Analisis Komparatif Keberdaan Fosfat Pascaaerasi Hipolimnion pada Lokasi Keramba Jaring Apung di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat

Selama waktu aerasi terjadi penurunan konsentrasi ortofosfat seiring dengan peningkatan konsentrasi oksigen terlarut. Penurunan konsentrasi ortofosfat terbesar terjadi pada waktu pengamatan jam ke-5 di tiap titik pengamatan, yaitu sebesar 97,25; 97,25; dan 97,56 dibandingkan dengan waktu pengamatan pra aerasi. Berdasarkan hasil uji F Lampiran 16 dapat diketahui bahwa hanya perlakuan waktu pengamatan yang memberikan pengaruh berbeda nyata p 0,05 terhadap konsentrasi ortofosfat. Hubungan antara parameter ortofosfat dengan oksigen terlarut waktu pengamatan aerasi disajikan pada Lampiran 14. Konstanta b yang bernilai minus -0,690; -0,489; dan -0,25 pada grafik regresi antara konsentrasi oksigen terlarut dan ortofosfat menunjukan bahwa antara konsentrasi ortofosfat dan oksigen terlarut memiliki hubungan berbanding terbalik. Artinya bahwa selama pengamatan waktu aerasi konsentrasi ortofosfat menurun saat konsentrasi oksigen terlarut meningkat. Pendugaan waktu aerasi optimal untuk menurunkan konsentrasi ortofosfat pada jam ke-0 pra aerasi menjadi konsentrasi ortofosfat yang diharapkan 0,1 mgl dapat diduga dengan menggunakan dua persamaan regresi, yaitu persamaan regresi antara konsentrasi ortofosfat dengan oksigen terlarut waktu pengamatan pra aerasi dan aerasi dan persamaan antara oksigen terlarut dengan waktu pengamatan waktu pengamatan pra aerasi dan aerasi Lampiran 17. Pendugaan dilakukan pada titik pengamatan yang memiliki konsentrasi ortofosfat awal pra aerasi yang melebihi konsentrasi yang diharapkan 0,1 mgl, yaitu pada jarak aerasi 0 m 0,182 mgl. Konsentrasi oksigen terlarut optimal untuk menurunkan konsentrasi ortofosfat menjadi sebesar 0,1 mgl didapat dengan cara menghitung persamaan regresi grafik hubungan antara konsentrasi ortofosfat dan oksigen terlarut di titik pengamatan 0 m, dengan hasil perhitungan yang didapat adalah sebesar 0,195 mgl. Hasil perhitungan konsentrasi oksigen terlarut tersebut kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi antara konsentrasi oksigen terlarut dan waktu pengamatan aerasi untuk menentukan lamanya waktu aerasi optimal yang dibutuhkan dalam menurunkan konsentrasi orofosfat. Hasil yang didapat adalah bahwa untuk menurunkan konsentrasi ortofosfat di titik pengamatan 0 m diperlukan waktu 30 menit aerasi.

