: 1. Seksi Analisa dan Monitoring Berita; 2. Seksi Kemitraan dan Kerjasama Kehumasan; 3. Seksi Penyiapan Materi dan Publikasi. d. Bidang Informasi Publik, terdiri dari: 1. Seksi Informasi Publik; 2. Seksi Penerbitan dan Media Luar Ruang; 3. Seksi Data dan Informasi Kehumasan. e. Bidang Infrastruktur Perangkat Lunak, terdiri dari: 1. Seksi Sistem Perangkat Lunak; 2. Seksi Sistem Basis Data; 3. Seksi Telematika. f. Bidang Sistem Informasi Manajemen, terdiri dari: 1. Seksi Manajemen Pemerintahan; 2. Seksi Manajemen Perekonomian, Keuangan, dan Administrasi; 3. Seksi Manajemen Pembangunan. g. Bidang Infrastruktur Perangkat Keras, terdiri dari: 1. Seksi Operasi Perangkat Keras; 2. Seksi Pengelolaan Jaringan; 3. Seksi Pemeliharaan. h. Bidang Pos dan Telekomunikasi, terdiri dari: 1. Seksi Pos; 2. Seksi Telekomunikasi. Di setiap Kota Administrasi dan Kabupaten Administrasi dibentuk Suku Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan. Susunan organisasi Suku Diskominfomas Kota Administrasi, terdiri dari: a. Kepala Suku Dinas; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Kehumasan; d. Seksi Infrastruktur Teknologi Informasi; e. Seksi Sistem Informasi; f. Seksi Pos dan Telekomunikasi. Susunan organisasi Suku Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan Kabupaten Administrasi, terdiri dari: a. Kepala Suku Dinas; b. Subbag Tata Usaha; c. Seksi Kehumasan; d. Seksi Teknologi Informasi, Komunikasi, Pos, dan Telekomunikasi. Identitas Responden Sebanyak 70 kuesioner telah didistribusikan kepada PNS di lingkungan Diskominfomas, Balaikota DKI Jakarta, di mana jumlah populasinya sebanyak 179 orang PNS. Penelitian ini mengenai peran kepuasan kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai yang merupakan refleksi dari sikap seseorang terhadap pekerjaanya dan sebagaimana dimaklumi sikap pegawai dalam memberikan jawaban sangat dipengaruhi oleh karakter masing-masing pada saat yang bersangkutan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Sedangkan karakter seseorang erat hubungannya dengan jenis kelamin, usia, status, masa kerja, pendidikan, jenjang kepangkatan dan jabatan. Berikut ini gambaran responden berdasarkan kriteria tersebut, yaitu :

1. Responden berdasarkan jenis kelamin

Dokumen yang terkait

Identity And Ideology Of Toba Batak In ―O Tano Batak‖ Song Lyrics

0 68 8

Relationship Motivation In Improving Performance of Civil Servants (Studies in North Sumatera Provincial Foresty Office)

0 22 141

Diversity and Distribution of Dragonfly (Odonata:Insecta) in the Kerian River Basin, Kedah-Malaysia

0 27 14

THE IMPACT OF POLICY ABOUT ASSIGNMENT SECRETARY OF THE VILLAGE BE A CIVIL SERVANT TO COMMUNICATION PATTERN AND PERFORMANCE OF VILLAGE GOVERNANCE IN OGAN KOMERING ULU DISTRICT

0 25 125

Relation Of Corporate Public Communication Activities In The Program Of Corporate Social Responsibility With Public Satisfaction And Conflict Behavior.

0 23 475

Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai ( Studi Kasus pada Pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Republik Indonesia)

0 2 147

The activities of public relation division in information and communication bureau Surakarta city government

0 3 49

THE INFLUENCE OF COMMUNICATION AND LEADERSHIP TO THE PERFORMANCE OF EMPLOYEE AT ORTHOPAEDIC HOSPITAL The Influence Of Communication And Leadership To The Performance Of Employee At Orthopaedic Hospital Prof.Dr.R. Soeharso Of Surakarta.

0 1 16

INFLUENCE OF LEADERSHIP TO SATISFACTION OF EMPLOYEE AFFECT TO THE PERFORMANCE OF EMPLOYEE AT DEPARTMENT OF Influence Of Leadership To Satisfaction Of Employee Affect To The Performance Of Employee At Department Of Management Market Of Surakarta (Dinas Pe

0 3 19

Agustina Hafani Performance Appraisal for Civil Servant in Department of Public Works

0 0 16