3. Fosfat Total

Aerasi hipolimnion yang dilakukan mampu mempengaruhi konsentrasi fosfat total pada lokasi penelitian. Persentase perubahan konsentrasi fosfat total dan oksigen terlarut waktu pengamatan disajikan pada Lampiran 12. Berdasarkan hasil uji F Lampiran 16 dapat diketahui bahwa hanya perlakuan waktu pengamatan yang memberikan pengaruh berbeda nyata p 0,05 terhadap konsentrasi fosfat total. Selama waktu pengamatan aerasi konsentrasi fosfat total mengalami penurunan seiring dengan peningkatan konsentrasi oksigen terlarut di titik pengamatan Lampiran. 12. Konsentrasi fosfat total mengalami penurunan pada titik pengamatan waktu pengamatan 0 m dan 1,5 m. Peningkatan konsentrasi oksigen terlarut pada waktu pengamatan aerasi jam ke-10 di titik pengamatan 0 m sebesar 90 dapat menurunkan konsentrasi fosfat total sebesar 14,19. Peningkatan konsentrasi oksigen terlarut pada waktu pengamatan aerasi jam ke-10 di titik pengamatan 1,5 m sebesar 87,5 dapat menurunkan konsentrasi fosfat total sebesar 51,19. Fosfat total menggambarkan jumlah keseluruhan fosfat yang ada di perairan, dengan sebagian besar dalam bentuk organik dan sebagian kecil dalam bentuk anorganik. Penurunan konsentrasi fosfat total yang terjadi dikarenakan fosfat total terdekomposisi menjadi bentuk anorganik terlarut kemudian berikatan dengan ion Fe, Ca, dan Al dan mengendap di dasar perairan. Grafik regresi hubungan antara konsentrasi fosfat total dan bahan organik COD memperlihatkan bahwa konsentrasi fosfat total dan COD Lampiran 15 memiliki hubungan berbanding lurus nilai konstanta b sebesar 0,037; 0,009; dan 0,013. Artinya selama waktu pengamatan aerasi terjadi penurunan konsentrasi fosfat total seiring dengan menurunnya konsentrasi COD.

4. Parameter Pendukung

Aerasi hipolimnion yang dilakukan diharapkan mampu meperbaiki kualitas air berupa parameter-parameter yang mempengaruhi keberadaan fosfat di perairan. Konsentrasinilai parameter pendukung tersebut disajikan pada Lampiran 12. Selama waktu pengamatan terlihat bahwa hanya tiga titik pengamatan yang mengalami peningkatan konsentrasi oksigen terlarut, yaitu pada titik pengamatan 0 m; 1,5 m; dan 3 m. Hal ini menunjukkan bahwa alat aerasi seperti yang digunakan dalam penelitian ini hanya mampu meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut hingga jarak 3 m. Berdasarkan hasil uji F Lampiran 16 dapat diketahui bahwa perlakuan jarak aerasi titik pengamatan dan waktu pengamatan yang memberikan pengaruh berbeda nyata p 0,05 terhadap konsentrasi oksigen terlarut. Jarak aerasi yang berpengaruh nyata adalah peningkatan konsentrasi oksigen terlarut titik pengamatan 0 m dan 1,5 m, titik pengamatan 0 m dan 3 m. Waktu pengamatan yang berpengaruh nyata adalah peningkatan konsentrasi oksigen terlarut waktu pengamatan pra aerasi jam ke-0 dan waktu pengamatan aerasi jam ke-10, waktu pengamatan aerasi jam ke-5 dan waktu pengamatan aerasi jam ke-10. Selama waktu pengamatan terlihat juga bahwa konsentrasi parameter COD mengalami penurunan seiring dengan peningkatan konsentrasi oksigen terlarut di titik pengamatan 0-3 m. Konsentrasi COD mengalami penurunan hingga rata-rata sebesar 51,42 pada waktu pengamatan jam ke-5 dan 38,58 pada waktu pengamatan jam ke-10 Lampiran 6. Hal tersebut tersebut terjadi karena peningkatan konsentrasi terlarut dapat meningkatkan proses dekomposisi dan oksidasi bahan organik. Kondisi Hipolimnion Setelah Aerasi Dihentikan Aerasi hipolimnion yang dilakukan terbukti mampu memperbaiki kondisi kualitas air pada titik pengamatan 0-3 m, dan diharapkan kondisi tersebut masih dapat dipertahankan setelah aerasi dihentikan. Hasil pengamatan waktu pengamatan pascaaerasi jam ke-15 dan jam ke-20 disajikan pada Lampiran 12. Aerasi yang dilakukan pada waktu pengamatan aerasi jam ke-5 dan jam ke- 10 terbukti dapat meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut O 2 pada lapisan hipolimnion hingga titik pengamatan 3 m. Diharapkan konsentrasi oksigen yang